METODE ABDP
Percapita Multiplier Method
Service Standard Method
Comparable City Method
Employment Anticipation Method
Case Study Methods
Proporsional Valuation Method
HUBUNGAN ANTARA METODA KONTEKS ANALISIS BDP
2. At Capacity:
Sistem pelayanan dioperasikan pada tingkat yang paling efisien; kategori pelayanan
ditunjukan dengan kapasitas pemakaian yang kurang atau berlebihan
3. Deficient Capacity:
Sistem pelayanan di atas standar; sistem ini ditunjukan dengan penggunaan kapital yang
berlebihan
PERCAPITA MULTIPLIER METHOD
Metoda ini digunakan untuk memprediksi pengeluaran pemerintah daerah yang
diakibatkan oleh adanya pembangunan baru (terutama untuk residential).
Tiap kegiatan pembangunan akan menimbulkan delta pertambahan penduduk.
Delta pertambahan ini dihitung terpisah dari pertambahan naturalnya
Pemerintah daerah harus sudah memiliki standar biaya per kapita untuk
penyediaan tiap jenis prasarana dan sarana
Perhitungan didasarkan pada delta pertambahan penduduk akibat pembangunan
baru dikalikan pada standar biaya penyediaan tiap jenis prasarana dan sarana
(public goods) per kapita yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah
daerah.
PERCAPITA MULTIPLIER METHOD
Paling banyak digunakan
Memperkirakan biaya-biaya dengan menggunakan anggaran PEMDA perkapita penduduk
Tujuan adalah memprediksi pengeluaran PEMDA dengan menghitung factor-factor pengali
untuk setiap penduduk yang diakibatkan oleh adanya pembangunan baru
Pertimbangan lain adalah blok bangunan multiplier demografi, dengan factor pengali untuk
konfigurasi standar tipe perumahan tidak berubah-ubah antar wilayah (menggambarkan
kesamaan penyediaan/permintaan pertumbuhan yang saling berhubungan dalam waktu yang
relative tetap)
Sangat ideal digunakan pada wilayah yang mempunyai penduduk 10.000 – 50.000 jiwa,
dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk 2% - 3% per tahun
Harus mempunyai informasi detil mengenai tipe unit yang direncanakan
Digunakan dengan tujuan untuk pembangunan tidak untuk redevelopment atau pengembangan
non perumahan yang ekslusif
ASUMSI DASAR METODA
Biaya operasional percapita rata-rata saat ini dipakai untuk memperkirakan biaya
operasional yang akan datang akibat adanya pertumbuhan baru untuk perhitungan
jangka panjang
Tingkat pelayanan PEMDA pada saat ini merupakan indicator yang paling akurat untuk
menghitung tingkat pelayanan yang akan datang secara continue dan pada skala yang
sama untuk masa yang akan datang
Komposisi biaya kesempatan penduduk saat ini dan kontribusi penduduk pada biaya
yang akan datang hampir sama dengan scenario tidak mengalami perubahan yang
berarti
Jumlah rumah yang akan dihitung dalam pembangunan baru tsb bervariasi dalam ukuran
uni dan tipe unit
Distribusi pengeluaran pada beberapa sektor pelayanan kota pada saat ini akan tetap
konstan dalam jangka pendek dan akan melayani sektor utama dengan penambahan
pengeluaran yang akan dialokasikan
PROSEDUR METODA
Informasi anggaran, penduduk saat ini dan perkiraan untuk masa yang akan datang
Mengkategorikan pengeluaran daerah dalam 5 fungsi pelayanan kota ditambah dengan 1 fungsi pendidikan (sekolah)
Meghitung pengeluaran total tahunan PEMDA dan biaya pendidikan (sekolah)
Pemberian bagian pada pengeluaran tahunan PEMDA pada penggunaan non perumahan yang ada
Menghitung pengeluaran netto tahunan percapita dan tiap siswa
Menghitung antisipasi total perumahan dan jumlah murid dengan menggunakan tipe rumah
Menghitung perumahan yang disebabkan pengeluaran total PEMDA dan pengeluaran sekolah (sarana pendidikan)
Menghitung pengeluaran PEMDA termasuk untuk penggunaan non perumahan
Menentukan biaya total tahunan penduduk dan mendistribusikan pada pelayanan pemerintah daerah dan kegiatan
sekolah (sarana pendidikan)
Memproyeksikan total pendapatan penduduk
Contoh:
• Satu perusahaan pengembangan perumahan mengajukan rencana pembangunan kawasan
perumahan dengan luas 100 Ha dengan 1.000 unit rumah, nilai investasi 2 triliyun rupiah,
dan diperkirakan membuka peluang lapangan kerja bagi 2.000 orang.
• Pembangunan kawasan perumahan di kota Bandung tsb, akan mengakibatkan pertambahan
jumlah penduduk kota Bandung sebesar 1.000 orang.
• Kota Bandung sudah memiliki standar bahwa setiap pertambahan penduduk memerlukan
biaya penyediaan prasarana dan sarana baru sebesar Rp. 200.000.000,-/ orang, yaitu
untuk keperluan pembangunan jalan, saluran air bersih, air kotor, drainage, listrik dll.,
ditambah biaya operasional prasarana dan sarana tsb sebesar Rp. 1.000.000,-/ orang per
tahun.
• Dengan adanya pembangunan kawasan perumahan tersebut, maka kota Bandung akan
terbebani biaya penyediaan prasarana/ sarana sebesar Rp. 200.000.000.000,- ditambah
biaya operasional Rp. 1.000.000.000,-/ tahun.