PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang ada di atas, rumusan masalah yang
dapat diambil adalah :
TINJAUAN PUSTAKA
A. Formulasi Kebijakan
Solichin menyebutkan, bahwa seorang pakar dari Afrika, Chief J.O. Udoji
(1981) merumuskan secara terperinci pembuatan kebijakan negara dalam hal ini
adalah formulasi kebijakan sebagai :
“The whole process of articulating and defining problems, formulating possible
solutions into political demands, chenelling those demands into the political
system, seeking sanctions or legitimation of the preferred course of action,
legitimation and implementation, monitoring and review
(feedback)” (Keseluruhan proses yang menyangkut pengartikulasian dan
pendefinisian masalah, perumusan kemungkinan-kemungkinan pemecahan
masalah dalam bentuk tuntutan-tuntutan politik, penyaluran tuntutan-tuntutan
tersebut kedalam sistem politik, pengupayaan pemberian sanksi-sanksi atau
legitimasi dari arah tindakan yang dipilih, pengesahan dan
pelaksanaan/implementasi monitoring dan peninjauan kembali (umpan balik)
(Dalam Solichin. 2002:17).
Oleh sebeb itu dalam proses formulasi kebijakan publik ini Fadillah
mengutip pendapat dari Yezhezkhel Dror yang membagi tahap-tahap proses-
proses kebijakan publik dalam 18 langkah yang merupakan uraian dari tiga tahap
besar dalam proses pembuatan kebijakan publik yaitu :
B. Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu
Adapun visi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Batu
adalah sebagai berikut: “Mewujudkan Tata Kelola Infrastruktur Kebinamargaan,
Pemanfaatan Pengairan,Pemanfaatan Tata Ruang Wilayah dan Kawasan
Strategis, serta Pembangunan dan pengembangan penerangan jalan yang
Berdaya Guna dan Berhasil Guna untukKesejahteraan dan Kemajuan
Masyarakat Kota Batu”
Berdasarkan visi yang ditetapkan, maka misi dari Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kota Batu dijabarkan kedalam 6 (enam) misi antara lain
sebagai berikut :
Dasar hukum dari terbentuknya Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Batu
adalah Peraturan Walikota Batu Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Batu.
Adapun bagan struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
adalah sebagai berikut :
FUNGSI OPD :
Sampai dengan awal tahun 2018, jumlah pegawai Dinas PU dan Penataan
Ruang Kota Batu berjumlah 123 orang.
BAB IV
c. Pengumpulan Data
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar
perumusan RDTR. Hasil kegiatan perumus
Catatan:
a. Pra Persiapan
1. Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan oleh pemda meliputi:
1) penyusunan kerangka acuan kerja (KAK);
2) penganggaran kegiatan penyusunan peraturan zonasi;
3) penetapan tim penyusun;
4) pemenuhan dokumen tender terutama penetapan tenaga ahli yang
terdiri atas:
i. ahli perencanaan wilayah dan kota;
ii. arsitek dan/atau perancang kota;
iii. ahli sipil;
iv. ahli lingkungan;
v. ahli hukum;
vi. ahli sosial; dan
viii. keahlian khusus lainnya yang sesuai dengan karateristik kawasan.
2. Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan oleh tim teknis
meliputi:
1) penyusunan usulan teknis;
2) penyusunan anggaran biaya;
3) metodologi;
4) penyusunan rencana kerja; dan
5) persiapan tim pelaksana sesuai dengan persyaratan tender.
Hasil pelaksanaan kegiatan pra persiapan ialah tersusunnya kerangka
kerja, metodologi, dan rencana anggaran biaya untuk kebutuhan penyusunan
peraturan zonasi. Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan pra persiapan adalah 1
(satu) bulan.
Dinas PUPR Kota Batu menunjuk tim konsultan yang bertujuan untuk
menghasilkan produk berupa pola ruang, zoning map dan text. Penunjukan
konsultan ini berdasarkan track record atau pengalaman sang konsultan.
Konsultan yang digunakan dalam membantu penyusunan RDTR Kecamatan
Bumiaji merupakan konsultan yang sama saat penyusunan RTRW Kota Batu.
Sehingga pihak Dinas PUPR berharap konsultan tersebut tidak menemukan
kendala dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan sisa waktu yang tersedia di tahun 2018 ini, hanya dapat dilakukan revisi materi teknis, peta zonasi, dan penyusunan Renperda, sebagai
bahan pembahasan di DPRD Kota Batu
Konsultasi Peta ke BIG dan Penyusunan KLHS di lakukan secara pararel, menunggu ketersediaan citra setelit yang dibutuhkan untuk updating
peta dasar dan tematik
BKPRD Provinsi membutuhkan waktu ± 1 Bulan, BKPRN di Kementerian ATR membutuhkan waktu ± 3 Bulan, sehingga kurang
memungkinkan untuk dilakukan pada tahun ini.
Pada saat ini proses penyusunan kebijakan RDTR Kecamatan Bumiaji di
Kota Batu sudah sampai tahap FGD (Focus Group Discussion), untuk sampai ke
Perda kemungkinan masih lama, namun sudah ada produk untuk di Perdakan
tergantung DPR. Estimasi dari pihak instansi yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang khususnya Bidang Tata Ruang tahun depan dan menunggu waktu
dari Dewan.
RTRW Kota Batu tahun 2010 – 2030 telah ditetapkan dalam bentuk
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011. Kecamatan Bumiaji ditetapkan sebagai
Bagian Wilayah Kota (BWK) III dengan pusat pelayan berada di Desa Punten.
BWK III sebagai wilayah utama pengembangan kawasan agropolitan,
pengembangan kawasan wisata alam dan lingkungan serta kegiatan agrowisata.
Untuk merealisasikan zona wilayah tersebut perlu adanya pembentukan perda
RDTR Kecamatan Bumiaji. Permasalahan yang timbul dalam proses percepatan
penyusunan perda RDTR ini merupakan kurang jelasnya peta zonasi di wilayah
Kecamatan Bumiaji. Hal ini dikarenakan pola ruang, zoning map dan text yang
digunakan merupakan eksisting tahun 2009. Dengan perkembangan peningkatan
atau peningkatan percepatan pembangunan Kota Batu ini dimulai tahun 2011
sehingga kondisi eksisting perlu ditinjau kembali.
Salah satu tujuan FGD (Focus Group Discussion) yang dilaksanakan pihak
Dinas PUPR Kota Batu mereview Peta Zonasi di wilayah Kecamatan Bumiaji
bersama instansi terkait dan masyarakat. Berdasarkan pengakuan masyarakat
banyak terdapat batas wilayah yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Pada kenyataannya di lapangan tanah/wilayah tersebut diakui
oleh masyarakat tanpa adanya dokumen yang jelas, hanya berdasarkan
pengakuan lisan saja. Sesuai dengan tahapan yang di butuhkan dalam percepatan
penyusunan perda RDTR Kecamatan Bumiaji, pada tahap konsultasi peta ke BIG
dan penyusunan KLHS akan dilaksanakan pada akhir bulan November tahun
2018.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecamatan Bumiaji di ditetapkan sebagai wilayah utama pengembangan
kawasan agropolitan, pengembangan kawasan wisata alam dan lingkungan serta
kegiatan agrowisata dalam Perda No 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030. Rencana Detail merupakan cara untuk
merealisasikan perda tersebut. Dalam formulasi penyusunan RDTR Kecamatan
Bumiaji mengalami kendala sinkronisasi peta wilayah dengan pemerintah pusat
dan lamanya proses pencairan pendanaan atau anggaran.
Pihak masyarakatnya sendiri tidak ada hambatan karena baik dari pihak
instansi, masyarakat Bumiaji, pihak kecamatan dan konsultan saling berkerja
sama dalam proses penyusunan RDTR Kecamatan Bumiaji di Kota Batu. Baik
dari segi waktu pihak terkaitpun tidak menemukan kendala, dikarenakan dari
pihak instansi terkait dalam memilih konsultan yang memang berpengalaman
dalam melakukan proses penyusunan kebijakan ini. Dan diharapkan perda RDTR
Kecamatan Bumiaji diharapakan rampung sebelum pertengahan tahun 2019.
B. Saran
Dalam rangka percepatan penyusunan perda RDTR Kecamatan Bumiaji di
Kota Batu, ada baiknya pihak instansi (Dinas PUPR Batu), konsultan, dan instansi
lainnya lebih fokus lagi dalam penyelesaian Peta Zonasi untuk menghindari hal-
hal yang tidak diinginkan kedepannya. Baik secara administratif, yaitu segera
melakukan peninjauan kembali dan pembaruan zoning map and text. Sebab hal
yang berkaitan dengan zoning map seringkali tatkala sensitif dan menimbulkan
permasalahan antara pihak masyarakat terhadap pemerintah yang berkepanjangan.
Serta diharapkan pihak pemerintah (instansi terkait) mampu bersikap
preventif, artinya pemerintah dalam proses sosialisasi atau kegiatan lainnya yang
terkait dengan RDTR Bumiaji terlebih dalam penyelesaian zoning map bersama
masyarakat, pemerintah mampu persuasif, mengarahkan masyarakat agar taat dan
patuh terhadap nilai dan norma (hukum) yang telah ditetapkan yang terkait dalam
proses penyusunan RDTR Kecamatan Bumiaji, tentu dibutuhkan berbagai
alternatif-alternatif yang harus dilakukan. Sinergitas pemerintah bersama
masyarakat sangat menentukan dalam proses percepatan penyusunan Perda RDTR
hingga pada percepatan realisasi pembangunan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA