Anda di halaman 1dari 8

PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

PERBANDINGAN MATERI MENGENAI ATURAN RTRW, RDTR, DAN


RTBL

A. Pengertian Dasar
1. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang merupakan penjabaran dari RTRW
provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah
kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota, rencana pola ruang
wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan strategis kabupaten/kota, arahan
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah kabupaten/kota
2. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara
terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan
zonasi kabupaten/kota.
3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah
panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat
materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan
rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman
pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

B. Kedudukan Dokumen Rencana


Kedudukan RTRW Kab-Kota Dalam Pembangunan Daerah
Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya Land use adalah wujud struktur ruang dan pola
ruang disusun secara nasional, regional dan lokal. Secara nasional disebut Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota (RTRWK). Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang
 Pengembangan wilayah (regional development) adalah upaya untuk memajukan tingkat
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah dengan memanfaatkan
semua sumber daya yang ada secara.

PERENCANAAN KOTA 1
PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

 Penataan ruang adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mewujudkan
pengembangan wilayah .

Penataan ruang terdiri dari tiga instrumen utama, yaitu :


1. Perencanaan tata ruang wilayah
2. Pemanfaatan ruang atau implementasi rencana tata ruang wilayah
3. Pengendalian pemanfaatan ruang op

Kenapa Harus Memiliki RTRW


 UU Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pasal 14 menyatakan bahwa perencanaan,
pemanfaatan dan pengawasan Tata Ruang merupakan urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Kota.
 UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, ps 11 menyatakan bahwa Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota memiliki wewenang dalam penyelenggaraan penataan ruang
yang antara lain meliputi pelaksanaan penataaan ruang wilayah kabupaten/kota dan
pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
 Keppres 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah untuk kepentingan Umum, pasal
4 menyatakan bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum hanya
dapat dilaksanakan berdasarkan pada RTRW

Penjabaran mengenai RDTR pada UU No 26 Tahun 2007 dan PP No 15 Tahun 2010


secara lebih teknis dan mendalam tertuang dalam Permen. PU No 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota. Berdasarkan Permen. PU No 20 Tahun 2011 tersebut, RDTR disusun untuk
bagian dari wilayah kabupaten/kota yang merupakan kawasan perkotaan dan/atau kawasan
strategis kabupaten atau kawasan strategis kota (Pasal 3 ayat 1). RDTR sebagaimana
dimaksud dilengkapi dengan peraturan zonasi (Pasal 3 ayat 2).
Pada Permen. PU No 20 tahun 2011 (Pedoman RDTR) tersebut, sesuai dengan amanat
UU No 26 Tahun 2007 dan Pasal 59 PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, bahwa setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari
wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan
disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis
kabupaten/kota. Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila merupakan:

a) Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan


perkotaan; dan
b) Memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman.

PERENCANAAN KOTA 2
PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

Adapun kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata ruang dan sistem
perencanaan pembangunan nasional dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1 Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Sumber: Lampiran Permen. PU No 20 tahun 2011

RDTR disusun apabila sesuai kebutuhan, RTRW kabupaten/kota perlu dilengkapi


dengan acuan lebih detil pengendalian pemanfaatan ruang kabupaten/kota. Dalam hal RTRW
kabupaten/kota memerlukan RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap,
termasuk peraturan zonasi, sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan
ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR
ditentukan sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal RTRW
kabupaten/kota tidak memerlukan RDTR, peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan
perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai
penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antarkegiatan
dalam kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama
dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

PERENCANAAN KOTA 3
PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

Gambar 2 Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah
Perencanaannya
Sumber: Lampiran Permen. PU No 20 tahun 2011

Produk perencanaan kota dimulai dari jenjang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang sifatnya makro dan bersifat filosofis, produk ini merupakan dasar–dasar yang penting
dalam menentukan arah kebijaksanaan perkembangan kota. Produk selanjutnya Rencana
Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) yang secara makro sudah lebih teknis sifatnya, sedangkan
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) skalanya wilayah dan lebih detail dari yang di
atasnya. Makin ke bawah lagi skalanya makin mikro yaitu yang dikenal dengan Rencana
Teknik Ruang Kota) RTRK.
Dalam tataran hirarki, RTBL sebenarnya setingkat dengan RTRK namun RTBL tidak
secara administratif hirarkis dari rencana tata ruang di atasnya, sehingga kawasan RTBL lebih
dibatasi pada kawasan fungsional khusus tertentu. Dari berbagai tingkatan rencana kota
tersebut, maka akan diikuti dengan peraturan daerah sebagai alat implementasi rencana tata
ruang. Produk RTBL juga harus diikuti dengan pembentukan Peraturan Bangunan Khusus
(PBK). Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya, RTBL juga
dapat berupa:

 rencana aksi/kegiatan komunitas (community-action plan/CAP),


 rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development plan/NDP),
 panduan rancang kota (urban-design guidelines/UDGL).

Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam penyusunan Dokumen


RTBL harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup
kawasan, kota, maupun wilayah.

PERENCANAAN KOTA 4
PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

Gambar 3 Kedudukan RTBL dalam Pengendalian Bangunan Gedung dan Lingkungan


Sumber : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 06/PRT/M/2007 TENTANG
PEDOMAN UMUM RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PERENCANAAN KOTA 5
PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

Tabel 1 Perbandingan Muatan RTRW, RDTR dan RTBL

Substansi Yang Rencana Tata Bangunan Dan


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Diperbandingkan Lingkungan (RTBL)
Wilayah Perencanaan Administrasi Kabupaten atau Kota a. Wilayah administrasi; Dilaksanakan pada suatu kawasan/
b. Kawasan fungsional, seperti bagian lingkungan bagian wilayah kabupaten/
wilayah kota/sub-wilayah kota; kota, kawasan perkotaan dan/atau
c. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perdesaan meliputi:
memiliki ciri perkotaan; a. kawasan baru berkembang cepat;
d. Kawasan strategis kabupaten/kota yang b. kawasan terbangun;
memiliki ciri kawasan perkotaan;
c. kawasan dilestarikan;
dan/atau
d. kawasan rawan bencana;
e. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang
e. kawasan gabungan atau campuran
berupa kawasan perdesaan dan
dari keempat jenis kawasan
direncanakan menjadi kawasan
perkotaan.
Skala Minimal 1:50.000 untuk kabupaten Minimal 1:5.000 Tidak diatur
Minimal 1:20.000 untuk kota
Jangka Waktu 20 Tahun 20 Tahun 5 Tahun
Peninjauan Kembali 1 kali dalam 5 tahun, dimana peninjauan Ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Tidak Diatur
kembali dapat dilakukan kurang dari 5 tahun Peninjauan kembali RDTR dapat dilakukan
jika: lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun jika:
a. terjadi perubahan kebijakan dan strategi
yang mempengaruhi pemanfaatan a. terjadi perubahan RTRW kabupaten/kota
ruang wilayah; dan yang mempengaruhi BWP RDTR; atau
b. terjadi dinamika internal yang b. terjadi dinamika internal kabupaten/kota
mempengaruhi pemanfaatan ruang yang mempengaruhi pemanfaatan
secara mendasar antara lain berkaitan ruang secara mendasar antara lain
dengan bencana alam skala besar dan berkaitan dengan bencana alam skala
pemekaran wilayah yang ditetapkan besar, perkembangan ekonomi yang
dengan peraturan perundang- signifikan, dan perubahan batas wilayah
undangan. daerah.

PERENCANAAN KOTA 6
PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

Substansi Yang Rencana Tata Bangunan Dan


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Diperbandingkan Lingkungan (RTBL)
Acuan Penyusunan a. RTRW Nasional dan RTRW RTRW kabupaten/kota RDTR kawasan perkotaan/strategis dari
Provinsi Kabupaten/Kota
b. RPJP Daerah
Muatan Rencana a. tujuan, kebijakan, dan strategi a. tujuan penataan ruang bagian wilayah Materi pokok Rencana Tata Bangunan
penataan ruang wilayah perencanaan, yang berfungsi sebagai: dan Lingkungan meliputi:
kabupaten/kota;
 sebagai acuan untuk penyusunan a. Program Bangunan dan
b. rencana struktur ruang wilayah
rencana pola ruang, penyusunan Lingkungan;
kabupaten yang meliputi sistem
rencana jaringan prasarana, b. Rencana Umum dan
perkotaan di wilayahnya yang
penetapan Panduan
terkait dengan kawasan perdesaan
 Sub BWP yang diprioritaskan
dan sistem jaringan prasarana penanganannya, penyusunan c. Rancangan;
wilayah kabupaten/ kota; rencana ketentuan pemanfaatan ruang, d. Rencana Investasi;
pola ruang wilayah kabupaten yang penyusunan peraturan zonasi; dan
meliputi kawasan lindung dan menjaga konsistensi dan keserasian e. Ketentuan Pengendalian Rencana;
kawasan budi daya pengembangan kawasan perkotaan
f. Pedoman Pengendalian
dengan RTRW.
kabupaten/kota; Pelaksanaan.
c. penetapan kawasan strategis b. rencana pola ruang, yang
d. kabupaten/kota; arahan berfungsi sebagai:
pemanfaatan ruang wilayah Adapun komponen rancangan meliputi:
kabupaten/kota yang berisi indikasi  alokasi ruang untuk berbagai
program utama jangka menengah kegiatan sosial, ekonomi, serta a. Struktur peruntukan lahan
lima tahunan; dan ketentuan kegiatan pelestarian fungsi b. Intensitas pemanfaatan lahan
pengendalian pemanfaatan ruang lingkungan dalam BWP; c. Tata bangunan
wilayah kabupaten/kota yang berisi
 dasar penerbitan izin d. Sistem sirkulasi dan jalur
ketentuan umum peraturan zonasi,
ketentuan perizinan, ketentuan pemanfaatan ruang; penghubung
insentif dan disinsentif, serta  dasar penyusunan RTBL; dan e. Sistem ruang terbuka dan tata
arahan sanksi.  dasar penyusunan rencana jaringan hijau
prasarana. f. Tata kualitas lingkungan
 rencana jaringan prasarana, yang
a. Sistem prasarana dan utilitas
berfungsi sebagai:

PERENCANAAN KOTA 7
PERBANDINGAN MUATAN RTRW, RDTR DAN RTBL

Substansi Yang Rencana Tata Bangunan Dan


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Diperbandingkan Lingkungan (RTBL)

Fungsi Sebagai pedoman untuk: RDTR dan peraturan zonasi berfungsi dokumen pengendali pembangunan agar
a. RPJP Daerah sebagai: kendali mutu pemanfaatan ruang memenuhi kriteria perencanaan tata
b. RPJM Daerah wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW; bangunan dan lingkungan yang
c. pemanfaatan ruang dan a. acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang berkelanjutan meliputi:
pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan
pemanfaatan ruang yang diatur dalam a. Pemenuhan persyaratan
di wilayah kabupaten/kota RTRW; tata bangunan dan lingkungan;
d. mewujudkan keterpaduan, b. acuan bagi kegiatan pengendalian
keterkaitan, dan keseimbangan b. Peningkatan kualitas hidup
pemanfaatan ruang;
antarsektor masyarakat melalui perbaikan
c. acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan
e. penetapan lokasi dan fungsi ruang kualitas
ruang; dan acuan dalam penyusunan
untuk investasi RTBL. c. lingkungan dan ruang publik;
f. penataan ruang kawasan
d. Perwujudan pelindungan
strategis kabupaten/kota
lingkungan,
e. Peningkatan vitalitas
ekonomi lingkungan.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

PERENCANAAN KOTA 8

Anda mungkin juga menyukai