Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

3.1 Kerangka Pemikiran


Dalam Studi ini dikemukakan suatu kerangka pemikiran studi yang
merupakan keterkaitan antara latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode
penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis yang menghasilkan
rangkaian alur penelitian yang akan dilakukan. Secara skematis kerangka
pemikiran pada studi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir


Sumber : Hasil Identifikasi, 2017
3.2 Metode Analisis
3.2.1 Metode Analisis Kualitatif
Metode analisis kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikembangkan menjadi hipotesis.
Dalam analisis kualitatif kegiatan analisis ini menggunakan metode pengumpulan
data antara lain wawancara mendalam, pengamatan dan studi dokumentasi.
Analisis adalah untuk mencari pola, dalam analisis kualitatif ini tahapan
analisisnya memilki tujuan untuk menyusun secara sistematis data yang sudah
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.
Agar dapat menggorganisasikan data agar terbentuk suatu pola,sehingga hasil
analisisnya mudah dipahami oleh peneliti dan orang lain
3.2.2 Metode Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif merupakan data dari seluruh subjek/responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatannya yaitu mengelompokkan data
berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan
variabel dan jenis responden, menyajikan data berasarkan variabel dari seluruh
responden. Untuk melakukan perhitungan menjawab rumusan masalah serta
menguji hipotesisi yang telah diajukan.

3.2.2.1 Metode Analisis Indeks Desa Membangun


Indeks Desa Membangun (IDM) disusun dengan memperhatikan
ketersediaan data yang bersumber dari Potensi Desa, yang diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik. Untuk perhitungan IDM 2015 digunakan sumber data
PODES tahun 2014. IDM merupakan indeks komposit yang dibangun dari
dimensi sosial, ekonomi dan budaya. Ketiga dimensi terdiri dari variabel, dan
setiap variabel
diturunkan menjadi indikator operasional. Prosedur untuk menghasilkan Indeks
Desa Membangun adalah sebagai berikut :
1) Setiap indikator memiliki skor antara 0 s.d. 5; semakin tinggi skor
mencerminkan tingkat keberartian. Misalnya : skor untuk indikator akses
terhadap pendidikan sekolah dasar; bila Desa A memiliki akses fisik <= 3 Km,
maka Desa A memiliki skor 5, dan Desa B memiliki akses fisik > 10 Km, maka
memiliki skor 1. Ini berarti penduduk Desa A memiliki akses yang lebih baik
dibandingkan dengan penduduk Desa B.
2) Setiap skor indikator dikelompokkan ke dalam variabel, sehingga
menghasilkan skor variabel. Misalnya variabel kesehatan terdiri dari indikator (1)
waktu tempuh ke pelayanan kesehatan < 30 menit, (2) ketersediaan tenaga
kesehatan dokter, bidan dan nakes lain, (3) akses ke poskesdes, polindes dan
posyandu, (4) tingkat aktifitas posyandu dan (5) kepesertaan Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Total skor variabel selanjutnya
dirumuskan menjadi indeks :

3) Indeks dari setiap variabel menjadi Indeks Komposit yang disebut dengan
Indeks Desa Membangun (IDM).

4) Untuk menetapkan status setiap Desa dilakukan klasifikasi dengan


menghitung range yang diperoleh dari nilai maksimum dan minimum. Nilai range
yang diperoleh menjadi pembatas status setiap Desa, sehingga ditetapkan lima
klasifikasi status Desa yaitu :
Tabel 3.1
Klasifikasi Desa Berdasarkan IDM
No Status Desa Nilai Batas
.
1 Sangat Tertinggal ≤ 0,491
2 Tertinggal > 0,491 dan ≤ 0,599
3 Berkembang > 0,599 dan ≤ 0,707
4 Maju > 0,707dan ≤ 0,815
5 Mandiri > 0,815
Sumber : Indeks Desa Membangun
3.2.2.2 Metode Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan singkatan dari Strength Weaknesses
Opportunities Threats. Yang artinya Strength (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (Peluang), Threats (hambatan). Dalam artikel ini kita
akan membahas satu-persatu tentang analisis SWOT secara singkat. Seperti
yang kita tau, analisis SWOT (Strength Weaknesses Opportunities Threats)
terbagi menjadi 4 bagian yakni:
1. Strenght (S) atau disebut sebagai analisis kekuatan
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kekuatan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang harus di lakukan
dalam mengunakan analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi
perlu menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kemudian
dibandingkan dengan para pesaing-pesaingnya. Misalnya jika kekuatan
perusahaan tersebut unggul didalam kualitasnya, maka keunggulan itu
dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan
tingkat kualitas yang lebih baik.
2. Weaknesses (W) atau disebut sebagai analisi kelemahan
Yakni situasi ataupun kondisi yang merupakan gambaran kelemahan dari
suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Weaknesses merupakan
cara untuk menganalisis kelemahan yang ada dalam sebuah perusahaan
ataupun organisasi. Yang mana kelemahan tersebut dapat menjadi
kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
Misalnya jika perusahaan tersebut terdapat kendala dalam pemasaran
yang kurang baik, maka perusahaan harus meneliti kekurangan-
kekurangan yang di miliki yang berhubungan dengan sektor pemasaran.
Agar nantinya permasalahan tersebut tidak membuat perusahaan menjadi
kalah saing dan mudur di bandingkan perusahaan lainnya.
3. Opportunity (O) atau disebut sebagai analisis peluang
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran peluang yang ada
dari sisi luar suatu organisasi atau perusahaan dan gambaran tersebut
dapat memberikan peluang berkembangnya suatu organisasi atau
perusahaan dimasa depan. Opportunity merupakan ananlisis yang
digunakan untuk mencari peluang ataupun terobosan yang
memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang.
Baik dimasa kinia ataupun masa yang akan datang. Misalnya sebuah
perusahaan industri minuman berada di daerah yang panas. Yang mana
daerah tersebut sangat membutuhkan minuman segar dengan harga
yang terjangkau. Maka perusahaan tersebut memiliki peluang untuk
menciptaka produk minuman yang segar dan harganya terjanggaku.
4. Threats (T) atau disebut sebagai analisis ancaman
Yakni situasi atau kondisi yang merupakan gambaran ancaman dari suatu
perusahaan atau oraganisasi dalam menjalankan suatu usaha. Theart
merupakan cara menganalisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi dalam menghadapi
berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan. Yang
mana ancaman tersebut dapat menyebabkan kemunduran suatu
perusahaan. Jika tidak segera di atasi, maka ancaman tersebut akan
menjadi penghalang bagi suatu usaha yang yang akan dijalankan.
Misalnya sebuah organisasi kelompok pengrajin rotan di daerah
pedesaan. Dengan kondisi lingkungan yang semakin moderen serta
banyaknya kebakaran hutan yang terjadi membuat mereka semakin sulit
untuk memperoleh bahan baku, Maka oragnisasi tersebut dapat
menganalisis hal-hal apa yang menyebapkan tantangan atau ancaman
tersebut terjadi.

3.3 Metode Perolehan Data


3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang
diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari
data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :
a. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian (Wikipedia). Nasution (1988) menyatakan observasi
adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Hal ini dilakukan untuk mengenal
secara lebih dekat kondisi situasi suatu objek penelitian. Jadi dengan observasi
peneliti mampu untuk memahami terkait data yang akan diperoleh dalam
keseluruhan situasi sosial secara menyeluruh.
b. Wawancara
Esterberg (2002) wawancara adalah merupakan pertemuan untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontriksiakan makna
dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data untuk mengetahui hal-hal terkait penelitian dari narasumber secara lebih
mendalam. Dengan begitu dengan wawancara dapat mengetahui situasi dan
fenomena yang terjadi serta menggali potensi dan masalah dari narasumber.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ada
yang berbentuk tulisan dan gambar. Untuk dokumentasi misalnya catatan harian
atau sejarah, sedangkan untuk dokumentasi gambar berupa foto, sketsa dan
lainnya. Dokumentasi ini memiliki kegunaan sebagai bukti serta dalam
mendapatkan data dengan dokumentasi tidak sukar ditemukan.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Dalam pengupulan data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari
lapangan, melainkan data tersebut diperoleh dari data instansi atau sumber
lainnya. Selain itu data sekunder ini diperoleh melalui studi kepustakaan yang
berasal dari buku-buku dan laporan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian serta materi-materi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Dalam melaksanakan studi pustaka, penelurusan sumber-sumbernya melalui
tulisan seperti buku, majalah, dokumentasi, jurnal, peraturan-peraturan, sumber
elektronik, sumber online, dan sebagainya.

Tabel 3.2
Tujuan, Variabel, Analisis, dan Data Yang Dibutuhkan
No Tujuan Variabel Metode Jenis Data
Analisis
1 Untuk mengetahui faktor-faktor Analisis Data
  yang menyebabkan indeks desa Sekunder,
  pembenguunan desa di Kesehatan mandiri Data Primer
  Kecamatan Nusaherang Data
    Sekunder,
    Pendidikan Data Primer
  Data
  Sekunder
  dan Data
Modal sosial Primer
Permukiman Data
Sekunder,
No Tujuan Variabel Metode Jenis Data
Analisis
Data Primer
Data
Ketahanan Sekunder
Ekonomi  
2 Merumuskan strategi Potensi Desa Data
pembangunan desa di Analisis Sekunder,
Kecamatan Nusaherang SWOT Data Primer
menuju desa mandiri Permasalahan Data
  Desa Sekunder,
  Data Primer
Sumber : Hasil Pengolahan, 2017

Anda mungkin juga menyukai