Anda di halaman 1dari 8

PELAYANAN UMUM

Nomor : SOP-001.PDM-2023 Dokter Praktik Perorangan


DOKTER PRAKTIK Terbit ke :1
PERORANGAN
S No Revisi :0
Dr. RATNA Tgl diberlaku : 30 September 2023
HARIANI O
Halaman :6
P dr. Ratna Hariani
NO. STR : 3321100421031250

1. Pengertian : Pelayanan Kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan sendiri atau


bersama -sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
Kesehatan ,mecegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan,keluarga,kelompok atau masyarakat.
2. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkh untuk memepermudah petugas dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
3. Kebijakan SK nomor
4. Referensi :
1. Permenkes RI no.5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi Dokter
difasilitas pelayanan kesehatan primer.
2. Keputasan Menteri Kesehatan RI nomor HK
.01.07/MENKES/1936/2022.Tentang perubahan praktik klinik bagi dokter
difasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur/ : Peralatan dan Bahan:
Langkah- a. Stetoskop
langkah b. Tensimeter
c. Pen light/ Senter
d. Refleks hammer
e. Tongue spatel
f. Otoscope
g. Timbangan
h. Termometer
i. Metline
j. Alat tulis
k. Rekam medis

Langkah-langkah pelayanan :
1. Petugas melakuka pendaftaran pada pasien yang datang.
2. Petugas mempersilahkan pasien menunggu diruang tunggu
pelayanan.
3. Petugas menyiapkan rekam medis dan mengurutkan sesuai nomor antrian.
4. Petugas mengantarkan rekam medis keruang periksa.
5. Dokter diruang pemeriksaan memanggil pasien untuk masuk keruang
periksa sesuai nimor antrian.
6. Dokter mencocokkan identitas pasien dengan kartu BPSJ atau identitas
lainya.
7. Dokter melakukan anamnesa yaitu wawancara terhadap pasien atau
keluarga mengenai :
- Keluhan Utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat p enyakit terdahulu
- Riwayat alergi obat
8. Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien yaitu :
- Inspeksi : Keadaan umum pasien
- Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan ,konsistensi hepar/lien
- Perkusi : Untuk menentukan batas jantung,keadaan paru,hepar,dan organ
lainya.
- Auskultasi : Untuk mengetahui suara jantung ,paru dan paristaltik usus.
9. Dokter menulis tindakan yang dilakukan pada rekam medis
10. Dokter melakukan penegakan diagnosa dan menentukan tindakan terapi.
11. Dokter memberikan obat kepada pasien.
12. Dokter akan merujuk pasien kejenjang (Puskesmas,Bidan)atau
kefasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut jika pasien tidak mampu
ditangani didokter praktik perorangan.

Langkah-langkah pengukuran tekanan darah:


1. Petugas mempersilahkan pasien duduk tegak dikursi atau berbaring
dengan keadaan lengan bebas dari tekanan oleh pakaian dan rileks.
2. Petugas cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan dan hand rub.
3. Petugas melakukan palpasi pada arteri brakhialis untuk
memastikan terabanya denyut.
4. Petugas memposisikan lengan pasien sedemikian rupa sehingga arteri
brakhialis sejajar dengan jantung.
5. Petugas memasang manset dengan membalutkannya dengan kencang
dan lembut pada lengan atas. Batas bawah manset berada pada 2.5cm
di atas fossa antecubiti, dan balon manset harus berada di tengah arteri
brakialis.
6. Petugas meraba arteri radialis dengan satu tangan, kembangkan
manset secara cepat sampai dengan pulsasi arteri radialis
menghilang. Baca tekanan yang terbaca pada manometer, lalu
tambahkan 30 mmHg. Gunakan jumlah ini sebagai target untuk
mengembangkan manset sehingga mengurangi ketidaknyamanan
karena manset yang terlalu kencang.
7. Petugas mengempiskan manset dan tunggu 15-30 detik.
8. Petugas menempatkan membran stetoskop pada arteri brachialis.
9. Petugas mengembangkan manset secara cepat sampai dengan tekanan
yang telah ditentukan sebelumnya.
10. Petugas mengempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3
mmHg per detik. Dua bunyi pertama yang terdengar adalah tekanan
sistolik pasien. Kemudian kempiskan manset. Titik dimana bunyi
terdengar menghilang merupakan tekanan diastolik pasien.

Langkah-langkah pengukuran denyut nadi:


1. Petugas mempersilahkan pasien dalam posisi terlentang
2. Petugas menuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
3. Dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah,petugas menekan arteri
radialis sampai dengan terdeteksi denyut maksimal. Yang perlu dinilai
adalah frekuensi, irama dan kuat angkat.
4. Apabila didapatkan frekuensi denyut dan irama normal, maka hitung
frekuensi selama 30 detik lalu kalikan 2. Jika frekuensi denyut nadi sangat
cepat atau sangat lambat, hitung selama 60 detik.
5. Untuk menilai irama, rasakan denyut radialis. Apabila didapatkan irama
ireguler, cek kembali irama dengan menempelkan stetoskop pada apeks
jantung.

Langkah-langkah pemeriksaan pernafasan:


1. Petugas mempersilahkan pasien dalam posisi berbaring. Posisi
pemeriksa paling baik berada di ujung kaki pasien.
2. Petugas menghitung frekuensi pernafasan dalam 1 menit
3. Petugas menilai juga adanya postur tubuh tertentu dan penggunaan otot
bantu napas.
4. Petugas menilai adanya sianosis sentral dan/atau perifer

Langkah-langkah pemeriksaan suhu di aksila:


1. Petugas menyiapkan termometer (air raksa, digital, dll). Dan melakukan
cuci tangan terlebih dahulu.
2. Petugas membersihkan termometer dengan kapas alcohol.
3. Pastikan ketiak tidak basah agar tidak terjadi kesalahan dalam hasil
pemeriksaan suhu.
4. Petugas menyelipkan di ketiak dan tunggu selama 10 menit (pada
termometer digital sampai bunyi).

Langkah-langkah melakukan pemeriksaan refleks:


3. Petugas mempersilahkan pasien dalam posisi duduk maupun berbaring
4. Petugas menyiapkan palu refleks hammer sebagai alat pemeriksaan refleks
5. Petugas melakukan cuci tangan sebelum mealkukan pemeriksaan
6. Petugas melakukan pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis dengan
memukulkan refleks hammer pada tendon yang akan diperiksa
7. Petugas menilai hasil pemeriksaan pasien

Langkah-langkah melakukan pemeriksaan fisik auskultasi:


1. Petugas mempersilahkan pasien dalam posisi berbaring
2. Petugas meminta pasien untuk membuka pakaiannya
3. Petugas menyiapkan stetoskop
4. Petugas melakukan sebelum mealkuakn pemeriksaan
5. Petugas memasang stetoskop di telinga, kemudian taruh bagian membran
pada lokasi yang akan diperiksa
6. Pada pemeriksaan suara nafas, petugas menaruh stetoskop di seluruh
lapangan dada, kemudian dengarkan suara nafas. Jika dijumpai suara yang
bukan vesikuler makan dicurigai ada kelainan pada saluran nafas pasien
7. Pada pemeriksaan suara jantung, petugas menaruh stetoskop pada empat
katup jantung dan dengarkan suara S1 dan S2. Bila terdapat desah, curigai
adanya kelainan pada jantung pasien
8. Pada pemeriksaan abdomen, taruh stetoskop pada seluruh lapangan
abdomen dan dengarkan peristatiknya. Peristaltik yang meningkat
menandakan adanya kelainan pada saluran cerna
9. Petugas menetapkan hipotesis sementara berdasarkan apa yang didapatkan
dari pemerksaan auskultasi
10. Petugas meminta pasien kembali mengenakan pakaiannya dan kembali ke
meja

Langkah-Langkah Pemeriksaan Telinga


1. Petugas meminta pasien duduk di depan pemeriksa, dan jelaskan prosedur
yang akan dilakukan
2. Petugas menyiapkan otoskop, corong telinga, garpu tala, dan lampu kepala
3. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
4. Pemeriksa duduk di samping pasien degan menggunakan lampu kepala.
Tarik daun telinga pasien ke atas kemudian kearah luar untuk melihat liang
telinga dengan lebih jelas. Dengan bantuan lampu kepala lihat kelainan
pada liang telinga, dan tentukan diagnosis pasien
5. Jika tetap kesulitan, maka pasang corong telinga pada pasien dan lihat
kelainan di dalamnya.
6. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan menggunakan otoskopi. Pegang
otoskopi di tangan yang sesuai dengan telinga yang akan diperiksa,
nyalakan otoskopi kemudian nilai liang telinga dan membrane timpani
pasien
7. Petugas menentukan diagnosis dan berikan tindakan lebih lanjut

