Anda di halaman 1dari 34

Usulan Teknis

Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022


Provinsi Papua

Tanggapan Terhadap KAK


D
Petunjuk teknis pelaksanaan kerja yang termuat dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) merupakan prinsip-prinsip dasar Konsultan
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022 Provinsi Papua,
yang harus dipenuhi oleh pihak pelaksana pekerjaan

D.1 Apresiasi Terhadap Lingkup Kegiatan

Secara umum penjelasan dari


kerangka acuan kerja (KAK)
Pengadaan Jasa Konsultan
Penyiapan Readiness Criteria
Kegiatan SPAM TA 2022 Provinsi
Papua, sudah cukup jelas. Hal ini
tercermin dari kedalaman
pembahasan mengenai maksud dan

Bagian D
tujuan dan ruang lingkup pekerjaan.
Berdasarkan hal ini, hasil akhir yang
diinginkan dari kegiatan penyusunan
rencana ini dapat dimengerti dengan baik sehingga kemungkinan kesalahan dalam
menafsirkan hasil yang ingin dicapai dari pemberi tugas dapat diminimalkan.

Dengan mengacu pada kerangka acuan kerja, maka arah pada penyelesaian pekerjaan
ini adalah melakukan kegiatan pendampingan pendampingan review dokumen
perencanaan serta penyiapan readiness criteria bagi kabupaten/kota yang mengajukan
kegiatan untuk didanai APBN TA 2022 melalui kegiatan Penyiapan Readiness Criteria
Kegiatan SPAM TA 2022, yang dilakukan oleh Balai Prasarana Permukiaman Wilayah
Provinsi Papua.

Adapun readiness criteria pengembangan SPAM melalui APBN yaitu Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), justifikasi teknis, Detail Engineering

1
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

Design (DED), ijin air baku, Rencana Anggaran Biaya (RAB), kesiapan lahan, kesiapan
Lembaga pengelola (PDAM, UPTD, Kelompok Masyarakat), kesiapan Dana Daerah
untuk Urusan Bersama (DDUB), kesiapan menerima aset, dan Surat Pernyataan Kepala
Daerah yang menyatakan kesanggupan memenuhi atau menyediakan readiness criteria
di atas. Sehingga dapat menghasilkan kegiatan pengembangan SPAM TA 2022 yang
tepat mutu, tepat sasaran, dan tepat waktu melalui penyiapan readiness criteria yang
baik, lengkap sesuai aturan dan kriteria yang berlaku.

D.2 Pemahaman Terhadap Dasar Hukum

Dasar hukum yang berhubungan dengan kegiatan Penyiapan Readiness Criteria


Kegiatan SPAM TA 2022 Provinsi Papua, adalah langkah kompilasi atau
pengumpulan data produk statuter secara sistematis terhadap peraturan perundang-
undangan yang ada, dimulai dari tingkat pusat dan seterusnya sampai tingkat daerah.
Fokus utama identifikasi ini akan terkait dengan produk-produk hukum yang telah ada
selama ini.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 27/PRT/M/2016, tentang


Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum bagian kesatu pasal 5 ayat 1,
disebutkan bahwa Landasan Penyelenggaraan SPAM terdiri atas Kebijakan dan Strategi
SPAM dan Rencana Induk SPAM, dimana dalam ayat (3) dijelaskan bahwa Rencana
Induk SPAM terdiri atas Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi, Rencana Induk SPAM

Bagian D
Lintas Kabupaten/Kota dan Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota. Namun demikian,
bila dinggap perlu akan diidentifikasi juga produk-produk hukum lainnya yang
dianggap relevan.

Di tingkat pusat, produk hukum dimaksud akan meliputi Undang-Undang (UU),


Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Keppres), Keputusan Menteri
(Kepmen) serta keputusan-keputusan lainnya pada tingkat yang lebih rendah.
Produk/dasar hukum tersebut adalah:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP 2005-2025.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan
Sumber Daya Air.

2
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 122 Tahun 2015 Tentang


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020 –
2024.
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-
2019.
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 56 Tahun 2018 tentang Proyek Strategis
Nasional.
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2017 tentang Panduan
Pembangunan Budaya Integritas di Kementrian PUPR.

Berikut ini akan diulas sebagian dari produk hukum yang telah disebutkan diatas yaitu
yaitu Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya
Air dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 122 Tahun 2015 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

A. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya


Air

Pasal 1:
(1) Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya.

Bagian D
(2) Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan
air laut yang berada di darat.
(3) Air Permukaan adalah semua Air yang terdapat pada permukaan tanah.
(4) Air Tanah adalah Air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
(5) Air Minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
(6) Sumber Air adalah tempat atau wadah Air alami dan/ atau buatan yang terdapat
pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah.
(7) Daya Air adalah potensi yang terkandung dalam Air dan/atau pada Sumber Air
yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan
penghidupan manusia serta lingkungannya.

3
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

(8) Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,


memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan Konservasi Sumber Daya Air,
Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air.
(9) PoIa Pengelolaan Sumber Daya Air adalah kerangka dasar dalam
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan
Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan
Pengendalian Daya Rusak Air.
(10) Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air adalah hasil Perencanaan secara
menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan
Pengelolaan Sumber Daya Air.
(11) Wilayah Sungai adalah kesatuan wilayah Pengelolaan Sumber Daya Air
dalam satu atau lebih Daerah Aliran Sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang
luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 (dua ribu) kilometer persegi.
(12) Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan Air yang berasal dari curah hujan ke danau atau
ke laut secara alamiah, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan
batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan.
(13) Cekungan Air Tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis, seperti pengimbuhan,
pengaliran, dan pelepasan Air Tanah berlangsung.
(14) Konservasi Sumber Daya Air adalah upaya memelihara keberadaan serta

Bagian D
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi Sumber Daya Air agar senantiasa
tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya, baik pada waktu sekarang
maupun yang akan datang.
(15) Pendayagunaan Sumber Daya Air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, dan pengembangan Sumber Daya Air secara optimal agar berhasil
guna dan berdaya guna.
(16) Daya Rusak Air adalah Daya Air yang merugikan kehidupan.
(17) Pengendalian Daya Rusak Air adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh Daya Rusak Air.
(18) Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang
akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan
Pengelolaan Sumber Daya Air.

4
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

(19) Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air adalah kegiatan yang meliputi
pengaturan, pelaksanaan, perawatan, pemantauan, dan evaluasi untuk
menjamin keberadaan dan kelestarian fungsi serta manfaat Sumber Daya Air
dan prasarananya.
(20) Prasarana Sumber Daya Air adalah bangunan Air beserta bangunan lain
yang menunjang kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air, baik langsung
maupun tidak langsung.
(21) Pengelola Sumber Daya Air adalah institusi yang diberi tugas dan tanggung
jawab oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan
Sumber Daya Air berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(22) Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air yang selanjutnya disingkat
BJPSDA adalah biaya yang dikenakan, baik sebagian maupun secara
keseluruhan, kepada pengguna Sumber Daya Air yang dipergunakan. untuk
Pengelolaan Sumber Daya Air secara berkelanjutan.
(23) Sistem Penyediaan Air Minum adalah satu kesatuan sarana dan prasarana
penyediaan air minum.

Pasal 2:
Pengelolaan Sumber Daya Air dilakukan berdasarkan asas:
a. kemanfaatan umum;
b. keterjangkauan;
c. keadilan;
d. keseimbangan;

Bagian D
e. kemandirian;
f. kearifan lokal;
g. wawasan lingkungan;
h. kelestarian;
i. keberlanjutan;
j. keterpaduan dan keserasian; dan
k. transparansidan akuntabilitas.

Pasal 3:
Pengaturan Sumber Daya Air bertujuan:
a. memberikan pelindungan dan menjamin pemenuhan hak ralqrat atas Air;
b. menjamin keberlanjutan ketersediaan Air dan Sumber Air agar memberikan
manfaat secara adil bagi masyarakat;
c. menjamin pelestarian fungsi Air dan Sumber Air untuk menunjang
keberlanjutan pembangunan;

5
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

d. menjamin terciptanya kepastian hukum bagi terlaksananya partisipasi


masyarakat dalam pengawasan terhadap pemanfaatan Sumber Daya Air mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pemanfaatan;
e. menjamin pelindungan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk Masyarakat
Adat dalam upaya konservasi Air dan Sumber Air; dan
f. mengendalikan Daya Rusak Air secara menyeluruh yang mencakup upaya
pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan.

Pasal 4:
Ruang lingkup pengaturan Sumber Daya Air meliputi:
a. penguasaan negara dan hak rakyat atas Air;
b. tugas dan wewenang dalam Pengelolaan Sumber Daya Air;
c. Pengelolaan Sumber Daya Air;
d. perizinan;
e. sistem informasi Sumber Daya Air;
f. pemberdayaan dan pengawasan;
g. pendanaan;
h. hak dan kewajiban;
i. partisipasi masyarakat; dan
j. koordinasi.

Pasal 5:
Sumber Daya Air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

Bagian D
Pasal 6:
Negara menjamin hak rakyat atas Air guna memenuhi kebutuhan pokok minimal
sehari-hari bagi kehidupan yang sehat dan bersih dengan jumlah yang cukup,
kualitas yang baik, aman, terjaga keberlangsungannya, dan terjangkau.

Pasal 7:
Sumber Daya Air tidak dapat dirniliki dan/atau dikuasai oleh perseorangan,
kelompok masyarakat, atau badan usaha.

Pasal 8:
(1) Hak rakyat atas Air yang dijamin pemenuhannya oleh negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 merupakan kebutuhan pokok minimal sehari-hari.

6
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

(2) Selain hak rakyat atas Air yang dijamin pemenuhannya oleh negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) negara memprioritaskan hak rakyat atas
Air sebagai berikut:
a. kebutuhan pokok sehari hari;
b. pertanian ralryat; dan
c. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha guna memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari melalui Sistem Penyediaan Air Minum.
(3) Dalam hal ketersediaan Air tidak mencukupi untuk prioritas pemenuhan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pemenuhan Air untuk kebutuhan pokok
sehari-hari lebih diprioritaskan dari yang lainnya.
(4) Dalam hal ketersediaan Air mencukupi, setelah urutan prioritas pemenuhan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) urutan prioritas selanjutnya adalah:
a. penggunaan Sumber Daya Air guna memenuhi kegiatan bukan usaha
untuk kepentingan publik; dan
b. penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha lainnya yang telah
ditetapkan izinnya.
(5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menetapkan urutan prioritas
pemenuhan Air pada Wilayah Sungai sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (21, ayat (3), dan
ayat (4).
(6) Dalam menetapkan prioritas pemenuhan Air sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah terlebih dahulu
memperhitungkan keperluan Air untuk pemeliharaan Sumber Arr dan

Bagian D
lingkungan hidup.
(7) Hak rakyat atas Air bukan merupakan hak kepemilikan atas Air, tetapi hanya
terbatas pada hak untuk memperoleh dan menggunakan sejumlah kuota Air
sesuai dengan alokasi yang penetapannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan Sumber Daya Air untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, pertanian rakyat, dan kebutuhan
usaha guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari melalui Sistem
Penyediaan Air Minum, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), serta untuk
memenuhi kegiatan bukan usaha untuk kepentingan publik dan kebutuhan.
usaha lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 10:

7
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) bertugas:
a. menyusun kebijakan nasional Sumber Daya Air;
b. menyusun Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional,
termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;
c. menyusun Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional,
termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;
d. melaksanakan Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional,
termasuk Cekungan Air Tanah pada Wilayah Sungai tersebut;
e. mengelola kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas negara,
Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;
f. menyelenggarakan proses perizinan penggunaan Sumber Daya Air pada
Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah
Sungai strategis nasional;
g. mengembangkan dan mengelola Sistem Penyediaan Air Minum lintas daerah
provinsi dan Sistem Penyediaan Air Minum untuk kepentingan strategis
nasional;
h. menjamin penyediaan Air baku yang memenuhi kualitas untuk pemenuhan
kebutuhan pokok minimal sehari-hari masyarakat pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;

Bagian D
i. mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagai satu kesatuan sistem
pada daerah irigasi yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat;
j. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan Pengelolaan
Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas
provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;
k. memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalam Pengelolaan Sumber
Daya Air kepada Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota;
l. mengembangkan teknologi di bidang Sumber Daya Air;
m. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang
Pengelolaan Sumber Daya Air Pemerintah Daerah provinsi dan/ atau
Pemerintah Daerah kabupaten/kota;

8
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

n. melakukan pengawas€ur terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang


pengembangan dan pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum lintas daerah
provinsi;
o. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang
pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pada daerah irigasi kewenangan
Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota; dan
p. memfasilitasi penyelqsaian sengketa antarprovinsi dalam Pengelolaan Sumber
Daya Air.

Pasal 11:
Dalam mengatur dan mengelola Sumber Daya Air, Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (l) berwenang:
a. menetapkan kebijakan nasional Sumber Daya Air;
b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai lintas
negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;
c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai
lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis
nasional;
d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air pada Wilayah Sungai lintas negara,
Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;
e. menetapkan zona konservasi Air Tanah pada Cekungan Air Tanah di Wilayah
Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai
strategis nasional;

Bagian D
f. menetapkan status daerah irigasi;
g. mengatur, menetapkan, dan memberi izin penggunaan Sumber Daya Air untuk
kebutuhan bukan usaha dan izin penggunaan Sumber Daya Air untuk
kebutuhan usaha pada lokasi tertentu di Wilayah Sungai lintas negara, Wilayah
Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional;
h. membentuk wadah koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah
Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai
strategis nasional;
i. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Pengelolaan Sumber Daya
Air;
j. membentuk Pengelola Sumber Daya Air;
k. menetapkan nilai satuan BJPSDA dengan melibatkan para pemangku
kepentingan terkait;
l. menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum; dan

9
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

m. memungut, menerima, dan menggunakan BJPSDA pada Wilayah Sungai lintas


negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, dan Wilayah Sungai strategis nasional.

Pasal 18:
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dan Pasal 11 Pemerintah Pusat menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan
sebagian kewenangannya kepada perangkat Pemerintah Pusat atau wakil
Pemerirrtah Pusat di daerah, atau dapat menugaskannya kepada Pemerintah Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19:
(1) Sebagian tugas dan wewenang Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
dalam mengelola Sumber Daya Air yang meliputi satu Wilayah Sungai dapat
ditugaskan kepada Pengelola Sumber Daya Air.
(2) Pengelola Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa unit pelaksana teknis kementerian/unit pelaksana teknis daerah atau
badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah di bidang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
(3) Sebagian tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
termasuk:
a. menetapkankebijakan;
b. menetapkan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air;
c. menetapkan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air;
d. menetapkan kawasan lindung Sumber Air;

Bagian D
e. menetapkan izin;
f. membentuk wadah kooordinasi;
g. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria;
h. membentuk Pengelola Sumber Daya Air; dan
i. menetapkan nilai satuan BJPSDA.
(4) Badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah di bidang Pengelolaan
Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. memiliki tugas menyelenggarakan sebagian fungsi Pengelolaan Sumber
Daya Air, yaitu pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan;
b. memiliki tugas penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha
hanya pada wilayah kerjanya;
c. melakukan pelayanan yang berkualitas dengan prinsip pengelolaan
perusahaan yang sehat;

10
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

d.
memiliki tugas memungut, menerima, dan menggunakan BJPSDA;
e.
mendapat tugas khusus yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah; dan
f. tidak semata-mata berorientasi untuk mengejar keuntungan.
(5) Penugasan Pemerintah Pusat kepada badan usaha milik negara di bidang
Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
(6) Penugasan Pemerintah Daerah kepada badan usaha milik daerah di bidang
Pengelolaan Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan peraturan kepala daerah.

Pasal 22:
(1) Pengelolaan Sumber Daya Air didasarkan pada Wilayah Sungai dengan
memperhatikan keterkaitan penggunaan Air Permukaan dan Air Tanah
dengan mengutamakan pendayagunaan Air Permukaan.
(2) Pengelolaan Sumber Daya Air berdasarkan Wilayah Sungai sebagaimana
drmaksud pada ayat (1) paling sedikit memperhatikan:
a. Daerah Aliran Sungai secara alamiah;
b. karakteristik fungsi Sumber Air;
c. daya dukung Sumber Daya Air;
d. kekhasan dan aspirasi daerah dan masyarakat sekitar dengan melibatkan
para pemangku kepentingan terkait;
e. kemampuan pendanaan;

Bagian D
f. perubahan iklim;
g. konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
h. pengembangan teknologi; dan
i. jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi pertumbuhannya.
(3) Air Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (l) merupakan Air Tanah pada
Cekungan Air Tanah yang terdapat pada Wilayah Sungai yang bersangkutan.
(4) Wilayah Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Wilayah
Sungai lintas negara, Wilayah Sungai lintas provinsi, Wilayah Sungai
strategis nasional, Wilayah Sungai lintas kabupaten/ kota, dan Wilayah
Sungai dalam satu kabupaten fkota.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan tata cara penetapan Wilayah
Sungai diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(6) Wilayah Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.

11
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

Pasal 24:
(1) Konservasi Sumber Daya Air ditqiukan untuk menjaga kelangsungan
keberadaan, daya dukung, daya tampung, dan fungsi Sumber Daya Air.
(2) Konservasi Surnber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Konservasi Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan mengacu pada Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air melalui
kegiatan:
11. a. pelindungan dan pelestarian Sumber Air;
12. b. pengawetan Air;
13. c. pengelolaan kualitas Air; dan
14. d. pengendalian pencemaral Air.
(4) Pelindungan dan pelestarian Sumber Air sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a ditunjukan untuk melindungi dan melestarikan Sumber Air beserta
lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang
disebabkan oleh daya alam dan yang disebabkan oleh tindakan manusia.
(5) Pengawetan Air sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b ditqiukan untuk
memelihara keberadaan dan ketersediaan Air atau kuantitas Air sesuai dengan
fungsi dan manfaatnya.

B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 122 Tahun 2015 Tentang Sistem

Bagian D
Penyediaan Air Minum

Pasal 1:
• Air Baku untuk Air Minum Rumah Tangga, yang selanjutnya disebut Air Baku
adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air
laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai Air Baku untuk Air Minum.
• Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum;
• Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari yang digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci,
peturasan, dan ibadah.
• Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.

12
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

• Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan


satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum
• Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses
dasar manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat.
• Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan
ketersediaan sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas Air Minum yang meliputi pembangunan baru,
peningkatan, dan perluasan. 9
• Pengelolaan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan kemanfaatan
fungsi sarana dan prasarana SPAM terbangun yang meliputi operasi dan
pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sumber daya manusia, serta
kelembagaan.
• Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
• Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
• Badan Usaha Milik Negara Penyelenggara SPAM yang selanjutnya disebut
BUMN adalah badan usaha yang dibentuk khusus untuk melakukan kegiatan
Penyelenggaraan SPAM yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh Negara.
• Badan Usaha Milik Daerah Penyelenggara SPAM yang selanjutnya disebut

Bagian D
BUMD adalah badan usaha yang dibentuk khusus untuk melakukan kegiatan
Penyelenggaraan SPAM yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh Daerah.
• Unit Pelaksana Teknis Penyelenggara SPAM yang selanjutnya disebut UPT
adalah unit yang dibentuk khusus untuk melakukan sebagian kegiatan
Penyelenggaraan SPAM oleh Pemerintah Pusat yang bersifat mandiri untuk
melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang
tertentu dari organisasi induknya.
• Unit Pelaksana Teknis Dinas Penyelenggara SPAM yang selanjutnya disebut
UPTD adalah unit yang dibentuk khusus untuk melakukan sebagian kegiatan
Penyelenggaraan SPAM oleh Pemerintah Daerah untuk melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang
mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.
• Kelompok Masyarakat adalah kumpulan, himpunan, atau paguyuban yang
dibentuk masyarakat sebagai partisipasi masyarakat dalam Penyelenggaraan
SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

13
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

• Pelanggan adalah masyarakat atau instansi yang terdaftar sebagai penerima


layanan Air Minum dari BUMN, BUMD, UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat,
dan Badan Usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
• Badan Usaha untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri yang selanjutnya disebut
Badan Usaha adalah Badan Usaha berbadan hukum atau tidak berbadan hukum
yang bidang usaha pokoknya bukan merupakan usaha penyediaan Air Minum
dan salah satu kegiatannya menyelenggarakan SPAM untuk kebutuhan sendiri
di wilayah usahanya.
• Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah yang berhak diperoleh warga negara secara minimal.

Pasal 2
SPAM diselenggarakan untuk memberikan pelayanan Air Minum kepada
masyarakat untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum.
SPAM diselenggarakan dengan tujuan untuk:
a. tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum;
b. terwujudnya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau;
c. tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD,
UPT, UPTD, Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha; dan
d. tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untuk
memperluas cakupan pelayanan Air Minum.

Bagian D
Pasal 3
Jenis SPAM meliputi:
a. SPAM jaringan perpipaan; atau
b. SPAM bukan jaringan perpipaan.

Pasal 17
Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas Air Minum,
akses terhadap pelayanan Air Minum, dan terpenuhinya Kebutuhan Pokok Air
Minum Sehari-hari bagi masyarakat.

Pasal 18
• Penyelenggaraan SPAM meliputi:
a. pengembangan SPAM; dan
b. pengelolaan SPAM.
• Penyelenggaraan SPAM wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang
ditetapkan oleh Menteri

14
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

Pasal 19
Penyelenggaraan SPAM berlandaskan:
a. Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM; dan
b. Rencana Induk SPAM.

Pasal 20
• Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM terdiri atas:
a. Kebijakan dan Strategi Nasional Penyelenggaraan SPAM;
b. Kebijakan dan Strategi Provinsi Penyelenggaraan SPAM; dan
c. Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM.
• Kebijakan dan Strategi Nasional Penyelenggaraan SPAM disusun dan
ditetapkan oleh Menteri setiap 5 (lima) tahun sekali.
• Kebijakan dan Strategi Nasional Penyelenggaraan SPAM digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan Kebijakan dan Strategi Provinsi Penyelenggaraan
SPAM dan Penyusunan Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota
Penyelenggaraan SPAM dengan memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, dan
budaya masyarakat setempat, serta kondisi lingkungan daerah sekitarnya
• Kebijakan dan Strategi Provinsi Penyelenggaraan SPAM disusun dan ditetapkan
oleh gubernur setiap 5 (lima) tahun sekali.
• Kebijakan dan Strategi Kabupaten/Kota Penyelenggaraan SPAM disusun dan
ditetapkan oleh bupati/walikota setiap 5 (lima) tahun sekali.

Pasal 21
• Rencana Induk SPAM terdiri atas:
a. Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi;

Bagian D
b. Rencana Induk SPAM Lintas Kabupaten/Kota; dan
c. Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota.
• Rencana Induk SPAM meliputi perencanaan Air Minum jaringan perpipaan dan
perencanaan Air Minum bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi
kebutuhan Air Minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan
dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya

Pasal 22
1) Rencana Induk SPAM disusun dengan memperhatikan:
a. rencana pengelolaan sumber daya air;
b. rencana tata ruang wilayah;
c. kebijakan dan strategi Penyelenggaraan SPAM;
d. kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di
daerah/wilayah setempat dan sekitarnya; dan
e. kondisi kota dan rencana pengembangannya.
2) Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi disusun dan ditetapkan oleh Menteri.

15
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

3) Rencana Induk SPAM Lintas Kabupaten/Kota disusun dan ditetapkan oleh


gubernur.
4) Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota disusun dan ditetapkan oleh
bupati/walikota.

Pasal 23
• Rencana Induk SPAM ditetapkan untuk jangka waktu 15 (lima belas) sampai
dengan 20 (dua puluh) tahun.
• Rencana Induk SPAM ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali.

Pasal 24
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan Kebijakan dan Strategi
Penyelenggaraan SPAM dan Rencana Induk SPAM diatur dalam Peraturan Menteri

Pasal 25
• Pengembangan SPAM meliputi:
a. pembangunan baru;
b. peningkatan;
c. perluasan.
• Pembangunan baru dapat dilakukan berdasarkan adanya kebutuhan
pengembangan pembangunan yang meliputi:
a. belum tersedia kapasitas;
b. kapasitas terpasang sudah dimanfaatkan secara optimal; dan/atau
c. kapasitas yang ada belum mencukupi kebutuhan.
• Peningkatan dilakukan melalui modifikasi unit komponen sarana dan prasarana
terbangun untuk meningkatkan kapasitas.

Bagian D
• Perluasan dilakukan pada unit distribusi berdasarkan adanya kebutuhan
perluasan cakupan pelayanan Air Minum kepada masyarakat.

Pasal 26
1. Pengelolaan SPAM meliputi:
a. operasi dan pemeliharaan;
b. perbaikan;
c. pengembangan sumber daya manusia; dan
d. pengembangan kelembagaan.

Pasal 33
Penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan
penyelenggaraan sanitasi untuk mencegah pencemaran Air Baku dan menjamin
keberlanjutan fungsi penyediaan Air Minum.

Pasal 36

16
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

1) Penyelenggaraan SPAM menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat dan/atau


Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya guna memenuhi kehidupan
yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Dalam rangka melaksanakan Penyelenggaraan SPAM dibentuk BUMN
dan/atau BUMD oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya.
3) Dalam hal Penyelenggaraan SPAM di luar jangkauan pelayanan BUMN
dan/atau BUMD, maka Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah dapat
membentuk UPT atau UPTD sesuai dengan kewenangannya.
4) Pembentukan UPT atau UPTD dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5) Dalam rangka efisiensi dan efektivitas Penyelenggaraan SPAM, Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama.

Pasal 37
1. Dalam rangka peningkatan Penyelenggaraan SPAM, Presiden membentuk
lembaga yang menangani peningkatan penyelenggaraan SPAM.
2. Ketentuan mengenai pembentukan, struktur organisasi, tugas dan fungsi, serta
tata kerja badan diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 42
(1) Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan oleh:
a. BUMN/BUMD;
b. UPT/UPTD;

Bagian D
c. Kelompok Masyarakat; dan/atau
d. Badan Usaha.
(2) Penyelenggaraan SPAM dapat bekerjasama dengan badan usaha swasta.

Pasal 54
 Pembiayaan Penyelenggaraan SPAM menjadi tanggung jawab Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
 Pembiayaan Penyelenggaraan SPAM dilakukan untuk membiayai
Pengembangan SPAM dan Pengelolaan SPAM.
 Sumber dana untuk pembiayaan Penyelenggaraan SPAM berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
b. BUMN atau BUMD;
c. dana masyarakat; dan/atau
d. sumber dana lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

17
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

 Sumber dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
digunakan untuk mendanai kegiatan Penyelenggaraan SPAM bagi lintas daerah
provinsi dan kepentingan strategis nasional.
 Sumber dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga
dapat digunakan untuk:
a. keadaan darurat;
b. pemenuhan standar pelayanan minimal; dan/atau
c. masyarakat berpenghasilan rendah.

Pasal 57
1) Tarif Air Minum merupakan biaya jasa pelayanan Air Minum yang wajib
dibayar oleh pelanggan untuk setiap pemakaian Air Minum yang diberikan
oleh BUMN, BUMD, dan UPT.
Perhitungan dan penetapan tarif Air Minum harus didasarkan pada:
a. keterjangkauan dan keadilan;
b. mutu pelayanan;
c. pemulihan biaya;
d. efisiensi pemakaian air;
e. transparansi dan akuntabilitas; dan
f. perlindungan Air Baku.
2) Komponen yang diperhitungkan dalam perhitungan tarif Air Minum meliputi:
a. biaya operasi dan pemeliharaan;
b. biaya depresiasi/amortisasi;
c. biaya bunga pinjaman;
d. biaya lain; dan/atau

Bagian D
e. keuntungan yang wajar.
3) Tarif Air Minum meliputi beberapa kelompok pelanggan yang dicantumkan
dalam struktur tarif.
4) Struktur tarif harus mengakomodir keterjangkauan masyarakat yang
berpenghasilan rendah untuk memenuhi Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-
hari.
5) BUMN, BUMD, dan UPT wajib menerapkan struktur tarif termasuk tarif
progresif, dalam rangka penerapan subsidi silang antar kelompok pelanggan
dan mengupayakan penghematan penggunaan Air Minum

Pasal 66: Ketentuan Peralihan


1. Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM oleh badan usaha swasta untuk kebutuhan
sendiri yang telah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini
harus disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah ini sebelum masa berlaku
Surat Izin Pengambilan Air berakhir.

18
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

2. Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM yang dilakukan melalui mekanisme


kerjasama antara Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik Daerah dengan badan usaha swasta yang telah dilaksanakan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku sampai
berakhirnya perjanjian kerjasama.

D.3 Pemahaman Terhadap Substansi Pekerjaan

Mengacu kepada ruang lingkup kegiatan yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja
maka kegiatan dilakukan adalah menginventarisasi kesiapan dokumen readiness
criteria kegiatan pembangunan SPAM pada lokasi yang akan dilaksanakan melalui
APBN pada TA 2022, meliputi:

- Dokumen RISPAM kabupaten/kota yang sudah direview;


- Justifikasi teknis kegiatan berupa ringkasan dokumen perencanaan kegiatan
meliputi latar belakang dilaksanakannya kegiatan, manfaat, sistem yang
direncanakan, tahapan dan jadwal pembangunan, lingkup kegiatan yang
dilaksanakan, sumber pembiayaan, dan rencana pengelola;
- Izin air baku yang diterbitkan oleh instansi Sumber Daya Air sesuai kewenangan
pengelolaan wilayah sungai atau air baku lainnya;
- Dokumen DED kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang sudah direview dan dibutuhkan sebagai kelengkapan dokumen
dalam proses pelelangan;

Bagian D
- Kesiapan lahan berupa dokumen resmi yang menyatakan bahwa lokasi lahan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan, sudah tersedia dan dapat dimanfaatkan;
- Kesiapan pengelola berupa surat kesiapan PDAM/Non-PDAM untuk mengelola
SPAM terbangun;
- Kesiapan Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) berupa surat kesanggupan Kepala
Daerah untuk menyertakan dukungan dana daerah sebagai bentuk pelaksanaan
tugas daerah;
- Kesiapan Serah Terima Aset berupa surat kesanggupan Kepala Daerah untuk
memproses serah terima aset terbangun dari Pusat ke daerah;
- Surat Pernyataan Kepala Daerah yang menyatakan kesiapan readiness criteria
lokasi kegiatan sebagaimana dijelaskan pada butir-butir di atas.

Dimana berdasarkan pedoman penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten/Kota


didalam PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

19
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM


PENYEDIAAN AIR MINUM, dimana Penyusunan Rencana Induk SPAM
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (4) sekurang-kurangnya
memuat:

1. Gambaran umum lintas kabupaten/kota;


2. Kondisi SPAM eksisting lintas kabupaten/kota;
3. Standar/kriteria perencanaan;
4. Proyeksi kebutuhan air;
5. Potensi Air Baku;
6. Rencana induk dan pra desain SPAM;
7. Analisis dan keuangan; dan
8. Pengembangan kelembagaan pelayanan Air Minum.

Sedangkan evaluasi terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan


rencana teknis terinci (DED) pengembangan SPAM dengan yang diatur dalam
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM, serta Sanitasi yang diatur dalam peraturan terkait
Sanitasi. Syarat dan ketentuan penyusunan DED tersebut harus memuat:

1) Rancangan detail kegiatan;


2) Perhitungan dan gambar teknis;
3) Spesifikasi teknis;

Bagian D
4) Rencana anggaran biaya;
5) Analisis harga satuan;
6) Tahapan dan jadwal pelaksanaan;
7) Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang, jadwal pelelangan, dan
pemaketan).

D.4 Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang dijelaskan

dalam bagian ini merupakan pandangan dan pemahaman konsultan

20
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2022
Provinsi Papua

terhadap apa dan bagaimana pekerjaan ini dilaksanakan yang

diteruskan dengan tanggapan terhadap KAK nya

Setelah mempelajari dengan seksama seluruh materi yang tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) serta mengikuti Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dengan
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvulling-nya), maka secara umum kami telah
dapat memahami secara lengkap maksud dan tujuan kegiatan proyek serta lingkup
pekerjaan yang merupakan tanggung jawab konsultan dalam melaksanakan pekerjaan
ini. Atas dasar pemahaman tersebut itulah kami-pun telah menyiapkan Usulan Teknis
sebagaimana disyaratkan pada dokumen Kerangka Acuan (KAK) Pekerjaan.

Mengingat pentingnya peran konsultan maka selaku kandidat konsultan kami telah
melakukan interpretasi terhadap rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan dari sumber
informasi pihak pemberi pekerjaan dan data sekunder. Semua hal ini dilakukan agar
dapat dihasilkan produk pekerjaan yang optimal.

Dokumen lelang yang kami teima meskipun ada beberapa kekurangan secara umum
dapat dikatakan sudah cukup jelas dan lengkap bagi Konsultan sebagai bahan acuan
untuk menyiapkan, Dokumen Data Administrasi, Usulan Teknis maupun Usulan Biaya
dan untuk dapat dipakai sebagai pegangan/acuan dalam pelaksanaan pekerjaan. Adanya
kekurangan data informasi tersebut tidak terlalu mempengaruhi kami untuk menyusun
usulan yang lengkap dan memadai, oleh karena kekurangan informasi tersebut bisa
dikembangkan dan dilengkapi pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Bagian D
Namun demikian sebagai respon atas pemahaman kami terhadap Kerangka Acuan Kerja
ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan baik berupa tanggapan maupun masukan
yang cukup penting baik untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan maupun untuk
mendapat hasil yang maksimal, yang diuraikan dalam Tabel D.1 sebagai berikut :

21
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

Table D.1 Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


1. Latar Belakang A. Dasar Hukum Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar Referensi hukum
1. UU No. 11 Tahun 1974, tentang Pengairan dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus yang digunakan
2. UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah dalam kegiatan ini
3. UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP 2005-2025 Daerah maupun Pemerintah Pusat. Penyediaan sebaiknya yang
4. UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sarana dan prasarana air minum menjadi salah terupdate (peraturan
5. PP No. 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya satu kunci dalam pengembangan ekonomi terbaru yang
Air wilayah. Ketersediaan air minum merupakan berlaku) terkait
6. PP No.122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air salah satu penentu peningkatan kesejahteraan dengan air minum,

Bagian D
Minum. masyarakat, diharapkan dengan ketersediaan air yaitu UU No 17
7. Perpres Nop. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020 - 2024 minum dapat meningkatkan derajat kesehatan Tahun 2019 tentang
8. Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan Sumber Daya Air.
9. Perpres No. 56 Tahun 2018 tentang Proyek Strategis produktivitas masyarakat, sehingga terjadi Sehingga UU no 11
Nasional peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tahun 1974 tentang
10. Permen PUPR No. 27 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Dalam latar belakang ini, dikatakan bahwa Dalam Pengairan sebaiknya
SPAM mendukung pencapaian target tersebut, tidak dicantumkan
11. Permen PUPR No. 26 Tahun 2017 tentang Panduan khususnya SPAM Jaringan Perpipaan, diperlukan lagi.
Pembangunan Budaya Integritas di Kementerian PUPR kegiatan pengembangan SPAM, yang tepat mutu,
tepat sasaran, dan tepat waktu. Untuk itu, perlu
B. Alasan Kegiatan Dilaksanakan adanya dokumen perencanaan yang baik dan
Kementerian PUPR melalui Visium Kementerian PUPR Tahun 2030 readiness criteria yang lengkap yang wajib
telah menargetkan 100% Smart Living di tahun 2030, yaitu 100% disiapkan oleh pemerintah Kabupaten/kota untuk
pelayanan air minum, 0 ha kawasan kumuh dan 100% pelayanan kegiatan pengembangan SPAM yang diusulkan
sanitasi. Visium ini tertuang dalam Permen PUPR No 26 Tahun 2017 dibiayai melalui APBN.
tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas di Kementerian Dokumen RISPAM adalah urutan pertama dari
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. readiness criteria. Diharapkan, dengan adanya
Rencana Induk Air Minum, dapat tersusun suatu

22
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


Hingga akhir tahun 2018 capaian akses air minum secara nasional program pengembangan Sistem Penyediaan Air
sebesar 87,75%. Dari data tersebut, masih terdapat gap sebesar Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable)
12,25% untuk mencapai target 100%. Target tersebut dapat dipenuhi dan terarah. Selain itu, perlu dievaluasi juga
melalui pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) kesesuaian dokumen perencanaan lainnya.
Jaringan Perpipaan (JP) dan Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) Dengan kata lain, kegiatan ini diperlukan untuk
Terlindungi. mengevaluasi dan mereview dokuman RISPAM
Kota/Kabupaten sasaran serta dokumen DED
Dalam mendukung pencapaian target tersebut, khususnya SPAM SPAM dan sanitasi yang dapat menjadi acuan
Jaringan Perpipaan, diperlukan kegiatan pengembangan SPAM, yang dalam pengmbangan kegiatan SPAM TA 2022.
tepat mutu, tepat sasaran, dan tepat waktu. Untuk itu, perlu adanya Berdasarkan hal tersebut, Konsultan memahami

Bagian D
dokumen perencanaan yang baik dan readiness criteria yang lengkap dengan baik latar belakang pengerjaan proyek ini
yang wajib disiapkan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk kegiatan dan siap memberikan kontribusi secara maksimal
pengembangan SPAM yang diusulkan dibiayai melalui APBN. untuk melaksanakannya.

Adapun readiness criteria pengembangan SPAM melalui APBN yaitu


Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), justifikasi
teknis, Detail Engineering Design (DED), ijin air baku, Rencana
Anggaran Biaya (RAB), kesiapan lahan, kesiapan lembaga pengelola
(PDAM, UPTD, Kelompok Masyarakat), kesiapan Dana Daerah
untuk Urusan Bersama (DDUB), kesiapan menerima aset, dan Surat
Pernyataan Kepala Daerah yang menyatakan kesanggupan
memenuhi atau menyediakan readiness criteria di atas.

Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Prasarana Permukiman


Wilayah (BPPW) Papua melakukan pendampingan review dokumen
perencanaan serta penyiapan readiness criteria bagi kabupaten/kota
yang mengajukan kegiatan untuk didanai APBN TA 2021 melalui
kegiatan Konsultan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA

23
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


2022..

2. Maksud dan Tujuan Maksud : Dengan adanya penugasan konsultan, maka Tidak ada
Menghasilkan kegiatan pengembangan SPAM TA 2022 yang tepat segala harapan yang diinginkan mulai dari
mutu, tepat sasaran, dan tepat waktu melalui penyiapan readiness maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan dapat
criteria yang baik, lengkap sesuai aturan dan kriteria yang berlaku. tercapai, lebih efektif dan berdayaguna. Keluaran
Tujuan : data yang disiratkan dalam tujuan kegiatan oleh
a. Membantu Balai PPW Papua dalam mengevaluasi dan mereview pihak pemilik pekerjaan akan dipenuhi oleh pihak
kesiapan program pengembangan SPAM yang dibiayai APBN Konsultan.
sesuai kriteria program;
b. Membantu Pemda dalam menyiapkan readiness criteria untuk

Bagian D
program pengembangan SPAM yang akan dibiayai oleh APBN.
3. Sasaran Balai PPW Papua, Dinas PUPR Provinsi/Kabupaten/Kota, PDAM, Sasaran yang dimaksud dalam KAK adalah Dinas Tidak ada
UPTD dan stakeholder terkait lainnya di bidang air minum. ataupun stakeholder terkait di bidang air minum
yang ada di Provinsi dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Papua.
Adapun pemahaman Konsultan terhadap sasaran
kegiatan penyiapan readiness criteria ini
diantaranya:
- Adanya dokumen RISPAM Kabupaten/ Kota
sasaran yang telah dinilai, karena bila tidak
ada dokumen RISPAM, tidak ada bantuan
dana dari pemerintah pusat untuk
pembangunan fisik pengembangan SPAM.
Hal yang perlu digaris bawahi adalah
kegiatan RISPAM ini harus sejalan dengan
rencana Kebijakan dan Strategi yang ada di
Kota/Kabupaten Sasaran

24
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


- Laporan lengkap rencana detail teknis (DED)
lokasi kegiatan pembangunan SPAM yang
telah dikaji ulang dan siap
diimplementasikan melalui APBN TA 2022
4. Lokasi Pekerjaan Kegiatan ini dilaksanakan di 9 (sembilan) Kabupaten/Kota di jelas Tidak ada
Provinsi Papua, yaitu:
- Kabupaten Merauke
- Kabupaten Nabire
- Kabupaten Sarmi
- Kabupaten Keerom

Bagian D
- Kabupaten Jayawijaya
- Kabupaten Mappi
- Kabupaten Biak Numfor
- Kabupaten Kepulauan Yapen
- Kabupaten Mimika
5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini dilakukan secara kontraktual dan dibiayai melalui Jelas Tidak ada
sumber pendanaan APBN Rupiah Murni TA 2021 yang terdapat
dalam DIPA Satker Balai PPW Papua, dengan nilai pagu Rp.
2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
6. Ruang Lingkup a. Melakukan pendampingan dan review dokumen RISPAM Sebagaimana dijelaskan dalam kerangka acuan Tidak ada
Kegiatan Kabupaten/ Kota lokasi usulan kegiatan TA 2022 yang kerja, lingkup pekerjaan yang mencakup lingkup
meliputi: kegiatan dan lingkup materi cukup jelas. Semua
- Pendampingan kepada Kabupaten/Kota yang belum muatan dalam kegiatan akan dilaksanakan untuk
memiliki RISPAM untuk menyusun dokumen RISPAM mendapatkan hasil yang diinginkan
sesuai Permen PUPR No. 27 Tahun 2016;
- Pendampingan perbaikan atau review kepada
Kabupaten/Kota yang sudah memiliki RISPAM namun
belum memenuhi kriteria sesuai dengan Permen PUPR No.

25
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


27 Tahun 2016.
- Pendampingan legalisasi dokumen RISPAM kepada
kabupaten/kota;
- Penilaian atas dokumen RISPAM yang telah disusun atau
diperbaiki kabupaten/kota sesuai pedoman penilaian
dokumen RISPAM.
b. Melakukan review terhadap dokumen DED kegiatan
pembangunan SPAM, meliputi:
- Bila tidak ada produk yang harus direview, konsultan wajib
mendampingi Pemda hingga keluar prodak dengan legalitas

Bagian D
Pemda.
- Evaluasi terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis terinci (DED) pengembangan
SPAM dengan yang diatur dalam Permen PUPR No. 27
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
Air Minum, serta Sanitasi yang diatur dalam peraturan
terkait Sanitasi. Syarat dan ketentuan penyusunan DED
tersebut harus memuat:
1) Rancangan detail kegiatan;
2) Perhitungan dan gambar teknis;
3) Spesifikasi teknis;
4) Rencana anggaran biaya;
5) Analisis harga satuan;
6) Tahapan dan jadwal pelaksanaan;
7) Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang,
jadwal pelelangan, dan pemaketan).
- Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis

26
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


yang diatur dalam NSPK bidang air minum;
- Review terhadap kesesuaian rencana detail, perhitungan,
dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi
pengembangan SPAM;
- Bantuan teknis terhadap tim penyusun DED pengembangan
SPAM dan Sanitasi TA 2022 di Pemda.
c. Menginventarisasi kesiapan dokumen readiness criteria
kegiatan pembangunan SPAM pada lokasi yang akan
dilaksanakan melalui APBN pada TA 2022, meliputi:
- Dokumen RISPAM kabupaten/kota yang sudah direview;

Bagian D
- Justifikasi teknis kegiatan berupa ringkasan dokumen
perencanaan kegiatan meliputi latar belakang dilaksanakannya
kegiatan, manfaat, system yang direncanakan, tahapan dan
jadwal pembangunan, lingkup kegiatan yang dilaksanakan,
sumber pembiayaan, dan rencana pengelola;
- Izin air baku yang diterbitkan oleh instansi Sumber Daya Air
sesuai kewenangan pengelolaan wilayah sungai atau air baku
lainnya;
- Dokumen DED kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk
Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang sudah direview dan
dibutuhkan sebagai kelengkapan dokumen dalam proses
pelelangan;
- Kesiapan lahan berupa dokumen resmi yang menyatakan
bahwa lokasi lahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan, sudah tersedia dan dapat dimanfaatkan;
- Kesiapan pengelola berupa surat kesiapan PDAM/Non-
PDAM untuk mengelola SPAM terbangun;

27
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


- Kesiapan Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB) berupa
surat kesanggupan Kepala Daerah untuk menyertakan
dukungan dana daerah sebagai bentuk pelaksanaan tugas
daerah;
- Kesiapan Serah Terima Aset berupa surat kesanggupan
Kepala Daerah untuk memproses serah terima aset terbangun
dari Pusat ke daerah;
- Surat Pernyataan Kepala Daerah yang menyatakan kesiapan
readiness criteria lokasi kegiatan sebagaimana dijelaskan pada
butir-butir di atas.

Bagian D
d. Melaksanakan Workshop/Pembahasan
- Penyelenggaraan 1 kali workshop/pembahasan berlokasi di
ibukota kabupaten/kota dengan sasaran peserta adalah
Bappeda kabupaten/kota, Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
yang menangani air minum, dan PDAM/Penyelenggara
SPAM, sejumlah 9 (sembilan) Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua.
- Workshop Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA
2022 dilakukan dalam rangka:
1) Sosialisasi kebijakan dan strategi Kementerian PUPR dalam
mencapai target RPJMN 2020-2024 di bidang
penyelenggaraan SPAM,
2) Inventarisasi kelengkapan readiness criteria kegiatan
pembangunan SPAM pada TA 2022,
3) Pendampingan penyusunan dan review dokumen RISPAM
kabupaten/kota, dan
4) Pembahasan review DED kegiatan pembangunan SPAM TA

28
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


2022 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua.
7. Keluaran Hasil Keluaran dari kegiatan ini adalah: jelas tidak ada
Kegiatan a. Dokumen RISPAM Kabupaten/ Kota yang telah dinilai dari
hasil:
- Pendampingan kepada kabupaten/kota yang belum memiliki
RISPAM
- Pendampingan perbaikan atau review kepada
kabupaten/kota yang sudah memiliki RISPAM namun
belum memenuhi kriteria
- Pendampingan legalisasi dokumen RISPAM kepada

Bagian D
kabupaten/kota
- Penilaian atas dokumen RISPAM yang telah disusun atau
diperbaiki kabupaten/kota sesuai pedoman penilaian
dokumen RISPAM
b. Laporan lengkap rencana detail teknis (DED) lokasi kegiatan
pembangunan SPAM yang telah dikaji ulang dan siap
diimplementasikan melalui APBN TA 2022;
c. Daftar lokasi dan ringkasan laporan kegiatan pembangunan
SPAM yang memenuhi readiness criteria;
d. Laporan kegiatan Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
TA 2022.
8. Unit Kerja dan a. Unit Kerja : Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua jelas tidak ada
Penanggung Jawab b. Nama Kepala Balai : Dr. Corneles Sagrim, ST, MMT
Kegiatan c. Nama PPK : Erwin Sucipto, ST, M.Si
9. Lingkup Membantu Balai PPW Papua menyiapkan readiness criteria kegiatan Jelas Tidak Ada
Kewenangan SPAM yang akan dilaksanakan melalui APBN TA 2022.
Penyedia Jasa
10. Peralatan, Material, a. Peralatan Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Jelas tidak ada

29
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


Personil dan Fasilitas Komitmen Konsultan akan membuat ceklist data sebagai
Data panduan dalam proses pengumpulan data
- Pengguna jasa akan memfasilitasi kebutuhan data/informasi Konsultan juga akan selalu untuk melakukan
yang diperlukan untuk melengkapi penyusunan kegiatan ini; kegiatan koordinasi dalam bentuk diskusi,
Staf Pengawas presentasi dengan pemilik pekerjaan serta tim
- Pengguna jasa akan membentuk Tim Teknis sebagai pengawas teknis yang dibentuk oleh pemilik pekerjaan
dan pengarah pelaksanaan kegiatan dalam rangka pelaksanaan dalam kegiatan ini.
jasa konsultansi; Konsultan akan mempersiapkan peralatan,
b. Peralatan Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat material dan fasilits sesuai dengan yang
Komitmen dipersyaratkan dalam KAK.

Bagian D
Fasilitas Perjalanan Dinas
- Penyedia jasa akan memberikan fasilitas perjalanan dinas
kepada seluruh tenaga ahli
Fasilitas Sosialisasi dan Workshop
- Penyedia Jasa akan memfasilitasi kegiatan workshop sebanyak 2
(dua) kali
Akomodasi
- Akomodasi bagi tenaga profesional harus disediakan oleh
penyedia jasa.
Penyediaan oleh Penyedia Jasa
- Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas menunjang
kelancaran pelaksanaan kegiatan dan harus memperhitungkan
semua biaya pengeluaran yang akan dimasukkan dalam biaya
penawaran yang terdiri atas:
1. Komputer/laptop dengan cara sewa.
2. Printer dengan cara sewa.
3. Computer supplies.

30
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan biaya operasional dan
seminar/workshop dalam penawaran

11. Pelaksana Kegiatab Pelaksanaan kegiatan memerlukan dukungan tenaga ahli dengan Pemakaian Tenaga Ahli pada kegiatan ini harus Tidak ada
uraian garis besar penugasan sebagai berikut: dapat memberikan manfaat dalam alih
pengetahuan secara optimal melalui kemitraan
dengan media diskusi secara rutin dan
pembahasan secara berkala.
Untuk bisa mengerahkan Tenaga Ahli dan Tenaga
Pendukung dengan sistematis dan tepat sasaran
maka harus dibuat jadwal penugasan personil

Bagian D
yang disesuaikan dengan program kerja dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Jadwal penugasan ini harus betul – betul dihitung
dengan cermat agar program kerja setiap tahapan
dan jadwal pelaksanaan pekerjaan bisa berjalan
sesuai yang direncanakan. Selain
mempertimbangkan program kerja dan jadwal
pelaksanaan dalam menyusun jadwal penugasan
ini juga harus dipertimbangkan jumlah personil
yang terlibat, lingkup pekerjaan setiap tahapan
serta target / sasaran yang harus dicapai setiap
tahap pelaksanaan pekerjaan.
Perhitungan kebutuhan orang bulan (Man
Month / MM) sangatlah penting, selain untuk
kepentingan menghitung biaya langsung personil
dalam menghitung usulan biaya perencanaan juga
sangat berguna dalam mengendalikan penugasan

31
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


personil yang sangat menentukan keberhasilan
perencanaan dimana pengendalian waktu dan
mutu merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan.
18. Jadwal Waktu Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 7 (tujuh) bulan. Jadwal Jelas Tidak ada
Penyelesaian tahapan pekerjaan untuk seluruh kegiatan ini secara garis besar Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus disusun
Kegiatan adalah sebagai berikut: dengan tepat dari tahap awal sampai tahap akhir
proses perencanaan dan dipantau dengan ketat
agar semua tahapan pekerjaan bisa berjalan sesuai
dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan.
Usulan jadwal waktu pelaksanaan yang kami

Bagian D
usulkan secara proporsional yang ada di dalam
usulan teknis ini mudah – mudahan bisa
memberikan bahan pertimbangan Panitia
Pengadaan bahwa kami akan dapat
menyelesaikan dengan tepat waktu.
13. Tahapan Pelaksanaan Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa berkewajiban Jelas tidak ada
Kegiatan menyampaikan laporan dengan tahapan sebagai berikut: Keluaran yang akan dihasilkan oleh Konsultan
Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
1) Laporan Pendahuluan harus dapat dipertanggung jawabkan oleh
Laporan pendahuluan memuat latar belakang kegiatan, ruang penyedia jasa konsultansi sebagaimana diatur
lingkup, hasil studi literatur awal, tanggapan terhadap KAK, dalam Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun
metodologi dan strategi pelaksanaan pekerjaan, organisasi 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
pelaksana, rencana dan jadwal kegiatan. Laporan diserahkan 1 Keluaran-keluaran tersebut di atas harus
(satu) bulan sejak diterbitkannya SPMK dan sebanyak 5 (lima) mencukupi dan memadai untuk digunakan
eksemplar. sebagai bahan atau materi pelaksanaan pengadaan
2) Laporan Antara barang dan jasa berupa penyedia jasa konstruksi
Laporan antara memuat: maupun penyedia jasa konsultan pengawasan.

32
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


- Progres pendampingan dokumen RISPAM Kabupaten/ Kot; Dalam setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan,
konsultan diwajibkan untuk mengajukan
- Progres review DED; permintaan untuk mengadakan sesi diskusi /
- Hasil verifikasi sementara daftar lokasi rencana kegiatan presentasi dengan PPK atau Tim Teknis Kegiatan
pembangunan SPAM di provinsi Papua untuk TA 2022. Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM
Laporan antara harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) TA 2022 Provinsi Papua
bulan setelah kontrak ditandatangani dan hasilnya digandakan
sebanyak 5 (lima) eksemplar
3) Konsep Laporan Akhir
Konsep laporan akhir memuat:

Bagian D
- Hasil pendampingan akhir dokumen RISPAM
kabupaten/kota yang menjadi lokasi usulan penanganan TA
2022;
- Hasil review dan verifikasi DED pembangunan SPAM yang
akan dilaksanakan pada TA 2022;
- Hasil inventarisasi kesiapan dokumen readiness criteria
pada masing-masing kegiatan pembangunan SPAM yang
akan dibangun TA 2022.
Laporan ini diserahkan 6 (enam) bulan setelah kontrak
ditandatangani dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima)
eksemplar.
4) Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan penyempurnaan dari konsep laporan
akhir setelah mendapatkan masukan dari para stakeholder.
Laporan akhir diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) bulan
sejak ditandatanganinya kontrak dan hasilnya digandakan

33
Usulan Teknis
Penyiapan Readiness Criteria Kegiatan SPAM TA 2020
Provinsi Papua

No. Bagian Uraian Dalam KAK Tanggapan Saran


sebanyak 5 (lima) eksemplar disertai ringkasan eksekutif
sebanyak 5 (lima) eksemplar. Softcopy laporan akhir agar
disampaikan kepada Direktorat Pengembangan SPAM melalui e-
mail rentekpamdjck@gmail.com).
5) Proceeding
Proceeding memuat hasil pelaksanaan kegiatan workshop/rapat
koordinasi. Proceeding ini diserahkan selambat-lambatnya dua
minggu setelah pelaksanaan workshop, dicetak sebanyak 3 (tiga)
eksemplar.
Seluruh pelaporan sebagaimana butir (a) s/d (e) tersebut di atas harus

Bagian D
direkam dalam bentuk Harddisk kapasitas 2 (dua) terabyte sebanyak
1 (satu) buah dan diserahkan kepada pengguna jasa.

34

Anda mungkin juga menyukai