Anda di halaman 1dari 2

Kebudayaan Suku Samin

Suku Samin

Suku samin adalah salah satu suku yang ada di Indonesia. Masyarakat ini adalah keturunan para pengikut Sami
n Surosentiko yang mengajarkan sedulur sikep, di mana mereka mengobarkan semangat perlawanan terhadap
Belanda dalam bentuk lain di luar kekerasan. Bentuk yang dilakukan adalah menolak membayar pajak, menola
k segala peraturan yang dibuat pemerintah kolonial. Masyarakat ini acap memusingkan pemerintah Belanda m
aupun penjajahan Jepang karena sikap itu, sikap yang hingga sekarang dianggap menjengkelkan oleh kelompo
k di luarnya.
Suku Samin sendiri juga mengisolasi diri hingga baru pada tahun '70-
an, mereka baru tahu Indonesia telah merdeka. Kelompok Samin ini tersebar sampai Jawa Tengah, namun kon
sentrasi terbesarnya berada di kawasan Blora, Jawa Tengah dan Bojonegoro, Jawa Timur yang masing-
masing bermukim di perbatasan kedua wilayah

Ajaran Samin
Paham Saminisme dinamakan "Agama Nabi Adam". Ajaran Saminisme yang terwariskan hingga kini sebenarn
ya mencuatkan nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan, kebersamaan, keadilan, dan kerja keras.
Ajaran Samin ada 3 yaitu:
1. Angger-angger pangucap (hukum bicara)
2. Angger-angger pratikel (hukum tindak tanduk)
3. Angger-angger lakonono (hukum perihal yang perlu dijalankan).

Konsep Ajaran Samin


Pengikut ajaran Samin mempunyai 6 ajaran, yaitu:
1.Tidak bersekolah
2.Tidak memakai peci, tapi memakai iket, yaitu semacam kain yang diikatkan di kepala
3.Tidak berpoligami
4.Tidak memakai celana panjang, dan hanya pakai celana selutut
5.Tidak berdagan,
6.penolakan pada kapitalisme

Kebudayaan:
Sikap
Walaupun masa penjajahan Belanda dan Jepang telah berakhir, orang Samin tetap menilai pemerintah Indonesi
a saat itu tidak jujur. Oleh karen itu, ketika menikah mereka tidak mencatatkan dirinya baik di Kantor Urusan
Agama/(KUA) atau di catatan sipil. Secara umum, perilaku orang Samin/ 'Sikep' sangat jujur dan polos tetapi k
ritis.

Bahasa
Mereka tidak mengenal tingkatan bahasa Jawa, jadi bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa ngoko. Bagi mere
ka menghormati orang lain tidak dari bahasa yang digunakan tapi sikap dan perbuatan yang ditunjukkan.

Pakaian
Pakaian orang Samin biasanya berupa baju lengan panjang tanpa kerah, berwarna hitam. Laki-
laki memakai ikat kepala. Untuk pakaian wanita bentuknya kebaya lengan panjang, berkain sebatas di bawah t
empurung lutut atau di atas mata kaki.

Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat Samin sekarang ini adalah petani. Pandangan terhadap lingkungan sangat positif, m
ereka memanfaatkan alam misalnya, mengambil kayu secukupnya saja tidak pernah mengeploitasi. Hal ini sam
a sesuai dengan pikiran masyarakat Samin yang cukup sederhana, tidak berlebihan, dan apa adanya. Tanah bag
i mereka ibarat ibu sendiri, artinya tanah memberi kehidupan bagi mereka. Sebagai petani tradisional maka tan
ah mereka perlakukan sebaik-baiknya.

Sistem kekerabatan
Dalam hal kekerabatan masyarakat Samin memiliki persamaan dengan kekerabatan Jawa pada umumnya. Sebu
tan-
sebutan dan cara penyebutannya sama. Hanya saja mereka tidak terlalu mengenal hubungan darah atau generas
i lebih ke atas setelah Kakek atau Nenek.
Pernikahan
Menurut Samin, perkawinan itu sangat penting. Dalam ajarannya perkawinan itu merupakan alat untuk meraih
keluhuran budi yang seterusnya untuk menciptakan Atmaja (U)Tama (anak yang mulia).

Pemukiman
Pemukiman masyarakat Samin biasanya mengelompok dalam satu deretan rumah-
rumah agar memudahkan untuk berkomunikasi. Rumah tersebut terbuat dari kayu terutama kayu jati dan juga
bambu, jarang ditemui rumah berdinding batu bata. Bangunan rumah relatif luas dengan bentuk limasan, kamp
ung, atau joglo.

Anda mungkin juga menyukai