Anda di halaman 1dari 22

Proses Implementasi Kebijakan

(Model dari van Meter dan van Horn )

Kuliah ke 12
Mata Kuliah Kebijakan Publik
Kamis, 19 Nopember 2020

Drs. Sudarmo, MA., Ph.D


Program Studi Ilmu Administrasi Negara
FISIP-UNS
Model Proses Implementasi Kebijakan
• Van Meter dan van Horn (1975 :25) mengajukan model
dasar seperti dalam gambar 1 (slide 4).
• Dalam model tersebut terdapat enam variabel yang
membentuk kaitan antara kebijakan dan kinerja.
• Model tersebut menentukan hubungan antar variabel-
variabel bebas dan terikat mengenai kepentingan-
kepentingan, dan menjelaskan hubungan-hubungan
antar variabel-variabel bebas.
• Dijelaskan bahwa secra implisit, kaitan yang tercakup
dalam bagan tersebut menjelaskan hipotesis-hipotesis
yang dapat diuji secara empirik, Selain itu indikator-
indikator yang memuaskan dapat dibentuk dan data
yang tepat dikumpulkan.
• Dengan menggunakan pendekatan masalah
seperti ini dalam pandangan van Meter dan van
Horn, kita memungkinkan menguraikan proses-
proses dengan cara melihat bagaimana
keputusan-keputusan kebijakan dilaksanakan
dibanding hanya sekedar menghubungkan
variable-variabel terikat dalam suatu cara yang
kurang tepat.
Gambar 1
Ukuran dasar dan tujuan kebijakan
• Menurut van Meter dan van Horn identifikasi
indikator kinerja merupakan tahap yang krusial
dalam analisis implementasi kebijakan.
• Indikator-indikator kinerja ini menilai sejauhmana
ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan
telah direalisasikan, misal dana desa.
• Kalau mengacu pada ukuran-ukuran dasar dan
tujuan-tujuan kebijakan seperti digambarkan oleh
van Meter dan van Horn di atas maka
sesungguhnya tujuan dana desa yang tersebut di
atas itulah yang diberi penilaian apakah
implementasi kebijakan dana desa berhasil atau
tidak.
• Satu hal yang ditekankan oleh van Meter dan van
Horn bahwa dalam banyak kasus ditemukan
kesulitan besar untuk mengidentifikasi dan
mengukur kinerja.
• Hal ini disebabkan oleh (1) bidang program yang
terlalu luas dan sifat tujuan yang kompleks, (2)
kekaburan-kekaburan dan kontradiksi-kontradiksi
dalam pernyataan ukuran-ukuran dasar dan tujuan-
tujuan.
• Kadangkala kekaburan dalam ukuran dasar dan
tujuan-tujuan sengaja diciptakan oleh pembuat
keputusan agar dapat menjamin tanggapan positif
dari orang-orang yang diserahi tanggung jawab
implementasi pada tingkat-tingkat organisasi yang
lain atau sistem penyampaian kebijakan.
• Dalam melakukan studi implementasi, tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran suatu program yang
akan dilaksanakan harus diidentifikasi dan diukur
karena implementasi tidak dapat berhasil atau
mengalami kegagalan bila-tujuan-tujuan itu tidak
dipertimbangkan.
• Dalam menentukan ukuran-ukuran dasar dan
sasaran-sasaran kita dapat menggunakan
pernyataan-pernyataan dari pembuat kebijakan
sebagaimana direfleksikan dalam dokumen, seperti
regulasi-regulasi dan garis-garis pedoman program
yang menyatakan kriteria untuk evaluasi kinerja
kebijakan.
• Akan tetapi dalam beberapa hal ukuran-ukuran
dasar dan sasaran-sasaran kebijakan harus
dideduksikan mereka yang akan melakukan studi
• Pada akhirnya pilihan pencapaian bergantung pada
tujuan-tujuan yang didukung oleh pelaku studi.
Sumber-sumber kebijakan
• Sumber-sumber yang harus tersedia dalam rangka
proses implementasi kebijakan adalah salah satu hal
yang juga perlu mendapat perhatian.
• Sumber-sumber yang dimaksud mencakup dana,
atau perangsang lain yang mendorong serta
memperlancar keberhasilan implementasi kebijakan
yang efektif.
• Selanjutnya komunikasi antar organisasi dan
kegiatan-kegiatan pelaksanaan, karakteristik-
karakteristik badan-badan pelaksana, lingkungan
ekonomi, sosial dan politik yang mempengaruhi
yuridiksi atau organisasi implementasi, dan
kecenderungan para pelaksana atau implementor.
Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

• Ukuran mengenai tujuan sebuah kebijakan, bukan


saja harus diketahui oleh pembuat kebijakan, akan
tetapi juga harus diketahui dan dipahami betul oleh
Implementor yang ada di lapangan.
• Oleh sebab itu sangat penting untuk memberi
kejelasan kepada semua pihak yang terlibat dalam
kebijakan seperti apa tujuan yang dicapai dan
bagaimana melakukan implementasi di lapangan.
• Selanjutnya bahwa tujuan-tujuan tersebut harus
konsisten dijalankan dan ada keseragaman
pemahaman tentang tujuan yang ingin dicapai.
• Itu sebabnya van Meter dan van Horn
mengemukakan bahwa prospek-prospek tentang
implementasi yang efektif sangat ditentukan oleh
kejelasan ukuran-ukuran yang dinyatakan oleh
ketepatan dan konsistensi dalam
mengomunikasikan ukuran-ukuran dan tujuan-
tujuan tersebut.
• Menurut Van Meter dan van Horn, (1975 :30)
implementasi yang berhasil seringkali membutuhkan
mekanisme dan prosedur-prosedur lembaga.
• Hal ini sebenarnya akan mendorong kemungkinan yang
lebih besar bagi pejabat tinggi (atasan) untuk
mendorong pelaksana (pejabat-pejabat bawahan)
bertindak dalam suatu cara yang konsisten dengan
ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan.
• Para pejabat dalam sturuktur orgaisasi mempunyai
kekuasaan personal yang diukur dari : Pertama
rekrutmen dan seleksi, kedua penugasan dan relokasi,
ketiga kenaikan pangkat dan keempat, akhirnya
pemecatan
Karakteristik lembaga Implementor/pelaksana
• Implementasi kebijakan bukan terkait dengan
manusia, dilihat dari kemampuan kognitif,
kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik,
dan organisasi sebagai lembaga yang menjadi
wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan
implementasi.
• Semakin sehat suatu lembaga ( ditunjang oleh
sumberdaya manusia berkualitas), maka semakin
besar peluang suatu kebijakan berhasil.
• Dalam melakukan analisis kebijakan perlu melihat
kualitas manusianya dan juga karakteristik lembaga
pelaksananya
• Van Meter dan van Horn (1975 :35)mengemukakan
bahwa analisis kebijakan akan semakin efektif bila
menelusuri sturuktur birokrasi.
• Sturuktur birokrasi bisa diartikan sebagai karakteristik-
karakteristik, norma-norma dan pola-pola hubungan
yang terjadi secara berulang dalam badan-badan
eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial
maupun nyata dengan apa yang mereka miliki dengan
menjalankan kebijakan.
• Komponen dari model ini terdiri dari cirri-ciri sturuktur
formal dari organisasi-organisasi dan atribut-atribut
yang tidak formal dari personal mereka.
• Perhatian juga perlu ditujukan kepada ikatan-ikatan
badan-badan pelaksana dengan pemeran-pemeran
serta dalam system penyampaian kebijakan.
Kondisi-kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik
• Kebijakan publik seringkali disebut sebagai produk
yang tidak bebas nilai, ia sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi dimana kebijakan itu diproduksi dan
dipergunakan, oleh sebab itu kebijakan publik
disebut pula tidak lahir di ruang yang hampa tetapi
penuh dengan nilai (keinginan dan kepentingan).
• Karena kebijakan publik itu berada di dalam
masyarakat yang penuh dinamika, maka sering pula
kebijakan publik disebut sebagai produk sosial, ia
lahir, tumbuh dan berkembang di tengah
masyarakatnya, di tengah kondisi ekonomi, sosial
dan politik.
• Menurut Donal van Meter van dan van Horn (1975 :37), sekalipun dampak
dari faktor social, ekonomi dan politik kecil, namun faktor-faktor ini
mungkin mempunyai efek yang medalam terhadap pencapaian lembaga-
lembaga implementor/pelaksana. Untuk tujuan illustratif van Meter dan van
Horn mengusulkan agar kita memberi pertimbangan pertanyaan-pertayaan
berikut yang mempengaruhi yuridiksi atau organisasi dimana implementasi
itu diadakan :
1) Apakah sumber-sumber ekonomi dalam yuridiksi atau organisasi
pelaksana cukup mendukung implementasi yang berhasil ?,
2) Sejauhmana/bagaimana kondisi-kondisi ekonomi dan social yang berlaku
akan dipengaruhi oleh implementasi kebijakan yang bersangkutan ?,
3) Apakah sifat pendapat umum, bagaimana pentingnya isu kebijakan yang
berhubunga?,
4) Apakah elit-elit mendukung atau menantang implementasi kebijakan ?
5) Apakah sifat-sifat pengikut dari yuridiksi atau organisasi pelaksana, apakah
ada posisi atau dukungan pengikut bagi kebijakan ?,
6) Sejauhmana kelompok-kelompok kepentingan swasta dimobilisasi untuk
mendukung atau menentang kebijakan ?.
Kecenderungan Pelaksana (Implementor)
• Betapapun sutu kebijakan dibuat sebaik dan
seindah mungkin, namun jika yang melaksanakan
kebijakan itu tidak berkualitas maka pastilah tujuan
kebijakan tidak akan tercapai secara efektif.
• Oleh sebab itu implementor perlu juga
memperoleh perhatian, terutama dalam hal
pengetahuan mengenai kebijakan itu, cara
melakukan implementasi dan sasaran serta tujuan
apa yang diharapkan.
• Menurut van Meter dan van Horn bahwa
setiap komponen dari model yang dibicarakan
sebelumnya harus disaring melalui persepsi-
persepsi pelaksana yang mungkin
mempengaruhi kemampuan dan keinginan
merka untuk melaksanakan kebijakan yakni
kognisi (mengatahui dan memehami) tentang
kebijakan, macam tanggapan terhadapnya
(penerimaan, netralitas, penolakan) dan
intensitas tanggapan itu
• Setiap pelaksana di lapangan terdahulu harus
memahami seperti apa kebijakan itu, apa
tujuannya dan bagaimana melaksanakannya, kalau
pelaksana sendiri tidak mengetahui dan
memahami kebijakan itu, maka lebih-lebih mereka
yang akan menrima kebijakan itu akan paham dan
melaksanakannya.
• Karena itulah arah dan kecenderungan-
kecenderungan terhadap ukuran-ukuran dasar dan
tujuan merupakan hal yang penting, dan para
pelaksana akan mengalami kegagalan bila mereka
tidak mengatahu dan mamahmi akan hal itu
• Menurut van Meter dan van Horn (1975 :25) ada
beberapa alasan mengapa tujuan-tujuan suatu
kebijakan ditolak oleh orang-orang bertanggung
jawab terhadap implementasi kebijakan tersebut,
yakni tujuan-tujuan kebijakan yang telah ditentukan
sebelumnya mungkin bertentangan dengan sistem
nilai peribadi pelaksana.
• Kesetian- kesetiaan ekstra organisasi, perasaan dan
kepentingan diri sendiri , atau karena hubungan-
hubungan yang ada dan lebih disenangi.
• Sbgmn di jelaskan oleh van Meter dan van
Horn bahwa intensitas kecendrungan-
kecenderungan pelaksana akan mempengaruhi
kinerja kebijakan.
• Para pelaksana yang mempunyai pilihan-pilihan
negatif mungkin secara terbuka akan menimbulkan
sikap menentang tujuan-tujuan program.
• Bila hal tersebut terjadi, maka persoalan implemntasi
akan mengundang perdebatan – bawahan mungkin
menolak untuk berperan serta dalam program tersebut
, selain itu tingkah laku yang kurangkuat mungkin
menyebabkan para pelaksana mengalihkan perhatian
dan mengelak secara sembunyi-sembunyi.
• Dalam keadaan seperti ini van Meter dan van Horn
menyarankan agar orang melihat kepada peran
pengawasan dan pelaksanaan untuk menjelaskan
perbedaan-perbedaan keefektifan implemntasi. Oleh
karena itu, para pengkaji implementasi kebijakan harus
mengumpulkan banyak individu yang berasal dari
unsur kecenderungan yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai