Anda di halaman 1dari 4

Contoh Karya Ilmiah tentang Sampah

Judul Karya Ilmiah : Pengaruh Sampah terhadap Lingkungan

Klik di sini untuk menampilkan contoh karya tulis ilmiah tentang sampah

BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Sampah adalah suatu barang yang sudah tidak terpakai lagi dan tidak di gunakan lagi. Apabila tidak di
tangani dengan benar akan menimbulkan bau yang tidak sedap, sumber berbagai penyakit,
penyumbatan saluran air dan juga dapat menyebabkan banjir. Seiring berjalannya waktu maka di
temukanlah cara untuk menanggulangi sampah. Kalau dulu sampah hanya di biarkan sampai
menimbulkan bau tak sedap, sekarang sampah di manfaarkan menjadi sumber penghasilan. Misalnya,
sampah organik yaitu : sampah sisa-sisa makanan di jadikan kompos, pupuk dll. Sedangkan sampah
anorganik diantaranya sampah plastik di jadikan kerajinan tangan atau di daur ulang.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah karya tulis ilmiah ini adalah “ Bagaimana
pengaruh sampah terhadap lingkungan?”.

1.4 Tujuan Penulisan


· Mengetahui jenis dan sifat sampah
· Mengetahui manfaat pengolahan sampah
· Mengetahui pengaruh sampah terhadap lingkungan

1.5 Manfaat Penulisan

ü Masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan.


ü Banyak kreativitas yang di hasilkan leh masyarakat
ü Lingkungan menjadi bersih dan nyaman

BAB II
JENIS – JENIS SAMPAH

Sampah sangatlah lekat dengan kita, dimana pun kita berada pastilah kita menemui sampah.
Berdasarkan bahan dasar dan kandungan yang terdapat di dalamnya sampah di bagi menjadi tiga:

2.1. Sampah Organik


Sampah organik adalah sampah yang dapat diurai, yang mudah membusuk. Sampah ini termasuk
sampah basah yang dapat diolah menjadi kompos.
Contoh sampah organik adalah :
· Sisa makanan
· Sayuran
· Dedaunan dan sebagainya
2.2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai, yang tidak dapat membusuk. Sampah ini termasuk
sampah kering yang dapat di jadikan sampah komersial atau sampah yang laku di jual kembali untuk
diolah kembali menjadi barang yang bisa di gunakan lagi.
Contoh sampah anorganik adalah :
· Plastik
· Kertas
· Gelas atau kaca
· Botol

2.3. Sampah Berbahaya


Sampah Berbahaya adalah sampah yang beracun penyabab infeksi, mempunyai sifat korosif. Korosif
adalah sifat suatu subtansi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau memeroleh dampak
negatif. Sampah ini biasanya berasal dari limbah pabrik yang merusak sungai setempat karena memiliki
racun. Sampah ini sangat memengaruhi linkungan dan mengakibatkan kerusakan yang merugikan bagi
kehidupan makhluk hidup.
Contoh sampah berbahaya adalah :
· Logam
· Pestisida
· Zat kimia
· Sisa perindustrian

BAB III
CARA PENGOLAHAN SAMPAH

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan dari material


sampah. Hal ini biasanya dihasilkan dari kegiatan manusia, dan dikelola untuk mengurangi dampaknya
terhadap kesehatan, lingkungan. Pengelolaan ini melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif. Praktek
pengelolaan sampah berbeda antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
perumahan dan industri. sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan di daerah perkotaan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area industri biasanya
ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode ini berbeda-beda tergantung banyak hal,
diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Dan caranya
dibagi rata dengan jenisnya, dari sampah organik, sampah anorganik, dan sampah berbahaya.

3.1 Pengolahan Sampah Organik


Sampah organik tergolong sampah yang gampang busuk.seperti sisa makanan, dedaunan dan masih
banyak lagi. Sebenarnya sampah jenis ini masih bisa kita manfaatkan lagi. Asalkan kita tahu kegunaan
dan juga cara mengolahnya. Jenis sampah organik bisa kita manfaatkan lagi menjadi pupuk kompos.
Karena sampah organik berasal dari makluk hidup. Pengomposan yaitu zat tanaman, sisa makanan atau
kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis. Contoh dari pengelolaan sampah
menggunakan teknik ini adalah Green Bin Program (program tong hijau) yaitu seluruh sampah organik
dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
3.2 Pengolahan Sampah Anorganik
Sampah anorganik sebaiknya kita daur ulang kembali. Jangan membuangnya secara sembarangan,
karena jenis sampah ini tidak mudah untuk hancur. Kita memerlukan kreatifitas tinggi untuk mengubah
sampah tersebut menjadi suatu barang yang mempunyai nilai beda. Proses pengambilan barang yang
masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa
cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi. Kedua
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang.Sampah yang biasa dikumpulkan
adalah kaleng minum aluminum, kaleng baja makanan atau minuman, kertas, koran, majalah, dan
kardus. Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena
bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

3.3 Sampah Berbahaya


Tahap penanganan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) dari rumah tangga dimulai dari
pemilahan. Sampah B3 harus dipilah dan dipisahkan dari sampah organik dan anorganik. Kemudian
sampah B3 yang sudah terkumpul dimasukkan dalam wadah yang aman. Pastikan menggunakan sarung
tangan saat melakukannya. Selanjutnya, jika penganangan sampah B3 dilakukan secara terkoordinasi
dengan warga masyarakat di perumahan sekitar, maka tahap selanjutnya adalah dengan pewadahan
dan pengumpulan besar, pengangkutan dan penyimpanan sementara. Semuanya harus dilakukan
dengan metode pengelolaan sampah B3 yang sesuai dengan aturan pemerintah dan anjuran ahli. Dalam
menyikapi sampah B3 Sebagai warga juga konsumen perlu memiliki peran yang baik. Usahakan
mengurangi konsumsi produk yang mengandung bahan berbahaya beracun, dan lebih memilih produk
ramah lingkungan. Kita juga bisa memperpanjang umur dengan memakai suatu produk dengan
pemakaian yang bijak. Misalnya dengan merawat baterai alat elektronik agar awet atau menghemat
penggunaan bahan pembersih. Perlu diketahui juga bahwa produsen memegang peran yang sama
pentingnya. Produsen wajib mencantumkan material yang dikategorikan sebagai kandungan berbahaya
ataupun beracun pada semua produknya. Tujuannya agar konsumen tahu cara penanganannya.
Produsen juga memiliki kewajiban untuk melakukan upaya-upaya yang dirasa perlu untuk mengolah
produk tersebut setelah digunakan. Dan jika terjadi pencemaran lingkunga, produsen wajib bertanggung
jawab untuk memulihkannya. Dengan mengetahui apa itu sampah B3 dan peran apa yang bisa kita
lakukan untuk menanggulanginya, semoga keluarga dan lingkungan kita tetap sehat dan aman untuk
selamanya.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya
produk-produk yang tak bergerak.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase
yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.
4.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam
diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat
diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya alam ini.
Sebaiknya setiap rumah tangga melakukan pembuangan sampah dengan cara memilahkan sampah
sesuai jenisnya. Agar pihak TPA(tempat pembuangan akhir) mudah untuk dijadikan sesuai kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai