Anda di halaman 1dari 14

https://baguswahyupurnomo.blogspot.

com/20
15/02/a.html

Makalah Tugas Sekolah Daur Ulang Sampah


Organik Dan Non Organik

Pengertian Sampah Organik


Sampah organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemakai sebelumnya tetapi masih bisa dipakai jika dikelola dengan
prosedur yang benar. Sampah organik dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang
dapat diuraikan. Contoh sampah organik seperti daun-daun kering, jerami, dll.
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati,
baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang atau sumber daya alam yang tidak dapat diuraikan oleh alam, Contohnya:
botol plastik, tas plastik, kaleng.

Dari http://teresiamaharani.blogspot.com/2013/10/daur-ulang-sampah-organik-dan-
anorganik_2894.htm

Alasan Kita Harus Mengolah Sampah


Sebagian besar sampah di kota dibuang ke TPA. Namun pengolahan di TPA justru
sering menimbulkan masalah, mulai dari masalah kesehatan, pencemaran udara,
air, tanah sampai masalah estetika. Penangganan sampah dengan cara seperti itu
akan menghasilkan gas polutan. Walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat
menyebabkan bau yang tidak enak.

Sementara itu, masih banyak warga kota yang membuang sampah di sembarang
tempat, misalnya sungai, saluran drainase atau rawa-rawa. Akibatnya sampah akan
menyumbat saluran sehingga menyebabkan banjir. Di sisi kesehatan tumpukan
sampah tersebut akan menjadi salah satu sumber penularan penyakit seperti
disentri, kolera, pes, dsbnya.
Selain itu ternyata tidak sedikit warga kota yang menanggani sampah dengan cara
dibakar. Cara-cara seperti justru dapat menimbulkan masalah serius. Karena
sampah yang dibakar akan menghasilkan zat atau gas polutan yang tidak hanya
berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia.
Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan
kesehatan, pemicu kanker (karsiogenik) bahkan kematian.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa anda lakukan untuk menghadapi
sampah

Reduce
Reduce adalah sebuah tindakan pelestarian lingkungan dengan mengurangi
pemakaian barang-barang yang kurang perlu, salah satu contoh kita seharusnya
dapat mengurangi pemakaian styrofoam untuk membungkus makanan, kita dapat
menggunakan tempat-tempat makanan yang berasal dari kertas atau plastik
sehingga mudah untuk di daur ulang lagi, sedikit informasi bahwa styrofoam itu
adalah bahan yang tidak bisa di daur ulang

Reuse
Reuse ini adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan menggunakan kembali
sebuah barang, contohnya kita dapat memberikan pakaian kita yang sudah tidak
terpakai lagi oleh kita namun masih layak dipakai kepada kepada panti asuhan
apabila pakaian tersebut sudah tidak layak dipergunakan lagi, maka anda dapat
menjadikannya sebagai lap.

Recycle
Yang satu ini tentunya tidak asing lagi bagi anda. Recycle itu merupakan sebuah
cara pelestarian lingkungan dengan cara mendaur ulang kembali sebuah barang,
contohnya kita dapat mendaur ulang sampah-sampah organik yang ada di rumah
kita menjadi kompos, dll.

Replant
Replant adalah sebuah cara pelestarian lingkungan dengan cara menanam kembali
tanaman hijau di daerah yang hampir sudah tidak ada tanaman hijau lagi ataupun
kita dapat mengadakan replant ini di daerah hutan yang sudah hampir rusak.
Dari https://idid.facebook.com/RemajaPeduliLingkungan/posts/207694545997004

Cara Mendaur Ulang Sampah Organik dan Anorganik

Daur Ulang Sampah Organik


Daur ulang mempunyai potensi yang besar untuk mengurangi tambahan biaya
pengolahan dan tempat pembuangan akhir sampah. Berdasarkan cara
pemanfaatannya, limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung maupun
melalui daur ulang terlebih dahulu.

Tanpa melalui daur ulang, limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung,
misalnya sampah rumah tangga berupa sayuran, daun-daun bekas dapat dijadikan
makanan ternak. Melalui daur ulang, limbah organik dapat juga dimanfaatkan.
Contohnya adalah pembuatan pupuk kompos, pembuatan biogas, dan pembuatan
kertas daur ulang. Berikut adalah uraian singkat tentang ketiga proses tersebut.
Pembuatan Pupuk Kompos (Pengomposan atau Composting)
Pupuk kompos dibuat dari limbah organik dengan prinsip penguraian bahan-bahan
organik menjadi bahan anorganik oleh mikroorganisme melalui fermentasi.
Bahannya berupa dedaunan atau sampah rumah tangga yang lain, serta kotoran
ternak (sapi, kambing, ayam). Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan
kompos dikenal sebagai effective microorganism (EM). EM terdiri atas
mikroorganisme aerob dan anaerob. Kedua kelompok jasad renik tersebut bekerja
sama menguraikan sampah-sampah organik. Hasil fermentasinya
dapat menciptakan kondisi yang mendukung kehadiran jamur pemangsa nematoda
(cacing parasit pada akar tanaman)

Kompos digunakan dalam sistem pertanian, bersifat ramah lingkungan, dan hasil
panen dari tanaman pertanian yang menggunakannya memiliki harga jual yang lebih
mahal. Dengan memanfaatkan pupuk organik, di samping menanggulangi limbah,
berarti juga menerapkan gaya hidup sehat.
Berikut ini proses pengolahan sampah menjadi kompos

Pembuatan Biogas (Gas Bio)


Biogas merupakan gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Gas ini
dihasilkan dari proses pembusukan atau fermentasi sampah organik yang terjadi
secara anaerobik. Artinya, proses tersebut berlangsung dalam keadaan tertutup
(tanpa oksigen), dilakukan oleh bakteri Metalothrypus methanica. Bahan bakunya
adalah kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran keduanya. Prosesnya
adalah dengan mencampurkan sampah organik dan air, kemudian dicampur dengan
bakteri M. methanica, dan disimpan di dalam tempat yang kedap udara lantas
dibiarkan selama dua minggu.
Daur Ulang Kertas
Daur ulang kertas dari sampah rumah tangga, kegiatan administrasi, kertas
pembungkus, maupun media cetak dapat menghasilkan kertas yang dapat
dimanfaatkan sebagai kertas buram, kertas pembungkus kado, atau aneka kerajinan
yang lain.
Berikut cara mendaur ulang kertas.

Daur Ulang Limbah Anorganik


Limbah anorganik yang dapat didaur ulang yaitu sampah plastik, logam, kaca,
plastik, dan kaleng. Limbah tersebut terlebih dahulu diolah melalui sanitary landfill,
incineration atau pembakaran, dan pulverisation atau penghancuran. Sanitary landfill
yaitu suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.
Sedangkan pada incineration sampah dibakar di dalam alat yang disebut insinerator.
Hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran. Sementara itu, pada
pulverisation, penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah
yang telah dilengkapi dengan alat pelumat sampah. Sampah-sampah tersebut
langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfatkan
untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.

Keuntungan Mendaur Ulang Sampah


Aspek Lingkungan
Penghematan Sumber Daya Alam
Pemenuhan bahan baku pabrik dari hasil pemulungan sampah menyebabkan
penggunaan bahan baku yang berasal dari alam menjadi berkurang dan dapat
ditekan. Selanjutnya bahan baku dari alam dapat digunakan untuk proses produksi
yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Pengurangan Pencemaran Lingkungan


Aspek Ekonomi
Menghemat Biaya Operasional Pengelolaan Sampah
Daur-ulang sampah anorganik telah terbukti dapat mereduksi biaya pengangkutan
dan pembuangan akhir.
Menciptakan Lapangan Kerja
Menyediakan Bahan Baku Bagi Industri Daur-Ulang
Sampah Hasil penyortiran sampah oleh pemulung akhirnya akan disetorkan ke
pabrik pengolah bahan sampah sebagai bahan baku kelas dua.

Kesimpulan
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari bahan hayati dan dapat
diuraikan, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan
non-hayati dan tidak dapat diuraikan.
Kita harus mengolah sampah karena sampah yang dibiarkan menumpuk dapat
berefek buruk bagi lingkungan.
Daur ulang sampah organik dapat dilakukan dengan pengomposan, pembuatan
biogas, dan daur ulang sampah kertas. Sedangkan daur ulang sampah anorganik
dengan cara limbah tersebut terlebih dahulu diolah melalui sanitary landfill,
incineration atau pembakaran, dan pulverisation atau penghancuran.
Ada banyak keuntungan yang didapat jika kita mendaur ulang sampah. Keuntungan
itu dapat dilihat dari aspek lingkungan dan aspek ekonomi.

Saran
Bagi pembaca agar lebih menjaga lingkungan.
Sebagai penerus bangsa, seorang pelajar sebaiknya mampu memanfaatkan
sampah organik dan anorganik untuk menghasilkan barang ekonomis.
Perlunya kerjasama dari para siswa untuk mencanangkan pengolahan sampah.
Harus ditumbuhkan kesadaran dari dalam diri pembaca untuk tidak merusak
lingkungan dengan sampah.
Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak
maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Dari
http://teresiamaharani.blogspot.com/2013/10/daur-ulang-sampah-organik-
dan-anorganik_2894.html
http://hamsahpk4.blogspot.com/2013/10/makalah-pengolahan-
sampah-organik.html

