Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad hanif prasetyo

Nim : 21102030
Prodi : Ilmu pemerintahan
MK : Kebijakan sektor publik
Mengapa studi kebijakan publik?
• Pertama, terdapat landasan berpikir yang naif yang terdapat dalam
studi-studi kebijakan.
• Kedua, digunakannya Penyusunan Program dan Perencanaan
(PBB) sebagai teknik analisis utama pengkajian kebijakan di
Amerika Serikat pada tahun 1960. Hal tersebut memicu keadaan
di mana implementasi kebijakan kemudian diabaikan dan lebih
berfokus pada pembuat keputusan dalam pilihan mengenai metode
guna mencapai tujuannya.
• Ketiga, kompleksitas masalah implementasi memunculkan
kesulitan dalam melakukan pengkajian terhadap proses
implementasi kebijakan.
Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana merupakan
bagian dari kejelasan dari ukuran dasar dan tujuan implementasi yang
kemudian disinkronkan dengan ketepatan komunikasi para
pelaksananya. Kejelasan yang dimaksud adalah sumber-sumber
informasi tidak seharusnya memberi interpretasi yang bertentangan
karena akan menyulitkan pelaksana dalam melaksanakan tujuan
kebijakan. Dalam point ini Situmorang juga membahas bahwa
implementasi selalu membutuhkan mekanisme serta prosedur lembaga
seperti atasan yang dapat mendorong bawahan dalam melakukan cara-
cara yang sesuai dengan ukuran dasar dan tujuan kebijakan. Dengan
demikian komunikasi yang dilakukan juga sesuai dengan pola hierarki
suatu jabatan, sehingga kemudian bersinggungan dengan
penggunaan kekuasaan. Karakteristik Badan Pelaksana adalah
struktur formal dari organisasi dan atribut tidak formal anggotanya.
Unsur yang memengaruhinya terdiri dari: kompetensi dan ukuran staf,
tingkat pengawasan keputusan dan prosesnya, sumber politiknya,
vitalitas, tingkat komunikasi terbuka, dan hubungan baik formalmaupun
non formal antara badan dengan pembuat keputusan. Kondisi
Ekonomi, Sosial dan Politik yang dapat dipertimbangkan melalui
pernyataan-pernyataan meliputi sumber ekonomi cukup mendukung
implementasi, kondisi ekonomi dan sosial dipengaruhi oleh
implementasi kebijakan, pentingnya isu kebijakan, elit yang memberi
dukungan dan yang menolak implementasi, oposisi dari pengikut, serta
kelompok swasta yang mendukung dan tidak mendukung kebijakan.
Kecenderungan Pelaksana yang dipertimbangkan melalui tiga
unsurtanggapan pelaksana, yaitu kognisi, macam tanggapan, dan
intensitas tanggapan. Point terpenting dalam pembahasan ini adalah
bahwa kegagalan implementasi kebanyakan sebagai akibat dari
ketidaktaatan pelaksana terhadap kebijakan itu sendiri, dan penolakan
terhadap tujuan.

analisis implementasi kebijakan publik, yaitu:


1) Kebijakan yang diimpikan, yaitu pola interaksi yang diimpikan agar
orang yang menetapkan kebijakan berusaha untuk mewujudkan.
2) kelompok target, yaitu subyek yang diharapkan dapat mengadopsi pola
interaksi baru melalui kebijakan dan subyek yang harus berubah untuk
memenuhi kebutuhannya.
3) organisasi yang melaksanakan, yaitu biasanya berupa unit atau satuan
kerja birokrasi pemerintah yang bertanggungjawab
meng implementasikan kebijakan.
4) faktor lingkungan, yaitu elemen sistem dalam lingkungan yang
mempengaruhi implementasi kebijakan.
Variabel yang dimaksud diklasifikasikan ke dalam tiga kategori umum,
yaitu:

1) mudah atau sulitnya dikendalikan masalah yang digarap.


2) kemampuan kebijakan untuk mensistematisasi proses
implementasinya.
3) pengaruh langsung variabel politik terhadap keseimbangan dukungan
bagi tujuan yang termuat dalam kebijakan.
Evaluasi memiliki beberapa tujuan menurut Subarsono (2005) yang dapat
dirinci sebagai berikut:
a) Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka
dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b) Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. evaluasi juga dapat
diketahui beberapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.
c) Mengujur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu
tujuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran
(output) dari suatu kebijakan.
d) Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi
ditujukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif
maupun dampak negatifnya.
e) Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan, evaluasi juga bertujuan
untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan
pencapaian target.
f) Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.
Tujuan akhir dari evaluasi kebijakan adalah untuk memberikan masukan
bagi proses kebijakan kedepan agar dihasilkan kebijakan kebijakan yang
lebih baik.

kebijakan publik, Aparatur Birokrasi pada pemerintahan sebagai


penyelenggara pelayanan publik sering atau selalu dikeluhkan karena
ketidakefisienan. Untuk mendorong terbentuknya suatu pemerintahan
yang bersih dan berwibawa maka segenap aparatur pemerintah (birokrat)
wajib melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance). Kekuatan birokrasi Indonesia sebenarnya bisa menjadi
mesin penggerak yang luar biasa apabila mampu didayagunakan untuk
memajukan kesejahteraan rakyat. Demokratisasi kebijakan publik (Saiful
Arif, 2008) sebenarnya salah satu dari sekian banyak jalan yang ditempuh
untuk mencapai kompetensi keberpihakan negara terhadap rakyat.
Dalam konteks demokrasi, pembuatan kebijakan publik oleh negara
melalui berbagai macam kebijakan publik dan dilaksanakan mulai dari
tingkat pusat-daerah atau disebut stratifikasi politik kebijakan, yang dibuat
mencerminkan kepentingan dan kebutuhan pemerintah maupun
masyarakat. Pemerintah sendiri secara alami mempunyai peran dan
fungsi pengemban hajat hidup masyarakat. Oleh karena itu setiap
kebijakan yang dibuat, harus benar-benar menyerap seluruh kepentingan
dan kebutuhan birokrat pemerintah maupun masyarakat sendiri sehingga
dapat menyelesaikan problem real maupun laten dari bangsa.
dampak negatif maupun positif, dengan demikian dalam mencapai
keberhasilan implemetasi, diperlukan kesamaan pandangan tujuan yang
hendak dicapai dan komitmen semua pihak utnuk memberikan dukungan.
Keberhasilan implementasi suatu kebijakan, dapat diukur dengan melihat
kesesuaian antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan dengan
desain, tujuan dan sasaran kebijakan itu sendiImplementasi kebijakan
merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses kebijakan. Artinya
implementasi kebijakan menentukan keberhasilan suaturi serta
memberikan dampak atau hasil yang positif bagi pemecahan
permasalahan yang dihadapi proses kebijakan dimana tujuan serta
dampak kebijakan dapat dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, H. (2010). Implementasi kebijakan: apa, mengapa, dan
bagaimana. Jurnal Administrasi Publik, 1(1), 1-11.
Mustari Nuryanti, S.IP, M.Si . (2015). PEMAHAMAN KEBIJAKAN
PUBLIK Formulasi, Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik.
Permatasari, I. A. (2020). Kebijakan Publik (Teori, Analisis, Implementasi
Dan Evaluasi Kebijakan). TheJournalish: Social and
Government, 1(1), 33-37.
Winarno, B. (2016). Kebijakan publik era globalisasi. Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai