NAMA KELOMPOK :
KETUA :
SEKRETARIS :
ANGGOTA :
KELAS :
PETUNJUK:
Melalui kegiatan pembelajaran ini, diharapkan peserta dididk dapat mencapai tujuan
pembelajaran sebagai berikut:
1. Peserta didik duduk secara berkelompok, satu kelompok terdiri dari delapan orang
peserta didik.
2. Peserta didik melakukan pengamatan LKPD dan mencari referensi mengenai sampah
anorganik 2 menggunakan gawai sebagai media pembelajaran.
3. Peserta didik mengumpulkan informasi dan data mengenai sampah anorganik 2.
4. Peserta didik melakukan diskusi kelompoknya
5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang ada di LKPD
6. Peserta didik melakukan presentasi.
7. Peserta didik membuat dokumentasi keiatan pembelajaran berupa gambar dan video
yang akan digunakan untuk laporan serta bukti pelaksanaan proyek.
Sampah Anorganik – Sampah adalah hasil pembuangan makhluk hidup yang sudah tidak
lagi dibutuhkan atau diperlukan. Sampah selalu hadir di tengah kehidupan manusia, baik
dalam bentuk sampah anorganik atau organik.
Berdasarkan unsur pembentuknya, sampah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan-
bahan alami, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan non
alami.
Sampah anorganik memiliki sifat berlawanan dengan sampah organik. Jenis sampah ini
merupakan limbah yang dihasilkan dari bahan-bahan yang bukan berasal dari alam (bahan
hayati), melainkan bahan-bahan buatan manusia atau bahan sintetik (sampah non alami).
Sampah sintetik ini banyak berasal dari benda-benda hasil produksi atau teknologi
pengolahan barang tertentu.
Dikutip dari Jurnal Dinamika Pengabdian 1, sampah anorganik adalah sampah dari sumber
daya alam tidak terbaharui dan proses industri. Sumber daya tak terbaharui contohnya adalah
minyak bumi dan mineral. Sedangkan proses industri yang menjadi sumber sampah non
organik contohnya adalah plastik dan aluminium.
Pengertian lain tentang jenis sampah ini juga tertulis dalam Jurnal Formatif 4. Pada jurnal
tersebut, sampah anorganik didefinisikan sebagai sampah yang dihasilkan dari bahan non
hayati berupa produk sintetik atau hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
Secara lebih lengkap berikut adalah kategori sampah non organik, yaitu:
1. Sampah Plastik
Biasanya plastik digunakan untuk mengemas barang. Plastik juga digunakan sebagai bahan
baku perabotan rumah tangga. Barang-barang yang berasal dari plastik memiliki beberapa
keunggulan seperti tidak mudah berkarat dan tahan lama.
Namun barang-barang yang diproduksi dari plastik jika sudah tidak berfungsi maka akan
menjadi sampah plastik. Jenis sampah anorganik ini sulit terurai secara alami atau
membutuhkan waktu yang sangat lama.
2. Sampah Logam
Sampah ini ialah limbah yang berasal dari bahan logam. Contoh sampah non organik logam
adalah besi, kaleng, alumunium, timah, dan jenis logam lainnya. Kaleng merupakan sampah
logam yang paling banyak ditemukan dan didaur ulang dengan nilai ekonomis yang cukup
baik.
1. Sulit Terurai
Ciri utama dari sampah non alami adalah sulit terurai. Limbah anorganik bukan tidak dapat
terurai sama sekali, melainkan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membusuk dan
terurai secara alami. Bahkan beberapa jenis sampah memerlukan waktu puluhan tahun agar
terurai menjadi unsur yang lebih kecil, misalnya sampah plastik di laut.
Selain itu, botol plastik yang terkumpu juga bisa diolah menjadi botol plastik baru dengan
bentuk dan kemasan yang baru.
Berikut adalah prinsip pengolahan sampah non alami yang dapat dilakukan, yakni:
a. Reduce
Reduce atau mengurangi, merupakan prinsip pengolahan sampah yang paling sederhana. Cara
ini mudah untuk dilakukan, namun kesadaran masyarakat lah yang menjadi kendala.
Jika masyarakat yang lebih sadar lingkungan, prinsip reduce menjadi salah satu yang dapat
diandalkan. Beberapa contoh cara mengurangi sampah anorganik dalam kegiatan sehari-hari,
seperti:
1. Tidak menggunakan sedotan untuk minum. Meski terlihat kecil, sampah sedotan
terbuat dari plastik yang sulit terurai.
2. Apabila membeli makanan, ada baiknya membawa kotak makan sendiri untuk
mengurangi penggunaan kemasan makanan.
3. Membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik dalam bentuk
kantong belanja.
4. Membawa botol minum sendiri dan tidak membeli minuman dalam kemasan.
b. Reuse
Prinsip kedua adalah reuse atau menggunakan kembali. Kita bisa memilah sampah anorganik
yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Gunakan kembali barang-
barang yang masih layak digunakan dapat dimanfaatkan kembali.
c. Recycle
Recycle atau mendaur ulang, merupakan salah satu prinsip pengolahan sampah anorganik
yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan. Mekanismenya adalah memanfaatkan sampah yang
masih layak digunakan sebagai benda baru yang memiliki nilai jual dan nilai guna yang lebih
tinggi.
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan prinsi recycle atau daur ulang, yaitu:
d. Replace
Prinsip replace atau mengganti, merupakan sebuah prinsip yang bisa dilakukan untuk
mengolah sampah anorganik. Sampah-sampah sintetis didistribusikan kembali ke pabrik
untuk diolah menjadi produk baru. Misalnya sampah botol plastik yang bisa diolah kembali
menjadi botol plastik yang baru.
Dampak Negatif
Semua jenis sampah berdampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Akan tetapi, keberadaan sampah anorganik dalam jumlah besar, tentu akan lebih
membahayakan daripada sampah organik.
Mengapa demikian? Karena sampah jenis ini tidak mudah terurai atau membutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk terurai.
Tentu, hal ini bsa memberikan pengaruh jangka panjang. Belum lagi jika jumlah sampah
terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sebagai contoh, sampah anorganik seperti kaleng dan botol plastik dapat terisi air hujan dan
menjadi habitat nyamuk untuk berkembang biak. Bukan tidak mungkin, jika nyamuk yang
berkembang biak di lingkungan sekitar adalah jenis nyamuk yang berbahaya, seperti nyamuk
demam berdarah.
Contoh lainnya adalah, bahan dan proses pembuatan kaleng dan plastik itu sendiri. Plastik
mengandung bahan-bahan sintetis yang tidak aman bagi manusia. Salah satunya adalah
dioksin, bahan ini dapat menyebabkan bermacam masalah kesehatan, mulai dari gangguan
saraf hingga penyakit kanker.
Bau yang ditimbulkan dari area pembuangan sampah juga dapat mengganggu pernafasan
manusia. Khususnya yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah.
Contoh yang pertama adalah maraknya bencana alam akibat penumpukan sampah anorganik.
Sebut saja banjir, yang hampir setiap tahun terjadi. Penyebabnya tidak lain adalah
penumpukan sampah yang mengakibatkan aliran air sungai menjadi tersumbat. Akibatnya,
debit air yang bertambah akan meluap karena tidak memiliki jalan lagi untuk mengalir.
Contoh lainnya adalah dapat menyebabkan pencemaran air. Mau tidak mau, sampah apapun
yang masuk ke dalam air akan membuat air menjadi tercemar. Jika air sudah tercemar, maka
kebersihan dan kesehatan air tidak lagi terjaga.
Belum lagi permasalahan sampah yang memengaruhi tampilan estetika. Mulai dari fasilitas-
fasilitas kota yang kotor dan tidak terawat, hingga daerah-daerah kumuh akibat tumpukan
sampah.
Banyak kasus pencemaran air yang sampai ke lautan akibat sampah anorganik. Parahnya,
pencemaran air laut ini menyebabkan banyak ikan dan organisme laut lainnya mati karena
keracunan.
Kasus lain juga terjadi di daratan. Sampah-sampah yang ada di darat dapat menjadi penjerat
hewan-hewan yang hidup di sekitarnya. Sehingga banyak dari mereka yang mati karena
terjerat sampah.
Sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai bahan-bahan daur ulang yang tentunya
bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.
d. Mainan Anak
Manfaat lain dari sampah anorganik adalah dapat dijadikan bahan mainan anak-anak. Jika
kita ingin melatih kreativitas anak-anak, ajaklah mereka untuk membuat mainan sendiri dari
limbah anorganik yang ada di rumah.
Tidak perlu menggunakan alat yang rumit, cukup menggunakan peralatan yang ada di rumah.
Selain dapat menghasilkan sesuatu, cara ini juga bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
Harapannya, anak menjadi lebih kreatif dan lebih peduli dengan lingkungan.
Apalagi jika seseorang berhasil membuat usaha khusus di bidang daur ulang sampah, maka
lapangan pekerjaan pun akan bertambah.
Dalam skala kecil, usaha pengepul barang bekas adalah salah satu bentuk usaha sederhana
yang memberikan tambahan pemasukan uang. Sampah-sampah anorganik yang dikumpulkan
kemudian dijual untuk diolah kembali menjadi barang baru yang lebih layak untuk
dipasarkan.
Tidak hanya itu, sampah bisa dijadikan mata pencaharian tetap bagi para pelaku usaha di
bidang industri kreatif. Misalnya usaha daur ulang ban bekas menjadi kursi cafe yang unik.
Lebih jauh lagi, usaha ini membutuhkan ahli di bidang pembuatan kursi, sehingga lapangan
pekerjaan akan terbuka dan peluang meningkatkan pendapatan ekonomi pribadi akan lebih
luas.