MAKALAH
HUKUM LINGKUNGAN
Oleh
PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
Medan ....................................................................................... 12
A. Kesimpulan .............................................................................. 20
B. Saran ......................................................................................... 21
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya aktifitas pembangunan di kota yang sedang berkembang
mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak merata. Tinggi angka
pertambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan
prasarana, sarana, serta standar dalam pelayanan di bidang lingkungan yang
sebanding berpotensi menurunkan kualitas lingkungan. Dengan kata lain
bertambahnya jumlah penduduk akan berbanding lurus terhadap produksi
timbulan sampah yang ada, sehingga timbulah pemikiran untuk memproses
sampah-sampah tersebut agar tidak mengganggu kelestarian mahluk hidup.
Sampah adalah barang terbuang dan tidak terpakai lagi serta hanya
memakan tempat untuk di tampung dan menyebabkan kesehatan manusia
lamakelamaan akan menurun, dan akibat dari dampak sampah yang tidak
memiliki nilai dan hanya akan menambah permasalahan saat pengelolaannya yang
tidak tepat. Di dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) adalah sebagian dari
benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi
atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelangsungan
hidup. Dalam ilmu kesehatan, keseluruhan dari benda atau hal-hal yang dipandang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang tersebut,
disebut benda-benda sisa atau benda-benda bekas (waste).1
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang
punya dan bersifat padat. Sementara didalam Naskah Akademis Rancangan
Undang-undang Persampahan disebutkan sampah adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang berwujud padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai maupun tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.2
1
W. Arya, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta, C.V andi Offset, 2014, hal. 2
2
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan: Cetakan Kedelapan, Yogyakarta, Gadjah
Mada University Press, 2009, hal. 16
1
2
bahwa seluruh Kota atau Kabupaten yang memiliki tempat pembuangan akhir
sistem open dumping harus segera dilakukan penutupan sebelum 5 tahun sejak
peraturan ini. Tempat pembuangan akhir sampah kota dengan sistem ini banyak
menimbulkan masalah lingkungan dan sosial akibat adanya lindi yang keluar.
TPA Terjun yang berada di Kecamatan Medan Marelan memiliki lokasi cadangan
yang belum di pergunakan seluas 4 hektar. Hal ini memungkinkan untuk
melaksanakan UU No. 18 Tahun 2008 untuk mengganti TPA dengan sistem
sanitary landfill.5
Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan (pemusnahan) sampah dengan
cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya , dan
kemudian menimbunnya dengan tanah. Lokasi yang dipergunakan biasanya jauh
dari pemukiman untuk menghindarkan berbagai masalah sosial karena bau
menyengat yang dihasilkan dari pembusukan sampah. Hal ini juga dilakukan agar
bibit penyakit yang ada dalam sampah tidak sampai ke wilayah pemukiman.6
Medan merupakan kota terbesar di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Kota
Medan tergolong salah satu kota besar di Indonesia dengan luas wilayah
lebihkurang 26.510 Km2 yang dibagi atas 21 Kecamatan serta mencakup 151
Kelurahan, dengan jumlah penduduknya mencapai sekitar 2.135.516 Jiwa tahun
2013, serta menghasilkan jumlah timbulan sampah sekitar 2.100 ton perharinya
(Dinas kebersihan kota medan 2016). 7
Kota Medan sebelumnya ada 2 (dua) lokasi yang dijadikan TPA yaitu TPA
Terjun di Medan Utara dan TPA Air Terjun di Medan Selatan. Namun saat ini
lokasi TPA yang masih berfungsi hanya di TPA Terjun yang lokasinya berada di
Kecamatan Medan Marelan. Terbatasnya luas lahan tempat pembuangan akhir
mempengaruhi teknis opersional pengelolaan sampah terutama pelayanan dan
juga timbunan. Sampah di TPA Terjun ini berasal dari sampah rumah tangga,
sekolah atau lembaga pendidikan, perkantoran, industri, maupun pusat
perdagangan. Dampak dari peningkatan aktivitas manusia, lebih lanjut
5
Ibid.
6
http://www.lingkungan.lovelybogor.com/mengenal-sanitary-landfill-sistem-pengelolaan-
sampah-yang-banyak-digunakan-di-indonesia/
7
Data Dinas Kebersihan Kota Medan 2016
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah dan Klasifikasi Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai
lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam
kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan Amerika membuat batasan
sampah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan
tidak terjadi dengan sendirinya.8
Dari penjelasan tersebut penulis berpendapat dikatakan bahwa tidak semua
sampah mampu diolah/ didaur ulang kembali untuk mendapatkan keuntungan
seperti yang diharapkan sebelumnya. Seperti halnya sisa dari benda-benda yang
keluar dari bumi akibat gunung meletus, hal ini tidak dapat digunakan sebagai
sampah yang mampu dikelola sebagai kerajinan tangan atau yang memiliki nilai
ekonomi. Akan tetapi mampu digunakan sebagai kompos atau tanah subur, karena
memiliki unsur hara didalamnya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil
suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga
bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah,
misalnya: benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat gunung
meletus, banjir, pohon yang tumbang akibat angin ribut dan sebagainya bukanlah
merupakan sampah sebagaimana mestinya.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat (UU No 18 Pengelolaan sampah Tahun 2008). Sampah
adalah segala sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia,
termasuk yang dilakukan industri tetapi yang bukan biologis karena human wastes
tidak termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat, karena air bekas tidak
termasuk di dalamnya.
8
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni, Jakarta, PT. Rineka
Cipta, 2011, hal. 190
7
9
Alkadri Dkk, Tiga Pilar Pengembangan Wilayah, Jakarta, Pusat Pengkajian Kebijakan
Teknologi Pengembangan Wilayah-BPPT, 1999, hal. 163
8
Sampah akan menjadi beban bumi, artinya ada resiko-resiko yang akan
ditimbulkannya. Ketidakpedulian terhadap pengelolaan sampah berakibat
terjadinya degradasi kualitas lingkungan yang tidak mampu memberikan
kenyamanan untuk hidup. Keadaan tersebut bisa lebih terpicu oleh pola perilaku
warga atau penduduk yang tidak ramah terhadap lingkungan, seperti membuang
sampah di badan jalan, di lahan kosong serta di saluran air (drainase/parit busuk).
Masalah sosial muncul seiring dengan terjadinya perbedaan antara nilai, moral
dan peranata-peranata masyarakat dengan realita, kenyataan atau kondisi yang
terjadi di masyarakat itu sendiri.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsional
struktural ialah yang menganggap masyarakat sebagai organisasi biologis yaitu
terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, ketergantungan tersebut
merupakan hasil atau konsekuensi agar organisasi tersebut tetap dapat bertahan
hidup. Menurut teori ini, masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri
atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam
keseimbangan sehingga perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa
perubahan terhadap bagian yang lain.10
Teori struktural fungsional pada awalnya berangkat dari pemikiran Emile
Durkheim, dimana pemikiran Durkheim ini dipengaruhi oleh Aguste Comte dan
Herbert Spencer. Comte dengan pemikirannya mengenai analogi organisasi
kemudian dikembangkan oleh Herbert Spencer dengan membandingkan dan
mencari kesamaan antara masyarakat dengan organisasi, hingga akhirnya
berkembang menjadi apa yang disebut dengan Requsisite functionalism. Dukheim
mengungkapkan bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan di mana di dalamnya
terdapat bagian-bagian yang dibedakan. Bagian tersebut saling ketergantungan
satu sama lain dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan
merusak keseimbangan sistem.11
Kemudian teori struktural fungsional dikembangkan dan dipopulerkan
oleh Talcott Parsons (1902-1978). Talcott Parsons adalah seorang sosiolog
10
Ritzer George dan Barry Semart, Teori Sosial, Bandung, PT. Nusa Media, 2012, hal. 25
11
https://id.wikipedia.org/wiki/Fungsionalisme_struktural
9
12
Grathoff, Richard, Kesesuaian antara Alfred Schutzdan Talcott Parsons:Teori Aksi
Sosial, Jakarta, PT. Kencana, 2000, hal. 67-87
13
http://irwanugraha1.blogspot.com/2012/10/permasalahan-sosial-dalam-ruanglingkup.
html
10
14
Ibid.
11
15
Makarao, Mohammad Taufik, Aspek-Aspek Hukum Lingkungan, Jakrta, PT. Indeks
Kelompok Gramedia, 2006, hal. 160
16
S. Alex, Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik, Yogyakarta,
Pustaka Baru Press, 2012, hal. 9-10.
12
17
http://mily.wordpress.com/2009/02/28/sampah
13
18
Ibid.
14
tempai air mineral dan sebagainya dan sampah yang bahan dasarnya selain
dari plastik. Seperti kayu, kertas, kain, karet dan lainnya.
19
Anggie Sigit Pramukti dan Meylani Chahyaningsih, Pengawasan Hukum Terhadap
Aparatur Sipil Negara, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2016, hlm. 2
20
Ibid., hlm 13
21
Gary Dessler dan Agus Dharma, Manajemen Personalia, Edisi tiga Jakarta, Erlangga,
2009, hlm 2.
16
25
The Liang Gie, Pertumbuhan Daerah Pemerintahan Daerah di Negara Kesatuan
Republik Indonesia ( Jakarta: Gunung Agung, 2006) hal. 44
26
Daan Suganda, Sistem Pemerintahan Republik Indonesia, Pemerintahan di Daerah,
(Bandung : Sinar Baru, 1992) hal. 87
18
Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu peristiwa hukum,
yang dapat berwujud:29
2. Lahir, berubah atau lenyapnya suatu hubungan hukum antara dua atau
lebih subjek hukum, dimana hak dan kewajiban pihak yang satu
berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain. Contohnya, X
mengadakan perjanjian sewa-menyewa rumah dengan Y, maka lahirlah
hubungan hukum antara X dan Y apabila sewa menyewa rumah
berakhir, yaitu ditandai dengan dipenuhinya semua perjanjian sewa-
menyewa tersebut, maka hubungan hukum tersebut menjadi lenyap.
27
Rianto Nugroho D, Otonomi Daerah (Desentalisasi Tanpa Revolusi), (Jakarta, Elek
Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2000) hal. 90
28
R. Soeroso, Praktek Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2006 hal. 295
29
Ibid.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut:
1. Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak
dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak
digunakan lagi dalam kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli
kesehatan Amerika membuat batasan sampah (waste) adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan
sendirinya.
2. Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokan menjadi
efek yang langsung dan efek tidak langsung.Yang dimaksud efek
langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak langsung dengan
sampah tersebut. Misalnya sampah yang korosif terhadap tubuh yang
karsiogenik dan lainnya. Sampah rumah tangga yang cepat membusuk
dapat mengandung kuman patogen yang dapat menimbulkan penyakit.
Sedangkan efek yang tidak langsung adalah pengaruh tidak langsung
dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan pembakaran, dan
pembuangan sampah. Efek tidak langsung lainnya dapat berupa
penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah.
3. Kebijakan pengelolaan sampah di Kota Medan dapat dilihat melalui
dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011.
Hal ini dilakukan guna melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
sampah di Kota Medan. Dalam menjalankan fungsi pengawasan
tentunya dilakukan oleh pemerintah daerah dengan perangkatnya.
Pemerintahan Daerah merupakan salah satu alat dalam sistem
penyelenggaraan Pemerintahan . Pemerintahan daerah ini merujuk
pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil dari sebuah
negara dimana negara Indonesia merupakan sebuah negara yang
wilayahnya terbagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah provinsi itu
21
dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah
provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai Pemerintahan
daerah yang diatur dengan undang-undang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi pemerintah lebih memperhatikan peralatan yang dingunakan,
tempat pengumpulan atau wadah sampah secara merata serta petugas-
petugas ditambah sehingga pelayanan yang diberikan mampu memberi
dampak kepada kebersihan dan kesehatan lingkungan.
2. Melakukan sosialisasi penangan sampah rumah tangga yang baik dan
benar dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat serta mengikut
sertakan masyarakat dalam berbagai kengiatan yang bada
hubungnannya dengan pelestarian lingkungan. Seperti penyuluhan
pengelolaan sampah, pemberdayaan ibu-ibu dalam mengelola sampah
rumah tangga, dan sosialisasi hidup sehat dan bersih didalam keluarga.
3. Menjadikan sampah sebagai satu peluang usaha bernilai ekonomis
yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan disamping dapat
mengatasi tingginya volume sampah yang dihasilkan warga.
22
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Alex, S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik,
Yogyakarta, Pustaka Baru Press
Alkadri. 1999. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah, Jakarta, Pusat Pengkajian
Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah-BPPT
Arya, W. 2014. Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta, C.V andi Offset
Chandra, Budiman. 2016. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta, EGC
D, Rianto Nugroho. 2000. Otonomi Daerah (Desentalisasi Tanpa Revolusi),
Jakarta: Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia
Dessler, Gary dan Agus Dharma. 2009. Manajemen Personalia, Edisi tiga Jakarta,
Erlangga
George, Ritzer dan Barry Semart. 2012. Teori Sosial, Bandung, PT. Nusa Media
Gie, The Liang. 2006. Pertumbuhan Daerah Pemerintahan Daerah di Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Jakarta: Gunung Agung
HR, Ridwan. 2011. Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Rajawali Pers
Manik, K. E. S. 2016. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta, Kencana Prenada
Media
Mohammad Taufik, Makarao. 2006. Aspek-Aspek Hukum Lingkungan, Jakrta, PT.
Indeks Kelompok Gramedia
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat : Ilmu Dan Seni, Jakarta,
PT. Rineka Cipta
Nugroho, D.Rianto. 2000. Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pramukti, Anggie Sigit dan Meylani Chahyaningsih. 2016 Pengawasan Hukum
Terhadap Aparatur Sipil Negara, Yogyakarta, Pustaka Yustisia
Richard, Grathoff. 2000. Kesesuaian antara Alfred Schutzdan Talcott
Parsons:Teori Aksi Sosial, Jakarta, PT. Kencana
Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan: Cetakan Kedelapan,
Yogyakarta, Gadjah Mada University Press
Soeroso, R. 2006. Praktek Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika
23