Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...

KATA PENGANTAR

LEMBAR PENGESAHAN

I PENDAHULUAN………………………………………………………………

A Latar Belakang………………………………………………………………..
B Tujuan…………………………………………………………………………

II NAMA PROGRAM…………………………………………………………….

III SASARAN POGRAM…………………………………………………………

IV PESERTA………………………………………………………………………

V JADWAL PROGRAM DAN LOKASI………………………………………..

VI PENYELENGGARA PROGRAM PELATIHAN…………………………....

VII PENGELOLA PROGRAM……………………………………………………

VIII METODA PELATIHAN………………………………………………………..

IX KURIKULUM PELATIHAN…………………………………………………..

X PROSPEK PELATIHAN…………………………………………………..

XI TOLOK UKUR KEBERHASILAN …………………………………………

XII PEMANTAUAN DAN PENILAIAN PROGRAM…………………………..

XIII RENCANA DAN TINGAK LANJUT PROGRAM…………………………..

XIV ALOKASI PEMBIAYAAN PROGRAM ……………………………………...

XV PENUTUP …………………………………………………………
I.      PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Meningkatnya volume sampah di Lombok barat telah menimbulkan masalah yang
kompleks, terutama dalam pengelolaannya. Untuk itu dibutuhkan strategy yang efektif
untuk mereduksi volume sampah dari sumbernya, terutama sampah domistik dimana
sampah rumah tangga berperan penting untuk didaur ulang menjadi barang yang
bernilai tambah. Sehingga dibutuhkan sebuah metode pelatihan yang mampu
mengakomodasi kebutuhan tersebut.
Pada dasarnya sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses aktivitas manisia dalam kehidupan sehari-hari.. Sampah
buatan manusia itu sebenarnya merupakan potensi besar jika dikelola dengan baik.
Banyak cara agar produk sampah menjadikan produk unggulan yang bermanfaat
terutama menjadi dasar sumber penggasilan masyarakat pinggiran..
Berdasarkan sifatnya sampah terbagi atas dua, yaitu :

1. Sampah organik yaitu sampah yang dapat diurai (degradable)


Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola
dengan prosedur yang benar.Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami
pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan
organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain
yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah
pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif
seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah
ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi
secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Dampak sampah organik terhadap Kesehatan dapat menimbulkan :
•      Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan  pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
•      Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
•      Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
      Pengelolaan sampah organic adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:
•       Mengurangi (reduce) : Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material
yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
•       Menggunakan kembali (reuse) : Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang
bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang 
•      Mendaur ulang (recycle) : Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak
berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah
banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain.
•       Mengganti (replace): Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Adapun pengertian Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari


campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik
atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah
proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh
mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat
kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang,
pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator
pengomposan.

2. Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak terurai (undegradable)


Adapun sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang
sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang
sangat lama. Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga,
misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Contoh sampah dari sampah anorganik adalah: potongan-potongan / pelat-pelat dari
logam, berbagai jenis batu-batuan, pecahan-pecahan gelas, tulang-belulang, kaleng
bekas, botol bekas, bahkan kertas, dan lain-lain.
Sampah jenis ini, melihat fisiknya keras maka baik untuk peninggian tanah rendah atau
dapat pula untuk memperluas jalan setapak. Tetapi bila rajin mengusahakannya
sampah dari logam dapat kembali dilebur untuk dijadikan barang yang berguna, batu-
batuan untuk mengurug tanah yang rendah atau memperkeras jalan setapak, pecahan
gelas dapat dilebur kembali dan dijadikan barang-barang berguna, dan tulang-belulang
bila dihaluskan (dan diproses) akan menjadi pupuk organik. Sampah jenis ini pada
dasarnya dapat didaur ulang.
Pengertian daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah
satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai.
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil,
dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya
menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan
sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak
bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara
garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran,
pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang
mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas
harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus
menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena
lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi,
daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda.
Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah,
Dengan demikian bahwa sampah domistik maupun sampah industry dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.sampah organic jenis basah
seperti sisa sayuran dapur, kulit buah-buahan, daun-daunan setelah proses composting
menjadi kompos yang berguna sebagai pupukorganik. Juga sampah unorganik seperti
kerta, pelastik, kaleng,kaca,dll dapat menjadi barang-barang seperti tas, mainan, kota
souvenir.

B.   Tujuan Pogram

a.    Tujuan Umum


Tujuan umum dari kegiatan pelatihan ini adalah diharapkan para peserta mampu
membuat kompos dari sampah organik dan daur ulang sampah anorganik menjadi
barang barang yang mempunyai nilai tambah tinggi sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat serta membuka bebagai jaringan disektor lapangan kerja
baru.

b.    Tujuan khusus


Adapun tujuan khusus dari pelatihan ini adalah :
1)  Para peserta mampu memahami cara-cara pembuatan kompos berbahan sampah
organik dan daur ulang sampah anorganik, sampah plastik, kertas, kain, kaleng,
botol dan bahan-bahan logam lainnya.
2)    Para peserta dapat membuka lapangan keja baru ditempatnya masing-masing.
3)   Para peserta memiliki wawasan dalam mengelola usaha secara spesifik diberbagai
bidang daur sampah sesuian keinginan dan kreativitasnya, misal mengkhususkan
baranng suvernir, tas, boneka, dll
4) Mendorong terbentuknya kelompok-kelompok usaha secara bersama seperti
terbentuknya koperasi atau bank sampah sebagai pusat penampungan, penjualan
dan simpan pinjam.

II.    NAMA PROGRAM


Program ini dinamakan “Pelatihan Pengolahan Sampah”
Tema pelatihan “Pembuatan Kompos dan Daur Ulang Sampah”

III.   SASARAN PROGRAM


Sasaran program pelatihan adalah pesertanya dari berbagai tingkatan usia, baik laki
atau perempuan.

IV.  PESERTA

Peserta pelatihan ini berasal dari berbagai unsur lapisan masyarakat dengan beberapa
kriteria :

a.    Mau berperan aktif setelah mengikuti pelatihan. Dan siap untuk dapat membuka
usaha secara mandiri yang dibuktikan dengan surat pernyataan
b.    Bersedia mengikuti kegiatan pelatihan mulai dari awal acara sampai akhir acara.
Dan peserta juga diharuskan membuat surat pernyataan.
c.    Peserta yang berusia 18- 40 tahun yang dibuktikan dengan KTP yang berlaku.
d.    Lebih diutamakan bagi mereka yang memiliki latar belakang ekonomi keluarga tidak
mampu.

V.   JADWAL PROGRAM DAN LOKASI


1.    Jadwal Program

No Kegiatan Hari Penanggung jawab


I II III IV
1 Persiapan kegiatan
a seleksi peserta Panitia
penyelenggara
b Penentuan tempat
pelatihan
c. Persiapan materi /tutor
2 Kontrak latihan Panitia
penyelenggara
3. Pelatihan
a Teoritis Instruktur/teknis
b Peraktek Instruktur/teknis
4 Pengarahan Panitia
usaha/usaha penyelenggara
Pengorganisasian
kelompok
5 Pembukaan usaha Panitia
penyelenggara

2.    Lokasi program pelatihan


Lokasi program pelatihan akan dilaksanakan di Aula YAYASAN AL-HAUTHAH yang
cukup representative yang mudah dicapai bagi semua peserta pelatihan

