11 Tahun 1974
Pengairan
Pasal 12
(1) Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
huruf c disusun dan ditetapkan oleh
bupati/walikota untuk jangka waktu 15 (lima
belas) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun.
(2) Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditinjau
setiap 5 (lima) tahun sekali.
(3) Penyusunan Rencana Induk SPAM
Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun dalam 1 (satu) dokumen
meliputi seluruh wilayah administrasi
kabupaten/kota tersebut.
Pasal 21
(2) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) berupa jaringan
perpipaan, meliputi:
a. unit air baku yang berupa Waduk Hulu Bintan berada di
Kecamatan Teluk Bintan, Waduk Sei Pulai berada di
Kecamatan Bintan Timur, Waduk Lagoi berada di Teluk
Sebong, Waduk Sei Lepan berada di Kecamatan Seri Kuala
Lobam, Waduk Sei Kuning berada di Kecamatan Teluk
Bintan, Sungai Gesek berada di Kecamatan Toapaya, Sei
Jeram berada di Kecamatan Bintan Utara, Waduk Sei Jago
berada di Kecamatan Bintan Utara, Embung Kawal berada
di Kecamatan Gunung Kijang, dan Waduk Kolong Enam
berada di Kecamatan Bintan Timur;
b. unit produksi berupa saringan pasir lambat pada Kecamatan
Bintan Utara, Instalasi Pengolahan Air (IPA) pada
Kecamatan Gunung Kijang, dan Instalasi Pengolahan Air
(IPA) pada Kecamatan Bintan Timur;
c. unit air baku dan unit produksi yang melayani perkotaan
lainnya, perdesaan, dan pulau-pulau kecil tersebar di
semua/seluruh kecamatan; dan
d. unit pelayanan meliputi seluruh kecamatan.
Pengembangan sistem pelayanan air minum wilayah Kabupaten
Bintan meliputi:
1. Pengembangan penyediaan air minum dengan sistem
perpipaan di semua kecamatan. Pengembangan ini
dikaitkan dengan potensi ketersediaan air baku di masing-
masing kecamatan atau desa/kelurahan.
2. Peningkatan penyediaan air minum dengan sistem perpipaan
untuk kawasan permukiman perkotaan, terutama ibukota
kabupaten dan ibukota kecamatan (hirarki PKL dan PPK).
Dengan peningkatan ini dimaksudkan peningkatan kapasitas
dan perluasan pelayanan air minum sistem perpipaan di
kawasan permukiman perkotaan.
3. Pengembangan penyediaan air minum dengan sistem
non-perpipaan di kawasan permukiman perdesaan, terutama
yang jauh dari kawasan perkotaan/ibukota kecamatan.
Sumber-sumber penyediaan air minum sistem non-perpipaan
ini memanfaatkan sumur (air tanah dangkal), sungai,
embung/kolong, dan mata air.
Saat ini, pelayanan air minum di Kabupaten Bintan
dilayani oleh:
1. PDAM Tirta Kepri yang mempunyai 3 (tiga) lokasi instalasi
pengolahan air baku (IPA), yaitu:
IPA Sungai Sei Pulai dan Sei Gesek, khusus melayani Kota
Tanjungpinang memiliki cakupan pelayanan mencapai
40.43% dari seluruh penduduk Kota Tanjungpinang;
IPA Kolong Enam Kijang, melayani Kota Kijang Kecamatan
Bintan Timur Kabupaten Bintan memiliki cakupan pelayanan
pada mencapai 23.83% dari seluruh penduduk Kota Kijang
Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan;
IPA Sei Jago Tanjung Uban melayani Kota Tanjung Uban
Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan memiliki cakupan
pelayanan mencapai 58.26% dari seluruh penduduk Kota
Tanjung Uban Kecamatan Bintan Utara Kabupaten Bintan.
2. Untuk di wilayah Ibukota Kecamatan dilayani oleh SPAM IKK
dan SPAM Pedesaan.
3. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Tambelan, pelayanan
air minum dikelola oleh kelompok masyarakat.
1. Rencana pembangunan yang berwawasan lingkungan;
2. Upaya pemenuhan kebutuhan pelayanan pengembangan infrastruktur
(suistanable infrastructure);
3. Pedoman pembangunan yang dapat dilaksanakan pada saat
pembangunan (implementatif);
4. Dapat mengakomodasikan kebutuhan pengembangan sesuai
fungsinya (akomodatif); dan
5. Mempunyai program yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
maupun rencana pengembangan yang disepakati bersama (aspiratif).
• Hidrologi; • Kebijakan;
• Hidrolika; • Lingkungan;
• Sumber Air Baku; • Keuangan;
• Produksi; • Kelembagaan;
• Distribusi; dan • Kelayakan Investasi
• Pelayanan. • SDM
RTRW Kabupaten Bintan Aspek Teknis
dan Non Teknis
Data Kondisi RISPAM Eksisting
Data Sosial Ekonomi Daerah Kriteria
Perencanaan