Anda di halaman 1dari 21

MATA KULIAH : PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH A

DOSEN PENGAJAR : RAFIDAH, S.ST., M.Kes

MAKALAH PTPS-A
PENGOLAHAN SAMPAH DI RT 01
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DESA PADANGLOANG

NURHASANAH
P0714221211061
D.IV TK 2 B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI SARJANA TERAPAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah ini yang berjudul PENGOLAHAN SAMPAH DI RT 01 SIDENRENG
RAPPANG DESA PADANGLOANG

Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah saya
yaitu Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah A. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Beserta keluarga-Nya,sahabat-
sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman .

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna .Hal ini
karena kemampuan dan pengalaman saya yang masih ada dalam keterbatasan.
Untuk itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun , demi
perbaikan dalam makalah selanjutnya.

Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca. Aamiin

Makassar, 11 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalalah........................................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI
A. Pengertian Sampah............................................................................................. 3
B. Timbulan Sampah...............................................................................................3
C. Penanganan Sampah...........................................................................................3
D. Pengumpulan Sampah........................................................................................ 4
E. Transfer dan Transport Sampah......................................................................... 4
F. Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah..................................................................... 4
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Daerah Perencanaan........................................................................................... 6
B. Aspek Fisik Lokasi.............................................................................................9
C. Data....................................................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................
A. Penimbulan Sampah.......................................................................................... 13
B. Penanganan Sampah.......................................................................................... 14
C. Pemisahan Sampah............................................................................................ 14
D. Transfer dan Transport Sampah........................................................................ 15
E. Pemisahan, Prosesing dan Transformasi........................................................... 15
F. Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.....................................................................15
BAB V PENUTUP .............................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran.................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memanfaatkan sumber daya alam dan menghasilkan sampah.
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat
terutama di kota-kota besar telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan
keberagaman karakteristik sampah. Ketika jumlah manusia sangat kecil maka sampah
yang dihasilkan secara kuantitas dapat diabaikan mengalami proses dekomposisi. Namun,
saat jumlah manusia semakin banyak maka produksi sampah tidak bisa begitu saja
diserahkan kepada proses alamiah karena jenis sampah semakin bervariasi sehingga
proses pengelolaannya juga semakin kompleks Peningkatan jumlah sampah ini tidak
diikuti oleh perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana pengelolahan sampah. Hal
ini mengakibatkan permasalahan sampah menjadi kompleks, antara lain sampah tidak
terangkut dan terjadi pembuangan sampah liar. Sehingga menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan dan mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan
pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Pengelolahan sampah merupakan upaya dalam mengurangi, mengumpulkan,
memindahkan, menyimpan sementara, mengolah dan menimbun sampah. Pengelolahan
sampah dengan biaya murah, layak dari segi kesehatan dan tidak membawa implikasi
yang negatif terhadap lingkungan, merupakan salah satu permasalahan serius yang harus
dihadapi oleh pemerintah kota dan harus dipikirkan oleh semua elemen masyarakat.
Sistem penanganan sampah kota yang ada sekarang masih mengandalkan pada Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sebagai tempat pembuangan sampah. Persoalan dalam
penanganan sampah adalah keterbatasan peralatan, lahan, dan sumber daya manusia.

Konsep Reduce, Reuse, dan Recycle merupakan pendekatan yang telah lama
diperkenalkan dalam upaya mengurangi sampah mulai dari sumbernya sampai di akhir
pemusnahan. Biasanya konsep ini terkait dan terpadu dengan sistem penanganan sampah
secara keseluruhan, dan menjadi kebijakan pemerintah dengan target yang telah
ditentukan. Selain daur ulang, composting atau insinerasi dapat digunakan sebagai
alternatif dalam mengatasi permasalahan persampahan. Untuk itu diperlukan informasi

1
tentang timbulan sampah, komposisi sampah dan karakteristik sampah yang akurat yang
akan berguna untuk perencanaan sistem pengelolaan sampah di masa mendatang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penimbunan sampah di RT 01 Desa Padangloang?
2. Bagaimana penanganan sampah yang terdiri dari pemisahan, penyimpanan dan
processing ditempat (waste headling, separation, stronge and processing at the
source) di RT 01 Desa Padangloang?
3. Bagaimana pengumpulan (collection) sampah di RT 01 Desa Padangloang?
4. Bagaimana pemindahan dan pengangkutan (transfer atau transport) sampah di RT
01 Desa Padangloang?
5. Bagaimana pemisahan, processing dan transformasi (separation and processing and
transformation) sampah di RT 01 Desa Padangloang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penimbunan sampah.
2. Untuk mengetahui penangaan sampah yang terdiri dari pemisahan, penyimpanan
dan processing ditempat (waste headling, separation, stronge and processing at the
source).
3. Untuk mengetahui pengumpulan (collection) sampah.
4. Untuk mengetahui pemindahan dan pengangkutan (transfer atau transport) sampah.
5. Untuk mengetahui pemisahan, processing dan transformasi (separation and
processing and transformation) sampah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sampah
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya (Chandra, 2007). Sampah merupakan limbah yang bersifat padat
terdiri dari zat organik dan zat non organik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelolah agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan
(SK SNI T-13-1990- F:1 dalam Mediana, 2009. Azwar (1990) dalam Anonim (2012)
mengatakan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis
karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk di dalamnya. Definisi sampah
menurut UU RI No 18 Tahun 2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat. Dan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
B. Timbulan Sampah
Menurut SNI 19-2452-2002 timbulan sampah adalah timbulan sampah adalah
banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun per kapita
perhari, atau perluas bangunan, atau perpanjang jalan.

Timbulan sampah akan bervariasi berdasarkan lokasi/wilayah pemukiman, tingkat


pendapatan rata-rata warga setempat serta komponen sumber sampah. Timbulan sampah
dapat dinyatakan dalam satuan volume atau berat.

C. Penanganan Sampah
Penanganan sampah merupakan proses pemisahan, penyimpanan dan prosesing sampah
dengan memperhatikan pewadahan. Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung
sampah sementara dalam suatu wadah individual maupun komunal di tempat sumber
sampah.

3
D. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya
mengumpulkan sampah dari wadah individual atau wadah komunal (bersama) melainkan
juga mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung
maupun tidak langsung. Pengumpulan sampah bertujuan untuk mengumpulkan sampah
pada suatu tempat sehingga memudahkan sampah untuk di olah atau di angkut dengan baik
ke TPA.
E. Transfer dan Transport Sampah
Kegiatan pengangkutan sampah di lakukan setelah sampah terkumpul dalam satu
lokasi kemudian di angkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan sarana transportasi
tertentu. Salah satu alat transportasi pengangkut sampah yaitu jenis truk yang di gunakan
minimal dump truk yang memiliki kemampuan membongkar muatan secara hidrolis,
efisien dan cepat.
F. Pemrosesan Akhir (TPA)
Tempat Pembuang Akhir (TPA) pada prinsipnya harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan lingkungan. Teknik yang dapat di lakukan pada pembuangan akhir yaitu :

 Open Dumping
Sistem terbuka (open dumping), sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat
pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun. Tidak ada penutupan tanah. Tak heran bila
sistem ini dinilai sangat mengganggu lingkungan.
 Sanitary landfill
Sistem sanitary landfill merupakan sarana pengurugan sampah ke lingkungan yang
disiapkan dan dioperasikan secara sistematis. Ada proses penyebaran dan pemadatan
sampah pada area pengurugan dan penutupan sampah setiap hari. Penutupan sel sampah
dengan tanah penutup juga dilakukan setiap hari.
 Controlled landfill
Sistem controlled landfill merupakan peningkatan dari open dumping.
Untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan, sampah ditimbun
dengan lapisan tanah setiap tujuh hari. Dalam operasionalnya, untuk meningkatkan
efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukan TPA, maka dilakukan juga perataan
dan pemadatan sampah.

4
Di Indonesia, metode controlled landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota sedang
dan kecil. Untuk bisa melaksanakan metode ini, diperlukan penyediaan beberapa fasilitas,
di antaranya :

1. Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan.

2. Saluran pengumpul air lindi (leachate) dan instalasi pengolahannya.

3. Pos pengendalian operasional.

4. Fasilitas pengendalian gas metan

5. Alat berat

5
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Daerah Perencanaan
.Kabupaten Sidenreng Rappang terletak di diantara 30°43’ – 40°09’ Lintang
Selatan dan 119°041’ – 120°010’ Bujur Timur. Kabupaten Sidenreng Rappang terletak
pada ketinggian antara 10 m – 3.000 m dari permukaan laut (Mdpl) dengan puncak tertinggi
berada di Gunung Botto Tallu (3.086 Mdpl). Keadaan Topografi wilayah di daerah ini
sangat bervariasi berupa wilayah datar seluas 879.85 km² (46.72%), berbukit seluas 290.17
km² (15.43%) dan bergunung seluas 712.81 km2 (37.85%). Wilayah datar berada di bagian
selatan dan barat. Wilayah perbukitan berada di bagian utara dan timur terutama di
Kecamatan Pitu Riawa dan Kecamatan Pitu Riase. Di wilayah dataran rendah terdapat dua
danau yaitu Danau Tempe dan Danau Sidenreng.
Pada wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang, terdapat 38 sungai yang mengaliri
berbagai Kecamatan. Di Kecamatan Panca Lautang terdapat 6 (enam)
aliran sungai sepanjang 33,75 Km, Kecamatan Tellu Limpoe dengan panjang 18 Km,
Kecamatan Watang Pulu dengan panjang 39 Km, Kecamatan Baranti dengan panjang 15
Km, Kecamatan Panca Rijang dengan panjang 19,55 Km, Kecamatan Kulo dengan panjang
25,7 Km, Kecamatan Maritengngae dengan panjang 5 Km, Kecamatan Dua Pitue dengan
panjang 68,46 Km sehingga merupakan Kecamatan yang memiliki aliran sungai terpanjang
di Kabupaten Sidenreng Rappang. Sedangkan di Kecamatan Pitu Riawa dengan panjang
7,5 Km. Sejumlah sungai besar yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang antara
lain Sungai Bila, Sungai Bulucenrana, Sungai Betao, Sungai Sidenreng, Sungai Bulete dan
lainnnya.
B. Aspek Fisik Lokasi
- Gambaran Geografis dan Administrasif Wilayah
Secara geografis, Kabupaten ini terletak di sebelah Utara Kota Makassar, tepatnya
diantara titik koordinat : 3043–4009 Lintang Selatan dan 119041 – 120010 Bujur Timur.
Posisi Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Pinrang dan Enrenkang.
Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Wajo.
Sebelah Selatan : Kabupaten Barru dan Soppeng.

6
Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare.
Kabupaten Sidenreng Rappang terletak pada ketinggian antara 10m – 1500m dari
permukaan laut. Keadaan Topografi wilayah di daerah ini sangat bervariasi berupa wilayah
datar seluas 879.85 km² (46.72%), berbukit seluas 290.17 km² (15.43%) dan bergunung
seluas 712.81 km2 (37.85%). Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
Kabupaten Sidrap pada tahun 2010 sebanyak 271.911 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-
laki sebanyak 132.103 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 139.808 jiwa. Persebaran
penduduk terbanyak berada di Kecamatan Maritengngae yakni sebanyak 46.139 jiwa,
disusul Kecamatan Watang Pulu sebanyak 30.128 jiwa dan Kecamatan Baranti sebanyak
28.068 jiwa. Secara garis besar masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang mayoritas suku
Bugis. Kabupaten Sidrap terdiri dari 11 Kecamatan, 38 Kelurahan, dan 65 Desa.

- Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)


Di Kabupaten Sidenreng Rappang tepatnya di Kecamatan Dua Pitue Desa
Padangloang ketika masyarakat atau warga sekitar hendak membuang sampahnya biasanya
dibuang ke TPA Patommo Sidrap. Adapun sistem pengelolaan sampah TPA Patommo
masih menggunakan teknik open dumping. Open dumping ialah teknik pengolahan sampah
dengan meratakan sampah di tempat terbuka dan luas.
TPA Patommo ini dikelola oleh dinas lingkungan hidup Kabupaten Sidrap. Luas
TPA Patommo ialah 4 hektar.Sistem sanitary landfill merupakan metode yang paling
efektif untuk meminimalkan efek buruk TPA terhadap lingkungan sekitar. Peningkatan
volume sampah menyebabkan kebutuhan lahan penimbunan di TPA semakin
meningkat.cukup sulit memperoleh lahan yang luas dan memenuhi syarat-syarat untuk
TPA di kota, sehingga TPA terpaksa ditempatkan di pinggiran kota atau bahkan di luar
kota. hal tersebut mengakibatkan jarak TPS yang umumnya dekat dengan sumber timbulan
terhadap TPA cukup jauh waktu tempuhnya (time trip) dan biaya transportasi yang
dibutuhkan lebih besar akibat jauhnya jarak tersebut seperti yang terjadi di TPA Patommo
merupakan TPA open dumping.

7
Lokasi : Arawa, Kec. Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang
Tahun awal beroperasi : 1997
Luas : ± Luas TPA 5 Ha dan lahan yang telah terpakai sekitar 3 Ha
Sistem pengoperasian : Open dumping
Masyarakat yang ada disetiap kelurahan atau kecamatan yang ada di Kabupaten Sidenreng
Rappang yang belum mendapatkan pelayanan persampahan, hingga saat ini masih
membuang sampah dengan cara :
1. Ke sungai
2. Ke jalan dan tanah kosong
3. Ke kanal
4. Ditimbun dalam tanah
5. Dibakar dan lain-lain

1.1 Lokasi TPA Patommo Sidenreng Rappang

1.2 Beberapa sampah yang berserakan berada di TPA

8
1.3 Mobil truk pengangkut sampah

1.4 Gambar sampah yang berserakan di pinggir jalan

1.5 Keadaan pembakaran sampah di sekitar sungai

9
C. Data
Padangloang adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Duapitue , Kabupaten
Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Padangloang memiliki kode wilayah
menurut kemendagri 73.14.09.2007. Sedangkan kode posnya adalah 91681. Adapun
jumlah RW dan RT nya berjumlah 03. Yang ada di desa Padangloang kecamatan Dua
Pitue. Dusun 1 yaitu Padangloang, dusun 2 yaitu Salonase dan yang ke 3 yaitu Ajubissue.
Adapun titik lokasi yang menjadi data pengolahan sampah yakni RT 01 Desa Padangloang
Kecamatan Dua Pitue . Luas wilayah desa Padangloang sebesar 1.339,38 Ha. Terdiri dari
2.852 jiwa penduduk Sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah ini bermata
pencaharian petani merupakan pelaku indsutri rumah tangga dan buruh harian.

Kondisi Lingkungan RT 01 Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue

Proses Pembersihan Taman Di Depan Kantor Desa Padangloang

10
Kondisi Lingkungan Dengan Penanaman Bunga Di Sekitar Desa

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor desa setempat, jumlah penduduk di RT 01 Desa
Padangloang yakni sekitar 20 kartu keluarga.

No Nama Jumlah Anggota Keluarga Ket


1 Umar 5 Kepala keluarga
2 Budi Nur 4 Kepala keluarga
3 Firman 4 Kepala keluarga
4 Supardi 8 Kepala keluarga
5 A. Amdhas Achmad 3 Kepala keluarga
6 Inise 6 Kepala keluarga
7 Laraupe 4 Kepala keluarga
8 Sarni 2 Kepala keluarga
9 Kasturi 3 Kepala keluarga
10 Wahida 4 Kepala keluarga
11 Jusmadil Yahya 6 Kepala keluarga
12 Hj. Fatimah 3 Kepala keluarga
13 H. Bakri 2 Kepala keluarga
14 Udin 5 Kepala keluarga
15 I Sita 3 Kepala keluarga
16 Abbas 3 Kepala keluarga
17 Sultan 5 Kepala keluarga

11
18 Syaharuddin 4 Kepala keluarga
19 Usman 3 Kepala keluarga
20 Nasrul 4 Kepala keluarga

12
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penimbulan Sampah di Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidenreng
Rappang
Padangloang adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Duapitue Kabupaten
Sidenreng Rappang Provinsi Sulawesi Selatan. Padangloang memiliki kode wilayah
menurut kemendagri 73.14.09.2007 jumlah RW dan RT nya berjumlah 03. Yang ada di
desa Padangloang kecamatan Dua Pitue. Dusun 1 yaitu Padangloang, dusun 2 yaitu
Salonase dan yang ke 3 yaitu Ajubissue. Adapun titik lokasi yang menjadi data
pengolahan sampah yakni RT 01 Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue . Luas wilayah
desa Padangloang sebesar 1.339,38 Ha. Desa Padangloang terdiri atas 2.852 jiwa dan
mampu menghasilkan laju timbulan sampah. Berdasarkan data yang di peroleh oleh
penduduk sekitar Padangloang dapat menghasilkan laju timbulan sampah sebesar ±0,5
ton/hari. Untuk timbulan sampah yang ada di RT 01 Desa Padangloang dibawa ke TPS
setempat.

Lalu untuk penimbunan sampah yang berada di daerah TPA Patommo Sidenreng
Rappang , tepatnya di Arawa, Kec. Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang
dilakukan dengan cara open dumping dimana sampah dibuang begitu saja dalam sebuah
tempat pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun. Tidak ada penutupan dengan
menggunakan tanah. Akan tetapi, pemerintah dari Kabupaten Sidenreng Rappang akan
melakukan pembenahan untuk meningkatkan penimbuhan sampah di TPA ini menjadi
sistem control landfill atau peningkatan dari open dumping. Untuk mengurangi potensi
gangguan lingkungan yang ditimbulkan, sampah ditimbun dengan lapisan tanah setiap
tujuh hari.

B. Penanganan Sampah di Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidenreng


Rappang
Untuk penanganan timbulan sampah di Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue
Kabupaten Sidenereng Rappang sampah yang di hasilkan dibuang ketempat sampah yang
tersedia secara mandiri dirumah warga. Dalam penanganan sampah ini perlu memperhatikan
pewadahan sampah untuk disetiap rumah.

13
Berdasarkan dari hasil pengamatan, masyarakat Desa Padangloang kecamatan Dua Pitue
Kabupaten Sidenreng Rappang rata-rata menggunakan wadah sampah yang tidak memiliki
penutup sehingga hal ini menjadi suatu masalah untuk lingkungan di karenakan mengundang
vektor seperti lalat. Selain itu wadah sampah tanpa penutup dapat membuat genangan air pada
wadah sampah jika terjadi hujan dan wadah yang penuh dengan sampah akan mudah terbawa
angin sehingga sampah berserakan di jalan.

Selain pewadahan, yang harus di perhatikan yaitu pengosongan wadah sampah. Dimana
pengosongan wadah untuk wadah individu yaitu sekali dalam dua hari ataupun setiap hari
untuk mencegah datangnya vektor.

C. Pengumpulan Sampah di Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue Kabupaten


Sidenreng Rappang
Untuk pengumpulan sampah di Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue Kabupaten
Sidenreng Rappang biasanya petugas pengangkut sampah akan keliling di tiap lingkungan yang
ada di desa Padangloang.
Pemerintah telah menyediakan motor sampah atau viar yang akan berkeliling di lingkungan
yang telah di tentukan. Dimana sistem pengoperasian pengangkutan sampah ini masih belum
terlaksana dengan baik karena petugas pengangkut sampah tidak tidak sempat mengangkut
sampah warga yang berada di kompleks pedalaman.
Kemudian penyapuan jalan akibat dedaunan pohon yang berjatuhan di kumpulkan atau di
sapu oleh warga setempat. Sedangkan untuk sampah yang berserakan dijalanan biasanya
dibersihkan oleh warga yang telah di tentukan oleh kepala desa. Dapat di temukan di kawasan
kantor desa , kantor camat, yang ada di desa Padangloang. Dimana waktu pelaksanaan
penyapuan jalan tersebut telah di tentukan oleh pemerintah yaitu setiap hari jumat atau hari
minggu.
D. Pemindahan dan Pengangkutan (Transfer dan Transportasi) Sampah di Desa
Padangloang Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidenreng Rappang
Proses pemindahan dan pengangkutan sampah di Desa Padangloang biasanya
setelah petugas pengangkut sampah keliling di lingkungan tersebut maka hasil dari
pengangkutan sampah akan di bawa ke TPS yang ada di Jalan Arawa Kecamatan Wattang
Pulu sampah di pindahkan langsung oleh mobil truk sampah ke lokasi TPA.

14
Dalam proses pemindahan dan pengangkutan sampah yang perlu di pehatikan yaitu
sampah harus tertutup selama pengangkutan, agar sampah tidak berceceran di jalan. Selain
itu bak sampah harus maksimum 1,6 meter.
Berdasarkan dari hasil pengamatan, sampah yang di angkut oleh petugas
kebersihan seringkali tidak tertutup dan ringgi sampah melebihi tinggi dari bak mobil truk
tersebut sehingga sampah yang di angkut seringkali berceceran di jalanan karena terbawa
oleh angin. Selain itu sampah tersebut sering menimbulkan bau.
E. Pemisahan, Prosesing, dan Transformasi (Separation, Processing, and
Transformation) Sampah di Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue Kabupaten
Sidenreng Rappang

Mengenai pemisahan, prosesing dan transformasi untuk penanganan sampah yang ada di
TPA Patommo Kecamatan Wattang Pulu Kabupaten Sidenreng Rappang dapat dikatakan
masih minim dalam penanganannya. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat
mengenai pemisahan, prosesing dan transformasi sampah sebelum di bawa ke TPA.
Berdasarkan dari hasil pengamatan, tidak ada warga atau masyarakat desa Padangloang
Kecamatan Dua Pitue Kabupaten Sidenreng Rappang yang melakukan pemisahan untuk
wadah sampah, dimana semua sampah di tumpuk dalam suatu wadah tanpa penutup.
Kemudian setelah menumpuk, sampah tersebut di buang begitu saja tanpa adanya sistem
prosesing. Dimana sampah-sampah organik dapat di jadikan kompos, dan sampah plastik
dapat di daur ulang sehingga hal ini dapat mengurangi volume sampah yang ada di TPA.

F. Pemrosesan Akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah


Tempat pembuangan akhir di Desa Padangloang Kecamatan Dua Pitue Kabupaten
Sidenreng Rappang TPA tersebut memiliki luas ± 4 hektar. Jarak TPA terhadap
pemukiman yaitu sekitar ± 1 km2 dan jarak TPA terhadap pusat kabupaten Sidenreng
Rappang yaitu sekitar ± 12 km2. TPA ini tersedia fasilitas seperti jalan masuk, drainase,
pagar pengaman, bak lindi, pos pengendalian operasional, fasilitas pengendalian gas
metan, ruang pengomposan, ruang cacah dan terdapat juga alat berat seperti buldozer dan
excavator.
Tahun awal TPA tersebut beroperasi yaitu pada tahun 2010 hingga sekarang.Sistem
pengelolaan sampah di TPA tersebut telah mengadaptasi sistem pengelolaan sampah TPA

15
model Sanitary Landfill yang secara garis besar pengelolaannya adalah: pengerukan-
penumpukan-pemadatan-penimbunan (pengurugan) secara berkala. Sistem sanitary
landfill merupakan metode yang paling efektif untuk meminimalkan efek buruk TPA
terhadap lingkungan sekitar. Peningkatan volume sampah menyebabkan kebutuhan lahan
penimbunan di TPA semakin meningkat.cukup sulit memperoleh lahan yang luas dan
memenuhi syarat-syarat untuk TPA di kota, sehingga TPA terpaksa ditempatkan di
pinggiran kota atau bahkan di luar.

16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah merupakan sisa makanan atau barang yang dapat menimbulkan masalah terhadap
kesehatan. Untuk itu, sebaiknya kita dapat mengetahui terkait sistem pengolahan sampah.
Sistem pengelolaan sampah di kota-kota besar Indonesia pada umumnya baru menerapkan
empat elemen, yaitu: penimbulan sampah, penyimpanan sementara, pengumpulan/
pengangkutan dan pembuangan sampah.
Hal ini perlu untuk dipahami dengan baik agar dapat meminimalisir timbulan sampah yang
ada disekitar lingkungan. Selain itu, upaya untuk meminimalisir sampah adalah dengan
menerapkan 3R yaitu reduce, reuse dan recycle yang memiliki peran penting dalam
kehidupan.

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai masyarakat memperhatikan hal-hal yang dapat mengurangi
populasi sampah yang ada di TPA yaitu :
1. Meminimalisir penggunaan kantong plastik pada saat belanja dengan menggantinya
menggunakan keranjang belanja.
2. Mengurangi mengonsumsi makanan yang berkemasan seperti plastik, kaleng dan lain
sebagainya.
3. Melakukan pemisahan dan prosesing sampah sebelum di bawa ke TPA
4. Membuat pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik seperti sisa makanan,
dedaunan, bunga kering, tangkai sayur dan lain sebagainya.
5. Memperhatikan pewadahan sampah yang di gunakan di rumah.

17
DAFTAR PUSTAKA
Baksoro Aji, ST. 2012. “Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan
Akhir” Perubahan Paradigma Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
(grobogan.go.id) Di Akses Pada Tanggal11 September 2022.
Joy Irman. 2015. “Opsi Teknologi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah” Opsi Teknologi Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) - Controlled Land... (slideshare.net) Di Akses Pada
Tanggal 21 September 2022.
Trianggoro. 2017. “Timbulan Sampah” TIMBULAN SAMPAH | BUMI LESTARI
(wordpress.com) Di Akses Pada Tanggal 21 September 2022.
Aprianto Imam. 2017. “Kajian Umur Pakai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Patommo Kabupaten
Sidrap”YzE0ZmZhNDQzMjg2ZWU5N2E4NTJjN2VmMmE1YzVhMTk5N2VhNmM4
MQ==.pdf (unhas.ac.id). Di Akses Pada Tanggal 22 .

18

Anda mungkin juga menyukai