VI.  PENYELENGGARA PROGRAM PELATIHAN


1.    Penanggung jawab :
Penyelengggara program pelatihan adalah Bank sampah YAYASAN AL-HAUTHAH
Yang telah berpengalaman dalam menyelenggarakan berbagai program pelatihan
yang berbasis kemasyarakatan atau kelompok kemasyarakatan khususnya
pelatihan pembuatan kompos dan daur ulang sampah. Dalam penyelenggaraan
program ini institusi ini akan membentuk tim panitia yang berdedikasi tinggi,
Penanggung jawab penyelenggaraan acara ini adalah ketua bank sampah yayasan
yang terdiri dari ketua panitia penyelengara, sekretaris dan Bendahara.serta
ditunjang beberapa orang seksi/departemendan fasilitator yang handal dan pelatih
yang berkualifikasi dibidangsampah, daur ulang/kerajinan/ketrampilan dan
pengorganisasian sampah.

2.    Tugas :
a.    Menyusun kerangka keja, tempat pelatihan dan jadwal pelatihan
b.    Menyusun kepanitian pelatihan
c.    Menetapkan fasilitatator, pelatih/motivator
d.    Bersama fasilitator.pelatih.motivator menyiapkan materi, media, peraga dan sarana
yang akan digunakan baik dalam penyajian materi pelatihan maupun dalam
dibentuk praktek.
e.    Memantau dan mengevaluasi proses kegiatan pelatihan sejak awal sampai akhir
sehingga diharapkankan hasilnya optimal
f.     Melakukan pendampingan pasca pelatihan

VII.PENGELOLA PROGRAM
Pengelola program pelatihan ini adalah Tim kerja / panitia yang memiliki kemampuan
yang handal dibidangnya. Tim kerja / panitia sesuai jabatannya mempunyai tugas
pokok sebagai berikut :

No Nama Jabatan dalam Tugas Pokok


Tim
Mengkoordinir dan mengawasi
1 ALI ABDULLAH Pembina
jalannya aktiitas pelatihan
1 Ketua a. mengkoodinir seluruh aktivitas
pelatihan
Penyelenggara
b. Evaluasi laporan pelatihan
a.    Melakukan kegiatan
2 MUKHLIS Sekretaris administrasi dan surat
menyurat
a.    Melakukan pengeluaran
keuangan bagi kepentingan
3 ABDUL KADIR Bendahara pelatihan, Bertanggungjawab
jawab pada pengelolaan
keuangan
Mempersiapkan alat/bahan
Pengadaan
5 ADNAN yang dipelukan selama
bahan /alat
pelatihan berlangsung
a.  Memberikan motivasi/
semangat kepada peserta
untuk meningkatkan potensi
6 ABDUL AZIZ Fasilitator/pelatih dan kemampuan peserta
b.  Menciptakan agar suasana
pelatihan menarik dan
bersemangat

VIII.       TEKNIK PELATIHAN

a.    Teknik
Adapun teknik pelatihan yang digunakan lebih menekankan pada pola :
- ceramah dan tanya jawab
- simulasi
- Diskusi
- Resitasi
- braingstorming
- Role playing
- Rancang bangun aksi

IX. KURIKULUM PELATIHAN

Program : 4 (empat) hari


Kelas/program : Teori dan praktek
Mata pelajaran : Pembuatan kompos dan daur ulang sampah
Materi :
-       Pengenalan kompos
-       Pengenalan macam-macam daur ulang
-       Pengenalan proses pembuatan kompos dan daur ulang
-       Praktikum
-       Praktek dibimbing oleh teknisi
-       Diskusi dan kolsultasi tanpa batas

X.   PROSPEK PELATIHAN

etelah pelatihan ini selesai, berdasarkan pengalaman diprediksi adanya perubahan


pada kelompok-kelompok komunitas sector informal, seperti :
a.    Para alumni peserta pelatihan mampu mengembangakan sector-sektor usaha yang
bercirikan trend daerah-daerah tertentu. Seperti usaha pembuatan pin, kotak-lotak
kado, mainan-mainan boneka, tas, paying, dll kadang-kadang usaha seperti itu
digunakan masyarakat sebagai souvenir pengantin, ulang tahun, atau acara-acara
perayaan sebagai tukar souver yang bercirikan daerah tertentu. Ini sesuaikan
kemampuan alumni pelatihan yang mampu menggali kreatifitas kerajinan daerah.
b.  Berdasarkan pengalaman bahwa setiap kegiatan peltihan ini umumnya 70 %
pesertanya mampu membuka usaha mandiri. Seperti membuka usaha tanaman hias
dengan dukungan kompos yang berkualitas tinggi. Membuka toko souvenir,dll
c.    Dampak dari pertumbuhan usaha sector informal ini umumnya mereka para alumni
membentuk kelembagaan keuangan seperti koperasi, atau bank sampah sebagai
pemasok bahan bekas atau untuk simpan pinjam.

XI.      TOLAK UKUR KEBERHASILAN


Berdasarkan kuesionir atau pengamatan menunjukkan bahwa indikator-indikator
pada akhir kegiatan cukup berhasil baik dalam ranah prosesnya atau keluarannya

XII.PEMANTAUAN DAN PENILAIAN PROGRAM


Pelatihan pembuatan kompos dan daur ulang sampah merupakan usaha yang
cukup menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang berpenghasilan
rendah. Usaha ini tentu akan lebih berkembang jika mendapat dukungan pemerintah
khususnya padadinas perdagangan, dinas koperasi atau dinas-dinas yang dapat
membangun infrastrukur.
lain yang tepat sehingga akan lebih berkembang lagi. Juga pengembangan SDM-nya
yang terus menerus secara efisien dan efektif. Juga melalui kegiatan lain seperti
pemberdayaan masyarakat diberbagai bidang ketrampilan yang dapat menunjang
sector ini. Oleh karena pemantauan dan penilaian ini perlu dilakukan secara terus
menerus dan berjenjang baik dilakukan oleh pemerinta lokal maupun oleh kelompok
masyarakat yang peduli.
Dalam hal pemantauan dan evaluasi terhadap proses, hasil dan dampak program
pelatihan ini menggunakan dengan system pendekatan “kerangka Kerja Logis” (logical
framework) yang sudah biasa digunakan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi suatu program pelatihan yaitu terdiri dari bebebrapa unsur :
a.  Sasaran hasil (objectives) suatu keadaan tertentu yang diinginkan /dicapai setelah
dilaksankan suatu kegiatan
b.    Indicator, beberapa petunjuk tertentu yang akan meyakinkan anda apakah sasaran
hasil sudah atau belum dicapai
c.  Pengujian(verification) cara untuk memperoleh bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
indikator-indikator tersebut memang ada atau tidak,
Penjabarannya dapat dilihat dibawah ini.
XIII.       RENCANA TINDAK LANJUT PROGRAM

Rencana tindak lanjut pelatihan merupakan proses yang sangat penting. Oleh karena itu
pada pelatihan ini diperlukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
a.    Pengukuhan tim tindak lanjut
penyelenggaraan program untuk menetapkan surat keputusan Tim pendamping dan
monitoring pasca pelatihan berdasarkan usulan dari peserta
b.    Pendayagunaan
Pendampingan pasca pelatihan agar mengikuti prosedur dalam melaksanakan
pendampingan yaitu sebagai berikut :
1)    Melakukan aktivitas pendampingan dengan berinteraksi baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada warga aluni pelatihan secara kontinyu berdasarkan tujuan yang
pernah diikuti
2)    Mendorong peserta membentuk jaringan komunitas kerja berdasarkan agenda yang
telah disepakati berkaitan dengan pengembangan yang diharapkan
3)    Mendorong dan membimbing peserta untuk melakukan mobilitas aksi dalam
masyarakat sehingga mereka mampu bersinergi dengan masyarakat baik secara
personal maupun secara kelembagaan

c.    Aktivitas pendampingan


Kegiatan pendampingan dilakukan dengan beberapa cara :
1)    Temu/rembug warga untuk membeberkan berbagai informasi dan advis sebagaimana
dalam rancang bangun aksi yang telah disepati
2)    Kursus secara periodic dengan tema-tema sebagaimana tema yang telah diajukan dan
ditentukan oleh kelompok dalam rangka mengembangkan wawasan kemampuan
sebagaimana tujuan dan target yang akan dicapai dalam usahanya.

d.    Pola Usaha Tindak Lanjut


Adapun pola usaha tindak lanjut yang akan dilakukan adalah pembelian beberapa alat
dan bahan untuk bantuan yang akan dikelola oleh para alumni pelatihan dalam rangka
membangun usahamandiri/ kelompok. Bantuan ini akan dibagi ke dalam beberapa
kelompok usaha produk. Diharapkan peralatan dan bahan tersebut dapat berkembang
sehingga kelompok lain atau kelompok baru dapat juga menular dan berkembang.

XIV.      ALOKASI PEMBIAYAAN PELATIHAN

No Uraiyan Harga Satuan Volume Total Biaya


1. Biaya kesekretiatan
Perlengkapan ATK 13.000.000 1 paket 13.000.000
Penggandaan Modul 4.500.000 1 paket 4.500.00
Pembukaan dan Penutupan 3.500.000 1 paket 3.500.000
Publikasi dan Dokumentasi 12.000.000 1 paket 12.000.000
Kesehatan Peserta 5.500.000 1 paket 5.500.000
Sub Total 38.500.000
2. Biaya Pelatihan
Trasnportasi Peserta (pp) 250.000 40 orang 10.000.000
Sewa Ruangan Pelatihan 1.500.000 6 hari 9.000.000
Akomodasi 200.000 40x10 hari 80.000.000
Konsumsi
a. Peserta 75.000 40x6 hari 18.000.000
b. Instruktur 45.000 10x6 hari 2.700.000
c. Panitia 45.000 10x6 hari 2.700.000
Sewa kendaraan 350.000 6 hari 2.100.000
Perlengkapan peserta 75.000 40 orang 3.000.000
Bahan baku 8.750.000
Peralatan praktek 6.450.000
Sub total 141.950.000
3. Honorarium
Instruktur 250.000 48 jam pelajaran 12.000.000
Penanggung jawab program 2.500.000 1 orang 2.500.000
Pelaksana 1.750.000 5 orang 8.750.000
Uang saku peserta 100.000 40x6 orang 24.000.000
Biaya monitoring 2.500.000 1 paket 2.500.000
Sub total 49.750.000
Total pekiraan anggaran 230.200.000
XV.        PENUTUP

Peningkatan kualitas kehidupan manusia yang bermatabat adalah suatu keharusan


bagi setiap insan, terutama bagi masyarakat . peningkatan kualitas hanya dapat melalui
pendidikan, pembelajaran, pembekalan ketrampilan, keahlian. Pendidikan tersebut
harus terus menerus baik melalui pendampingan atau belajar secara mandiri.

Disamping pendidikan secara terus menerus juga yang tidak kalah penting adalah
diberikannya bantuan stimulant. Sehingga para peserta akan termotivasi, bersemangat
untuk memperakteknnya dan berinovasi untuk menciptakan kreasi=kreasi baru.

Factor saling ketergantungan melalui pembinaan kelembagaan, misalnya koperasi atau


bank sampah, sehingga diharapkan mereka mampu berkoporasi sesama anggota
kelompok usaha. Pola –pola seperti inimereka mampu mengendalikan pasar, tingkat
harga yang kompetitif.

Lombok Barat, 9 april 2018

YAYASAN AL-HAUTHAH

KETUA

( ALI ABDULLAH )
PROPOSAL
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH
YAYASAN AL-HAUTOH
AHU:00143113.AH.01.04TAHUN 2017

DESA KERU KCAMATAN NARMADA


LOMBOK BARAT
NUSA TENGGARA BARAT

Anda mungkin juga menyukai