Langkah-Langkah Pemeriksaan Tenggorokan


1. Petugas meminta pasien duduk di hadapan pemeriksa, jelaskan prosedur
yang akan dilakukan.
2. Petugas menyiapkan lampu kepala, handle kaca laring, kaca laring, handle
kaca nasofaring, kaca nasofaring, dan tongue spatel
3. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
4. Pemeriksa memasang lampu kepala, kemudian minta pasien untuk
membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. periksa kavum oral pasien,
gigi, lidah, dan mukosa buccal.
5. Gunakan tongue spatel untuk memeriksa faring dan tonsil, dengan cara
mendorong lidah ke bawah dengan menggunakan tongue spatel, minta
pasien untuk melemaskan lidahnya. nilai faring dan tonsil, termasuk
ukuran dan krypta pada tonsil. Minta pasien mengucapkan ‘aa’ dan
perhatikan uvula pasien.
6. Untuk pemeriksaan nasofaring dan laring. Gunakan kaca nasofaring dan
laring. Sebelumnya pasang dahulu kaca nasofaring dan laring pada
handlenya masing-masing. Kemudian dengan bantuan lampu spiritus
panaskan sebentar kaca pemeriksaan agar tidak berembun, dengan bantuan
tongue spatel masukkan kaca pemeriksaan dengan perlahan. Kemudian
nilai kelainan pada nasofaring dan laring
7. Petugas melakukan diagnosis yang sesuai, dan lakukan tindakan lebih
lanjut.

Langkah-Langkah Pemeriksaan BMI dan lingkar perut


1. Petugas menjelaskan prosedur pemeriksaan pada pasien
2. Petugas melakukan cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
3. Petugas menyiapkan timbangan, metline, dan skinfold caliper
4. Petugas memunta pasien melepaskan aksesoris yang sedang dikenakan
seperri jam tangan, perhiasan, kacamata, topi, sepatu, kaus kaki, dan
sebagainya. Minta pasien mengosongkan kantungnya.
5. Petugas meminta pasien untuk naik ke atas timbangan dengan posisi tegak
lurus menghadap kedepan. Kedua tangan pasien berada di sisi tubuh
pasien.
6. Lihat angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan kemudian
dokumentasikan berat badan pasien pada rekam medik
7. Setelah melakukan pemeriksaan berat Badan, petugas meminta pasien
untuk berbalik tetap dengan posisi tegak lurus menghadap ke depan. Tarik
pengukur tinggi Badan yang berada di belakang pasien, kemudian letakkan
ujung pengukur tinggi badan pada puncak kepala pasien. Nilai tinggi
Badan pasien dan dokumentasikan pada rekam medik.
8. Petugas melakukan perhitungan BMI pasien dengan rumus BB/ (TB
dalam m)2 kemudian masukkan hasil perhitungan pada kategori BMI
pasien yang sesuai.
9. Petugas meminta pasien turun dari timbangan, kemudian ukur lingkar
pinggang pasien dengan menggunakan metline yang dilingkarkan pada
perut pasien. Masukkan dalam tabel interpretasi
10. Petugas melakukan pemeriksaan persentasi lemak tubuh dengan
menggunakan skinfold caliper dengan cara tarik lipatan kulit misalnya
perut ataupun lengan dengan tangan dominan, kemudian jepit dengan
jangka caliper. Nilai angka yang tertera pada jangka caliper, kemudian
interpretasikan
11. Petugas menentukan mepenanganan yang sesuai pda pasien, dan edukasi
pasien sesuai hasil pengukuran.

6. Unit Terkait : 1. Pendaftaran


2. Ruang Pemeriksaan
7. Bagan Alur
Pasien
mendaftar di Ruang Anamnesis dan
ruang Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik
pendaftaran

Tidak
Rujuk
Puskesmas/Bidan/FKR Bisa Penegakan Diagnosa
Ditangani
TL

Ya

Pemberian Obat

Pasien
pulang

8. Dokumen 1. Kartu rekam medis


terkait 2. Buku register pendaftaran
3. Buku register kunjungan PPD
9. Rekaman No Yang di ubah Isi perubahan Tanggal
Historis Mulai
Perubaha Diberlakuka
n n

Anda mungkin juga menyukai