DISUSUN OLEH :
Nama : Karpila Margareta
NIM : 2214401061
Kelas : Reguler 2 Tingkat 1
DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
2022/2023
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN TANDA -TANDA VITAL
INDIKASI 1. Suhu
Pasien baru, keluhan demam, hipertensi akibat kehamilan, bayi
sakit , transfuse darah, selama dan setelah pembedahan, luka bakar,
luka terbuka, infeksi
2. Nadi
Penderita baru, dilakukan setiap 8 jam
3. Pernapasan
Maternal yang masuk rumah sakit dengan keluhan pernapasan
4. Tekanan Darah
Pada saat pertama kali mencatat riwayat kx, sebagai data dasar, pada
kondisi klinis yang telah ditetapkan
KONTRAINDIKASI 1. Suhu
Bayi, anak kecil, klien dengan bedah oral, nyeri atau trama pada
mulut, klien tidak sadar, pernapaan mulut
2. Nadi
Jika pengukuran denyut nadi dilakukanoleh pelayanan kesehatan
dibawah normal
3. Pernapasan
Usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, aktivitas
4. Tekanan Darah
Dengan teknik ambulatory tidak memiliki kontra indikasi mutlak
PERSIAPAN PASIEN 1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien harus menjauhkan diri dari olahraga, makan, minum,
merokok, memakai obat yang mempengaruhi tekanan darah satu jam
sebelum pengukuran
PERSIAPAN ALAT 1. Suhu
a. Termometer ( axial, oral, rectal) bersih
b. Botol berisi larutan sbaun yang didalamnya dialasi dengan kain
kasa
c. Botol berisi larutan disenfektan didalamnya dialasi dengan kain
kasa
d. Botol berisi air bersih didalamnya dialasi dengan kain kasa
e. Kain kasa
f. Potongan celstpo pada tempatnya
g. Alat penunjuk waktu/arloji
h. Alat tulis dan buku catatatn
2. Nadi
a. Arloji/ stopwatch
b. Buku catatan nadi
c. Pena
3. Pernapasan
a. Arloji ( jam) atau stopwatch
b. Buku catatan
c. Pena
4. Tekanan Darah
a. Sfignomanometer
b. Stestoskop
c. Buku catatan tanda vital
d. Pena
3. Pengukuran pernapasan
a. Jelaskan prosedur pada pasien
b. Cuci tangan
c. Atur posisi klien, letakka lengan klien pada posisi rileks
menyilang abdomen atau dada bagian bawahnya, atau tempatkan
tangan pemeriksa langsung pada abdomen atas klien
d. Observasi siklus pernapasan lengkap. Hitung frekuensi dan
irama pernapasan
e. Setelah siklus diobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan
hitung frekuensi dan irama pernafasan
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
g. Mendokumentasikan
B. Tahap Orientasi
1. Menjelaskan tujuan, kontrak waktu dan prosedur tindakan
pada klien / keluarga
2. Memberikan kesempatan untuk bertanya
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
prosedur dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Berikan baby oil/ baby lotion pada punggung klien
2. Lakukan masase pada daerah dirasakan nyeri selama 5-10
menit
3. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan
jari denagn tekanan halus
4. Teknik masase dengan gerakan tangan selang seling
( tekanan pendek, cepat, dan bergantian tangan ) denagn
menggunakan telapak tangan dan jari dengan menggunakan
tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi pada pinggang
5. Teknik remasan ( mengusap otot bahu ) dapat dilakukan bila
nyeri terdapat pada daerah disekitar bahu
6. Teknik mamase dengan gerakan menggesek dengan
mengunakan ibu jari dengan gerakan memutar.masase ini
dilakukan bila nyeri dirasakan didaerah punggung dan
pinggang secara menyeluruh
7. Tekhnik eflurasi dengan tangan, dapat dilakukan bila nyeri
terjadi didaerah punggung dan pinggang
8. Tekhnik petrisasi dengan menekan punggung secara
horizontal
9. Tekhnik tekana menyikat dengan mengunakan ujung jari,
digunakan pada akhir masase daerah
10. Bersihkan punggung dengan handuk kecil
11. Kembalikan klien keposisi yang nyaman
12. Rapikan pakaian klien dan slimutnya
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. Memberitahukan hasil tindakan kepada pasien/keluarga
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Membereskan alat
5. Cuci tangan
6. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan pada
klien/keluarga dan pamit
7. Mendokumentasikan
PENGERTIAN Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
mengalami nyerikronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh, kecemasansehingga mencegah menghebatnya stimulasi
nyeri.
Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. .Lingkungan yang tenangTujuan :Untuk menggurangi atau
menghilangkan rasa nyeri
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
3. Tahap kerja
a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada
sesuatu yang kurang dipahami/jelas
b. Atus posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik
c. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik napas dalam sehingga
rongga paru berisi udara, intruksikan pasien dengan cara perlahan.
d. Menghembuskan udara membiarkannya keluar dari setiap anggota
tabuh, pada saat bersamaan minta pasien untuk memusatkan
perhataiannya pada sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa
nikmatnya rasanya
e. Instruksikan pasien buat bernafas dengan irama normal beberapa
saat (1-2) menit
f. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam,
kemudian menghembuskannya dengan cara perlahan
g. Merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki menuju
keparu-paru seterusnya rasakan udara mengalir keseluruh bagian
anggota tubuh
h. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pad kaki dan tangan
dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan kaki dan
rasakan kehangatannya
i. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan,
udara yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari
tangan dan kai dan rasakan kehangatanya
j. Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bila
rasa nyeri kembali lagi
k. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk
melakukan secara mandir
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAJEMEN TIDUR RITUAL BERDOA DAN MENINGATKAN LINGKUNGAN KONDUSIF
PENGERTIAN Mengajarkan pengaturan dan memfasilitasi siklus tidur serta terjaga yang
teratur
B. Tahap Orientasi
1. Salam terapeutik memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan nam dan tempat tanggal lahir untuk
dicocokan dengan gelang pasien
3. Identifikasi pola istirahat dan tidur
4. Identifikasi factor pengganggu tidur
5. Identifikasi makanan dan minuman yang menggangu tidur
6. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
7. Jelaskan kepada klien mengenai tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
8. Mintalah persetujuan klien sebelum memulai tindakan
9. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
bertanya
C. Tahap Kerja
1. Salama therapeutik
2. Mencuci tangan dengan enam langkah
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
4. Modifikasi lingkungan (misalnya pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
a. Batasi kebisingan di lingkungan tidur pasien seperti menutup
pintu.
b. Bila pasien terbiasa dengan lampu tidur yang sedikit redup,
gunakan lampu tidur/lampu malam
c. Bila pasien ingin menambah kehangatan, atur suhu dan gunakan
kaus kaki
d. Bila pasien terbiasa dengan kepala bantal tambahan, berikan
bantal tambahan sesuai keinginan pasien (tetapi tidak terlalu tinggi,
untuk meminimalisir sakit pada bagian leher dan tulang belakang)
5. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
6. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
7. Menggali ritual tidur klien
8. Fasilitasi ritual tidur klien (sesuai kebutuhan)
a. Beribadah ! Seperangkat alat ibadah untuk agama islam
(Al-Qur’an, mukena untuk wanita, sarung dan peci
untuk pria, tasbih) ! Seperangkat alat ibadah untuk
agama Kristen Protestan / Katolik (Alkitab, buku
nyanyian, clan rosario bagi Kristen Katolik) !
Seperangkat alat ibadah untuk menyesuaikan agama
klien.
b. Membaca (buku cerita fiksi atau nonfiksi)
c. Minum susu
d. Mendengarkan music (dianjurkan untuk mendengarkan
music yang membuat rileks)
e. Mengobrol/berbincang-bincang
9. Tetapkan jadwal tidur rutin
10. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kemyamanan (misalnya
pijat, pengaturan posisi, terapi akrupesur)
11. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/tindakan untuk menunjang
siklus istirahat dan tidur
12. Mengobservasi tidur klien nyenyak atau tidak
13. Mencuci tangan dengan enam langkah
D. Tahap Terminasi
1. Mengobservasi respon dan keadaan pasien setelah bangun
tidur
2. Jelaskan pentingnya istirahat dan tidur yang cukup
3. Anjurkan menyusun jadwal dan menepati kebiasaan
istirahat dan tidur
4. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
5. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
6. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
(misalnya kelelahan, sesak nafas saat aktivitas)
7. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (misalnya psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
8. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi
lainya.
9. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
10. Mencuci tangan dengan enam langkah
11. Dokumentasi tindakan dan hasil observasi dalam catatan
keperawatan