Anda di halaman 1dari 7

BIOTEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

Apa itu Limbah?


Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki di lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah terdiri dari zat
atau bahan buangan yang dihasilkan proses produksi industri yang kehadirannya dapat
menurunkan kualitas lingkungan. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki
sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang
dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber
daya.
Limbah dapat dikenali berdasarkan karakteristiknya, adapun karaktiristik limbah adalah
sebagai berikut ;

1. Berupa partikel dan padatan, baik yang larut maupun yang mengendap, ada yang
kasar dan ada yang halus. Berwarna keruh dan suhu tinggi.
2. Mengandung bahan yang berbahaya dan beracun, antara lain mudah terbakar, mudah
meledak, korosif, bersifat sebagai oksidator dan reduktor yang kuat, mudah
membusuk dan lain-lain.
3. Mungkin dalam jangka waktu singkat tidak akan memberikan pengaruh yang berarti,
namun dalam jangka panjang mungkin berakibat fatal terhadap lingkungan.
Jenis-jenis Limbah
Berdasarkan wujud atau karakteristiknya, limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis,
yaitu (Kristanto, 2004) sebagai berikut:

1. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri
yang di buang ke lingkungan dan diduga dapat mencemari lingkungan
2. Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dibuang ke udara.
Gas/asap,partikulat dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara akan dibawa
angin sehingga akan mempeluas jangkauan pemaparannya. Partikel adalah butiran
halus yang mungkin masih terlihat oleh mata telanjang, seperti uap air,debu,asap,fume
dan kabut.
3. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,lumpur,dan bubur
yang berasal dari sisa proses pengolahan.limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua
bagian yaitu limbah padat yang dapat di daur ulang (misalnya plastik ,tekstil,potongan
logam) dan limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis.

Berdasarkan sumbernya,limbah dapat dibagi menjadi lima jenis,yaitu sebagai berikut;

1. Limbah domestik atau rumah tangga adalah limbah yang berasal dari kegiatan
pemukiman penduduk atau rumah tangga dan kegiatan usaha seperti
pasar,restoran,gedung,perkantoran dan sebagainya.
2. Limbah industri adalah merupakan sisa atau buangan dari hasil proses industri.
3. Limbahpertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari daerah atau kegiatan
pertanian maupun perkebunan.
4. Limbah pertimbangan adalah limbah pertambangan yang berasal dari kegiatan
pertambangan.
5. Limbah pariwisata adalah limbah yang berasal dari sarana transportasi yang
membuang limbahnya
6. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari dunia kesehatan atau limbah medis
mirip dengan sampah domestik pada umumnya.

Cara Pengolahan Limbah:

1. Penimbunan
Pada metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu
saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, biasanya di lokasi tempat
pembuangan akhir (TPA). Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kurnan
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau
busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes
ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut, dapat
terbawa zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan adalah cara
ini menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi sementara lahan untuk
penimbunan akan semakin berkurang. Sampah yang ditimbun sebagian besar sulit
terdegradasi sehingga akan tetap berada di area penimbunan untuk waktu yang sangat
lama.
2. Pembakaran
Insinerasi adalah pembakaran sampah/Iimbah padat menggunakan suatu alat
yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi
menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk
pemanas ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat dapat dibakar
dalaminsinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi di antaranya adalah
kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh jenis limbah padat yang kurang sesuai
untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan, dan baterai.
Kelemahan utama metode insinerasi adalaah biayanya yang mahal, selain itu
insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu
asap pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa yang berbahaya.
Kelemahan metode insinerasi adalah biaya operasi yang mahal. Selain itu, insinerasi
menghasiIkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu asap
pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.
3. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi
produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah
karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contoh
beberapa jenis limbah padat yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam
(seperti besi, baja, dan alumunium), plastik, dan karet.
Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya
sama atau produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang menjadi
kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang
menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal untuk menjadi
bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi kaleng
alumunium lagi. Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis polyetilen terftalat
(PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, seperti baju poliyester, karpet,
dan suku cadang mobil. Gelas dan peralatan plastik. Selain itu dalam proses daur
ulang meliputi pembuatan kompos yang diproses dari sampah organik. Sebagai
berikut:
 Pembuatan Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti
sayuran, daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses
degradasi/penguraian oleh mikroorganisme tertentu. Kompos berguna untuk
memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan
tumbuhan, sementara mikroba yang ada dalam kompos dapat membantu
penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman.
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi
timbunan sampah organik. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia,
karena cara pembuatannya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang
besar. Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan
tambahan atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.
Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair.
Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah
jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme
yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat
kompos adalah EM4 (Effective Microorganism 4). EM4 merupakan kultur
campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi
limbah/sampah organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah
maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4
mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, di
antaranya Lactobacillus sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomyces sp., dan
Streptomyces sp., dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae.
Kompos yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.
Kompos dapat juga dibuat dengan bantuan cacing tanah karena cacing tanah
mampu menguraikan bahan organik. Kompos yang dibuat dengan bantuan
cacing tanah dikenal juga dengan sebutan kascing. Cacing tanah yang dapat
digunakan adalah cacing dari spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus,
Pheretima defingens, dan Eisenia foetida. Cacing tanah akan menguraikan
bahan-bahan kompos yang sebelumnya sudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Keterlibatan cacing tanah dan mikroorganisme dalam pembuatan kompos
menyebabkan pembentukan kompos menjadi lebih efektif dan cepat.

A. Pengolahan Air Limbah


Di dalam proses pengolahan air limbah domestik ataupun air limbah industri
khususnya yang mengandung polutan senyawa organik,teknologi yang digunakan
sebagian besar menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan
senyawa polutan organik tersebut. Proses ini biasa disebut “Proses Biologi”. Proses
pengolahan limbah secara biologi tersebut dapat dilakukan pada kondisi
aerobik(dengan udara),kondisi anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi anaerobik
dan aerobik.
Proses biologis aerobik biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah
dengan beban BOD(“Biological Oxygen Demands”yaitu kebutuhan oksigen oleh
mikroorganisme untuk menetralisir bahan-bahan sampah dalam air melalui proses
oksidasi biologis secara dekomposisi aerobic) yang tidak terlalu besar,sedangkan
proses biologi anaerobik digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban
BOD yang sangat tinggi.

Klasifikasi Pengolahan Air Limbah:


a) Pengolahan Pertama (Primary Treatment)
Tujuan pengolahan pertama ini adalah untuk menghilangkan zat padat
tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Primary treatment
dilakukan dengan dua metode utama, yaitu pengolahan secara fisika dan
pengolahan secara kimia. Pengolahan secara kimia yaitu mengendapkan
bahan padatan dengan penambahan bahan kimia. Pengolahan secara fisika
yaitu dimungkinkan bila bahan kasar yang diolah dengan pengendapan
atau pengapungan. Bahan kimia (koagulan)yang dipakai diantaranya:
alumunium sulfat(tawas), Natrium hidroksida,soda abu,soda
api,ferisulfat,feri chlorida. Dengan adanya pengendapan ini maka akan
mengurangi kebutuhan oksigen pada pengolahan bilogis berikutnya dan
pengendapan yang terjadi adalah pengendapan secara grafitasi.
b) Pengoalahn Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan kedua menurunkan BOD terlarut yang tidak terolah pada
pengolahan pertama,dan pengolahan terhadap Suspensi Solid (ialah semua
zat padat seperti pasir,umpur,tanah liat,atau partikel-partikel yang
tersuspensi dalamair dan dapat berupa komponen hidup/biotik seperti
fitoplankton,zooplankton,bakteri,fungi ataupun komponen mati/abiotik
seperti detrius dan partikel-partikel organik. Khusu untuk limbah domestik
tujuannya utamanya adalah mengurangi bahan organik dan dalam banyak
hal juga menghilangkan nutrisi seperti Nitrogen dan Fosfor. Proses
penguraian bahan organik dilakukan oleh microorganisme secara aerobic
atau anaerobic. Treatment kedua pada umumnya melibatkan proses biologi
dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan organik
mikroorganisme yang ada dalam air limbah. Untuk proses biologi ini
banhyak digunakan reaktor lumpur aktif atau “trickilling filter”. Lumpur
aktif (actived sludge) yaitu lumpur yang banyak mengandung bakteri
pengurai.
b.1 Poses Aerobik
Biasanya dilakukan dengan bantuan lumpur aktif, maka air limah yang
telah ditambahkan pada tangki aerasi dengan tujuan untuk memperbanyak
jumlah bakteri secara cepat agar proses biologis dalam menguraikan bahan
organik berjalan cepat. Terdapat 2 hal penting dalam proses ini,yakni
proses Pertumbuhan Bakteri dan Proses Pertambahan Oksigen.
Bakteri akan berkembangbiak apabila jumlah makanan didalamnya cukup
tersedia, sehingga pertumbuhan bakteri dapat dipertahankan secara
konsisten. Setelah makanan habis dipergunakan,maka jumlah kematian
akan lebih besar dari jumlah pertumbuhannya,dan pada saat bakteri
menggunakan energi simpanan ATP untuk pernapasannya sampai ATP
habis dan kemudian mati.
Pada praktiknya ada 2 cara untuk menambahkan oksigen kedalam air
limbah yaitu;
1. Memasukkan udara ke dalam air melalui benda porous atau noxxole
(udara yang dimasukkan kedalam air limbah melalui pompa tekan).
2. Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen dilakukan
denganmenggunakan pemutaran baling-baling (aerator) yang
diletakkan pada pemukaan air limbah. Akibat dari pemutaran ini,air
limbah akan terangkat ke atas dan kontak langsung dengan udara
sekitarnya. Biasanya bla terdapatsenyawa Nitratorganik,hasil akhir juga
mengandung senyawaNitrat dan terjadi penurunan pH.
b.2 Proses Anaerobik
zat organik diuraikan tanpa kehadiran oksigen. Hasi akhir yang
dominan dari proses anaerobik ialah biogas(campuranmethane dan carbon
dioksida), uap air serta sedikit exces sluges
c) Pengolahan Ketiga (Tertiery Treatment)
Merupakan kelanjutan dari pengolahan kedua. Umumnya pengolahan ini
untuk menghilangkan nutrisi/unsur hara khususnya nitrat dan fosfat.
Disamping itu juga tahapan ini bisa dilakukan pemusnahan
mikrooeganisme pathogen dengan penambahan Chlor pada air limbah.
Pengolahan tingkat lanjutan/khusus ini ditujukkan terutama untuk
menghilangkan senyawa anorganikdiantaranya calsium,kalium
sulfat,nitrat, phospor dan senyawa kimia organik lainnya. Proses-proses
kimia,fisika dan biologis yang terjadi pada pengolahan tingkat lanjut ini
antara lain: filtrasi,destilasi,pengapungan dan sebagainya. Proseskimia
meliputi absorbsi karbon aktif,pengendapan kimia,oksidasi dan reduksi.
Sedangkan prosesbiologis melalui bakteri,algae nitrifikasi.2.
d) Pengolahan Lanjut
Dari setiap pengolahan air limbah,maka hasilnya adalah berupa lumpur
yang perlu dilakukan pengolahan secara khusus,agar lumpur tersebut dapat
dimanfaatkan kembali. Pengolahan lumpur yang masih sedikit
mengandung bahan nitrogen dan mempermudah proses
pengangkutan,maka diperlukan beberapa tahap pengolahan antara lain:
1. Proses Pemekatan
2. Proses Penstabilan
3. Proses pengaturan
4. Proses pengurangan air
5. Proses pengeringan
6. Proses pembuangana

erob
B. Pengolahan Limbah Minyak
Dalam bioteknologi cara untuk menguraikan minyak adalah dengan
menggunakan jamur Clodosporium resinae. Jamur ini mendegradasi plastik dan
parafin dengan efektif.
Sedangkan mikroba Pseudomonas dapat memecah ikatan hidrokarbon minyak.
Cara lainnya adalah menggunakan pengemulsi yang menyebabkan minyak
bercampur dengan air sehingga dapat dipecah oleh mikroba Acinetobacter calcoa
ceticus.

Anda mungkin juga menyukai