Anda di halaman 1dari 54

AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA

SEMARANG
Nomor : / /

LAPORAN STATUS KLINIK


NAMA : Wahyu Mumpuni
NIM : 1803104
TEMPAT PRAKTEK : Balkesmas Wilayah Semarang
PEMBIMBING : Dyah Pertiwi Puspitosari, SKM

Tanggal Pembuatan Laporan : 8 April 2021


Kondisi : Kardiorespirasi

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama Anak :An. R
Umur : 1 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Kristen
Nama Orangtua : Ny. M
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kota Semarang

II. DATA – DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. DIAGNOSIS MEDIS
bronkopneumonia

B. CATATAN KLINIS
Hasil radiologi : Gambaran bronkopneumonia

C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT )


Medika mentosa:
Paracetamol syrup
Amionophilin drip
Fisioterapi = Nebulizer: ventolin ½ ampuls , flixode ½ ampuls dan bisolvon 10 tetes

D. RUJUKAN
Pasien atas nama An.R harap diberikan tindakan fisioterapi

III. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN

1
1. ANAMNESIS (Heteroanamnesis)

a. KELUHAN UTAMA :
Orang tua pasien mengeluhkan anaknya batuk berdahak, demam dan disertai
sesak napas

b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Orang tua pasien datang ke fisioterapi dan mengeluhkan anaknya batuk
berdahak, sesak napas disertai demam sudah 2 minggu. Kemungkinan anak
tersebut tertular oleh pamannya yang sudah batuk selama 3 minngu. Anak menjadi
rewel susah tidur dan tidak selera makan dan minum.

c. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA


Demam (+)

d. RIWAYAT PRIBADI
Pasien merupakan anak pertama dan lahir secara normal tanpa mengalami
gangguan tumbuh kembang

e. RIWAYAT KELUARGA
Paman pasien menderita batuk selama 3 minggu, di duga pasien tertular oleh
pamannya
PEMERIKSAAN FISIK

f. TANDA – TANDA VITAL

1) Denyut Nadi : 120x / menit


2) Pernafasan : 36x/ menit
3) Temperatur : 38,2° C
4) Spo2 : 96%
5) Tinggi Badan : 68 cm
6) Berat Badan : 10 kg

g. INSPEKSI

Posture & Bentuk Dada : bentuk dada normal


Pola Nafas : pernapasan cepat, dan pernapasan cuping
hidung
Wajah & Anggota Gerak : wajah terlihat lemas dan pucat

h. PALPASI

Fremitus : normal
Tonus otot : tidak ada spasme dalam otot otot pernapasan
Chest Expansion: normal
Suhu Tubuh : tubuh anak terasa hangat

i. PERKUSI

2
Sonor Hipersonor Redup Pekak

j. AUSKULTASI
Terdengar suara wezzing dan ronchi pada segmen apikal kanan dan kiri

k. GERAK DASAR PERNAFASAN


Pasien mampu melakukan inspirasi dan ekspirasi

l. INTRA PERSONAL
Orang tua pasien mendukung kesembuhan pasien dengan berobat ke dokter
secara rutin dan melakukan terapi

m. FUNGSIONAL DASAR
Pasien mampu miring kanan kiri dan tengkurap
n. FUNGSIONAL AKTIVITAS
NYHA ADL
Masih di bantu oleh orang tua

o. LINGKUNGAN AKTIVITAS
Lingkungan rumah kurang mendukung untuk kesembuhan pasien karena
ventilasi sedikit sehingga tidak ada udara yang masuk.

2. PENGUKURAN KHUSUS

a. NYERI
VAS VDS Lainnya
Tidak dilakukan
b. ANTOPOMETRI
Tidak dilakukan
c. SKALA BORG
Tidak dilakukan

d. SIX MINUTE WALK TEST


Tidak dilakukan
e. LAIN-LAIN (Spirometri dll)
-

B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI (ICF Concept)

Body Function and Body Structure


Adanya batuk berdahak
Adanya sesak napas
Adanya demam

Activities
Pasien mengalami gangguan tidur dan tidak selera makan dan minum
Participation
Anak rewel dan mengalami hambatan untuk bermain karena anak demam

3
C. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI

1. Tujuan
a. Jangka Pendek
Mengurangi frekuensi batuk
Mengurangi frekuensi sesak
b. Jangka Panjang
Melanjutkan jangka pendek
Menjaga aktivitas fungsional pasien

2. Tindakan Fisioterapi

Nebulizer
Postural Drainage
Tapotement (teknik cupping)

3. Tindakan Promotif / Preventif


1.Orang tua diminta agar anak tidak dekat dengan orang yang sedang batuk
2.Membersihkan tempat dan lingkungan pasien
3.Membuka jendela tiap pagi hari supaya sinar matahari dapat masuk ke dalam
ruangan dan terjadi penukaran udara
4.Orang tua diminta agar ventilasi rumah di tambah sehingga banyak udara
yang masuk dalam ruangan
4. Prognosis
Quo ad sanam : baik
Quo ad vitam : baik
Quo ad functional : baik
Quo ad kosmetican : baik

D. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
Nebulizer
-Persiapan alat : Pastikan kabel tidak ada yang terkelupas,dan sudah
terhubung dengan stop kontak.
-Posisi pasien : dipangku oleh orang tuanya
-Posisi terapi: di samping pasien
-Pelaksanaan : Siapkan obat sesuai dengan resep yang
telah dokter berikan. masukan obat sesuai dosis (ventolin ½ ampul, flixotide ½
ampul dan bisolvon 10 tetes) ke dalam tabung nebul, hubungkan alat nebulizer
dengan masker yang telah disiapkan, pasangkan masker hingga menutup hidung
dan mulut pasien, nyalakan alat. Terapi bisa diakhiri bila uap yang dikeluarkan
sudah tidak ada/obat habis. Setelah selesai, matikan alat, lepas masker
dan pisahkan masker yang telah dipakai ke tempat yang telah disediakan

Postural drainage dan Tapotement dengan teknik cupping

Posisi pasien : pasien duduk bersandar dengan kepala lebih tinggi dari jantung
menggunakan bantal 45°.

4
Posisi terapis : di samping pasien
Pelaksanaan : posisikan pasien senyaman mungkin dengan duduk bersandar
kepala lebih tinggi dari kaki bersandar miring kanan dan kiri masing2 posisi lama
terapinya 5 menit.
Berikan tepukan dengan teknik cupping (telapak tangan
membentuk seperti mangkok) pada segmen kedua paru atas
E. EDUKASI
-Orang tua diminta untuk memberikan latihan yang sudah diajrkan terapis
-Orang tua diminta jika anaknya rewel dan ada demam segera periksa kan
kerumah sakit
-Untuk menguragi demam, orang tua diminta untuk memberikan banyak air
minum kepada pasien

F. EVALUASI
Evaluasi penatalaksanaan fisioterapi pada kasus bronkopneumonia anak
sebanyak 4x dengan modalitas Nebulizer, postural drainage dan tapotement
didapat kan hasil sebagai berikut:
T1 : RR = 36x/ menit
Suhu = 38,2° C
Perkusi = redup
T2 : RR = 36x/ menit
Suhu = 38° C
Perkusi = redup
T3 : RR = 33x/menit
Suhu = 37,5°C
Perkusi = hipersonor
T4 : RR = 30x/menit
Suhu = 37° C
Perkusi = Sonor
G. HASIL TERAPI AKHIR
Setelah diberikan terapi sebanyak 4x pada pasien An.R dengan diagnosa
bronkopneumonia dengan modalitas nebulizer, postural drainage dan
tapotement didapatkan hasil :
-penurunn derajat sesak
- penurunan suhu tubuh
-berkurangnya sekret
H. CATATAN PEMBIMBING PRAKTEK

Semarang,

PEMBIMBING PRAKTEK

( ________________________)

NIP

5
DAFTAR PUSTAKA

http://rsprespira.jogjaprov.go.id/fisioterapi-dada-pada-anak-anak/
http://jurnal.akfis-whs.ac.id/index.php/akfis/article/download/42/34
http://eprints.ums.ac.id/26895/15/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-13932-
lampiran%203%20LEAFLEAT%20ESA%20UNGGUL.Image.Marked.pdf

6
AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA
SEMARANG
Nomor : / /

LAPORAN STATUS KLINIK


NAMA : Gede Agus Putra Wiranata
NIM : 1803048
TEMPAT PRAKTEK : Balkesmas Semarang
PEMBIMBING : Dyah Pertiwi Puspitosari, SKM

Tanggal Pembuatan Laporan : ___________________________


Kondisi : Kardiorespirasi

IV. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Ny. Melati
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jalan Seruni no. 10 , Kota Semarang - Jawa tengah

V. DATA – DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. DIAGNOSIS MEDIS
Bronkopneumonia

B. CATATAN KLINIS
 X-Ray  EKG  CT-Scan  MRI  Lab Echocardiograf
Gambaran bronkopneumonia

C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT )


- Nebulizer
- Medika Metosa ( Ventolin 1 Ampul, Flixotide 1 Ampul, Bisolfon 15 tetes )

D. RUJUKAN
Rujukan ke fisioterapi atas nama pasien Ny. Melati agar diberikan terapi pada
kondisi Bronkopneumonia

7
SEGI FISIOTERAPI

E. PEMERIKSAAN

1. ANAMNESIS (Autoanamesis)

a. KELUHAN UTAMA :
Pasien mengeluh adanya badan demam, batuk berdahak. sesak nafas dan nyeri
dada sebelah kiri

b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien dating ke Balkesmas Semarang pada 8 April 2021 dengan keluhan
badan demam disertai dengan batuk berdahak, sesak nafas dan nyeri dada sebelah
kiri sejak lebih dari satu minggu yang lalu. Dahak sulit untuk dikeluarkan dan juga
disertai dengan pusing, nafsu makan berkurang dan saat malam hari sering
terbangun dari tidur karena batuk dan sesak nafas

c. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Disangkal

d. RIWAYAT PRIBADI
Pasien masih beraktifitas dengan normal sebagai ibu rumah tangga seperti
memasak dan kegiatan dirumah

2. PEMERIKSAAN FISIK

a. TANDA – TANDA VITAL


1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Denyut Nadi : 75x/menit
3) Pernafasan : 26x/menit
4) Temperatur : 37,5oC
5) Spo2 : 98%
6) Tinggi Badan : 165cm
7) Berat Badan : 63 kg

b. INSPEKSI

Posture & Bentuk Dada : Normal


Pola Nafas : Nafas cepat ( Takhipnea )
Wajah & Anggota Gerak : Pada saat datang pasien terlihat lesu seperti
kurang tidur untuk anggota gerak normal

c. PALPASI

Fremitus : Adanya getaran pada segmen lobus kiri atas

8
Tonus otot : Tonus otot meningkat disekitar dada bagian depan terutama
sebelah kiri (otot pectoralis mayor)
Chest Expansion: Sangkar thorax mampu inspirasi dan ekspirasi tapi tidak
maksimal serta gerakan inspirasi dan ekspirasi cepat

d. PERKUSI
Sonor Hipersonor Redup Pekak
Terdapat perkusi redup pada paru-paru bagian kiri bagian apical

e. AUSKULTASI
Bronchial Wheezing Crackles Ronchi
Terdapat suara ronchi pada paru-paru kiri bagian lobus apical

f. GERAK DASAR PERNAFASAN


Pasien mampu untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi, sangkar thorax
mampu mengembang dan mengempis saat bernafas tapi tidak maksimal disertai
dengan gerakan pernafasan yang cepat

g. INTRA PERSONAL
Keinginan pasien untuk sembuh tinggi

h. FUNGSIONAL DASAR
Pemeriksaan kemampuan fungsional Menggunakan Indeks Barthel
No. Item yang dinilai Skor
1. Makan 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong lauk, mengoles
mentega dll
2 = Mandiri
2. Mandi 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
gigi, dan bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal mengancing
baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak

9
terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas (berjalan 0 = Immobile (tidak mampu)
di permukaan datar)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri

Hasil dari pemeriksaan Indeks Bartel di kategorikan menjadi 5 kategori


dengan rentang nilai berikut ini :
Skor 20 : Mandiri
Skor 12-19 : Ketergantungan Ringan
Skor 9-11 : Ketergantungan Sedang
Skor 5-8 : Ketergantungan Berat
Skor 0-4 : Ketergantungan Penuh
Didapatkan hasil = 17 (Ketergantungan ringan)

i. FUNGSIONAL AKTIVITAS

10
Pasien masih bisa beraktifitas seperti biasa akan tetapi mengalami keterbatasan
cepat lelah dan sesak pada saat naik turun tangga serta berjalan lebih dari 5 menit

j. LINGKUNGAN AKTIVITAS
Lingkungan pasien mendukung untuk pemulihan dengan rumah bertingkat 2
akan tetapi kamar pasien berada pada lantai dasar serta keluarga tidak ada perokok

3. PENGUKURAN KHUSUS

a. NYERI
VAS VDS Lainnya
Dada sebelah kiri (m. pectoralis)
Nyeri gerak : 4

b. ANTOPOMETRI (Sangkar thorax)

Letak Inspirasi Ekspirasi Selisih


maximal maximal
Axilla 86 cm 85 cm 1 cm
Intercosta 4 & 5 83 cm 81 cm 2 cm
Processus xiphoideus 79 cm 76 cm 3 cm

c. SKALA BORG
Pemeriksaan skala BORG

Nilai Intensitas
0 Tidak sesak sama sekali
0,5 Sesak sangat ringan sekali
1 Sesak sangat ringan
2 Sesak ringan
3 Sesak sedang
4 Sesak kadang berat
5 Sesak berat
6 Sesak berat
7 Sesak sangat berat
8 Sesak sangat berat
9 Sesak sangat berat sekali, hampir maksimum
10 Maksimum

Didapatkan hasil : 3 (sesak sedang)

d. SIX MINUTE WALK TEST

11
Tidak dilakukan

e. LAIN-LAIN (Spirometri dll)


Tidak dilakukan

F. DIAGNOSIS FISIOTERAPI (ICF Concept)

Body Function and Body Structure


-Adanya sesak nafas (pola nafas cepat) , dan kesulitan mengeluarkan dahak (
paru-paru kiri bagian apical)
- Adanya nyeri dan spasme pada otot-otot pernafasan dada sebelah kiri (m.
pectoralis
mayor)
- Adanya keterbatasan mobilisasi sangkar thorax

Activities
Pasien masih bisa beraktifitas dengan biasa tetapi terbatas karena adanya
sesak nafas

Participation
Pasien mengalami keterbatasan dalam rekreasi keluarga ke tempat yang
hawanya dingin

G. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI

1. Tujuan
a. Jangka Pendek
- Mengurangi sesak nafas dan membantu mempermudah pengeluaran
secret/dahak (paru-paru kiri bagian apical)
- Menurunkan nyeri dan spasme otot-otot pernafasan dada sebelah kiri (m.
pectoralis mayor)
- Meningkatkan mobilisasi sangkar thorax

b. Jangka Panjang
- Melanjutkan tujuan jangka pendek dan meningkatkan aktifitas fungsional
pasien

2. Tindakan Fisioterapi

- Nebulizer
- Breathing Exercise
- Postural Drainage
- Tapotement
- Latihan Batuk ( Coughing Exercise)
- Expansi Sangkar Thorax Exercise
- Edukasi

12
3. Tindakan Promotif / Preventif
- Menghindari asap rokok dan udara dingin serta memakai masker
- Istirahat ketika terjadi sesak nafas saat sedang beraktivitas

H. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Nebulizer
Nebulizer ( Ventolin 1 Ampul, Flixotide 1 Ampul, Bisolfon 15 tetes )
Persiapan Alat :
- Cek kabel & alat berfungsi dengan baik
- Pastikan alat higienis/ sudah disterilisasi
Persiapan Pasien :
- Posisikan pasien duduk dengan sandaran
- Memberikan informasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada
saat pemberian alat serta tujuannya
Pelaksanaan
- Taruh alat di tempat yang rata
- Masukan obat-obat yang akan digunakan ke dalam tempat obat
- Pasang selang nebul ke wadah yang sudah berisikan obat
- Nyalakan mesin (on) dan pastikan keluar uap
- Pasangkan masker pada pasien dan pastikan tanpa celah serta posisikan
tempat obat tegak lurus agar tidak tumpah
- Tunggu cairan habis , ketika sudah habis matikan alat ( lepas masker
nebul dan rapihkan alat seperti semula

2. Breathing exercise ( Breathing control )


- Instruksikan pasien untuk bernafas seperti biasa , menarik nafas Panjang
lalu tahan 2-3 detik lalu hembuskan secara gantle / perlahan-lahan

3. Postural Drainage
Pelaksanaan Terapi
- Posisikan pasien sesuai dari hasil auskultasi dengan lobus dan letak paru
yaitu paru kiri bagian apical
- letak sputum pada paru-paru kiri apical yaitu duduk dengan membungkuk
(bisa memakai bantal untuk diletakan di paha) untuk mengalirkan sputum
ke bronkus utama

4. Tapotement
Pelaksaan Terapi :
- Dilakukan dengan menepuk-nepuk menggunakan telapak tangan dengan
bentuk seperti mangkok secara ritmik dan berirama pada dinding thorax,

13
dan daerah costa samping kiri. Biasanya pelaksaan ini bersamaan dengan
pemberian Postural Drainage

5. Coughing Exercise
Pelaksaan Terapi :
- Intruksikan pasien untuk bernafas dalam serta hembuskan secara perlahan
seperti biasa
- Pada saat bernafas ke 3 tarik nafas dalam lalu hembuskan saat di
pertengahan nafas tahan 2-3 detik lalu batukkan 2x

6. Ekspansi Sangkar Thorax


Pelaksanaan Terapi :
- Posisi pasien tidur terlentang dengan posisi terapis di samping pasien
- Letakkan kedua telapak tangan terapis pada bagian apical dada pasien
- Instruksikan pasien untuk memfokuskan manarik nafas pada bagian dada
yang tersentuh terapis dan pada saat ekspirasi terapis memberikan sedikit
kompresi di akhir ekspirasi dengan 6-8x pengulangan
-
7. Edukasi
- Pasien disarankan untuk melakukan Latihan dirumah seperti Latihan
batuk disertai dengan posisi yang sudah diajarkan terapis
- Pasien disarankan untuk tidak melakukan kegiatan berat serta menjaga
pola makan yang sehat
- Pasien disarankan untuk membawa minyak kayu putih ketika bepergian
ke tempat yang dingin

Terapi dilakukan 2x

I. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : bonam
Quo ad fungsional : bonam
Quo ad cosmetican : bonam

J. EVALUASI
Evaluasi penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bronkpneumonia sebanyak
2x dengan modalitas Nebulizer, Breathing Exercise, Postural Drainage ,
Tapotement, Latihan Batuk ( Coughing Exercise), Expansi Sangkar Thorax
Exercise terdapat hasil sebagai berikut :

Tabel Skala Borg

14
Sesak Nafas T1 T2
3 2

Tabel Skala VAS

Nyeri T1 T2
Gerak 4 3

Tabel Mobilisasi Sangkar Thorax

Letak T1 (Selisih In-Ekspirasi) T2 (Selisih In-Ekspirasi


Axilla 1 cm 2 cm
Intercostalis 4&5 2 cm 3 cm
Processus 3 cm 5 cm
Xipoideus

Tabel Indeks Barthel

T1 T2
17 19
Berdasarkan hasil diatas terjadi peningkatan fungsional pasien pada T1 = 17
menjadi T2 = 19

K. HASIL TERAPI AKHIR


Setelah diberikan terapi sebanyak 2x pasien dengan nama Ny. Melati usia 52
tahun dengan modalitas modalitas Nebulizer, Breathing Exercise, Postural
Drainage , Tapotement, Latihan Batuk ( Coughing Exercise), Expansi Sangkar
Thorax Exercise terdapat hasil sebagai berikut :

- Adanya penurunan sesak nafas serta lebih mudah untuk pengeluaran dahak
- Menurunnya derajat nyeri dan spasme pada otot pectoralis mayor
- Adanya peningkatan mobilisasi sangkar thorax
- Adanya peningkatan aktivitas fungsional pasien

L. CATATAN PEMBIMBING PRAKTEK

15
_____________,____________ 20

PEMBIMBING PRAKTEK

( ________________________)
NIP

16
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Akhmad Alfajri. (2018). PENGARUH CHEST THERAPY DAN INFRA RED
PADA BROCHOPEUNOMIA. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR) , 2, 1-
16.

SETYAWAN, M. F. (2015). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi


Bronkopneumonia Di Balai Besar Pelayanan Kesehatan Paru Masyarakat
Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Westerdal, E, Linmark, B, Ericksson , T, Friberg, O, Hedensiterna , G & Tenling, A.


2005. Deep breathing exercises reduce atelectasis and improve pulmonary
function after coronary after baypass surgery. Di peroleh 3 Januari 2015 dari
http://chestjournal.chestpubs.org/content/128/5/3482.full.html
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/56/5

17
AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA
SEMARANG
LAPORAN STATUS KLINIK

NAMA : Yosep Andrian S


NIM : 1803107
TEMPAT PRAKTEK : BALKESMAS Wilayah Semarang
PEMBIMBING : Dyah Pertiwi Puspitosari, SKM

Tanggal Pembuatan Laporan : 10 April 2021


Kondisi : Kardiorespirasi

VI. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Ny. B
Umur : 44 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Krapyak, Semarang Barat

VII. DATA – DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. DIAGNOSIS MEDIS
Asma

B. CATATAN KLINIS
 X-Ray  EKG  CT-Scan  MRI  Lab Echocardiograf
-
C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT )
Medika mentosa : ventolin 1 ampuls

18
D. RUJUKAN
Rujukan dari dokter spesialis paru, mohon lakukan proses fisioterapi pada Ny. B
dengan diagnosis asma, dengan nebulizer dan infrared

VIII. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN

1. ANAMNESIS (AutoAnamnesa)

a. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh sesak napas disertai batuk berdahak

b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien mengalami sesak napas disertai batuk berdahak sejak 2 hari yang lalu
semenjak pasien minum es disuatu acara keluarga, pasien juga memiliki
riwayat asma yang bisa kambuh ketika cuaca sangat dingin, sesak napas pasien
semakin meningkat jika pasien melakukan aktivitas yang berlebihan

c. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien ada juga yang memiliki riwayat penyakit yang sama yaitu
asma

d. RIWAYAT PRIBADI
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, yang pekerjaan sehari hari nya
dikerjakan oleh seorang diri

19
2. PEMERIKSAAN FISIK

a. TANDA – TANDA VITAL


1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2) Denyut Nadi : 80x/menit
3) Pernafasan : 26x/menit
4) Temperatur : 36.5 C
5) Spo2 : 98 %
6) Tinggi Badan : 157cm
7) Berat Badan : 52 kg

b. INSPEKSI

Posture & Bentuk Dada : bentuk dada simetris


Pola Nafas : pola nafas cenderung dangkal
Wajah & Anggota Gerak : normal

c. PALPASI

Fremitus : normal
Tonus otot : ada spasme di otot bantu pernapasan SCM
Chest Expansion: sangkar thorak pasien mampu mengembang dan mengempis
namun kurang maksimal

d. PERKUSI
Sonor Hipersonor Redup Pekak
e. AUSKULTASI
Bronchial Wheezing Crackles
f. GERAK DASAR PERNAFASAN
Pasien mampu melakukan inspirasi dan ekspirasi namun rongga dada kurang
mengembang mengempis dengan maksimal

20
g. INTRA PERSONAL
Pasien memiliki keinginan dan semangat yang tinggi untuk sembuh

h. FUNGSIONAL DASAR
pasien mampu berpindah dari posisi tdur ke duduk, duduk ke berdiri, dan berdiri ke
berjalan tanpa disertai sesak

i. FUNGSIONAL AKTIVITAS
NYHA Lainnya
Pasien sangat terganggu ketika melakukan aktivitas sehari hari karena sesak
napas yang dialami nya jika pasien terlalu lelah

j. LINGKUNGAN AKTIVITAS
Lingkungan rumah pasien kurang mendukung akibat adanya polusi udara dari
pabrik

3. PENGUKURAN KHUSUS
a. NYERI
VAS VDS Lainnya
Nyeri tekan 3 pada otot SCM

b. ANTOPOMETRI
Letak Ispirasi Ekspirasi Selisih
Upper (Axilla) 83,5 cm 83 cm 0,5 cm
Midle (Papile mame) 79 cm 78 cm 1 cm
Lower (Proc. Xpyhoideus) 75 cm 74 cm 1 cm

c. SKALA BORG
didapat hasil 4 (sedikit berat)

d. SIX MINUTE WALK TEST


tidak dilakukan

21
e. LAIN-LAIN (Spirometri dll)
tidak dilakukan

Pathway Asma

B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI (ICF Concept)

Body Function and Body Structure


 Adanya sesak nafas dan batuk berdahak
 Adanya nyeri tekan pada otot SCM
 Adanya penurunan ekspansi sangkar thorak
 Adanya spasme otot bantu pernapasan
Activities
 Pasien mengalami gangguan dalam aktivitas sehari hari nya akibat sesak
nafas

22
Participation
 Pasien mengalami sedikit hambatan untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitar

C. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI


1. Tujuan
a. Jangka Pendek
 Mengurangi sesak nafas
 Mengurangi nyeri
 Mengurangi sputum
 Mengurangi spasme otot
 Meningkatkan ekspansi sangkar thorak
b. Jangka Panjang
 Lanjutan dari tujuan jangka panjang
 Meningkatkan kemampuan fungsional pasien

2. Tindakan Fisioterapi

 Nebulizer
 Positioning
 Infra Red
 Edukasi
 Breathing exercise

3. Tindakan Promotif / Preventif


 Pasien dianjurkan untuk mengurangi konsumsi air dingin agar tidak
terjadi sesak nafas
 Pasien dianjurkan untuk selalu memakai masker jika bepergian agar
terhindar dari polusi dan asap rokok
 Pasien dianjurkan untuk memakai jaket yang tebal jika cuaca sedang
dingin

23
 Pasien dianjurkan untuk istirahat terlebih dahulu jika terlalu lelah agar
tidak timbul sesak nafas yang terlalu serius, atau pasien bisa dianjurkan
untuk menyewa ART, agar aktivitas dalam rumah sedikit ringan

D. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
Nebulizer Ventolin 1 Ampuls
1. Persiapan alat
 Cek kabel
 Pastikan alat berfungsi dengan baik
2. Persiapan pasien
 Posisikan pasien dengan posisi duduk
 Informasikan pada pasien tujuan, sensasi yang akan di rasakan dan
apa yang boleh dan tidak boleh di lakukan pada saat terapi
3. Pelaksanaan
 Taruh alat di tempat rata
 Masukkan ventolin 1 ampuls dalam tempat obat
 Pasang selang nebul ke wadah berisi obat
 Tekan tombol ON pada mesin dan pastikan keluar uap
 Pasangkan masker pada px pastikan tanpa ada cela dan tempat obat
tetap tegak lurus
 Tunggu hingga cairan obat habis
 Kemudian tekan tombol OFF pada mesin, setelah itu lepas masker
nebul dan rapihkan kembali seperti semula
Infra Red
 Persiapan Alat : cek kabel dan pastikan alat berfungsi dengan baik
 Persiapan Pasien : tes sensabilitas panas dingin pada area yang diterapi, dan
pastikan area yang diterapi bebas dari pakaian dan logam, serta pasien
dianjurkan untuk tidak melihat ke arah sinar infra red, atau pasien bisa
diberikan penutup mata
 Pelaksanaan alat : arahkan sinar infra red pada yang area yang diterapi
dengan posisi tegak lurus, dengan jarak 45 cm dan waktu 15 menit, seiring

24
waktu berjalan, terapis sambil evaluasi sensasi yang dirasakan pasien. Setelah
selesai matikan alat dan kembalikan ke tempat semula

Positioning For Relaxation


Ketika pelaksanaan IR, pasien dapat diberikan juga program positioning for
relaxation, dengan posisi pasien menyandar tembok atau bantal, sehingga
posisi pasien adalah posisi setengah tidur, dan pasien juga bernafas lewat
hidung dan keluarkan lewat mulut secara gentle

Latihan Batuk Efektif


 Posisi pasien : duduk tegap
 Posisi terapis : disamping pasien memberikan contoh serta instruksi apa
yang harus dilakukan pasien
 Pelaksanaan :
 Tarik nafas pelan & dalam dengan pernafasan diafragma selama 3 kali
 Pada inspirasi dan ekspirasi yang ke 3,ketika inspirasi pasien diminta
tahan nafas 2 detik atau hitung sampai 2 hitungan
 Dan ketika ekspirasi, pasien diminta untuk membatukkan sebanyak 2
kali dengan mulut sedikit terbuka. Batuk pertama akan melepaskan
seret atau mucus dari tempatnya dan batuk kedua akan mendorong
keluar mucus tersebut.
 Pause / tahan
 Tarik nafas pelan dengan dengusan ringan (sniffing gently). Perlu
diingat bahwa menarik nafas keras sesudah batuk dapat menyebabkan
batuk kembali dan ini justru mendorong mucus masuk kedalam paru –
paru lagi

Mobilisasi Sangkar Thorax

 Posisi pasien : duduk bersandar


 Posisi terapis : didepan atau disampinng pasien sambil memberikan
instruksi kepada pasien

25
 Pelaksanaan : pasien diminta untuk menarik napas sambil mengangkat
kedua tangan keatas melewati kepala. Kemudian terapis menginstruksikan
kepada pasien untuk menurunkan kedua lengan kembali kesisi tubuh
sambil menghembuskan napas secara perlahan lahan

E. PROGNOSIS
Quo ad vitam : baik
Quo ad sanam : baik
Quo ad fungsional : baik
Quo ad cosmetican : baik

F. EVALUASI
1. Evaluasi Nyeri
Pada T1 didapat hasil nyeri tekan 3, dan untuk T4 didapat penurunan derajat
nyeri menjadi 0 untuk nyeri tekan
2. Evaluasi Sesak Nafas
Pada T1 didapat hasil 4 untuk skala borg nya, dan pada T4 didapat hasil 1
untuk skala borg nya
3. Evaluasi Sangkar Thorax
T1
Letak Ispirasi Ekspirasi Selisih
Upper (Axilla) 83,5 cm 83 cm 0,5 cm
Midle (Papile mame) 79 cm 78 cm 1 cm
Lower (Proc. Xpyhoideus) 75 cm 74 cm 1 cm

T4
Letak Ispirasi Ekspirasi Selisih
Upper (Axilla) 83 cm 83 cm 0 cm
Midle (Papile mame) 78 cm 78 cm 0 cm
Lower (Proc. Xpyhoideus) 74 cm 74 cm 0 cm

26
G. HASIL TERAPI AKHIR
Pasien atas nama Ny. B usia 44 tahun, dengan diagnosis asma, setelah dilakukan
tindakan fisioterapi sebanyak 4x didapatkan hasil berkurangnya nyeri, sesak nafas,
retensi sputum, spasme otot SCM, dan peningkatan ekspansi sangkar thorak

