Anda di halaman 1dari 62

MODUL PENGELOLAAN SAMPAH

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


FASE E
TEMA: GAYA HIDUP BERKELANJUTAN

Disusun oleh:
Tim P5 SMK Negeri 2 Kab. Tangerang

SMK NEGERI 2 KABUPATEN TANGERANG


TANGERANG 2023
JENIS-JENIS SAMPAH DAN CARA MEMILAHNYA
(Aktivitas No. 1)

A. Definisi Sampah

Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi
masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai.

B. Jenis-jenis Sampah

1. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara
alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai.

Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan sampah bisa diolah
kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi sampah bila tidak dikelola
dengan benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah
organik yang cepat.

a. Jenis–Jenis Sampah Organik

Berdasarkan jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 antara lain sampah organik
basah dan kering.

1. Sampah Organik Basah

Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung air. Sampah organik
basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang dan sejenisnya.

Inilah yang saya katakan bahwa sampah organik dapat menimbulkan bau tidak sedap sebab
kandungan air tinggi yang menyebabkan sampah jenis ini cepat membusuk.

2. Sampah Organik Kering

Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air. Contoh sampah
organik misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering. Kebanyakan sampah organik sulit
diolah kembali jadi lebih sering dibakar untuk memusnahkannya.

Contoh Sampah Organik

Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran busuk, ampas teh / kopi,
bangkai hewan, dan kotoran hewan / manusia.
b. Manfaat sampah organik

Sampah organik memiliki banyak manfaat ini bisa menjadi sumber pemasukkan bila diolah yang
bermanfaat. Bahkan dapat menimimalisir banyak sampah di tempat pembuangan akhir. Berikut manfaat
sampah organik yang dapat anda coba:

1. Sampah Organik Untuk Kompos / Pupuk Organik

Sampah organik seperti buah – buah busuk dan sayuran dapat dibuat menjadi suatu berguna antara
lain kompos. Pengolahan sampah organik untuk kompos tidaklah terlalu sulit.

2. Untuk Tambahan Pakan Ternak

Mungkin yang anda tahu sampah organik hanya dibuat untuk tambahan pakan kambing, sapi dan
kerbau. Tapi sekarang ini sampah organik dapat diolah menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan

Sampah organik dapat diubah menjadi biogas dan listrik

Gak percaya? Bahwa sampah organik dapat digunakan sebagai sumber listrik. Sampah organik yang
berasal dari kotoran hewan maupun manusia, limbah tempe dan tahu digunakan sebagai bahan utama.
Sampah adalah suatu bahan yang telah dibuang / tidak terpakai lagi oleh pemiliknya

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai. Sampah
anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena sampah anorganik
tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini
menyebabkan rusaknya lapisan tanah.

a. Contoh Sampah Anorganik

Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi,
kaca, kabel, barang elektronik, bohlam lampu dan plastik. Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi
dapat anda manfaatkan kembali, jangan sampai dibiarkan begitu saja.

b. Manfaat Sampah Anorganik

manfaat sampah anorganik yang bisa kita manfaatkan adalah dengan membuat kerajinan dari
sampah / limbah tersebut. Misalnya sampah plastik dapat dibuat tas, taplak meja makan, pernak pernik.
C. Cara Pemilihan Sampah

Pengelolaan sampah dengan memilah sampah dari awal menjadi pilihan yang baik untuk dapat
pengelolaan berkelanjutan yang baik untuk lingkungan dan bumi. Permasalahan sampah yang hingga kini
menjadi salah satu persoalan yang perlu ditangani cepat oleh dunia. Produksi sampah di masyarakat setiap
tahunnya meningkat namun pengelolaannya belum bisa diimbangi dengan peningkatkan produksi
sampahnya sehingga menggunungnya sampah di Tempat pembungaan Akhir (TPA).

1. Manfaat Memilah Sampah

Menurut kumparan.com, manfaat pemilahaan Sampah sebagai berikut :

a. Mengurangi tumpukan sampah merupakan keuntungan paling sederhana dari kebiasaan memilah
sampah. Semakin sedikit sampah menumpuk maka semakin baik selain itu juga tidak akan menganggu
lingkungan jika kita memisahkan sampah.

b. Mengurangi polusi udara karena dengan memilah sampah akan menghidari kita membakar sampah-
sampah yang bisa menyumbang karbondioksida yang sangat mencemari udara.

c. Memudahkan daur ulang, dengan memisahkan sampah antara yang organic dan anorganik anak
memudahkan untuk didaur ulang.

d. Memiliki keuntungan ekonomi karena dengan memilah sampah kita bisa memanfaatkan kembali
barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat.

e. Mengurangi jumlah sampah anorganik yang masuk ke tempat pembuangan sampah, karena sifatnya
yang susah teurai jadi jika dibuang langsung tanpa daur ulang akan sangat mencemari lingkungan.

2. Cara Memilah Sampah

Cara memilah sampah yang bisa dilakukan dirumah sebagai berikut :

a. Memilah Sampah organik dan anorganik

1. Pisahkan sampah organik dan anorganik yang dihasilkan sampah rumah tangga.

Sampah Organik adalah jenis buangan yang bisa dan relatif cepat mengalami penguraian. Contoh sampah
yang masuk dalam kategori sampah organik di antaranya adalah sisa makanan, kulit buah, sisa masakan
dari dapur, dan daun-daunan. Biasanya jenis sampah ini juga bisa diolah kembali menjadi pakan ternak,
biogas, bahkan pupuk.

Sampah Anorganik adalah jenis buangan yang sulit untuk diurai dan membutuhkan waktu yang cenderung
lama. Contohnya botol minuman, plastik, dan kaleng. Sampah ini tidak akan hancur dalam waktu yang
lama meski dibakar sekalipun. Namun untuk sampah anorganik memiliki nilai ekonomis dan bisa
dimanfaatkan menjadi sesuatu.

Pemisahkan sampah organik dan non-organik bisa memudahkan pemilihan dan penggunaan kembali jenis
sampah sesuai dengan kegunaannya.

Memilah sampah Anorganik

Cara memilah sampah anorganik dengan memisahkan masing-masing kategori turunannya, seperti plastik
(kantong kresek, kemasan plastik, dan sebagainya), kertas, kemasan tetra pack, kaleng, dan beling.
Sampah anorganik ini dapat di recycle atau di reuse sehingga sampah tidak berakhir di TPA dan memiliki
nilai ekonomis

2. Olah sampah organik menjadi pupuk kompos

Sampah organic dapat diolah menjadi pupuk dan kompos yang berasal dari sampah sisa makanan dan
daun lebih cepat terurai dan lebih cepat bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.

3. Serahkan sampah anorganik ke lembaga pengolahan sampah

Cukup banyak lembaga-lembaga yang menerima sampah anorganik untuk diolah kembali dan tempat
penampungan dan pengolahan sampah juga bekerja sama dengan komunitas yang peduli dengan
lingkungan.

Sampah Elektronik (E-waste)

E-waste atau sampah elektronik mempunyai dampak buruk untuk kesehatan dan lingkungan jika sudah
tidak terpakai lama dan tersimpan dirumah. Dengan mengkategorikan E-waste dirumah dan memilih
badan atau perusahaan yang memiliki izin dan berpengalaman dalam mengelola E-waste dari
penjemputan, penyimpanan dan sampai pengelolaan.

Universal Eco hadir dengan menyediakan fasilitas pengelolaan E-waste yang bersumber dari masyarakat
yang diberi nama Patron. Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami disini untuk informasi lebih
lanjut agar kamu bisa ikut berkontribusi atau hubungi di whatsapp disini

Bijak Kelola sampah bisa dimulai dari diri sendiri dengan memilah sampah yang dihasilkan dari diri
sendiri dan rumah tangga. Dengan mengkategorikan lebih awal dapat membantu mengurangi sampah
menggunung di TPA dan lingkungan menjadi lebih sehat dan bersih. Bersama Universal Eco, kita menjaga
lingkungan kita dari sampah
DAMPAK BURUK DARI PEMBUANGAN SAMPAH YANG
SEMBARANGAN TERHADAP LINGKUNGAN DAN KESEHATAN
(Aktifitas No. 2)

Sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan, termasuk air, tanah, dan udara.
Pencemaran lingkungan ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, hilangnya habitat satwa liar, dan
penurunan kualitas hidup manusia.

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara di dunia. Tidak hanya di
Negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata
setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Membuang sampah
sembarangan merupakan hal yang sering kita lakukan padahal tidak jauh dari tempat itu ada tempat
sampah. Sampah yang di pinggir jalan lebih banyak daripada sampah di tong sampah. akibatnya
membuang sampah sembarangan tentu saja mengakibatkan kerugian yang tidak bisa dianggap sepele.

Dampak membuang sampah sembarangan akan merusak pemandangan, mendatangkan bau yang
tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang tinggi, mendatangkan berbagai penyakit dan
dapat mencemari lingkungan.
Maka dari itu, mulai sekarang marilah kita membiasakan diri untuk tidak membuang sampah. Apa
sih susahnya membuang sampah pada tempatnya? Hanya mengantongi sampah saja, membawa ke tong
sampah, itu mudah banget dan memberikan pengaruh efek kebaikan yang besar.

Pengendalian sampah yang paling sederhana dan efektif adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri sendiri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Mulailah tanamkan niat, bahwa,
‘’Aku harus membuang sampah pada tempatnya. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan. Peran Pemerintah dalam hal ini juga sangat diperlukan,
dengan peraturan-peraturan dan sangsi-sangsi yang ada, diharapkan bisa meminimalkan perusakan
lingkungan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Sampah-sampah itu seharusnya dibuang ke tong sampah. Biar nanti diangkut petugas pengangkut
sampah yang nantinya dibawa ke TPA ( Tempat Pembuangan Akhir). Sampah yang ada di TPA nantinya
diolah, atau dihancurkan , dibentuk kembali menjadi bahan yang berguna.

Sampah tidak hanya merusak kelestarian lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan
masyarakat. Pencemarannya yang bisa melalui udara, air, tanah, maupun kontak dengan organisme lain
dapat menimbulkan penyakit. Efek tidak langsung sampah organik, mengakibatkan meningkatnya
penyakit yang dibawa vektor nyamuk [vektor borne disease] dan tikus [rondent borne disease].

Sementara, sampah anorgaik, seperti mikroplastik, terutama diapers atau popok sekali pakai yang
bahan mayoritasnya limbah impor, mengandung super adsorbent polymer [SAP]. Memiliki efek perusak
hormon pada biota perairan. Melalui rantai makanan, SAP masuk ke tubuh manusia serta berpotensi
mempengaruhi keseimbangan hormone. Akibatnya, muncul berbagai penyakit gangguan hormon,
infertility, dan sebagainya.

Limbah plastik, sangat mungkin terjadi reaksi kimia pada suhu tinggi yang mengakibatkan
senyawa mikroplastik lebih mudah terlepas ke lingkungan atau alam. Selanjutnya, masuk ke tubuh
makhluk hidup, termasuk sangat mungkin terakumulasi dalam tubuh manusia.

Jika terkena suhu tinggi, termasuk selama perjalanan di kontainer untuk waktu lama, bakteri
sangat mungkin berkembang biak. Terutama, bila ada limbah organik yang merupakan kesukaan mikroba.
Efeknya dapat mengganggu kesehatan. Sedangkan limbah bahan berbahaya dan beracun [B3],
sesungguhnya tidak boleh sama sekali ada di lingkungan bebas, karena sifatnya beracun. “Harus
diisolasi”.
Penanganan

Penanganan sampah maupun limbah perlu kehati-hatian. Jika limbah langsung mengenai tanah,
dapat meningkatkan risiko soil borne disease, soil transmited disease berupa kecacingan. Bila kena air,
dapat meningkatkan water borne disease seperti diare, hepatitis, keracunan logam berat, serta alergi.
Sedangkan dengan udara, meningkatkan air borne disease seperti sesak nafas, asma, kerusakan paru, dan
sebagainya. Limbah jika dibakar dapat menyebabkan polusi, menurunnya kualitas udara karena
mengandung karbondioksida [CO2], metan, polycyclik aromatik hidrocarbin, yang ini dapat
menyebabkan berbagai penyakit infeksi saluran napas, gangguan syaraf, jantung, dan kanker.

Beberapa hasil penelitian di tempat pembuangan akhir sampah di Indonesia, menunjukkan adanya
penurunan kualitas lingkungan, baik udara, air, dan tanah. Perluk penanganam segera terhadap kondisi
lingkungan tercemar, agar tidak terjadi dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Tidak hanya
berdampak akut [saat itu juga], tapi kronis [beberapa tahun kemudian), seperti kanker dan gangguan
syaraf. Toksisitas limbah bisa masuk ke tubuh lewat oral [makanan], saluran pernapasan, dan kontak kulit.
Bila terakumulasi, merusak sistem tubuh manusia.

Staf dokter di Puskesmas Petang 1 dan Dinas Kesehatan Badung, Bali, dr. I Nyoman Adi Suparta,
M.Bio.Med., Sp.PD., mengatakan bahwa pembuangan sampah secara terbuka dapat memunculkan
berbagai penyakit dan mengancam kesehatan masyarakat. Menurut Nyoman, manusia yang kulitnya
terpapar limbah atau sampah secara langsung, dapat berpotensi menimbulkan reaksi berupa alergi, dan
menjadi pintu masuk kuman. Terlebih, bila tidak terlindung sarung tangan khusus. “Infeksi beragam,
sesuai jenis kumannya. Bisa dermatitis atau infeksi kulit lainnya,” katanya.

Sedangkan sampah yang dibakar, selain menimbulkan bau dan polusi udara, hasil bakarannya
dapat menyebabkan iritasi di saluran napas. Dalam waktu lama, menyebabkan gangguan saluran napas.

“Penanganan penyakit akibat paparan langsung limbah atau sampah, dapat dilakukan di rumah sakit atau
dokter,” ujarnya.

Mikropastik dimakan Ikan

Bahaya sampah plastik bagi lingkungan, terutama di perairan sudah menjadi ancaman nyata.
Peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto Nugroho menjelaskan, sampah plastik berbentuk mikroplastik,
yang tidak terlihat secara kasat mata selain melalui mikroskop, sangat berbahaya bagi biota air.

Sampel air buangan yang diambil dari 11 titik saluran pembuangan limbah cair pabrik kertas dan
pengolahan plastik yang ada di sepanjang Sungai Surabaya, menunjukkan partikel itu.

“Kami mengambilnya saat mengamati beberapa outlet limbah perusahaan di sepanjang Sungai Surabaya.
Salah satunya di Desa Jeruk Legi, Sidoarjo, Jawa Timur, yaitu pabrik daur ulang plastik. Hasilnya, banyak
ditemukan mikroplastik,” ungkapnya.

Serpihan itu rata-rata di bawah lima millimeter dan sangat berbahaya bagi pencernaan. “Plastik itu tidak
akan hancur ketika dicerna, tapi mengikat bahan-bahan lain seperti limbah dari racun yang ada di perairan.

Dari penelitian yang dilakukan Ecoton, dengan membedah lambung 168 ikan yang ditangkap di
Sungai Surabaya, ditemukan mikroplastik pada semua ikan tersebut. Dikatakan Andreas, sekitar 80
persen ikan yang ditangkap jenis pemakan tanaman air dan lumut-lumutan. Mikroplastik yang
terperangkap di tanaman, secara tidak sengaja termakan ikan.

“Bentuknya dilihat dari mikroskop bermacam. Ada seperti fiber, plat, atau putih bening layaknya
filament,” ujarnya.

Bersama Aliansi Zerro Waste Indonesia [AZWI], Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan, dan
LIPI, Ecoton melakukan kajian dan penelitian potensi-potensi mikroplastik yang sudah berbentuk
chemical dalam tubuh ikan. Penelitian dilakukan dengan mengambil contoh dari lima 5 tempat pelelangan
ikan [TPI] di Indonesia. Tujuannya, melihat kandungan kimia mikroplastik dalam perut ikan.
“Zat chemical apa yang terbawa, itu masih butuh penelitian lebih lanjut,” tandasnya.

Dampak membuang sampah sembarangan

Berikut adalah beberapa dampak sampah terhadap lingkungan dan kesehatan yang perlu diwaspadai

1. Menyebabkan berbagai penyakit

Ada banyak penyakit yang bisa timbul akibat buang sampah sembarangan, di antaranya:

Tetanus, Hepatitis A, Cacingan, Kolera, Demam berdarah, Keracunan makanan, Infeksi kulit, Trakoma,
Infeksi Salmonella, Shigellosis, Gastroenteritis.

Penyakit seperti hepatitis A dan demam berdarah adalah penyakit yang mudah menular, apalagi dengan
kondisi lingkungan yang banyak sampah.

Pada 2019 silam, wabah hepatitis A bahkan sempat terjadi di Depok (Jawa Barat) dan Pacitan (Jawa
Timur) karena segelintir orang yang kurang bisa menjaga kebersihan lingkungan.

2. Menyebabkan polusi

Faktanya, 60 persen pencemaran air disebabkan sampah. Selain air dan tanah, sampah juga dapat
mencemari udara. Sampah yang dibuang sembarangan diurai oleh lingkungan, lalu melepaskan sejumlah
zat kimia dan mikropartikel berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat menyebabkan sejumlah masalah bagi
lingkungan.

Salah satu contohnya adalah sampah puntung rokok yang dapat melepaskan zat kimia ke tanah
dan air saat terurai, seperti arsenik dan formaldehida. Pelepasan zat ini dapat berdampak negatif bagi
manusia dan hewan.

Para peneliti juga memperkirakan lebih dari 40 persen sampah dunia dibakar di udara terbuka.
Pembakaran tersebut dapat melepaskan emisi beracun yang bisa menyebabkan masalah pernapasan dan
berbagai masalah kesehatan lainnya. Ini bahkan juga bisa menjadi awal terjadinya hujan asam.

Tidak hanya itu, jutaan ton sampah yang mengambang di lautan mengancam keselamatan biota
laut, termasuk berbagai jenis ikan yang menjadi sumber makanan bagi manusia.

3. Mengancam keberadaan satwa

Dilansir dari Texas Disposal, para peneliti memperkirakan lebih dari satu juta hewan mati setiap
tahunnya setelah menelan atau terperangkap dalam sampah yang dibuang sembarangan.
Salah satu penyebab kematian hewan darat dan laut yang paling utama adalah sampah plastik. Setiap
tahunnya, diperkirakan lebih dari 100.000 ikan, lumba-lumba, paus, penyu, dan hewan laut lainnya
tenggelam setelah mencerna atau terjerat di dalam sampah plastik.

4. Menyebabkan banjir

Salah satu dampak membuang sampah di sungai yang sangat merugikan adalah banjir. Tidak
hanya itu, sampah yang menumpuk di berbagai saluran air dan jalanan dapat menyebabkan penyumbatan.
Jika tidak segera ditangani, banjir pun bisa terjadi. Kerugian akibat kerusakan yang disebabkan banjir
memang sulit diukur, tetapi bencana ini dapat mengancam nyawa dan merusak bangunan.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan juga bisa menyebabkan wabah

Sampah yang dihasilkan dari rumah atau individu umumnya dibagi menjadi sampah organik dan
anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai dan berasal dari bahan-bahan yang bisa
membusuk, misalnya sisa makanan, kulit buah, dan batang sayur-mayur. Sementara itu, sampah
anorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai tetapi umumnya bisa didaur ulang, seperti yang terbuat
dari plastik dan kaleng. Ada pula sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun), misalnya sampah berisikan
cairan pembersih rumah tangga, deterjen, racun tikus, semir sepatu, baterai, pengharum ruangan, oli, dan
lainnya.

Bakteri dan parasit bisa tumbuh subur akibat buang sampah sembarangan. Sampah-sampah ini
juga mengundang berbagai binatang yang bisa menjadi vektor atau pembawa penyakit. Sampah bisa
menyebabkan penyakit pada manusia melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung

1. Penularan langsung

Apabila sampah dibuang di sembarang tempat, ada kemungkinan orang lain menyentuhnya, baik
secara sengaja maupun tidak. Bakteri dan parasit bisa berpindah ke tubuh ketika ada anggota badan yang
bersentuhan dengan sampah. Akibatnya, Anda bisa tertular berbagai penyakit.

Dampak membuang sampah sembarangan, terutama yang tajam seperti kaleng dan kaca, juga
meningkatkan risikonya untuk tidak sengaja terinjak atau menyebabkan orang lain terluka. Saat kulit
terluka, bakteri dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit.

2. Penularan penyakit secara tidak langsung

Penularan penyakit secara tidak langsung dapat terjadi melalui vektor atau hewan pembawa
penyakit berikut ini: Tikus, Lalat, Kecoa, Nyamuk.

Berbagai hewan di atas bisa menjadi sarana untuk bakteri, virus, cacing, dan berbagai penyebab
penyakit lainnya untuk masuk ke dalam tubuh. Contohnya, lalat yang membawa bakteri ke makanan yang
kita konsumsi atau nyamuk yang membawa virus dengue dan menularkannya dari satu orang ke orang
lain.

Cara mencegah penularan penyakit akibat buang sampah sembarangan

Mencegah terjadinya berbagai penyakit yang disebabkan sampah bisa dimulai dari lingkungan terkecil,
yaitu keluarga. Berikut adalah langkah-langkah yang Anda lakukan bersama keluarga.

• Membiasakan buang sampah pada tempatnya.


• Memperbanyak tempat sampah di rumah sehingga mudah dijangkau.
• Tidak menunda membuang sampah.
• Rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
• Mencuci bersih makanan sebelum memasaknya.
• Memasak makanan hingga matang.
• Menggunakan tempat sampah yang memiliki tutup.
• Mengurangi penggunaan plastic
• Tidak membuang kaleng dalam keadaan terbuka.
• Mendapatkan vaksinasi.

Cara mengelola dan membuang sampah yang benar

Agar sampah tidak menumpuk dan menyebabkan penyakit, berikut beberapa langkah mengelola
sampah yang benar berdasarkan saran dari Kementerian Kesehatan Australia.
1. Kenali jenis sampah

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sampah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan
karakteristiknya, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3.

2. Pilah sampah sesuai jenisnya

Sebaiknya Anda mengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya sebelum dibuang. Untuk
memudahkan proses ini, sediakan beberapa tempat sampah untuk menampung jenis sampah yang
berbeda.

Cara ini mempermudah Anda untuk menentukan apakah sampah yang telah Anda kumpulkan dapat
didaur ulang atau dibuang ke tempat pembuangan akhir.

3. Salurkan sampah pada tempat yang sesuai

Setelah memilah, Anda bisa lebih mudah untuk memutuskan apakah ingin mendaur ulang atau
membuang sampah pada tempatnya.

Contohnya, sampah anorganik dapat didaur ulang, sampah B3 dibuang ke tempat pembuangan
sampah akhir (TPA) atau khusus, dan sampah organik bisa dibuang atau didaur ulang menjadi pupuk
kompos.
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN P5

TEMA : GAYA HIDUP BERKELANJUTAN

SUB TEMA : PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 2 KABUPATEN


TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2023-2024

(aktifitas no. 3)

COVER

Ditulis dengan menggunakan huruf balok, cover memuat :

• Menyebutkan judul laporan


• Menyebutkan tema projek
• Menyebutkan Sub Tema projek
• Logo Sekolah
• Nama Siswa
• Kelas
• NISN
• Kop Sekolah

KATA PENGANTAR

• Ucapan rasa syukur atas terselesaikannya penulisan laporan ini


• Ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
• Harapan dan manfaat dari penulisan laporan ini

DAFTAR ISI (dilengkapi dengan nomor halaman), terdiri dari:

• Halaman Judul
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• BAB 1 PENDAHULUAN
a. Nama Kegiatan
b. Latar Belakang
c. Tujuan
d. Sasaran Kegiatan
e. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
f. Panitia Pelaksana
• BAB II PEMBAHASAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pasca Kegiatan
• BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
• DAFTAR PUSTAKA
• LAMPIRAN
PEMAHAMAN KONSEP DAN PENTINGNYA PENGELOLAAN
SAMPAH SECARA BERKELANJUTAN
(Aktifitas No. 4)

Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan [manusia] yang berwujud padat [baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai] dan dianggap sudah tidak
berguna lagi [sehingga dibuang ke lingkungan]. Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur
materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah [mengakibatkan munculnya sampah].

Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak
ada proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh
organisme yang ada di alam ini bersifat organik [memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup].
Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh
sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik
[hasil dari proses pabrik] misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.

Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu
bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu
kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.

Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok pada suatu tempat
penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob [miskin oksigen]
akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau
yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang
kotor dan pemandangan yang kumuh.

Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan
berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas,
kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembangbiak pada
sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan. Suasana
yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan sumber
makanan yang melimpah bagi mereka.
Karakteristik sampah di Sekolah

Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar
selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi :

Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan
dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting). Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa :
kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.

Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit
sampah basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam.
Sedangkan sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus
makanan.

Pengelolaan sampah

Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam
wadah yang berbeda.

Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:

Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan
untuk dipakai [penggunaan kembali botol-botol bekas].

Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta
mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.

Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang
lebih berguna [daur ulang sampah organik menjadi kompos].

Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan
Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat
Pembuangan Akhir(TPA).

Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan.
Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara sampah non organik membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang
sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan
sistem penutup sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya dan juga
untuk menghindari bau dari sampah yang bisa mengganggu.
Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak sampah kecil yang ditempatkan
di tempat-tempat yang mudah dijangkau sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum
dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga sebaiknya dipisahkan menjadi tempat
sampah organik dan anorganik dan kalau sudah penuh harus segera dibuang ke TPS atau langsung diambil
oleh petugas kebersihan untuk dibuang ke TPA.

Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah

Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan


komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan
pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran bagi siswa-
siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan lingkungan.

Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan sederhana. Anak usia sekolah
SD hingga SLTA bisa mengerjakan sendiri. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa
menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan belajar tentang Ilmu Pengetahuan
Alam. Anak juga akan belajar menghargai lingkungan. Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa
bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan menjijikkan. Kompos yang
dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam
dalam pot.

Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis kertas ini di kalangan
pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum lagi kertas karton, kertas pembungkus makanan dan
kertas jenis lainnya. Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk pengelolaannya.

Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah kertas bisa didaur ulang dengan
cukup mudah. Kertas bekas dipotong kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah
diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas
bisa dijadikan bahan kertas daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya topeng
kertas atau bentuk pigora.

Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas berjenis HVS dipisah
dari jenis lain misalnya koran, karton dan kerdus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual ke
pemulung. Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil kertas tersebut.

Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri
dari bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang banyak dicari
orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian
juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya
dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi
barang kerajinan atau hiasan dinding.

Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula
kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok
sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan hanya dicari
tapi dapat juga diciptakan.

Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal
ini dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran
dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.
Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa
mengelola sampah. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.

Selain ekosistem laut dan darat, pengelolaan sampah yang berkelanjutan juga dapat mengurangi
pencemaran udara yang terjadi sehingga akan meningkatkan kehidupan yang lebih sehat (SDGs 3).
Sebagai contohnya adalah masyarakat membuang sampah konsumsinya di tempat yang terbuka atau
bahkan membakarnya.

5 MANFAAT PENGOLAHAN SAMPAH YANG BAIK

Manfaat pengolahan sampah merupakan bahan sisa yang dapat merusak lingkungan hidup dan
menyebabkan penyakit. Itulah gambaran sampah bagi sebagian orang yang tidak mau berfikir untuk
menjadikannya lebih bermanfaat. Pengolahan sampah yang baik dan benar membutuhkan sebuah
kegigihan dan kesabaran dalam menlakukannya, sehingga terciptalah berbagai energy yang dapat
digunakan kembali dari sampah tersebut. Manfaat pengolahan sampah di baik telah dilakukan oleh
beberapa kota di dunia, termasuk kota-kota besar di Indonesia. Dengan kerjasama dengan berbagai pihak,
Sebuah daerah dapat menemukan cara pengolahan sampah yang benar. Tentunya hal ini merupakan kabar
gembira bagi penduduk di darah itu, sebut saja Swedia. Negara dengan system kekerajaannya dapat
menemukan sebuah inovasi baru dalam memanfaatkan sampah yang ada di negara tersebut. hingga tak
heran Swedia menjadi negara terbersih di dunia dengan tingkat penghasilan sampah yang sedikit.

Berikut 5 Manfaat Pengolahan Sampah yang Baik:

1. Menghemat Energi

Pengolahan sampah menjadi sebuah energy baru dapat menghemat energy yang dibutuhkan oleh manusia.
Energi yang dimaksud tentunya sangat beragam mulai dari bahan bakar, pupuk kompos, dan masih
banyak lagi. Pemanfaaatan sampah menjadi bahan bakar tentunya dapat menghemat energy lebih tinggi
dari pada harus menggunakan batu bara sebagai energy utamanya. Semua ini telah diraskan oleh
masyarakat yang hidup di Swedia dimana pemakaian bahan bakar lebih hemat 0.061 SEK/Kwh
dibandingkan menggunakan batu bara.

2. Mengurangi polusi

Pemakaian sumber daya alam yang berlebihan dapat mengakibatkan tingkat polusi semakin tinggi dan
menyebabkan pemanasan global. Pengolahan lahan merupakan jalan yang terbaik untuk mengurangi
polusi yang ada, sehingga bumi tetap aman dan terjauh dari global warming. Memang dalam peroses
pengraiannya menjadi bahan siap pakai membutuhkan waktu yang cukup lama. Seperti contoh pembuatan
pupuk dari bahan kimia memang mudah ditemukan dan hasilnya lebih menjamin bagi hasil panen para
petani. Berbeda dengan pupuk kompos yang terbuat dari pengolahan sampah organik yang cukup ribet,
proses pembuatan yang cukup lama, dan kadang hasilnya kurang maksimal.

Selain itu pengurangan polusi juga dapat terjadi terhadap air yaitu dengan memanfaatkan air limbah
menjadi bahan bakar, energy listrik, dan digunakan pula untuk pengairan pertanian. Dan dalam
mengurangi polusi udara pengolahan sampah yang benar dapat membuat bahan nitrogen sehingg dapat
dihirup oleh semua makhluk secara bebas.

3. Menghemat SDA

Manfaat pengolahan sampah dengan baik dapat pula menghemat sumber daya alam yang ada. Sehingga
bahan alam dapat terawat dengan baik. Seperti penggunaan tissue yang terbuat dari serat pohon yang
membuat hutan menjadi rusak yang kemudian berpengaruh terhadap ekosistem yang ada didalamnya.
Seperti contoh satu pohon dapat menghasilkan dua pack tissue, sedangkan satu pohon saja dapat
menghasilkan oksigen menghidupi tiga orang makan hal ini membuat kita sadar bahwa tissue yang kita
gunakan telah mengurangi kadar okigen di bumi. Sebenarnya penggunaan tissue dapat diganti dengan
kain serbet. Sehingga ketersediaan sumber daya alam tetap stabil.

4. Ekonomis

Dengan modal krativitas dan ketekunan, sampah akan menjadi berharga. Sehingga selain menghasilkan
barang yang menarik tetapi juga pengeluaran biaya yang lebih sedikit. Hal inilah yang akan diraskan
ketika dapat memanfaatkan sampah sebagai bahan untuk menghasilkan barang dengan nila jual tinggi.
Seperti yang dilansir dari liputan6.com seorang wanita asal Solo mendapat kesempatan keliling Eropa
hanya bermodalkan sampah non organik menjadi fasion yang mengagumkan.

5. Menghemat Uang

Kebutuhan akan suatu barang membuat manusia harus mengeluarkan uang untuk membelinya. Namun
bagi mereka yang tahu manfaat pengolahan sampah dengan baik dan benar dapat menghemat biaya
pengeluaran.

Demikian lima manfaat pengolahan sampah dengan baik yang dapat memberikan bermacam manfaat
yang tidak terduga. Pengolahan sampah dengan baik menjadi sebuah produk merupakan cara yang tepat
untuk menyelamatkan bumi dari ancaman kerusakan.
MERENCANAKAN CARA PENGELOLAAAN DAN DAUR ULANG
SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Mengidentifikasi permasalahan dan cara pemanfaatan sampah organic (Aktifitas No. 5)

Sampah merupakan hasil buangan proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga). Sampah juga bisa diartikan sebagai sisa kegiatan manusia sehari-hari dan proses alam, yang
membentuk sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan bisa terurai alami oleh
bakteri tanpa adanya campur tangan manusia, namun perlu diberikan suatu bahan kimia dalam membantu
proses penguraian. Dampak yang ditimbulkan sampah ini yaitu hasil pembusukan yang menimbulkan bau
busuk menyengat, yang dapat menimbulkan penyakit akibat bakteri. Meskipun begitu, sampah ini
tergolong sampah yang ramah lingkungan.

Sampah organik dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu sampah organik basah (pembusukan buah-
buahan dan sisa sayuran) dan sampah organik kering (kertas, kayu, ranting pohon, dan daun kering).
Keduanya memiliki manfaat bagi kehidupan sehari-hari seperti:

1. Dapat diolah menjadi kompos dan pupuk sederhana

Sebagaimana kita ketahui, sampah organik dapat dijadikan kompos, namun masih banyak yang belum
tahu cara pengolahannya dan dimanfaatkan untuk pertanian, sebab butuh ketelatenan dan melalui tahapan
yang benar. Apabila tidak telaten, sampah organik bisa diolah menjadi pupuk sederhana. Hanya
diperlukan suatu lubang untuk pembuangan sampah organik di tanah dan tunggu hingga membusuk
hingga menyerupai tanah. Unsur hara yang dihasilkan tersebut dapat digunakan untuk menyuburkan
tanaman.

2. Tambahan Pakan Ternak

Sampah organik yang berbentuk dedaunan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti kambing,
sapi dan hewan herbivora lainnya. Selain itu, dapat juga dibuat menjadi pelet untuk makanan ayam dan
ikan.

3. Dapat dijadikan kerajinan tangan

Beberapa sampah organik dapat dijadikan produk yang memiliki nilai jual, seperti enceng gondok yang
sudah dikeringkan dan dibakar dapat diolah kembali menjadi tas. Selain itu, batok kelapa yang umumnya
hanya digunakan sebagai bahan bakar, dapat juga dijadikan sebagai peralatan masak seperti centong,
cangkir, dll.

4. Dapat dijadikan Biogas dan listrik

Sampah organik dari tahu, tempe dan kotoran hewan dapat dijadikan bahan utama untuk membuat biogas.
Cukup sediakan wadah tertutup yang dapat dijadikan penampungan gas dan ditambahkan air serta diaduk
untuk mempercepat proses pembuatannya. Selain itu, dapat juga ditambahkan decomposer untuk
mempersingkat waktu pembuatan, karena apabila hanya menggunakan air butuh waktu lebih dari dua
minggu.

Itulah beberapa manfaat sampah organik yang belum banyak dimanfaatkan karena baunya yang tidak
sedap. Sesungguhnya apabila diolah dengan telaten, dapat dijadikan sebagai peluang usaha dan juga
mengurangi global warming. Semoga ke depannya masyarakat Indonesia bisa sadar akan pentingnya
pengolahan sampah organik ini agar Indonesia terbebas dari pencemaran lingkungan.

Pembuatan Kompos

Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos dalam skala kecil maupun besar. Pembuatan
kompos bisa dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kompos, antara lain:

Sampah organik (kotoran kambing, dedaunan, sisa sayuran, jerami, rumput, dan sebagainya), Bakteri
EM4, Larutan gula, Wadah penampungan.

Selanjutnya, dapat diteruskan dengan langkah-langkah pembuatan kompos sebagai berikut:

• Siapkan sampah organik, kemudian potong kecil-kecil atau cacah terlebih dahulu. Tujuannya
adalah agar sampah lebih cepat mengalami proses penguraian. Kita bisa menggunakan mesin
pencacah untuk mengolah sampah dalam skala besar.
• Campurkan bahan-bahan sampah organik yang sudah dipotong kecil-kecil dengan kotoran
kambing, dengan komposisi 3:1.
• Buat larutan gula dengan cara mencampurkan air dan gula sebanyak kurang lebih 100 ml atau
tergantung jumlah sampah organik yang akan dijadikan kompos.
• Siapkan bakteri EM4 dengan jumlah yang disesuaikan dengan jumlah volume sampah organik.
• Semua bahan kemudian dicampur dan diaduk-aduk hingga tercampur merata. Pengadukan bahan-
bahan ini bisa dilakukan manual atau menggunakan bantuan mesin apabila sampah yang diolah
cukup banyak. Jika campuran bahan ini dirasa kurang lembap, maka penambahan air bisa
dilakukan.
• Setelah semua tercampur, bahan-bahan tersebut dipindahkan ke wadah penampungan. Kemudian
ditutup rapat agar pembusukan maksimal.
• Proses pembusukan atau pengomposan umumnya berlangsung selama 2 hingga 3 bulan. Proses
pengomposan dikatakan berhasil jika suhu wadah penampungan menjadi panas.
• Setelah 2 minggu, wadah dibuka untuk diaduk kembali. Kemudian setelah diaduk, tutup kembali
wadah hingga proses pengomposan selesai dilakukan.

Itulah beberapa bahan dan langkah yang bisa dilakukan untuk membuat kompos dari bahan sampah
berjenis organik. Proses tersebut sebenarnya cukup mudah, hanya saja memang belum banyak yang
memanfaatkannya.

Pembuatan Pakan Ternak

Salah satu manfaat sampah organik yang sudah dijelaskan adalah dapat diolah menjadi pakan ternak.
Proses pembuatan pakan ternak dari sampah alami ini juga melewati beberapa tahapan, di antaranya:

1. Pemisahan

Proses pemisahan sampah dilakukan dengan memilah bahan-bahan sampah. Proses ini dilakukan
di tingkat produsen sampah, entah itu dari sampah rumah tangga, sampah dari pasar, atau sampah dari
instansi tertentu.

Salah satu limbah organik yang cukup mudah didapatkan adalah limbah dari pasar. Di pasar banyak sekali
sampah organik dari sayuran dan bahan makanan lainnya.

2. Pencacahan

Pencacahan adalah proses pemotongan sampah menjadi serpihan yang lebih kecil. Proses ini
diperlukan untuk memudahkan pembuatan pakan ternak. Proses pencacahan bisa dilakukan dengan mesin
pencacah agar lebih cepat dan efisien.

3. Fermentasi

Proses selanjutnya adalah fermentasi. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi
dari pakan ternak. Selain itu, proses fermentasi juga dilakukan untuk meningkatkan nilai cerna sampah.

Melalui proses ini, makanan ternak akan memiliki nilai gizi bagi hewan ternak. Fermentasi dilakukan
dengan menggunakan bantuan salah satu jenis bakteri fermentasi, yaitu bakteri inokulan.

4. Pengeringan dan Penepungan


Setelah proses fermentasi selesai, sampah organik yang telah diproses kemudian dikeringkan.
Pengeringan dapat menggunakan cara tradisional, seperti penjemuran dibawah terik matahari. Setelah
kering, bahan tersebut kemudian digiling hingga menjadi tepung (penepungan).

5. Pencampuran

Proses selanjutnya adalah mencampurkan tepung dengan beberapa bahan tambahan lainnya.
Pencampuran ini dilakukan dengan mesin pencampur. Tujuannya adalah untuk memperkaya kandungan
dalam pakan ternak, sehingga benar-benar memenuhi kebutuhan gizi ternak.

6. Pembuatan Pelet

Proses ini adalah proses terakhir. Pakan ternak yang telah jadi akan dibentuk menjadi pelet. Pelet
dapat disimpan hingga 6 bulan lamanya.

Produksi Biogas

Tidak hanya sebagai pakan ternak dan juga pupuk kompos, pengelolaan sampah organik juga dapat
menjadi energi alternatif, yaitu biogas. Biogas memiliki kemampuan menjadi pengganti bahan bakar gas
dalam skala kecil.

Selain itu, biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik pada skala yang besar. Bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat biogas, antara lain: Galon, Pisau, Selang plastik diameter 1 cm panjang
1 m, Pipa logam diameter 1 cm panjang 10 cm & 20 cm Air, Sampah organik

Setelah alat dan bahan terkumpul, dapat dilanjutkan dengan proses sebagai berikut:

• Masukkan sampah ke dalam galon hingga setengahnya. Kemudian isi galon dengan air
secukupnya. Langkah selanjutnya adalah menutup galon dengan rapat.
• Simpan sampah tersebut selama kurang lebih 1 minggu. Selama 1 minggu tersebut, sampah
organik akan mengalami proses pembusukan secara alami.
• Lubangi tutup galon dengan pisau untuk memasukkan pipa logam. Dalam proses ini, jangan
membuka tutup galon. Hanya lubangi dengan pisau saja.
• Masukkan pipa logam 10 cm ke dalam lubang yang terbentuk dari proses ketiga di atas. Kemudian
sambungkan pipa logam tersebut dengan selang plastik.
• Di bagian ujung selang plastik, sambungkan dengan pipa logam 20 cm. Di ujung pipa logam 20
cm inilah korek api bisa dinyalakan. Jika berhasil, maka biogas akan menjadi bahan bakar dan
membuat api menyala.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai sampah organik dan juga pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengolahan sampah yang baik bisa menjadi salah satu solusi lingkungan untuk
menciptakan energi alternatif dan juga mengurangi dampak negatif dari penumpukan sampah. Oleh
karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih sadar dengan lingkungan dan potensi
pengolahan sampah di sekitarnya.

B. Mengidentifikasi permasalahan dan cara pemanfaatan sampah anorganik (Aktifitas No. 6)

Masalah limbah anorganik hingga kini belum menemukan titik terang. Meskipun beberapa ikhtiar
telah dilakukan, jumlah sampah di Indonesia masih saja terbilang besar. Berdasarkan data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanaan (KLHK) pada 2019, jumlah sampah sebesar 67,8 juta ton, yang terdiri
atas 57% sampah organik, 15% sampah plastik, 11% sampah kertas, dan 17% sampah lainnya.
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Minderoo Foundation, setiap warga negara Indonesia
menghasilkan kurang lebih 9 kg sampah plastik sekali pakai. Indonesia bahkan menjadi negara yang
membuang sampah plastik sekali pakai per kapita terbesar nomor enam di Asia Tenggara.

Limbah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit untuk terurai. Berbeda dengan limbah
organik, limbah ini bukan berasal dari mahluk hidup. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari
bahan non hayati termasuk produk sintesis dan hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Contoh
sampah anorganik yaitu sampah logam dan produk olahannya, sampah plastik, kaca, keramik, dan
detergen. Sebagian besar sampah non organik ini tidak bisa diurai oleh alam atau mikroorganisme.
Perbedaan Limbah Anorganik dan Organik

Ada empat perbedaan mendasar antara limbah anorganik dengan limbah organik yang dapat dilihat dari
sumber, kandungan yang dimiliki, ketahanan terhadap panas, dan reaksi yang dihasilkan.

• Sumber. Perbedaan yang pertama bisa dilihat dari sumbernya. Sampah organik berasal dari sisa-
sisa organisme hidup baik manusia, hewan, atau tumbuhan. Sedangkan sampah anorganik berasal
dari organisme tidak hidup.
• Kandungan yang Dimiliki. Sampah organik umumnya mengandung karbon dan ikatan hidrogen.
Sampah organik juga mengandung komposisi yang lebih kompleks dibandingkan limbah
anogranik. Sementara itu, sampah anorganik tidak memiliki kandungan karbon. Sampah ini
memiliki materi tidak hidup dan mengandung mineral.
• Ketahanan Panas. Sampah organik mudah terbakar jika terkena panas. Berbeda dengan sampah
anorganik yang lebih tahan panas.
• Reaksi yang Dihasilkan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sampah organik memiliki laju
reaksi yang lambat dan tidak menghasilkan garam. Sedangkan sampah anorganik memiliki laju
reaksi lebih cepat dan dapat membentuk garam.
Jenis Limbah Anorganik dan Contohnya

Limbah anorganik dibagi menjadi dua jenis, yaitu limbah lunak dan limbah keras.

1. Limbah Lunak Anorganik.

Limbah lunak anorganik adalah limbah yang bersifat lunak atau lentur serta mudah dibentuk.
Adapun contohnya yaitu sampah plastik, baik yang berbentuk kantong plastik, styrofoam, sedotan plastik,
atau bungkus makanan cepat saji. Selain itu, ada juga limbah cair, seperti bekas air deterjen, sabun cuci,
minyak goreng, dan sebagainya.

2. Limbah Keras Anorganik.

Kebalikan dari limbah lunak, limbah keras anorganik bersifat tidak mudah dihancurkan karena
mengandung bahan yang kuat. Limbah ini hanya dapat dihancurkan dengan metode penghancuran
tertentu, pemanasan, atau pembakaran. Adapun contoh limbah keras, antara lain pecahan keramik, kaca,
paku berkarat, dan bekas kaleng.

Selain kedua jenis limbah anorganik di atas, ada juga limbah anorganik gas atau angin yang tidak dapat
terjamah oleh indra. Limbah jenis ini berasal dari cerobong asap pabrik-pabrik produksi yang berbahaya
bagi kesehatan dan dapat mengakibatkan bumi semakin panas.

Mengolah Limbah Anorganik

Pengelolaan limbah anorganik dapat dilakukan dengan menerapkan sistem 3R (reuse, reduce, dan
recycle). Reuse berati menggunakan kembali sampah anorganik yang masih bisa berfungsi. Reduce
berarti mengurangi penggunaan barang sekali pakai. Sementara, recycle berarti mendaur ulang sampah
anorganik menjadi benda-benda bermanfaat dan memiliki nilai baru. Selain itu, ada beberapa tahapan
yang bisa dilakukan saat mengelola sampah anorganik.

• Mencegah dan Mengurangi Sampah dari Sumbernya. Mencegah dan mengurangi sampah dari
sumbernya bisa dengan melakukan pemilahan atau pemisahan sampah organik dengan anorganik.
Pemisahan tersebut bisa dilakukan dengan menyediakan tempat sampah khusus untuk setiap jenis
sampah yang berbeda.
• Pemanfaatan Kembali. Cara mengolah sampah anorganik berikutnya yaitu dengan memanfaatkan
kembali produk tersebut. Misalnya dengan menggunakan kertas hasil daur ulang atau membuat
aneka kerajinan dari sampah plastic.

Bank Sampah sebagai upaya mengurangi limbah anorganik

Bank sampah menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi tumpukan sampah
anorganik. Dengan berpegang pada prinsip 3R, kehadiran bank sampah mampu memberikan peluang
menabung sekaligus menjaga lingkungan dari dampak buruk limbah anorganik. Secara umum, sistem
bank sampah di Indonesia dibagi menjadi tiga tahap, yakni pemilihan sampah, penyortiran, dan penjualan
sampah.

• Pemilahan. Di tahap ini sampah dipisahkan menjadi dua kategori, yakni organik dan anorganik.
Untuk anorganik, sampah dipilah kembali dalam beberapa jenis, yakni kertas, plastik, botol,
maupun besi. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah non-organik
inilah yang disetor ke bank sampah.
• Penyortiran. Setelah sampah anorganik terkumpul, sampah bisa langsung disetor ke bank sampah
terdekat yang nantinya dikategorikan sebagai deposit atau semacam uang yang disetor ke bank
konvensional.
• Penjualan. Sampah akan ditimbang di bank dan dikonversikan ke dalam bentuk uang ke rekening
bank sampah. Jika Anda merupakan nasabah baru, petugas akan meminta Anda untuk membuat
rekening. Perlu diingat, harga sampah di setiap bank sampah bisa berbeda-beda tergantung
ketentuan masing-masing bank sampah. Namun, ketiga tahap ini umumnya diterapkan secara luas
oleh bank sampah.
MENYUSUN STRATEGI UNTUK MENGURANGI JUMLAH
SAMPAH
A. Penyusunan strategi untuk mengurangi jumlah sampah (Aktifitas No. 7)

Langkah Kreatif Meminimalisir Sampah bukan hal yang tidak mungkin untuk mengurangi
sampah dengan cara yang kreatif. Kita semua tahu sendiri, bahwa sampah banyak sekali efek buruknya
terhadap lingkungan. Tak hanya jangka pendek, namun juga jangka panjang. Sampah plastik misalnya,
tak bisa langsung diurai oleh tanah. Harus menunggu selama ratusan tahun untuk bisa melebur.
Sedangkan penggunaan kantong platik sendiri di seluruh penjuru dunia mencapai jutaan kantong setiap
harinya.

Bila sampah hanya dibuang untuk kemudian dibuang lagi di suatu tempat, dan dari suatu tempat
itu kemudian dibuang lagi di tempat lain, maka hal itu tidak akan ada habisnya. Harus ada cara lain untuk
mengatasi sampah tersebut. Rupanya sampah dapat diolah kembali menjadi hal yang menarik, selain
meminimalisir jumlahnya, juga dapat mengurangi dampak buruknya bagi lingkungan.

1. Daur ulang sampah plastik.

Sampah plastik yang susah diurai, yang apabila hanya dibakar akan menimbulkan polusi udara
ternyata dapat didaur ulang menjadi barang yang berguna dan berdaya jual. Contohlah, bungkus makanan
platik, bila dikumpulkan satu-satu, maka akan dapat dijadikan sebagai tas plastik bermotif unik. Contoh
lain, wadah minuman gelas, dipotong dan diambil bagian tepi atasnya untuk selanjutnya dirangkai
menjadi gantungan yang modelnya berlubang-lubang. Bisa untuk gantungan jilbab, syal ataupun kain
lainnya. Sementara untuk limbah kain (kain perca) dapat didaur ulang menjadi keset yang cantik
bergantung pada jahitannya. Dapat pula dijadikan sebagai boneka jari untuk alat storytelling. Jadi jangan
asal buang ya.

2. Dijadikan alat seni

Sampah tak selamanya menjadi sampah. Sampah bisa pula menjadi sebuah karya seni yang keren.
Seperti halnya yang sempat terjadi di sepanjang jalan Malioboro Yogyakarta, dipamerkan seni patung
yang terbuat dari sampah-sampah plastik. Semuanya terbuat dari sampah dan akhirnya terlihat menarik.
Ada panggung yang merupakan rangkaian dari banyak sampah botol, di dalam sampah botol itu
dimasukkan sampah plastik (kantong kresek, bungkus snack dll). Panggung itu terlihat kokoh berdiri dan
tidak ambruk meski dinaik-naiki para pengunjung yang penasaran dan antusias.

3. Media menanam
Dengan metode menanam vertikultur, sampah botol plastik yang masih utuh dapat digunakan
sebagai media tanamnya. Botol plastik tinggal dilubangi sedemikian rupa untuk memasukkan tanah ke
dalamnya, serta jangan lupa untuk melubangi bagian ujung botol sebagai jalan masuknya tali
penggantung. Bisa disusun sampai banyak, 5 susun juga bisa. Letakkan di seputaran tempat tinggal Anda
untuk mendapatkan udara yang segar setiap hari.

4. Dijadikan pupuk

Sampah organik bila sekedar didiamkan akan membusuk dan ditumbuhi organisme yang
menjijikkan. Baunya yang tidak sedap juga mengganggu indra penciuman. Oleh karenanya, sampah jenis
ini dapat dimanfaatkan untuk didaur ulang sebagai pupuk tanaman. Katakanlah semacam demokrasi
tanaman, dari tanaman, untuk tanaman dan oleh tanaman itu sendiri. Akan lebih menghemat
pengeluaranjuga dibanding membeli pupuk lagi.

5. Sebagai alat edukasi

Bahaya sampah dan ketidak bersihan lingkungan perlu diedukasikan ke masyarakat. Sampah
merupakan ancaman yang tidak bisa dianggap sepele. Oleh karenanya, sampah itu sendiri dapat dijadikan
sebagai peraga alat edukasi. Tentu bukan semua sampah, namun yang sekiranya diperlukan saja.

Solusi Untuk Mengurangi Sampah

Hampir di setiap penjuru lingkungan, keberadaan sampah plastik tak bisa dihindari. Mengutip
data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Bukan
rahasia umum lagi bahwa sampah plastik tidak bisa terurai begitu saja. Bahkan, beberapa jenis sampah
plastik baru bisa terurai setelah ratusan tahun.

Minimnya kesadaran tentang dampak sampah plastik masih menjadi ironi. Lingkungan air, tanah,
dan udara menjadi sasaran utama. Lantas siapa sasaran berikutnya? Tentulah manusia. Berbagai senyawa
kimia yang terkandung di dalamnya bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan bagi manusia.
Kesadaran untuk menghindari penggunaan plastik secara berlebihan menjadi salah satu solusinya.
Dimulai dengan memperhatikan penggunaan plastik diri sendiri. Langkah ini sekaligus melestarikan bumi
tercinta. Bagaimana caranya?

1. Membawa Kantong Belanja Sendiri

Meskipun kantong plastik memang praktis, tapi hal inilah yang membuat sampah pada bumi terus
bertumpuk tak terkendali. Membawa kantong belanja sendiri saat belanja atau bepergian adalah cara yang
paling mudah untuk berkontribusi mengurangi sampah pribadi.
2. Membawa Botol Minum atau Tumbler

Apa yang dibutuhkan ketika haus? Tentu, air minum. Ketika haus jawabannya tidak harus
membeli air minum kemasan. Lebih baik menyiapkan air minum dari rumah dengan menggunakan botol
minum atau tumbler. Selain bentuk dari peduli terhadap lingkungan, membawa botol minum sendiri juga
bisa menghemat uang.

3. Tidak Menggunakan Sedotan Plastik

Sedotan plastik memang terlihat remeh. Tapi bayangkan jika ribuan orang yang berfikir seremeh
itu?. Tentulah sangat berdampak bagi lingkungan. Sekarang, mulailah mengganti sedotan plastik dengan
sedotan bambu atau kertas yang ramah lingkungan.

4. Hindari Membeli Makanan dan Minuman Kemasan Plastik

Usahakan, jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas
dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam
botol kaca atau daun.

5. Daur Ulang Sampah Plastik

Tidak semua plastik bisa didaur ulang. Namun, beberapa barang, seperti botol minuman dan pot
tanaman dapat dilakukan proses recycle. Kreasikan sampah plastik menjadi hiasan atau barang lain yang
dibutuhkan di rumah.

B. Pengenalan cara pemilahan sampah (Aktifitas No. 8)

Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak memproduksi sampah. Tahun ke tahun
sampah selalu mengalami peningkatan yang menyebabkan tingginya timbunan sampah di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir).

Saat ini cara utama dalam penyelesaian pengolahan sampah adalah dengan cara pemusnahan
timbunan sampah di TPA, yang mana sebagian besar TPA di Indonesia masih menggunakan metode open
dumping yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu, perlu ditindaklanjuti mengenai
hal ini. Pada kali ini, akan di bahas mengenai pemilahan sampah sejak dari rumah tangga.

Definisi pemilahan sampah itu sendiri adalah suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari
sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan hingga pembuangan melalui pengendalian pengelolaan
organisasi yang berwawasan lingkungan.
Tujuan dari pemilahan sampah itu sendiri adalah: untuk memudahkan pembuangan dan
pengolahan kembai, untuk memisahkan pembuangan sampah organik, non-organik dan B3 dan untuk
membuat sampah menjadi ramah lingkungan.

Manfaat dari melakukan pemilahan sampah


itu sendiri adalah agar sampah kering dan sampah
basah tidak tercampur karena jika keduanya
tercampur bisa menjadi sarang bakteri dan
menimbulkan bau tak sedap yang membuat suasana
lingkungan menjadi kurang nyaman. Selain itu, juga
bermanfaat untuk mengurangi tumpukan sampah
serta mengurangi polusi udara.

Kelompok pemilahan sampah rumah tangga terbagi


menjadi 3, yaitu;

1. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang bisa diuraikan


secara alami oleh lingkungan karena berasal dari sisa-
sisa makhluk hidup. Sebagai contohnya: sisa
makanan, sayuran busuk, kulit buah-buahan, cangkang telur, dedaunan dan lain sebagainya.

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang sulit diuraikan secara alami hingga membutuhkan waktu yang
lama sekitar ratusan tahun hingga tidak bisa terurai sama sekali. Contohnya: plastik, kaca, besi, karet,
sterofoam dan lain-lain.

3. Sampah B3

Sampah B3 adalah sampah-sampah dari bahan kimia berbahaya dan beracun. Contohnya: elektronik,
baterai, obat-obatan, kaleng bekas cat dan lain sebagainya.

Cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah untuk menjaga kelestarian lingkungan, yakni:

1. Menyediakan tempat sampah terpilah (organik, anorganik, B3)

2. Mengelola sampah dengan baik dan bijak

3. Mengolah sampah organik menjadi kompos

4. Mendaur ulang sampah anorganik kering


5. Menggunakan kembali sampah anorganik

Pemilahan sampah merupakan kegiatan mengelompokkan dan memisahkan sampah sesuai


dengan jenis, jumlah, atau sifat sampah. Tujuan pemilahan sampah yaitu untuk mempermudah
pengelolaan sampah selanjutnya. Selain memudahkan pengelolaan sampah, juga menjadikan masyarakat
tidak lagi bergantung dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Pemilahan sampah di rumah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sampah organik, sampah
anorganik, dan sampah residu. Adapun wujud yang dihasilkan dari sampah yakni termoplas, pupuk,
maggot, dan sampah yang tidak dapat diolah.

Pemilahan sampah organik dan anorganik ini juga dapat mengurangi pencemaran udara yang
diakibatkan oleh penumpukan sampah organik dan anorganik yang masih tercampur. Pencemaran udara
dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama yang berhubungan dengan paru-paru dan pernapasan.
Selain masalah pencemaran udara, terdapat manfaat lain dari pemilahan sampah dari rumah, yaitu dapat
menambah nilai ekonomi dari hasil sampah yang telah terpilih tersebut.

Oleh sebab itu, mari lakukan pemilahan sampah mulai dari sumbernya, yaitu bermula dari rumah.
Karena memilah sampah dari rumah ternyata dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun
bagi lingkungan.

Berikut terdapat cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah masing-masing yang dapat
membantu kelestarian lingkungan. Diantaranya yaitu menyediakan tempat sampah (dapat berupa karung
atau wadah lainnya) yang terpilih menjadi tiga 3 bagian di rumah. Tempat sampah ini diberi label
pembeda yaitu organik, anorganik, dan residu. Cara yang kedua yaitu memilah sampah sesuai jenisnya,
yaitu sampah organik, anorganik, dan residu. Cara berikutnya yakni melakukan zero waste, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan secukupnya untuk meminimalisir sampah. Cara terakhir yakni mengurangi
penggunaan plastik sekali pakai.

Pasti Angkut, merupakan satu perusahaan penjemputan sampah paripurna (selesai) dengan
menggunakan metode proporsional (adil), sehingga dapat memberikan layanan yang baik kepada
masyarakat. Oleh sebab itu, Pasti Angkut hadir untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah tanpa
mengandalkan TPA sebagai pembuangan terakhir. Pasti Angkut hadir dengan membawa beberapa jenis
layanan yang telah disediakan dari perusahaan diantaranya yakni Pasti Satu, yaitu sampah dijemput setiap
hari dengan minimum pembayaran 50.000 rupiah. Program yang kedua yaitu Pasti Dua, sampah rumah
tangga akan diambil dua hari sekali.
C. Pengenalan teknik 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) (Aktifitas No. 9)

Sampah plastik kian menjadi perhatian seiring meningkatnya pencemaran yang ada di udara,
tanah, hingga laut. Kasus penumpukan sampah plastik yang mencapai angka berton-ton menjadi masalah
yang perlahan menyulitkan.

Pada dasarnya, sampah plastik muncul karena tingginya minat para produsen dan masyarakat atas
kemasan yang sangat mudah diproduksi, dibawa, dan digunakan. Namun dengan banyaknya produsen
kemasan yang memproduksi bahan dari sampah plastik, tentu peran dari masyarakat dan pemerintah
sangat diperlukan agar angka penyebarannya tetap terukur dan teratur. Sampah plastik di Indonesia
sendiri mendapatkan angka yang cukup tinggi dan sangat memprihatinkan. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di
antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sementara itu, kantong plastik yang terbuang
ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastic.

Data dari Geotimes tahun 2016 menyebutkan bahwa sampah di Jakarta mencapai 6.500 ton per
hari dan 13% dari sampah tersebut adalah sampah plastik. Di Bali angkanya mencapai 10.725 ton per
hari, sedangkan di Palembang angkanya naik tajam dari 700 ton per hari menjadi 1.200 ton per hari.
Jumlah ini menempatkan Indonesia di urutan kedua sebagai negara dengan jumlah pencemaran sampah
plastik ke laut terbesar, setelah Tiongkok.

Tentu ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran sampah plastik, baik dengan pengurangan
jumlah plastik sekali pakai hingga metode 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle. Apa itu metode 3R?
Bagaimana efeknya dan cara kerjanya dalam mengurangi penyebaran sampah plastik?

Pengertian Reduce, Reuse, Recycle (3R)

Metode 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle merupakan salah satu cara terbaik dalam mengelola
dan menangani sampah plastik dengan berbagai jenisnya. Penerapan sistem ini juga sangat baik untuk
mengelola sampah dari berbagai jenis plastik dari yang aman hingga beracun.

Pengelolaan sampah dengan sistem 3R mampu dilakukan oleh hampir semua orang serta tidak
jarang hal-hal yang diproduksi mampu menghasilkan nilai ekonomis. Dilansir dari laman Waste4Change,
Reduce, Reuse, dan Recycle merupakan konsep dan urutan langkah untuk mengelola sampah dengan
baik.

1. Reduce

Reduce sendiri memiliki arti mengurangi sampah. Maksud dari langkah ini adalah mengurangi
penggunaan produk yang nantinya berpotensi menjadi sampah. Langkah ini bisa dilakukan dan diterapkan
untuk sampah atau produk sekali pakai, seperti kantong plastik belanja yang sudah dilarang di berbagai
lokasi seperti DKI Jakarta. Produk yang jadi target utama untuk reduce adalah produk berbahan plastik.
Tahap ini juga menjadi yang pertama sekaligus prioritas karena bila pengurangan produk sampah sekali
pakai, maka tidak perlu ke tahap berikutnya yaitu reuse dan recycle.

Penggunaan barang yang sulit didaur ulang juga akan menjadi masalah baru, maka tidak heran
bila reduce sangat digadang-gadang sebagai langkah awal yang tepat. Contoh dari penerapan langkah
reduce adalah membawa botol minum atau alat makan sendiri sehingga tidak perlu menggunakan
berbagai alat makan dan minum sekali pakai.

2. Reuse

Langkah atau tahap kedua adalah Reuse yang berarti menggunakan kembali. Tahap ini mengajak
untuk menggunakan kembali produk yang sudah terpakai. Dengan menggunakannya kembali maka
sampah yang timbul dari produk-produk tersebut dapat berkurang. Salah satu cara atau langkahnya adalah
penggunaan botol bekas air minum sebagai pot tanaman kecil. Atau penggunaan kaleng biskuit hingga
snack sebagai kotak penyimpanan di rumah.

Langkah lain dari reuse adalah menggunakan botol sabun mandi atau shampoo dan mengisinya
dengan membeli produk isi ulang. Dengan metode reuse, tentu penyebaran sampah plastik yang sudah
dibeli dapat dikurangi dan dimanfaatkan kembali seperti sedia kala.

3. Recycle

Tahap terakhir dari konsep 3R adalah Recycle yang berarti mendaur ulang. Langkah ini paling
banyak dilakukan mengingat sudah banyaknya sampah yang tersebar di berbagai lokasi seperti laut, tanah,
dan udara. Produk bekas atau daur ulang sendiri sebenarnya lebih fleksibel, bahkan kerap memiliki nilai
ekonomis. Pemanfaatan sampah yang tidak terpakai hingga memiliki nilai tanpa mencemari lingkungan
mampu mengurangi penyebaran sampah plastik secara drastis.

Adapun produk yang didaur ulang memiliki desain yang unik dan sangat berbeda dengan jenis
produk baru, bahkan beberapa pihak membuat aksesoris dari alat daur ulang yang dapat bermanfaat untuk
mendongkrak ekonomi lingkungan sekitar seperti lingkungan RT atau RW. Tanggung jawab dalam
melakukan konsep 3R juga bisa dilakukan oleh pihak perusahaan, bagaimana cara melakukannya dan
contoh apa yang dapat diterapkan oleh perusahaan lain? Sedangkan program yang ketiga disebut dengan
Pasti Tampung, yaitu pelayanan atas sampah yang terlalu banyak dalam sebuah gelaran. Seperti sampah
di acara pesta pernikahan, hajatan, dan pesta lainnya. Adapun program yang terakhir yakni Pasti Kilat,
yaitu penjemputan sampah menggunakan satu motor roda tiga.
Langkah 3R dari Pihak Perusahaan

Perusahaan bisa mengambil peran langsung dalam mengurangi sampah plastik, termasuk para
produsen yang menghasilkan kemasan makanan dan minuman. Dalam penanganan sampah plastik
memang andil banyak pihak, termasuk perusahaan.

Salah satu perusahaan yang aktif melakukan langkah 3R adalah AQUA. Komitmen AQUA dalam
mengelola sampah botol plastik ditegaskan dengan peluncuran kampanye #BijakBerplastik pada 5 Juni
2018. Sejak saat itu, AQUA menjalankan tiga kegiatan utama dalam pengelolaan sampah botol plastik,
yakni Pengumpulan, Edukasi dan Inovasi.

Pada tahun 2025 AQUA berkomitmen untuk menggunakan 100% bahan daur ulang, bahan yang
dipakai ulang dan atau bahan kemasan yang terurai dalam tanah. Saat ini kemasan botol AQUA sudah
mengandung bahan daur ulang sampai dengan 25% dan mereka akan meningkatkannya menjadi rata-rata
50% pada 2025.

Langkah Untuk Menerapkan Reduce Reuse Recycle

Setelah mengetahui secara detail pengertian reduce, reuse, dan recycle dan memahami apa itu
reduce, reuse, recycle Anda dapat menerapkan langkah-langkah berikut sebagai upaya mewujudkan
lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

1. Hindari penggunaan barang sekali pakai

Seperti gelas kertas dan plastik. Menggunakan benda-benda ini secara berlebihan berkontribusi
pada masalah lingkungan yang lebih besar, karena harus diganti berulang kali. Setelah barang-barang ini
dibuang di tempat pembuangan sampah, ada kemungkinan bahwa barang-barang tersebut dapat menjadi
tempat berkembang biaknya penyakit. Selain itu, setelah bahan-bahan ini digunakan, ada kebutuhan untuk
menggantinya setiap kali, yang sangat tidak efisien.

2. Beli produk yang terbuat dari bahan daur ulang

Sebuah produk yang memiliki simbol daur ulang berarti telah dibuat dari bahan daur ulang atau
dapat didaur ulang. Ini biasa terjadi pada plastik yang memiliki simbol daur ulang, biasanya dengan kode
bernomor yang menunjukkan jenis resin plastik yang digunakan oleh wadah ini. Kayu daur ulang dapat
digunakan kembali seperti membuat furniture.

3. Gunakan tas kain

Saat membeli bahan makanan atau gunakan kembali tas belanjaan. Ambil plastik dari toko
kelontong hanya jika Anda membutuhkannya.
4. Alih-alih menggunakan bungkus plastik, gunakan wadah yang bisa digunakan

Kembali Ketika kantong plastik digunakan sekali, ada kebutuhan untuk mendapatkan yang baru
lagi dan lagi; namun, wadah yang dapat digunakan kembali dapat digunakan kembali. Ini memotong
biaya cukup banyak.

5. Alih-alih menggunakan air kemasan, gunakan cangkir kopi atau botol air pribadi

Mug kopi dan botol air pribadi portabel dan dapat digunakan kembali setiap saat. Namun, gelas
plastik/air kemasan harus dibuang setelah setiap kali digunakan, sehingga meningkatkan jumlah sampah
yang harus dibuang.

6. Biasakan penggunaan kertas daur ulang untuk kertas fotokopi, kop surat dan buletin

Dengan kertas daur ulang, sampah berkurang, lebih murah, dan bahkan berkualitas tinggi.

7. Hindari barang-barang yang dikemas secara berlebihan

Ada beberapa barang yang dikemas dengan begitu banyak bahan seperti plastik, foil dan kertas.

8. Belajar menggunakan kembali produk dengan cara yang berbeda

Ketika suatu objek dapat digunakan untuk satu fungsi atau tujuan, objek tersebut juga dapat
digunakan untuk melakukan fungsi lainnya. Ini membantu menghemat biaya pembelian bahan lain untuk
melakukan fungsi lain.

9. Gunakan serbet meja yang bisa dicuci kembali daripada serbet kertas

Serbet kain biasanya jauh lebih besar dan lebih menyerap daripada produk kertas, dan mereka
juga dapat mempercantik meja makan Anda.
MEMPRAKTIKAN METODE PEMBUATAN KOMPOS DAN DAUR
ULANG SAMPAH
A. Pengenalan kompos Takakura (Aktifitas No. 10)

Takakura merupakan metode pengolahan sampah organik yang dipelopori oleh Koji Takakura,
peneliti asal Jepang yang banyak melakukan pelatihan di Surabaya. Sejak 2004, metode ini mulai dikenal
oleh masyarakat luas. Metode Takakura mengandalkan fermentasi untuk mengurai. Karena menggunakan
mikroba, sampah yang dihasilkan tidak mengeluarkan bau tengik.Proses pembuatan kompos takakura
sangatlah mudah, hanya saja kita harus menyiapkan starter mikroorganisme dan pembuatan bibit kompos
terlebih dahulu. Langkah persiapan ini cukup dilakukan sekali saja. Selanjutnya tinggal melakukan
pengomposan secara terus menerus.

Menyiapkan starter mikroorganisme : Larutan starter dibuat dengan cara mengisolasi


mikroorganisme pengurai dari bahan makanan seperti tempe, youghurt, tauco, sayuran dan buah-buahan.
Mikroorganisme dipilih dari bahan-bahan tersebut karena sifatnya yang tidak berbau busuk. Ada dua
larutan starter yang harus disiapkan. Pertama larutan berbasis bakteri fermentasi dengan tambahan gula.
Kedua, bakteri yang diambil dari sayuran dan buah dengan penambahan garam. Starter ini akan dipakai
sebagai dekomposer dalam pembuatan bibit kompos takakura.

a. Starter dengan larutan gula

1. Siapkan stoples kaca ukuran lima liter, pilih yang kedap udara.
2. Tambahkan kedalam toples 200 gram gula merah, encerkan dengan 3 liter air bersih aduk sampai
merata.
3. Masukkan 5 butir ragi atau ragi tempe. Apabila tidak ada bisa diganti dengan sepotong tempe atau
tape.
4. Tutup rapat dalam toples, diamkan hingga 3-5 hari. Warna akhir larutan coklat pekat baunya
wangi tape. Larutan siap untuk digunakan.

b. Starter dengan larutan garam

1. Siapkan stoples kaca ukuran lima liter, pilih yang kedap udara.
2. Tambahkan kedalam toples 1 sendok makan garam dapur, encerkan dengan 3 liter air bersih aduk
sampai merata.
3. Pilih beberapa potong sayuran hijau seperti kangkung, bayam, atau kulit buah-buahan seperti
pepaya, pisang. Lumat material tersebut dengan blender, masukkan kedalam toples.
4. Tutup toples dengan rapat, diamkan 3-5 hari. Apabila baunya enak, seperti bau tape atau alkohol
artinya larutan sudah siap digunakan.
Membuat bibit kompos takakura

Bibit kompos takakura dibuat dari dua bahan, yakni dedak dan sekam padi. Perbandingan antara
dedak dan sekam adalah satu banding satu. Dekomposer yang digunakan adalah kedua larutan starter
yang sudah dibuat dengan cara di atas.

Berikut langkah-langkahnya:

a. Siapkan 100 kg dedak, 100 kg sekam, starter mikroorganisme, air bersih dan terpal plastik.

b. Cari tempat yang terlindung panas dan hujan dengan dasar plester atau permukaan keras lainnya.

c. Aduk dedak dan sekam sampai merata. Kemudian tambahkan larutan starter yang telah kita buat
sebelumnya kemudian aduk sampai merata.

d. Siram dengan air bersih secukupnya hingga mencapai kelembaban 40-60%. Untuk memperkirakan
kelembaban adalah dengan cara menggenggam material dengan kepalan tanagan. Apabila material sudah
bisa membentuk dan solid itu tandanya kelembaban sudah tercapai. Namun apabila ketika dikepal
mengeluarkan air, tandanya kelembaban sudah berlebih.

e. Tutup rapat tumpukan material tersebut dengan terpal plastik dan diamkan selama 5-7 hari.

f. Tanda kompos sudah matang apabila permukaan tumpukan kompos diselimuti lapisan mould putih.
Warna kompos coklat gembur dan tidak berbau. Bibit kompos yang dihasilkan cukup untuk 40-50 rumah
tangga.

Metode membuat pupuk kompos takakura

(1) Dedak dan sekam padi, (2) Cara mengukur tingkat kelembaban, (3) Pengadukan, (4) Penutupan, (5)
Bibit kompos telah jadi

Menyiapkan keranjang takakura

a. Siapkan keranjang berukuran kira-kira 60 liter. Keranjang bisa terbuat dari plastik, anyaman bambu
atau anyaman rotan. Karena proses pembuatan kompos takakura bersifat aerobik, dinding keranjang harus
memiliki pori-pori udara. Bentuk keranjang boleh silinder boleh kotak.

b. Lapisi dinding keranjang dengan kardus atau kertas tebal. Tujuannya agar material yang ada dalam
keranjang tidak berceceran keluar, serangga dari luar tidak bisa masuk kedalam, kelebihan air bisa
terserap kardus tidak membasahi tempat.
Proses pengomposan takakura

Pembuatan kompos takakura ini berlangsung kering dan tidak berbau, sehingga tidak terkesan jorok dan
keranjang bisa ditempatkan di dapur. Proses reaksinya berlangsung secara aerobic.

Metode membuat pupuk kompos takakura

Bahan baku utama membuat kompos takakura ini adalah bibit kompos takakura dan sampah dapur
organik. Sampah dapur yang cocok dijadikan kompos takakura adalah sisa sayuran, buah-buahan, nasi,
roti, mie, kue, dll. Sampah yang tidak diperkenankan adalah daging, tulang, telur, susu, dan sampah
hewani lain. Perlu diingat, sebelum dimasukkan ke keranjang takakura buang terlebih dahulu air yang ada
dalam sampah.

Berikut langkah-langkah membuat kompos takakura:

a. Masukkan sekitar 2-3 kg bibit kompos takakura atau kira-kira serempat keranjang.

b. Masukkan sampah organik kedalam keranjang takakura. Kemudian aduk-aduk sampah tersebut dengan
bibit kompos takakura yang terdapat dalam keranjang.

c. Tutup keranjang rapat-rapat agar serangga dan lalat tidak masuk.

d. Keranjang tidak usah diisi langsung penuh, masukkan sampah organik seadanya.

e. Lakukan secara rutin setiap hari sampai keranjang penuh.

f. Sampah yang baru dimasukkan akan difermentasi dalam 1-2 hari.

g. Apabila keranjang sudah penuh, kira-kira 90% sudah terisi, ambil dua pertiganya.

h. Pindahkan kompos tersebut kedalam karung, biarkan selama 2 minggu sebelum digunakan. Kompos
yang dihasilkan kering tidak terdapat cairan.

Kompos takakura sudah terbentuk sempurna apabila teksturnya sudah seperti tanah, warna coklat
kehitaman, tidak berbau. Untuk menguji kualitas kompos larutkan dalam air bersih. Kompos yang baik
akan tenggelam, apabila ada yang terapung berarti belum material tersebut belum menjadi kompos. Air
akan tetap bersih, apabila air berubah warnanya jadi kecoklatan, artinya dalam kompos terdapat cairan
hasil fermentasi anaerobic.

B. Pengenalan pengolahan pakan ternak berprotein tinggi (Aktifitas No. 11)

Bahan baku yang bisa digolongkan ke dalam Pakan Ternak Berprotein Tinggi adalah bahan-bahan
yang mengandung lebih dari 20% serat kasar, baik bahan yang berasal dari hewan seperti tepung ikan
maupun bahan yang berasal dari tumbuhan seperti bungkil dan bekatul.
Namun, bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan adalah yang paling sering digunakan oleh para
peternak, karena lebih mudah didapatkan jika dibandingkan dengan bahan-bahan yang berasal dari
hewan. Berikut adalah bahan baku Pakan Ternak Berprotein Tinggi yang berasal dari limbah tanaman
maupun limbah pengolahannya :

1. Bungkil Kedelai

Ketersediaan bungkil kedelai sangatlah ditentukan oleh produksi kacang kedelai itu sendiri.
Produksi kacang kedelai di Indonesia sendiri sudah mengalami peningkatan, sehingga kemungkinan besar
ketersediaan bungkil kedelai juga akan mengalami peningkatan.

Kandungan protein bungkil kedelai yang diperoleh dengan cara mekanik adalah 41% dan
memiliki kandungan lemak sebanyak 4,8%. Bungkil kedelai memiliki kandungan lebih tinggi
dibandingkan dengan jagung.

2. Ampas Tahu

Ampas tahu merupakan limbah proses pembuatan tahu yang jumlahnya bervariasi tergantung dari
proses pembuatan. Ampas tahu ini cukup disukai oleh ternak, terutama yang masih dalam bentuk segar.

Ampas tahu memiliki kandungan air yang tinggi, sekitar 86,96%. Biasanya ampas tahu digunakan
sekitar 12 – 95% dalam susunan konsentrat, namun berdasarkan perhitungan kadar air yang ada pada
ampas tahu, sebaiknya ampas tahu basah tidak diberikan lebih dari 41% kepada ternak.

3. Ampas Kecap

Ampas kecap dihasilkan sekitar 59,7% dari bahan baku kedelai, karena bahan baku untuk
membuat kecap adalah biji kedelai. Antinutrisi yang terdapat pada ampas kecap sama dengan ampas
kedelai, hanya saja konsentrasinya lebih sedikit karena telah mengalami pengolahan.

Ampas kecap mengandung protein kisaran 21 – 34% tergantung pada proses pengolahan dan
kualitas bahan baku yang digunakan, ampas kecap juga mempunyai nilai gizi yang baik.

4. Ampas Bir

Bir terbuat dari bahan baku yang terdiri dari jagung, gandum, dan beras. Ampas bir cukup disukai
ternak, namun jika terlalu lama tanpa perlakuan yang baik dapat menurunkan palatabilitas.
Ampas bir dapat diberikan sampai 10 kg per ekor/hari sebagai sumber energi, protein, dan dapat
menggantikan keseimbangan konsentrat berdasarkan bahan kering. Standar pemberian ampas bir dalam
suplemen konsentrat sapi perah adalah 10-25%.

5. Bungkil Kacang Tanah

Bungkil kacang tanah adalah merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah. Limbah
ini disukai ternak dan merupakan suplemen protein tumbuhan yang berkualitas baik. Bungkil kacang
tanah mengandung protein sekitar 46,62% dan serat kasar sekitar 5,5%.

6. Bungkil Kelapa (Cocos nucifera)

Bungkil kelapa merupakan limbah dari industri kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk pakan
ternak. Berdasarkan komposisi kimianya, bungkil kelapa termasuk sumber protein ternak. Bungkil kelapa
bisa digunakan pada ternak sekitar 30%.

10 Jenis Pakan Ternak Protein Tinggi

Ternak seperti pada budidaya sapi potong membutuhkan pakan dengan kandungan protein tinggi
dan juga vitamin, mineral, energi serta vitamin yang disesuaikan dengan jenis ternak. Pakan ternak tinggi
protein sendiri bisa dibagi menjadi tiga kelompok yakni kelompok hijauan yang sengaja ditanam seperti
gamal, sentero atau turi kaliandra, kelompok hijauan sisa hasil pertanian yang bisa diperoleh dari daun
daunan seperti daun nangka, daun pisang, ketela rambat, ganging dan bungkil serta kelompok bahan dari
hewan seperti tepung ikan, tepung tulang dan sebagainya. Pemberian pakan yang bagus untuk hewan
ternak yang baik bisa berasal dari rumput atau tanaman hijau sebagai makanan utama. Selain protein,
pastikan juga ternak mendapatkan karbohidrat, mineral dan juga vitamin. Berikut ini akan kami berikan
beberapa bahan pakan ternak protein tinggi yang bisa anda berikan.

1. Kacang Gude

Kacang gude, kacang kayo atau kacang bali merupakan jenis tanaman kacang kacangan yang
bersifat tahunan atau perenial. Bijinya sebenarnya bisa dikonsumsi dan menjadi sumber pangan alternatif.
Tanaman ini relatif tahan panas dan kering sehingga cocok dijadikan sebagai tanaman penghijauan
kawasan kering. Bagian daun gude mengandung saponin, flavonoida dan juga polifenol. Sementara
bagian batang mengandung tanin, saponin dan juga flavonoida. Kacang gude mengandung gizi yang
cukup tinggi yakni sekitar 65% karbohidrat, 22% protein dan 15% lemak. Kacang gude bisa digunakan
sebgai pengganti kedelai atau bahan campuran produk berbahan dasar kedelai seperti kacang dan tempe.
Selain itu, kacang ini juga bisa digunakan untuk pakan hewan sebagai sumber protein seperti pada cara
ternak sapi skala rumahan.
2. Tepung Daging

Tepung daging berasal dari sisa daging yang tidak dikonsumsi oleh manusia. Biasanya, bagian
yang dipakai adalah yang melekat pada kulit dan tulang berbentuk tetelan sehingga biasanya tersedia
dalam bentuk tepung daging dan tulang atau meat bone meal yang penting diberikan pada cara
menggemukan sapi. Harga dari tepung daging ini sekitar 7 ribu per kilogram. Sedangkan untuk
pengolahan tepung daging bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

• Dibuat pemasakan dengan tangki terbuka sehingga air terus keluar dan bahan baku akan diperas,
dikeringkan kemudian digiling. Kandungan protein meat scrap ini sekitar 50 hingga 55% dan
biasanya juga mengandung mineral fosfor kurang lebih 4.4% sehingga dinamakan dengan meat
and bone scrap.
• Dimasak dengan tangki tertutup: Sesudah dimasak dalam tangki tertutup kemudian disaring lewat
residu diperas. Fitrat akan diuapkan sehingga akan didapat bentuk serbuk. Kandungan proteinnya
sekitar 60% sekaligus juga mengandung vitamin B seperti niacin, asam pantotenat, riboflavin dan
vitamin B12.

3. Tepung Darah

Tepung darah juga menjadi bahan pakan protein untuk ternak yang diperoleh dari darah ternak
bersih dan segar berwarna coklat agak kehitaman dan biasanya sulit larut dengan air. Kandungan protein
pada tepung darah ini berkisar 85%. Tepung darah ini juga rendaj kalsium, fosfor dan asam amino
isoleusin serta glysin. Namun sayangnya, bahan pakan ini kurang terlalu disukai ternak sehingga biasanya
penggunaan untuk ternak unggas seperti cara memelihara ayam petelur serta babi dibatasi sekitar 5% saja.

Pemberian tepung darah juga harus dihentikan sebulan sebelum ternak dipotong agar daging tidak
berbau. Tepung darah bersifat protein bypass dalam rumen yakni 82% sehingga bisa dipakai sebagai
sumber protein untuk ternak ruminansia

4. Tepung Hati

Tepung hati dibuat dari hati ternak atau ikan yang tidak dikonsumsi oleh manusia. Proses
pembuatan tepung hati sebagai bahan pakan ternak protein tinggi ini melewati tiga tahapan yakni hati
diiris iris, dikeringkan kemudian digiling hingga menjadi tepung. Tepung hati mengandung protein sekitar
60 sampai 62%, lemak antara 16 hingga 17%, zat besi Fe, Mg dan juga Cu serta vitamin B1, riboflavin,
niacin dan asam panthotenat yang semuanya sangat penting untuk pertumbuhan hewan ternak seperti
untuk cara penggemukan sapi limosin.
5. Susu Skim

Susu skim merupakan bagian dari susu sesudah diambil bagian lemaknya sehingga kandungan
lemaknya hanya berkisar antara 0.1 sampai 0.2%. Susu skim mengandung banyak vitamin B khususnya
vitamin B12 dan juga riboflavin. Kualitas susu tergantung dati umur ternak dan juga tipe ternak.
Komposisi gizi susu skim dalam keadaan kering mengandung protein sebanyak 34 sampai 35% dan nilai
biologis mencapai 94%. Susu skim dipakai sebagai sumber protein bagi anak sapi yang baru saja lahir
sesudah periode pemberian collestrum dan juga penggemukan untuk produksi veal atau daging anak sapi
muda. Untuk harganya sendiri bisa dibeli dengan harga sekitar 10 ribu per kilogram.

6. Butter Milk

Butter milk adalah sisa pembuatan dari mentega dengan kadar lemak yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan susu skim yakni sekitar 0.6 hingga 0.7%. Sedangkan kandungan protein butter milk
dalam kondisi kering adalah antara 32 hingga 33%. Pemakaian butter milk untuk ransum anak sapi
berkisar antara 0.5 kg dalam ransum komplit yang juga cocok diberikan untuk cara mengatasi sapi yang
susah makan.

7. Whey

Whey adalah sisa pembuatan keju dan biasanya protein sudah terbawa dalam produk keju serta
tersisa laktabumin. Sebagai bahan pakan ternak protein tinggi, Whey ini kurang disukai karena rasanya
yang pahit dan tidak bisa diberikan sebagai pakan tunggal. Kandungan protein whey dalam kondisi kering
adalah sekitar 12%. Kandungan gizi whey ini menyerupai susu skim dalam kadar lemak yang lebih tinggi
yakni 0.8%. Pemberian whey untuk ayam seperti budidaya ayam pedaging biasanya dilakukan untuk
sumber riboflavin yang bisa dibeli dengan harga sekitar 4.500 per kilogram.

8. Tepung Bulu Ayam

Seperti namanya, tepung bulu ayam memang terbuat dari bulu ayam yang bersih, segar dan juga
belum busuk dengan proses hidrolisa. Rasio bobot bulu untuk setiap jenis unggas berkisar antara 4 hingga
6% dengan rata rata 6% dari bobot hidup unggas. Tepung bulu juga menjadi sumber protein yang sangat
baik diberikan untuk unggas seperti untuk cara budidaya ayam negeri petelur. Sementara proses
pembuatan tepung bulu ayam ini meliputi proses autoclave, perlakuan kimia serta enzimatis dan
fermentasi dengan mikroorganisme.

Adanya kandungan keratin pada bulu ayam bisa menyebabkan daya utilisasi dan juga daya cerna
bulu ayam masih rendah, sehingga dalam proses pembuatan tepung bulu ayam tidak hanya proses
hidrolisa atau tekanan saja. Indikator lain kualitas tepung ayam selain protein kasar adalah kecernaan
pepsin. Jika dibandingkan dengan tepung ikan, kandungan protein pada tepung bulu ayam lebih tinggi
yakni antara 85 sampai 90%, energi metabolisme atau ME 2287 kkal per kilogram dan kadar serat kasar
1 sampai 3%. Defisien pada asam amino lysine, trytophan, histidin dan methionin. Dengan kandungan
protein kasar tinggi, maka kadar air dalam tepung bulu ayam tidak lebih dari 10%. Untuk pemakaian
tepung bulu ayam bagi hewan ternak berkisar antara 5 hingga 8% untuk non ruminansia dan 10 hingga
15% untuk ruminansia dengan harga sekitar 4.300 per kilogram.

9. Tepung Ikan

Tepung ikan dibuat dari jenis ikan kecil atau jenis ikan besar dan juga bisa dari limbah atau sisa
bagian ikan yang tidak dipakai dalam proses pengalengan. Hal yang sering menjadi masalah adalah kadar
lemak tinggi dari tepung ikan sebab bahan baku awal tinggi lemak atau pada proses pengolahan tidak
dilakukan pembuangan lemak. Tepung ikan bisa dikatakan berkualitas jika kadar lemaknya 10% dan tidak
asin. Rasa asin tersebut bisa terjadi karena penambahan NaCl untuk pengawet yang biasa ditambahkan
pada bahan baku ikan yang kurang segar.

Tepung ikan yang yang biasanya ada di Indonesia dibedakan menjadi dua yakni impor dan juga
lokal. Sedangkan tepung impor dianggap lebih berkualitas sebab protein kasar yang terkandung
didalamnya lebih dari 60%, mengandung kadar lemak yang rendah.Sedangkan untuk tepung ikan lokal
dengan konversi randemen 20% dari bahan baku hanya mengandung protein kasar sebesar 55 hingga 58%
dan termasuk grade C. Pemakaian tepung ikan dalam ransum unggas seperti budidaya bebek petelur
berkisar 10 hingga 15% dengan syarat lemak ransum dari tepung ikan maksimal sebesar 1%. Untuk harga
tepung ikan sendiri cukup bervariasi tergantung dari kadar protein yang terkandung dalam tepung ikan
tersebut, namun biasanya berkisar antara 4 ribu sampai 12 ribu per kilogram.

10. Tepung Kepala Udang

Tepung kepala udang merupakan bahan pakan ternak protein tinggi berupa tepung yang terbuat
dari bagian udang yang tidak dikonsumsi manusia atau diekspor terdiri dari kepala dan kulit secara
menyeluruh dan dengan konversi 30 hingga 40%. Kekurangan dari tepung kepala udang adalah mutunya
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tepung ikan yang mengandung protein kasar 43 sampai 47%
dan juga mengandung khitin yang sulit dicerna yakni sebuah ikatan polisacharida protein pada kulit
kelompok udang sebesar 20 hingga 30% dengan kecernaan rendah sebanyak 28%. Kecernaan pakan dapat
tinggi atau meningkat jika pengolahan dilakukan dengan ekstrasi basa. Sedangkan penggunaan tepung
kepala udang dalam ransum unggas seperti budidaya itik adalah maksimal 10% saja.
Pakan Ternak Protein Tinggi Lainnya.

Selain beberapa bahan pakan ternak tinggi protein yang sudah disebutkan diatas, masih ada
beberapa pahan pakan yang mengandung protein lainnya dan juga sama bagusnya dicampur sebagai
pakan ternak, seperti:

• Tepung limbah kodok: Dibuat dari limbah tubuh kodok tanpa paha belakang dengan kelebihan
bisa menghilangkan unsur patogen yang merugikan unggas seperti budidaya bebek pedaging.
• Limbah penetasan: Termasuk telur infertil, telur tetas dengan embrio mati serta anak ayam umur
sehari atau DOC.
• Tepung bekicot: Makanan ternak sumber protein hewani untuk mengganti tepung ikan dalam
ransum bebek, ayam dan babi yang mengandung protein 60%.
• Keong mas: Sumber protein hewani alternatif ternak dimana cangkangnya bisa digunakan sebagai
sumber mineral khususnya Ca.
• Cacing tanah: Sumber protein dari hewani yang belum terlalu banyak digunakan sebagai pakan
ternak dan jarang dikonsumsi langsung untuk ternak namun sebenarnya mengandung protein
cukup tinggi sekitar 56.44%.

C. Pengenalan pembuatan ecobrick (Aktifitas No. 12)

Saat ini, sampah merupakan masalah mendesak yang butuh penanganan segera. Salah satu jenis
sampah yang menjadi perhatian khusus adalah sampah plastik. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan
sampah di 194 kabupaten atau kota se-Indonesia mencapai 19,180 juta ton. Dari jumlah tersebut, sampah
plastik menyumbang 18 persen atau sekitar 3,4 juta ton. Sampah plastik menduduki peringkat kedua dari
timbunan sampah setelah sisa makanan. Sampah plastik sangat mencemari lingkungan. Bukan hanya di
daratan, sampah plastik bisa terbawa aliran sungai dan akhirnya berakhir ke laut yang akhirnya mencemari
samudera. Penanganan sampah platik perlu inovasi dengan mengubah atau mengolahnya menjadi barang
yang berdaya guna tinggi. Salah satu cara mengubah atau mengolah sampah plastik adalah dengan
mengubahnya menjadi ecobrick

Pengertian ecobrick

Ecobrick berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu eco dan brick. Eco adalah lingkungan
sedangkan brick artinya bata. Jika diterjemahkan secara langsung, ecobrick bisa diartikan sebagai yang
ramah lingkungan. Ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif pengganti bata untuk mendirikan bangunan.
Ecobrick berwujud botol plastik dengan isian berbagai macam sampah plastik hingga penuh dan padat.
Dilansir dari artikel berjudul Ecobrick: Solusi Cerdas dan Kreatif untuk Mengatasi Sampah Plastik dalam
Jurnal Productum yang terbit pada 2017, ecobrick merupakan salah satu upaya penanganan sampah
plastik yang keratif.

Ecobrick berfungsi bukan untuk


menghancurkan sampah plastik, melainkan
memperpanjang usianya dan mengolahnya
menjadi sesuatu yang berguna yang bisa
dipergunakan lagi untuk kepentingan
manusia. Ecobrick bisa digunakan untuk apa
saja? Seperti dijelaskan sebelumnya,
ecobrick bisa dipakai sebagai alternatif batu
bata. Ecobrick juga bisa dirangkai menjadi
benda-benda lain seperti meja, kursi
sederhana, menara, panggung kecil, dan lain-lain.

Cara membuat ecobrick

Cara membuat ecobrick tidak terlalu ribet dan bisa diaplikasikan oleh berbagai kalangan. Berikut alat dan
bahan serta cara membuat ecobrick dilansir dari berbagai sumber.

Alat dan bahan

• Beberapa botol plastik bekas air minum, usahakan ukuran dan jenisnya seragam
• Berbagai jenis sampah plastik seperti kantong kresek, kemasan makanan, hingga kemasan
minuman instan
• Tongkat kayu diameter 2 cm dengan panjang 40 cm, bisa berupa tongkat dari bambu juga
• Gunting

Cara membuat

• Cuci botol plastik bekas hingga bersih, kemudian keringkan sampai benar-benar kering.
• Cuci semua jenis sampah plastik hingga bersih. Pastikan tidak ada kotoran yang tersisa, lalu
keringkan.
• Setelah sampah plastik kering, potong kecil-kecil dengan gunting.
• Masukkan potongan sampah plastik tersebut tersebut ke botol plastik.
• Dorong dan padatkan menggunakan tongkat kayu atau bambu yang sudah disediakan.
• Setelah botol benar-benar padat terisi sampah plastik, tutup dengan penutupnya.
• Berat minimal setiap ecobrick didapatkan dengan rumus volume botol (mililiter) dikali 0,33 gram,
sebagaimana dilansir dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progro.
• Contohnya, untuk botol bervolume 1.500 mililiter atau 1,5 liter beratnya sekitar 495 gram.
Sedangkan botol dengan volume 600 ml beratnya minimal 198 gram
• Lakukan langkah-langkah pengisian ke botol-botol plastik lainnya hingga tidak ada yang tersisa
• Jika memungkinkan, berikan label di setiap ecobrick seperti tanggal dan beratnya

Manfaat Ecobrick

Pengolahan sampah plastik menjadi ecobrick


memiliki sejumlah manfaat. Berikut beberapa
manfaat ecobrick.

• Mengurangi sampah plastic. Tumpukan


sampah plastik yang terbuang begitu saja dan
menumpuk bisa berkurang bila dimanfaatkan
menjadi ecobrick.
• Pemberdayaan warga. Dalam artikel
Ecobrick Sebagai Sarana Mewujudkan
Masyarakat Inklusif yang diterbitkan Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat pada 2019, pembuatan
ecobrick bisa memberdayakan masyarakat, tak terkecuali penyandang disabilitas.
• Penguatan ekonomi. Ecobrick yang memenuhi kualifikasi kualitas bisa dijual. Dari sini didapat
keuntungan yang bisa menguatkan perekonomian suatu daerah.

D. Pengenalan pembuatan kertas daur ulang (Aktifitas No. 13)

Proses daur ulang kertas merupakan solusi untuk mengurangi jumlah limbah kertas yang
dihasilkan oleh manusia. Kertas adalah salah satu jenis limbah yang paling banyak dihasilkan, baik oleh
rumah tangga, sekolah, maupun perkantoran.

Proses daur ulang kertas dapat menyimpan banyak keuntungan, seperti menambah pendapatan,
mengurangi limbah lingkungan, menghemat energi, dan membantu dunia dari pemanasan global. Daur
ulang kertas pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1030, dan diperkenalkan oleh Mathias Koops
yang mengembangkan metode penghapusan tulisan pada kertas lama untuk menghasilkan kertas baru
yang bisa digunakan kembali.

Proses daur ulang kertas terbagi atas tiga tahapan, yaitu pengumpulan kertas, penghancuran
(Pulping), dan pembentukan kertas baru. Selain kertas baru, proses daur ulang kertas juga dapat
menghasilkan bahan bakar dan kerajinan.
Sejarah Darur Ulang Kertas

Proses daur ulang kertas merupakan sebuah inovasi yang lahir sejak tahun 1030 di Jepang pada
masa periode Heian. Pada saat itu, melemahnya kemampuan negara dalam mengontrol produksi kertas
menyebabkan banyaknya pekerja yang memutuskan untuk bergabung dengan masyarakat umum dan
menimbulkan lahirnya pabrik kertas milik swasta yang mempekerjakan para pekerja tersebut untuk
memproduksi kertas. Dalam upaya penghematan bahan dan memaksimalkan hasil produksi, pabrik-
pabrik tersebut mulai mengembangkan proses pembuatan kertas daur ulang dari kertas limbah yang sudah
tidak digunakan lagi.

Selain itu, sejarah juga mencatat bahwa Mathias Koops, seorang penemu, berhasil menemukan
dan mengkaji cara membuat kertas dengan biaya yang murah dan material yang mudah digunakan dan
didapatkan. Pada tahun 1800 dan 1801, Mathias Koops menerima tiga buah hak paten dalam bidang
pembuatan kertas, salah satunya adalah hak paten dalam bentuk penghapusan tinta percetakan dan tulisan
yang terdapat di kertas dari sampah kertas yang sudah tidak digunakan lagi.

Proses daur ulang kertas bekas yang sudah tidak dipakai terus berkembang di seluruh dunia. Pada
tahun 1990, sebanyak 42% dari total kertas bekas didaur ulang di Singapura. Dukungan dan perhatian
untuk melaksanakan daur ulang kertas pun merambah ke berbagai sektor, mulai dari dunia internasional,
sektor pemerintahan, perusahaan-perusahaan besar, bahkan organisasi internasional pun sudah
memberikan perhatian khusus terhadap proses pendaur ulangan kertas bekas ini.

Pentingnya Mendaur Ulang Limbah Kertas

Mendaur ulang limbah kertas merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah sampah
kertas yang menumpuk di lingkungan. Proses daur ulang kertas dapat mengubah sampah kertas menjadi
bahan yang berguna dan bermanfaat. Selain itu, daur ulang kertas juga dapat membantu dalam menghemat
penggunaan kertas baru, mengurangi sampah yang memenuhi bumi, dan mengurangi efek pemanasan
global.

Karena kertas merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat di dunia, peluang
usaha daur ulang kertas sangat besar. Bahan baku yang mudah didapat, proses pengolahan yang
sederhana, hasil yang maksimal, dan produk yang banyak dibutuhkan oleh konsumen merupakan faktor
yang membuat usaha daur ulang kertas menarik untuk dikembangkan.

Pasar untuk produk kertas daur ulang saat ini juga sedang meningkat. Kertas daur ulang dapat
digunakan untuk membuat berbagai kerajinan tangan yang indah dan bermanfaat. Hasil kerajinan dari
kertas daur ulang dapat digunakan sebagai pernak-pernik penghias rumah, alat tulis, atau wadah cantik
yang banyak digemari oleh berbagai kalangan. Motivasi positif dari peluang pasar yang menjanjikan ini
dapat menjadi alasan yang kuat untuk mengembangkan usaha daur ulang kertas.

Jenis Limbah Kertas

Limbah kertas merupakan salah satu jenis sampah yang dapat didaur ulang. Terdapat tiga jenis
limbah kertas yang dapat didaur ulang, yaitu Mill Broke atau gilingan kayu kertas yang dihasilkan selama
proses pembuatan kertas baru, Limbah Pra-Konsumen yang merupakan kertas siap cetak namun tidak
digunakan oleh konsumen, dan Limbah Pasca-Konsumen yang merupakan kertas yang telah digunakan
oleh konsumen namun tidak digunakan lagi.

Namun, tidak semua jenis kertas dapat didaur ulang. Ada tiga kategori kertas dalam proses daur
ulang yaitu kertas yang dapat didaur ulang dengan kualitas baik, kertas yang dapat didaur ulang dengan
kualitas kurang baik, dan kertas yang tidak dapat didaur ulang.

Untuk mendaur ulang kertas, sebaiknya melakukan pengelompokan terlebih dahulu berdasarkan
jenis dan ukuran kertas seperti kertas karton, HVS, Koran, Duplex dan jenis kertas lainnya. Setelah itu,
tentukan metode daur ulang yang tepat sesuai dengan perlatan dan kemampuan yang dimiliki. Misalnya,
dengan cara mengelebur kertas dan menjadikannya kertas kembali. Dengan demikian, kita dapat
mengurangi penggunaan kertas dan sampah kertas secara langsung maupun tidak langsung.

Proses Daur Ulang Kertas

Cara Membuat Kertas Daur Ulang

Untuk membuat kertas daur ulang, pertama-tama kumpulkan kertas bekas yang akan digunakan
dan sortir berdasarkan jenis. Kemudian, rendam kertas tersebut dalam air selama 12-24 jam agar mudah
hancur. Setelah proses perendaman selesai, gunakan blender atau alat lain untuk memarut kertas hingga
membentuk bubur. Kemudian campur bubur kertas dengan bahan perekat seperti tepung kanji yang sudah
dicampur air hangat.

Peralatan yang dibutuhkan untuk proses ini antara lain:

1. Screen sablon atau bingkai untuk mencetak kertas baru


2. Batako atau pemberat untuk menekan bubur kertas saat proses cetak
3. Ember besar untuk merendam kertas
4. Setrika untuk mengeringkan kertas
5. Air
6. Kain katun untuk memisahkan partikel kertas dan air saat proses cetak
7. Blender untuk membuat bubur kertas
8. Baskom untuk mencampur bahan perekat dengan bubur kertas
9. Papan kayu untuk mencetak kertas baru
10. Meja untuk meletakkan kain katun saat proses cetak

Proses Pembuatan Sebagai Berikut :

1. Robek kecil kertas bekas & pendam di air selama satu hari.
2. Blender kertas sampai seperti bubur jika sobat tidak memiliki blander bisa di tumbuk
3. Tuangkan kedalam baskom yang berisis air & diaduk.
4. Letakkan spons di atas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya
5. Saring campuran (jangan terlalu tebal) di baskom memakai screen sablon.
6. Letakkan di atas spon yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit screennya &
angkat hati-hati.
7. Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. Tambah satu lapis lagi kain basah, ulangi langkah 5 & 6.
8. Sesudah beberapa lapis, press dengan menaruh papan besar diatasnya dan beri pemberat (batako
atau batu).
8. Biarkan selama sekitar satu jam agar airnya berkurang. Sebelum di angkat pastikan sudah cukup
kering.
9. Angkat sepasang demi sepasang & jemur di tempat yang panas.
10. Setrika sepasang demi sepasang kemudian buka kainnya pelan-pelan

Setelah semua bahan tercampur, gunakan screen sablon atau bingkai dan papan kayu untuk mencetak
kertas baru. Kemudian, gunakan kain katun dan setrika untuk mengeringkan dan menyusun kertas.
Selanjutnya kertas daur ulang siap digunakan kembali.

Tips Saat Proses Daur Ulang

Untuk membuat kertas daur ulang yang berkualitas, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan.
Pertama, sebelum memulai proses daur ulang, pastikan untuk memasak bubur kertas terlebih dahulu
dalam air mendidih. Hal ini akan membantu mengurangi zat kimia yang terdapat pada kertas.

Selanjutnya, jika warna kertas yang dihasilkan kurang menarik, Anda dapat menambahkan
pewarna. Gunakan pewarna alami jika tersedia untuk hasil yang lebih aman. Setelah proses daur ulang
selesai, kertas yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti mencetak dokumen,
buku, kartu, atau kerajinan dari kertas. Anda dapat menentukan ketebalan dan kualitas hasil cetak sesuai
kebutuhan.

Pemanfaatan Kertas Daur Ulang

Kertas daur ulang memiliki beragam pemanfaatan yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
Salah satunya adalah digunakan sebagai bahan dasar untuk produk kerajinan tangan yang artistik. Kertas
daur ulang juga dapat diolah menjadi bubur kertas dalam bentuk pulp yang bersifat padat dan dapat diolah
menjadi kertas kembali atau bahan dasar untuk produk kerajinan seperti kotak pensil , bingkai,, tempat
tisu, dll. Selain itu, limbah rejek industri kertas yang didaur ulang dapat diolah menjadi bahan bakar.
Komponen utama dari limbah ini terdiri dari plastik dan serat, yang memiliki nilai kalor tinggi dan dapat
digunakan sebagai substansi batu bara untuk bahan bakar boiler.
PENGENALAN DIMENSI PROFIL PELAJAR PANCASILA DALAM TEMA I
(Aktifitas no. 14)

Dimensi Elemen Profil Sub Elemen Profil Target Pencapaian di Akhir Aktivitas
Profil Pelajar Pelajar Pancasila Fase E
Pancasila
Pelajar
Pancasila
Beriman, Elemen akhlak • Memahami Mengidentifikasi masalah 1
Bertakwa kepada alam Keterhubungan lingkungan hidup di tempat ia
kepada Tuhan Ekosistem tinggal dan melakukan
Bumi. Langkah-langkah konkret
YME, dan yang bisa dilakukan untuk
Berakhlak menghindari kerusakan dan
Mulia menjaga keharmonisan
ekosistem yang ada di
lingkungannya.

• Menjaga Mewujudkan rasa syukur 2


Lingkungan dengan membangun
Alam Sekitar kesadaran peduli lingkungan
alam dengan menciptakan
dan mengimplementasikan
solusi dari permasalahan
lingkungan yang ada.
Bergotong Elemen • Kerja sama. Membangun tim dan 4, 5, 6, 7,
royong kolaborasi mengelola kerjasama untuk 8.
mencapai tujuan bersama
sesuai dengan target yang
sudah ditentukan.

Aktif menyimak untuk


• Komunikasi memahami dan menganalisis
untuk informasi, gagasan, emosi, 3, 14, 15,
mencapai keterampilan dankeprihatinan 16, 17,
tujuan bersama yang disampaikan oleh orang 18, 19,
lain dan kelompok 20, 21,
menggunakan berbagai 22, 23,
simbol dan media secara 24, 25,
efektif, serta menggunakan 26, 27,
berbagai strategi komunikasi 28, 29,
untuk menyelesaikan masalah 30, 31,
guna mencapai berbagai 32, 33
tujuan Bersama.
Kreatif Elemen Menghasilkan gagasan Menghasilkan gagasan yang 9, 10, 11.
menghasilkan yang orisinil. beragam untuk
mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya,
gagasan yang menilai gagasannya, serta
orisinal memikirkan segala risikonya
dengan mempertimbangkan
banyak perspektif seperti
etika dan nilai kemanusiaan
ketika gagasannya
direalisasikan.

Menghasilkan karya Mengeksplorasi dan


Elemen dan Tindakan yang mengekspresikan pikiran
menghasilkan orisinil dan/atau perasaannya dalam
karya dan bentuk karya dan/atau
Tindakan yang tindakan, serta
orisinil mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampak
dan risikonya bagi diri dan 12, 13
lingkungannya dengan
menggunakan berbagai
perspektif

Sumber:

file:///C:/All%20Dokumen/Dokumen%20Mengajarku/SMK%20Negeri%202%20Kab.%20Tange
rang/KURIKULUM%20MERDEKA/MODUL%20SMKN%202/REFERENSI/Dimensi-elemen-
subelemen-Profil-Pelajar-Pancasila-pada-Kurikulum-Merdeka.pdf
MENUNJUKKAN SIKAP BERTANGGUNGJAWAB DALAM
MENDUKUNG PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH DI SEKOLAH
A. Merancang Pengolahan sampah Organik dan Anorganik (Aktifitas No. 15)

1. Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut UU no 18 Tahun
2008 didefinisikan sebavai proses perubahan bentuk sambah dengan mengubah karakteristik, komposisi,
dan jumlah sampah. Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi
jumlah sampah, disamping memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampah itu sendiri (bahan
daur ulang, produk lain, dan energi). Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa : pengomposan,
recycling/daur ulang, pembakaran (insinersi), dan lain-lain. Pengolahan secara umum merupakan proses
transformasi sampah baik secara fisik, kimia maupun biologi. Masing masing definisi dari proses
transformasi tersebut adalah :

a. Transformasi fisik.

Perubahan sampah secara fisik melalui beberapa metoda atau cara yaitu :

− Pemisahan komponen sampah: dilakukan secara manual atau mekanis. Sampah yang bersifat heterogen
dipisahkan menjadi komponenkomponennya, sehingga bersifat lebih homogen. Langkah ini dilakukan
untuk keperluan daur ulang. Demikian pula sampah yang bersifat berbahaya dan beracun (misalnya
sampah laboratorium berupa sisa-sisa zat kimia) sedapat mungkin dipisahkan dari jenis sampah lainnya,
untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan khusus.

− Mengurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi: dilakukan dengan tekanan/kompaksi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menekan kebutuhan ruang sehingga mempermudah penyimpanan,
pengangkutan dan pembuangan. Reduksi volume juga bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan
dan pembuangan. Jenis sampah yang membutuhkan reduksi volume antara lain: kertas, karton, plastik,
kaleng.

− Mereduksi ukuran dari sampah dengan proses pencacahan. Tujuan hampir sama dengan proses
kompaksi dan juga bertujuan memperluas permukaan kontak dari komponen sampah.

b. Transformasi Kimia.

Perubahan bentuk sampah secara kimiawi dengan menggunakan prinsip proses pembakaran atau
insenerasi. Proses pembakaran sampah dapat didefinisikan sebagai pengubahan bentuk sampah padat
menjadi fasa gas, cair, dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi panas.
Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan komposisi sampah yaitu :

1. Nilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah maka akan semakin mudah proses
pembakaran berlangsung. Persyaratan nilai kalor adalah 4500 kJ/kg sampah agar dapat terbakar.

2. Kadar air sampah, semakin kecil dari kadar air maka proses pembakaran akan berlangsung lebih
mudah.

3. Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel sampah maka semakin mudah sampah
terbakar

Jenis pembakaran dapat dibedakan atas :

• Pembakaran stoikhiometrik, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai udara/oksigen yang
sesuai dengan kebutuhan untuk pembakaran sempurna.
• Pembakaran dengan udara berlebih, yaitu pembakaran yang dilakukan dengan suplai udara yang
melebihi kebutuhan untuk berlangsungnya pembakaran sempurna.
• Gasifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi substoikhiometrik, di mana produknya
adalah gas-gas CO, H2, dan hidrokarbon.
• Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.

c. Transformasi Biologi

Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk mendekomposisi


sampah menjadi bahan stabil yaitu kompos. Teknik biotransformasi yang umum dikenal adalah:

• Komposting secara aerobik (produk berupa kompos).

• Penguraian secara anaerobik (produk berupa gas metana, CO2 dan gasgas lain, humus atau lumpur).
Humus/lumpur/kompos yang dihasilkan sebaiknya distabilisasi terlebih dahulu secara aerobik sebelum
digunakan sebagai kondisioner tanah.

2. Skala Pengolahan Sampah

Berdasarkan metoda pengolahan dan tanggung jawab pengelolaan maka skala pengolahan dapat
dibedakan atas beberapa skala yaitu :

1) Skala individu; yaitu pengolahan yang dilakukan oleh penghasil sampah secara langsung di sumbernya
(rumah tangga/kantor). Contoh pengolahan pada skala individu ini adalah pemilahan sampah atau
komposting skala individu.

2) Skala kawasan; yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melayani suatu lingkungan/ kawasan
(perumahan, perkantoran, pasar, dll). Lokasi pengolahan skala kawasan dilakukan di TPST (Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu). Proses yang dilakukan pada TPST umumnya berupa : pemilahan,
pencacahan sampah organik, pengomposan, penyaringan kompos, pengepakan kompos, dan pencacahan
plastik untuk daur ulang.

3. Tanggung Jawab Pengelola

Pengolahan sampah merupakan bagian penting dalam penanganan sampah untuk merubah sampah
menjadi bentuk yang lebih stabil dan tidak mencemari lingkungan serta mengurangi jumlah sampah yang
harus ditimbun di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Pengelola dari proses pengolahan ini sangat
tergantung dari dimana proses pengolahan dilakukan. Pengolahan skala sumber, sangat berperan dalam
mengurangi jumlah sampah yang harus dikelola. Adanya konsep 3R (reduce, reuse dan recycle) serta
pengelolaan sampah berbasis masyarakat mulai merubah pradigma masyarakat tentang sampah. Sampah
adalah sumber daya yang harus dikelola sejak mulai dari sumber sampah.

Jepang Melakukan Klasifikasi Sampah Secara Detail.

Di Jepang, sampah diklasifikasikan menjadi delapan jenis berdasarkan komponen penyusunnya.


Bahkan, satu botol plastik saja dibagi menjadi tiga jenis sampah yaitu sampah tutup botol, sampah label
kemasan, dan sampah botol. Masyarakat harus memilah sampah plastik secara mandiri kemudian
membuangnya pada tempat sampah yang tepat.

Selanjutnya, sampah-sampah tersebut akan diangkut ke bank sampah yang memiliki lahan
pengolahan. Sampah plastik yang sudah dipadatkan bisa diolah menjadi benang fiber untuk bahan baku
pakaian. Sedangkan sampah botol kaca diolah menjadi bahan paving jalan atau botol kaca baru. Proses
pemilahan dan pengolahan tersebut merupakan langkah efektif yang membuat jumlah sampah di Jepang
berkurang drastic.

Swedia Mengubah Sampah Menjadi Energi.

Swedia termasuk salah satu negara yang sukses menerapkan konsep pengelolaan sampah secara
efektif. Masyarakat Swedia diajak aktif memilah jenis sampah sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Selain itu, Swedia juga menerapkan pant system berupa penghargaan dalam bentuk uang untuk setiap
masyarakat yang menyerahkan botol atau kaleng bekas ke bank sampah (yang sekaligus berfungsi sebagai
pusat daur ulang).

Lebih dari 50% sampah di Swedia dibakar dengan temperatur tinggi untuk menghasilkan energi
listrik dan panas. Abu hasil pembakaran sampah tersebut juga dimanfaatkan untuk bahan konstruksi jalan.
Sekarang, jumlah sampah di bank sampah Swedia berkurang drastis hingga harus mengimpor sampah
dari negara tetangga sebagai sumber energi.
Hongkong Membuat Taman Bermain dari Tempat Penampungan Sampah.

Tak banyak yang tahu kalau Hongkong termasuk negara yang kreatif mengolah sampah. Dahulu,
Hongkong memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah bernama Sai Tso Wan yang kapasitasnya
mencapai 1,6 juta ton. Keberadaan TPA tersebut dapat menampung tumpukan sampah hingga 65 meter.
Pada tahun 1981, TPA Sai Tso Wan ditutup dan ditimbun dengan tanah. Selanjutnya, lahan TPA tersebut
dialihfungsikan menjadi taman bermain yang resmi dibuka tahun 2004. Taman bermain tersebut memiliki
turbin angin, sel surya, dan sumber energi berbahan metana dari residu sampah-sampah yang membusuk.

Uganda Juga Punya Taman Bermain dari Sampah.

Seorang seniman dan aktivis lingkungan Uganda bernama Ruganzu Bruno memprakarsai
pendirian taman bermain dari bahan dasar sampah. Hampir semua wahana dan dekorasi di taman bermain
tersebut terbuat dari sampah. Kehadiran taman bermain ini tidak hanya efektif memanfaatkan sampah
tetapi juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi bagi anak-anak. Maka anak-anak pun diharapkan
peduli terhadap isu lingkungan dan manfaat bank sampah sejak usia dini.

Korea Selatan Memiliki 5 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Korea Selatan memaksimalkan manfaat bank sampah untuk mengumpulkan sumber energi
penghasil listrik. Di ibu kota Korea Selatan, terdapat lima pabrik pembangkit tenaga listrik berbahan
sampah. Teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi listrik ini disebut direct combustion.
Sejumlah sampah plastik dikumpulkan dan dibakar hingga suhu tertentu sehingga menghasilkan energi
panas yang sangat besar. Energi yang dihasilkan sampah kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan
uap air yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik.

Konsep bank sampah dan pengolahan sampah secara kreatif dan efektif tersebut tentu
menginspirasi masyarakat tanah air untuk melakukan hal serupa. Kini, Anda bisa memulainya dengan
cara-cara sederhana bersama Rinso. Mari berpartisipasi secara aktif dalam gerakan Yuk Mulai Bijak
Plastik yang dipelopori Rinso dan Unilever. Anda bisa memulainya dengan cara mengumpulkan sampah
plastik secara konsisten untuk disetorkan ke bank sampah serta aktif meminimalkan penggunaan plastik
dalam kehidupan sehari-hari. Tak ada kata terlambat untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan.

B. Mendesain Pengolahan sampah Organik dan Anorganik (Aktifitas No. 16)

Sekolah merupakan salah satu tempat yang berpotensi tinggi penghasil sampah. SMK Negeri 2
Kabupaten Tangerang sebagai institusi pendidikan dituntut untuk dapat menciptakan kondisi ideal baik
sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan maupun sebagai bagian entitas sosial dan lingkungan
di kawasan sekolah. Adapun sampah yang dihasilkan berasal dari kegiatan civitas akademik. Komposisi
sampah yang dihasilkan adalah sampah organik dan sampah anorganik. Pengelolaan sampah yang
dijalankan saat ini masih menerapkan pola angkut kumpul dan buang. Menurut Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dijelaskan bahwa ada dua kegiatan pokok yaitu pengurangan
sampah dan penanganan sampah. Dalam kegiatan pengurangan sampah ada tiga aktifitas yaitu
pembatasan timbulan sampah, pendaur ulangan sampah dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan
dalam kegiatan penanganan sampah adalah kegiatan yang diawali dengan pemilahan dalam bentuk
pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah dan sifat sampah.

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai permasalahan, diantaranya
adalah gangguan terhadap lingkungan disekitarnya seperti pencemaran lingkungan, penyebab dan
pembawa penyakit serta menurunnya etika lingkungan. Namun jika dikelola dengan baik maka sampah
juga memiliki nilai manfaat ekonomi. Oleh karena itu sudah saatnya mulai dipikirkan untuk
merencanakan desain pengelolaan persampahan yang efektif dan efisien diterapkan di SMK Negeri 2
Kabupaten Tangerang melalui pendekatan aspek kelembagaan, teknis operasional, pembiayaan dan peran
civitas akademik.

Menurut SNI 19-2452-2002 timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari
masyarakat dalam satuan volume maupun per kapita perhari atau perluas bangunan atau perpanjang jalan.
Metode pengukuran timbulan sampah ada beberapa cara yaitu berdasarkan SNI 19-3564-1994 dan
Tchobanoglous dkk, 1993 terbagi menjadi 3 yaitu loud count analysis, weigh volume analysis dan
material balance analysis. Teknik Operasional Pengelolaan sampah meliputi sistem pemilahan,
pewadahan dan pengolahan sampah di sumber dimana dalam SNI 19-2454-2002, sistem pewadahan yang
dilakukan lebih baik dipisahkan berdasarkan jenis sampah yaitu:

a. Sampah organik, untuk sampah halaman, sisa makan, dan sampah dapur yang diletakkan di wadah
berwarna gelap.

b. Sampah anorganik, untuk gelas, plastik, logam, dan lainnya yang diletakkan di wadah berwarna terang.

c. Sampah bahan berbahaya dan beracun, diletakkan di wadah dengan warna merah.

Sistem Pengumpulan Sampah.

Sistem pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan
sampah dari wadah individual dan atau dari wadah komunal (bersama) melainkan juga mengangkutnya
ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung (SNI 19-2454-
2002). Pengumpulan dapat dilakukan dengan pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk
diangkut ke tempat pembuangan sementara (TPS) atau langsung ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
tanpa melalui proses pemindahan terlebih dahulu.
Dalam penerapan pengelolaan sampah diperlukan anggaran biaya yang meliputi biaya investasi,
operasi dan pemeliharaan, manajemen, dan biaya untuk pengembangan. Pengelolaan sampah yang dapat
mengeluarkan anggaran biaya, juga dapat memberikan keuntungan dari segi ekonomi. Sampah memiliki
harga tinggi apabila dikelola dengan baik. Untuk mendapatkan nilai jual atau harga sampah di pasar
terbuka (open market), maka pemisahan sampah harus dilakukan diawal. Pemisahan sampah ini terdiri
dari sampah sisa makanan/organik dan sampah yang dapat didaur ulang. Kemudian sampah organik akan
diolah dengan pengomposan dan sampah yang dapat didaur ulang akan dijual, sehingga diperoleh harga
sampah sebagai keuntungan (Krishna et al., 2013). Umumnya, sampah yang dapat didaur ulang akan
dijual kepada pihak yang biasa mengolah sampah lebih lanjut.

Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Sampah di Sekolah

Berikut ini desain pengelolaan sampah eksisting pada umumnya adalah sebagai berikut:

Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa model


pengelolaan sampah yang ada saat ini masih
menerapkan pola pengelolaan sampah yang
berorientasi pada upaya mengumpulkan sampah,
mengangkut sampah, dan membuang sampah ke
TPA. Model pengelolaan yang dijalankan saat ini
tidak merujuk pada perundang-undangan yang
berlaku yaitu menurut Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis rumah tangga. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan sampah terdiri atas
pengurangan sampah dan penanganan sampah.

Adapun kegiatan pengurangan sampah meliputi :

1. Pembatasan timbulan sampah


2. Pendaur ulang sampah dan/atau
3. Pemanfaatan kembali sampah

Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi :

1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah,
dan/atau sifat sampah.
2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemidahan sampah dari sumber sampah ke tempat
Pengolahan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu.
3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat Pengolahan
sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan
akhir.
4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah, dan/atau
5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan
sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Analisa Desain Pengelolaan Sampah

Agar tercipta desain pengelolaan sampah yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun
2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga, pada pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah, maka hal yang harus kita
lakukan adalah mengevaluasi sistem pengelolaan yang ada saat ini.

Sistem Pewadahan

Berdasarkan SNI 19-2454-1991 rnengenai Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan,
Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan dimulai dari pewadahan sampah, yaitu aktivitas
menampung sampah sementara dalam suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah,
pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah dari wadah
individual dan atau dari wadah komunal (bersama) melainkan juga mengangkutnya ke tempat terminal
tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung. Adapun usulan sistem pewadahan
di SMK Negeri 2 Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :
Sistem Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

Pengumpulan yang direncanakan secara manual mengambil sampah dari setiap wadah yang telah
disediakan dengan cara mengumpulkan sampah yang telah terpilah dari sumbernya dikumpulkan sesuai
jenis wadahnya langsung dikumpulkan. Proses pemindahan dari sumber sampah dilakukan secara manual
tanpa ada bantuan alat dengan lokasi pemindahan sama dengan lokasi titik kumpul berupa kontainer.
Wadah pengumpulan yang direncanakan untuk pengumpulan sampah adalah gerobak tarik/dorong.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukan usulan jenis gerobak pengumpulan sampah dan penampung
sampah.

Anda mungkin juga menyukai