Sampah ialah sisa kegiatan sehari-hari dari manusia dan atau proses alam yang
memiliki bentuk padat. Sampah kerap kali mengacu kepada material sisa yang tak diinginkan
atau tidak memiliki manfaat bagi manusia usai berakhirnya suatu kegiatan atau proses
domestik. Untuk buangan industri, material yang sudah tidak diinginkan umumnya disebut
dengan limbah industri.
A. Jenis Sampah
Berdasarkan sifatnya, sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik adalah jenis sampah yang dapat diolah sedangkan sampah
anorganik adalah sampah yang tidak atau sulit untuk diuraikan. Berikut informasi lebih lanjut
mengenai sampah organik dan anorganik.
1. Sampah Organik
Sampah organik ialah jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik manusia,
tumbuhan, maupun hewan. Sampah organik ini umumnya masih bisa dipakai apabiladikelola
menyesuaikan dengan prosedur yang benar. Jadi, sampah ini dapat memilikiberbagai manfaat
bagi kehidupan.
Sampah organik sendiri, dapa terbagi menjadi dua jenis, yakni sampah organik kering dan
basah. Sama seperti namanya, sampah organik kering adalah sampah organik yang kandungan
airnya sedikit sedangkan sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak
mengandung air.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah jenis sampah yang sulit untuk terurai. Berbeda dengan
sampah organik, sampah ini pada umumnya tudak berasal dari mahluk hidup.
Sampahanorganik ialah sampah yang berasal dari bahan non hayati yang juga meliputi
produksintesis dan hasil proses teknologi dari pengolahan bahan tambang.
Permasalahan limbah anorganik hingga saat ini masih belum menemukan titik terang.
Meskipun beberapa ikhtiar telah dilaksanakan, jumlah sampah di Indonesia masih saja bisa
dikatakan sangat besar besar. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanaan (KLHK) pada tahun 2019, jumlah sampah sebesar 67,8 juta ton, yang terdiri dari
57% sampah organik, 15% sampah plastik, 11% sampah kertas, dan 17% sampah yang
lainnya.
Berdasarkan data yang telah dilaporkan oleh Minderoo Foundation, tiap-tiap warga
negara Indonesia menghasilkan sampah anorganik yakni kurang lebih 9 kg sampah
plastiksekali pakai. Negara Indonesia bahkan menjadi negara yang membuang sampah plastik
sekali pakai per kapita terbesar pada urutan ke-enam di Asia Tenggara.
B. Perbedaan Sampah Anorganik dan Organik
Ada empat perbedaan yang mendasar antara sampah organik dengan sampah anorganik
yang bisa dilihat dari sumber, kandungan di dalamnya, ketahanan terhadappanas, serta reaksi
yang dihasilkan.
1. Sumber
Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari sumber sampah tersebut. Sampah organikberasal
dari sisa-sisa organisme hidup baik manusia, tumbuhan, maupun hewan.
Sedangkan sampah anorganik berasal dari organisme yang tidak hidup misalnya plastik.
2. Kandungan Di Dalamnya
Sampah organik pada umumnya memiliki kandungan karbon dan ikatan hidrogen.
Sampah organik juga memiliki kandungan komposisi yang lebih kompleks apabila
dibandingkan dengan sampah anotganik. Sementara itu, sampah anorganik tak
mempunyai kandungan karbon. Sampah ini mempunyai materi tak hidup serta
mengandung mineral.
3. Ketahanan Panas
Sampah organik umumnya akan lebih mudah terbakar apabila terkena panas. Berbeda
dengan sampah anorganik yang beberapa diantaranya lebih tahan panas misalnya
besi,kaca, dan barang elektronik yang memerlukan suhu panas yang tinggi untuk
menghancurkannya.
4. Reaksi yang Dihasilkan
Sebuah penelitian mengungkapka bahwa sampah organik mempunyai laju reaksi yang
lambat serta tidak menghasilkan garam. Sedangkan sampah anorganik mempunyai laju
reaksi yang cenderung lebih cepat dan bisa membentuk garam. Garam yang dimaksud
ialah bukan garam masak, tetapi membentuk menyerupai garam yang berbutir-butir.
Pada tahap ini sebaiknya telah dilakukan pemilahan berdasarkan jenis sampahnya.
Proses yang dilakukan pada tahap ini, sesuai dengan sumber sampahnya : sampah
permukiman, sampah perkantoran, sampah tempat-tempat umum.
Pada pemukiman, sampah yang dihasilkan tiap anggota keluarga dalam satu rumah
diletakkan dalam suatu wadah. Tempat pewadahan sesuai dengan kemampuan rumah tangga,
bisa berbentuk tong, ember, kantong plastik, dll. Syarat pewadahan harus terutup dan kedap
air. Tempat sampah dapat di tempatkan didalam maupun di luar rumah.
Pada perkantoran, sampah yang di hasilkan di setiap ruangan di letakkan oleh
penghuni ruangan kedalam suatu wadah. Tempat pewadahan harus terpisah/dilakukan
pemilahan berdasarkan jenisnya. Biasanya tempat pewadahan diletakkan di dalam ruangan.
Tempat pewadahan ditiap-tiap ruangan disesuaikan dengan jenis sampah yang di hasilkan.
Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah, maka
pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level), yaitu:
a. Level-1 : wadah sampah yang menampung sampah langsung dari sumbernya. Pada
umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di tempat-tempat yang terlihat dan
mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di dapur, di ruang kerja, dsb. Biasanya
wadah sampah jenis ini adalah tidak statis, tetapi mudah diangkat dan dibawa ke wadah
sampah level-2.
b. Level-2 : bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang menampung
sampah dari wadah level-1 maupun langsung dari sumbernya. Wadah sampah level-2 ini
diletakkan di luar kantor, sekolah, rumah, atau tepi jalan atau dalam ruang yang
disediakan, seperti dalam apartemen bertingkat . Melihat perannya yang berfungsi
sebagai titik temu antara sumber sampah dan sistem pengumpul, maka guna kemudahan
dalam pemindahannya, wadah sampah ini seharusnya tidak bersifat permanen, seperti
yang diarahkan dalam SNI tentang pengelolaan sampah di Indonesia. Namun pada
kenyataannya di permukiman permanent, akan dijumpai wadah sampah dalam bentuk
bak sampah permanen di depan rumah, yang menambah waktu operasi untuk
pengosongannya.
c. Level-3 : merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang akan menampung
sampah dari wadah level-2, bila sistem memang membutuhkan. Wadah sampah ini
sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus dan ditempatkan sesuai dengan sistem
pengangkutan sampahnya. Mengingat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
sampah tersebut, maka wadah sampah yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan
sebagai berikut : kuat dan tahan terhadap korosi, kedap air, tidak mengeluarkan bau,
tidak dapat dimasuki serangga dan binatang, serta kapasitasnya sesuai dengan sampah
yang akan ditampung.
Pada pemukiman, sampah yang telah dihasilkan oleh tiap-tiap rumah dikumpulkan
dalam satu lokasi atau TPS. TPS sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis sampahnya. Untuk
permukiman seperti komplek atau perumahan umum biasanya sampah diambil oleh petugas
untuk diletakkan di TPS. Di permukiman TPS biasanya ada di satu lokasi RT/RW. Untuk
rusun atau apartemen biasanya penghuni sendiri yang meletakan sampahnya di TPS.
3. Transport & Transfer
Pemindahan sampah merupakan tahapan untuk memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pemerosesan atau ke
pembuangan akhir. Lokasi pemindahan sampah hendaknya memudahkan bagi sarana
pengumpul dan pengangkut sampah untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan, dan
tidak jauh dari sumber sampah. Pemerosesan sampah atau pemilahan sampah dapat
dilakuykan di lokasi ini, sehingga sarana ini dapat berfungsi sebagai lokasi pemerosesan
tingkat kawasan. Pemindahan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan, yang dapat
dilakukan secara manual atau mekanik, atau kombinasi misalnya pengisian kontainer
dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul, sedangkan pengangkutan kontainer ke
atas truk dilakukan secara mekanis (load haul).
Kegiatan ini dilakukan atas 2 langkah yaitu : pemindahan dari alat angkut yang lebih
kecil ke alat angkut yang lebih besar dan pada jarak yang jauh ketempat pembuangan akhir.
Setelah sampah berada pada TPS sampah tersebut diangkut oleh petugas kebersihan untuk di
musnahkan di TPS. Ada beberapa kota (kota besar) yang memiliki transfer station atau
tempat peralihan sementara. Transfer station merupakan tempat sementara sampah diletakan
sebelum dimusnahkan di TPA tetapi pada tempat ini diberikan perlakuan seperti pemilahan
kembali sampah-sampah yang dapat digunakan kembali atau sampah di kompres atau di
padatkan untuk mengurangi kadar air.
4. Phase disposal (Pemusnahan Sampah)
Sampah-sampah yang berasal dari TPS-TPS atau dari Transfer station dikumpulkan
dalam satu lokasi yang disebut tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Pada TPA ini
kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan dan pemusnahan sampah. Pengolahan dan
pemusnahan sampah yang dilakukan di TPA bervariasi tergantung jenis sampah yang akan
di musnahkan.
Pengelolaan TPA adalah tanggung jawab pemerintah daerah, oleh karenanya setiap
daerah harus mempunyai TPA. TPA harus jauh dari pemukiman penduduk dan mempunyai
izin resmi sebagai tempat pemusnahan sampah. Sebelum dilakukan pemusnahan, biasanya
sampah dipilah sesuai jenisnya kemudian dimusnahkan.
Di Indonesia TPA ada yang melibatkan para pemulung untuk memilah sampah,
dimana apabila masih terdapat barang yang mempunyai nilai ekonomis atau laku jual
diambil oleh pemulung. Pemusnahan yang dilakukan di TPA antara lain : sanitary landfill,
incenerasi, dan biogas. Tapi kenyataannya TPA di Indonesia tidak ada yang menerapkan
sistem sanitary landfill dengan tepat.