DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ii
DAFTAR
iv
DAFTAR
ISI
TABEL
GAMBAR
v
DAFTAR
vi
PETA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan dan Sasaran
3
1.3 Deskripsi Pekerjaan
5
1.4 Hasil Yang Diharapkan
7
1.5 Sistematika Pembahasan
7
2.2
13
ii
Laporan Akhir
2.3
15
2.4
20
2.5
25
ii
Laporan Akhir
5.4
Pel
est
aria
n
5.1 Umum
5.2 Arahan Penanganan Saluran
5.3 Alternatif Penanganan Tambahan
iii
Laporan Akhir
Hutan Kota
92
93
5.5.2 Rekomendasi
106
109
110
110
111
112
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
Panjang, Lebar dan Keadaan Saluran Drainase Kota Blitar 30
3.1
Tabel
Kondisi Permasalahan Saluran Drainase Kota Blitar
34
3.2
Tabel
Data Curah Hujan Rata-rata Per Tahun
44
3.3
Tabel
Daerah Genangan Air
48
3.4
Tabel
Perkiraan Jumlah Penduduk Kota Blitar
55
4.1
Tabel
Perkiraan Kepadatan Penduduk Kota Blitar
56
4.2
Tabel
Debit Air Hujan dan Air Buangan Rumah Tangga
58
4.3
Tabel
Nilai Kapasitas Maksimum Saluran Drainase
65
4.4
Tabel 4.5a Evaluasi Kapasitas Saluran Terhadap Debit Banjir Rencana
(Saluran Sebelah Kiri)
75
Tabel 4.5b Evaluasi Kapasitas Saluran Terhadap Debit Banjir Rencana
(Saluran Sebelah Kanan)
79
Tabel
5.1
Tabel
5.2
Tabel
5.3
Tabel
5.4
Tabel
5.5
Tabel
5.4
94
95
10
0
10
1
10
1
10
2
Laporan Akhir
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Jl. Melati Jl. Sedap Malam
84
Gambar 2 : Jl. Merdeka Jl. Anggrek Jl. Mastrip
85
Gambar 3 : Jl. Jati Jl. Widuri Jl. Delima
86
Gambar 4 : Terminal Bus - Jl. Palem
87
Gambar 5 : Jl. A. Yani Jl. Enggano
88
Gambar 6 : Jl. Madura Jl. Kalimantan
89
Gambar 7 : Jl. Letjen Suprapto Jl. Palem
90
Gambar 8 : Jl. Wahidin Jl. Kartini Jl. Anjasmoro
91
Laporan Akhir
DAFTAR PETA
24
29
45
49
113
114
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan dan Sasaran
Deskripsi Pekerjaan
Hasil Yang
Diharapkan
Sistematika Pembahasan
dengan perkembangan
vii
1.2
pengembangan jaringan
baik
dalam
tahap
pengumpulan
data,
1.
Peninjauan
kembali terhadap
pembangunan
Kota
Blitar
kebijakan
yang
dan
rencana
terkait
dengan
3.
4.
studi,
jadwal
pelaksanaan
studi,
sistem
xii
1.3
PEKERJAAN
DESKRIPSI
pengembangan
saluran;
(3)
xii
dan saluran
yang
kapasitas maksimum.
2. Perencanaan Sistem Drainase.
Perencanaan
system
saluran
merupakian
perencanaan
1. Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang diperlukannya penyusunan
master plan, tujuan dan sasaran penyusunan, deskripsi
kegiatan yang akan dilaksanakan, metodologi dan
sistematika pembahasan.
xiii
saluran,
dan
penyelesaian
masalah
terjadinya
genangan air.
5. Kesimpulan dan Arahan Penanganan
Berisi tentang kesimpulan dari analisa dan evaluasi data-data
serta arahan penanganan permasalahan saluran drainase
dibawah kapasitas maksimum, arahan penanganan pada
lokasi genangan serta rencana sistem drainase Kota Blitar.
xiv
xv
BAB 2
studi
ini
diupayakan
agar
dapat
2.1.1
Fungsi
Wilayah
Kota
Blitar
Pengembangan
dan
yang
Peran
terletak
pada
Satuan
Wilayah
Kota Blitar mempunyai peran penting bagi Jawa Timur, hal ini
dapat dilihat dari sumbengan yang diberikan terhadap Produk
Domestik
xvii
1993
1997.
Kedudukan
seperti
ini
sangat
dalam
lingkup
regional
2.1.2
Kota
Keseimbangan Ekologi
hidup.
Kebijaksanaan
yang
dilakukakan dalam
fungsi
kawasan
perlindungan
yang
telah
kawasan
lindung
perlindungan
bawahannya
dan
secara
optimal
kawasan
budidaya
dengan
xvii
memperhatikan
fungsi
lindung
serta
mendasarkan
pola
xvii
Seimbang
(LOSS).
Untuk
itu
diharapkan
pembangunan
Pengendalian
akan
kemungkinan
adanya
dampak
3. Pengendalian
mengundang
kegiatan
pemukiman
yang
dapat
dikembangkan
sebagai
jalur
hijau
kota,
kawasan
dengan
topografi
beragam
diperlukan
xixxix
b.
Harus
mempertimbangkan
besaran
koefisien
dasar
7.
Ruang
terbuka
hijau
diluar
kawasan
terbangun
harus
2.1.3
Kebijaksanaan
Ruang Kota
Optimasi
Pemanfaatan
perkotaan
dengan
kawasan
cenderung
lebih
disekitarnya,
intensif
sehingga
dibandingkan
diperlukan
perdagangan
tidak
diarahkan
pada
lahan-lahan
peruntukan
lahan
pada
kawasan
pusat-
xxxx
terutama disepanjang jalan arteri/kolektor primer dan kotakota kecil yang sedang tumbuh pesat.
xxixxi
2.2
RENCANA STRUKTUR TATA
RUANG
Peninjauan terhadap rencana struktur Kota Blitar bertujuan untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan kota secara efektif, efisien, serasi
dan merata agar nantinya penetapan rencana pembangunan dan
pengembangan sistem drainase di Kota Blitar dapat sesuai
dengan karakteristik wilayah dan pola kegiatan yang ada.
Sebagai
simpul
jasa
perhubungan
yang
mencakup
xxiixxii
2.2.2
Rencana
Pelayanan
Struktur
Pusat
kegiatan-kegiatan
fugsional
kota
dengan
dengan
kegiatan
1.
I
BWK
Merupakan
utamanya
kawasan
pusat
kota
2.
II
BWK
Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, perkantoran,
konservasi.
3.
III
BWK
Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan,
peribadatan, perdagangan dan jasa, terminal, olah raga,
industri kecil, konservasi.
4.
IV
BWK
Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, konservasi.
xxiiixxiii
mengenai
perencanaan
drainase
pemanfaatan
di
Kota
ruang
Blitar
kota
digunakan
pada
untuk
dapat
sesuai
dengan
pada
mendukung
sektor-sektor
percepatan
strategis
dan
pembangunan.
potensial
Sektor-sektor
a.
Kawasan
Lindung
Secara
untuk
umum
pengembangan
mencegah
timbulnya
kawasan
berbagai
lindung
adalah
kerusakan
fungsi
kawasan
xxii
c. Kawasan Perikanan
Kawasan ini dialih fungsikan ke lahan terbangun maka
pengembangannya
perlu
diarahkan
secara
ketat
dan
dengan
tetap
d. Kawasan Peternakan
Pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada areal
peternakan yang telah berkembang saat ini, yaitu di kawasan
Selatan wilayah Kota Blitar.
e. Kawasan Pariwisata
Terkait
dengan
penanganan
sistem
drainase,
Kota
xxiiixxiii
xxivxxiv
lokasi
yang
menjadi
arahan
pengembangan
Kawasan
terletak di
wisata
Tirtojati
sebagai
wisata
alam
yang
f. Kawasan Permukiman
Penyediaan perumahan di Kota Blitar termasuk di dalamnya
sarana/prasarana sosial ekonomi, bagi penduduk dengan
kegiatan usaha non pertanian (pemerintahan, perdagangan
dan jasa lainnya). Kriteria yang digunakan dalam penetapan
kawasan permukiman perkotaan adalah :
xxvxxv
Menghindari sawah irigasi
teknis.
Prioritas
pengembangan
dengan
produktivitas
lahan
permukiman
pada
rendah.
Penataan
ruang
lahan
dan
Land
Re-adjustment
(penataan
ruang
g. Kawasan Perindustrian
Pengembangan kawasan industri di Kota Blitar diarahkan pada
pengembangan
atau
pembentukan
pengembangan sentra-sentra
zona
kegiatan
industri
industri
serta
kecil
di
kawasan
perdagangan
berdasarkan
skala
letak
regional
kegiatan
terletak
di
usaha
jaringan
perdagangan
jalan
yang
xxvxxv
yang
sempadan
ditetapkan
dan
fungsi
pemanfaatan
permukiman
memperhatikan
sempadan
bangunan
fasilitas
mempunyai
jasa
kemudahan
berada
untuk
pada
di
kawasan
akses
oleh
dan
kawasan
permukiman
pada
umumnya
fasilitas
dan
utilitas
umum
berkembang
xxvixxvi
j.
Khusus
Kawasan
2.4
RENCANA
TRANSPORTASI
SISTEM
Menghubungkan kota orde I antar satuan wilayah
pembangunan
(SWP).
xxvii
di Kota
Blitar
didasarkan
Damaja
(Daerah
sepanjang jalan
Manfaat Jalan)
yang
kedalaman ruang
pembina
jalan.
dibatasi
yaitu
oleh
bebas tertentu
Dan
yang
merupakan
lebar,
yang
tinggi
ditetapkan
ruang
dan
oleh
Damija
(Daerah
Milik
Jalan)
yaitu
merupakan
ruang
penambahan
jalur
lalulintas
dikemudian
serta
(Daerah
Pengawasan
Jalan)
yaitu
merupakan
xxixxxixxxix
diperuntukkan
bagi
pandangan
xxxxxxxxx
bebas
pengemudi
dan
ditekankan
pada
daerah
milik
jalan
(Damija)
untuk
xxxxxx
2.5
RENCANA SISTEM UTAMA UTILITAS
DRAINASE
Fungsi utama jaringan drainase adalah bangunan pengumpul air
baik dari air hujan serta limpahan hasil kegiatan penduduk
sehari-hari
dan
berakhir
di
laut.
Jaringan
drainase
dalam
drainase
bantaran ataupun
utama
sebagai
sekunder
draianse
alam
bangunan
yang
dengan
mempunyai
fungsi
penduduk.
Pengembangan
sistem
drainase
meliputi
saluran
sistem
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan
program
xxxixxxi
kota.
xxxiixxxii
BAB 3
Sistem
drainase
gabungan
memiliki
beberapa
dalam
musim
kemarau
dimana
intensitas
hujan
terjadi
xxxii
Pembagian
drainase
daerah
nantinya
peresapan
akan
air
mengikuti
pembagian
daerah
xxxiiixxxiii
Wilayah
meliputi:
drainase
makro
xxxivxxxiv
xxxvxxxv
3.2
KONDISI
DRAINASE
3.2.1
BLITAR
SALURAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Nama
Anjasmoro
Anggrek
Arum Dalu
Akhmad Khasan
AMD Manunggal II
Akasia
Bali
Bali Gg I dan II
Borobudur
Bakung
Bungur
Bengawan Solo
Barito
Bromo
Brigjen Katamso
Brantas
Bogowonto
Beringin
Ciliwung
Cemara
Cemara Gg I
Cemara Gg II
Cemara Gg III
xxxvixxxvi
Panjan
g
Salura
n
Lebar Saluran
Keadaan Saluran
(m)
Kanan
(m)
Kiri
(m)
Tertutup
Terbuka
960
986
140
500
170
292
2.900
586
1.200
1.560
318
600
796
180
1.600
680
720
324
2.500
2.506
574
700
280
0,7
0,7
0,6
0,7
0,7
0,7
0,6
0,4
0,6
0,6
0,3
0,7
0,6
0,7
0,6
0,6
0,3
0,7
0,7
0,3
0,3
0,3
0,7
0,7
0,6
0,4
0,6
0,6
0,3
0,7
0,6
1
0,7
0,6
0,7
0,7
0,3
0,3
0,3
960
986
140
2900
400
796
680
2.500
1.900
-
500
170
292
586
800
1.560
318
600
180
1.600
720
324
606
574
700
280
24
25
Cemara Gg IV
Cemara Gg V
xxxviixxxvii
700
584
0,3
0,3
0,3
0,3
700
584
No
Jalan
Nama
Panjan
g
Salura
n
(m)
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
Cemara Gg VI
Cemara Gg VII
Cemara Gg VIII
Cemara Gg XI
Cemara Gg X
Cokroaminoto
Cepaka
Citarum
Dr.Cipto
Dahlia
Diponegoro
Dr.Ismail
Dr.Sutomo
Dr.Wahidin
Dieng
Delima
Durian
Dimora
Enggano
Gebang Gg I
Halir
Hasanuddin
Imam Bonjol
Irian
Jawa / TGP
Jend. A.Yani
Jend. A.Yani Gg.II
JakGung Suprapto
Jend. Sudirman
Jati
Kelud
Kalimantan
Kenari
Kerantil
Kenanga
Kiprah
Kacapiring
Kemuning
Kawi
Kalimas
Kali Porong
Klampis
Kalicari
Kasan Subari
Kyai Suradin
Kapuas
Lawu
Slamet Riyadi
Letjen Suparman
Letjen Suprapto
Mawar
Mayang
Masjid
Mayjen Sungkono
Merdeka
Merdeka Gg.I
Merapi
600
1.022
1.570
402
300
394
770
900
644
200
1.266
268
1.900
2.304
920
1.450
700
825
350
320
400
1.058
2.400
450
1.078
3.000
90
500
418
2.886
1.460
3.060
4.466
684
414
1.280
1.736
200
476
1.600
1.840
460
450
500
500
1.666
950
3.500
2.500
3.000
1.050
658
954
1.350
2.336
71
400
Lebar Saluran
Kanan (m)
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,7
0,7
0,7
0,7
0,3
1
0,6
0,7
1
0,6
0,7
0,6
0,7
0,3
0,6
0,3
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
1
0,6
0,6
0,7
1
0,6
0,3
0,6
1
0,6
0,5
0,6
0,6
0,7
0,7
0,7
0,7
0,6
0,6
0,7
0,7
-
Kiri
(m)
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,7
0,7
0,7
0,7
0,3
0,6
0,6
0,7
0,7
0,6
0,3
0,7
0,7
0,3
0,7
0,7
0,3
1
0,7
0,7
0,7
0,7
0,7
0,6
0,6
0,7
0,6
0,3
0,7
0,6
1
0,6
0,7
0,7
0,7
0,7
0,6
0,6
0,7
0,7
0,3
0,7
Keadaan Saluran
Tertutup
394
770
600
644
200
966
1990
2.104
658
2.400
1.078
3.000
500
418
1.460
3.060
684
414
868
950
1.750
2.500
500
1.050
658
954
1.350
2.336
400
Terbu
a
600
1.02
2
1.57
0402
300
300
300
286
200
920
1450
700
825
350
320
400
400
450
90
2886
1.28
0868
200
476
1.60
0
1.84
0460
450
500
500
1.66
6 1.75
0 2.50
0 71
-
xxxvii
No
Jalan
Nama
Panjan
g
Salura
n
Lebar Saluran
Kiri
Tertutup
(m)
83
Menur
144
0,6
0,6
144
84
Melati
2.002
0,7
0,7
2.002
85
Mastrip
1.682
0,7
0,7
1.200
86
Musi
560
0,6
0,6
560
87
Muradi
950
0,6
0,6
88
Mojopahit
1.600
0,6
0,6
89
DI.Panjaitan
1.700
0,7
90
Madura
390
0,6
91
MT.Haryono
1.100
0,6
0,6
300
92
Mujari
500
0,6
93
Mendut
251
0,6
0,6
94
Mendut Barat
189
0,6
0,6
95
Nias
1.640
0,6
0,6
96
Pahlawan
1.850
0,7
0,7
1.850
97
Pramuka
269
0,7
0,7
98
Pemandian
2.100
0,7
0,7
2.100
99
Patitmura
720
0,7
0,7
100 Prambanan
770
0,3
0,3
101 Palem
1.154
2
0,6
8454
102 Pandan
400
0,6
0,6
103 Pamenang
910
0,6
0,6
104 RA.Kartini
976
0,7
0,7
976
105 Raung
202
0,7
202
106 Riau
300
0,6
0,6
107 Sedap Malam
160
1
108 Semeru
280
0,6
0,6
280
109 Sudanco Supriyadi
930
0,7
0,7
930
110 Seruni
544
0,7
0,7
544
111 Sumatra
1.400
2
0,6
300
112 Sulawesi / TGP
738
0,7
0,7
738
113 Sultan agung
1.500
0,6
0,6
1.500
114 Sri Gading
682
0,3
0,3
115 Sumba
1.200
0,6
0,6
116 Serayu
640
0,7
0,7
117 Smtri Brojonegoro
220
0,3
0,3
118 Sunanto
370
0,3
0,3
119 Simpang Mawar
276
0,5
276
120 Sawunggaling
750
0,6
121 Suryat
1.065
0,6
0,6
122 Sudarmo
250
0,5
123 Tanjung
2.400
0,7
0,7
2.400
124 Timor
1.888
0,6
0,6
125 Teuku Umar
408
0,3
0,3
126 Tidar
384
0,6
0,6
127 Terate
308
0,7
0,7
308
128 Tengger
300
0,7
0,7
129 Turi
2.054
0,7
0,6
500
130 Turi Gg.I
278
0,3
0,3
131 Turi Gg.II
260
0,3
0,3
132 Turi Gg.III
990
0,3
0,3
133 Veteran
2.080
0,7
0,7
2.080
134 WR.Supratman
1.804
0,6
0,6
1.804
135 Wilis
530
0,7
0,7
136 Widuri
1.500
0,7
0,7
137 Lekso
165
0,35
0,35
138 Singolodro
460
0,35
0,35
Sumber : Hasil Survey Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003
(m)
xxxviiixxxviii
Kanan (m)
Keadaan Saluran
Terbu
a
482
950
1.60
0
1.70
0390
800
500
251
189
1.64
0 269
720
770
300
400
910
300
160
1.10
0 682
1.20
0640
220
370
750
1.06
5250
1.88
8408
384
300
278
260
990
530
1.50
0165
460
3.2.2
Saluran
Tipe
Tipe saluran yang ada terdiri dari saluran tertutup dan terbuka.
Secara umum kondisi drainase di Kota Blitar terutama pada
saluran drainase tertutup, sebagian besar sudah cukup tua.
Kondisi bangunannya banyak mengalami penurunan kualitas
seperti terjadinya penyumbatan dan tidak berfungsinya
manhole sebagai street inlet. Keadaan ini sangat
mengkhawatirkan bagi penduduk dan pengguna jalan apabila
terjadi genangan air akibat peningkatan intensitas curah hujan.
perumahan
dan
pusat
kota.
Sedangkan
drainase
dilakukan
oleh
pemerintah
kota
bersama
dengan
3.2.3
Konstruksi
Konstruksi
Tipe
saluran
drainase
di
Kota
Blitar
menggunakan
konstruksi beton buis , batu kali dan batu bata. Dari hasil survey
pada masing-masing saluran
xxxixxxxixxxxix
drainase
diketahui
sebagian
xlxlxl
Tabel 3.2
xl
1. Bentuk Trapesium
Saluran drainase bentuk trapesium pada umumnya saluran
yang terbuat dari tanah dan pasangan (semen). Saluran ini
membutuhkan ruang yang cukup dan berfungsi untuk
pengaliran air hujan, limbah rumah tangga maupun irigasi.
4. Bentuk
Silinder
Lingkaran
atau
3.3
HIDROLOGI
3.3.1
rata
KONDISI
xliii
yang
telah
dilakukan
menunjukkan
Letak saluran atau tanggul saluran lebih tinggi dari bahu jalan.
xliv
Sedimentasi
dari
material-material
yang
terbawa
air
xlv
BAB 4
ANALISA DAN EVALUASI
SALURAN DRAINASE
Analisa Hidrologi
Analisa Hidrolika
Penanggulangan
Masalah
area), data
kemiringan lahan/beda tinggi, dan data tata guna lahan yang
kesemuanya mempunyai arahan untuk mengetahui besarnya curah
hujan rata-rata, koefisien pengaliran, waktu konsentrasi, intensitas
curah hujan, dan debit banjir rencana. Sehingga melalui analisis ini
dapat dilakukan juga proses evaluasi terhadap saluran drainase yang
ada.
4.1.1
xlvii
bersangkutan
yang
Perhitungan
curah
menggunakan
cara
dinyatakan
hujan
Poligon
dalam
rata-rata
satuan
dilakukan
Thiessen, hal
ini
mm.
dengan
disebabkan
sebesar
15,4
mm/th.
Tabel
dan
grafik
curah hujan rata-rata dapat dilihat pada tabel 3.3 pada bab 3.
4.1.2
Perhitungan Curah Hujan
Rancangan
Dalam
perhitungan
curah
hujan
rancangan
menggunakan
Log X = Log X + G. Si
xlvii
Dimana :
Log X
Log X
= Konstanta
= Standart deviasi
4.1.3
Analysis (Tc)
Penentuan waktu
faktor-faktor:
Time
konsentrasi
Concentration
dipengaruhi
oleh
a.
Luas daerah pengaliran
(A)
b.
(L)
Panjang saluran
c.
Kemiringan
saluran (S)
dasar
d.
Debit dan kecepatan
aliran (V)
Rumus yang digunakan untuk menentukan Tc
adalah:
L 0,77
Tc = 0,0195
)
(menit)
S
(
Tc = Waktu konsentrasi
L
= Panjang saluran
saluran)
S = Kemiringan rata-rata
xlixxlixxlixxlix
xlixxlixxlix
4.1.4
I =
R 24 2 / 3
..mm/jam
24 tc
dimana :
R
(mm) Tc
I
4.1.5
= 0,278 . C . I . A
Dimana:
Qa
(m /dtk) C
I
= koefisien run of
(mm/jam) A
= luas daerah
2
pengaliran (Km )
Perhitungan Debit Air Hujan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Perhitungan
Penduduk
Perhitungan
Pertambahan
pertumbuhan
penduduk
digunakan
untuk
Eksponensial.
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dan kepadatan jumlah
penduduk
Kota Blitar sampai 10 tahun mendatang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1
Perkiraan Jumlah Penduduk Kota
Blitar
Tahun 2003
2013
Jumlah
Penduduk
No
Tahun
1.
2003
(Jiwa)
128.216
2.
2004
130.804
3.
2005
133.443
4.
2006
136.136
5.
2007
138.883
6.
2008
141.686
7.
2009
144.545
8.
2010
147.462
9.
2011
150.437
10.
2012
153.473
11.
2013
156.570
lii
Tabel 4.2
Perkiraan Kepadatan Penduduk Kota
Blitar
Tahun 2003
2013
No
Tahun
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Ha)
1.
2003
39
2.
2004
40
3.
2005
41
4.
2006
42
5.
2007
43
6.
2008
43
7.
2009
44
8.
2010
45
9.
2011
46
10.
2012
47
11.
2013
48
Debit Domestik
Debit air kotor yang merupakan aliran buangan rumah tangga
dianalisa dengan menggunakan rumus:
Qd
= 100 liter/jiwa/hari x 70% x Kepadatan
Penduduk x A
liii
Debit
banjir
(Qs)
yang
diperoleh
merupakan
hasil
dari
liv
4.2
4.2.1
ANALISA HIDROLIKA
Kapasitas Maksimum Saluran Drainase (Qp)
lv
4.2.2
lvi
4.3
PENANGGULANGAN MASALAH
Berdasarkan
hasil survey
dengan
melakukan pengamatan
lvii
BAB 5
KESIMPULAN DAN ARAHAN
PENANGANAN
Umum
Arahan Penanganan Saluran
Drainase Alternatif Penanganan
Tambahan Pelestarian Hutan
Kota
Master Plan Drainase Kota Blitar
5.1
UMUM
lviiilviiilviii
5.2
agar
genangan
yang
lebih
parah
lagi
yang
dapat
Dari
alternatif-alternatif
setidaknya
dapat
diatas,
dilaksanakan
alternatif
adalah
terbaik
melalui
yang
proses
lixlix
lxlx
lxilxi
alternatif
Alternatif
lain
tersebut
yang
mungkin
memang
tidak
dapat
langsung
Sumur
adanya
sumur
permukaan
resapan
yang
ada
dapat
dan
mengurangi
mengakibatkan
lxiilxii
relatif
mempunyai
tinggi
permukaan
air
tanah
relatif
Genangan Terbuka
Metode ini dilakukan dengan mengalirkan air hujan ke
suatu kolam buatan pada kawasan pemukiman. Karena
metode ini menggunakan suatu kolam terbuka, maka
kurang sesuai
disebabkan
dengan kondisi
selain
memerlukan
Kota
Blitar,
hal
ini
Resapan Tertutup
Prinsipnya adalah dengan menampung air hujan ke
suatu reservoir tertutup. Terdapat dua macam resapan
tertutup, yaitu pipa porus dan selokan tetutup. Metode
pipa porus pada prinsipnya mengalirkan air hujan ke
suatu
pipa
porus
lxii
Gamba
r
Pipa Porus dan Selokan
Tertutup
Permukaan
Tanah
m.a.t
Pipa Porus
Sumur Resapan
Sumur resapan adalah sumur gali yang berfungsi untuk
menampung air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah
agar dapat
sumur
meresap
gali
ke
dalam
tanah.
Penerapan
yang
prinsipnya
adalah
menampung
dan
digunakan
sumur
direncanakan
meresapkan
agar
debit
resapan,
pada
mampu
untuk
air
hujan
tebing
yang
sumur
lxivlxivlxiv
Gambar
Sum
Sumur Resa
esapan
Talang
Peluap
5.3
Buis Beton
lxvlxvlxv
Dengan adanya hutan kota, hujan yang turun sebagian besar ditahan
oleh tajuk daun. Secara umum luasan ideal yang diperlukan untuk
hutan kota ini adalah 30
% dari luas wilayah.
Pada saat ini Kota Blitar hanya memiliki satu hutan kota yang terletak
di kawasan pusat kota wilayah Kecamatan Kepanjen Kidul. Jadi untuk
mengantisipasi
masalah banjir pada masa mendatang perlu dikembangkan kawasan
hutan kota sebagai kawasan resapan air. Untuk itu perlu diadakan
studi khusus mengenai hutan kota terkait dengan rencana tata guna
lahan kota dan kemampuan resapan air suatu kawasan.
5.4
5.4.1
Pembangunan Saluran
Baru;
lxvilxvilxvi
c.
Perubahan
Dimensi
Saluran;
d.
Normalisasi Saluran;
e.
Pembuatan
Pintas;
lxviilxviilxvii
Saluran
f.
5.4.2
Rekomendasi
1.
pola
arah
aliran
mengikuti
Pendimensian
overflow
ulang
pada
saluran
yang
mengalami
lxviiilxviiilxviii
5.4.3
Pelaksanaan
Tahapan
pentahapan
yang
dimaksud
sesuai
dengan
bangunan
fungsi
lxvii