No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Gunung Zulkarnain, Amd. Ak
Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Suatu tindakan antiseptic yang dilakukan untuk mengurangi resiko
transmisi pathogen yang terdapat pada tangan, sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
Kebijakan Dilakukan untuk mengurangi resiko transmisi pathogen yang terdapat padá
tangan.
Peralatan Persiapan Alat
CARA PEMERIKSAAN :
1. Melihat (inspeksi)
2. Meraba (palpasi)
3. Mengetuk (perkusi)
4. Mendengar (Auskultasi)
PERSIAPAN
1. Alat :
Lampu baterey
Spatel lidah
Sarung tangan dan vaselin
Refleks hammer
Termometer
Stetoskop
Bengkok
Kom berisi larutan desinfektan
Tensi meter
Buku catatan perawat
Catatannmedik
Blangko resep dan blangko pemeriksaan Ianjutan
2. Pasien:
Unit terkait Pasien diberi tahu
Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
Kebijakan Dilakukan pada setiap pasien yang akan masuk untuk dirawat
A.
Peralatan Persiapan Alat
1. Tempat tidur terbuka
2. Meja pasien
3. Kursi
4. Berkas medika record pasien
5. Peralatan pemeriksaan fisik ( Termometer, tensi meter, timbangan
berat badan, dan tinggi badan)
Prosedur
B. Pelaksanaan
1. Menerima pasien dan keluarga dengan ramah, menyapa dengan
senyuman. tempati dan penuh perhatian sambil memperkenalkan
diri, motto Puskesmas Sekampung adalah:
5 S senyum, salam, sapa, sopan dan santun.
2. Menerima dan membaca surat pengantar
3. Mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan, bila tidak
dapat dilakukan tanyakan pada keluarga hasil pengukuran terakhir
4. Membawa pasien ke kamar dan mempersilahkannya naik ke tempat
tidur
5. Melakukan pemeriksaan
fisik keadaan umum
Suhu tubuh
Denyut nadi
Pernafasan
Tekanan darah
Anamnesis singkat
Sernua hasil dicatat pada catatan keperawatan
6. Melaporkan keadaan pasien ke dokter penanggung jawab dan ke
perawat jaga
7. Melaporkan diet pasien ke bagian gizi
8. Mengorientasikan pasien
Memperkenalkan pasien ke pasien lain yang ada di
kamarnya
Menunjukkan kamar mandi, Lemari pakaian dan ruang perawat
9. Bila ada obat/foto/hasil laboratorium dan luar masukkan ke medical
record pasien
Unit terkait C. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelum menerima pasien sebaiknya
mengetahui kondisi pasien terlebih dahulu seperti pengunaan infus dan
oksigen.
Pengertian Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1 menit untuk
mengetahui volume, rytme,jumlah nadi, pernafasan permenit.
B. PENATALAKSANAAN NADI:
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila memungkinkan
(mengatur posisi tangan),
3. Mencari denyut pada pergelangan tangan (arteri radilais) sambil
melihat jam.
4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada arteri radialis,
menutup selama 1 menit.
5. Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi.
6. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.
C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Tepi bawah manset letakkan 2-3 cm di atas fossa cubiti
3. Manset dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada sisi
luar lengan dan dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar
4. Palpasi arteri hrakhialis pada fossa cubiti atau arteri radialis pada
pergelangan tanagan, stetoskop di tempatkan pada daerah tersebut.
5. Sekrup balon karet ditutup, sekrup air raksa dibuka selanjutnya
balon dipumpa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi
6. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun
perlahan sambil memperhatikan turunya air raksa, dengarkan bunyi
denyutan pertama dengan stetoscope
7. Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertarna
disebut systol
8. Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir. Skala permukaan
air raksa pada waktu denyutan terakhir disebut tekanan diastole
Unit terkait 9. Catat hasil pengukuran dalam satuan systole/diastole (mmHg)
10. Perawat cuci tangan
B. Persiapan Pasien
Prosedur 1. AxilIa dalam keadaan kering dan bersih
2. Berikan penjelasan yang akan dilakukan
C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
3. Perawat menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
4. Perawat membersihkan axilla pasien yang akan diukur suhu nya
5. Turunkan air raksa untuk thermometer air raksa sampai batas
350 C, tekan tombol on/off pada thermometer digital
6. Pasang thermometer dengan posisi reservoir pada ketiak pasien
dengan lengan dilipat pada dada
7. Setelah 5-10 menit thermometer diangkat usap dengan kain kassa
lalu hasilnya di baca dan dicatat dalam buku catatan, pada
termometrer digital tunggu sampai alarm berbunyi
8. Thermometer di celupkan pada air sabun lalu dilap kassa/tissue dan
di celupkan pada cairan desinfektan,bilas dengan air bersih dan
keringkan
9. Air raksa di turunkan sampai batas 350C sedangkan untuk
Unit terkait thermometer ditital tekan on/off
10. Perawat cuci tangan
C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
3. Perawat meraba arteri dengan cara menempelkan jari
4. Khusus untuk anak-anak perhitungan dilakukan satu menit penuh
5. Perawat memperhatikan irama dan tekanannya sambil rnenghitung
6. Perawat mendokumentasikan hasil penghitungan dan keadaannya
pada rekam medik
7. Perawat cuci tangan
Unit terkait
Di setiap Unit Kerja
PROSEDUR TINDAKAN
MENGHITUNG PERNAFASAN
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Perawat mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3. Menghitung pernafasan di lakukan setelah melakukan penghitungan
denyut nadi dan tanpa diketahui oleh pasien
4. Satu kali pernafasan adalah satu kali menarik nafas dan satu kali
mengelurkan nafas ( satu kali inspirasi dan satu kali
ekspirasi)
5. Perawat mendokumentasikan hasih perhitungan di dalam buku
catatan dan pada rekam medik pasien
Unit terkait 6. Perawat cuci tangan
Pengertian Memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dilakukan pada
lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah dada dan di tempat lain
yang di anggap perlu
C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat disiapkan sesuai kebutuhan
3. Di desinfektan permukaan kulit yang akan disuntik
4. Jarurn ditusukkan dengan lubang menghadap keatas dan membentuk
sudut 45°dengan permukaan kulit
5. Melakukkan aspirasi dengan cara penghisap spuit di tarik ke atas
sedikit bila ada darah obat jangan di masukkan, tapi bila
tidak ada darah obat dimasukkan perlahan- lahan
6. Setelah obat masuk semua jarum di cabut, bekas tusukan jarum di
tekan dengan kapas alcohol
7. Alat-alat dibereskan
Unit terkait 8. Perawat cuci tangan
Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang dilakukan
pada lengan bawah atau di tempat lain yang dianggap perlu
C. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat dan obat disiapkan sesuai kebutuhan
3. Di desinfektan permukaan kulit yang akan disuntik
4. Lubang jarum menghadap ke atas dan membentuk sudut 150 - 200
dengan permukaan kulit
5. Setelah obat masuk jarum dicabut, bekas tusukan jarum ditekan
dengan kapas alcohol
6. Alat-alat di bereskan
Unit terkait 7. Perawat cuci tangan
Pengertian Memberikan melalui suntikan pada otot pangkal lengan, otot paha bagian
luar yaitu 1/3 tengah paha sebelah luar atau pada otot bokong
1/3 SIAS
C. Pelaksanaan
1. Bacalah daftar obat pasien yang rnenunjukkan jenis obat dan cara
pemberiannya
2. Ambil spuit dan jarum steril atau spuit disposable dan dibuka
palstiknya
3. Larutkan terlebih dahulu obat-obat yang perlu dilarutkan
