Anda di halaman 1dari 47

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA INDUK

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)


KABUPATEN/KOTA

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 1


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Seraya memanjatkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut baik penyusunan buku
Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk SPAM yang telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri PUPR
no. 27 tahun 2016. Sejalan dengan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) dan target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan akses aman air minum 100 persen
pada tahun 2019, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah telah bersinergi dalam
menyelenggarakan pelayanan air minum kepada masyarakat. Namun banyak kendala dan permasalahan
dalam penerapan penyelenggaraan penyediaan air minum tersebut yang salah satunya yaitu kurang
telitinya perencanaan awal pengembangan pelayanan air minum tersebut.

Akhirnya, saya berharap bahwa dengan adanya buku Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Induk SPAM ini
dapat menjawab permasalahan dalam perencanaan pengembangan penyediaan dan pelayanan air minum
di setiap Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Direktur……

Nama……………

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Tahapan Penyusunan RISPAM

BAB.2 PERSIAPAN PENYUSUNAN RISPAM


2.1 Penganggaran dan Anggaran
2.2 Tenaga Ahli
2.3 Data Data Pendukung

BAB.3 SUBTANSI DALAM RISPAM


3.1 Sistimatika RISPAM
3.2 Keterkaitan Antar BAB

BAB.4 URAIAN DAN PENJELASAN DALAM PENYUSUNAN RISPAM

LAMPIRAN :
1.1 Template Penyusunan RISPAM
1.2 Template Legalisasi RISPAM

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 3


BAB.1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI SPAM) adalah perencanaan induk sektoral yang mengacu
pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) suatu wilayah
administrative dan menjadi acuan perencanaan yang mengatur seluruh perencanaan air minum untuk suatu
wilayah administratif untuk kurun waktu 20-25 tahun dan menjadi dasar pengembangan air minum suatu
wilayah. Diharapkan, dengan adanya RI SPAM program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum wilayah
akan terintegrasi, terpadu khususnya bila pembangunan atau pengelolaannya dilakukan oleh berbagai pihak,
sehingga hasil dari pembangunannya akan berkelanjutan (sustainable) dan terarah.

Rencana induk ini masih merupakan suatu perencanaan makro yang lebih mengatur untuk target target yang
ditetapkan untuk : cakupan pelayanan, pilihan air baku, lokasi lokasi instalasi produksi, pengembangan system
dari bukan jaringan perpipaan (BJP) menjadi lebih terlindungi , perkiraan dan analisa investasi awal dan bentuk
kelembagaan pengelolaannya. Untuk tahap implementasi perencanaan, rencana induk ini masih harus di
tindaklanjuti dengan studi kelayakan dan rencana teknis terinci (DED).

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 4


Kedudukan RISPAM dalam kontek perencanaan wilayah adalah sebagai berikut :

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 5


1.2 Dasar Hukum

1 Undang – Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33


2 Undang – Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3 Undang – Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
4 Undang- Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005 – 2025
5 Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 – 2019
6 Peraturan Presiden No 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
7 Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum
8 Peraturan Menteri PUPR No. 27 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan SPAM

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud:
Penyusunan dokumen RISPAM oleh Kabupaten dan Kota sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku

Tujuan:
Membuat suatu paduan penyusunan dokumen RISPAM sampai dengan tahap pengesahannya dengan
mengacu kepada peraturan yang berlaku

1.4 Tahapan Penyusunan dan Pengesahan RISPAM


Tahapan ini dimulai dengan pengajuan anggaran untuk penyusunan, pelaksanaan lelang untuk konsultan
penyusun , proses penyusunan dokumen sampai selesai , uji /konsultasi public , pengajuan Rapekada
RISPAM dan pengesahan RISPAM. Tahapan tersebut bisa dilihat dalam bagan alir berikut:

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 6


Bagan Alir / Skema Tahapan Penyusunan dan Pengesahan RISPAM

Star

Penganggaran
RISPAM Proses Lelang Penyusun RISPAM

Metodologi , Rencana Kerja,


Tahapan Pekerjaan

Tidak Diskusi
Publik-1 Dokumen RISPAM Bab 1 s/d 3

Ya
Tidak
Evaluasi
Data, Verifikasi ,Analisa dan RISPAM
Alternatif sistem
Ya
Tidak Diskusi
Publik-2 Dokumen RISPAM Bab 4 s/d 6
Ya
Tidak
Evaluasi
Perencanaan Teknik, RISPAM
Kelembagaan dan Investasi
Ya
Tidak Diskusi
Publik-3 Dokumen RISPAM Bab 7 s/d 9
Ya
Dokumen Legalisasi Untuk Tidak
Dokumen RISPAM Final
Raperkada
Kesesuaian
RISPAM ≥
75%*
Biro Hukum Untuk diajukan Proses Persetujuan
sebagai Raperkada Kepala Daerah Ya

PerKada RISPAM Dokumen RISPAM Terlegalisasi

* Kesesuaian RISPAM adalah proses penyesuaian subtansi RISPAM dengan regulasi penyusunan RISPAM yang terdapat dalam Lampiran
2 Permen PUPR Nomor 27 Tahun 2016

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 7


BAB.2 PERSIAPAN PENYUSUNAN RISPAM

2.1 PENGANGGARAN

Perkiraan Anggaran Untuk Penyusunan RISPAM

Untuk penganggaran penyusunan rispam besarannya tergantung kepada tingkat kemudahan data dan
akses untuk wilayah /kecamatan di Kab/kota tersebut, berdasarkan data penyusunan RISPAM yang ada
untuk tahun 2014 dan 2015 secara umum penganggaran untuk RISPAM adalah dalam kisaran sebagai
berikut
1. Pulau Jawa dan Bali
Kota = Rp 25jt – 50Jt / Kecamatan
Kabupaten = Rp 35jt – 50jt / Kecamatan
2. Pulau Sumatra
Kota = Rp 25jt – 50Jt / Kecamatan
Kabupaten = Rp 35jt – 60Jt / Kecamatan
3. Pulau Kalimantan dan Sulawesi
Kota = Rp 35jt – 60Jt / Kecamatan
Kabupaten= Rp 35jt – 75Jt / Kecamatan
4. Papua dan Kab/kota Kepulauan
Kota = Rp 45jt –75jt / Kecamatan
Kabupaten= Rp 50jt – 90jt /Kecamatan

Untuk Penyusunan RISPAM penganggaran dan penyusunannya harus dalam kesatuan total wilayah
addministrasi Kabupaten / Kota, tidak di pecah untuk skala kecamatan

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 8


2.2 TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
Untuk penyusunan RISPAM kabupaten/Kota di butuhkan tenaga ahli sebagai berikut

Estimasi Waktu
Tenaga Ahli dan Tenaga
Deskripsi Tugas Penugasan
Pendukung
(Bulan)
Tenaga Ahli
Sebagai ketua tim dan perencana sistem
Tenaga Ahli Teknik Lingkungan pengembangan air minum, secara umum akan
1 7
/ Air minum /Santasi terlibat di seluruh bab RISPAM, secara khusus
berperan utama di bab 3, 5, 7
Tenaga Ahli Hidrologi /Sipil Perencana sistem air baku, banyak beran di Bab 3
2 6
Sumber Daya Air dan 6
Tenaga Ahli Perencanaan Kota Perencana wilayah dan tata ruang , banyak beran di
3 4
/ Planologi Bab 2, 5 dan 6
Analisa investasi dan keuangan pemerintah daerah
4 Tenaga Ahli Keuangan Makro sektor air minum dan terkait, dan PDAM , banyak 3
beran di Bab 2 dan 8
Tenaga Ahli Kelembagaan Analisa Kelembagaan pemerintah daerah sektor air
5 Pemerintah/Administrasi minum dan terkait, dan PDAM , banyak beran di Bab 3
Negara/Hukum Tata Negara 2 dan 9
Ahli sosial dan masyarakat, banyak berperan dam
6 Tenaga Ahli Sosial menganalisa data sosial, kependudukan dan survey 2
kebutuhan nyata untuk bidang air minum

Tenaga Ahli Pedukung


1 Tenaga survey Membantu pelaksanaan survey 3
Drafter – GIS operator Membantu dalam pembuatan gambar teknik dan
2 3
GIS
Estimator Membantu untuk perhitungan RAB dari pra desain
3 2
yang disusun
4 Operator Komputer Perekaman dokumen di komputer 7

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 9


2.3 DATA DATA YANG DIBUTUHKAN

Data data dasar dan dokumen terkait yang menjadi acuan untuk penyusunan dokumen RISPAM adalah
sebagai berikut

Data dan Dokumen Sumber Data


1 Rencana Tata Ruang Wilayah / RTRW Kab/Kota BAPPEDA
2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kab/Kota BAPPEDA
3 Rencana Kebijakan Strategis Kab/Kota Untuk Air Minum dan sektor BAPPEDA dan Dinas terkait
terkait lainnya
4 Data keuangan Pemerintah daerah dan alokasi untuk sektor air minum BAPPEDA dan Dinas terkait
5 Rencana Induk dan rencana jangka menengah sektor terkait Air Minum BAPPEDA dan Dinas terkait
(Permukiman, Sanitasi, Jalan, Kesehatan, dsb)
6 Laporan teknis dan keuangan PDAM/BLUD/UPTD PDAM/BLUD/UPTD/Lembaga
Pengelola Air non
pemerintah
7 Data Iklim, Hidrologi, Geografi dan Sumber Daya Air (Sungai, Mata Air, BMKG, SDA , BWS
Air tanah Dalam)
8 Kabupaten/Kota Dalam Angka Bappeda
9 Data demografi, sosial dan ekonomi Dinas kependudukan dan
Badan Statistik
9 Peta Wilayah Kab/Kota dan Kecamatan Bappeda
10 Gambar teknis terkait sektor air minum PDAM/BLUD/UPTD dan
Dinas PU

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 10


BAB.3 SUBTANSI DALAM RISPAM

3.1 SISTEMATIKA RISPAM

Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota disusun dan ditetapkan oleh bupati/walikota untuk jangka waktu 15
(lima belas) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun dan akan ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali untuk dilakukan
penyesuaian program dan anggarannya berdasarkan hasil yang dicapai untuk 5 (lima) tahun yang telah
dilaksanakan

Penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota disusun dalam 1 (satu) dokumen meliputi seluruh
wilayah administrasi kabupaten/kota tersebut walaupun salah satu wilayah Kabupaten / Kota terpisah oleh
batas alam seperti lautan, atau sungai yang secara teknis mempunyai sistem SPAM sendiri. Untuk
memudahkan dalam pemahamannya dapat dibantu dengan menambahkan lampiran – lampiran berdasarkan
wilayah teknis, dengan tetap dalam 1 (satu ) dokumen induk

Penyusunan Rencana Induk SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:

(1) gambaran umum kabupaten/kota;


(2) kondisi SPAM eksisting kabupaten/kota;
(3) standar/kriteria perencanaan;
(4) proyeksi kebutuhan air;
(5) potensi Air Baku;
(6) rencana induk dan pra desain SPAM;
(7) analisis dan keuangan; dan
(8) pengembangan kelembagaan pelayanan Air Minum.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 11


3.2 URAIAN BAB DAN KETERKAITANNYA

Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) disusun dalam 9 (Sembilan) bagian
pembahasan sebagai berikut

BAB JUDUL BAB URAIAN


1 PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
dan sasaran yang diharapkan dalam penyusunan RISPAM
2 GAMBARAN UMUM Menguraikan aspek dan data dari Kab/Kota yang diperlukan
KABUPATEN/ KOTA untuk penyusunan RISPAM. semua data yang di tampilkan di bab
ini akan digunakan untuk mendukung perhitungan dan analisa di
bab 5, 7 dan 8
3 KONDISI SPAM EKSISTING Menguraikan kondisi yang ada (eksisting) untuk penyediaan air
KABUPATEN/ KOTA minum di Kab/Kota, yang meliputi kondisi teknis, keuangan dan
pengelolaannya baik untuk SPAM Jaringan Perpipaan (JP)
maupun SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP). Data dan uraian
yang ada di bab ini akan menjadi dasar untuk perhitungan dan
analisa di bab 7 , 8 dan 9
4 STANDAR/ KRITERIA Mencakup metode, standar, pedoman dan kriteria yang
PERENCANAAN digunakan sebagai dasar pengambilan data, analisa data dan
perhitungan teknis yang digunakan pada bab 5,6,7 dan 8
5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR Menguraikan bagian RTRW dan pemanfaatan ruang yang akan
menjadi dasar penentuan prioritas daerah layanan air minum
dalam RISPAM dan dengan data pendukung dari Bab.2 dan
kriteria dan metode perhitungan dari bab.4 akan didapat hasil
perhitungan proyeksi penduduk dan proyeksi kebutuhan air
untuk periode perancanaan yang telah ditentukan yang akan
digunakan untuk dasar perencanaan di bab.7
6 POTENSI AIR BAKU Menguraikan tentang kondisi sumber air (air permukaan, air
tanah dan sumber air alternative lainnya) yang bisa digunakan
untuk sumber air baku air minum, dan kemungkinan
pengembangannya di masa datang. Untuk mendapatkan data
harus dilakukan survey , analisa dan perhitungan debit yang
telah di jelaskan dalam bab.4. Hasil dari bab.6 akan digunakan
untuk dasar perhitungan Neraca Air dan sumber air baku SPAM
di bab.7
7 RENCANA INDUK DAN PRA Berdasarkan data data dan hasil perhitungan dan analisa yang
DESAIN PENGEMBANGAN ada di bab sebelumnya , maka akan di susun rencana
SPAM pengembangan dengan pentahapan programnya untuk SPAM JP

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 12


BAB JUDUL BAB URAIAN
dan BJP . Perhitungan neraca air, penentuan sumber air baku
yang di gunakan , rencana lokasi IPA, rencana jalur utama untuk
perpipaan (pipa induk) dan rencana pengembangan SPAM BJP
tidak terlindungi menjadi terlindungi akan di uraikan dalam
bab.7 ini, termasuk perkiraan investasinya untuk tiap periode
(jangka pendek, jangka menengah dan jangka penjang)
8 ANALISIS KEUANGAN Dari hasil perkiraan kebutuhan investasi , kemampuan keuangan
pemerintah daerah, kemampuan keuangan pengelola air minum
dan skema tariff yang ada, maka dapat dihitung analisa
keuangannya sehingga kelayakan investasi untuk program yang
ada bisa diketahui, hasil bab.8 dan bab.7 akan bersinergi dalam
pemyusunannya sehingga diharapkan akan didapat rencana
program yang layak untuk dilaksanakan dilihat dari segi teknis
dan invenstasinya
9 PENGEMBANGAN Dari hasil bab.7 dan bab, 8 akan didapatkan rencana
KELEMBAGAAN PEAYANAN pengembangan kelembagaan yang paling sesuai/layak untuk
AIR MINUM mengelola SPAM yang direncanakan untuk lokasi dan kawasan
tertentu dalam kab.kota. selain pilihan lembaga pengelola
SPAM, akan di uraikan juga kebutuhan SDM, baik itu rasio
jumlah karyawan maupun minimum pendidikannya , kebutuhan
pelatihan, dan rencana kerjasama antar lembaga pengelola,
maupun dengan pihak lainnya

Penjelasan yang lebih rinci mengenai uraian untuk tiap bab dan sub-bab dalam penyusunan RISPAM Kab/kota
ini akan di bahas dalam bagian petunjuk teknis

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 13


BAB.4 URAIAN DAN PENJELASAN DALAM PENYUSUNAN RISPAM

KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1.1 Latar Belakang Menjelaskan hal yang tidak terbatas pada hal-hal yang menjadi dasar kegiatan
1.2 Maksud dan Tujuan penyusunan RI SPAM Kabupaten/Kota dan harus dilaksanakan meliputi aspek-
1.2.1. Maksud aspek berikut :
1.2.2. Tujuan a) Aspek Legal (UU No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan, PP No.122 Tahun 2005,
1.3 Sasaran tentang SPAM )
1.4 Lingkup Kegiatan b) Isu utama dari kondisi eksisting SPAM suatu Kabupaten/Kota (air baku, cakupan
1.5 Keluaran pelayanan, pelayanan, dsb.)
1.6 Sistematika Penulisan c) Isu Permasalahan Utama SPAM suatu Kabupaten/Kota (unit air baku, produksi,
Laporan distribusi, kebocoran air, dsb.)
d) Proyeksi Pengembangan suatu Kabupaten/Kota (sesuai dengan RTRW
Kabupaten/Kota yang bersangkutan)
1.2. Maksud dan Tujuan
Menjelaskan maksud dan tujuan penyusunan dokumen RI-SPAM sesuai kebutuhan,
kondisi, dan permasalahan penyediaan air minum di wilayah perencanaan. Sebagai
contoh berikut ini adalah uraian maksud penyusunan RISPAM :
a) Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada daerah studi (sebagai contoh)
b) Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan
SPAM di Kabupaten/Kota yang bersangkutan (sebagai contoh)
c) Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, propinsi dan Kabupaten/Kota
dalam upaya mengembangkan prasarana dan sarana air minum di
Kabupaten/Kota yang bersangkutan melalui program yang terpadu dan
berkelanjutan (sebagai contoh)
Sebagai contoh berikut ini adalah uraian tujuan penyusunan RISPAM :
Menguraikan tujuan dari kegiatan ini yaitu menghasilkan dokumen rencana induk
SPAM, yang dapat menjadi pedoman Penyelenggaraan SPAM di
Kabupaten/Kota..............hingga tahun.......... (periode 15-20 tahun kedepan)
1.3. Sasaran
Menjelaskan Sasaran dari kegiatan yang akan dicapai dalam pelaksanaan kegiatan
ini adalah: (sebagai contoh)
a) Identifikasi permasalahan Penyelenggaraan SPAM

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 14


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
b) Identifikasi kebutuhan Penyelenggaraan SPAM (unit air baku, produksi,
distribusi, cakupan pelayanan, pelayanan)
c) Tersusunnya strategi dan program Penyelenggaraan SPAM (pola investasi dan
pembiayaan, tahapan pembangunan SPAM)
1.4. Lingkup Kegiatan
Menjelaskan lingkup pekerjaan penyusunan dokumen RI-SPAM untuk mencapai
output/ keluaran pekerjaan yang diharapkan, antara lain :
a) Melaksanakan koordinasi, mengumpulkan data dan konsultasi kepada instansi
terkait
b) Menganalisis kinerja badan pengelola air minum daerah
c) Menganalisis kondisi eksisting SPAM untuk mengetahui kebutuhan rehabilitasi
dalam rangka pelayanan air minum
d) Melaksanakan identifikasi potensi pengembangan pelayanan air minum dan
potensi air baku.
e) Melaksanakan survey sosial, ekonomi masyarakat.
f) Membuat proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan hasil urvey kebutuhan
nyata (real demand survey), kriteria dan standar pelayanan.
g) Membuat skematisasi pemakaian air dan hidrolis rencana pengembangan
sistem jaringan pipa eksisting dan perencanaan jaringan pipa pada SPAM baru.
h) Mengkaji pilihan SPAM yang paling ekonomis dari investasi, serta operasi dan
pemeliharaan untuk pembangunan SPAM baru.
i) Melaksanakan kajian keterpaduan perencanaan pengembangan SPAM dengan
sanitasi.
j) Menyusun strategi dan program pengembangan pelayanan air minum dengan
pola investasi dan pemeliharaannya.
k) Menyusun materi rencana induk air minum dengan memperhatikan rencana
pengelolaan sumber daya air, rencana tata ruang wilayah,
l) kebijakan dan strategi Penyelenggaraan SPAM.
1.5. Keluaran
Menjelaskan keluaran yang diharapkan dalam penyusunan dokumen RI-SPAM dan
target yang ingin dicapai oleh wilayah perencanaan dalam hal upaya
pengembangan SPAM antara lain Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota yang siap
ditindaklanjuti oleh Penyelenggara SPAM Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
menjadi dokumen Legal Pemerintah Kabupaten/Kota mengenai Rencana Induk
SPAM.
1.6. Sistematika Penulisan Laporan
Menguraikan struktur outline penyusunan dokumen RI-SPAM, struktur outline ini

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 15


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
minimum sesuai dengan struktur outline yang ada dalam kolom paling kiri petunjuk
teknis penyusunan RISPAM. Adapun inovasi penambahan struktur outline dalam
dokumen RI-SPAM disesuaikan dengan kebutuhan penyusunan. Outline bisa dilihat
di Lampiran-2 Permen PUPR No. 27 Tahun 2016.
II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN/ Uraian Kondisi umum daerah mengacu pada dokumen RTRW Kabupaten. Untuk data
KOTA kondisi umum yang tidak tercakup dalam RTRW Kabupaten, sumber data disesuaikan
2.1. Karakteristik Fisik Dasar dengan instansi terkait.
2.1.1. Iklim 2.1. Menjelaskan karakteristik fisik dasar daerah, antara lain : Iklim, Kerimirngan Lereng,
2.1.2. Kemiringan Lereng Morfologi (bentuk lahan), geologi, dan hidrogeologi. Manfaatkan data sekunder.
2.1.3. Morfologi (Bentuk Harus ada peta-peta kab/kota, kecamatan, berisi batas administrasi, dll.
Lahan)
2.1.4. Geologi 2.2. Menguraikan Kawasan lahan terbangun dan Kawasan Belum Terbangun di
2.1.5. Hidrogeologi Kabupaten/Kota …………
2.2. Penggunaan Lahan Dilengkapi Tabel Penggunaan Lahan Eksisting per bagian wilayah(kecamatan)
2.3. Kondisi Sarana dan Prasarana Luas Lahan Terbangun (Ha)
2.4. Kondisi Sosial Ekonomi No Kecamatan
2.4.1. Kependudukan
2.4.2. Produk Domestik Rumah Perkantoran Industri Taman Lain-Lain Total
Regional Bruto
(PDRB)
1 Kecamatan A
2.5. Fungsi dan Peran
Kabupaten/Kota 2 Kecamatan B
2.5.1. Fungsi Kabupaten/
Kota 3 ……………………
2.5.2. Peran Kabupaten/
Kota 4 …………………….
2.6. Keuangan Daerah
5
2.6.1. Penerimaan Daerah
2.6.2. Pengeluaran Daerah 6 dst
2.6.3. Pembiayaan Daerah
2.3. Menguraikan sarana dan prasarana yang ada, meliputi: pengelolaan air limbah,
persampahan, drainase, listrik, telepon, jalan, obyek wisata.

2.4. Menguraikan data Jumlah Penduduk tiap Kecamatan dalam bentuk uraian dan
tabulasi
2.5. Menjelaskan fungsi dan peran kabupaten/kota sesuai dengan RTRW Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/kota.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 16


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

2.6. Menjelaskan uraian kondisi keuangan daerah antara lain :


a) Penerimaan daerah adalah penerimaan yang merupakan hak pemerintah
daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih.(Uraikan komponen
penerimaan: PAD, Dana Perimbangan, Pendapatan lain-lain; kronologis
beberapa tahun terakhir, dan permasalahan secara singkat)
b) Pengeluaran daerah adalah pengeluaran biaya/belanja yang terdiri dari Belanja
Operasi, Belanja Modal, Transfer ke Desa/Kelurahan dan Belanja Tak
Terduga.(Uraikan komponen pengeluaran, kronologis beberapa tahun terakhir,
dan permasalahan secara singkat)
c) Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.(Uraikan
komponen pembiayaan : SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran), penerimaan
pinjaman/obligasi, penerimaan pihak ketiga, dana cadangan, dll; kronologis
beberapa tahun terakhir, dan permasalahan secara singkat)

III. KONDISI SPAM EKSISTING 3.1 Menjelaskan tingkat pelayanan air minum, tingkat konsumsi air (liter/orang/hari),
KABUPATEN/ KOTA dan tingkat kebocoran air saat ini.
3.1. Umum (1) Tingkat Kehilangan Air
3.2. Aspek Teknis Menjelaskan tingkat kehilangan air baik yang terjadi di unit produksi maupun unit
3.2.1. SPAM PDAM Kabupaten/ distribusi. Kehilangan air secara teknis disebabkan oleh kebocoran pada pipa
Kota transmisi dan pipa induk, kebocoran dan luapan pada tangki reservoir, kebocoran
3.2.1.1. SPAM Ibukota pada pipa dinas hingga meter pelanggan. Tingkat kehilangan air dapat dilihat dari
Kabupaten/ Kota hasil pengukuran water meter, jika tidak tersedia maka tingkat kehilangan air pada
A. Jaringan unit distribusi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini :
Perpipaan (JP)
3.2.1.2. SPAM IKK air yang didistribusikan − air yang terjual
𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 = x100%
A. Jaringan air yang didistribusikan
Perpipaan Menjelaskan pula tingkat kehilangan air yang disebabkan oleh faktor non teknis,
3.2.1.3. SPAM Perdesaan seperti ada tidaknya sambungan liar (konsumsi air tidak resmi,ketidak-akuratan
meter pelanggan, dan kesalahan penanganan data.
3.2.2. SPAM Lembaga
Pengelola Non PDAM (2) Tingkat Konsumsi Air
3.2.2.1. SPAM Ibukota Menjelaskan tingkat konsumsi air (m3/sambungan/bln) yang dapat diekivalensikan
Kabupaten/ Kota ke dalam liter/orang/hari (loh) untuk jenis sambungan domestik

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 17


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
A. Jaringan - Tingkat konsumsi air untuk jenis sambungan domestik pada Jaringan Perpipaan
Perpipaan (JP) (JP) Adalah volume air yang terjual oleh pengelola SPAM ), dibagi dengan jumlah
B. Bukan Jaringan sambungan domestik (m3/sambungan/bln). Untuk menjadikannya/ekivalensi
Perpipaan (BJP) kedalam l/o/h, maka nilai tersebut dikalikan 1000 dibagi jumlah jiwa terlayani per
3.2.2.2. SPAM IKK sambungan dibagi jumlah hari dalam 1 bulan. (sambungan domestik yang terkait
A. Jaringan dengan sambungan rumah (SR) diasumsikan 1 SR= Orang, sesuaikan data BPS
Perpipaan setempat; sambungan domestik yang terkait hidran umum diasumsikan 1 HU=
B. Bukan Jaringan ±100 Orang atau sesuaikan data eksisting pemanfaatan HU )
Perpipaan (BJP) Sebagai referensi, tingkat konsumsi air dapat diperbandingkan dengan standar
3.2.2.3. SPAM Perdesaan kebutuhan air minum yang berlaku sebagai berikut:
A. Jaringan  Domestik perkotaan: 90 - 190 loh (liter per orang per hari) sesuai dengan
Perpipaan (JP) kategori kota IKK, Kecil, Sedang, Besar, Metropolitan
B. Bukan Jaringan  domestik perdesaan: 60 loh
Perpipaan (BJP)  Non-domestik: Tambahan 15% x kebutuhan domestik sesuai dengan SNI 03-
7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing atau disesuaikan
kebutuhan spesifik lokasi/daerah.

3.2 Menjelaskan kondisi SPAM Eksisting SPAM PDAM dan Non PDAM Kab/kota yang
terdiri dari uraian berikut.
Untuk Jaringan Perpipaan (JP) PDAM dan Non PDAM Ibukota Kabupaten, diuraikan
secara detail meliputi:
(1) Unit Air Baku
Menjelaskan sumber air baku (meliputi lokasi air baku, kualitas, kuantitas, dan
pengambilan air yang diijinkan), cara pengambilan sumber air, jenis/type
bangunan intake, tahun pembangunan bangunan pengambilan(intake), kapasitas
pengambilan, jenis pengaliran, dan pipa transmisi serta pompa transmisi (jenis
pompa dan kapasitas pengaliran pompa).
Untuk pipa transmisi diinformasikan panjang , diameter, jenis pipa, tahun
pemasangan pipa. Dilengkapi dengan foto bangunan intake

(2) Unit Produksi


Menjelaskan jenis unit pengolahan, kapasitas terbangunterpasang, kapasitas
produksi, kapasitas terjual/ terpakai, jumlah instalasi, dan type/ jenis bangunan
IPA serta tahun pembangunan bangunan produksi (reservoir, instalasi
pengolahan air/ (IPA), jenis konstruksi bangunan IPA, status/ kondisi IPA,
aksesoris pipa, dan bangunan penunjang lainnya). Jelaskan juga
mekanikal&elektrikal, unit desinfektan, bangunan penunjang, keberadaan water

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 18


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
meter, dan fasilitas lainnya. . Dilengkapi dengan foto bangunan.

(3) Unit Distribusi


Menjelaskan jenis dan kapasitas reservoir, tahun pembuatan, dan sistem
pengaliran air. Jika menggunakan pompa pada unit distribusi, deskripsikan
pompa yang digunakan (kapasitas pengaliran dan jenis pompa.
Jelaskan jenis, panjang , diameter, aksesoris yang digunakan dan tahun
pemasangan jaringan pipa distribusi dan dicantumkan nama kecamatan dan
kelurahan yang mendapat pelayanan distribusi. Dilengkapi dengan peta jaringan
distribusi utama (JDU)

(4) Unit Pelayanan


Menguraikan pembahasan mengenai :
- jumlah sambungan rumah, hidran umum dan terminal air
- daerah yang terlayani oleh SPAM JP dan jumlah KK yang terlayani.
- tingkat pelayanan air minum yang diselenggarakan oleh PDAM, UPTD/BLU,
KSM/masyarakat, BUS, Koperasi

Untuk BJP Ibukota Kabupaten diuraikan dalam bentuk tabulasi berikut ini:
SISTEM BJP IBUKOTA KABUPATEN
LOKASI PARAMETER
NO. KECAMATAN DESA/KELURAHAN MODUL JUMLAH KK TINGKAT
JENIS JUMLAH TERLAYANI PELAYANAN

Ket :
- Jenis Modul (sesuai dengan Permen PU No.01/2009 tentang SPAM Bukan Jaringan Perpipaan) meliputi :
Modul Hidran Umum, terminal air, mobil tangki air, penampungan air hujan, perlindungan mata air, sumur dalam, sumur pompa tangan,
sumur gali, IPA sederhana, Saringan Rumah Tangga, destilator surya atap kaca dan IPA reverse osmosis
- Tingkat pelayanan adalah perbandingan antara jumlah KK terlayani terhadap jumlah KK desa

Untuk sub bab 3.2.1. dilengkapi dengan peta pelayanan dalam peta wilayah
administrasi, diagram isometric SPAM.

Untuk JP IKK PDAM Non PDAM ditampilkan/diuraikan dalam bentuk tabel berikut ini.
a) Unit Air Baku
Menjelaskan sumber air baku (meliputi lokasi air baku, kualitas, kuantitas, dan

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 19


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
pengambilan air yang diijinkan), cara pengambilan sumber air, jenis/type bangunan
intake tahun pembangunan bangunan pengambilan(intake), kapasitas
pengambilan, jenis pengaliran, dan pipa transmisi serta pompa transmisi (jenis
pompa dan kapasitas pengaliran pompa).
Untuk pipa transmisi diinformasikan panjang , diameter, jenis pipa, tahun
pemasangan pipa. Dilengkapi dengan foto bangunan intake

b) Unit Produksi
Menjelaskan unit pengolahan, kapasitas terpasang, kapasitas produksi, kapasitas
terjual/ terpakai, jumlah instalasi,dan type/ jenis bangunan IPA serta tahun
pembangunan bangunan produksi (reservoir, instalasi pengolahan air/IPA, jenis
konstruksi bangunan IPA, status/ kondisi IPA, aksesoris pipa, dan bangunan
penunjang lainnya). Jelaskan juga mekanikal&elektrikal, unit desinfektan, bangunan
penunjang, keberadaan water meter, dan fasilitas lainnya. Dilengkapi dengan foto
bangunan

c) Unit Distribusi
Menjelaskan jenis dan kapasitas reservoir, tahun pembuatan, dan sistem
pengaliran air. Jika menggunakan pompa pada unit distribusi, deskripsikan pompa
yang digunakan (kapasitas pengaliran dan jenis pompa.
Jelaskan jenis, panjang , diameter, aksesoris yang digunakan dan tahun
pemasangan jaringan pipa distribusi dan dicantumkan nama kecamatan dan
kelurahan yang mendapat pelayanan distribusi. Dilengkapi dengan peta jaringan
distribusi utama (JDU)

d) Unit Pelayanan
Menjelaskan mengenai jumlah sambungan rumah, hidran umum dan terminal air.
Jelaskan daerah yang terlayani oleh SPAM JP dan jumlah KK yang terlayani.
Jelaskan tingkat pelayanan air minum yang diselenggarakan oleh PDAM,
UPTD/BLU, KSM/masyarakat, BUS, Koperasi , Dilengkapi dengan tabel pelayanan
air minum.

Untuk JP Perdesaan PDAM dan Non PDAM ditampilkan/diuraikan dalam bentuk tabel
berikut ini:

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 20


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

3.3 Menjelaskan Aspek Non Teknis Kondisi SPAM Yang terdiri dari :
a) Keuangan
Memaparkan struktur pembiayaan untuk investasi, operasi, biaya produksi,
pemeliharaan, pergantian peralatan, peningkatan pelayanan pengelolaan SPAM
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, hasil audit BPKP 3 tahun terakhir.
b) Kelembagaan
Menyajikan kelembagaan pengelolaan SPAM (Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD/PDAM), Badan Usaha Swasta (BUS), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM),
Koperasi yang meliputi struktur organisasi, lingkup tugas, wewenang, tanggung
jawab, kualifikasi sumber daya manusia (SDM) , pendidikan dan pelatihan yang
telah dilakukan serta rencana pengembangan SDM, pola perekrutan karyawan,
kedisiplinan karyawan, pola reward & punishment, insentif, dan profesionalisme
pengelolaan (Parameter Coporation).
c) Pengaturan
Memaparkan peraturan daerah (perda) yang ada kaitannya dengan ketentuan
umum pengelolaan SPAM, perda mengenai pembentukan institusi formal SPAM
(PDAM, BUS, Koperasi, KSM), kebijakan penggajian, dan peraturan daerah dalam
pembentukan struktur tariff air minum.

3.4 Menguraikan kendala dan permasalahan kondisi eksisting SPAM baik dari aspek
teknis dan non teknis
a) Menguraikan jenis-jenis permasalahan aspek teknis yang dihadapi oleh PDAM
dan lembaga pengelola Non PDAM di Kabupaten/Kota............., yang meliputi unit
air baku, transmisi, produksi, distribusi, dan pelayanan.
Permasalahan Penyelenggaraan SPAM Non PDAM ditampilkan dalam bentuk
tabulasi

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 21


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

Permasalahan Aspek Teknis


No Lembaga Pengelola
SPAM Unit Air Unit Unit Unit
Non PDAM Baku Produksi Distribusi Pelayanan

1 BLU/UPTD

2 Kelompok Masyarakat

3 Badan Usaha Swasta


4 ........................................

b) Menguraikan jenis-jenis permasalahan aspek non teknis yakni menyangkut aspek


keuangan, aspek institusional dan manajemen.

IV. STANDAR/ KRITERIA 4.1. Standar Kebutuhan Air


PERENCANAAN  Berisi standar dan kriteria yang akan digunakan dalam pengembangan SPAM
4.1. Standar Kebutuhan Air  Parameter yang perlu diperhatikan :
4.1.1. Kebutuhan Domestik  kondisi eksisting
4.1.2. Kebutuhan non-  Arah pengembangan kota
domestik  Cara menentukan Standar kebutuhan Domestik
4.2. Kriteria Perencanaan  Jika tingkat konsumsi air eksisting lebih rendah dari acuan standar kebutuhan
4.1.3. Unit air Baku (sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II diatas), maka digunakan standar
4.1.4. Unit Produksi sesuai dengan ketetapan yang ada.
4.1.5. Unit Distribusi  Jika tingkat konsumsi air eksisting sama dengan atau lebih tinggi dari acuan
4.1.6. Unit Pelayanan standar kebutuhan (sebagaimana telah dijelaskan dalam bab II diatas), maka
4.3. Periode Perencanaan digunakan angka konsumsi air eksisting.
4.4. Kriteria Daerah Layanan  Pada wilayah yang belum ada SPAM, digunakan standar kebutuhan air sesuai
dengan ketetapan yang ada
 Cara menentukan Standar kebutuhan non-domestik
 Standarkebutuhan non-domestik ditetapkan sebesar 15% dari kebutuhan
domestik sesuai dengan SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan
Plambing atau disesuaikan kebutuhan spesifik lokasi/daerah.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 22


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

4.1. Kriteria Perencanaan


4.2.1. Pilih sumber air baku yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan
kontinuitas.
Parameter untuk kualitas bisa mengacu pada Permenkes No 492 tahun 2010),
sedangkan untuk parameter kuantitas adalah debit yang memenuhi
kebutuhan proyeksi 15-20 tahun yaitu dengan cara mengkaji neraca air dari
sumber air yang akan diambil. (Mata air, Danau, Embung, Bendung, waduk
dan Sungai).
Khusus pengambilan sumber dari badan sungai maka neraca air bisa diambil
dari bendung terdekat (data bisa diambil dari BBWS).
hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber air baku :
1) Warna
2) Kekeruhan
3) Salinitas
4) pH

Untuk sumber air baku yang belum ada pengkajian neraca airnya bisa
dilakukan Survei dan Pengkajian Sumber Daya Air Baku oleh tenaga ahli yang
bersertifikat dengan pemimpin tim (team leader) yang berpengalaman dalam
bidang air minum minimal 5 tahun.
Dikaji kemungkinan pengaliran air baku secara gravitasi dengan mengacu
pada Peta Rupa Bumi dari BAKOSURTANAL atau Peta Citra Satelit yang
mempunyai fasilitas identifikasi elevasi. Titik pengambilan (intake) yang sudah
disepakati lokasi dan debit air bakunya, segera diusulkan kepada Pemerintah
Daerah untuk diproses SIPA nya.

4.2.2. Transmisi air baku dan transmisi air olahan menggunakan saluran tertutup
dengan pipa, kecuali untuk transmisi air baku dimungkinkan menggunakan
saluran terbuka yang terlindungi). Buatkan rencana jalur pipa transmisi,
plotkan pada Peta Rupa Bumi atau Peta Citra Satelit, perkirakan panjang dan
elevasinya, kemudian perkirakan diameter pipa transmisinya.

Contoh untuk memperkirakan diameter pipa transmisi :


Tentukan titik awal(intake) dan akhirnya(titik awal IPA atau Reservoir
Distribusi) dari peta BAKOSURTANAL atau Citra Satelit, perkirakan diameter

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 23


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
pipa dengan menggunakan rumus Hazen-William atau Darcy-Weisbach.

Rumus Hazen-William :
2.63 0,54
Q = 0,27853 C.D S
2.63 1.85
S = [Q/(0,27853.C.D )]
Hf = S x L
0,54 0.38
D = [Q/(0,27853.C.S )]
C = Koefisien kekasaran dalam pipa
v = Q/A (m/dt)
2
A = 0.25xπxD
D = Diameter pipa (m)
3
Q = Debit pengaliran (m /dt)
S = Slope/kemiringan hidrolis
Hf = Kehilangan Tekanan kerena friksi dalam pipa (m).
L = Jarak/Panjang pipa (m)
V = Kecepatan pengaliran (m/dt)
2
A = Luas permukaan pipa (m )
Π = 3.14

Ambil dari proyeksi kebutuhan penduduk debit hari maksimum (1,2 x Debit
3
rerata), misalkan : Debit (Q) = 200 l/dt = 0.2 m /dt
Koefisien (C) = 120 (PVC)
Jarak (L) = 3000 m
Dari Peta dapat diidentifikasi :
Elevasi titik awal = +200 dpl
Elevasi titik akhir= +174 dpl
Beda tinggi (ΔH) = 200-174 = 26 m
Tentukan sisa tekanan yang diinginkan misalnya : Sisa Tekan = 10 m
Sehingga Hf = 26 -10 = 16 m
Lihat gambar berikut :

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 24


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

Buat di dalam spread sheet tabel sebagai berikut :


KEHILANGAN DEBIT KOEFISIEN JARAK SLOPE DIAMETER KECEPATAN
TEKANAN HAZEN- PENGALIRAN
WILLIAM
Hf Q C L S D V
(m) (m3/dt) (m) (m) (m/dt)
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7)
Turunkan formula
Hazen-William Masukan rumus
untuk persamaan Kecepatan
diameter(D)

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 25


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
KEHILANGAN DEBIT KOEFISIEN JARAK SLOPE DIAMETER KECEPATAN
TEKANAN HAZEN- PENGALIRAN
WILLIAM
Hf Q C L S D V
(m) (m3/dt) (m) (m) (m/dt)
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) ( 5) ( 6) ( 7)
16 0.2 120 3000 0.005333333 0.418257657 1.456372731

Diameter pipa (D) = 0.418 m= 418 mm, pembulatan tergantung pertimbangan terhadap
kebutuhan.( dibulatkan ke 400 mm untuk memperkecil investasi, ke diameter 450 mm
untuk keamanan sisa tekan)--- misalnya di ambil D = 450 mm atau 0.45 m---
masukan ke dalam tabel berikut ini :
DIAMETER DEBIT KOEFISIEN JARAK SLOPE KEHILANGAN KECEPATAN
HAZEN- TEKANAN PENGALIRAN
WILLIAM
D Q C L S Hf V
(m) (m3/dt) (m) (m) (m/dt)
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) (5) ( 6) ( 6)
Masukan formula
Hazen-William
Masukan rumus
turunkan ke (6)=(4)x(5)
Kecepatan
dalam rumus
slope (S)

Akan dihasilkan nilai-nilai sebagai berikut :


DIAMETER DEBIT KOEFISIEN JARAK SLOPE KEHILANGAN KECEPATAN
HAZEN- TEKANAN PENGALIRAN
WILLIAM
D Q C L S Hf v
(m) (m3/dt) (m) (m) (m/dt)
( 1) ( 2) ( 3) ( 4) (5) ( 6) ( 6)
0.45 0.2 120 3000 0.003734856 11.20456675 1.258158371
Dikontrol terhadap kecepatan pengaliran (v) = 0.35 – 1 m/dt untuk pipa transmisi jenis
pipa PVC dan diameter (D) = 0.45 m atau 450 mm bisa dipakai.

4.2.3. Sistem pengolahan air:


(1) Pengolahan Lengkap yaitu pengolahan yang diperlukan untuk air baku yang
mempunyai turbidity (kekeruhan) antara >5 sampai 50 NTU (net turbidity unit)

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 26


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
misal Instalasi Pengolahan Air lengkap dengan pembubuhan kimia penurun
kekeruhan contoh: Alum,PAC dll, pembubuhan bahan kimia pengontrol Ph: Soda
Ash dll, pembubuhan bahan kimia untuk suci hama (desinfektan) ;
(2) Pengolahan Parsial yaitu pengolahan untuk air baku dengan kekeruhan < 5 NTU
misal Saringan Pasir Lambat tanpa pembubuhan kimia kecuali desinfektan.
(3) Pengolahan Khusus (Air gambut/ Berwarna). Karakteristik air gambut/ berwarna
antara lain ukuran partikel yang sangat halus yaitu sekitar 0,01 µm dan memiliki
pH sekitar 4 – 5. Oleh karena itu dalam pengolahan air gambut/berwarna harus
memperhatikan beberapa persyaratan berikut :
 proses pengadukan di bak flokulator menggunakan Gv dan Td lama
 aliran di bak flokulator harus berpurat/ steering
 pembubuhan koagulan harus dibarengi dengan pembubuhan weighing
agent/ bahan pengeruh
 unit sedimentasi menggunakan beban permukaan rendah

4.2.4. Pola sistem distribusi:


(1) Pola Cabang,
(2) Pola loop, terkait dengan penyusunan RI SPAM, SPAM perpipaan jaringan
distribusi tidak perlu terlalu rinci cukup mengasumsi biayanya saja, yaitu
dengan mengalikan jumlah SR yang akan di pasang dengan perkiraan harga
pemasangan SR lengkap + 100 m pipa pelayanan atau 2,5 jt – 3 jt IDR
tergantung harga satuan wilayah. Hal ini di perlukan untuk memperkirakan
biaya investasi untuk distribusi.
Dalam mendesain sistem distribusi harus diperhatikan tekanan air minimum/
maksimum dalam perpipaan dan kecepatan air minimum/ maksimum didalam
perpipaan.

4.2.5. Unit Pelayanan :


Nilai standar pelayanan masyarakat (SPM) cakupan akses air minum yang aman
melalui SPAM dengan jaringan perpipaan terlindungan adalah peningkatan jumlah
unit pelayanan baik melalui Sambungan Rumah, Hidran Umum, maupun terminal
air yang dinyatakan dalam persentase peningkatan jumlah masyarakat yang
mendapatkan pelayanan SPAM dengan jaringan perpipaan bukan jaringan
perpipaan terlindungu pada akhir tahun pencapaian SPM terhadap jumlah total
masyarakat di seluruh kabupaten.
berikut ini adalah rumus perhitungan untuk mengetahui persentase penigkatan
jumlah masyarakat yang mendapatkan akses terhadap air minum yang aman

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 27


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
melalui SPAM JP dan BJP terhadap total masyarakat di seluruh kabupaten/kota.

4.2. Berisi uraian hal-hal berikut :


a) Prioritas sasaran daerah pelayanan
b) Tujuan Pelayanan Air Minum
 Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi
air minum
 Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan
 Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau
pemakai
 Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan operasi
c) Matriks Kriteria Utama Penyusunan RI SPAM Berbagai Klasifikasi

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 28


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

Sumber : Permen PUPR 27 Tahun 2016

4.3. Menguraikan strategi pemenuhan air minum sesuai skala prioritas untuk
mendapatkan SPAM yang paling optimal :

a. Pemanfaatan Iddle Capacity


b. Penurunan NRW
c. Pembangunan SPAM Baru
Daerah pelayanan disesuaikan dengan arah pengembangan yang ada dalam RTRW serta
memperhatikan daerah potensial, daerah yang tinggi kepadatan penduduknya, daerah
strategis (wisata, industri, perkantoran), daerah dengan penduduk berpenghasilan
rendah (MBR), daerah rawan air, serta kebijakan pemerintah daerah dalam penyediaan
air minum.
Upayakan daerah dengan BJP tak terlindungi dijadikan BJP terlindungi atau diubah
menjadi JP.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 29


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
V. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR 5.1. Uraian mengacu pada data RTRW, disertai peta Pemanfaatan Ruang.
5.1. Rencaana Pemanfaatan 5.2. Menjelaskan rencana daerah/wilayah pengembangan pelayanan serta tingkat
Ruang pelayanannya sampai 15-20 tahun kedepan kemudian Plotkan pada Peta RTRW
5.2. Rencana Daerah Pelayanan disertai urgensinya
5.3. Proyeksi Jumlah Penduduk 5.3. Perhitungan proyeksi jumlah penduduk didasarkan pada data proyeksi jumlah
5.4. Proyeksi Kebutuhan Air penduduk dalam dokumen RTRW Kabupaten.
Minum Untuk RTRW yang kurun waktu pembuatannya lebih dari 5 tahun dari tahun
penyusunan RI SPAM, maka proyeksi penduduk harus dihitung sesuai dengan
metoda perhitungan proyeksi penduduk yang sesuai dengan trend pertumbuhan
penduduk pada data-data penduduk tahun sebelumnya. Metode perhitungan
proyeksi penduduk dimasukan ke dalam tabel seperti contoh tabel sbb :

De sa -Kecamatan
Jumlah Pe nduduk Jumlah Pe nduduk Tahun Proye ksi (Pn)
No Kelurahan -Ibu Kota
Kabupate n. Tahun .......(P0) 2011 --> s.d 2015 --> s.d 2020 --> s.d 2030
Ibu kota Kabupaten
1 Kel. ... Kota ....
2
3
dst.
Jumlah
Ibu kota Ke camatan
(IKK)
1 Desa .... Kec. .....
2
3
Jumlah
Pe rde saan
1 Desa .... Kec. .....
2
3
Jumlah
Jumlah Total

5.4. Perhitungan proyeksi kebutuhan air minum menggunakan parameter: (1) tingkat
pelayanan, (2) tingkat kebutuhan air, (3) penurunan kehilangan air dengan
perhitungan dan analisis sebagai mana pada pada butir IV tentang KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM dan proyeksi jumlah penduduk pertahun (Pn) yang telah
dilakukan, dibuat tabel sebagai berikut:

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 30


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
Tahun
No Keterangan Satuan
2010 2015 2020 2030
----> s.d ----> s.d ----> s.d
A Kependudukan
1 Jumlah Penduduk jiwa
2 Tingkat Pelayanan % 0.00% 60.00% 80.00% 100.00%
3 Penduduk Terlayani jiwa - - - -
4 Jumlah Penduduk Per SR jiwa 4 4 4 4
B Kebutuhan Domestik
1 Jumlah SR unit
2 Pemakaian per orang lt/hari KJPD KJPD KJPD KJPD
3 Kebutuhan Air SR lt/det
4 Kebutuhan Domestik lt/det - - - -
C Kebutuhan Non Domestik
15% Dari kebutuhan Domestik lt/det - - - -
Total Kebutuhan Non Domestik lt/det - - - -
D Kebutuhan Air Total lt/det - - - -
E Kehilangan Air
% Kehilangan Air % 20% 20% 20% 20%
Jumlah Kehilangan Air lt/det - - - -
F Kebutuhan Air Rata-rata (D+E) lt/det - - - -
G Kebutuhan Hari Maksimum
- Faktor Koefisien 1.2 1.2 1.2 1.2
- Kebutuhan Air lt/det 0.00 0.00 0.00 0.00
H Kebutuhan Jam Puncak
- Faktor Koefisien 1.75 1.75 1.75 1.75
- Kebutuhan Air lt/det 0.00 0.00 0.00 0.00

Keterangan: KJPD = Konsumsi Jaringan Perpipaan Domestik


VI. POTENSI AIR BAKU 6.1. Menyebutkan dan Menjelaskan semua air permukaan yang ada: sungai, danau,
6.1. Potensi Air Permukaan waduk, embung, muara. Kemudian di catat debit rerata musim hujan , kemarau
6.1.1. Sungai …….. dan debit minimumnya. Kualitas air musim hujan dan kemarau. Berisi uraian hal-
6.1.2. Sungai/ Danau/ hal berikut :
Embung ….. (sebutkan  Deskripsi sungainya
sumber air  Potensi pengembangan sungai untuk ke depan
permukaan lainnya)  Data Teknis sungai, termasuk data peruntukan debit sungai dalam bentuk
6.2. Potensi Air Tanah tabulasi
6.3. Sumber Lain

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 31


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

Tahun
Peruntukkan
2010 20...... 20..........

Air Baku (m3/det)

Irigasi(m3/det)

PDAM(m3/det)

Industri(m3/det)

 Debit Andalan pada setiap masing-masing sumber air

6.2. Menjelaskan kondisi potensi air tanah, dari Peta Geologi Air Tanah dan laporan
sumur uji yang dilakukan Direktorat Geologi Tata Lingkungan (DGTL), sumur air
tanah dalam eksisting (sbg referensi), data sumur air tanah dalam dari Dinas
Pertambangan Kabupaten.
 Diuraikan potensi air tanah di Kabupaten/Kota..... dan dilengkapi dengan Peta
Potensi Air Tanah dan Daftar Cekungan Air Tanah di Kabupaten/Kota.....dalam
bentuk Tabulasi

No Nama Cekungan Nama Peringkat JenisAir


Air Wilayah Penyelidikan Tanah
Tanah
1

……

 Diuraikan data grafik kondisi Air Tanah di Kabupaten/Kota..... dan Grafik


Pemanfaatan Air Tanah dari BSDA setempat dilengkapi peta dan tingkat
kerusakan air tanah di Kabupaten/Kota.....

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 32


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
6.3. Menguraikan potensi sumber air baku lain yang ada di Kabupaten/Kota yang
bersangkutan, termasuk kemungkinan Sumber yang berasal dari
Kabupaten/Kota/Kota lain (melalui kerjasama antar daerah)

VII. RENCANA INDUK DAN PRA


DESAIN PENGEMBANGAN SPAM 7.1. Menguraikan rencana pola pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan
7.1. Rencana Pola Pemanfaatan kawasan budidaya di Kabupaten/Kota..... sesuai dengan RTRW yang ada dilengkapi
Ruang Wilayah Studi dengan peta Pemanfaatan Ruang dan Peta Pola Pemanfaatan Ruang. Pembahasan
7.1.1. Kebijakan Tata Ruang ini meliputi :
7.1.2. Struktur Tata Ruang a) Kebijakan Strategi pengembangan struktur tata ruang
7.1.3. Pola Pemanfaatan Kabupaten/Kota......................... adalah :
ruang Wilayah - 1. ........................(sebutkan poin ke-1 Kebijakan Strategi Pengembangan
Tata Ruang)
7.2. Pengembangan Wilayah/ - 2. ........................(sebutkan poin ke-2 Kebijakan Strategi Pengembangan
Daerah Pelayanan (Zonasi) Tata Ruang)
7.3. Tingkat Pelayanan - 3. ........................(sebutkan poin-poin selanjutnya yang menjadi Kebijakan
7.4. Rencana Pentahapan Strategi Pengembangan Tata Ruang)
Pengembangan (5 tahunan)
7.4.1. Sistem Zona Lengkapi Dengan Peta Rencana Pembagian Wilayah Pengembangan
Pelayanan A ….. Lengkapi Dengan Peta Rencana Struktur Tata Ruang
7.4.2. Sistem Zona Lengkapi dengan Tabel Arahan Fungsi Kawasan
Pelayanan B …..
7.4.3. Sistem Zona b) Struktur pengembangan tata ruang Kabupaten/Kota......................... adalah :
Pelayanan C ….. - 1. ..........................(sebutkan poin ke-1 Struktur Pengembangan Tata
7.5. Kebutuhan Air Ruang)
7.5.1. Klasifikasi Pelanggan - 2. ..........................(sebutkan poin ke-2 Struktur Pengembangan Tata
7.5.2. Kebutuhan Air Ruang)
7.5.3. Kebutuhan Air Non - 3. .......................... (sebutkan poin-poin selanjutnya yang menjadi
Domestik Struktur Pengembangan Tata Ruang)
7.5.4. Kehilangan Air
7.5.5. Rekapitulasi c) Pola pemanfaatan tata ruang Kabupaten/Kota......................... adalah :
Kebutuhan Air - 1. ..........................(sebutkan poin ke-1 Pola Pemanfaatan Tata Ruang)
7.6. Alternatif Rencana - 2. ..........................(sebutkan poin ke-2 Pola Pemanfaatan Tata Ruang)
Pengembangan - 3. .......................... (sebutkan poin-poin selanjutnya yang menjadi Pola
7.6.1. Sistem Zona Pemanfaatan Tata Ruang)
Pelayanan A …. Lengkapi Dengan Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang
7.6.2. Sistem Zona

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 33


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
Pelayanan B …. 7.2. Pembuatan blok pelayanan (zonasi) yang disesuaikan dengan RTRW, kondisi
7.7. Penurunan Tingkat Kebocoran topografi, sebaran penduduk, dan peruntukan daerah sebagaimana disebutkan
7.7.1. Penurunan dalam sub bab 3.4, rencana blok pelayanan ini dituangkan dalam peta
Kebocoran Teknis administrasi.
7.7.2. Penurunan Kebocoran 7.3. Diuraikan dasar proyeksi tingkat pelayanan, biasanya diproyeksikan berdasarkan
Non Teknis tingkat pelayanan eksisting. Tingkat pelayanan ini disesuaikan juga isu-isu yang
7.8. Potensi Air Baku menjadi target baik nasional maupun daerah.
7.8.1. Perhitungan Water 7.4. Rencana pengembangan dibagi sesuai pentahapan 5 tahunan SPAM Perkotaan
Balance dan Perdesaan (unit air baku, unit produksi, distribusi dan pelayanan) kemudian
7.8.2. Rekomendasi dituangkan pada Peta administrasi. Diuraikan untuk masing-masing Zona-Zona
Sumber Air Yang Pelayanan yang direncanakan akan dikembangkan.
Digunakan Diuraikan program pengembangan SPAM dalam beberapa fase dan tahap
7.9. Keterpaduan Dengan pengembangan
Prasarana dan Sarana Sanitasi a) Tahap I Program Mendesak
7.9.1. Potensi Pencemar Air - Fase I
Baku - Fase II
7.9.2. Rekomendasi b) Tahap II Program Jangka Menengah
Pengamanan Sumber - Fase I
Air Baku - Fase II
7.10. Perkiraan Kebutuhan Biaya c) Tahap III Program Jangka Panjang
- Fase I
- Fase II

Rencana pengembangan pada BJP eksisting diarahkan sebagai berikut: (i) BJP tidak
terlindungi dikembangkan menjadi BJP terlindungi, dan (ii) BJP terlindungi
diarahkan menjadi JP

7.5. Membahas hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air sesuai perhitungan di bab 5
dan menuangkan kebutuhan air minum sesuai dengan periode tahun perencanaan
dan wilayah pelayanan. Kebutuhan air ini diuraikan juga berdasarkan klasifikasi
berikut ini :
a) Klasifikasi Pelanggan
Diuraikan klasifikasi penggunaan air yang ada (Domestik, Non Domestik,
Pengairan dan Industri)

b) Kebutuhan Air Domestik


Dijelaskan kebutuhan Air Domestik untuk tiap sistem yang akan dikembangkan

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 34


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
sampai akhir periode perencanaan dibagi dalam 5 tahunan
c) Kebutuhan Air Non Domestik
Dijelaskan kebutuhan Air Non Domestik untuk tiap sistem yang akan
dikembangkan sampai akhir periode perencanaan dibagi dalam 5 tahunan
d) Kehilangan Air
Dihitung tingkat Kehilangan Air secara fisik dan Kehilangan Air Secara Komersial
dan dilengkapi dengan Diagram Kehilangan Air Dalam SPAM
e) Rekapitulasi
Diuraikan Proyeksi Kebutuhan Air untuk tiap sistem zona pelayanan yang akan
dikembangkan sampai dengan akhir periode perencanaan dan proyeksi
Kebutuhan Air untuk tiap zona pelayanan setiap tahapan 5 tahunan dalam
bentuk tabulasi.

7.6. Menguraikan setiap alternatif rencana Pengembangan SPAM untuk setiap sistem
yang akan dikembangkan dan alternatif terpilih yang direkomendasikan
berdasarkan Pembagian tahap Pengembangan Yang direncanakan yang meliputi :
(dibahas untuk semua rencana daerah pelayanan)
• Sumber Air Baku untuk Sistem Zona Pelayanan
• Rencana Sistem Zona Pelayanan Tahap I ,Tahap II dan Tahap III
a) Tahap I
b) Tahap II
c) Tahap III
Buatlah peta rencana pengembangan SPAM secara keseluruhan, dalam peta
administrasi.

7.7. Menguraikan hal-hal yang direkomendasikan/program-program penurunan


kebocoran air secara teknis dan non teknis yang meliputi :
- Penurunan secara teknis (pembangunan fisik)  pemanfaatan idle capacity
Rekomendasi program kehilangan air secara teknis yang disebabkan oleh
kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk, kebocoran dan luapan pada
tangki reservoir, kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan. Sebagai
contoh adalah pengadaan pengukuran water meter,
- Penurunan secara non fisik (administrasi)  program penurunan air tak
berekening
Sebagai contoh program untuk penurunan sambungan liar (konsumsi air tidak
resmi, ketidak-akuratan meter pelanggan, dan kesalahan penanganan data).

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 35


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
7.8. Menjelaskan hasil analisa sumber air baku berdasarkan :
a) Perhitungan Water Balance
Dijelaskan analisa kondisi air tanah pada masa lalu dan kondisi sekarang
Digambarkan Neraca Air DAS yang ada di Kabupaten/Kota (1) dan
Kabupaten/Kota (2) dan Peta Aliran DASnya.
Apabila data tersebut tidak tersedia, maka Neraca air dapat dihitung dengan
pendekatan perhitungan dengan menggunakan data curah hujan 5 tahun
terakhir
b) Rekomendasi Sumber Air Yang Digunakan
Diuraikan berdasarkan pertimbangan berbagai aspek rekomendasi sumber air
yang potensial untukdigunakan dalam Penyelenggaraan SPAM di
Kabupaten/Kota (1) dan Kabupaten/Kota (2).
Mengulas tentang potensi air/sungai yang akan dimanfaatkan sebagai sumber
air baku, dimana potensi air tersebut dapat dihitung dari data debit andal sungai
dikurangi debit yang sudah dimanfaatkan

7.9. Menguraikan keterpaduan Penyelenggaraan SPAM yang direncanakan dengan


Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Sanitasi, yang meliputi :
a) hal-hal yang potensial mencemari air baku yang direncanakan akan digunakan
dalam Penyelenggaraan SPAM di Kabupaten/Kota (1) dan Kabupaten/Kota (2).
Dari Proyeksi Kebutuhan Air periode 15 - 20 tahun kedepan dilakukan juga
kajian manfat, kajian ekonomis, dan aman bagi lingkungan (yang meliputi:
identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air baku,
dan proses pengolahan buangan dari IPA)
b) upaya-upaya untuk melindungi dan mengamankan air baku yang direncanakan
akan digunakan dalam Penyelenggaraan SPAM di Kabupaten/Kota (1) dan
Kabupaten/Kota (2)

7.10. Menguraikan kebutuhan investasi untuk masing-masing sistem yang akan


dikembangkan pada setiap tahap dan fase yang direncanakan. Ditampilkan dalam
Tabulasi untuk setiap Sistem dan Total Investasi.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 36


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
Tabel Total Kebutuhan Investasi

No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1 Unit Air Baku

2 Unit Produksi

3 Unit Distribusi

4 Unit Pelayanan

Tabel Kebutuhan Investasi Tahap Mendesak (1-2 tahun)

No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1 Unit Air Baku

2 Unit Produksi

3 Unit Distribusi

4 Unit Pelayanan

Tabel Total Kebutuhan Investasi Tahap Jangka Menengah (5tahun)

No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1 Unit Air Baku

2 Unit Produksi

3 Unit Distribusi

4 Unit Pelayanan

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 37


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

Tabel Total Kebutuhan Investasi Tahap Jangka Panjang ( 10 –15/20 tahun)

No Uraian Satuan Volume Harga Jumlah


Satuan
1 Unit Air Baku

2 Unit Produksi

3 Unit Distribusi

4 Unit Pelayanan

VIII. ANALISIS KEUANGAN


8.1. Kebutuhan Investasi dan 8.1. Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan. 8.1.1. Kebutuhan Investasi
8.1.1. Kebutuhan Investasi Besaran biaya/ investasi yang dibutuhkan dituangkan dalam Rencana Anggaran
8.1.2. Sumber Pendanaan Biaya (RAB) pengembangan SPAM sesuai dengan rencana pengembangan teknis
8.1.3. Pentahapan Sumber pada Bab 7.
Pendanaan Dari RAB tersebut diatas dengan pembagian pendanaan untuk unit air baku, unit
8.2. Dasar Penentuan Asumsi produksi, unit distribusi dan unit pelayanan.
Keuangan. Format Rencana Anggaran Biaya (RAB) pengembangan SPAM adalah:
8.3. Hasil Analisis Kelayakan
8.3.1. Tahap I RENCANA ANGGARAN BIAYA PENGEMBANGAN SPAM KOTA/KABUPATEN ......
(Rp.000.000)

8.3.2. Tahap II NO URAIAN SATUAN VOLUME


HARGA
SATUAN
JUMLAH
TAHUN ANGGARAN (Rp.000.000)
2011 2012 2013 2014 2015 Dst
SUMBER
DANA

8.3.3. Tahap ….(sesuai


I Unit Air Baku
- Rp. Rp.
- Rp. Rp.

jumlah tahapan yang II


Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Air Baku
Unit Produksi

direncanakan) -
-
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Produksi

8.3.4. Affordability III Unit Distribusi


- Rp. Rp.

8.3.5. Sensitivity Analisys -


Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Distribusi
Rp. Rp.

IV Unit Pelanggan
- Rp. Rp.
- Rp. Rp.
Jumlah Kebutuhan Biaya Unit Pelanggan

JUMLAH Rp. Rp.


PPN 10% Rp. Rp.
TOTAL Rp. Rp.
PERIJINAN 2,5% Rp. Rp.
ENGINEERING SERVICE 4% Rp. Rp.

JUMLAH T OT AL Rp. Rp.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 38


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
8.1.2. Sumber Pendanaan
Pola Investasi disesuaikan dan dilakukan dengan rencana pentahapannya termasuk
sumber pendanaan dapat bersumber dari dana APBD Kabupaten, PDAM, Swasta,
Perbankan, APBD Provinsi, dan APBN.
Pola investasi dapat dibagi ke dalam pola investasi:
- jangka pendek/mendesak (1-2 tahun awal perencanaan),
- jangka menengah s/d 5 tahun perencanaan) dan
- jangka panjang (s/d 15 atau 20 tahun perencanaan).
Sumber pendanaan pengembangan SPAM dapat dikelompokkan ke dalam:
- Pengembangan SPAM di unit air baku sumber pendanaannya dari APBN SDA
- Pengembangan SPAM di unit Produksi sumber pendanaannya dari APBN CK
- Pengembangan SPAM di unit Distribusi sumber pendanaannya dari APBD I,
APBD II dan atau Swadaya
- Pengembangan infrastruktur SPAM dapat bersumber dari swasta dengan pola
kerjasama pemerintah swasta (KPS) sesuai ketentuan dalam Perpres 67/2005

Pentahapan sumber pendanaan diperlukan baik pemerintah maupun untuk keperluan


perhitungan analisis harga. Penentuan harga sangat bergantung pada besaran
kebutuhan investasi dalam satu periode/pentahapan RISPAM (5 tahunan). Pentahapan
Rencana Induk Pengembangan SPAM dapat dijelaskan pada tabel berikut:

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 39


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016

TAHAP BIAYA

Tahap I (Mendesak) Rp. .............................

Tahap II (Jangka Rp. .............................


Menengah)
Tahap III (Jangka Rp..............................
Panjang)

Total Rp..............................

Sumber : .......(sebutkan sumbernya)


8.2. Dasar Penentuan Asumsi
Asumsi-asumsi yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan
perhitungan proyeksi keuangan seperti: tingkat inflasi, jangka waktu proyeksi,
tingkat suku bunga deposito , tingkat inflasi, kebijakan kenaikan tarif (yang
diharapkan), masa tenggang pembayaran bunga dan cicilan, loan disbursement,
dan kebijakan lainnya.
8.3. Analisis kelayakan keuangan dinilai dengan melihat kelayakan keuangan/finansial
untuk investasi pengembangan RI SPAM jangka pendek/mendesak, yaitu dengan
menghitung PayBack Periode (PB), Internal Rate Of Return (IRR), Net Present Value
(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) sensitivity analysis,. Investasi disebut layak untuk
diimplementasikan apabila : PB < nilai ekonomis; NPV bernilai positif; IRR > diskon
faktor/Bank Indonesia Rate dan BCR > 1. Berikut ini adalah uraian analisis
kelayakan keuangan :
a) Tahap I (Mendesak)
Analisis kelayakan dilakukan dengan menghitung nilai indikator IRR (internal
rate of return), NPV (net present value), payback period, dan DCR (debt
coverage ratio).
b) Tahap II (Jangka Menengah)
Analisis kelayakan dilakukan dengan menghitung nilai indikator IRR (internal
rate of return), NPV (net present value), payback period, dan DCR (debt
coverage ratio).

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 40


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
c) Tahap III (Jangka Panjang)
Analisis kelayakan dilakukan dengan menghitung nilai indikator IRR (internal
rate of return), NPV (net present value), payback period, dan DCR (debt
coverage ratio).
d) Affordability
Tingkat affordability adalah tingkat kemampuan masyarakat dalam
pembayaran pembebanan langsung atas jasa yang diterima dari komponen
air minum. Hal ini dikatakan layak apabila pembebanan maksimum yang
terjadi pada komponen air minum masih tetap dapat ditanggung oleh
pengguna jasa (rumah tangga), dengan parameter besarnya tagihan bulanan
masih di bawah 4% dari pendapatan rumah tangga.
e) Sensitivity Analisys
Analisis sensitivitas dilakukan untuk memperhitungkan pengaruh resiko yang
mungkin terjadi terhadap kondisi penerimaan dan biaya. Resiko dihitung
terhadap faktor-faktor sebagai berikut:
• Penurunan pendapatan sebesar ...........% (sebutkan perkiraan
besarannya)
• Kenaikan biaya investasi ...........% (sebutkan perkiraan besarannya)
• Kenaikan biaya investasi ...........% dan penurunan pendapatan sebesar
...........% (sebutkan perkiraan besarannya)
Hasil analisis akan memberikan gambaran apakah masih layak atau tidak
dengan melihat perubahan IRR dan NPV yang dihasilkan.
IX. PENGEMBANGAN 9.1. PP 122/2015, menyebutkan bentuk alternatif kelembagaan pengelolaan SPAM:
KELEMBAGAAN PEAYANAN AIR BUMD (Badan Usaha Milik Daerah /PDAM), BUMN (Badan Usaha Milik Negara),
MINUM BUS (Badan Usaha Milik Swasta), Koperasi, BLU (Badan Layanan Umum), KSM
9.1. Organisasi (kelompok Swadaya Masyarakat).
9.1.1. Bentuk Badan
Pengelola Surat Edaran Dirjen Cipta Karya No. 01/SE/DJCK/2008, bagi SPAM IKK yang
9.2. Sumber Daya Manusia dibangun di kabupaten yang mempunyai PDAM sehat, maka pengelolaannya
9.2.1. Jumlah diarahkan ke PDAM. Namun bagi SPAM IKK yang dibangun di kabupaten dengan
9.2.2. Kualifikasi PDAM kurang sehat/sakit dan daerah kabupaten pemekaran yang belum terbentuk
9.3. Pelatihan PDAM maka diperlukan alternatif lembaga penyelenggara.
9.4. Perjanjian Kerjasama Alternatif pemilihan lembaga penyelenggaraan SPAM , mengacu pada jenis barang
9.4.1. Tujuan layanan, dan kondisi sebagai berikut:
9.4.2. Organisasi Mitra
Yang Terlibat
9.4.3. Mekanisme

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 41


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
Kesepakatan
Jenis Barang Kondisi Penyelenggara
Layanan
Public goods Apabila pengelolaan SPAM IKK Unit Pelaksana
belum optimal dan atau kondisi Teknis Dinas
sosial ekonomi masyarakat tidak (UPTD)
mampu membiayai operasional
sistem .
Quasi Public Apabila sistem sudah Badan Layanan
Goods dimanfaatkan namun sebagian Umum Daerah
biaya operasional masih harus (BLUD)
ditunjang pemerintah dan sudah
memenuhi persyaratan Teknis,
Substantif dan Administratif
Private Goods, Apabila sistem sudah/akan PDAM
dimanfaatkan dan kondisi sosial
masyarakat secara rata-rata
mampu untuk membiayai
operasional
Buletin Cipta Karya-04/Tahun VII/2010

Untuk penyelenggara berbentuk koperasi atau badan usaha swasta, berdasarkan


PP 122/2015 dapat berperan serta dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM
pada daerah, wilayah atau kawasan yang belum terjangkau pelayanan UPTD, BLUD,
dan BUMD/BUMN.
Perbandingan PDAM, UPTD dan BLUD
No. PDAM UPTD BLUD
1 Aset dipisahkan Aset Tidak Aset Tidak Dipisahkan
Dipisahkan
2 Orientasi keuntungan Tanpa Tanpa
mengutamakan mengutamakan
mencari keuntungan mencari keuntungan
(pendapatan = (pendapatan =
belanja) belanja)
3 Tidak dapat Tidak dapat Dapat melakukan
melakukan melakukan diversifikasi

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 42


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
diversifikasi diversifikasi
4 Dikelola oleh Dikelola unit kerja Dikelola unit kerja
perusahaan daerah instansi pemerintah instansi pemerintah
5 Pendapatan disetor ke Pendapatan disetor Pendapatan disetor
rekening kas PDAM ke kas umum daerah ke rekening kas BLUD
6 Penerimaan dapat Penerimaan tidak Penerimaan dapat
digunakan langsung dapat digunakan digunakan langsung
langsung
7 APBN/APBD bukan APBN/APBD bukan APBN/APBD
merupakan merupakan merupakan
pendapatan pendapatan pendapatan
8 Belanja sesuai dengan Belanja tidak boleh Flexibitas budget
anggaran melampaui anggaran (ambang batas
ditetapkan dalam
RBA)
9 Boleh melakukan Tdk boleh melakukan Boleh melakukan
utang/ piutang utang/ piutang utang/ piutang
10 Pinjaman JP dgn Tidak boleh Pinjaman JP dgn
persetujuan KDH melakukan pinjaman persetujuan KDH
jangka panjang
11 Investasi JP dgn Tidak boleh Investasi JP dgn
persetujuan KDH melakukan investasi persetujuan KDH
12 Boleh melakukan Tidak boleh Boleh melakukan
kerjasama melakukan kerjasama
kerjasama
13 Pengadaan barang Pengadaan barang Utk pendapatan Non
sesuai aturan sesuai dengan APBD/APBN dpt tdk
perusahaan Kepres 54/2010 dgn Kepres 54/2010
14 Pegawai perusahaan Pegawai PNS Pegawai boleh PNS
dan Non PNS
15 Ada Dewan Pengawas Tidak ada dewan Dimungkinkan ada
pengawas dewan pengawas
16 Aturan penggajian Aturan penggajian Remunerasi
sesuai dgn peraturan PNS disesuaikan dgn
di perusahaan tanggung jawab dan
profesionalisme

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 43


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
17 Lap. Keuangan.: Laporan keuangan SAP ((Neraca, LRA
Standar Akuntansi Standar Akuntansi dan CALK)
Keuangan/SAK (lap. Pemerintah/SAP SAK (laporan
operasional, neraca, (Neraca, Laporan operasional, neraca,
Cash flow, Catatan Realisasi laporan arus kas,
Atas Laporan Anggaran/LRA & CALK dan lampiran
Keuangan/ CALK & CALK) kinerja)
lampiran kinerja)
18 Otonom, pengelolaan Pengelolaan Semi otonom dalam
keuangan dilakuka keuangan dilakukan pengelolaan
oleh perusahaan oleh Pemda keuangan (Pemda
mengontrol output
BLUD)
19 Boleh melakukan Tidak boleh Boleh melakukan
kerjasama melakukan kerjasama
kerjasama
20 Perusahaan KDH KDH
bertanggungjawab bertanggungjawab bertanggungjawab
terhadap pelayanan terhadap pelayanan terhadap pelayanan
yang diberikan yang diberikan yang diberikan

Struktur organisasi harus dapat menggambarkan aktivitas utama dalam sistem


pengelolaan, pola kerja yang jelas dan mempunyai fungsi perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dengan menguraikan tugas, wewenang dan tanggung
jawabnya.

9.2. SDM yang dibutuhkan untuk operasi/rawat SPAM: sarjana teknik lingkungan, teknik
mesin/elektro, teknik sipil, ekonomi, hukum, dll (sesuai dengan kebutuhan).
Penempatan SDM harus disesuaikan antara latar belakang pendidikan/pengalaman
dengan job deskripsi dari struktur organisasi yang dibentuk.
Sebagai referensi untuk menghitung jumlah pegawai yang dibutuhkan adalah
dengan menghitung rasio 8 per 1000 pelanggan atau 1 pegawai melayani 125
sambungan rumah (SR).
9.3. Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang mendukung
keberhasilan organisasi dimasa depan. Rencana pengembangan sumber daya
manusia yang dirumuskan diharapkan akan mendukung strategi pengembangan
pelayanan pelanggan di beberapa wilayah operasional.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 44


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan-pelatihan di bidang teknis,
kelembagaan dan keuangan yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga
pendidikan/pelatihan.
Sebagai referensi rencana pengembangan SDM penyeleggara SPAM (PDAM)
adalah:

Anggaran
(Rp.000) Sumber
Isu/kondisi Permasalah
No
eksisting an
Sasaran Program Tahun ke Biaya

1 2 3 4 5 d
s
t
1 Pengetah Pemecah Menjami Pelaksanaa x PDAM
uan an n n program x
karyawan masalah tercukup pelatihan
bagian hanya inya pegawai
teknik dan diselesaik pengeta dengan
operasion an huan lembaga
al yang berdasar karyawa pendidikan
relatif kan n dari khusus (in-
kurang pengala waktu house
dari man ke waktu training).
waktu ke sendiri dan
waktu. yang ada. meningk
atkan
motivasi
bekerja
2 Pelanggan Terbatas Menjami Pelaksanaa x PDAM
merasa nya n n program x
tidak puas pengetah tercukup Pendidikan
dengan uan inya & latihan
pelayanan pemecah pengeta untuk
yang an huan pegawai
diberikan masalah karyawa & calon
di bsgian di dalam n dari pegawai
pelayanan perusaha waktu dengan
an ke waktu materi
berkaitan dan pelayanan

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 45


KAIDAH TEKNIS
PENYUSUNAN RISPAM PERMEN PUPR URAIAN DAN PENJELASAN
NO. 27 TAHUN 2016
dengn meningk &
peningka atkan pemasaran.
tan motivasi
kepuasan bekerja
pelangga dalam
n rangka
meningk
atkan
kepuasn
pelangga
n
3 Tenaga Mengha Menjami Kerjasama x PDAM
operator mbat n pelatihan x
dengan pekerjaa terisinya dengan
kualifikasi n yang posisi institusi
yang ada operator terkait
disyaratka dengan dengan
n kualifikas materi
berkurang i yang teknis &
jumlahnya disyaratk operasional
dari an. .
waktu
ke waktu.
4
5
dst
9.4. Pada pembahasan perjanjian kerjasama ini perlu diuraikan secara rinci :
a) tujuan yang lebih spesifik sesuai dengan bagian sistem atau wilayah yang akan
dikerjasamakan
b) organisasi mitra kerjasama yang dapat terlibat dalam pengembangan SPAM
dasar ketentuan/dasar hukum maupun dasar perhitungan yang akan digunakan untuk
menyusun point- point kesepakatan seperti kualitas air minum, kuantitas volume air,
kontinuitas pengaliran, tekanan air, harga jual air, dll.

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 46


PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RI-SPAM Page 47

Anda mungkin juga menyukai