Anda di halaman 1dari 9

BUDAYA TITIP ABSEN DI KALANGAN MAHASISWA

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS


SEBELAS MARET SURAKARTA

Disusun untuk Menyelesaikan Ujian Akhir Semester Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

MAKALAH

Dosen Pengampu: Bakdal Ginanjar, S.S., M.Hum.

Disusun Oleh:

Gladina Permatasari

I0616016

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TENIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

0
BUDAYA TITIP ABSEN DI KALANGAN MAHASISWA PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Gladina Permatasari.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Abstrak

Titip absen merupakan sebuah kegiatan yang dianggap wajar dikalangan


mahasiswa, tidak terkecuali mahasiswa baru Perencanaan Wilayah dan
Kota Universitas Sebelas Maret Surakarta. Alasan dan respon yang
berbeda-beda disampaikan oleh mahasiswa terkait hal ini. Malas menjadi
salah satu alasan yang paling sering digunakan dalam kasus titip absen di
kalangan mahasiswa. Beberapa alasan lain yang banyak digunakan
adalah lebih memilih organisasi, sakit namun rumitnya perizinan yang
menggunakan surat dokter, dan adanya rencana pulang pulang kampung,
mengingat mayoritas mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Sebelas Maret Surakarta merupakan anak rantau. Sedangkan
respon yang diberikan oleh mahasiswa lainnya lebih condong ke
mengiyakan untuk menitipkan absen dengan alasan untuk membantu
presentase presensi. Namun, di sisi lain ada pula mahasiswa yang tidak
mau dititipkan absen karena takut apabila dosen bersangkutan mengetaui
perbuatan curang tersebut. Budaya yang turun temurun ini sebaiknya tidak
lagi dilanjutkan karena sebenar-benarnya mahasiswa dididik pada bangku
perkuliahan bukan hanya untuk mendapatkan ilmu tetapi juga untuk
menjadi generasi penerus yang dipenuhi oleh kejujuran. Jika dari hal kecil
seperti presensi saja sudah tidak jujur, bagaimana dengan hal lain?

Kata kunci: Titip Absen, Mahasiswa, Presensi, Kecurangan Akademik.

Pendahuluan

Titip absen merupakan sebuah istilah yang sudah tidak asing lagi bagi para
mahasiswa. Kegiatan titip absen seakan sudah menjadi budaya yang mengakar kuat

1
bagi mahasiswa. Titip absen adalah kegiatan menyuruh seseorang untuk mengisi
presensi dengan tujuan agar orang bersangkutan dapat dihitung hadir walaupun
sebenarnya tidak hadir. Mahasiswa “gaib” adalah mahasiswa yang di dalam presensi
ada tetapi sebenarnya tidak hadir di kelas atau dengan kata lain mahasiswa yang
melakukan titip absen.

Budaya titip absen merupakan budaya turun temurun yang diturunkan dari
mahasiswa tingkat atas ke adik tingkatnya. Para mahasiswa baru cenderung hanya
ikut-ikutan melakukan titip absen karena tidak sedikit dari kakak tingkatnya yang juga
menitip absen, seperti yang terjadi pada mahasiswa baru Perencanaan Wilayah dan
Kota Universitas Sebelas Maret Surakarta. Walaupun masih berstatus mahasiswa baru,
namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar mahasiswa sudah pernah
melakukan titip absen meskipun hanya sekali. Tidak ada rasa malu dan takut untuk
titip absen. Bahkan banyak terdapat berbagai artikel mengenai tips dan trik untuk titip
absen di internet.

Pada Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sebelas Maret


Surakarta (PWK UNS), kehadiran mahasiswa merupakan komponen yang sangat
penting. Kehadiran mahasiwa, yang dibuktikan dengan presensi, menentukan apakah
mahasiswa PWK UNS dapat mengikuti ujian semester atau tidak. Batas minimal yang
diberlakukan yakni sebesar 75% per semester. Selain itu, terdapat beberapa dosen yang
memasukan unsur kehadiran mahasiswa ke dalam komponen penilaian.

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar mahasiswa, dalam kasus ini
mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS, masih lebih mementingkan nilai
yang sempurna dibandingkan dengan ilmu yang didapat. Bahkan anggapan tentang
perkuliahan yang hanya merupakan sebuah batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan
sudah tertanam kuat. Mereka menilai kalau mahasiswa yang lulus dengan nilai
cumlaude akan lebih mudah mendapat pekerjaan daripada mahasiswa yang lulus
dengan nilai pas-pasan. Sehingga dalam proses untuk memperoleh nilai yang baik
justru melakukan tindakan yang jauh dari baik. Seperti mencontek, menjiplak, plagiat,
titip absen, dan kecurangan-kecurangan yang lain. ( Gustraprasaja, 2011)

2
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
membahas apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan titib absen menjadi budaya
yang terus melekat pada mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS. Penting
untuk mengetahui faktor-faktor penyebab titip absen pada mahasiswa agar bisa
melakukan langkah yang tepat untuk mengubah budaya ini untuk memperbaiki
kepribadian penerus bangsa sehingga dapat membangunbangsa Indonesia menjadi
lebih baik di masa depan.

Tujuan

Tujuan dari makalah ini antara lain sebagai berikut.

1. Menjelaskan faktor-faktor mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota


UNS 2016 melakukan titip absen.
2. Menjelaskan alasan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS 2016
bersedia mempresensikan temannya yang titip absen.
3. Menjelaskan respon mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS 2016
yang lain terhadap temannya yang melakukan titip absen.

Pembahasan

Titip Absen

Titip absen merupakan sebuah fenomena yang sudah lama terjadi di kalangan
mahasiswa. Budaya ini telah mengakar kuat dan diwariskan turun-temurun dari
angkatan atas ke angkatan dibawahnya. Kegiatan titip absen sendiri saat ini telah
menjadi sebuah kewajaran bagi sebagian mahasiswa, tidak terkecuali mahasiswa baru,
termasuk mahasiswa baru Perencanaan Wilayah dan Kota UNS. Tidak ada rasa malu
ataupun takut saat seorang mahasiswa melakukan titip absen. Bahkan beberapa kali
ada yang dengan bangganya menceritakan budaya ini kepada teman sebaya maupun
adik tingkatnya. Berbagai alasan dan tanggapan dikemukakan oleh mahasiswa
mengenai budaya ini.

3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Melakukan Titip Absen

Kali ini penulis akan membahas masalah ini berdasarkan sudut pandang para
penitip absen. Alasan mendasar yang sering dikemukakan oleh mahasiswa
Perencanaan Wilayah dan Kota UNS 2016 untuk melakukan titip absen adalah rasa
malas. Sebagai manusia, rasa malas merupakan suatu hal yang wajar terjadi dan
dialami oleh semua orang, begitupun mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS
2016. Meskipun mereka tahu bahwa rasa malas merupakan faktor penghambat
kesuksesan yang paling besar, namun masih tidak sedikit yang memilih titip absen
dikarenakan rasa malas.

Hal lain yang dikemukakan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS
2016 terkait alasan melakukan titip absen adalah dosen yang tidak enak dan
membosankan. Para mahasiswa akan lebih memilih untuk menitip absen daripada
membuang waktu mereka untuk ngampus dikarenakan apa yang dijelaskan oleh dosen
itu tidak dapat dimengerti. Alasan ini biasanya menyebabkan hampir dari sebagian
mahasiswa memilih bolos kuliah sehingga mahasiswa yang titip absen tidak sedikit.

Bangun kesiangan adalah alasan selanjutnya yang menjadi penyebab kegiatan


titip absen pada mahasiswa. Hal ini sering terjadi pada mahasiswa perantau, karena
mereka harus mengurus semuanya mereka sendiri dan tidak ada orang tua atau
keluarga yang mengingatkan atau menegur. Ada pula mahasiswa yang memilih titip
absen karena lebih mementingkan organisasi yang diikutinya. Mereka beranggapan
bahwa berorganisasi, yang dapat mengasah softskill ini, dapat menjadi bekal mereka
kelak daripada hanya duduk mendengarkan dosen pada perkuliahan.

Alasan lain yang umum digunakan untuk titip absen adalah sakit namun tidak
ke dokter sehingga tidak ada surat dokter yang dapat dilampirkan untuk membuat surat
ijin. Banyak dari mahasiswa sakit memilih hanya beristirahat di rumah atau kosan
daripada pergi ke dokter karena alasan biaya.

Alasan terakhir yang sering digunakan mahasiswa untuk titip absen adalah
adanya tugas yang belum diselesaikan, entah untuk deadline saat itu ataupun beberapa

4
jam lagi sehingga mau tidak mau mahasiswa akan membuat skala prioritas dan
memilih manakah yang perlu direlakan agar salah satunya bisa terselesaikan.

Dampak nyata dari mahasiswa yang sering titip absen adalah seringnya
melakukan berbagai kecurangan pada saat mengerjakan tugas dan ulangan semester.
Mahasiswa yang tidak hadir pada saat perkuliahan tentunya tidak akan mendapatkan
materi yang diberikan dosen. Meskipun pada prodi Perencanaan Wilayah dan Kota
UNS telah menerapkan sistem berbagi materi, namun tidak jarang terdapat
penambahan materi oleh dosen ketika proses pengajaran. Ketidakhadiran ini secara
otomatis membuat mahasiswa tidak memahami materi yang diberikan oleh dosen. Hal
tersebut dapat digambarkan melalui multi store model yang dipaparkan oleh Atkinson
& Shiffrin (McLeod, 2007). Atkinson & Shiffrin menjelaskan bahwa informasi
mengalir melalui sistem yang digambarkan sebagai model pengolahan informasi
(seperti komputer) dengan input, proses, dan output.

Faktor-Faktor Penyebab Mahasiswa Mau Dititipi Absen

Kali ini penulis akan beralih sudut pandang pembahasan ke sudut pandang
mahasiswa yang dititipi absen. Jika ada mahasiswa yang titip absen tentunya ada pula
mahasiswa yang dititipi absen. Mahasiswa yang dititipi absen ini biasanya dipilih oleh
pelaku titip absen karena rajinnya mengikuti perkuliahan.

Ada dua respon yang ditunjukkan mahasiswa yang dititipi absen kepada
mahasiswa penitip absen, yaitu menerima dan menolak. Berbagai pertimbangan
disampaikan mahasiswa yang menerima dititipi absen. Pertama, mahasiswa tersebut
takut pada suatu saat nanti tidak ada yang mau dititipi absen ketika dirinya melakukan
titip absen. Kedua, mereka menganggap bahwa menitipabsenkan temannya tidak
merugikan dirinya. Adapula mahasiswa yang merasa kasihan bila terdapat temannya
yang tidak dapat mengikuti ujian semester karena jumlah presensi kurang dari batas
minimum yang telah diterapkan. Satu hal lagi yang menjadi pertimbangan mahasiswa
yang mau dititipi absen adalah mahasiswa penitip absen merupakan teman dekatnya.

5
Namun terdapat pula segelintir mahasiswa yang menolak ketika dititipi
absen. Terdapat beberapa pertimbangan yang dikemukakan oleh mahasiswa yang
menolak ketika dititipi absen. Pertama, karena titip absen temasuk tindak kecurangan
sehingga menimbulkan dosa. Dengan membantu para penitip absen untuk titip absen
otomatis mereka juga telah menyetujui tindak kecurangan tersebut. Dengan kata lain,
mereka yang menyetujui penitip absen juga akan berdosa sehingga mahasiswa yang
dititipi absen enggan untuk menyetujui ketika dititipi absen. Alasan selanjutnya adalah
faktor dosen yang tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan titip absen.
Terdapat beberapa dosen yang sudah hafal mahasiswanya, ataupun dosen yang selalu
memeriksa kembali daftar presensi. Dosen-dosen seperti inilah yang dimaksud penulis
sebagai dosen yang tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan titip absen
sehingga tidak jarang terdapat mahasiswa yang menolak ketika dititipi absen.

Respon Mahasiswa Terhadap Titip Absen

Budaya titip absen ini sendiri memunculkan setidaknya dua golongan


mahasiswa yang menanggapinya; tidak suka dan tidak peduli. Pertama, mahasiswa
yang tidak suka dengan mahasiswa lain yang hanya titip absen. Hal ini terjadi pada
mahasiswa yang sudah sadar bahwa titip absen merupakan perilaku yang negatif.
Bahkan tidak jarang terjadi perdebatan diantara mahasiswa yang pro titip absen dengan
mahasiswa yang kontra titip absen.

Disisi lain ada golongan mahasiswa yang tidak peduli dengan adanya
kebiasaan titip. Mereka beranggapan bahwa itu merupakan hal yang wajar dilakukan
oleh mahasiswa. Selama titip absen tidak merugikan dirinya maka titip absen tidak
menjadi suatu masalah. Sebab bisa saja di kemudian hari dirinya sendiri juga akan
melakukan titip absen.

Sebagai seorang mahasiswa, yang sudah dianggap dewasa oleh masyarakat,


tentunya sudah dapat mengerti dengan baik bahwa budaya titip absen merupakan
budaya yang buruk. Titip absen merupakan salah satu bentuk dari tindak kecurangan
akademis yang masih membudaya di kalangan mahasiswa. Padahal hanya dibutuhkan

6
satu langkah sederhana untuk memotong mata rantai titip absen yaitu dengan
kejujuran. Namun hal ini terasa sangat sulit dilakukan mengingat masih adanya
oknum-oknum yang sudah terbiasa titip absen dan juga yang mau dititipi absen.

Simpulan

1. Alasan para mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNS 2016 melakukan
titip absen antara lain, malas kuliah, dosen tidak enak dan membosankan,
bangun kesiangan, lebih memilih berorganisasi, sakit namun tidak ada surat
keterangan sakit dari dokter, dan tugas yang belum selesai.
2. Bagi mereka yang dititipkan absen mengutarakan bahwa mereka melakukan
hal tersebut sebab takut jika tidak ada yang mau menitipkan absen ketika
mereka ingin titip absen, yang menitipkan adalah teman dekat, serta kasihan
bila temannya tidak dapat mengikuti ujian akhir akibat dari jumlah kehadiran
yang kurang dari syarat akademik.
3. Pihak yang tidak setuju menyatakan bahwa titip absen merupakan budaya
negatif yang harus dihilangkan, sedangkan pihak yang tidak peduli
berpendapat bahwa itu adalah hak mereka sebab kerugian ditanggung oleh
pihak terkait.

Daftar Pustaka

Effendi, Tyas. 25 Juni 2015. Titip Absen, Budaya yang Menjamur di Kalangan
Malasiswa, (online), (http://www.kompasiana.com/tyaseffendi/titip-absen-
budaya-yang- menjamur-di-kalangan-mahasiswa_550ffde9813311ae36bc
607c, diakses 6 November 2016 pukul 19.30)

McLeod, Saul. 2007. Multi Store Model of Memo, (online),


(http://www.simplypsychology.org/multi-store.html, diakses 7 November 2016
pukul 16.49)

Rafita, Yuni. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan


Akademik (Titip Absen) Pada Mahasiswa S1 Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia, (Laporan Penelitian).
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

7
Gustaprasaja. 2011. Kehadiran Mahasiswa di Kelas, Kebutuhan atau Kewajiban,
(online), (https://gustraprasaja.wordpress.com/2011/08/13/kehadiran-
mahasiswa-di-kelas-kebutuhan-atau-kewajiban/, diakses 20 Desember 2016
pukul 17.06)

Studenta. 2008. Melanggar Dianggap Wajar, 80 Persen Mahasiswa Lakukan Titip


Absen, (online), (http://studentajurnalbogor.blogspot.com/2008/11/melanggar-
dianggap-wajar-80-persen.html, diakses 20 Desember 2016 pukul 17.23)

Anda mungkin juga menyukai