Anda di halaman 1dari 6

ANAMNESIS PASIEN GIGI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

PRAKTEK Yuliani Simehate, Amkg


MANDIRI NIP. 19901009 201903 2 007

1. Pengertian Wawancara antara petugas dan pasien


2. Tujuan Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami
Pasien.
3. Kebijakan Peraturan Mentri Kesehatan no 20 Tahun 2016, Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Terapis Gigi dan Mulut.
4. Persiapan 1. Status Pasien
2. Alat tulis

3. Prosedur 1. Menyambut pasien dengan ramah


2. Menanyakan Keluhan Utama
 Lokasi gigi yang sakit ( lokal, menyebar )
 Kapan dirasakan
 Sifat sakit ( sedang, akut, kronis )
 Sudah pernah diobati atau belum
3. Menayakan dan mencatat Riwayat Kesehatan umum :
 Jantung
 Gula Darah
 Darah Tinggi
 Kehamilan
 Asma
 TBC ( Paru )
 HIV/AIDS
 Kebiasaan Buruk Pasien (merokok, minum alkohol, menghisap jari, dll)
 Komplikasi / Alergi yg pernah dialami pada pengobatan yang lalu
TUMPATAN SEMENTARA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

PRAKTEK Yuliani Simhate, Amkg


MANDIRI NIP. 19901009 201903 2 007

1. Pengertian Tumpatan yang dilakukan sebelum melakukan tumpatan tetap


2. Tujuan 1. Mempertahankan gigi selama mungkin di dalam rongga mulut
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Kebijakan Peraturan Mentri Kesehatan no 20 Tahun 2016, Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Terapis Gigi dan Mulut.
4. Persiapan 1. Persiapan Alat dan bahan :
 Diagnostik set
 Neirbeken
 Palstis filing instrumen
 Caviton
 Kapas
 Tampon
2. Persiapan petugas
 Masker
 Handscoen
3. Persiapan pasien
 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin

5. Prosedur 1. Persilahkan pasien duduk di dental unit


2. Mencuci tangan, memakai masker dan handscoen
3. Lakukan pemeriksaan pada gigi yang menjadi keluhan utama
4. Pembuangan jaringan karies dengan ekscavator
5. Preparasi kavitas dengan bur sesuai dengan klasifikasi tumpatan
6. Sterilisasi kavitas
7. Pemberian obat ( eugenol ) sebagai relief of pain ( eugenol + kapas )
8. Penumpatan sementara dengan Caviton
9. Instruksi pasca penumpatan
 Tidak boleh digunakan untuk makan pada gigi yang ditumpat selama 1 jam
 Hati – hati bila menyikat gigi terutama pada bagian gigi yang ditumpat
 Setelah 3 hari kembali ke puskesmas untuk dilakukan penumpatan tetap
10.Melepaskan celemek pasien
11.Melepaskan masker dan handscoen
12.Memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit
13.Mencatat hasil tindakan pada kartu status pasien dan mengisi register BP gigi
14.Membersihkan daerah kerja
15.Mencuci alat setelah dipakai
PENCABUTAN GIGI TETAP DENGAN
ANASTESI INFILTRASI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

PRAKTEK Yuliani Simhate, Amkg


MANDIRI NIP. 19901009 201903 2 007

1. Pengertian Mengeluarkan gigi parmanen dari socketnya dengan anastesi infiltrasi

2. Tujuan Pencabutan gigi permanen akar tunggal tanpa menimbulkan rasa sakit dan tidak
ada sisa akar tertinggal

3. Kebijakan Peraturan Mentri Kesehatan no 20 Tahun 2016, Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Terapis Gigi dan Mulut.

4. Persiapan Alat dan bahan


 Tang cabut sesuai dengan indikasi pencabutan
 Bein
 Jarum suntik
 Lidocain/Ph cain
 Kassa steril
 Tampon

5. Prosedur 1. Asepsis daerah kerja


2. Melakukan anastesi infiltrasi pada mukosa sekitar gigi yang akan di cabut
3. Melakukan tes apakah daerah tersebut sudah teranastesi atau belum
4. Melakukan pencabutan gigi akar tunggal
5. Meletakkan tampon dengan antiseptik pada luka bekas pencabutan
6. Instruksi pasca pencabutan
7. Pemberian obat
PENCABUTAN GIGI SULUNG
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

PRAKTEK Yuliani Simhate, Amkg


MANDIRI NIP. 19901009 201903 2 007

1. Pengertian Mengeluarkan gigi sulung dari socketnya dengan menggunakan topikal anastesi

2. Tujuan Memberi kesempatan untuk gigi permanen tumbuh dengan baik

3. Kebijakan Peraturan Mentri Kesehatan no 20 Tahun 2016, Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Terapis Gigi dan Mulut.

4. Persiapan 1. Alat dan bahan :


 Tang cabut sesuai dengan indikasi gigi yang akan dicabut
 Bahan anastesi Topikal
 Betadine
 Kapas
 Tampon

5. Prosedur 1. Melakukan tindakan topikal anestesi


2. Setelah pasien merasa dingin/tebal pada daerah gigi yang akan dicabut maka
gigi boleh dilakukan pencabutan
3. Lakukan pencabutan menggunakan tang sesuai dengan indikasi gigi yang akan
dicabut
4. Mengambil tampon menggunakan pinset kemudian tetesi dengan betadine dan
letakkan pada luka bekas pencabutan lalu pasien disuruh mengigit tampon.
5. Memberikan instruksi setelah pencabutan
6. Memberikan obat untuk mengurangi rasa sakit setelah pencabutan (bila perlu)
PERSIAPAN RUANGAN DAN
PERALATAN KESEHATAN GIGI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

PRAKTEK Yuliani Simhate, Amkg


MANDIRI NIP. 19901009 201903 2 007

6. Pengertian Merupakan persiapan awal dalam menunjang setiap pelayanan di poli gigi

7. Tujuan Agar ruangan dan peralatan bersih, steril dalam upaya pencegahan penularan dan
juga memberi kenyamanan bagi pasien

8. Kebijakan Peraturan Mentri Kesehatan no 20 Tahun 2016, Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Terapis Gigi dan Mulut.

9. Persiapan 1. Status Pasien


2. Alat tulis
3. Buku kunjungan pasien

10. Prosedur Menyiapkan ruangan dan alat:


1. Membersihkan ruangan, meja, dan dental unit
2. Mengecek alat-alat dan obat-obatan gigi
3. Mempersiapkan tampon, cotton roll, cotton pellet, dan kassa.
RUJUKAN EKSTERNAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

PRAKTEK Yuliani Simhate, Amkg


MANDIRI NIP. 19901009 201903 2 007

1. Pengertian Rujukan eksternal adalah suatu proses pengiriman pasien ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan yang tepat

2. Tujuan Agar pasien yang tidak bisa ditangani di klinik mendapatkan penangan dari
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi

3. Kebijakan Peraturan Mentri Kesehatan no 20 Tahun 2016, Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktek Terapis Gigi dan Mulut.
4. Persiapan - Status Pasien
- Alat tulis

5. Prosedur a. Perawat gigi menerima rekam medis dari petugas pendaftaran,


b. Perawat gigi memanggil pasien masuk ke ruang periksa,
c. Perawat gigi memeriksa tanda-tanda vital pada pasien
d. Perawat gigi melakukan anamnesa,
e. Perawat gigi melakukan pemeriksaan intra oral dan ekstra oral pada pasien,
f. Perawat gigi menegakkan diagnosa,
g. Perawat gigi memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi
kesehatan yang dialami pasien,
h. Perawat gigi menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi
pasien tidak mampu ditangani di Puskesmas,
i. Perawat gigi menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi/ mampu mengatasi masalah pasien,
j. Perawat gigi melengkapi inform consent,
k. Perawat gigi menyiapkan dan mengisi surat rujukan,

l. Perawat gigi mendokumentasikan kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai