Disusun Oleh :
RIYAD MAULANA 10070314072
ZEIKA VATRICIA ARINDA 10070314078
1. Pendahuluan
Aktivitas perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang
mampu memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
Salah satu usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak dalam usaha perdagangan
sektor informal adalah kegiatan pedagang kaki lima atau yang sering disebut
dengan PKL, yaitu pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan
menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan
prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik
pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap.
Proses perencanaan tata ruang seringkali belum mempertimbangkan
keberadaan dan kebutuhan ruang untuk PKL. Ruang-ruang kota yang tersedia
hanya difokuskan untuk kepentingan kegiatan dan fungsi formal saja. Kondisi ini
yang menyebabkan para PKL berdagang di tempat-tempat yang tidak terencana
dan tidak difungsikan untuk mereka. Akibatnya akan menjadi obyek penertiban
dan pemerasan petugas ketertiban serta menjadikan kota berkesan semrawut.
Dengan melihat keterbatasan Pemerintah Kabupaten Rembang dalam
penyediaan dana untuk pembangunan infrastruktur dan dalam rangka
pendayagunaan barang milik daerah khususnya pemanfaatan barang milik
daerahyang berupa tanah maka perlu kiranya dilakukan kerja samadengan pihak
ketiga (swasta) guna penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL)
melalui penyediaan sarana usaha yang berupa pusat perbelanjaan sekaligus
akan dapat mewujudkan kota yang bersih, indah, tertibdan aman dengan sarana
dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan.
Pembangunan pusat perbelanjaan di Kecamatan Pamotan ini tidak hanya
menimbulkan dampak positif bagi masyarakat terutama Pemerintah Kabupaten
Rembang, pembangunan ini juga dapat memberikan dampak negatif bagi
Pemerintah Kabupaten Rembang. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari
pembangunan pusat perbelanjaan adalah meningkatnya kebutuhan akan sarana
dan prasarana di kawasan perbelanjaan tersebut.
Oleh karena itu, dengan melihat suatu dampak yang ditimbulkan dari
pemabangunan pusat perbelanjaan di Kecamatan Pamotan Kabupaten
Rembang perlu diadakannya suatu analisis biaya dampak pembangunan. Tujuan
utama dalam analisis ini adalah untuk mengetahui apakah pembangunan pusat
perbelanjaan ini membebani keuangan Pemerintah Kabupaten Rembang atau
tidak.
Gambar 1
Lokasi Rencana Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan
Sumber: Dokumen Kajian Potensi KPS-Pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan
3. Landasan Teori
Teori yang akan dibahas yaitu pengertian ABDP, Posedur ABDP, Metoda
ABDP, Eksternalitas dan CBA.
A. Pengertian ABDP (Analisis Biaya Dampak Pembangunan)
Analisis biaya dampak pembangunan juga mempunyai definisi sebagai
proyeksi terhadap penerimaan dan pengeluaran yang bersifat langsung (direct),
sekarang (current), dan publik (public), yang berkaitan dengan pembangunan
permukiman dan non permukiman oleh pemerintah daerah atau lokal tempat
pembangunan tersebut terjadi. (RW. Burchell, et al. 1988 hal 3)
B. Prosedur ABDP
Prosedur dalam ABDP ini terdiri dari dua yaitu prosedur umum dan prosedur
khusus. Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan prosedur umum dan khusus
bisa dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Prosedur Umum dan Prosedur Khusus
No Prosedur Umum Prosedur Khusus
1 Identifikasi Wilayah Pengaruh Jenis Kegiatan Pembangunan
Langsung a. Terdiri dari beberapa Fungsi kegiatan
b. Batas wilayah studi
c. Fungsi kegiatan
d. Status kepemilikan
e. Lokasi kegiatan
2 Analisis Elemen Pembiayaan Analisis Elemen Pembiayaan
Pembangunan Barang dan Jasa Umum Pembangunan
3 Identifikasi Perkiraan Perubahan Pertambahan Barang dan Jasa Umum
Kebutuhan Barang dan Jasa Umum yang Diakibatkan Pembangunan
Akibat Pembangunan a. Pertambahan menurut wilayah
b. Pihak mana yang akan menyediakan
barang dan jasa umum
c. Pengukuran kebutuhan Barang dan
Jasa umum
d. Pemilihan jenis barang dan jasa
umum
e. Analisis proyeksi kebutuhan dana
untuk penyediaan prasarana dan
kebutuhan institusi pengelola
prasarana
4 Penentuan Obyek Terpilih Penentuan obyek Terpilih, baik yang
berupa barang dan jasa umum ataupun
obyek pajak dan retribusi
a. Barang dan Jasa umum yang harus
disediakan oleh pembangun
b. Obyek obyek pajak dan retribusi
terpilih
5 Analisis Perkiraan Penerimaan Analisis Perkiraan Penerimaan
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
6 Analisis Perkiraan Pengeluaran Analisis Perkiraan Pengeluaran
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
7 Analisis Selisih Pendapatan dan Analisis Selisih Pendapatan dan
Pengeluaran Pengeluaran
8 Perkiraan Besar Biaya Dampak Perkiraan Besar Biaya Dampak
Pembangunan Pembangunan
9 Strategi Pengelolaan Biaya Akibat Strategi Pengelolaan Biaya Akibat
Pembangunan Pembangunan
Sumber: Bahan Tayang Perkuliahan ABDP, 2016
C. Metoda ABDP
Metoda dalam ABDP terdiri dari lima metode, diantaranya:
Percapita Multiplier Method
Metode ABDP yang didasarkan pada Anggaran Pembangunan Belanja
Daerah (APDB) yang dialokasikan untuk public goods dengan
memperhatikan pendapatan perkapita masyarakat.
Service Standard Method
Indeks jenis pelayanan untuk public goods.
Comparabel City Method
Metode dengan membandingkan standar pelayanan public goods.
Employment Anticipation Method
Suatu metode dalam ABDP yang distandarkan untuk pekerja.
Case Study Method
Kajain berupa penelitian untuk menentukan indeks, standar-standar dan
rasio dalam memenuhi kebutuhan
Proportional Method
Suatu metode dalam ABDP dengan melihat kajian dan penelitian
sebelumnya / yang pernah ada.
D. Eksternalitas
Eksternalitas adalah akibat yang dirasakan oleh pihak ke tiga yang tidak
terlibat langsung dalam suatu kegiatan pembangunan.
E. BCR (Benefit Cost Ratio)
Analisa manfaat biaya (Benefit Cost Ratio) adalah analisa yang sangat umum
digunakan untuk mengevaluasi proyek. Analisa ini adalah cara praktis untuk
menaksir kemanfaatan proyek, dimana untuk hal ini diperlukan tinjaun yang
panjang dan luas.
4. Metodologi
Prosedur, motoda, konsep dan model yang digunakan dalam studi
analisis biaya dampak pembangunan akibat pembangunan pusat perbelanjaan
pamotan di Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang adalah prosedur khusus,
service standard method, eksternalitas dan BCR (Benefit Cost Ratio)
Gambar 2
Hubungan Antara Metoda dan Konteks ABDP
Sumber: Bahan Tayang Perkuliahan ABDP, 2016
C. Eksternalitas
Eksternalitas adalah akibat yang dirasakan oleh pihak ke tiga yang tidak
terlibat langsung dalam suatu kegiatan pembangunan. Adapun dampak yang
dirasakan dengan adanya pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Meningkatnya pendapatan masyarakat setempat di sekitar Pusat
Perbelanjaan Pamotan karena meningkatnya aktivitas ekonomi di sekitar
proyek dan menjadi ladang pekerjaan serta kesempatan berusaha bagi
masyarakat sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran di Kabupaten
Rembang.
Memberikan dampak terhadap lingkungan, yaitu meningkatnya penggunaan
air bersih untuk menunjang kegiatan yang terdapat di Pusat Perbelanjaan
Pamotan, meningkatnya produktifitas air limbah sehingga dapat mengganggu
kenyamanan dan kesehatan masyarakat di sekitar Pusat Perbelanjaan
Pamotan, rusaknya habitat flora dan fauna, dan kualitas udara memburuk
yang ditimbulkan dari asap kendaraan (polutan).
Terjadinya kemacetan akibat dari meningkatnya aktivitas arus lalu lintas yang
terdapat di sekitar Pusat Perbelanjaan Pamotan yang menyebabkan
bertambah jauhnya jarak tempuh perjalanan dan bahan bakar bensin yang
digunakan meningkat.
D. Benefit Cost Ratio (BCR)
Analisa manfaat biaya (Benefit Cost Ratio) adalah analisa yang sangat umum
digunakan untuk mengevaluasi proyek. Analisa ini adalah cara praktis untuk
menaksir kemanfaatan proyek, dimana untuk hal ini diperlukan tinjaun yang
panjang dan luas. Hal ini perlu dilakukan karena biasanya proyek–proyek
pemerintah secara langsung atau tidak, akan mempengaruhi orang banyak.
Pengaruh ini bisa positif (Benefit) atau negatif (disbenefit) (Pudjawan, 2004).
Benefit : semua manfaat positif yang akan dirasakan oleh masyarakat umum
dengan terlaksananya suatu proyek
Disbenefit : semua dampak negatif yang akan ditanggung oleh masyarakat
umum dengan dibangunnya (dioperasikannya) suatu proyek.
Cost : Biaya yang dikeluarkan baik biaya awal proyek maupun biaya yang
biasanya dibutuhkan untuk operasional dan perawatan.
Analisa manfaat biaya biasanya dilakukan dengan melihat rasio antara
manfaat dari suatu proyek pada masyarakat umum terhadap ongkos–ongkos
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Secara matematis hal ini dapat diformulasikan
dalam rumus perbandingan manfaat biaya ( Soeharto, 1997 ), sebagai berikut :
𝐵⁄ = 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 − 𝐷𝑖𝑠𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
𝐶 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐵⁄ = 21.235.140.000 − 0 = 1,26
𝐶 16.841.395.892
6. Kesimpulan
Kesimpulan dari analisis ABDP Pusat Perbelanjaan Pamotan Kecamatan
Pamotan Kabupaten Rembang adalah:
A. Prosedur ABDP yang digunakan yaitu prosedur khusus.
B. Metoda ABDP yang digunakan yaitu service standard method.
C. Eksternalitas yang terjadi dalam proyek pembangunan ini yaitu masyarakat,
lingkungan dan kemacetan.
D. Berdasarkan perhitungan model BCR dapat disimpulkan bahwa
pembangunan Pusat Perbelanjaan Pamotan layak.
DAFTAR PUSTAKA
Judiantono, Tonny. 2016. Modul Kuliah ABDP. Dalam PPT. Diakses pada
tanggal 21 Desember 2016