Anda di halaman 1dari 8

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

BAB 4 IDENTIFIKASI DAN EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU EKSISTING KOTA BANDUNG
4.1 IDENTIFIKASI RUANG TERBUKA HIJAU EKSISTING

4.1.1 Gambaran Kondisi Ruang Terbuka Hijau Kota Bandung Saat Ini Saat ini ruang terbuka hijau (RTH) Kota Bandung tersebar di enam Wilayah Pengembangan kota dengan luas yang beragam pada masing-masing wilayah. Dalam Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung Tahun 2011-2031 disebutkan bahwa berdasarkan data tahun 2007, wilayah yang memiliki RTH terluas adalah WP Ujungberung (saat ini terbagi menjadi SWK Ujungberung dan SWK Arcamanik), yaitu 351,76 Ha, sedangkan RTH terkecil terdapat pada WP Karees (saat ini SWK Karees), yaitu 26,77 Ha. Wilayahwilayah lainnya memiliki proporsi luas antara proporsi kedua wilayah tersebut, yaitu WP Bojonegara (saat ini SWK Bojonegara) seluas 76,78 Ha; WP Cibeunying (saat ini SWK Cibeunying) seluas 57,57 Ha; WP Tegalega (saat ini SWK Tegallega) seluas 67,75 Ha; dan WP Gedebage (saat ini terbagi menjadi SWK Kordon dan SWK Gedebage) seluas 28,29 Ha.

Ruang terbuka hijau pada keenam wilayah tersebut mencapai luas total 608,92 Ha dan tersebar di 30 Kecamatan dengan proporsi luas yang berbeda berdasarkan kategorinya. Perbedaan ini disebabkan oleh rencana

pengembangan kota pada masing-masing kecamatan disesuaikan dengan karakteristik lokasi setiap kecamatan tersebut. Kondisi sebaran RTH eksiting ini dapat dilihat melalui citra foto udara seperti pada Gambar 4.1.

Selanjutnya, berdasarkan data tahun 2011, diketahui bahwa total luas RTH eksisting Kota Bandung adalah 1.910,49 Ha atau 11,43% dari seluruh luas wilayah kota. Luas RTH tersebut terdiri dari luas RTH Publik sebesar 1.018,54 Ha atau 6,1% dan RTH Privat sebesar 891,95 Ha atau 5,33%.

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-1

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

Gambar 4.1 Peta Udara Persebaran RTH Kota Bandung Tahun 2007 (Sumber : Dokumentasi Tim Masterplan RTH Kota Bandung, 2012)

4.1.2 Identifikasi Ruang Terbuka Hijau Publik Eksisting Berdasarkan data dari Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung pada tahun 2010, diketahui luas total ruang terbuka hijau publik Kota Bandung, yang terdiri dari taman (kecuali taman pemakaman) dan jalur hijau jalan, adalah 215,36 Ha (Tabel 4.1). Hal ini berarti total luas ruang terbuka hijau publik Kota Bandung saat itu masih sangat minim, yaitu hanya mencapai kurang lebih 1,29% dari luas seluruh wilayah Kota Bandung. Proporsi terbesar terdapat di Wilayah Pengembangan CIbeunying, yaitu seluas 68,22 Ha, sedangkan proporsi terkecil terdapat di Wilayah Pengembangan Tegallega, yaitu seluas 2,87 Ha.

Wilayah Cibeunying telah diketahui memiliki potensi taman-taman kota peninggalan masa Kolonial Belanda, di mana cukup banyak di antaranya yang masih berfungsi baik hingga saat ini. Hierarki taman dan jalur hijau publik dapat dikatakan lengkap, mulai dari taman skala RT/RW/Kelurahan hingga taman kota serta mulai dari jalur hijau jalan lingkungan hingga jalur hijau jalan kolektor dan arteri. Komponen-komponen RTH yang ada di wilayah ini dapat dinilai telah memiliki konektivitas yang baik.

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-2

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

Sebaliknya Wilayah Tegallega sangat minim oleh keberadaan taman maupun jalur hijau, salah satunya adalah akibat tingginya tingkat kepadatan kawasan terbangunnya. Bahkan dapat dikatakan pada wilayah ini hampir tidak ada ruang terbuka yang memadai, baik yang sifatnya tidak hijau sekalipun, sehingga dengan demikian berarti hampir tidak ada pula konektivitas antar RTH yang terjadi. Hal ini cukup kontras dengan kondisi jumlah populasi wilayah yang justru terbesar dibandingkan wilayah-wilayah pengembangan lainnya, yaitu mencapai 549.323 jiwa dari total jumlah penduduk Kota Bandung 2.394.873 jiwa (Bandung Dalam Angka, 2010), di mana seharusnya jumlah tersebut berdampak pada kebutuhan akan taman publik juga semakin besar.

Wilayah Bojonegara dan Karees memiliki taman dan jalur hijau publik yang cukup memadai pada beberapa area, walaupun mungkin tidak seluruh hierarkinya telah terpenuhi. Demikian pula halnya dengan kualitas konektivitas antar RTH di mana pada beberapa area sudah cukup baik, namun pada beberapa area lainnya masih terdapat kekurangan dari segi keberadaan komponen RTH. Adapun Wilayah Ujungberung dan Gedebage termasuk ke dalam wilayah pemekaran Kota Bandung, di mana taman-taman lingkungan dan jalur hijau terutama terdapat pada area-area kompleks pemukiman baru.
Tabel 4.1 Luas RTH Publik Berupa Taman dan Jalur HIjau di Kota Bandung Tahun 2010 No Sub-Wilayah Kota Kecamatan Luas (Ha)

SWK Bojonegara Andir Sukasari Cicendo Sukajadi

19.84 4.44 4.84 4.78 5.78 68.22 Cidadap Coblong Bandung Wetan Cibeunying Kidul Cibeunying Kaler Sumur Bandung 0.98 25.53 31.07 1.35 3.06 6.23

SWK Cibeunying

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-3

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

No 3

Sub-Wilayah Kota SWK Tegallega

Kecamatan

Luas (Ha) 2.86

Astana Anyar Bojongloa Kidul Bojongloa Kaler Babakan Ciparay Bandung Kulon 4 SWK Karees Regol Lengkong Batununggal Kiaracondong 5 SWK Arcamanik Mandalajati Antapani Arcamanik 6 SWK Ujungberung Cinambo Panyileukan Ujungberung Cibiru 7 SWK Kordon Bandung Kidul Buahbatu 8 SWK Gedebage Gedebage Rancasari TOTAL Sumber : Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung, 2010

0.89 0.05 0.95 0.30 0.67 30.75 20.93 6.01 2.92 0.89 80,19 9.25 2.30 68.64 4.94 0.57 2.82 0.71 0.84 5.32 2.56 2.76 3.24 3.24 215.36

4.2

EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

Luas ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bandung setiap tahun semakin berkurang, disebabkan terjadinya perubahan fungsi yang semula berupa lahan RTH menjadi area terbangun untuk berbagai keperluan seperti perumahan, industri, pertokoan, kantor, dan lain-lain. Hal tersebut lambat laun dapat menimbulkan berbagai masalah, baik dari segi ekologi, sosial, hingga ekonomi, sekaligus juga menurunkan kualitas ruang kota.

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-4

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

Semakin berkurangnya RTH, khususnya taman dapat menimbulkan munculnya kerawanan dan penyakit sosial sifat individualistik dan ketidakpedulian terhadap lingkungan yang sering ditemukan di masyarakat perkotaan. Secara ekologis, terbatasnya RTH juga berpengaruh terhadap peningkatan temperatur udara dan perubahan kualitas mikroklimat, pencemaran udara, terjadinya banjir dan berbagai dampak negatif lingkungan lainnya. Sebagai akibatnya, berbagai

penyakit mulai dari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penyakit sanitasi kulit, dan penyakit sosial juga dapat timbul pada warga kota. Menurunnya kualitas lingkungan hidup kota dan berkurangnya kualitas hubungan sosial karena minimnya ruang terbuka publik lambat laun juga menurunkan kualitas ruang kota. Hal ini akan berdampak pada penurunan nilai ekonomi ruang kota dan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada iklim investasi ekonomi dan kegiatan pembangunan kota di masa depan.

4.2.1 Evaluasi Kuantitas Ruang Terbuka Hijau Hingga tahun 2010, ruang terbuka hijau (RTH) Kota Bandung tercatat belum mencapai angka total 30%. Untuk RTH publik hanya mencapai angka 6,1% dan RTH privat 5,33% dari luas kota. Dalam RTRW Kota Bandung terdapat rencana peningkatan RTH kota hingga mencapai angka sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Penambahan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan kawasan-kawasan yang berpotensi dijadikan RTH, seperti diuraikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 RTH Eksisting dan Rencana Kota Bandung Tahun 2010 Berdasarkan RTRW 2011-2031 Jenis RTH Sempadan sungai sempadan rel kereta sempadan sutt sempadan jalan taman kota TPU Kawasan Konservasi Lain-lain RTH Publik 18.31 6.42 10.17 176.91 218.07 148.14 4.12 436.4 1018.54 Eksisting Luas (Ha) 0.11 0.04 0.07 1.06 1.3 0.89 0.02 2.61 6.1 % 18.31 9.63 10.17 264.34 2713.9 291 4.12 92.58 3404.05 Rencana Luas (Ha) % 0.11 0.06 0.07 1.58 15.92 1.74 0.02 0.55 20.00

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-5

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

Jenis RTH Perumahan Hankam Pendidikan, perdagangan RTH Privat RTH Kota Bandung 55.6 114.01 722.34 891.95 1910.49

Eksisting Luas (Ha) 0.33 0.68 4.32 5.33 11.43 % 1090 60.84 549.25 1700.09 5104.14

Rencana Luas (Ha) % 6.36 0.36 3.28 10 30.00

Sumber : Hasil Analisis RTRW Kota Bandung 2011-2031

Gambar 4.2 Peta Overlay Sebaran RTH dengan RTRW Kota Bandung (Sumber : Citra Satelit Quickbird Bappeda Kota Bandung, 2010)

Kajian mengenai potensi penambahan luas RTH juga dilakukan berdasarkan data pemanfaatan lahan eksisting dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya tahun 2011, yaitu melalui Peta Digital Pekerjaan Pembuatan Peta Pemanfaatan Lahan Kota Bandung Tahun 2011 (Gambar 4.3). Dari gambar peta tersebut dapat diperkirakan jenis pemanfaatan lahan yang berpotensi untuk dijadikan RTH, seperti terlihat pada Tabel 4.3.

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-6

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

Gambar 4.3 Peta Digital Pekerjaan Pembuatan Peta Pemanfaatan Lahan Kota Bandung (Sumber : Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2011)

Tabel 4.3 Potensi Penambahan RTH Berdasarkan Pemanfaatan Lahan Eksisitng

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2011

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-7

PENYUSUNAN MASTERPLAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA BANDUNG

LAPORAN AKHIR

4.2.2 Evaluasi Kualitas Ruang Terbuka Hijau Kualitas ruang terbuka hijau eksisting dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kelas RTH berdasarkan tingkat kehijauan (komposisi area hijau/area tanam terhadap luas RTH itu sendiri) serta keragaman fungsinya. Secara detil pembagian kelas RTH ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut, sedangkan pemetaannya secara umum terdapat pada Gambar 4.4.
Tabel 4.4 Tabel Evaluasi Kualitas Ruang Terbuka Hijau Eksisting Kota Bandung Kelas RTH 1 Tingkat Kehijauan Proporsi hijau besar, keragaman vegetasi tinggi Proporsi hijau besar/sedang, keragaman vegetasi tinggi/sedang Proporsi hijau sedang/kecil, keragaman vegetasi sedang/rendah Proporsi hijau besar, keragaman vegetasi rendah Proporsi hijau kecil, keragaman vegetasi rendah Fungsi Fungsi beragam (ekologi, sosial, ekonomi), seperti: taman hutan raya, taman kota, kebun binatang Fungsi terutama ekologi dan sosial, seperti jaringan taman lingkungan, taman pemakaman, sarana OR Fungsi privat, seperti : RTH lapangan udara, RTH stasiun Fungsi ekologi, seperti : RTH sempadan Fungsi ekonomi, seperti : sawah, ladang, kebun Fungsi sosial, seperti : lapangan tempat aktivitas warga, pemukiman padat

3 4 5

Sumber : Analisis, 2012

4 1

2
1 3 2 2 4 5 2 3 4 4

5
5 1

2
4

4
4 4

Gambar 4.4 Peta Ilustrasi Kualitas Ruang Terbuka Hijau Eksiting Kota Bandung (Sumber : Diolah dari data Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2011)

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

4-8

Anda mungkin juga menyukai