Anda di halaman 1dari 11

Pengendalian

Pencemaran Tanah
KELOMPOK 2
Alda Alviana (P21345120004)
Eka Prasetia Ningsih (P21345120019)
Ersa Fatma Noviyanti (P21345120020)
Fahrij Febri Setiawan (P21345120022)
Landasan Hukum Pencemaran Tanah
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 Tahun 2000 dinyatakan bahawa tanah adalah
salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri atas bahan
mineral dan bahan organic serta mempunyai sifat fisik , kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berbagai Peraturan yang Berkaitan dengan Pencemaran
Tanah
1. PerMen LH Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pecegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup akibat
Pertambangan Emas Rakyat
2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 02 Tahun 2007 Tentang Larangan Ekspor Pasir, Tanah, dan Top Soil
(termasuk Tanah Pucuk atau Humus)
3. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 03 Tahun 2007 Tentang Verifikasi atau Penelusuran Teknis Ekspor Bahan
Galian Golongan C Selain Pasir, Tanah dan Top Soil (Termasuk Tanah Pucuk atau Humus).
4. PerMen LH Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk Produksi
Biomassa
5. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kerusakan Dan Atau Pencemaran Lingkungan
Hidup yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan Atau Lahan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa
7. KepMen Kehutanan & Perkebunan Nomor 146 Tahun 1999 Tentang Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam
Kawasan Industri
8. KepMen LH Nomor 43 Tahun 1996 Tentang Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha atau Kegiatan
Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Daratan
9. KepMen Pertambangan & Energi Nomor 1211 Tahun 1995 Tentang Pencegahan & Penanggulan Perusakan &
Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Pertambangan Umum.
Penanggulangan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup
dilakukan dengan :
1. pemberian informasi peringatan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup kepada
masyarakat;
2. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
3. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup; dan/atau
4. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan
tahapan:
1. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur
pencemar;
2. remediasi (upaya pemulihan pencemaran lingkungan hidup untuk
memperbaiki mutu lingkungan hidup);
3. rehabilitasi (upaya pemulihan untuk mengembalikan nilai, fungsi,
dan manfaat lingkungan hidup termasuk upaya pencegahan
kerusakan lahan, memberikan perlindungan, dan memperbaiki
ekosistem);
4. restorasi (upaya pemulihan untuk menjadikan lingkungan hidup
atau bagian-bagiannya berfungsi kembali sebagaimana semula);
dan/atau
5. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Pengendalian Pencemaran Tanah Secara
Teknik
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemaran
tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah
bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.Tanah dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme
yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah.
Diantaranya adalah :
1. Remidiasi
2. Bioremediasi
Remediasi
Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan
remediasi, hal yang perlu diketahui:
1. Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
2. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
3. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
4. Jenis tanah.
5. Kondisi tanah (basah, kering).
6. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
7. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bias ditunda).

Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on site) dan ex situ (atau off site). Pembersihan on
site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman.
Bioremediasi
Merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan air). Proses
bioremediasi harus memperhatikan temperature tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K),
perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien,
pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dan sebagainya.
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitumikroorganisme yang memiliki
kemampuan biotransformasi khusus.
3. Penerapan immobilized enzymes.
4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
Pengendalian Pencemaran Tanah Secara
Sosial
Pengendalian secara sosial merupakan penanggulangan yang melibatkan kegiatan manusia. Contoh
kegiatan yang dilaksakan seperti :
1. Memilah sampah yang mudah terurai dan sulit terurai
2. Menggunakan sampah organik yang mudah terurai sebagai pupuk kompos
3. Menggunakan kembali sampah yang sulit terurai, seperti kardus, kain, botol, dan plastik
4. Mengadakan penyuluhan tentang penyehatan tanah
5. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan
6. Mengurangi penggunaan pestisida buatan atau mengantinya dengan pestisida alami
7. Mengolah limbah industri sebelum dibuang ke tanah
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai