Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN SAMPAH

“Observasi Tempat Penampungan Sampah Sementara”

Kelas 2.B
Oleh Kelompok III

Nama Anggota :
Anisa 201110041
Annisa Nurul Hadya 201110043
Aulia Putri 201110044
Easy Qalbi 201110047
Fauzan Ahmad Dani 201110049
Iqwalul Ulfa 201110054
Rani Tri Sofnaweri 201110070
Rima Shabilla Putri 201110072
Tiara Mairifah 201110078

Dosen Pembimbing:
Muchsin Riviwanto, SKM, M.Si
Mukhlis, MT

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII SANITASI
TAHUN AJARAN 2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Berdasarkan Praktikum Pengelolaan Sampah yang dilaksanakan pada hari


Kamis, 3 Februari 2022 di TPS Jembatan Siteba tentang “Observasi Tempat
Penampungan Sampah Sementara” telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Muchsin Riviwanto, SKM, M.Si


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok ucapkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-nya kelompok dapat menyelesaikan laporan praktikum Pengelolaan
Sampah tentang “Pengangkutan Sampah TPS” ini tepat pada waktunya.
Kelompok mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu :
1. Muchsin Riviwanto, SKM, M.Si
2. Mukhlis, MT

Selaku dosen pengelolaan sampah yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kelompok tekuni ini dalam menyelesaikan laporan praktikum Pengelolaan
sampah, dan terimakasih kelompok ucapkan kepada teman-teman yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan.
Dengan disusunnya laporan ini, semoga dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan kepada para pembaca umumnya, dan bagi kelompok khususnya.
Kelompok menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya
kelompok mengharapkan ada kritik dan saran yang membangun.

Padang, 10 Februari 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN..................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Tujuan..............................................................................................5
C. Manfaat ...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................7
A. Pengertian Sampah.......................................................................7
B. Jenis Jenis Sampah.......................................................................7
C. Sumber Sampah............................................................................7
D. Metode Pengelolaan Sampah........................................................9
E. Metode Pengangkutan Sampah....................................................12
F. Pemulihan Energi ........................................................................15
BAB III METODOLOGI PRATIKUM...................................................25
A. Waktu Pelaksanaan.......................................................................25
B. Alat, bahan dan Cara....................................................................25
C. Perhitungan...................................................................................25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................26
A. Hasil.................................................................................................26
B. Pembahasan......................................................................................28
BAB V PENUTUP.....................................................................................30
A. Kesimpulan......................................................................................30
B. Saran.................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat. Tempat penampungan sampah (TPS) sementara merupakan
sarana yang harus dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia. Tempat Penampungan
Sampah (TPS) sementara yang baik, wajib dipenuhi apabila pemerintah daerah
hendak menanggulangi masalah sampah di daerahnya.
Sampah biasanya dibuang ke tempat yang jauh dari permukiman atau tempat
tinggal manusia. Jika Tempat Pembuangan Sementara (TPS) berada dekat dengan
tempat tinggal manusia, risikonya sangat besar. Tempat pembuangan sampah
yang tidak dikelola secara baik dapat menjadi tempat sarang tikus dan serangga
seperti nyamuk, lalat, kecoa dan lain-lain. Sampah merupakan konsekuensi dari
adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah.
Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap
barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis
sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Jenis
sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berasal dari
rumah tangga, sampah industri, sampah dari pasar, sampah rumah sakit, sampah
pertanian, perkebunan dan peternakan serta sampah dari institusi/kantor/sekolah
dll.
Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari ‘pengelolaan’
gaya hidup masyrakat. Masalah sampah sudah menjadi topik utama yang ada pada
bangsa kita. Mulai dari lingkungan terkecil sampai kepada lingkup yang besar.
Banyak hal yang menyebabkan terjadinya penumpukan sampah ini. Namun yang
pasti faktor individu sangatlah berpengaruh dalam hal ini.
Kontainer yang disediakan di tempat pembuangan sampah sementara hanya
satu, ini artinya tidak tersedia kontainer bagi masyarakat untuk memisahkan
antara sampah organik dan anorganik sehingga sampah dibuang langsung ke
kontainer tanpa dilakukan pemisahan terlebih dahulu, seperti sampah sisa daging,
bulu ayam dan kertas pembungkus makanan dicampur saja dengan kol dan
sayuran lain yang telah membusuk pada satu kontainer. Selain itu, di beberapa
lokasi memang sudah tersedia tempat sampah meskipun belum disediakan tempat
sampah khusus untuk dibedakan antara sampah organik dan anorganik, namun di
beberapa lokasi lain tidak tersedia tempat sampah sama sekali sehingga pedagang
mengumpulkan sampah di sekitar lokasi dagangannya dengan cara menumpuk
terlebih dahulu segala jenis sampah yang dihasilkan pada satu tumpukan
kemudian dimasukkan ke dalam karung dan di buang ke kontainer sampah. Hal
ini menggambarkan kurangnya ketersediaan sarana untuk menerapkan sistem
pengelolaan sampah yang baik, dimana sampah harus dipisahkan terlebih dahulu
antara sampah organic dan anorganik.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi sanitasi Tempat Penampungan
Sampah Sementara.
2. Untuk mengetahui alur pengangkutan sampah dari TPS menuju TPA.
3. Untuk mengetahui kesesuaian lokasi tempat penampungan sampah
sementara.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pratikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana langkah-langkah atau prosedur dalam proses pengangkutan sampah
TPS menuju TPA.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu


yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Candra,
2006) .

Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga,


perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puing bahan
bangunan, dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil
samping yang sudah tidak terpakai (Sucipto, 2012)

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani


sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir Secara garis besar,
kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbunan sampah,
pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan, dan pembuangan akhir
(Sejati, 2009).

Pengelolaan sampah menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 adalah


suatu kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan. Pengurangan sampah meliputi kegiatan
pembatasan timbunan, pendaur ulangan sampah, dan pemanfaatan kembali
sampah. Adapun penanganan sampah meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Adapun tujuan dari
pengelolaan sampah adalah meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

1. Jenis-Jenis sampah

Pengelolaan sampah dari hulu ke hilir akan menjadi keterpaduan yang baik.
Pengelolaan sampah dari hulu dilakukan dengan pemilahan sampah berdasarkan
jenisnya. Jenis-jenis sampah berdasarkan pemilahan dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Sampah Organik Sampah organik atau sering disebut sebagai sampah yang
basah adalah jenis sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup, sehingga
sampah jenis ini dapat mudah hancur dan membusuk dengan cara yang
alami (Damanhuri, 2006)
b. Sampah An-organik Sampah anorganik atau sering disebut sebagai sampah
yang kering adalah jenis sampah di mana zat penyusunan dari senyawa
yang non organik dan biasanya berasal dari sumber daya alam yang tidak
dapat 10 diperbarui lagi seperti minyak bumi, proses industri dan mineral
atau tambang (Damanhuri, 2006)
c. Sampah B3 Sampah B3 merupakan buangan berbahaya dan beracun
bersifat toksik karena itu perlu penanganan khusus. Banyak dihasilkan dari
kegiatan industri ataupun produk yang dipakai sehari-hari. Semakin banyak
industri yang berdiri akan semakin beragam limbahnya (Ikhsandri, 2018)
2. Sumber Sampah

Sampah dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan yang didasarkan pada


asalnya yaitu : pasar, tempat-tempat komersil, pabrikpabrik atau industri, rumah
tinggal, kantor, sekolah, institusi, gedunggedung umum, serta pekarangannya
(Rizal, 2011)

Menurut Suwerda (2012) sumber sampah dapat diklasifikasikan :

a. Sampah Rumah Tangga Terdapat beberapa jenis sampah yang dihasilkan


oleh sampah rumah tangga yaitu sampah organik, seperti sisa makanan,
sampah dari kebun/halaman dan sampah organik seperti bekas
perlengkapan rumah tangga, gelas, kain, kardus, tas bekas, dan lain
sebagainya. Selain itu terdapat pula sampah rumah tangga yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) seperti bahan komestik,
batu baterai bekas yang sudah tidak terpakai, dan lain-lain.
b. Sampah Pertanian Kegiatan pertanian juga dapat menimbulkan sampah
yang pada umumnya berupa sampah yang mudah membusuk seperti
sampah organik (rerumputan, dan lain-lain). Selain sampah organik,
kegiatan pertanian juga menghasilkan sampah berkategori B3 seperti
pestisida dan juga pupuk buatan. Kedua hal tersebut memerlukan
penanganan yang tepat agar pada saat dilakukan pengolahan tidak
mencemari lingkungan maupun manusia.
c. Sampah Sisa Bangunan Dari kegiatan pembuatan gedung maupun
sesudahnya juga menghasilkan sampah selama ini seperti tripleks,
potongan kayu, dan bamboo. Selain itu, sampah yang dihasilkan juga
seperti kaleng bekas, potongan besi, potongan kaca, dan sebagainya.
d. Sampah Perdagangan Sampah dari perdagangan biasanya berasal dari
beberapa tempat yaitu pasar tradisional.
e. Sampah Industri Segala hasil dari kegiatan di industri yang tidak
digunakan kembali atau tidak dapat dimanfaatkan. Sampah dari kegiatan
industri menghasilkan jenis sampah yang sesuai dengan bahan baku serta
proses yang dilakukan. Sampah dapat diperoleh baik dari proses input,
produksi, maupun output.
3. Dampak Sampah Bagi Masyrakat
1. Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat, kecoa, dan tikus yang
dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan sampah adalah sebagai
berikut:
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
1. Terhadap Lingkungan
a. Dampak terhadap ekosistem perairan
Sampah yang dibuang sembarangan ke berbagai tempat dibedakan menjadi
dua yaitu sampah organik dan sampah an-organik. Pada satu sisi sampah organik
ini juga dianggap dapat mengurangi kadar oksigen ke dalam lingkungan perairan,
sampah an-organik dapat juga mengurangi sinar matahari yang memasuki ke
dalam lingkungan perairan, sehingga mengakibatkan proses esensial dalam
ekosistem seperti fotosintesis akan menjadi terganggu. Sampah organik dan an-
organik membuat air menjadi keruh, kondisi akan mengurangi organisma yang
hidup dalam kondisi seperti itu. Sehingga populasi hewan kecil-kecil akan
terganggu.
Rembesan cairan yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
tercemari. Berbagai mahluk hidup seperti ikan dipastikan akan mati sehingga
beberapa spesies ikan akan musnah sehingga akan mengubah kondisi ekosistem
perairan secara biologis. Penguraian sampah yang dibuang secara langsung ke
dalam air atau sungai akan tercipta asam organik dan gas cair organik, seperti
misalnya metana, selain menimbulkan gas yang berbau, gas ini dengan
konsentrasi yang tinggi akan menimbulkan peledakan.
b. Dampak terhadap ekosistem daratan
Sampah yang dibuang secara langsung dalam ekosistem darat akan
mengundang organisme tertentu menimbulkan perkembangbiakan seperti tikus,
kecoa, lalat, dan lain sebagainya. Perkembangbiakan serangga atau hewan
tersebut dapat meningkat tajam.
2. Terhadap Sosial dan Ekonomi
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-
mana.
b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya
pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan lain-lain.
e. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik mengakibatkan :


1) Longsor tumpukan sampah
Metode paling gampang dan murah untuk mengelola sampah
adalah melakukan penimbunan di sebuah lokasi/lahan terbuka.
Sampah ditumpuk-tumpuk menjadi tinggi seperti bukit. Harusnya
tidak sampai terlalu tinggi bila dikelola dengan baik, karena bila
tidak maka akan menjadi bencana longsor.

2) Sumber penyakit
Sampah yang tidak dikelola dengan baik, akan menarik
banyak kuman dan hama seperti tikus, kecoak, semut, lalat dan
lainnya. Mereka membawa kuman-kuman penyakit yang berbahaya
bila pembawa kuman ini bergerak ke pemukiman.
3) Pencemaran lingkungan
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari
lingkungan baik lingkungan udara, darat dan air. Udara karena
pencemaran bau, asap karena pembakaran yang serampangan. Air
bila sampah/limbah langsung dibuang ke saluran air/sungai tanpa
diolah kembali. Darat bila sampah hanya ditumpuk-tumpuk saja,
tanpa ada tindakan lanjutan.
4) Menyebabkan banjir
Sampah yang berada di saluran air/sungai bila tidak dikelola
dengan baik akan menyumbat jalannya air. Sehingga air berhenti
menjadi tergenang dan lama-kelamaan bisa banjir. Padahal banjir
yang ada sampahnya ini sangat berbahaya karena bisa membawa
kuman-kuman penyakit.

4. Metode Pengelolaan Sampah

Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di


antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan
ketersediaan lahan.

Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:

a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis


(pemanfaatan sampah), atau
b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.
1. Metode pembuangan Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas
pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah
yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dirancang dan
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di
antaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan
adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah
gas metana dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.
Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah
metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tana liat atau
plastik pelapis. Sampah biasanya dipadatkan untuk mengurangi volume dan
menambah kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus).
Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang
untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Proses pemilahan sampah yang masih memiliki nilai secara materiil untuk
digunakan kembali disebut sebagai daur ulang (reuse). Ada beberapa cara daur
ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau
mengambil energi dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik.

2. Pengolahan kembali secara fisik


Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya
botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal ( kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng
baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran,
majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa
didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau mobil
lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan menurut
jenis bahannya.
3. Transformasi fisik
Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa metoda atau cara yaitu :
a. Pemisahan komponen sampah : dilakukan secara manual atau mekanis,
Sampah yang bersifat heterogen dipisahkan menjadi komponen
komponennya, sehingga bersifat lebih homogen. Langkah ini dilakukan
untuk keperluan daur ulang. Demikian pula sampah yang bersifat
berbahaya dan beracun (misalnya sampah laboratorium berupa sisa-sisa
zat kimia) sedapat mungkin dipisahkan dari jenis sampah lainnya, untuk
kemudian diangkut ke tempat pembuangan khusus.
b. Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi :
dilakukan dengan tekanan/kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk menekan kebutuhan ruang sehingga mempermudah
penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan. Reduksi volume juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan.
Jenis sampah yang membutuhkan reduksi volume antara lain: kertas,
karton, plastik, kaleng.
c. Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan . Tujuan
hampir sama dengan proses kompaksi dan juga bertujuan memperluas
permukaan kontak dari komponen sampah.

4. Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti residu tanaman, sampah makanan, atau
kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis menjadi kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa
digunakan sebagai pupuk dan gas metana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah
Green Bin Program di Toronto, Kanada, di mana sampah organik rumah tangga,
seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus
untuk dikomposkan.
Transformasi Biologi Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme untuk mendekomposisi sampah menjadi bahan stabil
yaitu kompos. Teknik biotransformasi yang umum dikenal adalah:
a. Komposting secara aerobik (produk berupa kompos).
b. Penguraian secara anaerobik (produk berupa gas metana, CO 2 dan gas-
gas lain, humus atau lumpur). Humus/lumpur/kompos yang dihasilkan
sebaiknya distabilisasi terlebih dahulu secara aerobik sebelum
digunakan sebagai kondisioner tanah.
5. Transformasi Kimia
Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip
proses pembakaran atau insenerasi. Proses pembakaran sampah dapat
didefinisikan sebagai pengubahan bentuk sampah padat menjadi fasa gas, cair,
dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi panas.
Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan komposisi
sampah yaitu :
a. Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah
maka akan semakin mudah proses pembakaran berlangsung.
Persyaratan nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah agar dapat terbakar.
b. Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses
pembakaran akan berlangsung lebih mudah.
c. Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel sampah
maka semakin mudah sampah terbakar.
Jenis pembakaran dapat dibedakan atas :
1) Pembakaran stoikhiometrik , yaitu pembakaran yang dilakukan
dengan suplai udara/oksigen yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pembakaran sempurna.
2) Pembakaran dengan udara berlebih , yaitu pembakaran yang
dilakukan dengan suplai udara yang melebihi kebutuhan untuk
berlangsungnya pembakaran sempurna.
3) Gasifikasi , yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi
substoikhiometrik, di mana produknya adalah gas-gas CO, H2, dan
hidrokarbon.
4) Pirolisis , yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.

6. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara
mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara perlakuan
panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
pemanas, sampai penggunaannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan
uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisis dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakuan panas yang saling terkait, ketika sampah dipanaskan pada suhu tinggi
dengan keadaan anaerobik. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup
pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi
produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain.
Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi dan gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk
mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran
antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pencegahan sampah". Metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki
barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan
kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen
untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tisu), dan
mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang
sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman.
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam
penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang paling umum,
multikonsep yang digunakan adalah:
a. Hierarki sampah - hierarki sampah merujuk kepada " 3 M " mengurangi
sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan
dari segi minimalisasi sampah. Hierarki limbah yang tetap menjadi dasar
dari sebagian besar strategi minimalisasi sampah. Tujuan hierarki sampah
adalah untuk mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk
praktis dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
b. Perpanjangan tanggung jawab penghasil sampah (Extended Producer
Responsibility). EPR adalah suatu strategi yang dirancang untuk
mempromosikan integrasi semua biaya yang berkaitan dengan produk-
produk para produsen di seluruh siklus hidup produk tersebut ke dalam
pasar harga produk. EPR dimaksudkan untuk menentukan akuntabilitas
atas seluruh siklus hidup produk dan kemasan yang dibawa ke pasar. Ini
berarti perusahaan yang membuat, mengimpor dan/atau menjual produk
diminta untuk bertanggung jawab atas produk mereka sejak manufaktur
hingga akhir dari masa penggunaannya.
c. Prinsip pengotor membayar - prinsip pengotor membayar adalah prinsip di
mana pihak pencemar membayar dampak dari aktivitasnya ke lingkungan.
Sehubungan dengan pengelolaan limbah, umumnya merujuk kepada
penghasil sampah untuk membayar sesuai dengan volume dan jenis sampah
yang dibuang.
5. Penyebab Penumpukan Sampah
1. Volume sampah sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA
sehingga melebihi kapasitasnya.
2. Latihan TPA semakin menyempit akibat tergusur untuk penggunaan lain.
3. Jarak TPA dan pusat sampah relatif jauh hingga waktu untuk mengangkut
sampah kurang efektif.
4. Fasilitas pengangkutan sampah terbatas dan tidak mampu mengangkut
seluruh sampah. Sisa sampah di TPS berpotensi menjadi tumpukan sampah.
5. Teknologi pengolahan sampah tidak optimal sehingga lambat membusuk.
6. Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos tidak segera di
keluarkan dari tempat penampungan sampah.
7. Tidak semua lingkungan memiliki lokasi penampungan. Masyarakat sering
membuang sampah di sembarangan tempat.
8. Kurangnya sosialisasi dan dukungan pemerintah mengenai pengelolaab dan
pengolahan sampah serta produknya.
9. Minimnya edukasi dan menejemen diri yang baik mengenai pengolahan
sampah secara tepat.
10. Manajemen sampah tidak efektif. Hal ini dapat menimbulkan kesalah
pahaman , terutama bagi masyarakat sekitar.
6. Pengertian tps

TPS sementara atau tempat pembuangan sampah sampah merupakan suatu


tempat untuk menampung sampah dari masyarakat yang bersifat sementara,
karena sampah masih akan diteruskan ke tempat pembuangan sampah akhir.
Tempat pembuangan sampah memang memberikan manfaat bagi kita, namun kita
juga harus tahu apa dampak dari adanya tempat pembuangan sampah di
lingkungan kita. Sampah yang menumpuk bisa menyebabkan berbagai masalah
bagi beberapa aspek kehidupan, apalagi jika sistem kerja penngambilan sampah
tidak berjalan dengan lancar. Berikut dampak-dampak sampah begi kehidupan.

a.        Pencemaran lingkungan

TPS yang kurang terorganisir justru bisa menyebabkan pencemaran


lingkungan. Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik
lingkungan darat, udara maupun perairan. Pencemaran darat yang dapat
ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat
bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi
keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang mata).

Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan


bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat
meningkatkan karbon monoksida (CO), karbo dioksida (CO2) nitrogen-
monoksida (NO), gas belerang,amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap
yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat
menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah !

Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya


terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan
mikroorganisme yang terbawa air hujan  dan meresapnya bahan-bahan berbahaya
sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk
kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk
dan mata air, jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun)
misalnya air raksa (merkuri), crhom, timbal, cadmium, maka akan berbahaya bagi
manusia, karzena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi,
kerusakan sel-sel hati atau ginjal.

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup


masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman
karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis
bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan
penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya
volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah
lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan
pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.

b.        Penyebab Penyakit

Sampah yang menumpuk tersebut tentunya akan banyak mengganggu


kita,  disamping menimbulkan bau yang tak sedap.  Sampah inipun akan banyak
menimbulkan penyakit. Untuk sampah yang banyak mengandung makanan 
busuk, sudah pasti merupakan sarang hidupnya bakteri Coli. Sehingga apabila
sampah ini menumpuk di saat musim hujan, tentunya akan menimbulkan wabah
muntaber  atau diare, DB  dan lain sebagainya..

Sampah juga bisa mengundang datangnya  kawanan tikus  dan serangga


yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pencernaan,  penyakit kuning, 
penyakit cacing perut , Malaria dan lain sebagainya.  Hal ini disebabkan sampah
bisa mencemari air permukaan,  air tanah , lahan pertanian  dan juga bisa
mencemari udara  yang menyebabkan permasalahan pada manusia dan    
ekosistem.nya. Hal ini akan menimbulkan ancaman yang lebih serius lagi,   karena
memasuki awal Tahun 2010  ini curah hujan  tentunya  akan menngkat tajam.
Sehingga dipastikan akan timbul  banjir dan genangan di mana-mana, ditambah
dengan sistim pertahanan tubuh  kita yang menurun.
Sampah  yang mencemari lingkungan pada jaman modern ini,   bukan hanya
sebagai zat hasil buangan kehidupan masyarakat saja  ( sisa makanan,  plastik, 
bagian tumbuhan dsb ),  tetapi sampah ini juga bisa berasal dari  buangan  aktifitas
teknologi  manusia,  yang mencakup juga zat-zat buang kimiawi atau juga
aktifitas nuklir. Oleh karena itu  komposisi  kimia yang  dikandung sampah sangat
bergantung  lokasi pemukiman, terutama  yang  memiliki drainase yang
berhubungan  langsung dengan lingkungan  industri.

Sampah yang berupa bahan organik berasal dari aktifitas manusia sebagai
makhluk sosial disebut dengan sampah rumah tangga. Sedangkan senyawa/ bahan 
yang berasal dari  sisa aktifitas manusia dalam bidang teknologi disebut dengan 
zat buang.  Contoh yang tergolong zat buang adalah Carbon Monoksida, CFC,
dan lain sebagainya..

Dalam masyarakat,  sampah memang menimbulkan hal yang pelik,  sebab


sampah adalah bahan yang  harus dibuang dengan benar karena sifatnya yang
beracun. Namun demikian terdapat juga komponen  sampah yang bernilai
ekonomis, oleh karena  itu dalam pengelolaan sampah disarankan untuk tidak
mengesampingkan aspek  daur  ulang.  Apalagi dengan semakin mahal dan
terbatasnya sumber daya alam, maka  daur ulang sampah menjadi pilihan
alternatif untuk menghemat biaya produksi suatu bahan,  ketimbang kita 
memproduksi dari bahan mentah.

Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan lingkungan yang baik bagi


hewan penyebar penyakit misalnya : lalat, nyamuk, tikus dan bakteri patogen
(penyebab penyakit). Adanya hewan-hewan penyebar penyakit tersebut (disebut
vector prnyakit), menyebabkan penyakit mudah tersebar dan menjalar ke
lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit itu misalnya kolera, disentri, tipus, malaria,
diare, dll.

7. TPS Ramah Lingkungan

Tinggi rendahnya resiko bencana di suatu daerah dapat dilihat dari tingkat
kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah tersebut. Kerusakan lingkungan
dapat terjadi bisa dikarenakan dari sampah sampah yang dibiarkan menumpuk dan
tidak dapat sepenuhnya diolah oleh manusia. Oleh karena itu diperlukan adanya
kesadaran masyarakat masing maisng untuk tidak menambah kerusakan
lingkungan terutama karena disebabkan oleh sampah.

Penerapan sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) dapat


dijadikan solusi untuk anda dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar dengan
cara yang sangat mudah dan murah. Sampah yang diolah dapat dijadikan sebagai
pupuk kompos atau bahkan bisa menjadi sumber listrik baru. Penerapan konsep
3R ini dapat diterapkan oleh siapa saja setiap hari. Konsep ini memiliki inti yakni
Reuse (Menggunakan kembali sampah sampah yang masih bisa digunakan atau
bisa berfungsi lainnya), Reduce (Mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan
atau memunculkan sampah), Recycle (Mengolah kembali sampah atau daur ulang
menjadi suatu produk atau barang yang dapat bermanfaat).

Reduce

Dengan prinsip reduce, maka kita mengurangi pemakaian dari bahan-bahan


yang dapat merusak lingkungan. Caranya adalah anda bisa mengurangi belanja
barang barang yang tidak terlalu perlu seperti baju baru dan juga aksesoris
tambahan. Selain itu anda juga bisa mengurangi penggunaan tissue dan
mengurangi kegiatan penggunaan kertas, selalu cek file dokumen anda sebelum
dicetak menggunakan print preview agar tetap bisa menghemat penggunaan
kertas.

Reuse

Reuse atau memakai kembali barang yang anda dirasa sudah tidak perlu lagi,
salah satunya adalah anda bisa memberikan barang barang tersebut kepada yatim
piatu atau anda bisa memberikan kepada sanak famili keluarga anda seperti
misalnya baju baju bayi yang baru beberapa bulan saja dapat anda berikan kepada
saudara yang misal membutuhkan.

Recycle
Konsep recycle sendiri adalah mendaur ulang sampah anda menjadi suatu
barang baru yang dapat digunakan kembali dan layak fungsi, caranya adalah anda
bisa mendaur ulang sampah organik di rumah anda misalnya menjadikan botol
minuman menjadi wadah pot tanaman atau melakukan pendaur ulangan kertas
menjadi kertas kembali. Daur ulang dengan jumlah yang besar belum menjadi
suatu aktifitas yang biasa dilakukan di Indonesia. Salah satunya adalah tempat
sampah yang dibedakan antara sampah organik dan sampah non organik masih
banyak belum diterapkan maksimal di Indonesia.

8. SYARAT TPS YANG BAIK

Setiap hari manusia menghasilkan sampah baik yang merupakan sampah


rumah tangga maupun sampah industri yang bermacam-macam bentuk dan
jenisnya. Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan
masalah lingkungan yang sangat merugikan. Sampah yang menumpuk dan
membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat mengganggu
kesehatan manusia baik badan maupun jiwa, serta mengganggu estetika
lingkungan karena terkontaminasi pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk
yang menyengat hidung.

Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam mengelola tempat
sampah/ tempat pembuangan sampah yaitu:

1. Adanya pemisahkan sampah kering/ non organik dengan sampah basah/


organik.
2. Jauh dari pemukiman warga.
3. Ukurannya tidak terlalu kecil, serta diberi batas (tembok)
4. Pengambilan sampah teratur
9. Dampak Operasional TPS

Dampak operasional TPS terhadap lingkungan akan memicu terjadinya


konflik sosial antar komponen masyarakat. Pada tahap Pengelolaan
akhir/Pengelolaan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia
maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Sehingga
perlu disusun dokumen lingkungan atas operasional TPA dan TPST.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 05 tahun
2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), maka Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan pembangungan TPA merupakan suatu kegiatan yang tidak
wajib AMDAL apabila dibawah 10 Ha, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 34
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup diwajibkan untuk memiliki Dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).

Sebagaimana lazimnya suatu aktivitas pembangunan TPA, maka aktivitas


Usaha dan/atau Kegiatan ini, baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, dan pasca
konstuksi (operasional), akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Dampak yang terjadi dapat bersifat positif (menguntungkan) dan/atau sebaliknya
berdampak negatif (merugikan). Untuk itu perlu adanya upaya mengembangkan
dampak positif dan menekan dampak negatif yang timbul akibat Usaha dan/atau
Kegiatan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut, sehingga
diperoleh manfaat yang optimum. Upaya tersebut dapat dilaksanakan apabila
dampak yang mungkin terjadi bisa diprakirakan dan dievaluasi sejak dini pada
tahap perencanaan pembangunan usaha/kegiatan melalui studi lingkungan Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis / 3 Februari 2022
Pukul : 16.00 s/d selesai
Tempat : Jembatan Steba, Kec. Nanggalo, Kota Padang Sumatera
Barat.
Penelitian : Dilakukan pada lingkungan masyarakat dan Tempat
Pembuangan Sementara (TPS)

3.2 Objek Dan Subjek Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) di Jembatan Steba, Kec. Nanggalo, Kota Padang, Sumatera
Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin
mengenai pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) yang terletak di Jembatan Steba, Kec. Nanggalo, Kota Padang, Sumatera
Barat yang meliputi masalah yang terkait di TPS serta sarana yang tersedia.

3.3 Sumber Data


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer yaitu dengan melakukan
pengamatan langsung pada sistem pengangkutan sampah di Jembatan Steba, Kec.
Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat. Serta wawancara dengan petugas dan
masyarakat di TPS.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pasar Pagi Lubuk Lintah merupakan pasar tradisional yang terletak di
kawasan Simpang Karang Ganting, Ampang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang
yang berpengaruh bagi perekonomian. Berdasarkan observasi lapangan, Pasar
Pagi Lubuk Lintah masih terkesan kotor, kumuh dengan aroma yang tidak
nyaman yang berasal dari sampah dan limbah. Dalam lingkungan pasar terlihat
padat dengan pedagang baik yang petak-petak tempat berjualan maupun yang
tidak sehingga menambah kesan tidak teratur. Masih banyak terlihat sampah yang
menumpuk dan berserakan dimana-mana. Dalam lingkungan pasar Pasar Pagi
Lubuk Lintah telah tersedia TPS yang setiap harinya diangkut petugas Dinas
Kebersihan . Dinas kebersihan hanya berkewajiban mengangkut sampah dari TPS
resmi. Selebihnya menjadi tanggungjawab masyarakat untuk membuangnya di
TPS atau kontainer. Dengan melihat aktivitas yang banyak terjadi di pasar
tradisional dan dimungkinkan volume sampah yang dihasilkan cukup besar maka
perlu dilakukan kajian untuk mengetahui karakteristik sampah di Pasar Pagi
Lubuk Lintah.
Data tentang karakteristik dan komposisi sampah sangat penting dan akan
sangat berguna untuk penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan potensi
pemanfaatan sampah pasar menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomis
dan manfaat yang lebih tinggi sehingga diharapkan dapat menurunkan volume
sampah yang selama ini semuanya langsung dibuang ke TPA Air Dingin.

Sistem Operasional Pengelolaan Sampah Pasar Pagi Lubuk Lintah


Pengelolaan sampah ditujukan pada pengumpulan sampah mulai dari
produsen sampai pada tempat pembuangan sampah akhir (TPA), membuat tempat
pembuangan sampah sementara (TPS), transportasi yang sesuai lingkungan dan
pengelolaan pada TPA. Sistem operasional pengelolaan sampah di Pasar Pagi
Lubuk Lintah meliputi sistem berikut ini :

TPA AIR
TPS TRUK
DINGIN

Pengumpulan merupakan proses pengangkutan dari sumber timbulan sampah


menuju Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Sistem pengumpulan sampah di
Pasar Pagi Lubuk Lintah menggunakan pola pengumpulan secara langsung yaitu
sampah yang berasal dari sumber sampah diangkut menggunakan gerobak sampah
oleh petugas dinas pasar setempat untuk dibuang ke TPS yang telah disediakan
oleh Dinas Kebersihan di samping Pasar Pagi Lubuk Lintah.
Kegiatan pengumpulan sampah dari sumber ke gerobak dilakukan dengan
pengambilan kantong plastik yang digunakan pedagang dalam membungkus
sampah yang dihasilkan kemudian dibawa dengan menggunakan gerobak dan
diangkut menuju TPS pasar. Jumlah gerobak dorong besi yang digunakan
sebanyak 1 unit yang dioperasikan oleh 1 orang pekerja. Sampah yang terkumpul
di TPS akan diangkut dengan dump truck menuju TPA Air Dingin.
Pengangkutan merupakan proses pemindahan sampah dari TPS menuju lokasi
TPA dengan sistem kontainer tetap, yaitu kendaraan dari pool menuju TPS,
kemudian sampah yang ada di TPS dimasukan oleh petugas dengan menggunakan
skop, keranjang ke dalam truk menuju TPA. Proses pengangkutan sampah
menggunakan armada dump truk yang mempunyai kapasitas ±4300 m3. Setiap
angkutan sampah memperkerjakan 2 orang pekerja yang terdiri dari 1 sopir dan 1
petugas pengangkut sampah. Pengangkutan dilakukan 2 kali sehari dan di angkut
pada pagi pukul 05.00 sampai 07.00 dan sore pada pukul 17.00 sampai 18.00.

Perhitungan Pengangkutan Sampah


1)Menghitung Haul time (h)
h = 2 j/trip+ 1j/trip. 0,5j/trip
= 3,5 j/trip

2)Menghitung Pickup (PHCS)

PHCS = 2 j/trip + 1 j/trip + 1 j/trip


= 4 j/trip

3) Menghitung waktu per trip

THCS = 4 j/trip + 0,5 j/trip + 2 j/trip


= 6,5 j/trip

B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang dilakukan di TPS di Jl. M.
Yunus, Anduring, Kec. Kuranji, Kota Padang Sumatera Barat diketahui bahwa
sumber sampah rata-rata berasal dari kegiatan pasar pagi lubuk lintah,sistem
pengelolaan sampah di tempat tersebut ialah pola pengumpulan secara langsung
yaitu sampah yang berasal dari sumber sampah diangkut menggunakan gerobak
sampah oleh petugas kebersihan dan sampah tersebut dibuang ke TPS yang telah
disediakan.
Kegiatan pengumpulan sampah dari sumber ke gerobak dilakukan dengan
pengambilan kantong plastik yang digunakan pedagang dalam membungkus
sampah yang dihasilkan kemudian dibawa dengan menggunakan gerobak dan
diangkut menuju TPS pasar. Jumlah gerobak dorong besi yang digunakan
sebanyak 1 unit yang dioperasikan oleh 1 orang pekerja. Sampah yang terkumpul
di TPS akan diangkut dengan dump truck menuju TPA Air Dingin. proses
pengangkutan sampah dari TPS menuju lokasi TPA dengan sistem kontainer
tetap, yaitu kendaraan dari pool menuju TPS, kemudian sampah yang ada di TPS
dimasukan oleh petugas dengan menggunakan skop, keranjang ke dalam truk
menuju TPA. Proses pengangkutan sampah menggunakan armada dump truk yang
mempunyai kapasitas ±4300 m3. Setiap angkutan sampah memperkerjakan 2
orang pekerja yang terdiri dari 1 sopir dan 1 petugas pengangkut sampah.
Pengangkutan dilakukan 2 kali sehari dan di angkut pada pagi pukul 05.00 sampai
07.00 dan sore pada pukul 17.00 sampai 18.00.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

TPS sementara atau tempat pembuangan sampah sampah merupakan suatu


tempat untuk menampung sampah dari masyarakat yang bersifat sementara,
karena sampah masih akan diteruskan ke tempat pembuangan sampah akhir.
Tempat pembuangan sampah memang memberikan manfaat bagi kita, namun kita
juga harus tahu apa dampak dari adanya tempat pembuangan sampah di
lingkungan kita. Sampah yang menumpuk bisa menyebabkan berbagai masalah
bagi beberapa aspek kehidupan, apalagi jika sistem kerja penngambilan sampah
tidak berjalan dengan lancar. Berikut dampak-dampak sampah begi kehidupan.
a. Pencemaran lingkungan
TPS yang kurang terorganisir justru bisa menyebabkan pencemaran
lingkungan. Sampah dari berbagai sumber dapat mencemari lingkungan, baik
lingkungan darat, udara maupun perairan. Pencemaran darat yang dapat
ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat
bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi
keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang mata).
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya mengeluarkan bau
yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah dapat meningkatkan
karbon monoksida (CO), karbo dioksida (CO2) nitrogen-monoksida (NO), gas
belerang,amoniak dan asap di udara. Asap di udara, asap yang ditimbulkan dari
bahan plastik ada yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker,
berhati-hatilah dalam membakar sampah !
Macam pencemaran perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya
terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan
mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya
sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk
kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk
dan mata air, jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun)
misalnya air raksa (merkuri), crhom, timbal, cadmium, maka akan berbahaya bagi
manusia, karzena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi,
kerusakan sel-sel hati atau ginjal.
b. Penyebab Penyakit
Sampah yang menumpuk tersebut tentunya akan banyak mengganggu kita,
disamping menimbulkan bau yang tak sedap. Sampah inipun akan banyak
menimbulkan penyakit. Untuk sampah yang banyak mengandung makanan
busuk, sudah pasti merupakan sarang hidupnya bakteri Coli. Sehingga apabila
sampah ini menumpuk di saat musim hujan, tentunya akan menimbulkan wabah
muntaber atau diare, DB dan lain sebagainya..
Sampah juga bisa mengundang datangnya kawanan tikus dan serangga yang
bisa menyebabkan berbagai penyakit pencernaan, penyakit kuning, penyakit
cacing perut , Malaria dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan sampah bisa
mencemari air permukaan, air tanah , lahan pertanian dan juga bisa mencemari
udara yang menyebabkan permasalahan pada manusia dan ekosistem.nya. Hal
ini akan menimbulkan ancaman yang lebih serius lagi, karena memasuki awal
Tahun 2010 ini curah hujan tentunya akan menngkat tajam. Sehingga dipastikan
akan timbul banjir dan genangan di mana-mana, ditambah dengan sistim
pertahanan tubuh kita yang menurun.
Sampah yang mencemari lingkungan pada jaman modern ini, bukan hanya
sebagai zat hasil buangan kehidupan masyarakat saja ( sisa makanan, plastik,
bagian tumbuhan dsb ), tetapi sampah ini juga bisa berasal dari buangan aktifitas
teknologi manusia, yang mencakup juga zat-zat buang kimiawi atau juga
aktifitas nuklir. Oleh karena itu komposisi kimia yang dikandung sampah sangat
bergantung lokasi pemukiman, terutama yang memiliki drainase yang
berhubungan langsung dengan lingkungan industri.
Sampah yang berupa bahan organik berasal dari aktifitas manusia sebagai
makhluk sosial disebut dengan sampah rumah tangga. Sedangkan senyawa/ bahan
yang berasal dari sisa aktifitas manusia dalam bidang teknologi disebut dengan
zat buang. Contoh yang tergolong zat buang adalah Carbon Monoksida, CFC,
dan lain sebagainya..
Setiap hari manusia menghasilkan sampah baik yang merupakan sampah
rumah tangga maupun sampah industri yang bermacam-macam bentuk dan
jenisnya. Sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan
masalah lingkungan yang sangat merugikan. Sampah yang menumpuk dan
membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat mengganggu
kesehatan manusia baik badan maupun jiwa, serta mengganggu estetika
lingkungan karena terkontaminasi pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk
yang menyengat hidung. Berikut ini adalah hal-hal yang wajib diperhatikan dalam
mengelola tempat sampah/ tempat pembuangan sampah yaitu:
1. Adanya pemisahkan sampah kering/ non organik dengan sampah basah/
organik.
2. Jauh dari pemukiman warga.
3. Ukurannya tidak terlalu kecil, serta diberi batas (tembok)
4. Pengambilan sampah teratur
Dampak operasional TPS terhadap lingkungan akan memicu terjadinya
konflik sosial antar komponen masyarakat. Pada tahap Pengelolaan
akhir/Pengelolaan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia
maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Sehingga
perlu disusun dokumen lingkungan atas operasional TPA dan TPST.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 05


tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), maka Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan pembangungan TPA merupakan suatu kegiatan yang
tidak wajib AMDAL apabila dibawah 10 Ha, dan sesuai dengan ketentuan Pasal
34 UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup diwajibkan untuk memiliki Dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL).

B. Saran
1. Pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu reduksi sampah dengan model
pemilahan sampah, pemanfaatan sampah menjadi pakan ternak dan
kompos, penjualan sampah dan pemrosesan di TPS 3R dan TPA
2. Penelitian selanjutnya perlu memperhatikan mengenai pengaruh musim
dan cuaca dalam penelitian persampahan.
3. Penelitian selanjutnya menitikberatkan kepada perencanaan sistem
pengelolaan sampah, baik dari fase, pengumpulan pengangkutan,
perencanaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah dan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA).
DAFTAR PUSTAKA
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrxyhU6RwpivFIA5T3LQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZA
MEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1644869563/RO=10/RU=http%3a%2f
%2feprints.poltekkesjogja.ac.id%2f3276%2f2%2fChapter%25202.pdf/RK=2/
RS=b.OBT8M7AsFCjBpgYVB0sxcKAyg-

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrxyhU6RwpivFIA4z3LQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZA
MEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1644869563/RO=10/RU=http%3a%2f
%2fwww.indonesian-publichealth.com%2fperaturan-pengelolaan-limbah%2f/
RK=2/RS=Xhjy2EGlYNWjwMyapRQapsrq8Bs-

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrxzMzJSwpiPFQAxwDLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZ
AMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1644870729/RO=10/RU=https%3a%2f
%2frimalestari123.blogspot.com%2f2014%2f04%2fmakalah-tentang-tps.html/
RK=2/RS=LX55sS.OnMNlc9fTpjhHZcyJyJA-

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrxzMzJSwpiPFQAyQDLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZ
AMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1644870729/RO=10/RU=https%3a%2f
%2fpaisaldoni.wordpress.com%2f2015%2f08%2f05%2fmakalah-tentang-sampah
%2f/RK=2/RS=CFLhK6H_ftdXyej9sZB6l.HaC8o-

Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman


Pengelolaan Sampah

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah

Standar Nasional Indonesia (SNI) 3242-2008 tata cara pengelolaan sampah


di-permukiman
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai