Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS BIAYA DAMPAK PEMBANGUNAN

AKIBAT PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN PAMOTAN


DI KECAMATAN PAMOTAN KABUPATEN REMBANG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah ABDP


Semester 7 Tahun Akademik 2016/2017

Disusun Oleh :
RIYAD MAULANA 10070314072
ZEIKA VATRICIA ARINDA 10070314078

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2016 M/1438 H
ANALISIS BIAYA DAMPAK PEMBANGUNAN
AKIBAT PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN PAMOTAN
DI KECAMATAN PAMOTAN KABUPATEN REMBANG

1. Pendahuluan
Aktivitas perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
mampu memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Salah satu usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak dalam usaha perdagangan
sektor informal adalah kegiatan pedagang kaki lima atau yang sering disebut
dengan PKL, yaitu pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan
menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik
pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap.
Proses perencanaan tata ruang seringkali belum mempertimbangkan
keberadaan dan kebutuhan ruang untuk PKL. Ruang-ruang kota yang tersedia
hanya difokuskan untuk kepentingan kegiatan dan fungsi formal saja. Kondisi ini
yang menyebabkan para PKL berdagang di tempat-tempat yang tidak terencana
dan tidak difungsikan untuk mereka. Akibatnya akan menjadi obyek penertiban
dan pemerasan petugas ketertiban serta menjadikan kota berkesan semrawut.
Dengan melihat keterbatasan Pemerintah Kabupaten Rembang dalam
penyediaan dana untuk pembangunan infrastruktur dan dalam rangka
pendayagunaan barang milik daerah khususnya pemanfaatan barang milik
daerahyang berupa tanah maka perlu kiranya dilakukan kerja samadengan pihak
ketiga (swasta) guna penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL)
melalui penyediaan sarana usaha yang berupa pusat perbelanjaan sekaligus
akan dapat mewujudkan kota yang bersih, indah, tertibdan aman dengan sarana
dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan.
Pembangunan pusat perbelanjaan di Kecamatan Pamotan ini tidak hanya
menimbulkan dampak positif bagi masyarakat terutama Pemerintah Kabupaten
Rembang, pembangunan ini juga dapat memberikan dampak negatif bagi
Pemerintah Kabupaten Rembang. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari
pembangunan pusat perbelanjaan adalah meningkatnya kebutuhan akan sarana
dan prasarana di kawasan perbelanjaan tersebut.
Oleh karena itu, dengan melihat suatu dampak yang ditimbulkan dari
pemabangunan pusat perbelanjaan di Kecamatan Pamotan Kabupaten
Rembang perlu diadakannya suatu analisis biaya dampak pembangunan. Tujuan
utama dalam analisis ini adalah untuk mengetahui apakah pembangunan pusat
perbelanjaan ini membebani keuangan Pemerintah Kabupaten Rembang atau
tidak.

2. Gambaran Umum Wilayah


Kecamatan Pamotan adalah sebuah kota kecil di Kabupaten Rembang
Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 8.156 ha, terbagi dalam 23
desa. Kecamatan ini berjarak 22 km ke arah timur dari ibukota Kabupaten
Rembang dengan letak geografis yang berbatasan langsung dengan beberapa
kecamatan sehingga menempatkan Pamotan sebagai kecamatan penghubung
beberapa kecamatan ke pusat kota Kabupaten Rembang. Adapun batas
geografis wilayah Kecamatan Pancur di sebelah utara, Kecamatan Sedan di
sebelah timur, Kecamatan Gunem di sebelah sebelah selatan dan Kecamatan
Rembang di sebelah barat.
Kecamatan Pamotan yang berada di bagian tengah Kabupaten Rembang
memiliki curah hujan bervariatif, yaitu 1.400 – 2.000 mm/tahun dan 1.800 – 2.000
mm/tahun. Memiliki wilayah dengan jenis kelerengan datar, landai, agak curam
dan curam sehingga mempunyai kesesuaian lahan yang berbeda di tiap wilayah
dengan tingkat kelerengan tertentu. Sementara dari sisi topografi, merupakan
dataran rendah dan dataran tinggi, dengan jenis tanah yang terdiri atas
kandungan alluvial coklat tua kekelabuan, asosiasi grumusol coklat kelabuan dan
kelabu, grumusol kelabu tua serta kompleks mediteran coklat kemerahan dan
litosol.
Perekonomian suatu daerah sangat dipengaruhi oleh mata pencaharian
penduduknya, demikian juga halnya dengan Kecamatan Pamotan dimana
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian terutama
pertanian tanaman pangan. Hal ini berpengaruh pada kontribusi sektor pertanian
dalam perekonomian, dimana sektor pertanian menduduki peringkat pertama
mengingat pertanian merupakan sektor unggulan di kecamatan ini. Selanjutnya
sektor perdagangan dan jasa menduduki peringkat kedua dalam kontribusinya
terhadap perekonomian Kecamatan Pamotan, yang ditandai dengan banyaknya
masyarakat yang berusaha dalam bidang ini dan fasilitas perekonomian yang
terdiri dari pasar, warung dan pertokoan tersebar di seluruh wilayah kecamatan
dan adanya pasar Hewan Pamotan.

Gambar 1
Lokasi Rencana Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan
Sumber: Dokumen Kajian Potensi KPS-Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan

3. Landasan Teori
Teori yang akan dibahas yaitu pengertian ABDP, Posedur ABDP, Metoda
ABDP, Eksternalitas dan CBA.
A. Pengertian ABDP (Analisis Biaya Dampak Pembangunan)
Analisis biaya dampak pembangunan juga mempunyai definisi sebagai
proyeksi terhadap penerimaan dan pengeluaran yang bersifat langsung (direct),
sekarang (current), dan publik (public), yang berkaitan dengan pembangunan
permukiman dan non permukiman oleh pemerintah daerah atau lokal tempat
pembangunan tersebut terjadi. (RW. Burchell, et al. 1988 hal 3)
B. Prosedur ABDP
Prosedur dalam ABDP ini terdiri dari dua yaitu prosedur umum dan prosedur
khusus. Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan prosedur umum dan khusus
bisa dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Prosedur Umum dan Prosedur Khusus
No Prosedur Umum Prosedur Khusus
1 Identifikasi Wilayah Pengaruh Jenis Kegiatan Pembangunan
Langsung a. Terdiri dari beberapa Fungsi kegiatan
b. Batas wilayah studi
c. Fungsi kegiatan
d. Status kepemilikan
e. Lokasi kegiatan
2 Analisis Elemen Pembiayaan Analisis Elemen Pembiayaan
Pembangunan Barang dan Jasa Umum Pembangunan
3 Identifikasi Perkiraan Perubahan Pertambahan Barang dan Jasa Umum
Kebutuhan Barang dan Jasa Umum yang Diakibatkan Pembangunan
Akibat Pembangunan a. Pertambahan menurut wilayah
b. Pihak mana yang akan menyediakan
barang dan jasa umum
c. Pengukuran kebutuhan Barang dan
Jasa umum
d. Pemilihan jenis barang dan jasa
umum
e. Analisis proyeksi kebutuhan dana
untuk penyediaan prasarana dan
kebutuhan institusi pengelola
prasarana
4 Penentuan Obyek Terpilih Penentuan obyek Terpilih, baik yang
berupa barang dan jasa umum ataupun
obyek pajak dan retribusi
a. Barang dan Jasa umum yang harus
disediakan oleh pembangun
b. Obyek obyek pajak dan retribusi
terpilih
5 Analisis Perkiraan Penerimaan Analisis Perkiraan Penerimaan
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
6 Analisis Perkiraan Pengeluaran Analisis Perkiraan Pengeluaran
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
7 Analisis Selisih Pendapatan dan Analisis Selisih Pendapatan dan
Pengeluaran Pengeluaran
8 Perkiraan Besar Biaya Dampak Perkiraan Besar Biaya Dampak
Pembangunan Pembangunan
9 Strategi Pengelolaan Biaya Akibat Strategi Pengelolaan Biaya Akibat
Pembangunan Pembangunan
Sumber: Bahan Tayang Perkuliahan ABDP, 2016
C. Metoda ABDP
Metoda dalam ABDP terdiri dari lima metode, diantaranya:
 Percapita Multiplier Method
Metode ABDP yang didasarkan pada Anggaran Pembangunan Belanja
Daerah (APDB) yang dialokasikan untuk public goods dengan
memperhatikan pendapatan perkapita masyarakat.
 Service Standard Method
Indeks jenis pelayanan untuk public goods.
 Comparabel City Method
Metode dengan membandingkan standar pelayanan public goods.
 Employment Anticipation Method
Suatu metode dalam ABDP yang distandarkan untuk pekerja.
 Case Study Method
Kajain berupa penelitian untuk menentukan indeks, standar-standar dan
rasio dalam memenuhi kebutuhan
 Proportional Method
Suatu metode dalam ABDP dengan melihat kajian dan penelitian
sebelumnya / yang pernah ada.
D. Eksternalitas
Eksternalitas adalah akibat yang dirasakan oleh pihak ke tiga yang tidak
terlibat langsung dalam suatu kegiatan pembangunan.
E. BCR (Benefit Cost Ratio)
Analisa manfaat biaya (Benefit Cost Ratio) adalah analisa yang sangat umum
digunakan untuk mengevaluasi proyek. Analisa ini adalah cara praktis untuk
menaksir kemanfaatan proyek, dimana untuk hal ini diperlukan tinjaun yang
panjang dan luas.

4. Metodologi
Prosedur, motoda, konsep dan model yang digunakan dalam studi
analisis biaya dampak pembangunan akibat pembangunan pusat perbelanjaan
pamotan di Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang adalah prosedur khusus,
service standard method, eksternalitas dan BCR (Benefit Cost Ratio)

5. Analisa dan Pembahasan


A. Prosedur ABDP
Adapun prosedur yang digunakan dalam pembangunan pusat perbelanjaan
pamotan di Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang adalah Prosedur khusus.
Pertimbangan yang mendasari pemilihan prosedur adalah :
1. Pusat Perbelanjaan Pamotan ini berada di satu wilayah administrasi yakni
Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang.
2. Jenis kegiatan yang dilakukan di pusat perbelanjaan beragam (hunian/ruko,
perdagangan dan jasa).
3. Status kepemilikan tanah merupakan aset pemerintah, namun pemerintah
daerah dalam penyediaan sarana usaha perdagangan (pusat perbelanjaan)
melalui kerjasama dengan pihak ketiga yaitu pihak swasta.
4. Lokasi kegiatan yang berada di Desa Pamotan sebagai pusat BWP
Perkotaan Pamotan yang berfungsi salah satunya sebagai pusat
perdagangan dan jasa dimana alokasi ruang untuk central bisnis district
(CBD) sangat dibutuhkan pada skala kecamatan
5. Adanya pertambahan saran dan prasana baru yang harus disediakan
pemerintah (ex: mushola, TPS (tempat pembuangan sampah), gardu,
pasokan air, rumah hunian, pengelolaan, dan pengangkutan limbah).
Tahapan dari prosedur khusus dalam pembangunan Pusat Perbelanjaan
Pamotan adalah sebagai berikut:
1) Jenis Kegiatan Pembangunan
Karakteristik pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan ini adalah
pembangunan kerja sama dengan pihak ketiga melalui skema BOT sehingga
setelah masa kontrak berakhir objek yang telah dibangun dan dioperasikan
oleh swasta nantinya akan dilanjutkan pengelolaanya oleh pemerintah
Kabupaten Rembang. Adapun fungsi kegiatan yang dominan dalam
pembangunan adalah perdagangan dan jasa, yang dilengkapi fungsi
penunjang dengan adanya rumah hunian yang terintegrasi dengan
perdagangan dan jasa yang ada di pusat perbelanjaan tersebut yaitu ruko.
2) Batasan Wilayah Studi
Wilayah pengaruh langsung dalam kegiatan pembangunan Pusat
Perbelanjaan Pamotan ini berpengaruh terhadap masyarakat, lingkungan dan
pemerintah.
 Masyarakat
Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan ini sangat mempengaruhi
aktivitas masyarakat setempat terutama dalam penarikan jumlah tenaga
kerja.
 Lingkungan
Pengaruh langsung yang terjadi akibat Pembangunan Pusat
Perbelanjaan Pamotan yaitu Mobilisasi alat dan bahan berpotensi untuk
mengganggu tingkat kenyamanan kawasan. Gangguan kenyamanan
kawasan khususnya diakibatkan oleh lalu lalangnya kendaraan
pengangkut saat konstruksi gedung berjalan. Ketika gedung beroperasi
juga terjadi peningkatan arus lalu lintas dari kendaraan karyawan, relasi,
penghuni, atau pengunjung. Selain merusak kondisi fisik jalan yang
dilaluinya, frekuensi kendaraan yang tinggi akan mengurangi tingkat
kelancaran berlalu-lintas dan keselamatan berlalu-lintas. Melihat lokasi
proyek pembangunan ini terletak di jalan kolektor primer.
 Pemerintah
Peningkatan pendapatan asli daerah melalui penerimaan retribusi daerah.
3) Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan tanah merupakan aset daerah milik pemerintah
Kabupaten Rembang.
4) Karakteristik Pertumbuhan Lokasi Sekitar
Perubahan guna lahan yang terjadi di sekitaran lokasi pusat perbelanjaan
terjadi begitu cepat, sehingga dapat dikatakan lahan tersebut telah berubah
secara signifikan menjadi lahan komersial, seperti tumbuh dan
berkembangnya apartemen, hotel, restoran, kos kosan, dan lain lain.
5) Analisis Elemen Pembiayaan Pembangunan
Tabel 2
Elemen Pembiayaan Pembangunan
1 Kali Berulang
Persiapan (perencanaan, pengawasan dan Gaji karyawan
administrasi)
Pembangunan ruko/toko/kios Biaya operasional (listrik, air dan
pemeliharaan)
Pembangunan parkir kendaraan Kontribusi pemanfaatan aset daerah
Pembangunan area bongkar muat
Pembngunan jalan akses pengunjung
Pembangunan MCK
Pembangunan mushola
Pembangunan TPS
Pembangunan pos keamanan
Pembangunan saran air bersih
Pembangunan RTH
Pembangunan kantor pasar
Pembangunan jalan utama/lingkar
Sumber: Dokumen Kajian Potensi KPS-Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan

 Identifikasi Elemen penerimaan


Tabel 3
Penerimaan Biaya Pembangunan
Penerimaan Total Penerimaan (Rp) Proporsi (%) Jenis Penerimaan
Sewa bangunan ruko,
20.610.000.000 97,06 Berulang
toko dan kios
Jasa pelayanan listrik
41.880.000 0,20 Berulang
dan air
Jasa pelayanan 31.500.000. 0,15 Berulang
Penerimaan Total Penerimaan (Rp) Proporsi (%) Jenis Penerimaan
kebersihan
Jasa keamanan 35.880.000 0,17 Berulang
Perparkiran 270.000.000 1,27 Berulang
MCK 216.000.000 1,02 Berulang
Pelayanan Fasilitas
29.880.000 0,14 Berulang
Umum
Jumlah 21.235.140.000 100
Sumber: Dokumen Kajian Potensi KPS-Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penerimaan pemerintah


Kabupaten Rembang terbesar diterima dari biaya sewa bangunan ruko, toko dan
kios, yaitu sebesar Rp. 20.610.000.000,00 atau sekitar 97,06 dari jumlah total
penerimaan.
 Identifikasi Elemen pengeluaran
Pengeluaran Pemerintah Daerah Kabupaten Rembang akibat
pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan yang telah teridentifikasi
dapat digolongkan menjadi 2 jenis pengeluaran, yaitu jenis pengeluaran
yang dipungut satu kali dan berulang, untuk lebih jelasnya mengenai
rincian biaya dapata dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4
Pengeluaran Biaya Pembangunan
Pengeluaran Total Pengeluaran Proporsi (%) Jenis
(Rp) Pengeluaran
Biaya Persiapan 524.202.206 3,11 Sekali
Biaya Pembangunan
8.542.596.000 50,72 Sekali
ruko/toko/kios
Biaya Pembangunan
200.784.000 1,19 Sekali
parkir kendaraan
Biaya Pembangunan
373.800.000 2,22 Sekali
area bongkar muat
Biaya Pembngunan jalan
356.000.000 2,11 Sekali
akses pengunjung
Biaya Pembangunan
329.520.000 1,96 Sekali
MCK
Biaya Pembangunan
411.900.000 2,45 Sekali
mushola
Biaya Pembangunan
274.600.000 1,63 Sekali
TPS
Biaya Pembangunan
137.300.000 0,82 Sekali
pos keamanan
Biaya Pembangunan
329.520.000 1,96 Sekali
saran air bersih
Biaya Pembangunan
4.443.028.000 26,38 Sekali
RTH
Biaya Pembangunan
164.760.000 0,98 Sekali
kantor pasar
Biaya Pembangunan
178.000.000 1,06 Sekali
jalan utama/lingkar
Gaji karyawan 342.000.000 2,03 Berulang
Pengeluaran Total Pengeluaran Proporsi (%) Jenis
(Rp) Pengeluaran
Biaya operasional (listrik,
124.761.686 0,74 Berulang
air dan pemeliharaan)
Kontribusi pemanfaatan
108.624.000 0,64 Berulang
aset daerah
Jumlah 16.841.395.892 100
Sumber: Dokumen Kajian Potensi KPS-Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pengeluaran pemerintah


Kabupaten Rembang terbesar dikeluarkan pada biaya pembangunan ruko, toko
dan kios, yaitu sebesar Rp. 8.542.596.000,00 atau sekitar 50,72 dari jumlah total
pengeluaran.
6) Analisis Selisih Pendapatan dan Pengeluaran Pembangunan
Analisis biaya dampak pembangunan yang diperoleh ditunjukan oleh selisih
total penerimaan dan total pengeluaran yang di akibatkan oleh pembangunan
Pusat Perbelanjaan Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang.
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh melalui perhitungan penerimaan
yang diterima Rp 21.235.140.000,00 dan pengeluaran sebesar Rp
16.841.395.892,00 sehingga selisih dari perhitungan tersebut sebesar Rp
4.393.744.108,00. Angka ini menunjukan bahwa pembangunan Pusat
Perbelanjaan Pamotan tidak akan membebani keuangan dan berkontribusi positif
bagi pemerintah Kabupaten Rembang
.
B. Metoda ABDP
Metode yang digunakan dalam analisis biaya dampak pembangunan Pusat
Perbelanjaan Pamotan ini adalah service standard method, pertimbangan yang
mendasari pemilihan metode adalah:
1. Berdasarkan status kapasitas pelayanan eksisting dari komunitas termasuk
kedalam status at capacity artinya sistem pelayanan dioperasikan pada
tingkat pelayanan paling efisien, karena pembangunan pusat perbelanjaan ini
telah sesuai dengan RTRW Kabuapten Rembang yaitu arahh rencana
pengembangan pembangunan dan pengembangan pasar tradisional
kecamatan dan pasar tradisional desa, kemudian tumbuhlah beberapa simpul
kegiatan atau lokasi strategis yang berpotensi berpeluang menjadi salah satu
bentuk kerjasama investasi di Kabupaten Rembang salah satunya adalah :
PEMBANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN PAMOTAN.
2. Selain itu dalam RTRW Kabupaten Rembang juga di jelaskan bahwa Desa
Pamotan, Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang ini termasuk dalam
rencana struktur ruang (PKLp Pamotan) dan kawasan budidaya (kawasan
peruntukan permukiman).
3. Sehingga memperkuat bahwa pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan
ini menggunakan service standar method. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2
Hubungan Antara Metoda dan Konteks ABDP
Sumber: Bahan Tayang Perkuliahan ABDP, 2016

C. Eksternalitas
Eksternalitas adalah akibat yang dirasakan oleh pihak ke tiga yang tidak
terlibat langsung dalam suatu kegiatan pembangunan. Adapun dampak yang
dirasakan dengan adanya pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
 Meningkatnya pendapatan masyarakat setempat di sekitar Pusat
Perbelanjaan Pamotan karena meningkatnya aktivitas ekonomi di sekitar
proyek dan menjadi ladang pekerjaan serta kesempatan berusaha bagi
masyarakat sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten
Rembang.
 Memberikan dampak terhadap lingkungan, yaitu meningkatnya penggunaan
air bersih untuk menunjang kegiatan yang terdapat di Pusat Perbelanjaan
Pamotan, meningkatnya produktifitas air limbah sehingga dapat mengganggu
kenyamanan dan kesehatan masyarakat di sekitar Pusat Perbelanjaan
Pamotan, rusaknya habitat flora dan fauna, dan kualitas udara memburuk
yang ditimbulkan dari asap kendaraan (polutan).
 Terjadinya kemacetan akibat dari meningkatnya aktivitas arus lalu lintas yang
terdapat di sekitar Pusat Perbelanjaan Pamotan yang menyebabkan
bertambah jauhnya jarak tempuh perjalanan dan bahan bakar bensin yang
digunakan meningkat.
D. Benefit Cost Ratio (BCR)
Analisa manfaat biaya (Benefit Cost Ratio) adalah analisa yang sangat umum
digunakan untuk mengevaluasi proyek. Analisa ini adalah cara praktis untuk
menaksir kemanfaatan proyek, dimana untuk hal ini diperlukan tinjaun yang
panjang dan luas. Hal ini perlu dilakukan karena biasanya proyek–proyek
pemerintah secara langsung atau tidak, akan mempengaruhi orang banyak.
Pengaruh ini bisa positif (Benefit) atau negatif (disbenefit) (Pudjawan, 2004).
 Benefit : semua manfaat positif yang akan dirasakan oleh masyarakat umum
dengan terlaksananya suatu proyek
 Disbenefit : semua dampak negatif yang akan ditanggung oleh masyarakat
umum dengan dibangunnya (dioperasikannya) suatu proyek.
 Cost : Biaya yang dikeluarkan baik biaya awal proyek maupun biaya yang
biasanya dibutuhkan untuk operasional dan perawatan.
Analisa manfaat biaya biasanya dilakukan dengan melihat rasio antara
manfaat dari suatu proyek pada masyarakat umum terhadap ongkos–ongkos
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Secara matematis hal ini dapat diformulasikan
dalam rumus perbandingan manfaat biaya ( Soeharto, 1997 ), sebagai berikut :

𝐵⁄ = 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 − 𝐷𝑖𝑠𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝐶 𝐶𝑜𝑠𝑡

Untuk evaluasi proyek (Pudjawan, 2004 ; Soeharto, 1997) :


BCR > 1 → Usulan proyek diterima
BCR < 1 → Usulan proyek ditolak
Adapun perhitungan BCR terhadap proyek pembangunan Pusat
Perbelanjaan Pamotan yaitu sebagai berikut:
Tabel 5
Analisis Manfaat Biaya
Analisis Uraian Biaya (Rp.)
Pendapatan dari sewa bangunan ruko, 20.610.000.000
toko dan kios (diangsur selama 5 tahun)
Pendapatan dari jasa pelayanan listrik 41.880.000
dan air/tahun
Pendapatan dari jasa pelayanan 31.500.000
Manfaat/benefit kebersihan/tahun
Pendapatan dari jasa keamanan /tahun 35.880.000
Pendapatan dari perparkiran/tahun 270.000.000
Pendapatan dari MCK/tahun 216.000.000
Pendapatan dari pelayanan fasilitas 29.880.000
umum/tahun
Total benefit Rp.21.235.140.000
Kerugian/disbenefit - -
Total disbenefit Rp. -
A. Biaya investasi pembangunan
Biaya persiapan 524.202.206
Biaya pembangunan infrastruktur 15.741.808.000
B. Biaya operasional
Biaya/cost
Biaya gaji karyawan 342.000.000
Biaya operasional (listrik, air, 124.761.686
pemeliharaan)
Konstribusi pemanfaatan asset daerah 108.624.000
Total cost Rp.16.841.395.892
Sumber: Hasil Olahan Kelompok

𝐵⁄ = 21.235.140.000 − 0 = 1,26
𝐶 16.841.395.892

Berdasarkan hasil perhitungan BCR yang telah dilakukan diperoleh BCR


sebesar sebesar 1,26 yang dapat diartikan bahwa pembangunan Pusat
Perbelanjaan Pamotan layak untuk dilaksanakan karena nilai BCR ≥ 1.

6. Kesimpulan
Kesimpulan dari analisis ABDP Pusat Perbelanjaan Pamotan Kecamatan
Pamotan Kabupaten Rembang adalah:
A. Prosedur ABDP yang digunakan yaitu prosedur khusus.
B. Metoda ABDP yang digunakan yaitu service standard method.
C. Eksternalitas yang terjadi dalam proyek pembangunan ini yaitu masyarakat,
lingkungan dan kemacetan.
D. Berdasarkan perhitungan model BCR dapat disimpulkan bahwa
pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan layak.
DAFTAR PUSTAKA

BAPPEDA. 2014. Kajian Potensi Kerjasama Pemerintah Swasta


Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan. Dalam web
http://bappeda.rembangkab.go.id/. Diakses pada tanggal 15 Desember
2016

Judiantono, Tonny. 2012. Studi Analisis Biaya Dampak Pembangunan Akibat


Pembangunan Rumah Susun di Kelurahan Margahayu Kec. Bekasi
Timur, Kota Bekasi. Dalam jurnal. Diakses pada tanggal 22 November 2016

Judiantono, Tonny. 2016. Modul Kuliah ABDP. Dalam PPT. Diakses pada
tanggal 21 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai