Anda di halaman 1dari 40

CUCI TANGAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Gunung Zulkarnain, Amd. Ak
Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Suatu tindakan antiseptic yang dilakukan untuk mengurangi resiko
transmisi pathogen yang terdapat pada tangan, sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.

Tujuan Mencegah dan mengendalikan infeksi

Kebijakan Dilakukan untuk mengurangi resiko transmisi pathogen yang terdapat padá
tangan.
Peralatan Persiapan Alat

1. Bak cuci dengan kran air mengalir


2. Sabun/ desinfektan
3. Handuk/kertas/tissue
Prosedur
A. Pelaksanaan

1. Melepaskan perhiasan gulung baju hingga keatas pergelangan


tangan
2. Pertahankan kuku jari pendek clan terkikir
3. Perhatikan adanya luka pada kulit dan jan-jan
4. Berdiri di depan bak cuci, jaga agan tangan dan seragam tidak
menyentuh permukaan bak cuci
5. Basahi tangan dan lengan bawab air mengalir Jaga agar tangan dan
lengan bawah lebih rendah dan siku selama mencuci.
6. Oleskan 1 ml sabun cair antiseptic pada tangan dan buat busa
7. Jalin jari-jari dan gosok telapak tangan dan punggung tangan
dengan gerakan memutar selama 10-15 detik
8. Bila area di selah jari-jari kotor, bersihkan dengan kuku jari tangan
yang lain
9. Bilas tangan dan pergelanagn secara menyentuh
10. Ulani Iangkah 6-8 sampai 1-3 menit
11. Keningkan tangan menggunakan handuk kecil atau tissue, usap jan
turun ke pergelanagn tangan dan lengan bawah
Unit kerja
12. Buang tissue dalam waclah yang disediakan

IGD, Poliklinik, Ruang Rawat Inap


STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAYANAN PADA
PEMERIKSAAN FISIK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Gunung Zulkarnain, Amd. Ak
Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu
yang dianggap perlu

Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik


Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Prosedur BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA:
1. Rambut
2. Kepala
3. Muka
4. Mata
5. Hidung
6. Mulut
7. Telinga
8. Leher.
9. Dada
10. Perut / abdomen
11. Genetalia
12. Extermitas /atas/ bawah

Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala


objektif pasien, misalnya:
1. Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
2. Sikap tubuh : biasa. lordosa atau kyposa

CARA PEMERIKSAAN :
1. Melihat (inspeksi)
2. Meraba (palpasi)
3. Mengetuk (perkusi)
4. Mendengar (Auskultasi)

PERSIAPAN
1. Alat :
 Lampu baterey
 Spatel lidah
 Sarung tangan dan vaselin
 Refleks hammer
 Termometer
 Stetoskop
 Bengkok
 Kom berisi larutan desinfektan
 Tensi meter
 Buku catatan perawat
 Catatannmedik
 Blangko resep dan blangko pemeriksaan Ianjutan
2. Pasien:
Unit terkait  Pasien diberi tahu
 Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

Rawat Inap, UGD, Poliklinik


PROSEDUR TINDAKAN
MENERIMA PASIEN BARU
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Gunung Zulkarnain, Amd. Ak
Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Menerima pasien baru yang datang dan klinik, puskesmas maupun rurnah
sakit lain yang masuk ke rurnah sakit untuk dirawat

Tujuan Sebagai acuan bagi perawat dalam menerima pasien baru

Kebijakan Dilakukan pada setiap pasien yang akan masuk untuk dirawat

A.
Peralatan Persiapan Alat
1. Tempat tidur terbuka
2. Meja pasien
3. Kursi
4. Berkas medika record pasien
5. Peralatan pemeriksaan fisik ( Termometer, tensi meter, timbangan
berat badan, dan tinggi badan)
Prosedur
B. Pelaksanaan
1. Menerima pasien dan keluarga dengan ramah, menyapa dengan
senyuman. tempati dan penuh perhatian sambil memperkenalkan
diri, motto Puskesmas Sekampung adalah:
5 S senyum, salam, sapa, sopan dan santun.
2. Menerima dan membaca surat pengantar
3. Mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan, bila tidak
dapat dilakukan tanyakan pada keluarga hasil pengukuran terakhir
4. Membawa pasien ke kamar dan mempersilahkannya naik ke tempat
tidur
5. Melakukan pemeriksaan
 fisik keadaan umum
 Suhu tubuh
 Denyut nadi
 Pernafasan
 Tekanan darah
 Anamnesis singkat
 Sernua hasil dicatat pada catatan keperawatan
6. Melaporkan keadaan pasien ke dokter penanggung jawab dan ke
perawat jaga
7. Melaporkan diet pasien ke bagian gizi
8. Mengorientasikan pasien
 Memperkenalkan pasien ke pasien lain yang ada di
kamarnya
 Menunjukkan kamar mandi, Lemari pakaian dan ruang perawat
9. Bila ada obat/foto/hasil laboratorium dan luar masukkan ke medical
record pasien

Unit terkait C. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum menerima pasien sebaiknya
mengetahui kondisi pasien terlebih dahulu seperti pengunaan infus dan
oksigen.

Di setiap Unit Kerja


STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PELAYANAN
MENGHITUNGAN JUMLAH NADI
DAN PERNAFASAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung labuahan NIP: 197707161998031002

Pengertian Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1 menit untuk
mengetahui volume, rytme,jumlah nadi, pernafasan permenit.

Tujuan Sebagai acuan untuk penghitungan jumlah nadi dan pernafasan


Kebijakan Tersedia jam tangan dengan petunjuk detik dan timer
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT:
1. Jam tangan
2. Timer

B. PENATALAKSANAAN NADI:
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila memungkinkan
(mengatur posisi tangan),
3. Mencari denyut pada pergelangan tangan (arteri radilais) sambil
melihat jam.
4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada arteri radialis,
menutup selama 1 menit.
5. Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi.
6. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.

C. PENATALAKSANAAN MENGHITUNG RESPIRASI:


1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, kecuali pasien sesak
nafas bisa didudukkan
3. Tekan tombol timer.
4. Menghitung respirasi selama 1 menit.
5. Menghitung selama 1 menit nadi.
6. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
Unit terkait 7. Perawat cuci tangan.

Rawat Inap, IGD, Poliklinik


PROSEDUR TINDAKAN
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas
Gunung Labuhan Zulkarnain, Amd. Ak
NIP: 197707161998031002
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan jantung dalam
memompa darah keseluruh tubuh dengan menggunakan tensi meter dengan
basil tekanan darah systole dan diastole

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan pengukuran tekanan


darah untuk mengetahui kerja jantung dan membantu menegakkan diagnosa
dan terapi pengebotan
Kebijakan Pemerikasaan rutin dilakukan pada setiap dinas dan pada pasien yang
membutuhkan tindakan intensif
Peralatan
A. Persiapan Alat
1. Transieter
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Balpoint
Prosedur
B. Persiapan Pasien
1. Pasien telentang atau duduk
2. Lengan baju pasien di gulung

C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Tepi bawah manset letakkan 2-3 cm di atas fossa cubiti
3. Manset dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada sisi
luar lengan dan dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar
4. Palpasi arteri hrakhialis pada fossa cubiti atau arteri radialis pada
pergelangan tanagan, stetoskop di tempatkan pada daerah tersebut.
5. Sekrup balon karet ditutup, sekrup air raksa dibuka selanjutnya
balon dipumpa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi
6. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun
perlahan sambil memperhatikan turunya air raksa, dengarkan bunyi
denyutan pertama dengan stetoscope
7. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertarna
disebut systol
8. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir. Skala permukaan
air raksa pada waktu denyutan terakhir disebut tekanan diastole
Unit terkait 9. Catat hasil pengukuran dalam satuan systole/diastole (mmHg)
10. Perawat cuci tangan

Disetiap Unit Kerja Ruangan


PROSEDUR TINDAKAN
MENGUKUR TEMPERATUR
AXILLA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur temperature tubuh melalui
axilla

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan tindakan pengukuran


temperature melalui axilla yang digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosa dan pengobatan
Kebijakan
Dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan tanda vital lainnya
Peralatan
A. Persiapan Alat Baki
1. Tiga buah botol berisi cairan desinfektan, air sabun, dan air bersih
2. Termometer
3. Kassa atau tissue
4. Bengkok
5. Buku catatan
6. Ballpoint

B. Persiapan Pasien
Prosedur 1. AxilIa dalam keadaan kering dan bersih
2. Berikan penjelasan yang akan dilakukan

C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
3. Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
4. Perawat membersihkan axilla pasien yang akan diukur suhu nya
5. Turunkan air raksa untuk thermometer air raksa sampai batas
350 C, tekan tombol on/off pada thermometer digital
6. Pasang thermometer dengan posisi reservoir pada ketiak pasien
dengan lengan dilipat pada dada
7. Setelah 5-10 menit thermometer diangkat usap dengan kain kassa
lalu hasilnya di baca dan dicatat dalam buku catatan, pada
termometrer digital tunggu sampai alarm berbunyi
8. Thermometer di celupkan pada air sabun lalu dilap kassa/tissue dan
di celupkan pada cairan desinfektan,bilas dengan air bersih dan
keringkan
9. Air raksa di turunkan sampai batas 350C sedangkan untuk
Unit terkait thermometer ditital tekan on/off
10. Perawat cuci tangan

Di setiap Unit Kerja


PROSEDUR TINDAKAN
MENGHITUNG DENYUT NADI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas
Gunung Labuhan Zulkarnain, Amd. Ak
NIP: 197707161998031002
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah denyut nadi dalam
satu menit

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah melakukan penghitungan


denyut nadi
Kebijakan Dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital lainnya
Peralatan A. Persiapan Alat
1. Jam tangan dengan petunjuk detik
2. Buku catatan
3. Ballpoint
Prosedur
B. Persiapan Pasien
Pasien tidur terlentang dalam posisi tenang

C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
3. Perawat meraba arteri dengan cara menempelkan jari
4. Khusus untuk anak-anak perhitungan dilakukan satu menit penuh
5. Perawat memperhatikan irama dan tekanannya sambil rnenghitung
6. Perawat mendokumentasikan hasil penghitungan dan keadaannya
pada rekam medik
7. Perawat cuci tangan
Unit terkait
Di setiap Unit Kerja
PROSEDUR TINDAKAN
MENGHITUNG PERNAFASAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan menghitung jumlah pernafasan (inspirasi


dan ekspirasi) dalam satu menit

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penghitungan


pernafasan guna membantu menegakkan diagnosa dan pengobatan

Kebijakan Dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu


bersamaan dengan denyut nadi
Peralatan A. Persiapan Alat
1. Jam tangan dengan petunjuk detik
2. Buku catatan
3. Ballpoint
Prosedur
B. Persiapan Pasien
Pasien tidur telentang dalam posisi tenang

C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Menghitung pernafasan di lakukan setelah melakukan penghitungan
denyut nadi dan tanpa diketahui oleh pasien
4. Satu kali pernafasan adalah satu kali menarik nafas dan satu kali
mengelurkan nafas ( satu kali inspirasi dan satu kali
ekspirasi)
5. Perawat mendokumentasikan hasih perhitungan di dalam buku
catatan dan pada rekam medik pasien
Unit terkait 6. Perawat cuci tangan

Di setiap Unit Kerja


PROSEDUR TINDAKAN
PENYUNTIKAN DENGAN CARA
SUBCUTAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dilakukan pada
lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah dada dan di tempat lain
yang di anggap perlu

Tujuan Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan tindakan penyuntikan secara


subcutan
Kebijakan
Pemberian injeksi pada pasien yang membutuhkan injeksi subcutan
misalnya imunisasi, injeksi insulin
Peralatan
A. Persiapan Alat
1. Baki dan alasnya
2. Obat-obatan yang diperlukan
3. Bak instrument, kapas alcohol, bengkok
4. Buku catatan
Prosedur
B. Persiapan Pasien
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan di lakukan
2. Atur posisi pasien dan dekatkan alat-alat

C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan
3. Di desinfektan permukaan kulit yang akan disuntik
4. Jarurn ditusukkan dengan lubang menghadap keatas dan membentuk
sudut 45°dengan permukaan kulit
5. Melakukkan aspirasi dengan cara penghisap spuit di tarik ke atas
sedikit bila ada darah obat jangan di masukkan, tapi bila
tidak ada darah obat dimasukkan perlahan- lahan
6. Setelah obat masuk semua jarum di cabut, bekas tusukan jarum di
tekan dengan kapas alcohol
7. Alat-alat dibereskan
Unit terkait 8. Perawat cuci tangan

IGD, Ruang Rawat Inap


PROSEDUR TINDAKAN
SUNTIKAN DENGAN CARA
INTRACUTAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang dilakukan
pada lengan bawah atau di tempat lain yang dianggap perlu

Tujuan Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan tindakan penyuntikan secara


intra cutan serta untuk mengetahui reaksi obat
Kebijakan Diberikan pada pasien yang rnembutuhkan tindakan penyuntikan secara
intra cutan misalnya skin test
Peralatan
A. Persiapan Alat
1. Baki dan alasnya
2. Obat-obatan yang perlukan, spuit
3. Bak instrument. kapas alcohol, bengkok
4. Buku catatan dan ballpoint
Prosedur
B. Persiapan Pasien
1. Pasien dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien

C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat dan obat disiapkan sesuai kebutuhan
3. Di desinfektan permukaan kulit yang akan disuntik
4. Lubang jarum menghadap ke atas dan membentuk sudut 150 - 200
dengan permukaan kulit
5. Setelah obat masuk jarum dicabut, bekas tusukan jarum ditekan
dengan kapas alcohol
6. Alat-alat di bereskan
Unit terkait 7. Perawat cuci tangan

IGD, Ruang Rawat Inap


PROSEDUR TINDAKAN
PENYUNTIKAN DENGAN CARA
INTRA MUSKULER
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Memberikan melalui suntikan pada otot pangkal lengan, otot paha bagian
luar yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar atau pada otot bokong
1/3 SIAS

Tujuan Sebagai acuan perawat dalarn melaksanakan tindakan penyuntikan melalui


intra muscular
Kebijakan
1. Diberikan pada pasien yang membutuhkan injeksi intra muscular
2. Diberikan pada pasien apabila zat pelarut obatnya adalah minyak
Peralatan
A. Persiapan Mat

Baki atau meja suntik yang berisi alat-alat sebagai berikut:


1. Spuit dan jarum steril dan berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan
2. Obat-obatan yang diperlukan
3. Kapas alcohoi dalarn tempatnya
4. Cairan pelarut (aquabidest atau Naci)
5. Bengkok
6. Bak spuit yang tertutup
Prosedur
B. Persiapan Pasien
Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

C. Pelaksanaan
1. Bacalah daftar obat pasien yang rnenunjukkan jenis obat dan cara
pemberiannya
2. Ambil spuit dan jarum steril atau spuit disposable dan dibuka
palstiknya
3. Larutkan terlebih dahulu obat-obat yang perlu dilarutkan
4. Bacalah kembali daftar obat tersebut. Ambil obat yang dirnaksud
kemudian lakukan desinfeksi pada:
 leher batat atau ampul
 karet penutup flacon/vial

5. Spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan,
udara dalam spuit dikeluarkan lalu spuit dan kapas alcohol di
masukkan ke dalarn bak yang tersedia dan Iangsung di bawa ke
dekat pasien
6. Baca kembali daftar pembenan obat dan cocokkan dengan pasien
7. Tentukan daerah yang akan di suntik, lalu permukaan kulit didaerah
yang bersangkutan di desinifektan dengan kapas alcohol
8. Jarum di tusuk tegak lurus 90 dengan perrnukaan kulit
9. Melakukkan aspirasi dengan cara penghisap spuit di tarik ke atas
sedikit bila ada darah obat jangan di masukkan, tapibila
tidak ada darah obat dimasukkan perlahan- lahan
Unit terkait 10. Setelah semua obat masuk, jarum di cabut dengan cepat. Bekas
tusukan ditekan dengan kapas alcohol

Ruang Rawat Inap, Ruang Kebidanan


PROSEDUR TINDAKAN
PENYUNTIKAN DENGAN CARA
INTRA VENA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan tindakan penyuntikan dengan


cara intra vena

Tujuan Diberikan pada pasien yang membutuhkan injeksi intra vena dan
membutuhkan absorbsi obat yang cepat
Kebijakan A. Persiapan alat
Baki atau meja suntik yang berisi alat-alat sebagaiberikut:
1. Spuit dan jarum steril dan berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan
Peralatan
2. Obat-obatan yang diperlukan
3. Kapas alcohol dalam tempatnya
4. Cairan pelarut (aquabidest atau Nacl)
5. Bengkok
6. Bak spuit yang tertutup
7. Karet pembendung
Prosedur
B. Persiapan Pasien
Pasien di berikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan

C. Pelaksanaan
1. Bacalah daftar obat pasien yang menunjukkan jenis obat dan cara
pemberiannya
2. Ambil spuit dan jarum steril atau spuit disposable dibuka dan
palstiknya
3. Larutkan terlebih dahulu obat-obat yang perlu di larutkan
4. Baca kembali daftar obat tersebut, ambil obat yang dimaksud.
kemudian lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada:
 Leher botol atau ampul
 Karet penutup flacon/vial
5. Spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah di tentukan,
udara dalam spuit di keluarkan lalu spuit serta kapas alcohol
dimasukkan ke dalam bak yang tersedia dan langsung dibawa ke
dekat pasien
6. Baca kembali daftar obat dan cocokan dengan pasien
7. Tentukan daerah yang akan di suntik, lain lakukan pembendungan di
bagian atasnya. Selanjutnya permukaan kulit
di desinfektan dengan kapas alcohol
8. Jarum ditusukkan ke dalam pernhuluh darah yang di maksud dengan
lubang jarum menghadap ke atas

Penghisap spuit ditarik sedikit. Bila ada darah jarum masuk ke dalam vena
dan darah akan mengalir sendiri ke dalam spuit.
PROSEDUR TINDAKAN
PEMASANGAN INFUS (INFD)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Pemasangan infus (IVFD) adalah terapi intravena untuk memberikan cairan
tambahan yang mengandung komponen tertentu yang diperlukan tubuh
selama periode tertentu

Tujuan Infus (IVFD) untuk:


1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, elektrolit, vitamin,
protein, kalori dan nitrogen pada klien yang tidak mampu
mempertahankan makan adekuat melalui mulut
2. Memulihkan keseimbangan asam basa
3. Memulihkan volume darah
4. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian saluran obat- obatan
5. Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan tindakan pemasangan
Kebijakan
Dilakukan pada pasien yang memerlukan cairan atau nutrisi tambahan
Pentingnya memperhatikan sterilisasi dalam pemasangan IVFD
Peralatan
A. Persiapan Alat
1. Torniquet
2. Kapas alcohol pada tempatnya
3. Kain kasa steril
4. Larutan desint’ektan iodine povidon 10%
5. Plester
6. Gunting verban
7. Tiang Infus
8. Setlnfus
9. Jarum infus (IV, kateter dan wing needle)
10. Sarung tangan steril jika klien berpenyakit menular (Hepatitis B,
Prosedur HIV-AIDS)

B. Persiapan pasien klien


1. Memberikan penjelasan prosedur dan tujuan pada klien dan
keluarganya
2. Memberikan posisi yang nyaman semifowler atau terlentang

C. Pelasanaan
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan
3. Memberikan posisi yang nyarnan
4. Meletakkan torniquet + 5 cm diatas daerah yang akan dilakukan
pemasangan infus
5. Menghubungkan cairan dengan selang set infus dan digantungkan
pada tiang infus
6. Mengalirkan cairan dengan selang menghadap keatas untuk
mengeluarkan udara, kemudian di klem
7. Mengencangkan tomiquet, menganjurkan pasien jmtuk mengepal
dan pastikan daerah yang akan ditusuk
8. Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alcohol
9. Tusuk dengan posisi jarum sejajar kulit dan tusukan sampai terlihat
ada darah mengalir
10. Melepaskan Torniqet
11. Menyambung cairan infus, membuka klem slang sampai terlihat
tetesan lancar
12. Fiksasi posisi jarurn dengan plester, tutup dengan kassa steril yang
diberi iodine povidon 10% dan atur agar rnudah untuk evaluasi
tanda-tanda inflamasi
13. Mengatur tetesan infus sesuai kebutuhan, tulis tanggal dan jam
Unit terkait pemasangan pada lokasi yang mudah dibaca
14. Mendokumentasikan waktu pemberian, jenis cairan jumlah tetesan,
jumlah cairan masuk,

Instalasi rawat inap, Ruang kebidanan, Unit gawat darurat, Kamar


Observasi
PROSEDUR TINDAKAN
MENGHENTIKAN PEMBERIAN
IVFD
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menghentikan pemberian LVFD

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan tindakan


menghentikan pemberian IVFD
Kebijakan Dilakukan setelah pemberian IVFD selesai atau jika terjadi inflamasi pada
daerah pemasangan IVFD
Peralatan
A. Persiapan Alat
1. Baki
2. Kapas alkohol
3. Plester
4. Gunting
5. BukuCatatan
6. Ballpoint
Prosedur
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
3. Perawat memberitahu maksud tindakan yang akan dilakukan
4. Perawat menghentikan tetesan dengan cara menutup kontrol klem
5. Perawat membuka plester dengan terlebih dahulu dibasahi dengan
kapas alcohol
6. Lakukan pencabutan jarurn infus lalu fiksasi dengan kapas alcohol
yang baru dan diplester
7. Perawat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada
rekam medik serta mencantumkan tanda tangan dan nama jelas
Unit terkait 8. Perawat cuci tangan

IGD, Ruang Rawat Inap


MENYIAPKAN PENGAMBILAN
DARAH UNTUK PEMERIKSAAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Suatu tindakan memeriksa kadar darah yang diambil melalui darah
perifer/kapiler

Tujuan Sebagai acuan perawat dalam melaksanakan tindakan pemeriksaan darah


Prosedur A. Persiapan
1. Botol/tabung kecil tempat spesimen yang sudah diberi label
2. Spuit steril, berbagai ukuran.
3. Kapas alkohol dalam tempatnya
4. Tourniquet
5. Label pemeriksaan
6. Set pemasang kateter

B. Persiapan pasien
1. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Membimbing pasien untuk berdoa

C. Pelaksaan
1. Pemeriksaan darah
 Menetukan pembuluh darah yang akan ditusuk untuk
pengambilan darah.
 Mendensinfeksi permukaan kulit pembuluh darah yang akan
ditusuk dengan menggunakan kapas alkohol
 Memasang tourniquet
 Mengambil darah pemeriksaan dengan cara menusukkan jarum
pada pembuluh darah, sesuai dengan jumlah
kebutuhan.
 Memasukkan darah pada tempat yang sudah disediakan.
 Memasang label pada tempat darah dengan:
a. Mencantumkan nama
b. Nomor rekam medik
c. Tanggal dan jam pengambilan
 Mengirim darah dan menyertakan formulir pemeriksaan yang
sudah diisi dan ditandatangani dokter.

2. Pemeriksaan urin biasa, pada pasien tidak sadar:


 Menyiapkan tempat urine
 Memasang kateter
 Menampung urine dengan bengkok
 Memesukkan urine ke dalam tempat yang tersedia.
 Memesukkan label urine pada tempat urine dengan cara:
a. Mencantumkan nama
b. Nomor rekam medik
c. Tanggal dan jam pengambilan
 Mengirimkan urine dengan menyertakan formulir pemeriksaan
yang sudah diisi dan ditandatangani dokter.
3. Pemeriksaan jaringan
 Menyiapkan tempat jaringan
 Memasang label pada tempat jaringan dengan:
a. Mencantumkan nama
b. Nomor medical record
c. Tanggal dan jam pengambilan
Unit terkait  Mengisi tempat jaringan dengan larutan formalin
 Memasukkan jaringan ke dalam tempat yang sudah disediakan
 Mengirim bahan dengan menyertakan formulir pemeriksaan
yang sudah diisi dan ditanda tangani dokter.

UGD, Laboratorium, Rawat Inap


PROSEDUR PEMASANGAN
KATETER
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Tindakan memasukan selang karet atau plastic melalui uretra dan masuk
kedalam kandung kemih.

Tujuan 1. Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemih


2. Mendapatkan urine steril untuk specimen
3. Pengkajian residu urin
4. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla
spinalis, gangguan neuromuscular, atau inkompeten kandung kemih,
serta pascaoperasi besar
5. Mengatsi obstruksi aliran urine
6. Mengatasi retensi perkemihan
Prosedur
1. Alat dan bahan
a. Sarung tangan steril
b. Kateter folley sesuai ukuran
c. Urine bag dan gantungannya
d. Minyak pelumas atau jelly steril
e. Perlak
f. Plester
g. Larutan pembersih antiseptic
h. NaCl 0,9% atau aquades steril sebanyak yang dibutuhkan oleh balon
kateter
i. Spuit 10 cc steril
j. Pinset anatomi
k. Bengkok
l. Tirai

2. Persiapan pasien.
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Prosedur kerja
a. Perawat mencuci tangan
b. Pasang tirai, tutup gorden sekitar tempat tidur atau tutup pintu
ruangan
c. Pasang perlak
d. Kalau perlu bersihakan daerah perinium tempat tidur dengan
sabun dan keringkan
e. Atur posisi untuk pemasangan kateter
1) Wanita : Dorsal recumbent
2) Pria : Supine
f. Letakan set kateter diantara tungkai bawah pasien dengan jarak
minimal 45 cm dari perineum pasien
g. Buka set kateter
h. Gunakan sarung tangan steril
i. Pasang duk berlubang di daerah genitilia pasien
j. Buka daerah meatus
1) Wanita : buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri , lalu sedikit ditarik keatas
2) Pria : pegang daerah di bawah labia glands penis dengan
ibu jari dan telunjuk, periputium ditarik kebawah
k. Bersihkan daerah meatus dengan kapas steril dan pinset
1) Wanita : bersihkan daerah labia luar terakhir bagian meatus,
kapas hanya sekali pakai
2) Pria : bersihkan denganarah melingkar dari meatus
keluar, minimum 3 kali
l. Lumasi ujung kateter dengan minyak pelumas/jelly
1) Wanita : 4-5 cm
2) Pria : 15-18 cm
m. Masukan kateter
1) Wanita : sepanjang 5-7 cm
2) Pria : 18- 20 cm
n. Saat memasukan kateter disarankan pasien mengambil napas
dalam
o. Jika sepanjang memasukan kateter ada terasa adany tahanan
jangan dilanjutkan atau dipaksakan
p. Setelah kateter masuk, isi balon dengan Nacl atau aquades
sebanyak yang ditentukan, menggunakan spuit
q. Tarik perlahan – lahan sampai ada tahanan pada balon
r. Fikasi kateter menggunakan plester
s. Gantung urin bag dengan posisi rendah daripada vesika urinaria
t. Beri posisi nyaman pada pasien dan rapikan alat- alat pada
tempatnya
u. Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan
v. Catat : prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus,
waktu , warna, bau, jumlah urin, rekasi pasien pada catatan
keperawatan
Unit terkait

4. Sikap
a. Teliti terjadap sterilisasi
b. Peka terhadap privasi pasien
c. Hati hati terhadap komlikasi akibat pemasangan kateter

UGD, Laboratorium, Rawat Inap


PROSEDUR PEMASANGAN NGT

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Pemasangan selang melalui hidung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada
orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara
memenuhinya melalui enteral (pipa lambung).

Tujuan Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien berupa pemberian obat ataupun


makanan cair.
Prosedur 1. Alat dan bahan
a. NGT
b. Stetoskop
c. Spuit 20 cc
d. Perlak
e. Bengkok
f. Plester dan gunting
g. Zat makanan dan air hangat
h. Klem
i. Parapin/jelly
j. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)

2. Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Alat-alat disiapkan.
c. Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler.
d. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
e. Letakkan bengkok di dada pasien.
f. Tentukan letak pipa penduga (NGT) dengan cara mengukur panjang
pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke
telinga dan beri tanda batasnya.
g. Berikan jelly pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien
dianjurkan untuk menelannya.
h. Tentukan apakah pipa tersebut sudah benar-benar sudah masuk ke
lambung, dengan cara:
1) Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila ada gelembung,
pipa masuk ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut
masuk ke lambung, setelah itu diklem atau dilipat kembali.
2) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung
terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu,
keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang
dimasukkan.
i. Lakukan fiksasi dengan plester.
j. Bersihkan alat.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

4. Sikap
a. Hati-hati
b. Tidak tergesa-gesa
Unit terkait
c. Cermat dalam bekerja

UGD, Laboratorium, Rawat Inap


PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis


menurut hiaraki Maslow. Oksigen sangat berperan dalam proses
metabolism tubuh.

Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen


2. Mencegah terjadinya hipoksia
Prosedur 1. Alat dan bahan
a. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier
b. Nasal kanul, nasal kateter atau masker
c. Vaselin atau jelly
d. Alat tulis

2. Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Kontrol flow meter dan humidifier.
c. Kontrol apakah peralatan berfungsi.
d. Perawat cuci tangan.
e. Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler.
f. Pasang kanul
1) Cara pemberian nasal kateter
a) Ukur nasal kateter ke hidung dan berikan tanda.
b) Buka saluran udara dari tabung oksigen.
c) Berikan minyak pelumas/jelly.
d) Masukkan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan.
e) Lakukan pengecekkan kateter apakah sudah masuk atau
belum dengan menekan lidah pasien menggunakan spatel
(akan terlihat posisinya di belakang uvula).
f) Fiksasi pada daerah hidung.
g) Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa
kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam.
h) Ganti kateter tiap 48 jam atau kalau perlu.

2) Cara pemberian nasal kanul


a) Pasang kanul pada hidung dan atur pengikat untuk
kenyamanan pasien.
b) Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa
kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam.

3) Cara pemberian masker


a) Pasang selang pada perangkat oksigen.
b) Atur aliran oksigen dengan instruksi.
c) Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien
dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
g. Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan respon pasien.
h. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

4. Sikap
a. Hati-hati
Unit terkait
b. Sabar
c. Teliti
d. Tanggap terhadap reaksi pasie

UGD, Laboratorium, Rawat Inap


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
IRIGASI MATA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002

Pengertian Suatu tindakan membersihkan mata.

Tujuan Membersihkan dan mengeluarkan

Prosedur 1. Alat dan bahan


a. Mangkuk steril dan cairan yang diperlukan atas instruksi dokter
(NaCl 0,9 aquadest)
b. Pipet steril/spuit tanpa jarum
c. Tromol berisi kasa dan tuffer steril
d. Piala ginjal
e. Handuk
f. Kapas bulat

2. Persiapan Pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan
b. Memasang tirai

3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Hangatkan cairan.
c. Atur posisi pasien duduk/tidur.
d. Kepala miring kesisi yang sakit.
e. Meletakkan piala ginjal dibawah mata.
f. Kalau perlu bersihkan kelopak bawah mata bawah, pasien
dianjurkan untuk melihat keatas.
g. Alirkan cairan irigasi dengan tekanan rendah dari arah dalam keluar
dengan jarak 2 cm.
h. Bersihkan cairan disekitar mata dan pipi.
i. Rapikan pasien dan lingkungan.
j. Bersihkan alat dan kembalikan pada tempatnya.
k. Cuci tangan setelah semua prosedur sudah dilakukan.
l. Buat laporan/catatan.

4. Sikap
a. Hati-hati
Unit terkait b. Sabar

UGD, Laboratorium, Rawat Inap


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RAWAT LUKA KOTOR

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Melakukan tindakan keperawatan, mengganti balutan dan membersikan
luka pada luka kotor

Tujuan 1. Mencegah infeksi


2. Membantu peyembuhan luka

Prosedur 1. Alat dan bahan


a. Bak instrument yang berisi:
1) Pinset anatomi
2) Pinset chirurgis
3) Gunting debridemend
4) Kasa steril
5) Kom 3 buah
b. Sarung tangan
c. Gunting plester
d. Plester
e. Alkohol 70%
f. Desinfektan
g. NaCl 0,9%
h. Benkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
i. Verband/kasa
j. Obat luka sesuai kebutuhan

2. Persiapan Pasien
a. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Pasang tirai disekeliling tempat tidur .
c. Atur posisi pasien sehingga luka mudah dibersihkan.
d. Tempatkan alat di dekat pasien.

3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan
b. Buka balutan dengan kapas yang diberi alkohol dan buka
menggunakan pinset.
c. Buka balutan lapis luar.
d. Bersihkan daerah sekitar luka dan bekas plester.
e. Buka balutan lapis dalam.
f. Tekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
g. Lakukan debridemen.
h. Bersihkan luka dengan cairan NaCl.
i. Lakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
j. Pasan plester atau verband.
k. Rapikan pasien.
l. Lakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
m. Bersihkan alat-alat dan membuang kotoran.
n. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
o. Catat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.

4. Sikap
a. Sabar
b. Teliti
c. Peka terhadap sterilisasi
Unit terkait d. Peka terhadap privasi pasien
e. Hangat dan bersahabat

UGD, Laboratorium, Rawat Inap


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN LUKA BAKAR

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Melakukan tindakan keperawatan pada luka bakar

Tujuan 1. Mencegah infeksi pada luka


2. Mempercepat penyembuhan luka

Prosedur 1. Alat dan bahan


a. Bak instrument yang berisi:
1) Pinset anatomis
2) Pinset chirurgis
3) Gunting debridemend
4) Kasa steril
5) Kom 3 buah
b. Spuit 5 cc atau 10 cc
c. Sarung tangan
d. Gunting plester
e. Plester atau perekat
f. Desinfektan
g. NaCl 0,9%
h. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
i. Verband
j. Obat luka sesuai kebutuhan

2. Persiapan Pasien
a. Pasien/keluargan diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Tanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.
c. Tempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
d. Pasang tirai disekeliling tempat tidur.
e. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.

3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Pakai sarung tangan.
c. Buka balutan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%.
d. Bersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%.
e. Lakukan debrideman bila terdapat jaringan nekrotik. (Bila ada bula jangan
dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3).
f. Bersihkan luka dengan menggunakan larutan NaCl 0,9%.
g. Keringkan luka dengan menggunakan kassa steril.
h. Berikan obat topikal sesuai ajuran dokter pada luka.
i. Tutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasang verband dan diplester.
j. Rapikan pasien.
k. Lakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
l. Bersihkan alat-alat dan membuang kotoran.
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
n. Catat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.

4. Sikap
a. Sabar
Unit terkait b. Teliti
c. Peka terhadap sterilisasi
d. Peka terhadap privasi pasien
e. Hangat dan bersahabat
UGD, Laboratorium, rawat inap
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN BIDAI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Memasang alat untuk immobilisasi mempertahankan kedudukan tulang

Tujuan 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah.


2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan daerah patah tulang
Prosedur 1. Alat dan bahan
a. Alat pelindung diri (masker, handscoen)
b. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
c. Verband/mitella

2. Persiapan Pasien
a. Pasien/keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan
b. Perawat menggunakan masker dan handscoen.
c. Perawat 1 mengangkat daerah yang akan dipasang bidai dengan
perlahan.
d. Perawat 2 meletakkan bidai melewati dua persendian anggota gerak.
e. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi
patah tulang.
f. Perawat 1 mempertahankan posisi, sementara perawat 2 mengikat
bidai.
g. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar.
h. Perawat cuci tangan kembali.
i. Atur posisi pasien.
j. Obsevasi respon/keluhan pasien.
k. Observasi tekanan darah, nadi dan pernapasan.
l. Observasi vaskularisasi darah distal, minta pasien menggerakkan
bagian distal dari patahan perlahan-lahan.

4. Sikap
a. Hati-hati dan teliti
Unit terkait b. Sabar
c. Bertanggung jawab

UGD, Laboratorium, rawat inap


PROSEDUR PENANGANAN KERACUNAN
MAKANAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pemcenaan yang
disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan
zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfingens, Campylobacter, dan
Staphylococcus aureus.

Tujuan Memastikan diagnosa dan penanganan yang tepat sesuai kondisi


pasien sehingga pasien dapat mengalami perbaikan kondisi dan
kesembuhan atau bila kondisi tidak memungkinkan ditangani di
puskesmas, maka memungkinkan diagnosa dini dan rujukan dini.
Prosedur
a. Anamnesis pasien dan keluarga pasien, tanyakan mengenai keluhan
berupa diare akut, diare disertai darah atau lendir, nyeri perut, kram
otot perut, kembung.
b. Tanyakan riwayat makanan/minuman di tempat yang tidak
higienis, konsumsi daging/unggas yang tidak matang, konsumsi
makanan laut mentah.
c. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pemeriksaan.
d. Ukur tanda vital pasien (tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi
pernapasan)
e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
Petugas menemukan ada atau tidaknya tanda-tanda tekanan darah
turun, nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urin output,
nyeri tekan perut dan bising usus lemah atau meningkat.
f. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
g. Petugas mendiagnosis pasien keracunan makanan berdasarkan
anamesis dan pemeriksaan fisik

Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnose berupa:


1) Self-limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan
suplemen elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau
larutan intravena (RL atau NaCL). Obat absorben (misal
kaolinpectin, alumuniom hidroksida) membantu memadatkan
feses diberikan bila diare tidak segera berhenti.
2) Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus
ditentukan dengan menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus
segera dirujuk
3) Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
Unit terkait 4) Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada
rekam medis pasien.

UGD, Laboratorium, rawat inap


PEDOMAN KERJA PETUGAS AMBULAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Aturan kerja yang harus dilaksanakan oleh pengemudi ambulan

Tujuan Umum :
 Meningkatkan mutu pelayanan puskemas gunung labuhan
Khusus :
 Sebagai tatacara petugas ambulan dalam melaksanakan tugas
 Meningkatkan keselamatan pasien
 Mempermudah dan mempercepat pelayanan tranportasi pasien dari
dan ke ICU
Prosedur
1. Sopir ambulan wajib hadir minimal 15 menit sebelum pergantian
2. Sopir ambulan wajib mengontrol keadaan ambulan secara rutin
seperti oli, air accu, radiator dan O2 yang ada dalam mobil ambulan
serta mengadakan perawatan dan kelengkapan lainnya
3. Sopir ambulan apabila membawa pasien kedalam kota dilarang
temannya sedang dalam keadaan dinas kecuali rever perawat
4. Sopir wajib membersihkan dan mencuci mobil ambulan apabila
dipandang perlu
5. Sopir wajib melaporkan kepada dokter jaga apabila melaksanakan
dinas keluar kota memakai ambulan dan wajib mengecek semua
ruangan
6. Untuk keluarga pasien yang hendak memakai ambulan
kedalam/keluar kota sayaratnya harus lunas administrasi baik tarif
ambulan maupun ruangan
7. Sopir ambulan wajib cepat tanggap terhadap peminjaman ambulan
yang melalui telepon karena bukan taxi
8. Sopir ambulan wajib bersikap ramah terhadap setiap pasien dan
keluarga pasien karena puskemas adalah pelayanan sosial

Unit terkait

Penanggung jawab perorangan


PROSEDUR PEMAKAIAN AMBULAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Prosedur operasional penggunaan dan pemakaian ambulan dalam rangka
menunjang operasional UGD

Tujuan 1. Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara cepat, tepat ,


cermat dan professional
2. Ambulan selalu sedia untuk digunakan

Prosedur a. Parkir ambulan tidak jauh dari UGD


b. Perawat UGD menerima panggilan darurat/kasus yang memerlukan
pertolongan ambulan
c. Identitas pelapor dicatat /nama, alamat, dan nomor telepon
d. Petugas UGD memastikan telepon tersebut dengan menghubungi no
telepon pelapor
e. Petugas UGD menghubungi sopir ambulan, apabila sopir ambulan
berhalangan maka petugas UGD menggantikan sopir
f. Kecepatan mobil ambulan maksimum 40 km/jam dijalan biasa dan
80 km/jam dijalan bebas hambatan
g. Sewaktu menuju TKP boleh menggunakan lampu sirene dan rotator
h. Pada saat mengangkut pasien hanya boleh menggunakan rotator
i. Mentaati peraturan lalu lintas
j. Petugas mengisi laporan keadaan penderita selam transportasi yang
disebut adalah lembar catatan penderita yang mencakup identitas,
waktu dan keadaan penderita
k. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas

Unit terkait
Sopir Ambulan

MERUJUK PASIEN DENGAN AMBULAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput, dan
membantu keperluan orang sakit atau jenazah.
Pasien yang dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan
dokter/perawat/bidan memerlukan pelayanan di rumas sakit baik untuk
dianostik penunjang atau terapi
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit
tujuan dengan cepat dan aman

Prosedur 1. Petugas UGD/rawat inap menyatakan pasien perlu di rujuk


2. Petugas UGD/rawat inap menjelaskan dan meminta persetujuan
keluarga pasien
3. Pasien keluarga setuju
4. Petugas UGD/rawat inap membuat surat rujukan
5. Petugas membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya penggunaan
ambulan
6. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat
rujukan
7. Petugas menerima pembayaran
8. Petugas mempersiapkan kesiapan pasien dan petugas menghubungi
sopir ambula
9. Sopir menyiapkan ambulan
10. Petugas UGD/rawt inap mendampingi dan menggantarkan pasien ke
tempat tujuan dengan ambulan dan kembali setelah selesai
mengantarkan petugas membuat laporan pada buku kegiatan

Unit terkait
Rawat inap, petugas ambula/sopir ambulan

PERAWATAN JENAZAH

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Perawatan pasien setelah meninggal,perawatan termasuk menyiapkan
jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga,transportasi ke kamar jenazah dan
melakukan disposisi (penyerahan) barang – barang milik pasien.

Tujuan
1. Penghormatan terhadap jenazah.
2. Menjalankan kewajiban hukum agama
3. Jenazah dalam keadaan bersih
4. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah

Prosedur
1. Persiapan Alat :
a. Alat medis dan non medis
1) Kasa/verban secukupnya
2) Sarung tangan bersih
3) Kapas secukupnya
4) Plastik jenazah/pembungkus jenazah
5) Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka)
6) Bengkok (1buah)
7) Troli
8) Label identifikasi
9) Air dalam baskom
10) Sabun
11) Handuk
12) Selimut mandi
13) Kain panjang bersih.
b. Alat tulis kantor
1) Status pasien
2) Surat kematian
3) Pulpen

2. Pelaksanaan :
a. Atur lingkungan sekitar tempat tidur,bila kematian pada multi bed jaga
privasi pasien yang lain.
b. Cuci tangan
c. Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar.
d. Tempatkan tubuh dalam posisi terlentang
e. Tutup mata,dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada
kelopak mata dan plester jika tidak tertutup.
f. Luruskan badan dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan tangan
dan menyilang abdomen atau telapak tangan menghadap ke bawah.
g. Untuk pasien dewasa lepaskan perhiasan,barang berharga serta gigi palsu
(jika menggunakan) dihadapan keluarga. termasuk kaca
mata,kartu,surat,kunci dan ditempatkan pada tas plastik tempat barang
berharga,beri label identitas.
h. Bersihkan badan dengan menggunakan air bersih dimulai dari area tubuh
yang terdapat kotoran seperti darah,feses atau muntahan. Jika kotoran terjadi
pada area rektum,uretra atau vagina letakan kasa untuk menutup tiap lubang
dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut.
i. Ganti balutan bila ada,balutan yang kotor harus diganti dengan yang
bersih,bekas plester dihilangkan.
j. Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga,jika keluarga
meminta untuk melihat jenazah tempatkan pada posisi tidur terlentang,mata
tertutup,lengan menyilang di abdomen,rapihkan tempat tidur kembali.
k. Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas dengan nama,umur,jenis
kelamin,tanggal,no rekam medik,no kamar/nama ruangan dan nama dokter.
l. Ikatkan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau
plester label pada dada depan pasien.
m. letakkan jenazah pada kain kafan jika ada,atau dengan seprei bersih atau kain
panjang. Ikatkan kasa / verban atau pengikat lain di bawah dagu dan sekitar
kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup.
n. Ikat pergelangan tangan bersama menyilang di atas abdomen selipkan kapas
diantara kedua tangan untuk menjaga lengan jatuh dari brankar ketika jenazah
diangkut kekamar jenazah.
o. Perawat lain yang bertugas pada saat itu melakukan koordinasi dengan
Admission atau menghubungi pihak yayasan pengurusan jenazah baik yang
telah bekerja sama dengan rumah sakit ( Yayasan Kamboja ) atau yang telah
ditunjuk oleh pihak keluarga,menyiapkan berkas – berkas yang diperlukan
untuk pembuatan surat kematian,serta koordinasi dengan keamanan mengenai
kedatangan ambulans jenazah.
p. Tutup jenazah dengan kain,kemudian ikat dengan pengikat brankar pada
bagian dada dan lutut,jangan terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan lecet.
q. Pindahkan jenazah ke kamar jenazah secara perlahan dengan brankar yang
didorong oleh perawat.
r. Jenazah diserahkan kepada keluarga beserta barang – barang berharga yang
menempel pada jenazah.
s. Informasikan kepada keluarga untuk merapihkan barang – barang pribadi
jenazah yang masih berada di dalam ruang perawatan.
t. Dokumentasikan prosedur pada catatan keperawatan,catat waktu dan tanggal
jenazah diantar ke kamar jenazah dan apakah barang berharga disimpan atau
diserahkan pada keluarga
u. Setelah ±2 jam berada dalam kamar jenazah,jenazah bisa dibawa pulang
dengan mobil jenazah,perawat/bidan menyerahkan surat kematian kepada
keluarga.
Bereskan dan bersihkan kamar pasien,lakukan sterilisasi kamar jika diperlukan.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan
a. Berikan barang – barang milik pasien pada keluarga atau bawa barang
tersebut ke kamar jenazah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga
pastikan ada perawat lain yang menemani dan minta tanda tangan keluarga
untuk verifikasi penerimaan barang – barang berharga.
b. Berikan dukungan emosional (berempati) kepada keluarga yang ditinggalkan.
c. Mengangkat jenazah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan
kerusakan kulit
Unit terkait d. Apabila waktu kematian antara pukul 07.30 – 21.30 maka perawat / bidan
yang bertugas melakukan koordinasi dengan Admission,sehingga Admission
yang akan menghubungi yayasan pengurusan jenazah.
Apabila kematian di atas pukul 21.30,perawat atau bidan kontrol yang bertugas
menghubungi pihak yayasan pengurusan jenazah.

Seluruh instalasi puskemas

Anda mungkin juga menyukai