Anda di halaman 1dari 9

DOKTER UMUM

Nomor : SOP- Praktik Dokter Mandiri


PRAKTIK Terbit ke :
DOKTER
No Revisi :
MANDIRI S Tgl diberlaku :
O Halaman :8
Dr. Rika
Ristanti P dr. Rika Ristanti
NO. STR : 1221100121230115

1. Pengertian : Dokter praktek mandiri dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di tempat


praktik dokter mandiri
2. Tujuan : Sebagai acuan untuk mengatur tugas dan fungsi dokter praktek mandiri guna
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan lancer
3. Kebijakan
4. Referensi : Permenkes RI no. 5 tahun 2014 tentang panduan praktek klinis bagi Dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan primer
5. Prosedur : Peralatan dan Bahan:
a. Stetoskop
b. Tensimeter
c. Pen light/ Senter
d. Refleks hammer
e. Tongue spatel
f. Otoscope
g. Timbangan
h. Termometer
i. Metline
6. Unit Terkait : 1. Pendaftaran
2. Ruang Pemeriksaan
7. Langkah- : 1. Pasien melakukan pendaftaran kemudian menunggu di ruang tunggu
langkah sesuai antrian.
2. Dokter di ruang pemeriksaan memanggil pasien untuk masuk ke Ruang
periksa sesuai nomor urut.
3. Dokter mencocokkan identitas pasien dengan kartu rawat jalan.
4. Dokter melakukan anamnesa yaitu wawancara terhadap pasien atau
keluarganya mengenai:
- Keluhan Utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
5. Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien yaitu:
- Inspeksi : Keadaan umum pasien.
- Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan, konsistensi
hepar / lien.
- Perkusi : Untuk menentukan batas jantung, keadaan paru, hepar,
dan organ lainnya
- Auskultasi : Untuk mengetahui suara jantung, paru dan peristaltik
usus.
6. Jika diperlukan pemeriksaan penunjang maka Dokter akan merujuk pasien
ke fasilitas lain yang diperlukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang
7. Hasil pemeriksaan tersebut digunakan sebagai data pendukung dalam
penegakan diagnosis pada pelayanan pasien
8. Tindakan yang dilakukan dicatat dalam buku rawat jalan
9. Dokter melakukan penegakan diagnosa, menentukan tindakan terapi
10. Dokter memberikan obat kepada pasien
11. Untuk pasien yang tidak mampu ditangani di praktek dokter mandiri maka
Dokter memberikan rujukan ke Puskesmas atau RSU

Langkah-langkah pengukuran tekanan darah:


1. Mempersilahkan pasien dalam posisi pemeriksaan
2. Lengan yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian.
3. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
4. Lakukan palpasi pada arteri brakhialis untuk memastikan terabanya
denyut.
5. Posisikan lengan pasien sedemikian rupa sehingga arteri brakhialis sejajar
dengan jantung.
6. Pasang manset dengan membalutkannya dengan kencang dan lembut pada
lengan atas. Batas bawah manset berada pada 2.5cm di atas fossa
antecubiti, dan balon manset harus berada di tengah arteri brakialis.
7. Raba arteri radialis dengan satu tangan, kembangkan manset secara cepat
sampai dengan pulsasi arteri radialis menghilang. Baca tekanan yang
terbaca pada manometer, lalu tambahkan 30 mmHg. Gunakan jumlah ini
sebagai target untuk mengembangkan manset sehingga mengurangi
ketidaknyamanan karena manset yang terlalu kencang.
8. Kempiskan manset dan tunggu 15-30 detik.
9. Tempatkan membran stetoskop pada arteri brachialis.
10. Kembangkan manset secara cepat sampai dengan tekanan yang
11. telah ditentukan sebelumnya.
12. Kempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik. Dua
bunyi pertama yang terdengar adalah tekanan sistolik pasien.
13. Kemudian kempiskan manset. Titik dimana bunyi terdengar menghilang
merupakan tekanan diastolik pasien.

Langkah-langkah pengukuran denyut nadi:


1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
3. Dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah, tekan arteri radialis sampai
dengan terdeteksi denyut maksimal. Yang perlu dinilai adalah frekuensi,
irama dan kuat angkat.
4. Apabila didapatkan frekuensi denyut dan irama normal, maka hitung
frekuensi selama 30 detik lalu kalikan 2. Jika frekuensi denyut nadi sangat
cepat atau sangat lambat, hitung selama 60 detik.
5. Untuk menilai irama, rasakan denyut radialis. Apabila didapatkan irama
ireguler, cek kembali irama dengan menempelkan stetoskop pada apeks
jantung.
Langkah-langkah pemeriksaan pernafasan:
1. Pasien dalam posisi berbaring. Posisi pemeriksa paling baik berada
di ujung kaki pasien.
2. Hitung frekuensi pernafasan dalam 1 menit
3. Nilai juga adanya postur tubuh tertentu dan penggunaan otot bantu napas.
4. Nilai adanya sianosis sentral dan/atau perifer

Langkah-langkah pemeriksaan suhu di aksila:


1. Siapkan termometer (air raksa, digital, dll). Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Bersihkan termometer dengan kapas alcohol.
3. Pastikan ketiak tidak basah agar tidak terjadi kesalahan dalam hasil
pemeriksaan suhu.
4. Selipkan di ketiak dan tunggu selama 10 menit (pada termometer digital
sampai bunyi).

Langkah-langkah melakukan pemeriksaan refleks:


1. Pasien dalam posisi duduk maupun berbaring
2. Menggunakan refleks hammer sebagai alat pemeriksaan refleks
3. Cuci tangan sebelum mealkukan pemeriksaan
4. Lakukan pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis dengan memukulkan
refleks hammer pada tendon yang akan diperiksa
5. Nilai hasil pemeriksaan pasien

Langkah-langkah melakukan pemeriksaan fisik auskultasi:


1. Pasien dalam posisi berbaring
2. Minta pasien untuk membuka pakaiannya
3. Pemeriksaan auskultasi dilakukan dengan menggunakan stetoskop
4. Cuci tangan sebelum mealkuakn pemeriksaan
5. Pasang stetoskop di telinga, kemudian taruh bagian membran pada lokasi
yang akan diperiksa
6. Pada pemeriksaan suara nafas, taruh stetoskop di seluruh lapangan dada,
kemudian dengarkan suara nafas. Jika dijumpai suara yang bukan
vesikuler makan dicurigai ada kelainan pada saluran nafas pasien
7. Pada pemeriksaan suara jantung, taruh stetoskop pada empat katup jantung
dan dengarkan suara S1 dan S2. Bila terdapat desah, curigai adanya
kelainan pada jantung pasien
8. Pada pemeriksaan abdomen, taruh stetoskop pada seluruh lapangan
abdomen dan dengarkan peristatiknya. Peristaltik yang meningkat
menandakan adanya kelainan pada saluran cerna
9. Tetapkan hipotesis sementara berdasarkan apa yang didapatkan dari
pemerksaan auskultasi
10. Minta pasien kembali mengenakan pakaiannya dan kembali ke meja
Langkah-Langkah Pemeriksaan Telinga
1. Minta pasien duduk di depan pemeriksa, dan jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
2. Alat yang akan digunakan adalah otoskop, corong telinga, garpu tala, dan
lampu kepala
3. Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
4. Pemeriksa duduk di samping pasien degan menggunakan lampu kepala.
Tarik daun telinga pasien ke atas kemudian kearah luar untuk melihat liang
telinga dengan lebih jelas. Dengan bantuan lampu kepala lihat kelainan
pada liang telinga, dan tentukan diagnosis pasien
5. Jika tetap kesulitan, maka pasang corong telinga pada pasien dan lihat
kelainan di dalamnya.
6. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan menggunakan otoskopi. Pegang
otoskopi di tangan yang sesuai dengan telinga yang akan diperiksa,
nyalakan otoskopi kemudian nilai liang telinga dan membrane timpani
pasien
7. Tentukan diagnosis dan berikan tindakan lebih lanjut

Langkah-Langkah Pemeriksaan Tenggorokan


1. Minta pasien duduk di hadapan pemeriksa, jelaskan prosedur yang akan
dilakukan.
2. Alat-alat yang akan digunakan adalah lampu kepala, handle kaca laring,
kaca laring, handle kaca nasofaring, kaca nasofaring, dan tongue spatel
3. Cuci tangan ssebelum melakukan pemeriksaan
4. Pemeriksa memasang lampu kepala, kemudian minta pasien untuk
membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. periksa kavum oral pasien,
gigi, lidah, dan mukosa buccal.
5. Gunakan tongue spatel untuk memeriksa faring dan tonsil, dengan cara
mendorong lidah ke bawah dengan menggunakan tongue spatel, minta
pasien untuk melemaskan lidahnya. nilai faring dan tonsil, termasuk
ukuran dan krypta pada tonsil. Minta pasien mengucapkan ‘aa’ dan
perhatikan uvula pasien.
6. Untuk pemeriksaan nasofaring dan laring. Gunakan kaca nasofaring dan
laring. Sebelumnya pasang dahulu kaca nasofaring dan laring pada
handlenya masing-masing. Kemudian dengan bantuan lampu spiritus
panaskan sebentar kaca pemeriksaan agar tidak berembun, dengan bantuan
tongue spatel masukkan kaca pemeriksaan dengan perlahan. Kemudian
nilai kelainan pada nasofaring dan laring
7. Tentukan diaosis yang sesuai, dan lakukan tindakan lebih lanjut.
Langkah-Langkah Pemeriksaan BMI dan lingkar perut
1. Jelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien
2. Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
3. Alat-alat yang digunakan adalah timbangan, metline, dan skinfold caliper
4. Minta pasien melepaskan aksesoris yang sedang dikenakan seperri jam
tangan, perhiasan, kacamata, topi, sepatu, kaus kaki, dan sebagainya.
Minta pasien mengosongkan kantungnya.
5. Minta pasien untuk naik ke atas timbangan dengan posisi tegak lurus
menghadap kedepan. Kedua tangan pasien berada di sisi tubuh pasien.
6. Lihat angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan kemudian
dokumentasikan berat badan pasien pada rekam medik
7. Setelah melakukan pemeriksaan berat Badan, minta pasien untuk berbalik
tetap dengan posisi tegak lurus menghadap ke depan. Tarik pengukur
tinggi Badan yang berada di belakang pasien, kemudian letakkan ujung
pengukur tinggi badan pada puncak kepala pasien. Nilai tinggi Badan
pasien dan dokumentasikan pada rekam medik.
8. Lakukan perhitungan BMI pasien dengan rumus BB/ (TB dalam m) 2
kemudian masukkan hasil perhitungan pada kategori BMI pasien yang
sesuai.
9. Minta pasien turun dari timbangan, kemudian ukur lingkar pinggang
pasien dengan menggunakan metline yang dilingkarkan pada perut pasien.
Masukkan dalam tabel interpretasi
10. Lakukan pemeriksaan persentasi lemak tubuh dengan menggunakan
skinfold caliper dengan cara tarik lipatan kulit misalnya perut ataupun
lengan dengan tangan dominan, kemudian jepit dengan jangka caliper.
Nilai angka yang tertera pada jangka caliper, kemudian interpretasikan.
11. Tentukan penanganan yang sesuai pda pasien, dan edukasi pasien sesuai
hasil pengukuran.
8. Bagan Alur
Pasien
mendaftar di Ruang Anamnesis dan
ruang Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik
pendaftaran

Tidak
Rujuk Puskesmas/ RSU
Bisa Penegakan Diagnosa
Ditangani

Ya

Pemberian Obat

Pasien
pulang
9. Dokumen 1. Kartu rekam medis
terkait 2. Buku register pendaftaran
3. Buku register kunjungan DPM
10. Rekaman No Yang di ubah Isi perubahan Tanggal Mulai
Historis Diberlakukan
Perubahan
DAFTAR EMERGENCY KIT
NO ALAT/OBAT/CAIRAN SATUAN JUMLAH EXP. DATE
OBAT
1 Epinephrine 1mg/ml inj Ampul 1
2 Lidocaine comp 2% inj Ampul 1
3 Dexamethasone 5 mg/mj inj Ampul 1
4 Antihistamin inj Ampul 1
5
CAIRAN
1 RL 500 ml Labu 1
2 Dextrose 5% 500 ml Labu 1
3 Nacl 0,9% 500 ml Labu 1
ALAT
1 Infus Set Dewasa Buah 1
2 Infus Set Anak Buah 1
3 IV Catether no. 22 Buah 1
4 IV Catether no. 24 Buah 1
5 Spuit 1 ml Buah 2
6 Spuit 2,5 ml Buah 1
7 Spuit 3 ml Buah 1
8 Spuit 5 ml Buah 1
9 Spuit 12 ml Buah 1

Anda mungkin juga menyukai