Anda di halaman 1dari 11

Krida Bina Lingkungan Sehat

SKK penyehatan makanan dan minuman


Bahaya Dan Tanda-Tanda Keracunan Makanan
1. bahaya keracunan makanan adalah : Sumber, dapat menularkan kepada orang lain dengan
berperan sebagai cairan (pembawa kuman), dimana yang bersangkutan tidak sakit tetapi dapat
menyebarkan penyakit kepada orang lain. Kehilangan produktifitas karena tubuh menjadi
lemah, kesadaran menurun, dan gangguan kesehatan lainnya sehingga tidak dapat bekerja
secara optimal dan menyebabkan kehilangan pendapatan atau penerimaan
keluarga.Pemborosan ekonomi karena akibat dari keracunan yang bersangkutan harus
mengeluarkan biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2. tanda-tanda umum keracunan Keracunan infeksi bakteri biasanya ditandai dengan demam,
sakit kepala, mual, sakit perut, dan diare. Keracunan karena toksi bakteri biasanya ditandai
dengan demam, sakit kepala, mual, sakit perut, disertai dengan lemah badan. Diare kadang
tercampur dengan darah. Keracunan kimia akibat pestisida atau logam berat, ditandai dengan
badan lemah, kesadaran menurun, tubuh dingin, mual muntah, kadang mulut berbusa,
biasanya menimbulkan kematian. Keracunan karena racun alam ditandai dengan demam, sakit
kepala, mual, sakit perut, kejang, sakit otot, dan kadang diare.
3. tindakan darurat yang harus dilakukan adalah : pemberian cairan basa pemberian zat penawar
pemberian cairan asam segera dibawa ke dokter / puskesmas / RS mengamankan sisa
makanan untuk diperiksa di laboratorium melaporkan kejadian keracunan kepada sarana
pelayanan kesehatan.
Hygiene Sanitasi Makanan
1. hygiene sanitasi makanan adalah upaya kesehatan dan kebersihan unutuk mengendalikan
factor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit /
gangguan kesehatan atau keracunan makanan.
2. aspek hygiene sanitasi makanan
a. kontaminasi : masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki (bakteri,
jamur,virus, rambut, debu, tamah, pupuk, perstisida, dan radioaktif)
b. keracunan : timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan kesehatan lainnya akibat
mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Keracunan dapat terjadi karena : bakteriotogis,
kimia, pembusukan, pemalsuan
c. cara pengolahan : agar menghasilkan makanan yang bersih, sehat, aman, dan bermanfaat
bagi tubuh maka diperlukan pengolahan yang baik dan benar.
Makanan perlu diolah dan disimpan secara baik menurut jenis dan macamnya.
a. hygiene perorangan
1. pegertian hygiene perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan oleh setiap
orang untuk memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan mental yang optimal. Hygiene
perorangan merupakan kunci keberhasilan dalam mengolah makanan yang aman dan
sehat
2. Prinsip hygiene perorangan, dalam penerapannya sebagai berikut : mengetahui sumber
pencemaran dari tubuh yaitu :

sumber cemaran utama : hidung, mulut, telinga, isi perut, dan kulit

Sumber cemaran lain : luka terbuka, bisul / nanah, dan rambut.

Sumber cemaran karena perilaku : tangan yang kotor, rambut, lubang hidung,
telinga atau sela-sela gigi, batuk, bersin, atau percikan ludah akibat meludah
sembarangan, menyisir rambut dan cincin yang dipakai (kecuali cincin kawin yang
polos).

Sumber cemaran karena ketidaktahuan : pemakaian bahan palsu, bahan rusak,


pewarna bukan untuk makanan serta pemakaian borax untuk pembuatan bakso.
a. pemilihan bahan - bahan dipilih yang bersih, segar, dan bebas bahan berbahaya dan beracun
seperti pestisida, kotoran manusia, logam berat, dan sebagainya.
b. Segera diolah apabila tidak ada fasilitas penyimpanan dingin.
c. Semua bahan harus yang masih baik dan utuh.
d. penyimanan bahan - suhu penyimpanan sesuai dengan keperluannya.
e. Waktu penyimpanan sesingkat mungkin untuk mencegah kerusakan dan penurunan mutu.
f. Hindari suhu danger zone yaitu antara 10o C - 60o C.
g. Sirkulasi penyimpanan sisten FiFo (first in first out). c.
h. Pengolahan: cuci bahan dengan air bersih sehangga mengurangi pencemaran, masak dengan
suhu 100o C, sehingga kuman patogen mati, lindungi penjamah makanan agar tidak
mencemari makanan, waktu masak harus dekat dengan waktu makan dan tidak lebih dari 4
jam jaraknya
i. penyimpanan makanan: usahakan makanan masak tidak disimpan lebih dari 6 jam, jika harus
disimpan suhunya < 10o C atau > 60o C, lindungi makanan dari pencemaran kembali dan
pencemaran silang e. penyajian, segerakan sajikan makanan dalam keadaan panas pada suhu
>60o C atau dengan keadaan dingin < 10oC, tidak boleh disimpan lebih dari 8 jam, tidak
mencampur makanan baru dengan makanan sisa penyajian, lakukan uji organoleptik
(merasakan) uji coba biologi sebelum disajikan
j. pengangkutan: lindungi dari cemaran kimia, serangga, atau percikan ludah sewaktu menata
dan membawa makanan, Gunakan kendaraan pengangkut makanan khusus, Peralatan wadah
makanan tidak melarutkan zat beracun ke dalam makanan.
SKK PENGAMANAN PESTISIDA
A. Pertolongan Pertama Penderita / Tersangka Keracunan Pestisida
Untuk pertolongan pertama penderita keracunana pestisida adalah sebagai berikut :
1. pindahkan penderita di tempat udara yang bersih dan jauh dari pestisida.
2. bila pestisida kontak dengan badannya maka lepaskan baju yang terkena pestisidas
selanjutnya penderita dimandikan dan dikeramasi dengan sabun dan air, jika ada
kontaminasi kulit dan rambut.
3. bila pestisida mengenai mata maka mata harus dicuci melalui air yang mengalir lebih
kurang selama 10 menit dan hati-hati jangan sampai terkena pada mata lainnya.
4. bila pestisida tertelan maka bersihkan mulut dan hidung serta usahakan agar penderita
memuntahkan isi lambungnya. Hal ini bisa dilakukan dengan meminumkan air hangat
yang dicampur dengan garam dapur. letakkan posisi kepala lebih rendah dari lambung
sehingga memudahkan untuk mengeluarkan isi lambung masuk ke saluran pernapasan.
5. bila dalam keadaan menuju rumah sakit pernapasan penderita berhenti maka lakukan napas
buatan.
6. bila jantung atau nadi berhenti berdenyut lakukan pijat jantung dengan menekan dada kiri
berulang-ulang.
7. bila terjadi kejang-kejang berikan sendok antara langit-langit mulut dengan lidah agar lidah
tidak tergigit/menyumbat tenggorokan
B. Pengobatan Keracunan Pestisida
Pengobatan keracunan pestisida hanya bisa dilakukun oleh dokter atau petugas kesehatan
yang sudah dicaya dapat memberikan pengobatan keracunan pestisida, setelah dilakukan
pertolongan pertama pada penderita maka segeralah penderita tersebut dibawaw ke rumah
sakit/puskesmas/dokter terdekat untuk diberikan pertolongan lebih lanjut.
Pemyuluhan Pada Masysrakat Wadah bekas pestisida tidak boleh untuk dipergunakan
bagi keperluan lain, misal: wadah minyak goreng, tempat minum atau tempat-tempat lainnya
karena kalau kita tidak waspada kita akan terkena racun pestisida tersebut.
Setiap wadah pestisida harus dimusnahkan dan yang terpentimg harus diperhatikan
bahwa selama pemusnahan agar dilakukan secara aman, dalam arti tidak menimbulkan bahaya
terhadap manusia maupun lingkungan. Pemusnahan tersebut bisa dilakukan dengan cara
dibakar dengan suhu tinggi (melalui incubator) maupun ditanam setelah dihancurkan terlebih
dahulu. Jangan dibuang di sungai atau ditanam begitu saja.
Pemusnahan dengan cara dibakar kerugiannya selain dapat menimbulkan pencemaran
udara juga memerlukan biaya yang mahal. Oleh karena itu, pemusnahan yang sering
dilakukan yaitu dengan cara ditanam atau dikubur, karena selain biayanya murah juga praktis.
Harus diperhatiakan, jangan sampai menimbulkan pencemaran pada air tanah. Oleh
karena itu, selama melakukan penguburan wadah pestisida harus diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut: tempat penguburan hendaknya diperhatikan, tinggi air tanah sewaktu musim
hujan (tidak boleh kurang dari 3 meter dari permukaan tanah).
Harus jauh dari tempat tinggal penduduk, yaitu kira-kira sejauh minimal 100 meter.
Dalamnya lubang tidak boleh lebih dari 1 meter. Dalam melakukan penguburan agar
dicampur dengan kapur secukupnya sebelum ditutup kembali dengan tanah untuk menetralisir
sisa-sisa pestisida.
Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum,Kusnaedi,Penebar Swadaya X,
Jakarta, 2003. - Kecakapan Khusus Saka Bakti Husada, Prof. Dr. Umar Fahmi Achmadi MPH.
PhD, Departemen Kesehatan RI, 2005.
SKK Penyehatan Perumahan Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok kita sehari-
hari serta untuk berteduh apabila terjadi panas dan hujan, sebagai tempat berlindung kita.
Rumah juga dapat menimbulkan beberapa risiko penyakit termasuk bahaya radiasi dan
pencemaran udara apabila setiap harinya tidak bersih. Agar penghuni rumah terhindar dari
penyakit-penyakit tersebut, maka diperlukan kondisi kualitas kesehatan lingkungan rumah
yang baik.
Untuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi,
kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran dan radiasi, sarana
dan prasarana lingkungan (saluran air, pembuangan sampah, jalan, tempat bermain, dan
sebagainya), binatang penular penyakit (vektor), dan penghijauan.
Bila lingkungan perumahan tidak diperhatikan, maka dapat memudahkan terjadinya
penularan dan penyebaran penyakit, seperti diare, cacingan, ISPA, TBC, demam berdarah,
malaria, typhus, leptospirosis, dan dapat menyebabkan kecelakaan seperti kebakaran, tertusuk
paku atau kaca, terpeleset, terantuk, dan sebagainya.
Supaya lingkungan rumah kita tidak merupakan sumber penularan penyakit maka
diperlukan partisipasi kita semua untuk turut memelihara serta menjaga lingkungan dan
rumah supaya tetap bersih dan sehat sehingga menjadi tempat penghunian yang aman dan
nyaman.
Istilah-istilah dalam lingkungan :
a. Rumah adalah bangunan sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga
b. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan
c. Kesehatan perumahan adalah kondisi fisik, kimia, dan biologi di dalam rumah, di
lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat
memperoleh derajat kesehatan yang optimal
d. Sarana kesehatan lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya
e. Prasarana kesehatan lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
f. Vektor adalah binatang perantara penular penyakit tertentu seperti nyamuk, lalat, kecoa,
tikus, pinjal, kutu, dan sebagainya.
g. Tempat perindukan atau sarang adalah tempet-tempat yang disukai atau cocok untuk
berkembang biak vektor penyakit.
h. Radiasi adalah pancaran energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dan partikel
yang tidak dapat dilihat, dirasa, dan tidak berbau kecuali cahaya, yang dibedakan atas
sifatnya yaitu radiasi pengion (dapat mengionisasi atom dan memutuskan keseimbangan
atom-atom dalam molekul sel tubuh) dan radiasi tak pengion (tidak dapat mengionisasi dan
memutuskan keseimbangan atom-atom sel tubuh).
i. Radiasi alam adalah radiasi yang berasal dari alam antara lain sinar kosmik dari luar
angkasa, sinar matahari (sinar ultraviolet, cahaya tampak, dan sinar merah), radiasi dari
kerak bumi seperti daerah tambang timah, batu bara, emas, tembaga, dan lain-lain.
j. Radiasi buatan adalah radiasi yang terbuat dari hasil elektrologi yang direkayasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia seperti sinar X untuk foto rontgen, radiasi untuk terapi
diagnosa penyakit di rumah sakit, radiasi medan magnet, medan listrik dan kerapatan daya
dari telepon seluler, televisi, radar, pemancar, alat pemanas mikrowave dan komputer.
k. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, atau komponen lain
ke dalam udara oleh kegiatan manusia sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
l. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan atau upaya penaggulangan
pencemaran udara serta pemulihan kualitas udara.
m. Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfer yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan
hidup lainnya
n. Gerakan peduli udara bersih adalah gerakan masyarakat untuk mewujudkan kepedulian
masyarakat terhadap udara bersih.

1. Rumah Sehat Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan
keluarga serta memenuhi syarat kesehatan.Rumah sehat secara sederhana adalah rumah yang
memiliki ruangan terpisah untuk keperluan hidup sehari-hari dengan ukuran yang memadai,
antara lain : kamar tidur ruang makan / keluarga dapur kamar mandi jamban / WC tempat cuci
pakaian syarat rumah sehat : bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang berbahaya bagi
kesehatan. Lantai sebaiknya yang kedap air, dinding kuat dan tidak lembab serta berwarna
cerah. Memiliki ruang-ruangan yang tertentu. Pencahayaan alam atau buatan harus cukup.
Suhu antara 18o - 30o C. Memiliki ventilasi.
2. Kesehatan Lingkungan Perumahan lingkungan perumahan yang memiliki persyaratan
kesehatan, antara lain : lokasi tidak terletak pada daerah rawan bencana. Udara jauh dari
pencemaran. Kualitas air tanah dan air minum harus baik dan memenuhi persyaratan
kesehatan. Kualitas tanah lokasi perumahan harus baik dan memenuhi persyaratan kesehatan.
Sarana dan prasarana lingkungan harus bagus. Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan
pembuangan sampah tidak mencemari air tanah, tidak berbau, tidak dipakai untuk sarang
penyakit, dan lain-lain. Penghijauan.
3. Rumah Yang Tidak Sehat Dan Akibatnya. Rumah dengan kondisi berikut : kotor ruangan
pengap, lembab asap dapur tidak keluar dari rumah sampah menumpuk kamar mandi dan
tempat air tidak bersih lantai kamar mandi berlumut penggunaan alat elektronik yang tidak
tepat
4. Upaya Agar Rumah Menjadi Sehat yang perlu dilakukan agar rumah menjadi sehat :
membuka jendela kamar setiap pagi dan siang. Membersihkan rumah dan halaman rumah
setiap hari. Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari. Membuang sampah pada
tempatnya. Mendapat penerangan yang cukup. Dinding diusahakan terang. Menata rapi
barang di rumah. Melakukan penghijauan pada halaman. Menguras bak mandi. Mengubur
barang bekas.
5. Manfaat rumah sehat:
untuk tempat beristirahat, tempat tinggal dan kegiatan hidup harian.
Melindungi manusia dari cuaca baik / buruk.
Mencegah penyebaran penyakit menular.
Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar.
Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya.

