PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengolah bahan mentah untuk kemudian diolah dengan sedemikian rupa menjadi barang
setengah jadi maupun barang siap pakai, untuk selanjutnya akan dikonsumsi masyarakat.
Dalam jumlah produksi yang sagat besar tiap harinya akan menghasilkan sisa-sisa hasil
dari proses pengolahan yang tidak terpakai. Sisa-sisa inilah (limbah) bila terakumulasi dalam
jangka waktu yang lama dapat mencemari lingkungan bila tidak ada penanganan khusus.
Kemudian, masyarakat yang sebagai pelaku konsumsi pun akan mengeluarkan limbah-
limbah sebagai hasil penggunaan hasil barang produksi tersebut. Limbah ini dinamakan
limbah rumah tangga. Meskipun sedikit lebih aman, bukan berarti dapat seenaknya saja
membiarkan limbah ini dibuang begitu saja. Karena limbah sekecil apapun bila dalam jumlah
yang besar dapat memberikan konstribusi besar dalam hal pengrusakan terhadap lingkungan.
B. Tujuan
2. Memberikan salah satu solusi cerdas pengolahan limbah rumah tangga secara tegas
Makalah ilmiah ini disusun, diharapkan dapat emberikan salah satu solusi
PEMBAHASAN
1. 1. Air Limbah
Limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cair, gas dan padat yang
mengandung bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya sehingga air limbah
tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.
Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah dipergunakan untuk
berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang
Unsur unsur dari suatu sistem pengolahan air limbah yang modern terdiri dari :
3. Sarana pengumpul
4. Sarana penyaluran
6. Sarana pembuangan.
Dan dua faktor yang penting yang harus diperhatikan dalam sistem pengolahan air limbah
Disamping kotoran yang biasanya terkandung dalam persediaan air bersih air limbah
mengandung tambahan kotoran akibat pemakaian untuk keperluan rumah tangga, komersial
dan industri. Beberapa analisis yang dipakai untuk penentuan ciri ciri fisik, kimiawi, dan
Ciri-ciri fisik
Ciri ciri fisik utama air limbah adalah kandungan padat, warna, bau, dan suhunya.
Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta
senyawa senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan
Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum air limbah.
Jika warnanya coklat muda, maka umur air kurang dari 6 jam. Warna abu abu muda sampai
setengah tua merupakan tanda bahwa air limbah sedang mengalami pembusukanatau telah
ada dalam sistem pengumpul untuk beberapa lama. Bila warnanya abu abu tua atau hitam,
air limbah sudah membusuk setelah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan kondisi
anaerobik.
Penentuan bau menjadi semakin penting bila masyarakat sangat mempunyai kepentingan
langsung atas terjadinya operasi yang baik pada sarana pengolahan air limbah. Senyawa
utama yang berbau adalah hidrogen sulfida, senyawa senyawa lain seperti indol skatol,
cadaverin dan mercaptan yang terbentuk pada kondisi anaerobik dan menyebabkan bau yang
dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan
Ciri-ciri kimia
Selain pengukuran BOD, COD dan TOC pengujian kimia yang utama adalah yang
bersangkutan dengan Amonia bebas, Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan
Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah sangat
umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air. Pengujian pengujian
lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan untuk mengkaji dapat tidaknya air
limbah yang sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan berbagai proses
1. 3. Jenis Limbah
1. Limbah cair
2. Limbah padat
Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn
2001).
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya
berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu,
kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang
mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau
beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak
limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan
lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki
salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan
awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah
menguap.
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil
proses tersebut.
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested
aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan
gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah
Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia
dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke
penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang
bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
1. 4. Volume Limbah
Semakin besar volume limbah, pada umumnya, bahan pencemarnya semakin banyak.
Hubungan ini biasanya terjadi secara linier. Oleh sebab itu dalam pengendalian limbah sering
juga diupayakan pengurangan volume limbah. Kaitan antara volume limbah dengan volume
badan penerima juga sering digunakan sebagai indikasi pencemaran. Perbandingan yang
mencolok jumlahnya antara volume limbah dan volume penerima limbah juga menjadi
sebanyak 100 m3 air per 8 jam mempunyai konsentrasi plumbum 4 mg/hari dialirkan ke
Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada
instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau
Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel
padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga
partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan
Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan
atau menghilangkan material organik yang masih ada pada air limbah. Tiga buah pendekatan
yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film dan lagoon system.
penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan
dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air
limbah.
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
industry, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat
1. Rumah tangga
Contoh: air bekas cucian,air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.
2. Perkotaan
Contoh: air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-tempat
ibadah.
3. Industri
Contoh: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan pabrik karet.
Industri dan kegiatan lainnya yang mempunyai air buangan yang membentuk limbah cair
dalam skala besar harus melakukan penanganan agar tidak berdampak pada lingkungan
disekitarnya. Apabila limbah cair tersebut tidak dilakukan pengolahan dan dibuang langsung
ke lingkungan umum, sungai, danau, laut akan berdampak pada lingkungan karena jumlah
polutan di dalam air menjadi semakin tinggi. Pada dasarnya ada dua alternative penanganan
pengolahan air limbah (IPAL) proses pengolahan limbah cair pada dasarnya dikelompokkan
menjadi tiga tahap yaitu proses pengolahan primer, sekunder, dan tersier. ( Sunu.P., 2001)
Air limbah sebelum dilepas kepembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih
dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana
pengelolaan yang baik. Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain:
Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut.
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air didalam
penggunaannya sehari-hari.
limbah secara periodik walau konsentrasi pencemar sama, dan jumlah buangan nya pun sama.
Dalam hal sering tidaknya suatu pabrik membuang limbah tergantung terhadap proses
pengolahan dalam pabrik. Artinya volume air buangannya tergantung dari volume
produksinya. Semakin tinggi produksi semakin tinggi volume limbahnya. Ada pabrik yang
dalam periode tertentu jumlah airnya melebihi dari pada kondisi sehari-hari. Setiap lima hari
dalam sebulan volume limbahnya sangat berlebih, kecuali bila pabrik blow down. Atau ada
pabrik yang hanya membuang limbah sekali dalam seminggu sedangkan pada hari-hari
lainnya tidak. Semakin banyak frekuensi pembuangan limbah, semakin tinggi tingkat
Dampak pencemaran limbah terhadap lingkungan harus dilihat dari jenis parameter pencemar
dan konsentrasinya dalam air limbah. Dari satu sisi suatu limbah mempunyai parameter
tunggal dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Disisi lain ada limbah dengan 10 parameter
tapi dengan konsentrasi yang juga melewati ambang batas. Persoalannya bukan yang mana
lebih baik dari pada yang terburuk, melainkan seharusnya lebih mendapat prioritas.
( Ginting.P.1992).
1. 6. Karakter Limbah
Domestik
Limbah domestic adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur,
tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah sakit, rumah makan dan
sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri dari zat organic baik berupa zat padat
Non domestik
Limbah domestic sangat bervariasi, terlebih lebih untuk limbah industri. Limbah
pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang besifat organis, bahan
pemberantas hama dan penyakit ( peptisida bahan pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor,
Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsure karbon, hydrogen, dan
oksigen dengan unsure tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang
Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini diperlukan untuk
mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organic yang sukar dihancurkan secara oksidasi.
Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai
BOD selalu lebih kecil dari pada nilai COD diukur pada senyawa organic yang dapat
Laju aliran dan keragaman laju aliran merupakan factor penting dalam rancangan proses.
Sejumlah unit dalam kebanyakan system penanganan harus dirancang berdasarkan puncak
laju aliran dan memberikan pertimbangan untuk meminimumkan keragaman laju aliran bila
1. 7. Logam Berat
Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranya berbagai jenis logam
berat yang berbahaya, yang beberapa diantaranya banyak digunakan dalam skala industri.
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang terutama adalah
Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik (As), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), Nikel (Ni), dan
Zink (Zn). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat mengumpul dalam tubuh suatu
organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat organis yang terdapat dalam 1 ml sampel air, di mana
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran oleh zat-zat organis yang secara alamiah
Uji COD adalah suatu pembakaran kimia secara basah dari bahan organik dalam sampel.
Larutan asam dikromat digunakan untuk mengoksidasi bahan organik pada suhu tinggi.
Berbagai prosedur COD yang menggunakan waktu reaksi dari menit sampai 2 jam dapat
digunakan.
Penggunaan dua katalis perak sulfat dan merkuri sulfat diperlukan masing-masing untuk
mengatasi gangguan klorida dan untuk menjamin oksidasi senyawa-senyawa organik kuat
menjadi teroksidasi.
kedua uji mengukur bahan yang berbeda. Nilai-nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD.
Perbedaan di antara kedua nilai disebabkan oleh banyak faktor seperti bahan kimia yang
tahan terhadap oksidasi kimia, seperti lignin ; bahan kimia yang dapat dioksidasi secara kimia
dan peka terhadap oksidasi biokimia tetapi tidak dalam uji BOD 5 hari seperti selulosa, lemak
berantai panjang atau sel-sel mikroba dan adanya bahan toksik dalam limbah yang akan
Walaupun metode COD tidak mampu mengukur limbah yang dioksidasi secara biologik,
metode COD mempunyai nilai praktis. Untuk limbah spesifik dan pada fasilitas penanganan
limbah spesifik, adalah mungkin untuk memperoleh korelasi yang baik antara nilai COD dan
BOD.
Perubahan nilai-nilai BOD dan COD suatu limbah akan terjadi selama penanganan. Bahan
yang teroksidasi secara biologik akan turun selam penanganan, sedangkan bahan yang tidak
teroksidasi secara biologik tetapi teroksidasi secara kimia tidak turun. Bahan yang tidak
teroksidasi secara biologik akan terdapat dalam limbah yang belum diberi penanganan dan
akan meningkat karena residu massa sel dari respirasi endogenes. Nisbah COD dan BOD
Limbah rumah tangga yaitu limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah
Limbah industri yaitu limbah yang berasal dari industri berupa bahan-bahan kimia berbahaya.
Limbah Cair (terdiri atas limbah organik dan anorganiSesuai dengan sumber asalnya, air
limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan
tetapi, secara garis besar zat yang terdapat di dalam air limbah dikelompokkan seperti skema
berikut :
Pengetahuan mengenai karakteristik air buangan baik kuantitas maupun kualitasnya adalah
suatu hal yang perlu dipahami dalam merencanakan suatu unit pengolahan limbah air
1. 1. Karakteristik fisik.
Parameter yang termasuk dalam kategori ini adalah solid ( zat padat ), temperatur, warna,
bau.
1. 2. Karakteristik kimia
terbagi dalam tiga kategori : zat organik, zat anorganik dan gas gas. Polusi zat organik
biasanya dinyatakan dalam BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen
Demand ).
1. 3. Karakteristik Biologi
Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah tersebut, seperti :
bakteri, algae, virus, fungi. Sifat biologis ini perlu diketahui dalam kaitannya untuk
mengetahui tingkat pencemar air limbah sebelum dibuang ke badan air penerima.
Bahan polutan yang terkandung di dalam air buangan secara umum dapat diklasifikasikan
dalam tiga kategori, yaitu bahan terapung, bahan tersuspensi dan bahan terlarut. Selain dari
Menurut sifatnya tiga kategori bahan polutan tersebut dapat dibedakan sebagai yang mudah
terurai secara biologi (biodegradable) dan tidak mudah terurai secara biologi (non
biodegradable).
Dampak terhadap badan air, limbah industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Suhu
Setiap organisme mempunyai suhu minimum, optimum dan maksimum untuk hidupnya
dan mempunyai kemempuan menyesuaikan diri sampai batas tertentu. Suhu air mempunyai
pengaruh yang besar dalam proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk hidup.
Selain itu suhu juga berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi
temperatur suatu perairan, semakin cepat pula perairan tersebut mengalami kejenuhan. Suhu
pH
Efek polutan bersifat asam terhadap kehidupan ikan dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangbiakan. Batas minimum air tawar pada umumnya adalah pada pH 4 dan batas
Kadar DO merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting bagi kelangsungan
hidup dan pertumbuhan ikan. Ikan memerlukan oksigen dalam bentuk oksigen terlarut.
Oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, pH dan karbondioksida. Air kolam yang mengandung
lebih mudah terserang penyakit atau parasit. Bila konsentrasi oksigen terlarut dibawah 4 5
mg/l maka ikan tidak mau makan dan tidak berkembang dengan baik. Bila konsentrasi
oksigen terlarut tetap sebesar 3 atau 4 mg/l untuk jangka waktu yang lama maka ikan akan
menghentikan makan dan pertumbuhannya terhenti. Kadar oksigen 0,2 0,8 mg/l merupakan
Zat organik terlarut menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut di badan air,
sehingga badan air tersebut mengalami kekurangan oksigen yang sangat diperlukan oleh
COD diperlukan untuk menentukan kekuatan pencemaran suatu limbah dengan mengukur
jumlah oksigen untuk mengoksidasi zat zat organik yang terdapat pada air limbah tersebut.
COD adalah ukuran dari jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi kimia bahan
bahan organik perairan. COD juga dikatakan sebagai jumlah oksigen yang dikonsumsi.
Mengingat sifat sifat limbah sedemikian kompleksnya maka cara pengolahannya harus
disesuaikan dengan sifat sifat limbah yang bersangkutan, harus dilakukan survei, analisis
contoh limbah dan yang paling penting adalah dilakukan percobaan dalam skala laboratorium
untuk menentukan parameter yang akan digunakan sebagai kriteria perencanaan. Proses
pengolahan air limbah merupakan proses tiruan dari proses self purification, yaitu proses
pemurnian kembali pada badan air yang terkena buangan limbah tanpa pengolahan/bantuan
manusia, dimana selama prosesnya meliputi tahapan tahapan perbaikan kualitas air yang
Penyingkatan waktu tersebut dapat dilakukan dengan cara melalui pengolahan limbah. Unsur
unsur yang tidak dikehendaki kehadirannya dalam air limbah dapat dihilangkan dengan
cara fisik, kimia, dan biologi. Cara pengolahan secara fisik disebut unit operasi. Sedangkan
pengolahan dengan mempergunakan zat zat kimia atau aktivitas biologi disebut unit proses.
Pengolahan fisik sering disebut pengolahan primer dengan maksud untuk mereduksi zat padat
tersusupensi dan tergantung dari waktu tinggal dalam bak pengendapan. Pengolahan kimia
sering disebut pengolahan sekunder yang bertujuan untuk mengendapkan partikel yang
mudah mengendap. Pengolahan biologi sering pula disebut pengolahan sekunder dengan
tujuan untuk mengurangi kandungan bahan organik dalam limbah cair (BOD).
Pengolahan Fisik
Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan
agar bahan bahan tersusupensi berukuran besar dan ang mudah mengendap atau bahan
bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Metode metode pengolahan secara fisik
1. Screen (Penyaringan)
Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda-
Karakteristik air buangan dari industri seringkali tidak konstan, misalnya unsur
unsur pH, warna, BOD dan sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dalam pengoperasian suatu
instalasi pengolahan air limbah, sehingga dibuat suatu sistem equalisasi sebelum air limbah
tersebut diolah.
3. Sedimentasi (Pengendapan)
bila air diam atau mengalir secara lambat melalui bak. Partikel partikel ini akan terkumpul
pada dasar kolam, membentuk suatu lapisan lumpur. Air yang mencapai outlet tangki akan
berada dalam kondisi yang jernih. Proses pengendapan yang terjadi dalam suatu bak
pengendapan merupakan unit utama pada pengolahan fisik. Ada dua macam bak
pengendapan yaitu bak pengendapan dengan arah aliran horizontal dan aliran vertikal.
Mixing adalah pencampuran dua zat atau lebih membentuk campuran yang homogen.
Stiring adalah pengadukan campuran homogen hasil mixing sehingga terjadi proses
5. Pengeringan lumpur
Penurunan kadar lumpur yang dilakukan dengan pengolahan fisik yang terdiri dari
Pengolahan Kimia
Pengolahan kimia untuk air yang dapat dilakukan pada pengolahan air buangan industri
menggunakan zat zat kimia sebagai pembantu yang bertujuan untuk menghilangkan
partikel partikel yang tidah mudah mengendap (koloid), logam berat dan zat organik
beracun.
Pengolahan Biologi
Pengolahan biologi adalah pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas biologi
(aktivitas mikroorganisme) dengan tujuan menyisihkan bahan pencemar dalam air limbah.
Proses pengolahan biologi adalah penurunan bahan organik terlarut dan koloid dalam air
limbah menjadi serat serat sel biologi (berupa endapan lumpur), kemudian diendapkan pada
bak sedimentasi. Proses ini dapat berlangsung secara aerob (dengan bantuan oksigen)
Ada 3 macam pengolahan biologi yang banyak diterapkan saat ini, yaitu:
1. Lumpur aktif.
2. Trickling filter.
3. Kolam oksidasi.
Diantara sistem pengolahan limbah secara biologi tesebut tricling filter dapat menurunkan
nilai BOD 80 90 %. Pada proses pengolahan biologi dengan menggunakan jenis trickling
kasar dan keras. Zat organik yang terdapat di dalam air limbah diuraikan oleh bakteri dari
C. Unit IPAL
Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya
operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang.
Perangkat utama dalam system pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer),
bak antara, bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan
zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif (activated carbon filter), dan saringan
penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang
untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water
pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk
kelengkapan lainnya.
Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian
diinjeksi dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian
dicampur melalui static mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang
teroksidasi dialirkan ke bak koagulasiflokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah
itu air dari bak dipompa ke saringan multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar
pencucian.
Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang
dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter).
Air baku yang dipompa berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan
Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan
pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut.
Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan
Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-
bentuk flok dan mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.
e. Pompa Filter
Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui
f. Saringan Multimedia
dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang
berasal dari air olahan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini
dilengkapi dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik
dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai
dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media
penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain
Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam
lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang
pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya.
Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1
2,5 mm atau resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika
Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang
terbuat dari bahan yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada
awalnya menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut
zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan
zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini
bahan-bahan tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin
penukar ion. Resin penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene.
Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan
dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke dalam unggun resin yang telah jenuh.
Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan
Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk),
jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa
pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan
ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1 dan pembuangan dari bak
(ball valve) yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.
Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing 30
liter. Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai
oksidator.
Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi pengolahan yang sering disebut dengan
sistem pengolahan air limbah (SPAL). Caranya gampang; bahan yang dibutuhkan adalah
bahan yang murah meriah sehingga rasanya tak sulit diterapkan di rumah Anda. Instalasi
SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki resapan. Di dalam bak
pengumpul terdapat ruang untuk menangkap sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm
persegi, ruang untuk penangkap lemak, dan ruang untuk menangkap pasir.Tangki resapan
dibuat lebih rendah dari bak pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki
resapan ini terdapat arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar
Cara kerja ipal skala rumah tangga, air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke ruang
penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya. Sampah akan
pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan lapisan minyak karena berat jenisnya
Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan mengalir ke pipa yang berada di
tengah-tengah tangki resapan. Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air akan
keluar dari bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air akan melewati
Beberapa kompleks perumahan seperti Lippo Karawaci dan hampir semua apartemen telah
memiliki instalasi pengolah limbah greywater yang canggih dan modern. Greywater yang
telah diolah akan digunakan lagi untuk menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan untuk
mencuci mobil. Di Singapura dan negara-negara maju, greywater bahkan diolah lagi menjadi
air minum.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka sistem pengolahan limbah (SPAL) yang menghasilkan
greywater seperti ini akan sangat bagus ubtuk diterapkan di lingkungan perumahan dosen
Universitas Haluoleo karena selain biayanya yang murah dan bahan yang digunakan mudah
didapatkan, juga air hasil olahannya ramah lingkungan bahkan dapat digunakan kembali atau
Salah satu alternative untuk mengatasi masalah pencemaran oleh air limbah rumah tangga
adalah dengan cara mengolah air limbah rumah tangga tersebut secara individual (on site
Aerob
Air limbah rumah tangga di alirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring
sampah berukuran besar seperti daun, kertas, plastic dan lain-lain. Stelah melaui screen air
limbah di alirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan
kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol
aliran, bak pengurai senyawa organic yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai
Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak kontaktor bak anaerob (dapat
dipasang lebih dari satu sesuai dengan kualitas dari jumlah air baku yang akan di olah) yang
diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split dengan arah aliran dari atas ke
Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni
penyaringan dengan sistem aliran dari bawah keatas akan mengurangi kecepatan partikel
yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan
mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter anaerb-aerob ini sangat sederhana,
operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Proses
ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan kapasitas yang tidak
terlalu besar
Skema proses pengolahan air limbah rumah tangga dengan dengan system biofilter anaerob-
aerob:
sebagai benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya
dengan cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi
lingkungan. Adanya bahan kimia di universitas di mulai dari pemberian bahan yang
diperlukan dari gudang bahan kimia kepada pekerja atau mahasiswa yang mengambil mata
kuliah praktek di laboratorium. Bahan tersebut digunakan untuk sintesis maupun analisis.
Karena tujuan penggunaannya maka terbentuk bahan awal, produk samping, pelarut yang
digunakan dan bahan kimia yang terkontaminasi, dimana bahan ini harus diurai atau dibuang
jika daur ulangnya tidak mungkin dilakukan. Berlawanan dengan limbah industri, limbah
kimia dari laboraotrium di universitas yang terbentuk biasanya dalam jumlah kecil dari
campuran yang sangat kompleks. Intinya, hal ini menyatakan jumlah limbah yang berarti,
yang harus dibuang dari universitas dengan menggunakan dananya sendiri. Untuk
membuang limbah laboratorium, yang mungkin berbeda pada tempat yang berbeda pula, cara
yang sesuai bergantung pada tipe percobaan yang dilakukan dan bahan kimia yang
digunakan. Tetapi beberapa tipe limbah berbahaya yang dihasilkan tidak dapat dibuang dalam
bentuk aslinya dan harus diolah terlebih dahulu. Dengan bantuan proses yang sesuai, limbah
tersebut dapat dihilangkan sifat racunnya di tempat bahan tersebut dihasilkan. Keuntungan
dari penghilangan sifat racun juga mengurangi resiko kontaminasi pada pekerja yang tidak
berpengalaman dalam menanganinya bila terjadi kecelakaan dengan limbah ini, oleh karena
itu hal ini juga untuk menghindari resiko terhadap kontaminasi lingkungan.
Akan lebih baik untuk menghindari pembentukan limbah pada langkah yang sangat
awal. Hal ini juga merupakan tujuan utama dari Recycling and Waste Management Act
untuk manajemen daur ulang dan menyelamatkan limbah buangan yang aman terhadap
menghindari limbah. Jika tidak mungkin untuk dihindari maka jumlah limbah harus dikurangi
dengan pengumpulan terpisah dan pengukuran daur ulang. Akhirnya, setelah semua usaha ini
dilakukan, jumlah limbah yang masih tersisa harus dibuang sebagai tanpa resiko terhadap
misalnya: untuk bahan kimia yang telah digunakan setelah melalui prosedur daur ulang yang
sesuai. Sebagai contoh, hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan. Pelarut
organik seperti etanol, aseton, kloroform dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium
Selama semua pengerjaan (dalam hal ini: percobaan kimia) dimana terbentuk
sejumlah besar limbah harus diperiksa dengan hati-hati, apakah mungkin untuk mengurangi
jumlah limbah dengan penggunaan pengukuran yang sesuai (misal: kondisi reaksi lainnya,
penurunan skala volume reaksi). Hanya dalam kasus dimana pengurangan jumlah limbah
lebih lanjut tidak mungkin secara prophylaxis dan pengukuran daur ulang, maka cara lama
Kelompok penting dari limbah adalah bahan kimia sisa/residu yang biasanya
dikelompokkan sebagai limbah berbahaya. Senyawa ini dilarang untuk dibuang melalui
pengumpulan limbah publik atau melalui saluran air limbah yang umum. Tipe limbah yang
digolongkan sebagai limbah berbahaya harus dikumpulkan secara terpisah dan dikirimkan
oleh penghasilnya kepada perusahaan pembuangan yang telah disetujui. Penghasil limbah
Berdasarkan tipe limbahnya, nilai ambang batas tertentu untuk kandungan dan sifat bahan
kimia harus dipatuhi. Senyawa yang hanya bisa dibuang dengan biaya tinggi harus dihindari,
jika dimungkinkan diganti dengan bahan pengganti yang sesuai, yang dapat dibuang dengan
biaya yang lebih efektif dan dengan cara yang ramah terhadap lingkungan.
Chemical Laboratory Courses). Tipe limbah yang berbeda sebaiknya tidak dicampur
menjadi satu. Untuk setiap tipe limbah digunakan wadah khusus, yang telah diberikan oleh
limbah. Wadah tersebut tidak boleh diisi lebih dari 90% (untuk menghindari tumpahan
selama pengangkutan) dan harus ditutup rapat serta diberi label dengan benar. Jika tidak,
perusahaan penanganan limbah tidak diijinkan untuk menerimanya. Wadah yang rusak, bocor
atau terkontaminasi dengan senyawa berbahaya juga tidak dapat diterima. Aturan umum
terhadap manusia dan lingkungan baik selama penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan
bahan-bahan tersebut.
Air limbah laboratorium adalah cairan apa saja yang berasal dari tempat pencucian.
Pada kasus yang ideal biasanya mengandung sedikit air. Pada praktek sehari-hari, limbah ini
biasanya mengandung larutan berair yang telah terlebih dahulu dinetralkan menjadi pH 6
ambang batasnya harus sesuai dan biasanya nilai ini diberikan oleh pejabat pengurus air
limbah yang berwenang. Harus dipatuhi bahwa dilarang mengencerkan air limbah dalam
usaha untuk mencapai nilai ambang batas ini. Sebagai contoh Tabel 1-3 menyajikan nilai
ambang batas untuk polutan yang berbeda di Technical University of Braunschweig. Bila
hasilnya melebihi nilai tersebut maka biaya perlakuan air limbah akan membengkak.
Senyawa yang diijinkan untuk dibuang ke dalam air limbah adalah senyawa yang tidak
terdapat dalam tabel berikut, tidak digolongkan sebagai senyawa berbahaya, dan jika bahan
tersebut tidak berbahaya untuk lingkungan dan untuk pengoperasian instalasi pengolahan air
limbah.
Nilai pH dari air limbah harus berkisar antara 6,0 sampai 10,5
Toksisitas air limbah harus lebih kecil dari nilai yang dapat mempengaruhi proses biologi
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), pembuangan lumpur atau penggunaan lumpur.
Konsentrasi zat warna dalam air limbah harus kurang dari nilai yang dapat menyebabkan
Nilai ambang batas untuk fenol dibuat rendah (0,025 mg/L air limbah) karena senyawa ini
dapat menyebabkan rasa-sakit yang sangat susah dihilangkan selama pemurnian air.
Nilai ambang batas untuk senyawa yang menggunakan oksigen seperti natrium sulfit, garam
Catatan : larutan berair yang tersisa setelah ekstraksi dengan diklorometana atau
terklorinasi, VOX) atau harus dibuat tidak volatil dengan menggunakan metoda yang
laboratorium oleh staff yang berkompeten. Keterangan lebih rinci tentang prosedur yang
dapat digunakan terdapat pada cara pengerjaannya. Tipe limbah berbahaya berikut selalu
terjadi pada pekerjaan di laboratorium. Oleh karena itu, berikut ini diberikan beberapa
Sebagai bahan kimia sisa, hanya bahan berikut yang dapat dibuang yaitu jika
Semuanya harus tidak mengandung penyusun yang sangat beracun seperti dibenzodioksin
dan furan terpoliklorinasi (PCDD/F), bifenil terpoliklorinasi (PCB) atau bahan untuk perang.
Wadah limbah harus diberi label dengan benar meskipun pada wadah yang kecil. Bejana kecil
dan vial yang digunakan untuk produk reaksi dari pekerjaan lab dapat dikumpulkan dalam
wadah untuk bahan padataan dan diberi keterangan, contohnya: sebagai produk sintesis dari
pekerjaan lab kimia anorganik dalam vial). Jika bahan kimia tidak diketahui (misal : dalam
bejana tanpa label), dianjurkan untuk mengelusidasi tipe dari senyawa yang tersebut. Bahan
kimia yang telah digolongkan pada golongan limbah tertentu harus dibuang sesuai dengan
golongan tersebut. Sebagai contoh adalah asam klorida. Bahan ini dimasukkan ke dalam
kelompok limbah asam anorganik, campuran asam dan mordants. Artinya, HCl harus tidak
dibuang sebagai bahan kimia sisa/residu. Bahan kimia lama yang disimpan di dalam bejana
tertutup sebaiknya ditawarkan kepada kelompok atau institusi lain untuk kepentingan yang
memilikinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Terdapat pula pengambilan kembali
bahan kimia dan pelarut dalam jumlah besar oleh pembuat bahan kimia tersebut. Sebagai
contoh, Perusahaan Merck menawarkan suatu layanan dengan nama Retrologistics. Bahan
kimia yang dikirimkan akan diuji kondisinya dan tipe serta jumlahnya didokumentasikan.
Kandungan dari bejana kecil dengan bahan kimia yang diketahui akan digabungkan menjadi
jumlah yang lebih besar. Setelah analisis dan kontrol kualitas, senyawa tersebut akan
digunakan dalam produksi dan sintesis. Jika penggunaan kembali tidak dimungkinkan, bahan
Nilai pH dari larutan ini harus di bawah 6. Larutan asam berair ini harus bebas dari
Asam yang telah digunakan yang mengandung asam nitrat (misalnya campuran asam nitrat)
harus dinetralkan dan kemudian dibuang sebagai dibersihkan dan dicuci dengan air)
Larutan asam yang tidak mengandung logam berat atau bahan berbahaya lainnya dapat
dinetralkan dengan natirum hidroksida atau natrium hidrogen karbonat dalam jumlah molar
sianida
ion amonium (maks. 0,1 mol/L, jika tidak akan terjadi pelepasan amonia !), dan
Larutan basa yang tidak mengandung logam berat atau bahan berbahaya lainnya dapat
dinetralkan dengan asam klorida dengan jumlah molar yang sama dan kemudian dibuang ke
Limbah golongan ini mengandung larutan berair dari garam logam yang harus bebas
dari :
sianida
Untuk larutan berair ini dimungkinkan terjadinya pengurangan volume yang nyata dengan
Berdasarkan pemaparan tersebut maka sistem pengolahan limbah (SPAL) untuk skala
laboratorium seperti di atas akan sangat bagus untuk diterapkan pada lingkungan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :Pembangunan
lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia akan dapatmengendalikan tindakan dan
menjaga kelestarian dan keseimbanganlingkungan hidup merupakan itikad yang luhur dari
B. Saran
Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius olehPemerintah Daerah
pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harusmelakukan pengolahan
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pekerjaan Umum DIY. 2002. Brosur IPAL Sewon Bantul . Yogyakarta.
Gaudy, Jr., A.F., and E.T., Gaudy. 1981. Microbiology for Environmental Scientist and
Engineers. 1 ed., pp. 175 180, Mcgraw Hill International Book Company. Aukland.
Hakim, L., 2000. Evaluasi Pengelolaan IPAL Sewon Bantul . Tugas Hukum Lingkungan.
UGM. Yogyakarta.
Hammer, M.J., 1986. Water and Wastewater Technology . 2 ed., John Wiley and Sons.
New York.
Metclaf, Eddy, and G., Tchobanoglous. 1981. Waste Water Engineering Treatment Disposal
2 ed., pp. 400 414. Tata McGraw Hill Publishing Company, Ltd. , New Delhi.
Rao, A.V., and Bhole, A.G., 2001. A Low-Cost Technology for The Treatment of
Wastewater Water Research Journal, pp. 38.
Rosyida, A., 2000. Keunggulan Pengolahan Biologi Secara Trickling Filter pada Limbah
Cair Tekstil . Prosiding Seminar Nasional Peranan Teknologi dalam Pembangunan
Lingkungan Dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Berk-e lanjutan. BPPT. Jakarta.
Sugiarto. 1987. Dasar Dasar Pengolahan Air Limbah. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.