27
DAFTAR PUSTAKA

Adiyati, D. P. (2018). Efektivitas Nebulizer-Batuk Efektif dalam Pengeluaran Sputum pada


Pasien Asma di RSUD Caruban. Skripsi. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
dr.Irawaty D, d. A. (2017). Terapi Inhalasi Nebulisasi. Makassar.
Kuswardani, D. P. (2017). Pengaruh Nebulizer, Infra Red, Chest Therapy terhadap Asma
Bronchiale
https://yasinaron1545.blogspot.com/2016/12/laporan-pendahuluan-asma.html
Hasanah, D. U.. (2016). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik
Di RSKP Respira Yogyakarta. KTI. Universitas Muhammadiyah Surakarta

28
AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA
SEMARANG
Nomor : / /

LAPORAN STATUS KLINIK


NAMA : ALEXANDRO DAGUS
NIM : 1803011
TEMPAT PRAKTEK : BALKESMAS WILAYAH SEMARANG
PEMBIMBING : Dyah Pertiwi Puspitosari,SKM

Tanggal Pembuatan Laporan : 10 April 2021


Kondisi : Kardiorespirasi

IX. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : Muhammad Naufal
Umur : 17 Thn
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Pekerjaan : pelajar
Alamat : Salatiga

X. DATA – DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. DIAGNOSIS MEDIS
BRONKITIS

B. CATATAN KLINIS
Informasi yang di dapat dari pemeriksaan rontgent pada tedapat bronchitis.

C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT )


Menggunakan obat penurun panas
Nebulisasi (Ventolin l ampul,flixatide l ampul)

D. RUJUKAN
Rujukan ke fisioterapi atas nama pasien Muhammad Naufal agar diberikan terapi pada
kondisi Bronkitis

29
XI. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN

1. ANAMNESIS
a. KELUHAN UTAMA :
Pasien mengeluhkan panas,batuk berdahak dan sesak napas sejak empat
hari yang lalu

b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke fisioterapi dengan keluahan panas,batuk
berdahak dan sesak napas sejak empat hari lalu.panas reda setelah
minum obat penurun panas .dan pasien tidak bisa mengeluarkan
dahak.

c. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien tidak memimilikim riwayat penyakit di pernapasan

d. RIWAYAT PRIBADI
Pasien masih beraktifitas dengan normal sebagai pelajar dengan mekukan
kegiatan seperti kerja kelompok dengan teman dan untuk kegiatan olahraga
pasien teganggu

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. TANDA – TANDA VITAL

1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg.


2) Pernafasan : 28x / meint
3) Temperatur : 38o C
4) Spo2 : 97%
5) Tinggi Badan : 160cm
6) Berat Badan : 45 Kg
7) Heart Rate : 109 x / menit

b. INSPEKSI

1) Posture & Bentuk Dada : Pectus excavatum (funnel chest)


2) Pola Nafas : Dysnea (nafas pendek dan sulit)
3) Wajah & Anggota Gerak : adanya kelemahan respirasi, masih
bisa menggerakan anggota gerak secara normal

c. PALPASI
-Suhu general hangat
- adanya spasme pada otot pectoralis mayor

30
d. PERKUSI
suara sonor

e. AUSKULTASI
Ronkhi

f. GERAK DASAR PERNAFASAN


Pasien mampu untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi, sangkar thorax
mampu mengembang dan mengempis saat bernafas tapi tidak maksimal
disertai dengan gerakan pernafasan yang cepat

g. INTRA PERSONAL
Pasien mempunyai semangat untuk sembuh.

h. FUNGSIONAL DASAR
Pasien biasa melakukan gerakan dari tidur ke duduk dari duduk ke berdiri

i. FUNGSIONAL AKTIVITAS
Aktivitas pasien terganggu karena adanya batuk berdahak dan sekak nafas

j. LINGKUNGAN AKTIVITAS
Lingkungan rumah mendukung dalam proses kesembuhan pasien dan tidak
menghambat aktifitas pasien,

3. PENGUKURAN KHUSUS
a. NYERI
VAS : Tekan : 5
Diam : 2
Gerak : 3

b. SKALA BORG

nilai Intensitas
0 Tidak sesak sama sekali
0,5 Sesak sangat ringan sekali
1 Sesak sangat ringan
2 Sesak ringan
3 Sesak sedang
4 Sesak kadang berat
5 Sesak berat
6
7 Sesak sangat berat
8
9 Sesak sangat berat sekali kadang
maksimum
10 Maksimum

31
Hasil pasien 4 (sesak kadang berat )

c. LAIN-LAIN (Spirometri dll)

B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Body Function and Body Structure


 Adanya sesak nafas (pola nafas cepat) , dan kesulitan mengeluarkan
dahak ( paru-paru kiridan kanan bagian apical)
 Adanya nyeri dan spasme pada otot-otot pernafasan ( pectoralis mayor)
2. Activities
Pasien sulit melakukan aktifitas sehari hari karena adanya batuk dan sesak
nafas

3. Participation
Pasien mengalami keterbatasan dalam kegiatan pembelajaran kelompok
dengan teman karena adanya asap rokok

C. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI

1. Tujuan
a. Jangka Pendek
Mengeluarkan dahak
sesak nafas
nyeri
spasme otot pectoralis mayor

b. Jangka Panjang
Melanjutkan tujuan jangka pendek
Mengembalikan fungsional pasien

2. Tindakan Fisioterapi
a. breathing exercise
b. postural drainage
c. Coughing exrcise
d. Tapo temen
e. Nebulisasi (Ventolin lampul,flixatide lampul)

3. Tindakan Promotif / Preventif

 Menghindari asap rokok serta memakai masker


 Istirahat ketika terjadi sesak nafas saat sedang beraktivitas

32
4. Eduaksi :
a. Pasien dianjurkan untuk menggunakan masker saat melakukan aktifitas
dengan yang perokok aktif
b. Pasien dianjurkan untuk latihan mandiri di rumah yang sesuai diberikan
fisioterapi

D. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Breathing exercise ( Breathing control )
 Instruksikan pasien untuk bernafas seperti biasa , menarik nafas
Panjang lalu tahan 2-3 detik lalu hembuskan secara gantle / perlahan-
lahan

2. postural drainage
 Posisikan pasien sesuai dari hasil auskultasi dengan lobus dan letak
paru yaitu paru kiridan kanan bagian apical
 pasien diposisikan dengan membungkuk untuk mengalirkan sputum ke
bronkus utama

3. Coughing exrcise
 Duduklah di kursi penyangga dengan kaki menapak di lantai
 pasien disuruh Angkat lengan di atas kepala dan saat angkat sambal
menarik napas dalam-dalam.
 Tahan napas Anda dalam posisi ini sebentar.
 Dengan cepat dan kuat membungkuk ke depan dari pinggul dan coba
batuk beberapa kali berturut-turut.
 Ulangi jika perlu untuk mengeluarkan semua lender

4. Tapotement
 Dilakukan dengan menepuk-nepuk menggunakan telapak tangan
dengan bentuk seperti mangkok secara ritmik dan berirama pada
dinding thorax, dan daerah costa samping kiri dan kanan. Biasanya
pelaksaan ini bersamaan dengan pemberian Postural Drainage

5. Nebulisasi (Ventolin 1ampul,flixatide 1 ampul)


1. Persiapan alat
- Cek kabel
- Pastikan alat berfungsi normal

2. Pesiapan pasien
- Posisikan pasien dengan posisi duduk
- Menberitaukan pada pasien tujuan dana pa yanga akan dirasakan

3. Pelaksanaan
- Simpan alat pada tempat rata
- Masukan obat Ventolin l ampul,flixatide l ampul dalam tempat obat
- Pasang selang nebul ke wadah berisi obat
- Pasangkan masker pada pasien pastikan masker lurs

33
- Nyalakan mesin dan pastikan keluar obat
- Tunggu cairanobst habis
- Matikan mesin
- Setelah itu lepas masker nebul dan rapikan kembali seperti semula

E. PROGNOSIS
 Qua ad vitam : baik
 Qua ad sanam : baik
 Qua ad fungsional : baik
 Qua ad cosmeticam : baik

F. EVALUASI
Setelah dilakukan terapi selama lima kali pasien menganlami perubahan
 nyeri berkurang
- Diam =1
- Tekan =3
- Gerak =1,5
 Sesak nafas pasien berkurang dari nilai 4 menjadi nilai 1
 Aktifitas pasien tidak terganggu
 Sepasme pada otot otot pectoralis mayor berkurang

G. HASIL TERAPI AKHIR


Setelah dilakukan terapi pada pasien Muhammad Naufal dengan modalitas
Breathing exercise ( Breathing control ),postural drainage,Coughing exrcise,
Tapo tement, Nebulisasi (Ventolin 1ampul,flixatide 1 ampul) terdapat hasil
sebagai berikut
- Adanya penurunan sesak nafas serta lebih mudah untuk pengeluaran dahak
- Menurunnya derajat nyeri dan spasme pada otot pectoralis mayor
- Adanya peningkatan aktivitas fungsional pasien

H. CATATAN PEMBIMBING PRAKTEK

_____________,____________ 20

34
PEMBIMBING PRAKTEK

( ________________________)
NIP

DAFTAR PUSAKA

https://www.dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/fisioterapi-dada
https://www.childrensmn.org/educationmaterials/childrensmn/article/15243/coughing-
exercise/
https://www.halodoc.com/kesehatan/bronkitis
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BRONKITIS KRONIS DI
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
SURAKARTA . UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, ADHIM
KUMALA MURTI

35
AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA
SEMARANG
Nomor : / /

LAPORAN STATUS KLINIK


NAMA : Teodosius Dhany Laksono
NIM : 1803102
TEMPAT PRAKTEK : Balkesmas Wilayah Semarang
PEMBIMBING : Dyah Pertiwi Puspitosari,SKM

Tanggal Pembuatan Laporan : ___________________________


Kondisi : Kardiorespirasi

XII. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama :A
Umur : 7 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kota Semarang

XIII. DATA – DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. DIAGNOSIS MEDIS
Asma

B. CATATAN KLINIS

C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT )


Medika mentosa ( resep dari dokter)
Ventolin 1 amplus

D. RUJUKAN
Pasien dirujuk dari dokter untuk mendaptkan penangan lebih lanjut di belkesmas
semarang

XIV. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN

1. ANAMNESIS

a. KELUHAN UTAMA :
Pasien mengeluhkan sesak nafas dan disertai dengan batuk

36
b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke Balaikesmas semarang dengan keluhan sesak nafas yang
disertai dengan batuk yang sudah dirasakan dari hari kemarin.

c. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien merupakan penderita asma dari 2 tahun yang lalu.

d. RIWAYAT PRIBADI
Pasien memiliki hobi bersepeda dan apabila melakukannya berlebih
mengalami kelelahan fisik menimbulkan sesak nafas

e. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien yaitu ibu pasien merupakan penderita Asma

2. PEMERIKSAAN FISIK

a. TANDA – TANDA VITAL


1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Denyut Nadi : 80x/menit
3) Pernafasan : 37x/menit
4) Temperatur : 37 0C
5) Spo2 : 95%
6) Tinggi Badan : 110cm
7) Berat Badan : 30kg

b. INSPEKSI

Posture & Bentuk Dada : posture badan pasien agak membungkuk


yang disebabkan sesak nafas dan bentuk
dada Pigeon Chest (pectus carinatum)
Pola Nafas : Pola pernafasan pasien menggunakan dada
Wajah & Anggota Gerak : Pasien tampak lemah dan pucat

c. PALPASI
Suhu tubuh : normal
Vocal Fremitus : normal
Expansi thorax : simetris
Ada nyeri dan spasme pada pada otot m. Scaleni, dan m.
Sternocleidomastoid

d. PERKUSI
Sonor (+)

37
e. AUSKULTASI
Suara nafas
1. Wheezing ( + )

f. GERAK DASAR PERNAFASAN


Pasien dapat melakukan inspirasi dan ekspirasi tidak maksimal

g. INTRA PERSONAL
Pasien memiliki semangat untuk sembuh dan mau mengikuti instruksi terapis

h. FUNGSIONAL DASAR
pasien mampu berpindah dari posisi tidur ke duduk, duduk ke berdiri, dan
berdiri ke berjalan yang disertai dengan sesak

i. FUNGSIONAL AKTIVITAS
Pemeriksaan kemampuan fungsional Menggunakan Indeks Barthel dengan
hasil nilai 12 (ketergantungan sedang)

No. Item yang dinilai Skor

1. Makan 0 = Tidak mampu

1 = Butuh bantuan memotong lauk,


mengoles mentega dll
2 = Mandiri

2. Mandi 0 = Tergantung orang lain


1 = Mandiri

3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain

1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut,


gigi, dan bercukur

4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain


1 = Sebagian dibantu (misal mengancing

baju)
2 = Mandiri

38
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)

2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)

6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)

1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)


2 = Kontinensia (teratur)

7. Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain


toilet
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri

8. Transfer 0 = Tidak mampu

1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)

2 = Bantuan kecil (1 orang)


3 = Mandiri

9. Mobilitas
0 = Immobile (tidak mampu)
(berjalan di
permukaan 1 = Menggunakan kursi roda
datar)
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti, tongkat)

10. Naik turun 0 = Tidak mampu


tangga
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri

Hasil dari pemeriksaan Indeks Bartel di kategorikan menjadi 5 kategori dengan


rentang nilai berikut ini :
Skor 20 : Mandiri

39
Skor 12-19 : Ketergantungan Ringan
Skor 9-11 : Ketergantungan Sedang
Skor 5-8 : Ketergantungan Berat
Skor 0-4 : Ketergantungan Penuh

j. LINGKUNGAN AKTIVITAS
Lingkungan rumah pasien 2 lantai dan dianjurkan pasien tidak naik turun
tangga karena pada mempengaruhi sesak nafasnya dan anggota keluarga
yaitu ayahnya merupakan perokok aktif

3. PENGUKURAN KHUSUS

a. NYERI (VAS)
pengukuran nyeri pada otot m. Scaleni, dan m. Sternocleidomastoid
Nyeri diam : 2 (nyeri ringan)
Nyeri tekan : 3 (nyeri ringan)
Nyeri gerak : 3 (nyeri ringan)

b. ANTOPOMETRI
Pengukuran xpansi sangkar thorax

Inspirasi Ekspirasi Selisih


. Axilla 74cm 72cm 2cm
c ICS 4 & 5 73cm 71cm 2cm
. Processus Xyphoideus 68cm 66cm 2cm
SKALA BORG
Tidak dilakukan

d. SIX MINUTE WALK TEST


Tidak dilakukan

e. LAIN-LAIN (Spirometri dll)


Tidak dilakukan

Pathway Asma

40
Kelelahan fisik

B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI (ICF Concept)

Body Function and Body Structure


- Adanya sesak nafas
- Adanya nyeri dada
- Adanya sputum
- Adanya nyeri dan spasme pada otot Scaleni dan otot
sternocleidomastoideus
- Adanya penurunan ekspasi sangkar thoraks

Activities
Pasien kesulitan melakukan aktivitas sebagai pelajar dan melakukan aktivitas
sehari-hari karena masih harus perawatan ke fisioterapi

Participation
Pasien belum mampu bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan rumah

C. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI

1. Tujuan
a. Jangka Pendek
- Menurunkan sesak nafas
- Mengurangi sputum

41
- Meningkatkan ekspansi thoraks
- Mengurangi nyeri dan spasme otot Scaleni dan otot
sternocleidomastoideus

Jangka Panjang
- Meneruskan tujuan jangka pendek –
- Meningkatkan aktivitaa fisik dan kemampuan fungsional secara
maksimal

2. Tindakan Fisioterapi
1. nebulisasi (ventolin 1 amplus)
2. Infrared
3. Positioning for relaxation dengan posisi semi fowler

3. Tindakan Promotif / Preventif


 Memakai jaket apabila cuaca dingin
 Menghindari polusi apabila pasien berada didaerah yang polusi
maka pasien dianjurkan untuk memakai masker
 Istirahat jika sesak nafas / nyeri dada saat sedang melakukan
aktivitas

D. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1. Nebulizer ( ventolin 1 ampuls)
Persiapan alat
 Cek kabel
 Pastikan alat berfungsi dengan baik

Persiapan pasian
 Posisikan pasien dalam keadaan tegak baik saat posisi
duduk maupun tiduran dan untuk anak-anak dapat
diposisikan duduk dipangku oleh ibunya
 Terapis menjelaskan dan informasikan kepada pasien
mengenai tujuan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat
proses terapi berlangsung

Pelaksanaan
 Taruh alat nebulizer pada tempat yang rata
 Pastikan tangan terapis dalam keadaan yang bersih sebelum
membuka obat.
 Kemudian masukan ventolin 1 ampuls pada tempat obat di
nebulizer
 Pasang selang nebulizer ke wadah berisi obat

42
 Tekan tombol On untuk menyalakan mesin dan pasikan
keluar asap
 Pasangkan masker pada pasien tanpa ada cela sedikitpun
dan pastikan tempat obat tetap tegak lurus
 Tunggu hingga obat habis, kemudian tekan tombol Off untuk
mematikan mesin
 Kemudian lepaskan masker nebul pada pasien dan bersihkan
alat nebul yang sudah pakai,selanjutnya rapikan dan
kembalikan ke tempat semula.

2. Infared (IR)
Persiapan alat
 Cek kabel
 Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik
Persiapan pasien
 Lakukan tes sensabilitas (panas dingi)
 Pastikan area badan pasien yang akan diterapi terhindar dari
pakaian ,logam maupun asesoris lainnya
 Terapi menjelaskan kontraindikasi pada pasien ( adanya luka
bakar, odem dll)
Penatalaksanaan
 Arahkan sinar infrared pada area yang diterapi dengan posisi
tegak lurus
 Atur jarak 40cm dan waktunya 15 menit
 Pastikan terapis selalu mendampingi dan menanyakan
sensasi yang dirasakan pasien ketika proses penyinaran infa
red
 Setelah selesai matikan alat dan kembalikan ketempat
semula

4. Positioning for relaxation


Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala dan
dada setinggi 450 dengan menggunakan gaya gravitasi untuk membantu
pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada
diafragma. sehingga dapat memberi kenyamanan saat tidur dan dapat
mengurangi kondisi sesak nafas pada pasien asma saat terjadi serangan

E. PROGNOSIS
Qua ad vitam : baik
Qua ad sanam : baik
Qua ad fungsional : baik
Qua ad cosmeticam : baik

43
F. EVALUASI
Evaluasi vital sign
1. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2. Denyut Nadi : 90x/menit
3. Pernafasan : 27x/menit
4. Spo2 : 97%

Evaluasi pengukuran expansi sangkar thorax

Inspirasi Ekspirasi Selisih


Axilla 76cm 74cm 2cm
ICS 4 & 5 75.5cm 73cm 2.5cm
Processus Xyphoideus 70,5cm 68cm 2,5cm

Evaluasi nyeri (vas)


Pengukuran nyeri pada otot m. Scaleni, dan m. Sternocleidomastoid
 Nyeri diam : tidak nyeri
 Nyeri tekan : 2 (nyeri ringan)
 Nyeri gerak : 2 (nyeri ringan)

G. HASIL TERAPI AKHIR


Setelah dilakukan bebrapa terapi pasien mengalami perbaikan. hal ini
dapat dilihat dari hasil evaluasi yang menyatakan pasien mengalami
penurunan sesak , menurunnya nyeri dan spasme pada otot m. Scaleni, dan
m. Sternocleidomastoid, dan ekspansi thoraks pasien mengalami
peningkatan.

H. CATATAN PEMBIMBING PRAKTEK


_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_____________,____________ 20

PEMBIMBING PRAKTEK

( ________________________)

44
DAFTAR PUSTAKA
Suci Amanati,Fitratun Najizah,Jihan Istifada.2020.Pengaruh Nebulizer, Ifra Red
dan Chest Physiotherapy pada Asma Bronchiale. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
(JFR) Vol. 4, No. 2
Refi Safitri, Annisa Andriyani.2011. Kefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler
Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien Asma. GASTER, Vol. 8, No. 2
Kuswardani, Didik Purnomo, Suci Amanati. 2017.Pengaruh Nebulizer, Infra Red
danChest Therapy terhadap Asma Bronchiale. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
(JFR) Vol. 1, No. 1
https://yasinaron1545.blogspot.com/2016/12/laporan-pendahuluan-asma.html
https://blog-ruangguru.blogspot.com/2017/04/patofisiologi-dan-pathway-asma.html

45
AKADEMI FISIOTERAPI WIDYA HUSADA
SEMARANG
Nomor : / /

LAPORAN STATUS KLINIK


NAMA : Frischa Natalia Sukma Sari
NIM :1803044
TEMPAT PRAKTEK : BALKESMAS Semarang
PEMBIMBING : Dyah Pertiwi Puspitosari, SKM

Tanggal Pembuatan Laporan : 9 Maret 2021


Kondisi : Kardiorespirasi

XV. KETERANGAN UMUM PENDERITA


Nama : An. T
Umur : 5th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : jl sugriwo Semarang

XVI. DATA – DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. DIAGNOSIS MEDIS
Bronkitis

B. CATATAN KLINIS
 X-Ray  EKG  CT-Scan  MRI Rongten Echocardiograf

C. TERAPI UMUM ( GENERAL TREATMENT )


Medika Mentosa (resep dari dokter)
Nebulisasi ( Ventolin ½ ampuls & Flixotide ½ ampuls , Nacl)
Fisioterapi

46
D. RUJUKAN
Pasien dirujuk Puskesmas setempat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di
balkesmas semarang.

XVII. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN (hiteroanamnesis)

1. ANAMNESIS

a. KELUHAN UTAMA :
Batuk berdahak dan sesak napas.

b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pada tanggal 8 April 2021 pasien dibawa ibunya ke fisioterapi dengan keluhan
panas sejak dua hari yang lalu. Anak tersebut juga batuk berdahak dan sesak
napas,keluhan yang dirasakan anak setelah meminum ale-ale dingin yang dibelinya
di warung dekat rumah. Pasien pelajar TK dengan metode sekolah daring namun
sejak sesak napas dan batuk selera makan pasien menurun dan sering terbangun
pada malam hari.

c. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


-

d. RIWAYAT PRIBADI
Pasien dilahirkan belum genap sembilan bulan dan proses lahirnya secara sesar.

PEMERIKSAAN FISIK

e. TANDA – TANDA VITAL


1) Tekanan Darah : 103/62 mmHg
2) Denyut Nadi : 75kali
3) Pernafasan : 30x/menit
4) Temperatur : 39
5) Spo2 : 97%
6) Tinggi Badan : 100cm
7) Berat Badan : 24kg

47
f. INSPEKSI

Posture & Bentuk Dada : postur badan sedikit membungkuk di


karenakan sesak nafas dan bentuk dada tunnel chest

Pola Nafas : inspirasi dangkal dan ekspirasi panjang

Wajah & Anggota Gerak : statis: wajah terlihat pucat


Dinamis: Pasien tidak dapat berjalan sendiri

g. PALPASI

Fremitus : kanan dan kiri tidak sama.


Tonus otot : terdapat spasme pada otot-otot bantu pernafasan yaitu pada
supraspinatus dan rhomboideus.

Chest Expansion: normal.

h. PERKUSI
Sonor Hipersonor Redup Pekak
Terdapat perkusi redup pada paru-paru bagian kiri bagian apical

i. AUSKULTASI
Bronchial Wheezing Ronchi Crackles
Terdapat perkusi redup pada paru-paru bagian kiri bagian apical

j. GERAK DASAR PERNAFASAN


Pasien dapat melakukan gerak respirasi yaitu Gerakan inspirasi dan
ekspirasi namun tidak maksimal.

k. INTRA PERSONAL
Pasien mempunyai semangat untuk sembuh.

l. FUNGSIONAL DASAR
Pada saat tidak mengalami sesak nafas pasien dapat berjalan mandiri.

m. FUNGSIONAL AKTIVITAS
NYHA Lainnya
 Nafsu makan pasien menurun.
 Pasien tidak dapat tidur dengan nyenyak dikarenakan ada sesak nafas.

n. LINGKUNGAN AKTIVITAS
Lingkungan aktivitas pasien mendukung untuk sembuh dan tidakada anggota
keluarga yang perokok.

48
2. PENGUKURAN KHUSUS

a. NYERI
VAS VDS Lainnya
Dada sebelah kiri m pectoralis
Nyeri gerak 3
Nyeri tekan 5
Nyeri diam 2

b. ANTOPOMETRI
Tidak dilakukan

c. SKALA BORG
Tidak dilakukan

d. SIX MINUTE WALK TEST


Tidak dilakukan

e. LAIN-LAIN (Spirometri dll)


idak dilakukan

Pathway bronkitis

49
B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI (ICF Concept)

Body Function and Body Structure


 Terdapat penyempitan saluran pernapasan karena penumpukan dahak
sehingga mengalami gangguan pernafasan.
 Penurunan exspasi sangkar thorax.
Spasme otot-otot pernafasan pada otot supraspinatus dan rhomboideus.

Activities
Pasien mengalami hambatan saat terlalu berat beraktifitas dan hambatan di
malam hari saat istirahat dikarenakan sesak nafas dan batuk berdahak.

Participation
Pasien belum mampu bersosialisasi/bermain dengan teman dan lingkungannya.

C. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI

1. Tujuan
a. Jangka Pendek
- Mengurangi sesak nafas.
- Meningkatkan mobilisasi sangkar thorax.
- Mengurangi sputum.
-mengurangi spasme pada otot pernafasan otot supraspinatus dan
rhomboideus.

b. Jangka Panjang
-Melanjutkan program jangka pendek.
- Mengembalikan dan meningkatkan aktivitas funsional pasien.

2. Tindakan Fisioterapi
- Nebulisasi
- Postural drainge
- Tapotement
- Batuk efektif
- Breathing exc
-Edukasi.

3. Tindakan Promotif / Preventif

50
- Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan yang telah di edukasikan.
- Pasien dianjurkan untuk mengurangi aktivitas berat yang melelahkan.

D. PELAKSANAAN FISIOTERAPI
1) Nebulizer (Ventolin 1 ampuls, Flixotide ½ ampuls. Nacl )
1. Persiapan alat
-Cek kabel
-Pastikan alat berfungsi dengan baik
- -Pastikan alat higienis
2. Persiapan pasien
-Posisikan pasien dengan posisi duduk dipangku oleh ibunya.
-Informasikan pada pasien tujuan, sensasi yang akan di rasakan dan apa
yang boleh dan tidak boleh di lakukan pada saat terapi.
3. Pelaksanaan
-Taruh alat di tempat rata
-Masukkan ventolin 1 ampuls dan Flixotide ½ ampuls dan Nacl dalam
tempat obat
-Pasang selang nebul ke wadah berisi obat
-Nyalakan mesin dan pastikan keluar uap
-Pasangkan masker pada px pastikan tanpa ada cela dan tempat obat tetap
tegak lurus
-Tunggu hingga cairan obat habis
-Setelah itu matikan alat lepas masker nebul dan rapihkan kembali seperti
semula.

2) Postural drainage dan tappotemen


1. Posisi pasien di sesuaikan dari hasil pemeriksaan auskultasi sesuai
dengan lobus dan letak paru
2. Pelaksanaan terapi : dari hasil pemeriksaan di dapatkan letak sputum
berada di bronkus lobus bawah lateral kiri
3. Posisi pasien berbaring kekanan dengan dipoisikan lebih tinggi dan
posisi kaki px lebih tinggi dari kepala px sehingga sputum dapat
mengalir ke bronkus utama
4. Setelah itu kita melakukan tapotement pada anak dengan cara tangan
dibentuk seperti mangkok dengan memfleksikan jari dan meletakkan
ibu jari bersentuhan dengan jari telunjuk. Dilakukan terus menerus
bergantian tangan kanan dan tangan kiri.
5. Dilakukan sekitar 10 menit.

3) Batuk Efektif
1. Persiapan alat
Air hangat
Pot skutum
Tissue
Handscoon

51
Masker
Handuk kecil.
2. Pasien
-Posisi pasien duduk dipangku oleh ibunya.
-Informasikan kepada pasien bagaimana pelaksaan batuk efektif.
3. Pelaksanaan
-Posisi pasien duduk dipangkuan ibunya
-Satu tangan ditaruh didada dan satu tangan di perut.
-Tarik nafas hembuskan perlahan lewat mulut dengan tiga kali
pengulangan untuk pengulangan ke tiga setelah tarik nafas pada saat
menghembuskan tahan 3 detik lalu batukkan sekeras mungkin untuk
mengeluarkan dahak.

4) Breathing exc (Breathing control)


-Posisikan pasien senyaman mungkin.
-Intruksikan pasien untuk menarik nafas pelan dan relaks melalui hidung
tahan 2-3 detik, hembuskan nafas dengan gantle melalui mulut.

5) Edukasi
-meminta orang tua untuk melakukan latihan pernafasan dirumah
-Meminta orangtua untuk menjaga pola makan anak
-Menganjurkan orang tua untuk melatih nafas anak dengan posisi badan
ditegakkan.

E. PROGNOSIS
Qua ad vitam : baik
Qua ad sanam : baik
Qua ad fungsional : baik
Qua ad cosmetican : baik

F. EVALUASI
1) Setelah dilakukan terapi sebanyak tiga kali dengan modalitas
Nebulizer,Postural drainage, tappotemen, Batuk Efektif, breathing exc (
breathing control) dan edukasi terdapat hasil sebagai berikut:

VAS T1 T2 T3
Nyeri gerak 3 2 0
Nyeri tekan 5 3 1
Nyeri diam 2 1 0

G. HASIL TERAPI AKHIR


Setelah dilakukan treatmen fisioterapi skala nyeri berkurang, pasien mengalani
penurunan derajat sesak, batuk dan spasme otot menurun.

H. CATATAN PEMBIMBING PRAKTEK


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

52
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

_____________,____________ 20

PEMBIMBING PRAKTEK

( ________________________)
NIP

53
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.scribd.com%2Fdoc%2F1
93249930%2FPathway-
Bronkitis&psig=AOvVaw2BQnSm4kwMpkgwtIA9DLk4&ust=1618081524971000&
source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCJCBicjt8e8CFQAAAAAdAAAAA
BAD
https://id.scribd.com/presentation/421446055/BRONKITIS
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.alodokter.com%2Fme
ngetahui-kondisi-tubuh-dengan-bantuan-x-
ray&psig=AOvVaw1I0G4a5LcF2Y7YNu_R-
fHD&ust=1618035037839000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCID
WhqPv8e8CFQAAAAAdAAAAABAD
https://repository.stikeselisabethmedan.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/PANENTA-
MARGARETHA-TAMBA-032015087.pdf
http://repository.upnvj.ac.id/4973/

54

Anda mungkin juga menyukai