4. Bacalah kembali daftar obat tersebut. Ambil obat yang dirnaksud
kemudian lakukan desinfeksi pada:
leher batat atau ampul
karet penutup flacon/vial
5. Spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan,
udara dalam spuit dikeluarkan lalu spuit dan kapas alcohol di
masukkan ke dalarn bak yang tersedia dan Iangsung di bawa ke
dekat pasien
6. Baca kembali daftar pembenan obat dan cocokkan dengan pasien
7. Tentukan daerah yang akan di suntik, lalu permukaan kulit didaerah
yang bersangkutan di desinifektan dengan kapas alcohol
8. Jarum di tusuk tegak lurus 90 dengan perrnukaan kulit
9. Melakukkan aspirasi dengan cara penghisap spuit di tarik ke atas
sedikit bila ada darah obat jangan di masukkan, tapibila
tidak ada darah obat dimasukkan perlahan- lahan
Unit terkait 10. Setelah semua obat masuk, jarum di cabut dengan cepat. Bekas
tusukan ditekan dengan kapas alcohol
Tujuan Diberikan pada pasien yang membutuhkan injeksi intra vena dan
membutuhkan absorbsi obat yang cepat
Kebijakan A. Persiapan alat
Baki atau meja suntik yang berisi alat-alat sebagaiberikut:
1. Spuit dan jarum steril dan berbagai macam ukuran sesuai kebutuhan
Peralatan
2. Obat-obatan yang diperlukan
3. Kapas alcohol dalam tempatnya
4. Cairan pelarut (aquabidest atau Nacl)
5. Bengkok
6. Bak spuit yang tertutup
7. Karet pembendung
Prosedur
B. Persiapan Pasien
Pasien di berikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan
C. Pelaksanaan
1. Bacalah daftar obat pasien yang menunjukkan jenis obat dan cara
pemberiannya
2. Ambil spuit dan jarum steril atau spuit disposable dibuka dan
palstiknya
3. Larutkan terlebih dahulu obat-obat yang perlu di larutkan
4. Baca kembali daftar obat tersebut, ambil obat yang dimaksud.
kemudian lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada:
Leher botol atau ampul
Karet penutup flacon/vial
5. Spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah di tentukan,
udara dalam spuit di keluarkan lalu spuit serta kapas alcohol
dimasukkan ke dalam bak yang tersedia dan langsung dibawa ke
dekat pasien
6. Baca kembali daftar obat dan cocokan dengan pasien
7. Tentukan daerah yang akan di suntik, lain lakukan pembendungan di
bagian atasnya. Selanjutnya permukaan kulit
di desinfektan dengan kapas alcohol
8. Jarum ditusukkan ke dalam pernhuluh darah yang di maksud dengan
lubang jarum menghadap ke atas
Penghisap spuit ditarik sedikit. Bila ada darah jarum masuk ke dalam vena
dan darah akan mengalir sendiri ke dalam spuit.
PROSEDUR TINDAKAN
PEMASANGAN INFUS (INFD)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Pemasangan infus (IVFD) adalah terapi intravena untuk memberikan cairan
tambahan yang mengandung komponen tertentu yang diperlukan tubuh
selama periode tertentu
C. Pelasanaan
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan
3. Memberikan posisi yang nyarnan
4. Meletakkan torniquet + 5 cm diatas daerah yang akan dilakukan
pemasangan infus
5. Menghubungkan cairan dengan selang set infus dan digantungkan
pada tiang infus
6. Mengalirkan cairan dengan selang menghadap keatas untuk
mengeluarkan udara, kemudian di klem
7. Mengencangkan tomiquet, menganjurkan pasien jmtuk mengepal
dan pastikan daerah yang akan ditusuk
8. Membersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alcohol
9. Tusuk dengan posisi jarum sejajar kulit dan tusukan sampai terlihat
ada darah mengalir
10. Melepaskan Torniqet
11. Menyambung cairan infus, membuka klem slang sampai terlihat
tetesan lancar
12. Fiksasi posisi jarurn dengan plester, tutup dengan kassa steril yang
diberi iodine povidon 10% dan atur agar rnudah untuk evaluasi
tanda-tanda inflamasi
13. Mengatur tetesan infus sesuai kebutuhan, tulis tanggal dan jam
Unit terkait pemasangan pada lokasi yang mudah dibaca
14. Mendokumentasikan waktu pemberian, jenis cairan jumlah tetesan,
jumlah cairan masuk,
Pengertian Suatu tindakan memeriksa kadar darah yang diambil melalui darah
perifer/kapiler
B. Persiapan pasien
1. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Membimbing pasien untuk berdoa
C. Pelaksaan
1. Pemeriksaan darah
Menetukan pembuluh darah yang akan ditusuk untuk
pengambilan darah.
Mendensinfeksi permukaan kulit pembuluh darah yang akan
ditusuk dengan menggunakan kapas alkohol
Memasang tourniquet
Mengambil darah pemeriksaan dengan cara menusukkan jarum
pada pembuluh darah, sesuai dengan jumlah
kebutuhan.
Memasukkan darah pada tempat yang sudah disediakan.
Memasang label pada tempat darah dengan:
a. Mencantumkan nama
b. Nomor rekam medik
c. Tanggal dan jam pengambilan
Mengirim darah dan menyertakan formulir pemeriksaan yang
sudah diisi dan ditandatangani dokter.
Pengertian Tindakan memasukan selang karet atau plastic melalui uretra dan masuk
kedalam kandung kemih.
2. Persiapan pasien.
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Prosedur kerja
a. Perawat mencuci tangan
b. Pasang tirai, tutup gorden sekitar tempat tidur atau tutup pintu
ruangan
c. Pasang perlak
d. Kalau perlu bersihakan daerah perinium tempat tidur dengan
sabun dan keringkan
e. Atur posisi untuk pemasangan kateter
1) Wanita : Dorsal recumbent
2) Pria : Supine
f. Letakan set kateter diantara tungkai bawah pasien dengan jarak
minimal 45 cm dari perineum pasien
g. Buka set kateter
h. Gunakan sarung tangan steril
i. Pasang duk berlubang di daerah genitilia pasien
j. Buka daerah meatus
1) Wanita : buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri , lalu sedikit ditarik keatas
2) Pria : pegang daerah di bawah labia glands penis dengan
ibu jari dan telunjuk, periputium ditarik kebawah
k. Bersihkan daerah meatus dengan kapas steril dan pinset
1) Wanita : bersihkan daerah labia luar terakhir bagian meatus,
kapas hanya sekali pakai
2) Pria : bersihkan denganarah melingkar dari meatus
keluar, minimum 3 kali
l. Lumasi ujung kateter dengan minyak pelumas/jelly
1) Wanita : 4-5 cm
2) Pria : 15-18 cm
m. Masukan kateter
1) Wanita : sepanjang 5-7 cm
2) Pria : 18- 20 cm
n. Saat memasukan kateter disarankan pasien mengambil napas
dalam
o. Jika sepanjang memasukan kateter ada terasa adany tahanan
jangan dilanjutkan atau dipaksakan
p. Setelah kateter masuk, isi balon dengan Nacl atau aquades
sebanyak yang ditentukan, menggunakan spuit
q. Tarik perlahan – lahan sampai ada tahanan pada balon
r. Fikasi kateter menggunakan plester
s. Gantung urin bag dengan posisi rendah daripada vesika urinaria
t. Beri posisi nyaman pada pasien dan rapikan alat- alat pada
tempatnya
u. Cuci tangan setelah prosedur dilaksanakan
v. Catat : prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus,
waktu , warna, bau, jumlah urin, rekasi pasien pada catatan
keperawatan
Unit terkait
4. Sikap
a. Teliti terjadap sterilisasi
b. Peka terhadap privasi pasien
c. Hati hati terhadap komlikasi akibat pemasangan kateter
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Pemasangan selang melalui hidung untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada
orang sakit yang tidak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara
memenuhinya melalui enteral (pipa lambung).
2. Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Alat-alat disiapkan.
c. Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler.
d. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
e. Letakkan bengkok di dada pasien.
f. Tentukan letak pipa penduga (NGT) dengan cara mengukur panjang
pipa dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke
telinga dan beri tanda batasnya.
g. Berikan jelly pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien
dianjurkan untuk menelannya.
h. Tentukan apakah pipa tersebut sudah benar-benar sudah masuk ke
lambung, dengan cara:
1) Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila ada gelembung,
pipa masuk ke paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut
masuk ke lambung, setelah itu diklem atau dilipat kembali.
2) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung
terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu,
keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang
dimasukkan.
i. Lakukan fiksasi dengan plester.
j. Bersihkan alat.
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
4. Sikap
a. Hati-hati
b. Tidak tergesa-gesa
Unit terkait
c. Cermat dalam bekerja
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
2. Persiapan Pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Kontrol flow meter dan humidifier.
c. Kontrol apakah peralatan berfungsi.
d. Perawat cuci tangan.
e. Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler.
f. Pasang kanul
1) Cara pemberian nasal kateter
a) Ukur nasal kateter ke hidung dan berikan tanda.
b) Buka saluran udara dari tabung oksigen.
c) Berikan minyak pelumas/jelly.
d) Masukkan kedalam hidung sampai batas yang ditentukan.
e) Lakukan pengecekkan kateter apakah sudah masuk atau
belum dengan menekan lidah pasien menggunakan spatel
(akan terlihat posisinya di belakang uvula).
f) Fiksasi pada daerah hidung.
g) Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa
kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam.
h) Ganti kateter tiap 48 jam atau kalau perlu.
4. Sikap
a. Hati-hati
Unit terkait
b. Sabar
c. Teliti
d. Tanggap terhadap reaksi pasie
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
2. Persiapan Pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan
b. Memasang tirai
3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Hangatkan cairan.
c. Atur posisi pasien duduk/tidur.
d. Kepala miring kesisi yang sakit.
e. Meletakkan piala ginjal dibawah mata.
f. Kalau perlu bersihkan kelopak bawah mata bawah, pasien
dianjurkan untuk melihat keatas.
g. Alirkan cairan irigasi dengan tekanan rendah dari arah dalam keluar
dengan jarak 2 cm.
h. Bersihkan cairan disekitar mata dan pipi.
i. Rapikan pasien dan lingkungan.
j. Bersihkan alat dan kembalikan pada tempatnya.
k. Cuci tangan setelah semua prosedur sudah dilakukan.
l. Buat laporan/catatan.
4. Sikap
a. Hati-hati
Unit terkait b. Sabar
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Melakukan tindakan keperawatan, mengganti balutan dan membersikan
luka pada luka kotor
2. Persiapan Pasien
a. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Pasang tirai disekeliling tempat tidur .
c. Atur posisi pasien sehingga luka mudah dibersihkan.
d. Tempatkan alat di dekat pasien.
3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan
b. Buka balutan dengan kapas yang diberi alkohol dan buka
menggunakan pinset.
c. Buka balutan lapis luar.
d. Bersihkan daerah sekitar luka dan bekas plester.
e. Buka balutan lapis dalam.
f. Tekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
g. Lakukan debridemen.
h. Bersihkan luka dengan cairan NaCl.
i. Lakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
j. Pasan plester atau verband.
k. Rapikan pasien.
l. Lakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
m. Bersihkan alat-alat dan membuang kotoran.
n. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
o. Catat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
4. Sikap
a. Sabar
b. Teliti
c. Peka terhadap sterilisasi
Unit terkait d. Peka terhadap privasi pasien
e. Hangat dan bersahabat
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Melakukan tindakan keperawatan pada luka bakar
2. Persiapan Pasien
a. Pasien/keluargan diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Tanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan.
c. Tempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
d. Pasang tirai disekeliling tempat tidur.
e. Atur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan.
b. Pakai sarung tangan.
c. Buka balutan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9%.
d. Bersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%.
e. Lakukan debrideman bila terdapat jaringan nekrotik. (Bila ada bula jangan
dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3).
f. Bersihkan luka dengan menggunakan larutan NaCl 0,9%.
g. Keringkan luka dengan menggunakan kassa steril.
h. Berikan obat topikal sesuai ajuran dokter pada luka.
i. Tutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasang verband dan diplester.
j. Rapikan pasien.
k. Lakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
l. Bersihkan alat-alat dan membuang kotoran.
m. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
n. Catat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.
4. Sikap
a. Sabar
Unit terkait b. Teliti
c. Peka terhadap sterilisasi
d. Peka terhadap privasi pasien
e. Hangat dan bersahabat
UGD, Laboratorium, rawat inap
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN BIDAI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Memasang alat untuk immobilisasi mempertahankan kedudukan tulang
2. Persiapan Pasien
a. Pasien/keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
3. Prosedur Kerja
a. Perawat cuci tangan
b. Perawat menggunakan masker dan handscoen.
c. Perawat 1 mengangkat daerah yang akan dipasang bidai dengan
perlahan.
d. Perawat 2 meletakkan bidai melewati dua persendian anggota gerak.
e. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi
patah tulang.
f. Perawat 1 mempertahankan posisi, sementara perawat 2 mengikat
bidai.
g. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar.
h. Perawat cuci tangan kembali.
i. Atur posisi pasien.
j. Obsevasi respon/keluhan pasien.
k. Observasi tekanan darah, nadi dan pernapasan.
l. Observasi vaskularisasi darah distal, minta pasien menggerakkan
bagian distal dari patahan perlahan-lahan.
4. Sikap
a. Hati-hati dan teliti
Unit terkait b. Sabar
c. Bertanggung jawab
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pemcenaan yang
disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan
zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfingens, Campylobacter, dan
Staphylococcus aureus.
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Aturan kerja yang harus dilaksanakan oleh pengemudi ambulan
Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan puskemas gunung labuhan
Khusus :
Sebagai tatacara petugas ambulan dalam melaksanakan tugas
Meningkatkan keselamatan pasien
Mempermudah dan mempercepat pelayanan tranportasi pasien dari
dan ke ICU
Prosedur
1. Sopir ambulan wajib hadir minimal 15 menit sebelum pergantian
2. Sopir ambulan wajib mengontrol keadaan ambulan secara rutin
seperti oli, air accu, radiator dan O2 yang ada dalam mobil ambulan
serta mengadakan perawatan dan kelengkapan lainnya
3. Sopir ambulan apabila membawa pasien kedalam kota dilarang
temannya sedang dalam keadaan dinas kecuali rever perawat
4. Sopir wajib membersihkan dan mencuci mobil ambulan apabila
dipandang perlu
5. Sopir wajib melaporkan kepada dokter jaga apabila melaksanakan
dinas keluar kota memakai ambulan dan wajib mengecek semua
ruangan
6. Untuk keluarga pasien yang hendak memakai ambulan
kedalam/keluar kota sayaratnya harus lunas administrasi baik tarif
ambulan maupun ruangan
7. Sopir ambulan wajib cepat tanggap terhadap peminjaman ambulan
yang melalui telepon karena bukan taxi
8. Sopir ambulan wajib bersikap ramah terhadap setiap pasien dan
keluarga pasien karena puskemas adalah pelayanan sosial
Unit terkait
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Prosedur operasional penggunaan dan pemakaian ambulan dalam rangka
menunjang operasional UGD
Unit terkait
Sopir Ambulan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Adalah kendaraan yang digunakan untuk mengantar, menjemput, dan
membantu keperluan orang sakit atau jenazah.
Pasien yang dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan
dokter/perawat/bidan memerlukan pelayanan di rumas sakit baik untuk
dianostik penunjang atau terapi
Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit
tujuan dengan cepat dan aman
Unit terkait
Rawat inap, petugas ambula/sopir ambulan
PERAWATAN JENAZAH
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas Zulkarnain, Amd. Ak
Gunung Labuhan NIP: 197707161998031002
Pengertian Perawatan pasien setelah meninggal,perawatan termasuk menyiapkan
jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga,transportasi ke kamar jenazah dan
melakukan disposisi (penyerahan) barang – barang milik pasien.
Tujuan
1. Penghormatan terhadap jenazah.
2. Menjalankan kewajiban hukum agama
3. Jenazah dalam keadaan bersih
4. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah
Prosedur
1. Persiapan Alat :
a. Alat medis dan non medis
1) Kasa/verban secukupnya
2) Sarung tangan bersih
3) Kapas secukupnya
4) Plastik jenazah/pembungkus jenazah
5) Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka)
6) Bengkok (1buah)
7) Troli
8) Label identifikasi
9) Air dalam baskom
10) Sabun
11) Handuk
12) Selimut mandi
13) Kain panjang bersih.
b. Alat tulis kantor
1) Status pasien
2) Surat kematian
3) Pulpen
2. Pelaksanaan :
a. Atur lingkungan sekitar tempat tidur,bila kematian pada multi bed jaga
privasi pasien yang lain.
b. Cuci tangan
c. Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar.
d. Tempatkan tubuh dalam posisi terlentang
e. Tutup mata,dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada
kelopak mata dan plester jika tidak tertutup.
f. Luruskan badan dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan tangan
dan menyilang abdomen atau telapak tangan menghadap ke bawah.
g. Untuk pasien dewasa lepaskan perhiasan,barang berharga serta gigi palsu
(jika menggunakan) dihadapan keluarga. termasuk kaca
mata,kartu,surat,kunci dan ditempatkan pada tas plastik tempat barang
berharga,beri label identitas.
h. Bersihkan badan dengan menggunakan air bersih dimulai dari area tubuh
yang terdapat kotoran seperti darah,feses atau muntahan. Jika kotoran terjadi
pada area rektum,uretra atau vagina letakan kasa untuk menutup tiap lubang
dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut.
i. Ganti balutan bila ada,balutan yang kotor harus diganti dengan yang
bersih,bekas plester dihilangkan.
j. Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga,jika keluarga
meminta untuk melihat jenazah tempatkan pada posisi tidur terlentang,mata
tertutup,lengan menyilang di abdomen,rapihkan tempat tidur kembali.
k. Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas dengan nama,umur,jenis
kelamin,tanggal,no rekam medik,no kamar/nama ruangan dan nama dokter.
l. Ikatkan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau
plester label pada dada depan pasien.
m. letakkan jenazah pada kain kafan jika ada,atau dengan seprei bersih atau kain
panjang. Ikatkan kasa / verban atau pengikat lain di bawah dagu dan sekitar
kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup.
n. Ikat pergelangan tangan bersama menyilang di atas abdomen selipkan kapas
diantara kedua tangan untuk menjaga lengan jatuh dari brankar ketika jenazah
diangkut kekamar jenazah.
o. Perawat lain yang bertugas pada saat itu melakukan koordinasi dengan
Admission atau menghubungi pihak yayasan pengurusan jenazah baik yang
telah bekerja sama dengan rumah sakit ( Yayasan Kamboja ) atau yang telah
ditunjuk oleh pihak keluarga,menyiapkan berkas – berkas yang diperlukan
untuk pembuatan surat kematian,serta koordinasi dengan keamanan mengenai
kedatangan ambulans jenazah.
p. Tutup jenazah dengan kain,kemudian ikat dengan pengikat brankar pada
bagian dada dan lutut,jangan terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan lecet.
q. Pindahkan jenazah ke kamar jenazah secara perlahan dengan brankar yang
didorong oleh perawat.
r. Jenazah diserahkan kepada keluarga beserta barang – barang berharga yang
menempel pada jenazah.
s. Informasikan kepada keluarga untuk merapihkan barang – barang pribadi
jenazah yang masih berada di dalam ruang perawatan.
t. Dokumentasikan prosedur pada catatan keperawatan,catat waktu dan tanggal
jenazah diantar ke kamar jenazah dan apakah barang berharga disimpan atau
diserahkan pada keluarga
u. Setelah ±2 jam berada dalam kamar jenazah,jenazah bisa dibawa pulang
dengan mobil jenazah,perawat/bidan menyerahkan surat kematian kepada
keluarga.
Bereskan dan bersihkan kamar pasien,lakukan sterilisasi kamar jika diperlukan.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan
a. Berikan barang – barang milik pasien pada keluarga atau bawa barang
tersebut ke kamar jenazah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga
pastikan ada perawat lain yang menemani dan minta tanda tangan keluarga
untuk verifikasi penerimaan barang – barang berharga.
b. Berikan dukungan emosional (berempati) kepada keluarga yang ditinggalkan.
c. Mengangkat jenazah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan
kerusakan kulit
Unit terkait d. Apabila waktu kematian antara pukul 07.30 – 21.30 maka perawat / bidan
yang bertugas melakukan koordinasi dengan Admission,sehingga Admission
yang akan menghubungi yayasan pengurusan jenazah.
Apabila kematian di atas pukul 21.30,perawat atau bidan kontrol yang bertugas
menghubungi pihak yayasan pengurusan jenazah.