UDARA
Udara ambien harus dijaga kualitasnya dan harus mengandung sejumlah zat yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup seperti ozon untuk melapisi sinar ultraviolet dan sinar kosmis,
gas rumah kaca untuk menghangatkan suhu bumi, oksigen untuk pernapasan, CO2 dan air untuk
fotosintesis, serta nitrogen, belerang dan karbon untuk senyawa bio molekul.
Disamping itu udara harus bebas radiasi dan tidak mengundang polutan yaitu zat-zat yang
berbahaya lagi kelangsungan makhluk hidup.
1) Pencemaran udara menurut tempat:
o Pencemaran udara outdoor yaitu yang mempengaruhi kualitas udara ambien.
o Pencemaran udara indoor yaitu yang mempengaruhi kualitas udara ruangan berasal dari
aktivitas manusia di dalam rumah, sekolah, kantor, dan sebagainya seperti asap dapur,
asap rokok, pemakaian obat nyamuk, cat kayu dan cat tembok, bahan / material
bangunan.
Dampak pencemaran udara di dalam ruangan lebih berbahaya karena adanya pengaruh
suhu, kelembaban, pencahayaan dan erat kaitannya dengan pertumbuhan bakteri
mycrobacterium, tubercolosis, streptococcus, pneunomia, dan sebagainya.
RADIASI
Radiasi merupakan faktor resiko karena berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan,
oleh karena itu di dalam rumah harus diupayakan pengendalian agar pejanan yang diterima
seminimal mungkin.
a. Sumber Radiasi Di Dalam Rumah
o radiasi medan listrik - radiasi cahaya tampak
o radiasi gelombang mikro
o radiasi gas rodon dan thoron
b. Dampak Radiasi Dapat menyebabkan rasa letih, hilang nafsu makan, mual, muntah, ranbut
rontok, kemandulan, kematian sel-sel tubuh, gangguan sistem darah, sistem reproduksi, sistem
syaraf, sistem endokrim, sistem kardiovaskuler dan dampak psikologis/ rasa takut
c. Cara Pengendalian Dampak Radiasi radiasi medan listrik, medan magnet dan kerapatan daya
dari pesawat televisi Menonton tv sebaiknya pada jarak terhadap layar minimal 4x diagonal
atau menjaga jarak terhadap layar minimal 2 meter.
Berada di depan layar televisi tidak melebihi 4 jam secara terus menerus. Tidak berada pada
belakang tabung monitor komputer kurang dari 1 meter. radiasi medan listrik, medan magnet
dan daya kerapatan dari komputer Menggunakan komputer tidak melebihi dari 4 jam per hari
(sebaiknya diselingi istirahat setap 1 jam. Menggunakan alat pelindung pada layar komputer.
radiasi gelombang mikro dari oven mikrowave (alat pengering/ pemanas ) Tidak berada di
dekat oven mikrowave dalam keadaan hidup kurang dari 20 cm.
Tidak membuka mikrowave pada saat hidup/ berfungsi. radiasi cahaya tampak, ultraviolet dan
infra merah dari matahari
Dilarang berjemur pada siang hari (setelah jam 11.00) Menggunakan pelindung diri seperti
topi, payung dan cream yang mengandung tabir surya. radiasi cahaya tampak pada peralatan
las listrik/ karbit
Menggunakan pelindung mata/ kaca mata las untuk pekerja las.
Bekerja tidak terus menerus atau non-stop. radiasi gelombang mikro (kerapatan daya) dari
telepon seluler
Menggunakan hear-set sewaktu menggunakan telepon seluler. Jangan digunakan saat sinyal
rendah. Pengguna telepon seluler dibatasi bagi anak-anak dan remaja.
Membawa dan menyimpan telepon seluler sebaiknya jauh dari organ reproduksi seperti saku
samping dan saku depan.
Pengguna telepon seluler sebaiknya dibatasi. radiasi gas rodon dan thoron dari tanah, air,
bahan bangunan dan gas elpiji Peredaran udara di dalam rumah harus lancar, ventilasi
memenuhi syarat kesehatan dan jendela dibuka setiap hari. Menggunakan kipas angin/ fan/
exhausfan.
SKK PENGAWASAN KUALITAS AIR STANDAR BAKU AIR MINUM
Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor : 01 / birhukmas / I / 1975 tentang syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan
standar internasional yang ditetapkan WHO.
Standarisasi kualitas ait tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengolahan air atau kegiatan usaha
mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum.
Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber air
untuk keperluan rumah tangga.
Persyaratan Air Minum Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya
memenuhi persyaratan secara fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Persyaratan fisik Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :
a. jernih atau tidak keruh
b. tidak berwarna
c. rasanya tawar
d. tidak berbau
e. temperaturnya normal
f. tidak mengandung zat padatan
Persyaratan kimia Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut :
a. pH normal
b. tidak mengadung bahan kimia beracun
c. tidak mengandung garam atau ion-ion logam
d. kesadahan rendah
e. tidak mengandung bahan organik
Persyaratan mikrobiologis Persyaratan mikrobiologos yang harus dipenuhi oleh air adalah
sebagai berikut :
a. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli, salmonellatyphi, vibrio
chlotera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by water).
b. Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform,
cladocera, dan lain-lain.
Pengolahan Air Minum
A. Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air
Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan
sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan. Proses pengolahan air minum merupakan
proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar
digunakan sebagai air minum.
Tujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara lain :
a. menurunkan kekeruhan
b. mengurangi bau, rasa, dan warna
c. menurunkan dan mematikan mikroorganisme
d. melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air
e. menurunkan kesadahan
f. memperbaiki derajat keasaman (pH) Dengan perkembangan penduduk yang cepat dan
teknologi di perkotaan, pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air minum
(PAM).
Selain mengolah air, PAM juga mendistribusikannya ke rumah-rumah penduduk.
Jika terdapat air yang kualitasnya kurang baik perlu dilakukan pengolahan dengan teknik
sederhana dan tepat guna sesuai bahan yang ada di lokasi.
B. Pengolahan air secara biologi untuk mematikan potagen dapat berlangsung bersama-sama
dengan reaksi kimia dan fisika atau secara khusus dengan pemberian desinfektan. Cara
yang paling sederhana untuk mematikan mikroorganisme yaitu dengan pemanasan sampai
100o C.
C. Pengolahan Air Secara Fisika Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di
pedesaan adalah penyaringan (filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi.
1. penyaringan (filtrasi) Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid
dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal (primary treatment) atau
penyaringan atau proses sebelumya, misalnya penyaringan dan hasil koagulasi
2. sedimentasi (pengendapan) Sedimentasi merupakan proses bahan padat dari air olahan.
Proses sedimentasi dapat terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar
daripada air sehingga mudah tenggelam. Proses pengendapan ada yang bisa terjadi
langsung, tetapi ada pula yang memerlukan proses pendahuluan seperti koagulasi /
reaksi kimia. Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan
gaya garavitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam pengendapan
sedangakan air murni di atas.
3. absorpsi dan adsorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan
penyerapan air tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh
absorben. Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif.
Pemakaiannya dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan atau
dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang medianya terbuat dari karbon aktif
kasar.
Adsorpsi merupakan penangkapana atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air
oleh adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif karena absorpsi
oleh karbon aktif untuk mengolah air olahan yang mengadung venol dan bahan yang
memiliki berat molekul tinggi.
Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben dengan serbuk
karbon aktif atau dengan cara menjadikan karbon aktif sengai media filtrasi (filtration
bed
4. elektrodialisis
Elektridialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di dalam air limbah
dengan memberikan 2 kutub listrik yang berlawanan dari arus searah (direct current,
DC). Ion positif akan bergerak ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion negatif akan
bergerak ke kutub positif (anoda). Pada kutub positif (anoda), ion negatif akan
melepaskan elektronnya sehingga menjadi molekul yang berbentuk gas ataupun padat
dan tidak larut di dalam air. Hal ini memungkinkan terjadinya pengendapan
D. Pengolahan Air Secara Kimia
1. koagulasi
Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia. Reaksi ini dapat
berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut.
Kolagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas, atau kaporit. Pertimbangannya
karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu
mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa baja.
2. Aerasi
Merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara pada air olahan
yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di udara dapat bereaksi
dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan
oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi
harus diikuti oleh proses filtrasi / pengendapan.
E. Pengolahan Air Secara Mikrobiologi
Upaya memperbaiki mikrobiologi air minum yang paling konvensional adalah dengan cara
mematikan mikroorganismenya. Proses ini bisa dilakukan sekaligus dengan proses
koagulasi ataupun melalui praktek sederhana dengan cara mendidihkan air hingga
mencapai suhu 100o C.
SKK PENGOLAHAN AIR UNTUK AIR MINUM
A. pengolahan air gambut
Karakteristik air gambut. Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut
dengan ciri mencolok karena warnanya merah kecoklatan, mengandung zat organik tinggi,
rasanya asam, ph 2-5, dan tingkat kesadahannya rendah. Kebutuhan air penduduk di daerah
gambut tergantung pada air gambut yang memiliki kualitas kurang baik, karena cukup banyak
penduduk yang tergantung pada air gambut maka pemerintah sangat memperhatikan
pengolahan air gambut.
Untuk itulah puslitbang pemukiman dpu mengadakan penelitian pengolahan air gambut
sejak tahun 1982. Hal ini dilakukan dalam rangka penyediaan air bersih untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
B. pengolahan air sungai dengan cadas Batu cadas merupakan batuan yang lunak, berwarna
coklat dan mengandung batu apung yang bersifat porus. Karena sifat porusnya, batu cadas
dapat dimanfaatkan untuk menyaring air di pedesaan.
C. pengolahan air kotor dengan saringan pasir (aerasi dan filtrasi) Aerasi dan filtrasi dapat
mengatasi kekeruhan serta dapat menurunkan kandungan kation yang larut, terutama kadar
besi (fe), mangan (mg), dan alumunium (al). Konstruksinya terbuat dari 2 buah drum yang
bagian dalamnya telah dicat atau dilabur.
D. pengolahan air dengan bahan kimia (koagulasi dan filtrasi) Cara koagulasi dan filtrasi ini
sangat berguna untuk air yang mengandung bahan kimia, bau, dan warna, tetapi tidak terlalu
pekat. Pada prinsipnya proses ini terdiri dari dua bak, yaitu bak pertama sebagai tempat reaksi
kimia dan bak ke-2 sebagai tempat filtrasi / penyaringan.
E. pengolahan air dengan pengendapan bak ganda Air didiamkan selama sehari semalam hingga
diperoleh air bersih. Pengendapan dilakukan dengan 2 buah bak yang digunakan secara
bergantian. Bak pertama diisi air untuk keperluan hari ini. Hal ini dilakukan sambil mengisi
bak kedua untuk keesokan harinya, begitu seterusnya.
F. pengolahan air sungai dengan bak pengendapan langsung
Yaitu dengan penyaringan langsung di pinggir sungai kemudian dialirkan ke rumah penduduk.
Cara ini cocok untuk air yang agak jernih tetapi masih ada bahan padatan sehingga
diendapkan.

Anda mungkin juga menyukai