Makalah Pengolahan Sampah Organik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia.
Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara maju,
sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di
Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh
truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah
disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk
dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di
sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan
juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat
merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan
bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang
bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengolahan sampah organik yang baik, sehingga menjadikan
pupuk kompos hasil olahan sampah banyak dan dapat diterima oleh petani dan
dapat menjadikan pupuk kompos bias lebih berkwalitas dibandingkan dengan
pupuk industri.
1.3 Ruang Lingkup
Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun
tumbuhan, sampah organik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu : Sampah organik
basah dimana sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi dan Sampah
organik kering, biasanya sampah ini dari bahan yang kandungan airnya kecil.
Sampah adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau
dikelola dengan prosedur yang benar. Sedangkan Organik sendiri adalah proses
yang kokoh dan relatif cepat. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat
dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem
pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Melalui proses
dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan
bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi
hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah
kompos (compost).
1.4 Tujuan dan manfaat
1.4.1 Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca dan masyarakat tentang
jenis-jenis sampah organik, dan menjelaskan tentang cara penanganan sampah
organic, bahkan cara pengolahan sampah organik menjadi bahan yang lebih
bermanfaat pada masyarakat luas, seperti pembuatan kompos dari sampah
organik.
1.4.2 manfaat
Penulis dan pembaca dapat mengetahui proses pengolahan sampah
organik dengan baik dan benar, sehingga sampah yang dibuang, dan dibiarkan
menggunung ditempat pembuangan akhir, dapat berkurang. Dengan demikian kita
dapat membantu pemerintah dalam penanganan sampah, demi menjaga
kelestarian lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah Organik


Sampah adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau
dikelola dengan prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif
cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan
pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di
suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa
optimis yang cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-
daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang
proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus
seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam,
sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.
Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara
umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.

2.2 Jenis-Jenis Sampah Organik


Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan, Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
2.2.1 Organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai
kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
2.2.2 Organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan
organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di
antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
2.3 Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan
sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
2.3.1 Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah
yang dihasilkan.

2.3.2 Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)


Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
2.3.3 Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak
resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan
sampah menjadi barang lain.
2.3.4 Mengganti (bahasa Inggris: replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang
hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
2.4 Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan
alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai,
karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan
alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang
kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan
terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam
pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada
mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus
meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan
atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah
yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain
ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk
tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari
material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat
mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang
dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan,
suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan
produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang
ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan
penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat
agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama
program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja
mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju,
mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya
sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen
penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan
kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah
di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang
telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang
mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan
mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk
penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu
sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan
kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan
ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin
bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga
merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang
sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan
kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai
industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara
alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah
mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan
terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk
akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami
proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau
ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain
sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur
menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal
lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara
alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah
mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan
terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk
akhirnya adalah kompos (compost).
Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad
renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan
yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos
biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad
yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk
telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada
zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi
pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan
ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat
orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain
yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu :
2.4.1 Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan
perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.
2.4.2 Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat
menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.
2.4.3 Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.
2.4.4 Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah
seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.
2.5 Kelebihan Mengolah Sampah Organik
Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah
rumah tangga.
2.5.1 Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
2.5.2 Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar
tempat tinggal.
2.5.3 Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
2.5.4 Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan
akhir (TPA).
2.5.5 Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
2.5.6 Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau,
selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga
dan binatang pengerat.
2.6 Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur
tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap
tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena
itu untuk mendukung peningkatan hasil-hasil pertanian diperlukan pupuk buatan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Daur ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan, perton sampah
dibandingkan dengan kegiatan lain dan menghasilkan suatu aliran material yang
dapat mensuplai industry. Salah satu contoh sukses adalah Zabbaleen di Kairo,
yang telah berhasil membuat suatu system pengumpulan daur ulang sampah yang
mampu mengubah/memanfaatkan 85% sampah yang terkumpul dan
mempekerjakan 40.000 orang.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsure hara secara
alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah
mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan
terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk
akhirnya adalah kompos. Namun demikian, perkembangan tekhnologi industry
telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik
sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan
–keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos
mampu :Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan
perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara. Meningkatkan
kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih
ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah. Menahan erosi tanah
sehingga mengurangi pencucian hara.Menciptakan kondisi yang sesuai untuk
pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat
berguna bagi kesuburan tanah.
3.2 Saran
3.2.1 Pembaca harus dapat mengerti dan lebih mengembangkan masalah
pengolahan sampah melalui tekhnologi – tekhnologi terbaru, agar kita sama – sama
dapat mengendalikan tumpukan sampah yang telah menggunung.
3.2.2 Warga sebaiknya mengetahui cara mengendalikan sampah yang paling
sederhana dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak
lingkungan dengan sampah. Selain itu, masyarakat memiliki konterol sosial budaya
menghargai lingkungan.
3.2.3 Pemerintah harus lebih tegas dalam mengeluarkan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan perusak lingkungan. Agar kerusakan sumber daya
dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai