Anda di halaman 1dari 29

GDC 306 PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

MATERI 10.AUDIT TATA RUANG DAN PENINJAUN KEMBALI

TARLANI, ST.,MT
D190796
a. KONSEP AUDIT DALAM OUTLINE
PENATAAN RUANG BAHASAN
 Pengantar
 Definisi dan Tujuan
 Prinsip dan tipologi
 Tahapan, proses dan prosedur

b. PENINJAUAN KEMBALI
 Pengantar
 Landasan
 Kriteria dan ketentuan
 Proses dan Prosedur
AUDIT TATA RUANG Bagian 1
APA YANG KALIAN PAHAMI TENTANG AUDIT
PENATAAN RUANG?
PENGANTAR :
KERANGKA
UMUM
Pengaturan

Pembinaan Perencanaan Tata


Ruang

PENGANTAR : Pemanfaatan
Peraturan Zonasi

KEDUDUKAN Penyelenggaraan Penataan Ruang


Pelaksanaan Ruang
Perizinan
AUDIT (UUNo.26/2007)
Pengendalian
Pemanfaatan

PENATAAN Ruang
Insentif/disinsentif

RUANG Pemantauan

Sanksi

Pengawasan Evaluasi

Pelaporan
DEFINISI AUDIT PENATAAN RUANG
• Audit Tata Ruang merupakan metode proses pengawasan khusus dalam
penyelenggaraan penataan ruang yang dimaksud untuk mengetahui kesesuaian antara
pemanfaatan ruang thp RTR yang telah ditetapkan dengan peraturan dan berkekuatan
hukum

• Kegiatan Audit Penataan Ruang dapat dikategorikan sebagai bagian dari pengawasan
khusus (PP No. 15/2010 Pasal 203 ayat (2), yang bertujuan untuk menemukenali
secara dini terjadinya indikasi penyimpangan atau pelanggaran tata ruang agar
dapat dilakukan secara segera kegiatan remediasi atau langkah-langkah
pencegahan.

• Manakala ada indikasi pelanggaran pidana maka dapat ditindak-lanjuti upaya hukum
oleh PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Penataan Ruang
URGENSI DAN TUJUAN AUDIT PENATAAN RUANG

• Timbulnya permasalahan dalam penyelenggaraan


penataan ruang TERTIB TATA RUANG
Mewujudkan ruang yang aman,
• Munculnya indikasi penurunan kualitas ruang baik
kualitas lingkungan hidup, kerugian sosial maupun nyaman, produktif dan
kerugian ekonomi yang diduga disebabkan karena berkelanjutan. Pemanfaatan yang
penyimpangan dalam pemanfaatan ruang singkron dan selaras agar
menciptakan ruang hidup yang lebih
• Dugaan adanya pelanggaran pidana dalam
penataan ruang baik mulai saat ini dan masa depan
KETENTUAN DAN PRINSIP DALAM AUDIT PENATAAN RUANG

Fokus pada Peraturan


Komprehensif permasalahan yang Pemerintah
Pemeriksaan berdampak pada berwewenang Perundangan sbg
mendalam dan penurunan kualitas menugaskan auditor landasan legal
menyeluruh ruang dalam audit

Auditor memiliki Waktu pelaksanaan Laporan hasil audit


kompetensi di bidang audit maksimal 1 (LHA) diserahkan ke
PWK tahun pemerintah

Sumber : Hengki Atmadji, 2018


TIPOLOGI AUDIT TATA RUANG
Rencana Pola Ruang belum Melebihi dari batas waktu yang ada pada indikasi
terwujud program

Ketidaksesuaian Bangunan telah ada sebelum perda tata ruang


Audit Tata Ruang pemanfaatan ruang dengan ditetapkan
(ketidaksesuaian belum tentu menjadi indikasi pelanggaran
Rencana tata ruang temuan dapat dijadikan masukan dalam PK)

Ketidaksesuaian Pembangunan dilakukan setelah perda tata ruang


pemanfaatan ruang dengan ditetapkan
rencana tata ruang (ketiaksesuaian terindikasi pelaanggaran penegakan hukum
dengan melibatkan PPNS)

Sumber: Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Kementerian, 2018
DASAR INDIKASI PELANGGARAN TATA RUANG

1. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

2. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dan
persyaratan yang diberikan oleh pejabat yang berwenang

3. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin pemanfaatan


ruang yang diberikan oleh pejabat yang berwenang

4. Pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan-kawasan yang


dinyatakan oleh peraturan perundangan sebagai milik umum
PROSEDUR
AUDIT
PENATAAN
RUANG

Sumber : Hengki Atmadji, 2018


Permen ATR/BPN No. 17 Tahun 2017 Tentang Pedoman Audit
Tata Ruang

PROSEDUR
AUDIT
PENATAAN
RUANG
PROSES
SIKLUS
AUDIT
PENATAAN
RUANG

Sumber: Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Kementerian, 2018
ALUR
PROSES
UPAYA
PENERTIBAN

Sumber: Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Kementerian, 2018
CONTOH
GAMBARAN
AUDIT
PENATAAN
RUANG
ANALISIS PENYIMPANGAN
(INDIKASI PELANGGARAN TATA RUANG)
HASIL VERIFIKASI LAPANGAN
PENINJAUAN KEMBALI RTR Bagian 2
PENINJAUN KEMBALI PRODUK RENCANA TATA RUANG

Faktor Internal Faktor Eksternal


PRODUK
Isu Strategis & RENCANA TATA Perubahan
Fenomena di RUANG Rujukan/ UU
Lapangan Penataan Ruang

REVISI
RENCANA TATA
RUANG
PENINJAUN KEMBALI PRODUK RENCANA TATA RUANG
A. Prakarsa perubahan, dapat diajukan oleh:
• Masyarakat baik kelompok maupun perorangan
• Pemerintah provinsi/ kab/kota
• Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
B. Pertimbangan Penyesuaian Rencana
• Usul perubahan rencana dapat diajukan jika salah satu kriteria berikut dipenuhi:
• Terdapat kesalahan peta dan informasi
• Rencana yang disusun berpotensi menimbulkan bencana publik
• Rencana menyebabkan penderitaan terhadap seseorang
• Menawarkan manfaat yang besar bagi leingkungan di sekitar atau masyarakat kota
C. Kategori Penyesuaian Rencana
• Minor Modification atau perubahan kecil
• Major Modification atau perubahan besar
LANDASAN PENINJAUAN KEMBALI

 Setiap kegiatan perencanaan selalu ada


tahapan evaluasi sebagai feed back suatu SECARA NORMATIF,
rencana (apakah sudah sesuai dengan Dapat dilihat pada peraturan
tujuan atau belum). perundangan
1. UU No 26 tahun 2007 (Pasal
 Jika rencana yang dibuat tidak sesuai 16, 55 dan 56)
dengan tujuan perencanaan itu sendiri, 2. PP No 15 tahun 2010 (Pasal
maka produk rencana tersebut harus di 81-92)
revisi, bahkan dibuat baru.
NORMATIF PADA UU 26 TAHUN 2007
PASAL 16 PASAL 56
1) Rencana tata ruang dapat ditinjau kembali. 1. Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
2) Peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana Pasal 55 ayat (2) dilakukan dengan mengamati dan
dimaksud pada ayat (1) dapat menghasilkan memeriksa kesesuaian antara penyelenggaraan penataan
rekomendasi berupa: ruang dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. rencana tata ruang yang ada dapat tetap berlaku 2. Apabila hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana
sesuai dengan masa berlakunya; atau dimaksud pada ayat (1) terbukti terjadi penyimpangan
b. rencana tata ruang yang ada perlu direvisi. administratif dalam penyelenggaraan penataan ruang,
Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota mengambil
3) Apabila peninjauan kembali rencana tata ruang langkah penyelesaian sesuai dengan kewenangannya.
menghasilkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
3. Dalam hal Bupati/Walikota tidak melaksanakan langkah
ayat (2) huruf b, revisi rencana tata ruang dilaksanakan
penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai
Gubernur mengambil langkah penyelesaian yang tidak
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
dilaksanakan Bupati/Walikota.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara
4. Dalam hal Gubernur tidak melaksanakan langkah
peninjauan kembali rencana tata ruang sebagaimana
penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
dimaksud pada ayat (1) ......
ayat (3), Menteri mengambil langkah penyelesaian yang
tidak dilaksanakan Gubernur.
KRITERIA EVALUASI PERENCANAAN
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
1. Rendahnya kualitas Rencana Tata Ruang Kawasan 1. Adanya perubahan dan/atau penyempurnaan peraturan
Perkotaan yang dipergunakan sebagai acuan untuk dan/atau rujukan sistem penataan ruang;
penertiban perizinan lokasi pembangunan, sehingga kurang
2. Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang
dapat mengoptimalisasi perkembangan dan pertumbuhan
dan/atau sektoral yang berdampak pada pengalokasian
aktivitas sosial ekonomi yang cepat dan dinamis;
kegiatan pembangunan yang memerlukan ruang berskala
2. Rendahnya kualitas ini dapat disebabkan karena tidak besar;
diikutinya proses teknis dan prosedur kelembagaan
3. Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah
perencanaan tata ruang;
paradigma sistem pembangunan dan pemerintahan serta
3. Terbatasnya pengertian dan komitmen aparat yang paradigma perencanaan tata ruang;
terkait dengan tugas penataan ruang, mengenai fungsi dan
4. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kegunaan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalam
yang cepat dan seringkali radikal dalam hal pemanfaatan
pelaksanaan pembangunan;
sumberdaya alam untuk meminimalkan kerusakan lingkungan;
4. Adanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan
5. Adanya bencana alam yang cukup besar sehingga
tuntutan hidup yang berlaku di dalam masyarakat;
mengubah struktur dan pola pemanfaatan ruang, dan
5. Lemahnya aparatur yang berwenang dalam bidang memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun lindung
pengendalian pemanfaatan ruang yang ada demi pembangunan pasca bencana.
NORMATIF DALAM PROSEDUR PK (PP N0 15 /2010)
KETENTUAN PK (PP N0 15 /2010)
1. Tersedianya Produk Tata Ruang 4. Keputusan
• Produk Tata Ruang sudah berumur 5 tahun • Hasil perhitungan < 20% : perubahan peraturan
• Ruang berubah secara drastis akibat bencana perundang-undangan
alam, perubahan batas wilayah, dan perang • Hasil perhitungan = 20% : pencabutan peraturan
perundangan-undangan

2. Penilaian Perlu/ Tidaknya Revisi


• Terjadi perubahan kebijakan nasional yang
mempengaruhi penataan ruang wilayah nasional/ 3. Keputusan
prov, kab/kota, dan kawasan • Jika nilai akhir ≥ 85 % : RTRW dinyatakan
• Terdapat dinamika pembangunan nasional/ prov, berkualitas BAIK (RTRW TIDAK DIREVISI)
kab/kota, dan kawasan • Jika nilai akhir < 85 % : RTRW dinyatakan
• Menilai kualitas RTRW, kesesuaian peraturan berkualitas BURUK (RTRW DIREVISI)
perundang-undangan, dan pelaksanaan
pemanfaatan ruang.
PROSEDUR UMUM PENYESUAIAN RENCANA
A. Prosedur Perubahan Rencana Kategori Perubahan Kecil
• Pemohon mengajukan usul kepada Dinas Tata Kota
• Dinas Tata Ruang melakukan kajian terhadap usulan pemohon :
• Apabila perubahan terjadi pada kategori penggunaan yang sama maka dapat diproses langsung
oleh Dinas Tata Ruang
• Apabila perubahan terjadi pada kategori penggunaan yang berbeda maka Dinas Tata Ruang
menyampaikan kepada komisi perencanaan untuk dilakukan dengar pendapat publik
• Apabila perubahan disetujui komisi pencanaan menyampaikan laporannya kepada
Gubernur/Bupati/ Walikota
• Berdasarkan hasil keputusan tersebut Dinas Tata Ruang melakukan perubahan rencana

A. Prosedur Perubahan Rencana Kategori Perubahan Besar


• Dinas Tata Ruang menyampaikan konsep perubahan kepada komisi perencanaan untuk dilakukan
dengar pendapat publik
• Apabila perubahan disepakati komisi perencanaan membuat rekomendasi kepada DPRD untuk
dimintakan persetujuannya
REFERENSI
• Atmadji, Hengki. 2018. Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.
https://www.slideshare.net/ushfia/audit-pengawasan-dan-pengendalian-pemanfaatan-ruang
• Ditjen pengendalian Pemanfaatan Ruang dan penguasaan tanah. 2018. Rakor
penyelenggaraan Pengendalian, pemanfaatan ruang dan Penguasaan tanah
https://www.slideshare.net/ushfia/rakor-penyelenggaraan-pengendalian-pemanfaatan-
ruang-dan-penguasaan-tanah-provinsi-banten
• Permen ATR/BPN No. 17 Tahun 2017 Tentang Pedoman Audit Tata Ruang
• UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
• PP No 15 tahun 2010 Peraturan pelaksana UU No 26 tahun 2007
• Juliantono, Tonny. 2019. Bahan Paparan Kuliah PPR. Perencanaan Wilayah dan Kota UNISBA
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai