Anda di halaman 1dari 29

2.

1 Penyusunan Master Plan

2.1.1. Indikator keberhasilan

Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan proses


penyusunan Master Plan (Rencana Pembangunan Infrastruktur Wilayah Terpadu).

2.1.2. Proses Penyusunan Master Plan

1. Tujuan Penyusunan Master Plan

Jawabannya antara lain, karena ruang memiliki nilai setara dengan uang;
akurat dalam meramalkan/mengelola modal dan biaya operasional;
mampu membuat keputusan yang tepat; mengoptimalkan aset yang ada;
meminimalkan resiko/meningkatkan keamanan;
mengkonsolidasikan/meningkatkan layanan organisasi; dan menciptakan
kasus bisnis untuk proyek fasilitas dan dana pinjaman.

Pendekatan perencanaan tradisional (pada masa lalu), yaitu kebutuhan


bisnis dan kebutuhan bangunan, akan menghasilkan sebuah rencana
tindak taktis.

Sedangkan pendekatan perencanaan terpadu yaitu gabungan kebutuhan


bisnis dan kebutuhan bangunan, berupa kebutuhan terpadu terdiri dari:
a. mandat dan kebijakan rencana dan strategi pemeliharaan yang
handal

b. fluktuasi jumlah orang

c. pemanfaatan ruang

d. teknologi dan security

Pendekatan perencanaan terpadu tersebut akan menghasilkan sebuah


rencana tindak stategis.

Pada metode layanan pelanggan tradisional, lingkup tugas antara


karyawan, manajemen dan eksekutif akan berbeda-beda sesuai tingkat
jabatannya. Sedangkan pada metode layanan pelanggan terpadu, setiap
level jabatan akan memiliki pandangan dan kebutuhan yang sama
berdasarkan pengetahuan bisnis pelanggan yang komprehensif.

Master plan infrastruktur disusun berdasarkan RTRWN dan RPJMN, dan


ditindaklanjuti dengan development plan infrastruktur.

Dasar hukum penyusunan master plan, antara lain:

a. UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional

b. UU No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan

c. UU No 17 Tahun 2007 tentang RPJMN

d. UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

e. UU No 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Pertanian Pangan


Berkelanjutan

f. UU No 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

g. UU No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

2. Pengertian Masrer Plan


Rencana induk adalah rencana yang menunjukkan konsep pembangunan
keseluruhan yang mencakup desain perkotaan, lansekap, infrastruktur,
penyediaan layanan, sirkulasi, penggunaan lahan sekarang dan masa
depan dan bentuk bangunannya. Terdiri dari tiga dimensi gambar, teks,
diagram, statistik, laporan, peta dan foto udara yang menggambarkan
bagaimana lokasi tertentu akan dikembangkan. Ini memberikan
pendekatan terstruktur dan menciptakan kerangka kerja yang jelas untuk
mengembangkan suatu wilayah.

Rencana induk yang efektif menguraikan dan menggambarkan bentuk


perkotaan yang diusulkan dalam tiga dimensi, menjelaskan metode
pengembangan lokasi dan menggambarkan strategi yang akan digunakan
untuk melaksanakan proyek. Biasanya, rencana induk menangani
transportasi dan lalu lintas, fasilitas umum, lingkungan sekitar dan
perumahan, taman dan ruang terbuka, penggunaan lahan dan
pembangunan ekonomi.

Rencana induk digunakan untuk membangun kota, dari desa-desa kecil


hingga kota-kota besar. Umumnya diperlukan perubahan skala besar,
seperti pembangunan perumahan, pusat kota, proyek peremajaan dan
perluasan kota. Hal ini juga penting di tempat-tempat dimana aset
lingkungan tertentu membutuhkan perlindungan. Rencana induk biasanya
ditugaskan oleh pemilik tanah, kontraktor dan pengembang perumahan,
otoritas lokal dan agen peremajaan.

Begitu rencana induk diadopsi, tahap selanjutnya adalah implementasi.


Fase ini sangat bergantung pada kewenangan pemerintah. Sebagian
besar rencana

MASTER PLAN (WORLD BANK)

- a comprehensive or far-reaching plan of action

- an organized set of decisions made by one person or a team of people


about how to do something in the future.

- A master plan or a development plan or a town plan may be defined as


a general plan for the future layout of a city showing both the existing
and proposed streets or roads, open spaces, public buildings etc. ...

- A master plan is a blueprint for the future.

- A master plan is a dynamic long-term planning document that provides


a conceptual layout to guide future growth and development.

- Master planning is about making the connection between buildings,


social settings, and their surrounding environments.

- A master plan includes analysis, recommendations, and proposals for a


site’s population, economy, housing, transportation, community
facilities, and land use. It is based on public input, surveys, planning
initiatives, existing development, physical characteristics, and social and
economic conditions.

mencakup agenda tindakan yang menguraikan tindakan jangka pendek dan


menengah yang diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut.

Pengertian Master Plan (World Bank) Masterplan:

- Sebuah rencana tindak yang komprehensif atau yang jauh jangkauannya

- Serangkaian keputusan yang disusun oleh satu orang atau tim tentang
bagaimana melakukan sesuatu di masa depan.

- Rencana induk atau rencana pembangunan atau rencana kota dapat


didefinisikan sebagai rencana umum mengenai tata kota di masa depan
yang menunjukkan jalan eksisting dan jalan yang diusulkan, ruang
terbuka, bangunan umum, dll.

- Rencana induk adalah ‘cetak biru’ untuk masa depan.

- Rencana induk adalah dokumen perencanaan jangka panjang yang


dinamis yang menyediakan tata letak konseptual untuk memandu
pertumbuhan dan perkembangan di masa depan.

- Perencanaan master adalah tentang membuat hubungan antara


bangunan, hubungan sosial, dan lingkungan sekitar.

- Rencana induk mencakup analisis, rekomendasi, dan proposal untuk


populasi, ekonomi, perumahan, transportasi, fasilitas masyarakat, dan
penggunaan lahan di suatu lokasi. Hal ini didasarkan pada masukan
publik, survei, inisiatif perencanaan, pengembangan yang ada,
karakteristik fisik, dan kondisi sosial dan ekonomi.

Tujuan dari Rencana Induk adalah menyediakan kerangka kerja untuk


pengembangan kawasan atau lokasi di masa depan. Ini adalah rencana
strategis yang menentukan lokasi, skala dan jenis perkembangan yang bisa
terjadi di daerah tertentu. (Tredwell Management).

Proses perencanaan induk mencakup tinjauan kondisi fisik yang ada,


analisis permasalahan lokasi dan pengembangan rencana strategis yang
disepakati untuk lokasi/ kawasan tersebut.

3. Manfaat Master Plan

Manfaat dari penyusunan master plan antara lain, sebagai berikut:

a. Membantu penanganan masalah dan mengidentifikasi kendala lokasi

b. Menguraikan kebutuhan masyarakat dan kelompok pemanfaat

c. Mengaitkan vegetasi dan fitur geografis

d. Menyediakan rencana infrastruktur dan fasilitas lainnya

e. Menilai kelayakan awal proposal


f. Mengetahui kemungkinan biaya dan rencana pentahapannya

g. Menentukan peluang sumber sumber pendanaan

h. Efisiensi dan efektivitas pembangunan

Dalam Buku Kamus Istilah Pengembangan Wilayah, BPIW, 2016,


pengertian Masterplan dan Development Plan, sebagai berikut:

a. MasterplanPembangunanInfrastruktur, adalah Rencana Induk


Pembangunan yang terpadu dari berbagai jenis infrastruktur bidang
PUPR yang telah diselaraskan dengan perencanaan pembangunan non
PUPR dalam rangka mewujudkan tujuan pengembangan WPS dengan
kerangka waktu 10 tahun.

b. Development Plan (rencana pembangunan), adalah rencana


pengembangan yang di dalamnya terdiri atas program-program
pembangunan yang dalam perencanaan pengembangan infrastruktur
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat berbasiskan pendekatan
Wilayah Pengembangan Strategis, rencana pembangunan diartikan
sebagai program pembangunan infrastruktur dalam kurun waktu 5 tahun.

Dalam pengerjaan konsep pengembangan infrastruktur terpadu, terlebih


dahulu dibutuhkan studi pendahuluan dalam mengidentifikasi lingkup
penyediaan dan jenis-jenis infrastruktur PUPR yang akan dikembangkan
dalam rangka pengembangan kawasan strategis dalam WPS (Wilayah
Pengembangan Strategis). Selain itu dibutuhkan juga identifikasi fungsi-
fungsi serta kegiatan dari kawasan-kawasan strategis yang telah
ditetapkan dalam WPS sehingga dapat dideskripsikan interaksi yang dapat
terjadi antar kawasan strategis dalam WPS. Kebutuhan infrastruktur
terpadu antar kawasan strategis dalam WPS dapat ditentukan berdasarkan
interaksi yang dihasilkan antar kawasan strategis (sebagai contoh interaksi
antara Kawasan Industri dengan Pelabuhan akan membutuhkan akses
jalan dalam membantu distribusi barang serta penumpang).
Dalam hal ini kebutuhan infrastruktur PUPR antar kawasan strategis yang
dihasilkan akan berupa kebutuhan infrastruktur ultimate goals
(infrastruktur pemenuh kebutuhan akhir yang berskala besar), dimana
skema pembiayaan dan kelembagaan belum diperhatikan, sehingga dalam
mekanisme pembiayaan infrastruktur tidak semua dapat diakomodir oleh
pusat. Setelah dihasilkan infrastruktur ultimate goals PUPR yang
dibutuhkan untuk menunjang pengembangan antar kawasan strategis
dalam WPS, dalam rangka implementasi pada lokasi dalam Wilayah
Pengembangan Strategis dapat diidentifikasi profil dan kondisi
infrastruktur PUPR eksisting sehingga dapat diketahui gap penyediaan
infratsruktur PUPR yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan
infrastruktur PUPR ke depannya.

Bagan Alir Pengerjaan Pengembangan Wilayah Pengembangan Strategis


(WPS) dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 17 Skema Pengerjaan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
Gambar 18 Proses Penyusunan Pengembangan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
Gambar 19 Skema Penyusunan Rencana Pengembangan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
4. Prosedur Operasi Standar

Keterpaduan Infrastruktur Kawasan Strategis

a. Penyusunan Profil Kawasan

1) Siapkan Profil Eksisting bahan penyusunan Master Plan dan


Development Plan melalui survey lapangan

2) Data yang dikumpulkan Profil Kawasan, Infrastruktur (PUPR & NON


PUPR) berkoordinasi dengan UNOR, KL, PEMDA

3) PROFIL : Administrasi, Demografi, Wilayah Kawasan Strategis, SDA,


Jalan, Air Bersih dan Permukiman, Perumahan, Non PUPR, Kawasan
Hinterland.

4) Konsep profil disuntik dengan arahan kebijakan

b. Analisis

Analisis dilakukan terhadap:

1) Dinamika kependudukan (komposisi pertumbuhan, distribusi


penduduk, dampak pembangunan terhadap penduduk),

2) Daya dukung dan daya tampung sektoral,

3) Resiko bencana

4) Perekonomian wilayah (kondisi, struktur, perkiraan perekonomian


wilayah, sektor dan komoditas unggulan serta disparitas wilayah)

5) Pengembangan wilayah (link dan strengh pusat dan hinterlandnya


atau interaksi wilayah, intensitas trip antar kawasan sub kawasan)

6) Kawasan strategis (proyeksi kawasan dan dukungan infrastruktur


yang diperlukan 10 tahun ke depan)

7) Infrastruktur PUPR (kecukupan, kelayakan, target)

c. Setelah dianalisis akan dihasilkan ultimate kawasan strategis

d. Susun skenario pengembangan kawasan


e. Susun strategi pengembangan wilayah dan kebutuhan infrastruktur 10
tahun kedepan

Untuk implemetasi masterplan yang telah disusun, pada tahap berikutnya


dilakukan penetapan lokasi kawasan inkubasi dan penyusunan
development plan dengan umur rencana 5 tahunan. Development Plan
merupakan rencana aksi yang disusun sebagai respon atas gap yang timbul
antara ultimate goal yang terdapat dalam Master Plan dan ketersediaan
serta kualitas infrastruktur saat ini.

Materi penyusunan development plan dibahas lebih rinci dalam mata


pelatihan “Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur Wilayah”,
sedangkan materi terkait kawasan inkubasi dibahas dalam pelatihan
tersendiri, yaitu Pelatihan “Pengembangan Area Inkubasi Infrastruktur
untuk Kawasan dan Antar Kawasan”.

2.1.3. Cara Menentukan Kebutuhan dan Kelayakan Pengembangan


Infrastruktur Wilayah

1. Prinsip Pengembangan Wilayah

Untuk menentukan kebutuhan dan kelayakan pengembangan infrastruktur


wilayah, perlu diketahui prinsip-prinsip pengembangan wilayah yaitu:

a. Competitive (not only job creation): mendorong pertumbuhan wilayah


yang kompetitif baik secara nasional terutama global dengan memacu
peningkatan produksi kawasan dan peningkatan nilai tambah hasil
produksinya.

b. Cluster base: memfokuskan pembangunan pada kluster-kluster potensial


dan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat
menarik perkembangan kawasan didekitarnya.

c. Build on existing and potential strenght (bukan hanya reducing


weakness): pembangunan berbasis kekayaan alam yang dimilimi dengan
memperkaya rantai produksi untuk menaikan nilai tambah.
d. Membangun overall strategy (bukan hanya daftar aksi): membangun
secara menyeluruh diseluruh aspek, meliputi : sosial, ekonomi, dan
lingkungan.

e. Prioritas: memberikan prioritas dan tahapan penanganan berdasarkan


kapasisitas yg tersedia untuk efektifitas dan efisiensi pembangunan.

f. Data driven-fact base: Perencanaan, pemrograman, dan perancangan


berdasarkan data dan fakta yang benar, terkini, dan akurat.

g. Konsisten: pengembangan dilakukan secara konsisten dan menerus


sesuai perencanaan.

h. Visi, strategy, plan, implementation: Visi, Strategi, dan implementasi


yang berkesinambungan, terstruktur, dan sistematik, serta masif.

i. Entrepreunership: Menciptakan peluang kewirausahaan sektor formal


dan informal dengan mendorong tumbuhnya inovasi dan kreativitas

2. Esensi Pengembangan Wilayah

Pembangunan berbasis Wilayah merupakan pendekatan pembangunan


yang memadukan pengembangan wilayah dengan market driven yang
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
memfokuskan pengembangan infrastruktur pada suatu wilayah strategis
dalam rangka mendukung percepatan pertumbuhan kawasan dan
mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS. Karena itu diperlukan
keterpaduan perencanaan antara infrastruktur dengan pengembangan
kawasan strategis dalam WPS (Kawasan perkotaan, industri, maritim), dan
sinkronisasi program antar infrastruktur yang mendukung pertumbuhan
kawasan-kawasan dalam WPS (fungsi, lokasi, waktu, besaran, dan dana).

3. Faktor Pengembangan Wilayah

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan wilayah, yaitu:

a. Sumber Daya Alam


1) Lokasi. Luasan, topografi

2) Simpul produksi potensial/strategis

3) Kekayaan Tambang, Minyak, dan Gas

4) Curah Hujan dan Air Permukaan

5) Kearifan Lokal

6) Keindahan Alam

b. Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Terbangun


1) Jumlah dan Sebaran Penduduk

2) Infrastruktur PUPR dan Non PUPR

3) Kawasan: Perdesaan; Perkotaan; Industri

4) Pelabuhan Terpadu

5) Persawahan, Peternakan, perkebunan, perikanan

c. Sumber Daya Manusia


1) Tenaga Kerja Buruh, Trampil, Ahli Profesional

2) Komposisi Usia Produktif

3) Gender

4. Jenis-jenis kawasan strategis dalam WPS


Kawasan Strategis yang dimaksud adalah kawasan yang mempunyai nilai
penting (umumnya secara ekonomi) dari perspektif sektor untuk
dikembangkan dan dikelola, dimana Kawasan Strategis dapat berdiri
sendiri, overlap dengan jenis kawasan strategis lainnya (Nasional-lokal;
lintas sektor-sektor). Namun, pada umumnya setiap kawasan strategis
mempunyai rencana atau development plan sesuai tema penetapan
kawasan strategis, sehingga dalam penyusunan Wilayah Pengembangan
Strategis, wilayah tersebut dapat memiliki beberapa kawasan strategis baik
yang berlokasi di dalam kawasan administratif yang sama maupun berbeda
(lintas kab/kota, dapat lintas provinsi). Kawasan-kawasan strategis tersebut
diantaranya adalah:
a. KSN : Kawasan Strategis Nasional

b. KSP : Kawasan Strategis Provinsi

c. KSK : Kawasan Strategis Kabupaten/Kota

d. KEK: Kawasan Ekonomi Khusus

e. KAPET: Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

f. KI: Kawasan Industri

g. KSPN: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

h. KTM: Kawasan Terpadu Mandiri

Gambar 20 Wilayah Pengembangan Strategis

5. Interaksi Antar Kawasan Strategis dalam WPS

a. Interaksi antar kawasan strategis dalam WPS dapat menguntungkan


atau merugikan salah satu kawasan.

b. Interaksi antar kawasan strategis membutuhkan infrastruktur baik


Infrastruktur SDA, Transportasi, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),
pengolahan Air limbah, drainase, pengolahan sampah, sampai dengan
penyediaan perumahan.
Ultimate goal vs Immediate goal

The program minimum (Immediate goal) means that there is a set of goals
that must be achieved - these are the high-priority tasks (a limited number
of the must-to-do tasks due to lack of resources, for instance).

The program maximum (Ultimate goal) implies expanded


actions/activities, that is the implementation of the "program minimum",
plus more goals and activities that can be accomplished given resources
are

Contoh Ultimate Goals dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Tabel 7 Contoh Ultimate Goals

Jumlah Pemenuhan Tahun 2019 Sumber


Aspek Arahan Kebijakan Tata Ruang berdasarkan Hasil Analisis Pemanfaatan
Permukiman Kawasan permukiman perkotaan • Sebaran permukiman merata dan sarana Pengembangan
dengan dukungan sarana dan prasarana mendukung permukiman perkotaan
prasarana • Tersedia minimal 6.526 bangunan rumah Bakauheni
permanen pada tahun 2019 dengan sistem
sanitasi baik
Jalan • Jaringan arteri primer lintas • Jalan penghubung antar permukiman
tengah sumatera dengan perkerasan aspal;
• Jaringan arteri primer lintas • Peningkatan kualitas jalan lokal
timur menghubungkan Bandar
Lampung - Bakauheni
• Jalan bebas hambatan
Listrik • Jaringan baru gardu induk • Tingkat pelayanan listrik minimal 90% PLTP Rajabasa dan PLTD
Bakauheni dengan kapasitas pada tahun 2019 Kalianda
1X30 MVA
Jumlah Pemenuhan Tahun 2019 Sumber
Aspek Arahan Kebijakan Tata Ruang berdasarkan Hasil Analisis Pemanfaatan
• Tersedianya kebutuhan listrik baik domestik
maupun non domestik atau 126.177.068 VA
Telekomunikasi • Pengembangan jaringan mikro • Tingkat pelayanan telekomunikasi 90% pada Sambungan telpon
digital tahun 2019 kabel
• Sistem telekomunikasi • Tersedia kebutuhan telekomunikasi
menggunakan jaringan masyarakat atau 200.281 sambungan
terestrial dan jaringan satelit telepon rumah tangga dan 40.056
sambungan telepon komersil.
Air Bersih dan Air • Pemanfaatan sumber air bersih • Masyarakat terlayani air bersihminimal 80% PDAM Kalianda
Minum imbuhan CAT Metro dari total penduduk
• Pemanfaatan air bersih melalui • Terpenuhi kebutuhan masyarakat pada
destreilisasi air sungai, dan air laut tahun 2019 sebanyak 4.698.580 liter/hari
dari sumber air PDAM, air tanah, CAT Metro,
dan sumber lainnya
Jumlah Pemenuhan Tahun 2019 Sumber
Aspek Arahan Kebijakan Tata Ruang berdasarkan Hasil Analisis Pemanfaatan
• Terpenuhi kebutuhan air bersih untuk
kegiatan non domestik pendukung
perekonomian seperti industri, dan fasilitas
umum lain
Sanitasi • Tersedia IPLT sesuai kebutuhan; • Lingkup layanan sanitasi minimal 90% pada • IPAL Bakauheni
• Tersedia IPAL tahun 2019 dengan sistem off site maupun • IPLT Kalianda
on site
• Produksi air limbah sebesar 144.202.363
liter/hari
Persampahan Sistem pengumpulan sampah • Tersedia TPS Kontainer untuk setiap • TPA Bakauheni
terpadu kelurahan dan TPS
• Produksi sampah domestik 3.004.216 setempat
liter/hari
• Tersedia minimal 10 bak sampah kecil dan 1
bak sampah besar tahun 2019
Jumlah Pemenuhan Tahun 2019 Sumber
Aspek Arahan Kebijakan Tata Ruang berdasarkan Hasil Analisis Pemanfaatan
Drainase • Peningkatan dan pelayanan sisten • Sistem drainase tertutup mengikuti Drainase Sekunder
drainase sekunder perkotaan geometri jalan Bakauheni
Bakauheni • Saluran drainase mampu menampung
aliran air
6. Kebutuhan Infrastruktur Terpadu Antar Kawasan Strategis dalam WPS

Berdasarkan tipologi interaksi yang menunjukkan bagaimana fungsi antar


kawasan strategis maka dapat ditunjukkan mengenai kebutuhan
infrastruktur seperti apa yang harus disediakan untuk menunjang
perkembangan antar kawasan strategis. Kebutuhan infrastruktur yang
harus disediakan berisi infrastruktur yang berasal dari Kementerian PUPR
yaitu dari infrastruktur A, B, C, dan D. Masing-masing menunjukkan
infrastruktur yang dibutuhkan seperti infrastruktur air yang terdiri dari
bendungan, danau, pengaman pantai dll, Infrastruktur B menunjukan
infrastukrtur Bina Marga yang terdiri dari pembangunan jalan nasional,
jalan strategis nasional, jalan bebas hambatan/tol dan jembatan.
Infrastruktur C berisi infrastruktur keciptakaryaan yang berisi mengenai
SPAM, pengolahan air limbah, drainase, pengolahan sampah dan lain- lain.
Sedangkan untuk Infrastruktur D berisi mengenai Infrastruktur penyediaan
perumahan baik perumahan swadaya, perumahan khusus maupun rumah
susun. Semua infrastruktur tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari
masing-masing fungsi yang sebelumnya telah diturunkan dari fungsi-fungsi
yang sudah dibuat matriksnya. Dari matriks fungsi tersebut akan lebih
mudah dalam menentukan infrastruktur apa yang dibutuhkan dalam
memenuhi fungsi-fungsi yang telah dijabarkan sebelumnya.

2.1.4. Cara Menentukan Strategi Pengembangan Infrastruktur Wilayah

1. Strategi Pengembangan Wilayah

Strategi pengembangan wilayah merupakan arah tindakan yang harus


ditetapkan untuk mencapai tujuan pengembangan wilayah.

Strategi pengembangan wilayah berfungsi:

a. sebagai dasar untuk merumuskan rencana pengembangan keterpaduan


infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat dengan
pengembangan WPS;
b. memberikan arah bagi penyusunan penetapan dan konsep
pengembangan area inkubasi; dan

c. memberikan arah bagi penyusunan rencana program infrastruktur


pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Strategi pengembangan wilayah dirumuskan berdasarkan:

a. tujuan pengembangan wilayah;

b. karakteristik wilayah; dan

c. kapasitas sumber daya wilayah dalam mewujudkan tujuan


pengembangan wilayahnya.

Strategi pengembangan wilayah dirumuskan dengan kriteria:

a. mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional, provinsi,


dan kabupaten/kota yang berlaku pada wilayah bersangkutan;

b. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu


perencanaan pada wilayah bersangkutan;

c. mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang
diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan

d. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam konteks ini strategi pengembangan wilayah merupakan serangkaian


upaya pembangunan di WPS dengan memanfaatkan dan
mengkombinasikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan tantangan) yang ada sebagai potensi dan peluang
yang dapat dikerahkan untuk meningkatkan produktifitas wilayah sehingga
pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam
lingkup wilayah tersebut dan memberikan dampak lanjutan yang positif
sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi daerah di sekitarnya.

Dalam merumuskan dan memformulasikan strategi pengembangan


wilayah, pihak konsultan perlu mempertimbangkan berbagai kebijakan
pembangunan dan arahan spasial, peraturan perundang-undangan terkait,
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Analisis kebijakan
dalam bentuk kuantitatif, sistematis dan terukur juga harus menjadi dasar
dalam perumusan strategi pengembangan wilayah.

Faktor internal berupa sumber daya alam, sumber daya manusia dan
sumber daya teknologi harus diperhitungkan dengan benar sebagai basis
mengkaji potensi dan modal suatu wilayah, sedangkan faktor eksternal
juga perlu dipertimbangkan secara matang berupa peluang dan ancaman
yang muncul seiring dengan interaksinya dengan wilayah lain.

2. Rencana Strategis Keterpaduan Infrastruktur Wilayah

Rencana strategis keterpaduan infrastruktur wilayah merupakan kerangka


sistem kawasan-kawasan strategis yang dihubungkan oleh sistem jaringan
infrastruktur.

Kawasan-kawasan strategis merupakan simpul-simpul kegiatan sosial,


budaya, ekonomi, termasuk lingkungan hidup, antara lain:

a. Kawasan Perkotaan, struktur pusat permukiman WPS dan pusat-pusat di


dalam perkotaan

b. Kawasan Strategis Investasi dan Industri, a.l. kawasan industri, KEK,


KAPET, kawasan pelabuhan terintegrasi perdagangan, industri, dan
pergudangan, kawasan pariwisata

c. Kawasan Strategis Produksi (simpul-simpul komoditas unggulan), a.l.


pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, pertambangan,
perminyakan, dan gas bumi

d. Kawasan Pengembangan terbatas, a.l. kawasan konservasi, hutan


lindung, catchment area (sungai, mata air, dan danau), rawan bencana,
kemiringan tanah > 40%,

Rencana strategis keterpaduan infrastruktur wilayah berfungsi:


a. sebagai arahan pembentuk sistem kawasan-kawasan strategis yang
memberikan layanan bagi wilayah;

b. sebagai arahan perletakan jaringan infrastruktur PUPR sesuai dengan


fungsi jaringannya yang menunjang keterkaitan sistem kawasan-
kawasan strategis;

c. sebagai dasar penyusunan penetapan dan konsep pengembangan area


inkubasi; dan

d. sebagai dasar penyusunan rencana program infrastruktur pekerjaan


umum dan perumahan rakyat.

Rencana strategis keterpaduan infrastruktur wilayah dirumuskan


berdasarkan:

a. strategi pengembangan wilayah;

b. kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah dalam rangka


mendukung kegiatan sosial ekonomi;

c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah; dan

d. ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana strategis keterpaduan infrastruktur wilayah dirumuskan dengan


kriteria:

a. memperhatikan wilayah sekitar dan rencana pengembangannya;

b. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu


perencanaan pada wilayah bersangkutan;

c. penentuan kawasan-kawasan strategis yang berhirarki dan tersebar


secara proporsional di dalam wilayah, serta saling terkait menjadi satu
kesatuan sistem;

d. sistem jaringan prasarana wilayah dibentuk oleh sistem jaringan


transportasi dan sistem jaringan prasarana lainnya; dan

e. mengikuti ketentuan pemetaan.


2.1.5. Contoh Laporan Penyusunan Master Plan
Sebagai contoh penyusunan masterplan yaitu Kawasan Jabodetabekpunjur
(Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur). Kawasan perkotaan
Jabodetabekpunjur ditetapkan sebagai KSN Perkotaan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, pada Lampiran X. Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur
termasuk Kepulauan Seribu (mencakup Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa
Barat).

Artinya, sebagai kawasan yang diprioritaskan penataan ruangnya karena


memiliki nilai strategis secara nasional yang perlu dikembangkan dan
dipertahankan

kestrategisannya; karena memiliki kontribusi signifikan terhadap


perekonomian nasional melalui pengembangan kawasan industri, jasa, komersial,
dan kegiatan ekonomi perkotaan lainnya.

Jabodetabek memiliki peran yang sangat besar bagi kegiatan ekonomi


nasional, aktivitas ekonomi tersebut menghasilkan PDRB lebih dari Rp 1500 Triliun.
Struktur perekonomian Jabodetabek 2012, yang dihitung dari PDRB atas dasar
harga berlaku, menunjukkan sekitar 72,56 % perekonomian Jabodetabek masih
terkonsentrasi di Kota Jakarta, diikuti oleh Kabupaten Bekasi dengan kontribusi
wilayah sebesar 7,51% (114,3Triliun), dan kabupaten Bogor sebesar 6,30%
(95,9Triliun), secara nasional wilayah Jabodetabek berkontribusi sebesar 18,48%
terhadap terhadap PDB Nasional.

Beberapa muatan masterplan Jabodetabekpunjur, sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai