Dosen Pebimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 5
2D3A
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat
serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“Pembuangan Kotoran Manusia” ini. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan
untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
Terimakasih penulis ucapkan untuk kedua orang tua atas dukungan dan fasilitas yang
mereka berikan pada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kepada petugas perpustakaan yang membantu penulis dalam mencari buku refrensi
dengan sabar. Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami
sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya
makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap
pembacanya.
Kelompok 5
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari
dalam tubuh ini berbentuk tinja (feces), air seni (urine), dan CO 2 sebagai hasil dari
proses pernapasan. Saat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya
jamban, masih jauh dari harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak
dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM). Berbagai upaya tersebut sebetulnya bermuara pada terpenuhinya akses
sanitasi masyarakat, khususnya jamban. Namun akses tersebut selain berbicara
kuantitas yang terpenting adalah kualitas.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang yang normal diperkirakan
menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram.
Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka setiap hari tinja yang
dikeluarkan sekitar juta gram ( ton). Maka bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas
penyakit akan mudah tersebar. Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding
dengan area pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat
dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan
masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi. Kurangnya perhatian terhadap
pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan
mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Karena
kotoran manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks.
Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagai macam jalan
atau cara
5
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
sumber daya yang ada, dan non-alokasi sumber daya keuangan untuk layanan
terkait limbah tinja.
4) Aspek Kelembagaan
Tanggung jawab dari masing-masing stakeholder tidak didefinisikan secara
jelas dan mekanisme koordinasi / komunikasi antara sektor yang berbeda tidak
ada. Juga tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Daerah tidak
dirumuskan dengan jelas. Pengelolaan lumpur tinja juga sering diabaikan
dalam sektor penyediaan air dan sanitasi. Bagi Pemerintah Daerah,
pengeboran sumur air tampaknya lebih utama daripada membangun instalasi
pengolahan limbah tinja. Pentingnya manajemen limbah tinja yang memadai
untuk mengurangi penyakit gastrointestinal sering diremehkan, dan kesadaran
akan manfaat kesehatan dan ekonomi (penghematan dalam obat-obatan, biaya
rumah sakit dan peningkatan produktivitas penduduk) masih kurang. Lebih
jauh lagi, preferensi politik dan administratif sangat bergantung pada sistem
air limbah dan pembuangan limbah skala besar yang terpusat sering tidak
cocok atau berkelanjutan dalam konteks negara berkembang.
5) Aspek Peran Serta Masyarakat
Untuk sejumlah besar rumah tangga, biaya untuk pembuatantangki septik dan
pengosongan tangki septik sangatlah besar, hampir tidak terjangkau atau
malah masyarakat tidak mau mengeluarkan uang untuk kegiatan tersebut.
8
2.2 Karakteristik Kotoran Manusia
9
A. Komposisi
Menurut Azwar (1995:74) seorang yang normal diperkirakan menghasilkan
tinja rata-rata sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram.
Kedua jenis kotoran manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat-zat organik
(sekitar 20% untuk tinja dan 2,5% untuk air seni), serta zat-zat anorganik seperti
nitrogen, asam fosfat, sulfur, dan sebagainya. Perkiraan komposisi tinja dapat dilihat
pada tabel berikut (Soeparman, 2002):
Air 66-80
Bahan organik (dari berat kering) 88-97
Nitrogen (dari berat kering) 5,7-7,0
Fosfor (sebagai P2O5) (dari berat kering) 3,5-5,4
Potasium (sebagai K2O) (dari berat kering) 1,0-2,5
Karbon (dari berat kering) 40-55
Kalsium (sebagai CaO) (dari berat kering) 4-5
C/N rasio (dari berat kering) 5-10
10
Namun tinja potensial mengandung mikroorganisme patogen, terutama apabila
manusia yang menghasilkannya menderita penyakit saluran pencernaan makanan
(enteric or intestinal disesases). Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus,
protozoa, ataupun cacing-cacing parasit. Coliform bacteria yang dikenal sebagai
Echerichia coli dan Fecal stretococci (enterococci) yang sering terdapat di saluran
pencernaan manusia, dikeluarkan dari tubuh manusia dan hewan-hewan berdarah
panas lainnya dalam jumlah besar rata-rata sekitar 50 juta per gram (Soeparman,
Proses penguraian (decomposition) pada tinja secara alamiah akan
berlangsung, sehingga akan berubah menjadi bahan yang stabil, tidak berbau, dan
tidak mengganggu. Aktivitas utama dalam proses dekomposisi tersebut adalah
(Soeparman, 2002) :
1) Pemecahan senyawa organik kompleks, seperti protein dan urea, menjadi
bahan yang lebih sederhana dan lebih stabil.
2) Pengurangan volume dan massa (kadang-kadang sampai 80%) dari bahan
yang mengalami dekomposisi, dengan hasil gas metan, karbon dioksida,
amonia, dan nitrogen yang dilepaskan ke atmosfer, bahan-bahan yang terlarut
dalam keadaan tertentu meresap ke dalam tanah di bawahnya.
3) Penghancuran organisme patogen yang dalam beberapa hal tidak mampu
hidup dalam proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak jasad renik di
dalam massa yang tengah mengalami dekomposisi.
Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. Aktivitas bakteri dapat
berlangsung dalam suasana aerobik atau anaerobik. Proses anaerobik tersebut
misalnya terjadi pada kakus air (aqua privy), tangki pembusukan (septic tank), atau
pada dasar lubang yang dalam. Atau dapat pula terjadi secara aerobik, seperti pada
dekomposisi tertentu. Di samping itu, dekomposisi dapat terdiri lebih dari satu tahap,
sebagian aerobik dan sebagian lagi anaerobik, tergantung pada kondisi fisik yang ada.
Sebagai contoh, proses anaerobik berlangsung dalam septic tank, effuent cair meresap
ke dalam tanah melalui saluran peresapan dan meninggalkan banyak bahan organik
pada lapisan atas tanah. Bahan organik itu diuraikan secara aerobik oleh bakteri
saprofit yang mampu menembus tanah sampai kedalaman 60 cm.
B. kuantitas
Tenaga kesehatan lingkungan sangat berkepentingan dengan informasi tentang
kuantitas tinja manusia. Seperti telah dikemukakan pada bab terdahulu, kuantitas tinja
bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Selain itu, kuantitas tinja dipengaruhi oleh
11
kebiasaan makan, kondisi kesehatan, kondisi psikologis, kehidupan agama serta
kondisi sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi kebiasaan hidup, termasuk
kebiasaan menggunakan bahan pembersih. Informasi tentang kuantitas tinja
diperlukan untuk bahan pertimbangan atau perhitungan dalam menentukan dimensi
sarana pembuangannya, disamping berbagai informasi lainnya (jumlah pengguna,
lama penggunaan dansebagainya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjaga kesehatan lingkungan sangat penting salah satunya tinja yang ada di
sekeliling kita.Untuk mencegahnya, sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi tinja
terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, dengan
memenuhi syarat-syarat jamban yang sehat.
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus
sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus
digestifus).Manfaat pengelolaan tinja manusia yaitu dapat memotong jalur transmisi pada
sumbernya serta dari segi estetika pemandangan, dan penciuman yang kurang sedap.
3.2 Saran
Adapun saran dari penulis agar selalu menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk
untuk selalu menggunakan jamban yang sehat tidak merusak lingkungan dan
pencemarannya.Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai sanitasi lingkungan.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/72421/3/BAB_2.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/170/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y
http://docplayer.info/63441605-Pembuangan-kotoran-manusia-tinja.html
http://mktdegreeof.blogspot.com/
13