PUSKESMAS KEMBARAN II
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : An. L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 17 Tahun
Alamat : Kramat 6/2
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan : Belum menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Nomor Telepon : 085867297370
B. Keluhan Utama
Keringat Berlebihan
C. Sacred seven
Lokasi : Seluruh tubuh
Onset : 2 tahun yang lalu
Kronologi : awalnya pada saat kelas 1 SMA, An. L suka
mengonsumsi makanan pedas yang membuatnya
mudah berkeringat.
Kualitas : Basah
Kuantitas : Sering
Faktor Pemberat : Menggunakan baju tebal, olahraga
Faktor Peringan : Menggunakan kipas angin, dan baju berbahan tipis
Keluhan Tambahan : Tidak ada
D. Fundamental Four
RPS : Pasien mengalami keringat berlebihan sejak 2 tahun
yang lalu
RPD : waktu SD awalnya keringat hanya di bagian
tangan saja
RPK : tidak ada
RKSE : - Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok
- Pasien suka bergadang, atau pola tidurnya tidak
teratur.
- Pasien memiliki kebiasaan makan yang teratur,
awalnya suka makan pedas, namun sekarang
sudah mulai mengurangi makanan pedas.
- Pasien menggunakan BPJS.
F. Cara Kerja
Anamnesis
1. Mengucapkan salam , “bissmillahirohmanirrohim”, dan
memperkenalkan diri dan menyatakan tujuan
kegiatan(Perkenalkan Mas, saya Arum Nur Wijayanti
Mahasiswa Semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Purwokerto 2018 yang sedang melaksanakan
program “Field Lab” di PUSKESMAS KEMBARAN II).
2. Menanyakan kesediaan pasien (inform consent) untuk di
anamnesis, dan pasien memberikan persetujuannya.
3. Meminta ijin untuk menanyakan tentang identitas pasien, dan
pasien memperbolehkan atau menyetujuinya.
4. Menanyakan identitas pasien (nama, jenis kelamin, usia, alamat,
pekerjaan,status pernikahan, pendidikan terakhir, no. Telp )
5. Menanyakan keluhan utama dari pasien.
6. Menanyakan lokasi dan adanya penjalaran atau tidak.
7. Menanyakan onset dan kronologi sakit yang dialami pasien
(sejak kapan/berapa lama, hilang timbul / menetap, pada waktu
tertentu ).
8. Menanyakan kualitas keluhan (kering atau berdahak)
9. Menanyaka kuantitas keluhan (ringan, sedang, berat, jarang atau
sering ).
10. Menanyakan faktor pemberat dan faktor peringan.
11. Menanyakan gejala penyerta selain keluhan utama yang sudah
disampaikan.
12. Menanyakan riwayat penyakit dahulu (apakah sudah pernah
sakit seperti ini sebelumnya?)
13. Menanyakan riwayat kesehatan keluarga(ada tidak riwayat
penyakit turunan ? seperti; kencing manis/ diabetes,
hipertensi,asma, alergi, kencing batu, dll)
14. Menanyakan riwayat sosial ekonomi
15. Menanyakan kebiasaan pribadi (merokok , minum alkohol, pola
tidur, pola makan, dan minum).
16. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti pasien, praktikan
menggunakan bahasa jawa krama dalam melakukan anamnesis
diatas.
17. Menggunakan ernyataan terbuka dan tertutup secara tepat
kepada pasien.
18. Menutup anamnesis dengan memberikan ringkasan , serta
menanyakan kembali apakah ada hal yang terlewat/keluhan
yang belum tersampaikan pada praktikan.
19. Menenangkan pasien dan menasehati dan mendo’akan untuk
kesembuhan pasien.
20. Selama melakukan anamnesis, praktikan bersikap percaya diri,
melontarkan senyum ramah, dan bersikap empati kepada pasien
serta menatap wajah pasien dan memberikan tanggapan terhadap
setiap pernyataan yang diberikan oleh pasien (ohh iyaaa pak..
kados niku nggih..)
21. Melanjutkan dengan pemeriksaan vital sign pada pasien
(Tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, suhu tubuh,
22. Menutup anamnesis dan vital sign dengan mengucapkan
hamdallah, dan salam, serta mengucapkan terimakasih atas
kesediaan pasien untuk dianamnesis oleh praktikan.
Anamnesis
- Hambatan :
1. Pasien An. L kurang memahami bahasa medis, sehingga
praktikan harus menggunakan bahasa atau istilah lain
yang dimengerti oleh An. L.
2. Suasana disaat dilakukan anamnesis kurang kondusif,
sehingga sedikit mengganggu jalannya anamnesis.
3. Saat dilakukan anamnesis pasien An. L terlihat kurang
nyaman karena keringat tubuhnya yang selalu keluar dan
harus dilap terus menerus menggunakan tissue.
- Solusi :
1. Menghadapi pasien dengan penuh kesabaran dan rendah
hati.
2. Tetap tersenyum dengan segala keadaan yang ada.
3. Menjelaskan dan menanyakan dengan penuh empati dan
perhatian kepada pasien.
4. Memerikan ruang kepada pasien agar pasien lebih
nyaman dalam menyampaikan keluhannya terhadap
praktikan.
b. Denyut nadi
Frekunsi denyut nadi manusia bervariasi,tergantung dari banyak
faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal:
1) Normal: 60-100 x/mnt
2) Bradikardi: < 60x/mnt
3) Takhikardi: > 100x/mnt
Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
1) Arteri Radialis. Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah
teraba di atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah
dan sering dipakai secara rutin.
2) Arteri Brachialis. Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau
medial di lipatan siku. Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
3) Arteri Karotis. Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana
terdapat arteri karotid berjalan di antara trakea dan otot
sternokleidomastoideus.
c. Suhu Tubuh
Temperatur (suhu) merupakan besaran pokok yang mengukur
derajat panas suatu benda/makhluk hidup. Suhu tubuh normal pada
manusia berkisar 36 oC – 37,5 oCSuhu tubuh dihasilkan dari:
1) Laju metabolisme basal diseluruh tubuh
2) Aktifitas otot
3) Metabolisme tambahan karena pengaruh hormon Tindakan dalam
pemeriksaan suhu tubuh alat yang digunakan adalah termometer.
Jenis2 termometer yang biasa dipakai untuk mengukur suhu tubuh
adalah termometer air raksa dan digital. Metode mengukur suhu
tubuh:
1) Oral. Termometer diletakkan dibawah lidah tiga sampai lima
menit. Tidak dianjurkan pada bayi
2) Axilla. Metode yang paling sering di lakukan . Dilakukan 5-10
menit dengan menggunakan termometer raksa. Suhu aksila lebih
rendah 0.6° C (1°F) dari pada oral
3) Rectal. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4°C (0.7°F) lebih tinggi
dari suhu oral.
d. Frdkuensi pernapasan
Frekuensi proses inspirasi dan ekspirasi dalam satuan waktu/menit.
Faktor yang mempengaruhi Respiratory Rate:
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Suhu Tubuh
4) Posisi tubuh
5) Aktivitas
Interpretasi
a. Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
b. Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
c. Apnea : Bila tidak bernapas (Guyton,2013)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan tanda-tanda vital (vital
sign) yang telah dilakukan oleh praktikan didapatkan hasil :
Tekanan darah An. L masih dalam batas normal yaitu 115/75
mmHg.
Denyut nasi pasien An. L masih normal yaitu 76 x/ menit, tidak
takikardi ataupun brakikardi.
Respiratory rate dari pasien normal, yaitu 24 x / menit
Suhu tubuh pasien juga masih dalam rental normal yaitu 36,2 oC
B. SARAN
1. Pasien diharapkan lebih menjaga kesehatannya dikemudian hari,
menjaga pola hidup sehat, istirahat dengan teratur, mengurangi
konsumsi makana dengan rasa pedas.
2. Apabila sakit masih berlanjut maka dapat dikonsultasikan kembali
kepada dokter spesialis.
3. Praktikan mengecek terlebih dahulu peralatan yang hendak digunakan
oleh praktikan tersebut.
4. Praktikan lebih handal dan baik dalam melakukan anamnesis dan
pemeriksaan tanda tanda vital kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA