Anda di halaman 1dari 5

In Bahasa Indonesia

Konservasi penangunlangan dan pencengahan kerusakan lingkukan pada pencemaran


tanah akibabt limbab padat:
Pengelolaan limbah padat didasarkan pada:
1. Pengumpulan Limbah. Limbah padat biasanya dikumpulkan oleh truk tertutup.
2. Pembuangan Limbah. Setelah pengumpulan limbah, limbah dibuang dengan salah satu
metode yang dijelaskan di bawah ini.
3. Pembuangan. Ini adalah proses pembuangan limbah yang terkontrol dan final di tambak-
tambak tanah yang harus dilakukan dengan menggunakan metode mutakhir, (seal sealing,
pengolahan air perkolasi, pembuangan/ pemanfaatan gas TPA, dll.)
4. Isi Tanah Sanitas. metode pembuangan limbah tanpa menimbulkan gangguan atau bahaya
bagi kesehatan masyarakat. Prosesnya, limbah dibatasi pada volume praktis terkecil dengan
menutupinya dengan lapisan tanah.
5. Insinerasi . metode mengubah volume limbah menjadi abu dengan membakar. Metode ketika
biaya pengisian lahan sangat tinggi.
6. Pirolisis. metode pembakaran limbah tanpa oksigen atau udara
7. Pengomposan. Proses pemubuatan limbah bahan organik dalam menjadi biopupuk oleh
mikroorganisme aerob.
8. Teknologi Biogas. Bahan organik yang ada dalam limbah padat diurai oleh bakteri
putrefactive tanpa adanya udara (kondisi anaerob) menjadi biogase di dalam biogas digestor.
Komposisi perkiraan biogas adalah 60% metana (CH4) dan 40% C02.
Langkah Penanganan
Penanganan khusus terhadap limbah domestic:
1. Memisahkan sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable) dan
sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable)
2. Sampah organik yang terbiodegradasi bisa diolah dan Sampah anorganik yang tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme dan dapat di daur ulang.

Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah.
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan off-site meliputi
penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri).
3. Fitoromediasi.
Fitoremediasi adalah teknologi pembersihan, penghilangan atau pengurangan polutan
berbahaya, seperti logam berat, pestisida, dan senyawa organik beracun dalam tanah atau
air dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperakumulator plant)
Proses Fitoremediasi 1. Phytoacumulation : tumbuhan menarik zat kontaminan sehingga
berakumulasi disekitar akar tumbuhan 2. Rhizofiltration : proses adsorpsi / pengendapan zat
kontaminan oleh akar untuk menempel pada akar. 3. Phytostabilization : penempelan zat-zat
contaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. 4.
Rhyzodegradetion : penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba 5. Phytodegradation :
penguraian zat kontamin 6. Phytovolatization : transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan dalam
bentuk yang telah menjadi larutan
Keuntungan Fitoremediasi 1. Biaya operasi lebih murah 2. Tanaman juga dapat
digunakan bahan bakar. 3. Pencemaran pada tanah bisa berkurang secara alamiah 4. Tanah juga
akan mengalami perbaikan akibat adanya aktivitas akar. 5. Tanah menjadi lebih subur kembali.
6. Tanaman yang mampu menyerap unsur bernilai ekonomi seperti emas (au) dan nikel (ni) bisa
digunakan untuk pertambangan. 7. Tanaman hiperakumulator masuk dalam kriteria tanaman
dengan syarat tumbuh yang tidak membutuhkan nutrisi tinggi dan tidak rewel.

Rekayasa Ide
Sosialisasi dan Aksi untuk Wujudkan Lingkungan Asri:
1. Dilakukannya sosialisasi terhadap masyarakat bahwa berbahayanya limbah pada terhadap
kerusakan lingkungan. Dapat dimulai dari menghilangkan kebiasaan membuang sampah
sembarangan di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan mulai dari generasi muda, sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran generasi muda, khususnya tentang dampak negatif
dan potensi yang dapat dihasilkan dari limbah industri maupun limbah rumah tangga. Lalu dari
generasi muda dilanjutkan kepada generasi yang lebih tua.
2. Sosialisasi terhadap masyarakat dalam mengenalkan 5 jenis warna tempat sampah sesuai
fungsinya seperti Tempat sampah organik (warna hijau) Jenis tempat sampah bewarna hijau
merupakan wadah untuk sisa makanan organic;Tempat Sampah Non Organik (warna kuning;
Tempat Sampah Non Organik Berbahaya / B3 (Warna Merah); Tempat Sampah Non Organik
Berbahan Kertas (Warna Biru); Tempat Sampah Residu (Warna Abu-abu) dan meletakkan
tempat sampah di beberapa lokasi daerah masyakarat sekitar.
3. Penetapan lokasi TPA umum bagi masyarakat oleh pemerintah diharapkan jauh dari
pemukiman warga namun tidak merusak lingkungan alam.
4. Sosialisasi penggunaan limbah menjadi barang yang dapat di pergunakan seperti limbah
organic menjadi pupuk kompos, daur ulang limbah plastic mejadi bentuk kerajinan dan semua itu
dapat diperjual belikan.
5. Donasikan Barang-barang yang Tidak Terpakai,
6. Menggunakan Kantung Belanja dan Alat Makan Sendiri.

In English :
Conservation, handling and prevention of environmental damage on soil pollution due to
solid waste:
Solid waste management is based on:
1. Waste Collection. Solid waste is usually collected by covered trucks.
2. Waste Disposal. After waste collection, the waste is disposed of by one of the methods
described below.
3. Disposal. It is a controlled and final waste disposal process in earthen ponds which must be
carried out using the latest methods, (seal sealing, percolation water treatment, landfill gas
disposal/utilization, etc.)
4. Fill the Sanity Ground. a method of disposing of waste without creating a nuisance or a hazard
to public health. In the process, the waste is limited to the smallest practical volume by covering
it with a layer of soil.
5. Incineration . method of converting the volume of waste into ash by burning. The method
when the cost of filling the land is very high.
6. Pyrolysis. waste combustion method without oxygen or air
7. Composting. The process of making organic waste in the form of biofertilizer by aerobic
microorganisms.
8. Biogas Technology. Organic matter present in solid waste is decomposed by putrefactive
bacteria in the absence of air (anaerobic conditions) into biogas in the biogas digestor. The
approximate composition of biogas is 60% methane (CH4) and 40% CO2.
Handling Step
Special handling of domestic waste:
1. Separating organic waste that can be decomposed by microorganisms (biodegradable) and
waste that cannot be decomposed by microorganisms (non-biodegradable)
2. Biodegradable organic waste can be processed and inorganic waste that cannot be decomposed
by microorganisms and can be recycled.

There are several measures to reduce the impact caused by soil pollution.
1. Remediation
Remediation is an activity to clean the contaminated soil surface. There are two types of soil
remediation, namely in-situ (or on-site) and ex-situ (or off-site). On-site cleaning is cleaning on
site. Off-site cleaning involves excavating the contaminated soil and then bringing it to a safe
area
2. Bioremediation
Bioremediation is the process of cleaning soil pollution by using microorganisms (fungi,
bacteria).
3. Phytoromediation.
Phytoremediation is a technology for cleaning, removing or reducing harmful pollutants, such as
heavy metals, pesticides, and toxic organic compounds in soil or water by using plants
(hyperaccumulator plants).
Phytoremediation process 1. Phytoacumulation: plants attract contaminants so that they
accumulate around plant roots 2. Rhizofiltration: the process of adsorption / deposition of
contaminants by the roots to stick to the roots. 3. Phytostabilization: the attachment of certain
contaminants to the roots that cannot be absorbed into the plant stem. 4. Rhyzodegradetion:
decomposition of contaminants by microbial activity 5. Phytodegradation: decomposition of
contaminants 6. Phytovolatization: transpiration of contaminants by plants in a form that has
become a solution
Advantages of Phytoremediation 1. Lower operating costs 2. Plants can also be used as fuel. 3.
Soil contamination can be reduced naturally 4. Soil will also experience improvement due to root
activity. 5. The soil becomes more fertile again. 6. Plants capable of absorbing elements of
economic value such as gold (au) and nickel (ni) can be used for mining. 7. Hyperaccumulator
plants are included in the criteria for plants with growing conditions that do not require high
nutrition and are not fussy.

Idea Engineering
Socialization and Action to Realize a Beautiful Environment:
1. Conducting socialization to the community that waste is hazardous to environmental damage.
It can be started by eliminating the habit of littering in Indonesia. This can be done starting from
the younger generation, so that it can increase the knowledge and awareness of the younger
generation, especially about the negative impacts and potentials that can be generated from
industrial waste and household waste. Then from the younger generation to the older generation.
2. Socialization to the community in introducing 5 types of color trash bins according to their
functions, such as organic trash cans (green color); Green trash cans are containers for organic
food waste; Non-Organic Waste Bins (yellow color; Hazardous Non-Organic Trash / B3 (B3)
Color Red); Paper Non-Organic Trash Can (Blue Color); Residual Trash Can (Grey Color) and
placing trash cans in several locations in the surrounding community.
3. The government is expected to determine the location of a public TPA for the community,
which is far from residential areas but does not damage the natural environment.
4. Socialization of the use of waste into goods that can be used, such as organic waste into
compost, recycling of plastic waste into handicrafts and all of that can be traded.
5. Donate items that are no longer used
6. Use your own shopping bag and cutlery.

Anda mungkin juga menyukai