Anda di halaman 1dari 12

Nama : Annisa Dita Dewi

NIM : 1813010017

Angkatan : 2018

A. JUDUL : PENGOLAHAN SAMPAH di LINGKUNGAN MASYARAKAT

B. LATAR BELAKANG

Lingkungan yang bebas dari sampah dan lingkungan yang bersih merupakan

dambaan bagi semua orang. Artinya pada linggkungan ini sampah dikelola dengan

baik dan dibuang pada tempatnya sehingga lingkungan ini bersih, sehat, nyaman,

indah, asri dan tidak ada sampah yang berhamburan.

Namun kenyataannya sering terlihat masih banyak sampah yang menumpuk

di sekitar kita. Banyak got-got yang tersumbat oleh sampah sehingngga membuat bau

yang tidak sedap. Pada akhirnya terjadi banjir yang menggenangi lingkungan

masyarakat dan menyebabkan lingkungan yang kumuh atau menjijikan dan kotor

karena dipenuhi dengan sampah. Ujung-ujungnya juga pasti pemerintah yang akan di

salahkan. Namun itu semua bukan seutuhnya kesalahan pemerintan tetapi semata-

mata kesalahan dari masyarakat yang masih berprilaku menyimpang atau buruk

dengan lingkungan.

Saat ini masih banyak masyarakat yang terlihat membuang sampah

sembarangan yang membuat lingkungan menjadi kotor. Masih banyak masyarakat

yang membakar sampah sembarangan. Padahal jika sampah dibakar akan

menghasilkan bayak asap karbon yang dapat mengurangi lapisan Ozon sehingga

membuat terjadinya “Pemanasan Global” yang berpengaruh pada kehidupan makhluk

hidup. Dunia menjadi semakin panas, sulit bernafas, es di kutub mencair dan lain-lain.

Selain itu jika kita membuang sampah sembarangan seperti di sungai sama saja kita
menghambat poses mengalirnya air dan menimbulkan banyak bakteri, sehingga

membuat air sungai menjadi kotor dan meluap hal ini juga yang akan terjadi jika kita

membuang sampah di laut air laut berubah warna banyak sampah yang mengganggu

keindahan pantai dan rumah bagi ikan-ikan kecil di laut terganggu. Masih banyak

terlihat sampah-sampah yang menumpuk di tempat-tempat umum seperti di alun-alun,

terminal dan lain-lain.

Akibat yang ditimbulkan sangtlah banyak, diantaranya banjir yang meluap

karena aliran sungan terhambat oleh sampah-sampah yang dibuang di sungai, setelah

itu bibit-bibit penyakit mulai bermunculan seperti diare, demam berdarah, flu burung

dan lain lain. Sedangkan menurut penelitian setiap lima belas detik sekali sepuluh

orang balita meninggal karena terkena diare. Selain itu lingkungan yang ditempati

atau tinggal menjadi tidak nyaman karena terganggu oleh berbagai macam aktifitas

seperti pengungsian dan karena air yang menggenangi perumahan yang dipenuhi

dengan sampah. Jika sudah demikian lingkungan menjadi tidak sehat karena tidak

berjalan sesuai fungsi aktifitasnya.

Semua kerusakan ini umumnya disebabkan masih banyak masyarakat yang

belum dapat mengolah sampah dengan baik sehingga makin hari sampah yang ada

semakin banyak dan menumpuk tanpa ada solusi yang tepat untuk memusnahkannya.

Padahal sampah memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari

bahkan sampah bisa menjadi hasil dari mata pencaharian masyarakat. Dengan cara

sampah yang ada bisa kita olah menjadi suatu yang berguna. Ada istilah 3R untuk

mengolah sampah saat ini yaitu reduce, reus, recycle. Dan apa saja yang dapat

dilakukan agar sampah bisa menjadi sesuatu yang berguna. Untuk itu pada karya tulis

ini, akan mengangkat bagaimana cara mengolah sampah serta peran sampah dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari.


C. DEFINISI

Sampah, kata ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bisa dikatakan sampah

memiliki peran dan menjadi keseharian masyarakat. Sering kali kita dengar bahwa

sampah merupakan zat bau, menjijikan dan tidak bermanfaat. Banyak orang yang

mengartikan bahwa sampah adalah barang bekas yang tidak berguna sehingga harus

dibuang. Padahal sebetulnya sampah adalah “mutiara terpendam” yang memancarkan

cahaya emasnya kalau di kelola dengan baik. Sampah dapat didefinisikan sebagai

beberapa pengertian, yaitu :

1. Kamus Lingkungan (1994), sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai

atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi

atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi

berkelebihan atau buangan.

2. Istilah Lingkungan untuk Manajemen. Ecolink (1996), sampah adalah suatu

bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun

proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

3. Tanjung, Dr. M.Sc., sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang

oleh pemiliknya atau pemakai semula.

4. Radyastuti, W. prof. Ir (1996), sampah adalah sumber daya yang tidak siap

pakai.

5. Basriyanta, sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan

dibunag oleh pemiliknya/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau

dikelola dengan prosedur yang benar.

Dapat diambil kesimpulan bahwa sampah adalah barang-barang yang sudah tidak

dipakai dan dibuang tetapi dapat dikelola dan dijadikan sumber daya yang
bermanfaat. Sampah memiliki banyak jenis seperti sampah rumah tangga, sampah

industry, sampah perkebunan, sampah perternakan, sampah institusi/kantor/sekolah,

dan lain sebagainya.

Berdasarkan asalnya sampah dibedakan menjadi 2 jenis yaitu sampah Organik dan

Anorganik. Sampah organic adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati

yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dapat

dengan mudah teruraikan melalui prose salami. Contoh dari sampah organic yaitu,

daun-daunan kering,sampah dapur seperti sayuran busuk, kupasan bawang,makanan

sisa, dapat berupa sampah kebun dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik adalah

sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik

maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik sendiri

dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahan seperti sampah

pelastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar

sampah organic tidak dapat teruraikan alami oleh alam ataupun diuraikan oleh

mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable) sementara sebagian lainnya

dapat teruraikan dalam waktu yang panjang hingga 800 tahun. Contoh sampah seperti

ini adalah sampah rumah tangga seperti botol plastik, botol gelas, tas pelastik, dan

kaleng. Itulah gambaran singkat tentang sampah yang sering kita jumpai di

lingkungan sekitar kita sehari-hari.

D. CARA KERJA

Sampai saat ini, sebagian besar sampah yang ada, baik sampah organik

maupun sampah anorganik masih di buang ke Tempat Pembuangan Sampah

Sementara (TPS) maupun ke transfer depot yang akhirnya dibawa ke Tempat


Pembuangan Akhir (TPA), parahnya lagi ada juga sampah yang dibuang sembarangan

seperti di kali. Sampah-sampah itu di buang apa adanya tanpa ada pemisahan terlebih

dahulu sesuai dengan jenisnya. Sedangkan jumlah sampah yang diolah/dikelola

dengan benar, presentasenya masih sangan kecil. Sebagian besar sampah yang ada

masih dibuang begitu saja. Padahal sampah masih bisa dioptimalkan fungsi dan

kegunaannya, dengan cara misalnya (1) di-reuse ( dipakai ulang) (2) di-reduce

( diminimalisir) (3) di-recycle (didaur ulang). Proses pengelolaan saat ini apabila

ditinjau dari 3R + 1 D dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Reduce

Proses meminimalisir jumlah timbunan sampah dari sumbernya

2. Reuse

Proses memilih dan memilah serta mengoptimalkan fungsi sampah yang

masih bisa dimanfaatkan.

3. Recycle

Proses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi

barang lain yang bermanfaat, layak pakai, serta layak dijual.

4. Disposal

Proses pembuangan sampah yang memang sudah tidak bisa dimanfaatkan

kembali.

Pada suatu sisi sampah merupakan sumber utama polutan. Namun apabila

sampah dikelola secara benar dan tepat akan memberikan peluang untuk

dimanfaatkan lebih lanjut dan bernilai ekonomi. Dalam hal pengelolaan sampah, ada

beberapa hal alternative yang dapat diterapkan sesui jenis sampah dan kondisi atau

situasi setempat antara lain sebagai berikut :


1. Sampah Organik

Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan sebagai berikut:

a. Sebagai makanan ternak

Di beberapa Negara termasuk Indonesia, sampah organic seperti sampah

restoran dan sampah rumah tangga dikumpulan oleh peternak dan diolah menjadi

pakan ternak mereka, misalnya babi, sapi atau unggas. Sisa sayuran dipasar yang

tidak laku terjualpun dapat imanfaatkan sebagai makanan ternak seperti kelinci,

kambin dan lai-lain

b. Komposting

Pengomposan merupakan upaya pengolahan sekaligus upaya untuk

mendapatkan bahan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Proses ini merupakan

proses penguraian bahan-bahan organik dengan memanfaatkan aktifitas organisme.

Agar pertumbuhan mikroorganisme optimal diperlukan beberapa kondisi yang ideal,

antara lain meliputi : adanya beberapa campuran yang seimbang dari berbagai

komponen, suhu yang sesuai, dan kandungan oksigen yang mencakupi.

Cara pembuatan kompos sangatlah sederhana, Berikut adalah cara pembuatan

kompos :

 Alat dan bahan :

o Dua buah gentong

o Tutup gentong

o Alat pengaduk (dapat terbuat dari kayu atau besi)

o Ayakan (saringan halus)


o Kantong pelastik

 Cara Pembuatan :

o Lubangi bagian bawah gentong

o Pisahkan sampah khususnya sampah (organik) dari bahan anorganik

o Masukan sampah organic yang telah terkumpul ke dalam tong 1.

Kemudian tutup tong satu tersebut.

o Demikian seterusnya, setiap hari sampah organic yang ada dimasukan

kedalam gentong satu sampai penuh. (± 3 bulan)

o Setelah gentong 1 penuh, masukan sampel organik yang ada ke dalam

gentong 2 ((± 3 bulan)

o Saat gentong 2 penuh sampah organic pada gentong 1 telah menjadi

kompos.

o Ambil kompos di gentong 1, pisahkan sampah yang telah menjadi kompos

dan belum.

o Ayakan kompos tersebut. Kompos yang masih kasar masukan kembali ke

gentong 2.

o Kemas kompos halus hasil ayakan dengan kantong plastic. Kompos siap

digunakan

c. Biogas

Biogas adalah bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang

dihasilkan dari proses pembusukan sampah organik. Bahan bakunya dapat diambil

dari kotoran hewan maupun bahan dari sisa-sisa tanaman atau campuran dari

keduanya.

Dalam pembuatan biogas ini, bahan yang digunakan adalah kotoran sapi
sebanyak 50 kg dan air 50 liter. Peralatan yang digunakan adalah ember, tempat

pencampur (bisa ember cucian, dan pengaduk) adapun langkah pembuatannya adalah

sebagai berikut. :

o Campurkan kotoran sapid an air dalam ember pencampur. Adauk hingga

semuanya tercampur nyata.

o Bersihkan campuran dari benda padat lain yang terkandung di dalamnya.

o Tutup saluran pengeluaran.

o Masukan bahan campuran tersebut kedalam tangki pencerna melalui saluran

masuk dengan corong minyak

o Setelah selesai ambil corong minyak dan tutup saluran masuk

o Tunggu beberapa hari hingga berbentuk biogas/gas, yang dapat dilihat

dengan membaca tekananya pada manometer.

Proses pembuatan biogas dari sampah organik ini, memberikan beberapa

keuntungan, antara lain dapat mengurangi jumlah sampah yang ada dan menghemat

energy

d. Briket sampah ( Briket Bionergi )

Sampah padat dari bahan dedaunan dan batang tanaman dapat diolah menjadi briket

arang sampah. Briket inin lebih mudah dan efisiensi dalam penggunaannya, missal;

sebagai bahan bakar saat memasak. Dengan demikian dapat menambah energy baru

dalam kehidupan dan dapat mengurangi pemakaian bahan bakar minyak/gas.

Secara sederana proses pembuatan briket sampah meliputi pembuatan arang dari

sampah organik, penumbukan arang, pencampuran perekat, pengepressan dan

penjemuran. Berikut cara membuat briket sampah organik :


1. Alat dan bahan

 Drum (untuk pembakaran)

 Wadah (baskom/panci)

 Sekop

 Cetakan Briket (pipa pvc atau bambu)

 Ember

 Lesung (penumbuk)

 Tongkat kayu (pengaduk

 Anglo (cetakan briket)

 Bahan Organik kering (daun, ranting, sisa sampah dapur kering,

tempurung kelapa, serbuk gergaji dll)

 Perekat alami atau buatan (kanji)

2. Cara membuat

a. Membuat arang sampah organik

 Siapkan drum (untuk proses pembakaran/ pengarangan sampah

organik)

 Sampah organik (missal daun kering) dimasukan kedalam drum lalu

dibakar. Sampah dapat dimasukan kedalam drum pembakaran sedikit

demi sedikit agar nyala api tidak padam.

 Bila proses pengarang telah selesai api bisa dimatikan.

3. Membuat briket sampah organik

 Siapkan penumbuk misalnya lesung, kemudian arang yang tersedia

ditumbuk halus hingga menjadi bubuk arang, selanjutnya kumpulkan

bubuk arang tersebut pada suatu tempat misalnya ember


 Siapkan lem kanji kemudian encerkan dengan air panas. Campurkan

kanji tersebut dengan bubuk arang sehingga menjadi adonan yang

lengket. Selanjutnya adonan diaduk agar semua bahn tercampur rata

dan cukup lengket.

 Siapkan cetakan briket. Bisa dibuat dari pipa PVC/bambu/ cukup

dikepal dengan tangan

 Setelah cetakan siap, masukan adonan ke dalamnya dengan cara

dipadatkan, setelah padat dan berbentuk, keluarkan dari cetakan.

 Jemur briket yang masih padat dibawah sinar matahari sampai benar-

benar kering.

 Briket sampah siap digunakan.

4. Sampah Anorganik

Sebaiknya sampah anorganik seperti botol, pelastik, dan kaleng dipilah pilih

terlebih dahulu. Sampah jenis ini masih mungkin dimanfaatkan kembali atau didaur

ulang.

a. Dipakai ulang

Saat dipilah dan dipilih sekiranya ada yang dapat dipakai kembali, contohnya

menggunakan kembali keranjang saat berbelanja agar kita tidak perlu menambah

tumpukkan pelastik yang ada.

b. Dijual

Sebagai sampah yang telah dipilih sekiranya ada yang dapat dipakai kembali, dapat

dijual ke pasar loak (barang bekas), misalnya kertas, koran, botol ban, radio, TV

using, sepeda using dan sebagainya.


c. Daur Ulang ( Recycle)

Jenis sampah yang dapat didaur ulang adalah sebagai berikut :

1. Sampah pelastik, dapat diolah kembali menjadi kerajinan tangan yang

bermanfaat. Dapat juga diolah menjadi biji pelastik yang dapat diolah menjadi

olahan pelastik baru jika ada tempat daur ulang

2. Sampah logam dapat diolah kembali oleh industri pengecoran logam.

3. Sampah kaca, bisa di-reuse kembali sbagi bahan bangunan dengan cara

dihancurkan dan digunakan sebagai hiasan di dinding atau sebagai pengaman

yang biasa dipasang pada pagar rumah.

4. Sampah kertas dapat didaur ulang kembali menjadi kertas yang antik yang

digunakan untuk membuat undangan, kartu ucapan, amplop, kotak surat dan

lain sebagainya.

Yang selanjutnya cera mengolah sampah dapat dilakukan dengan cara 3R

Redus,Reus,Reycle seperti yang telah penulis singgung sedikit di atas. Untuk saat ini

pengolahan sampah dengan cara 3R adalah sulusi terbaik yang dapat dilakukan karena

belum terdapat cara baru didalam pengolahan sampah. Redus Upaya untuk

mengurangi tumpukan sampah, contohnya menggunakan keranjang saat berbelanja

agar kita tidak perlu menambah tumpukkan pelastik yang ada, Menggunakan popok

bayi kain agar dapat di cuci dan di pakai ulang ntuk mengurangi sampah popok bayi.

Recycle yaitu mengolah kembali sampah yang ada, contohnya mendaur ulang sampah

pelastik dan kaleng menjadi kerajinan tangan seperti tempat pensil, tas pelastik, dan

bunga pelastik. Reus yaitu menggunakan barang-barang hasil daur ulang contohnya

menggunakan barang-barang hasil Recycle.

Nah sampah lain sekiranya yang tidak dapat digunakan atau didaur ulang kembali,
barulah diangkut ke landfill atau ke tempat pembakaran. Dapat kita lihat sendiri kalau

sebenarnya sampah yang diolah kembali memiliki maafaat yang besar dalam

kehidupan. Sampah juga dapat dikatakan sebagai “pohon berkah” jika dapat kita olah

dengan baik.

E. Kesimpulan

Sampah yang ada dalah lingkup kehidupan kita memiliki peran yang sangan

penting. Hampir setiap hari masyarakat memproduksi sampah, baik sampah organic

maupun sampah anorganik, dari sinilah masyarakat berpern penting. Apakah

masyarakt dapat memanfaatkanya dengan baik atau tidak. Sampah yang yang tidak

dimanfaatkan dengan baik dapat menimbulkan masalah yang besar seperti, banjir,

lingkungan kotor, bau busuk,sumber penyakit dan lain sebagainya. Namun jika

sampah dimanfaatkan dengan baik sampah dapt menjadi peran penting dalam

kehidupan. Baik dari sisi ekonomi ataupun lingkungan hidup. Bahkan ada orang yang

mata penchariannya berupa pengolahan sampah. Sampah yang awalnya merupakan

momok permasalahan yang sulit diselesaikan, saat ini the ada solusi-solusi yang tepat

dalam pengelolaannya. Sehingga perlu di cengkam lagi, peran sampah dalam

kehidupan masyarakat tergantung dari kita dalam menganggap sampah. Jika masya

rakat menganggap sampah sebagai lawan maka sampah akan berubah menjadi

monster yang membahayakan. Sebaliknya jika masyarakat menganggap sampah

sebagai kawan, sampah akan menjadi mutiara kehidupan yang memancarkan cahaya

kilaunya.

Anda mungkin juga menyukai