BAB IV
ARAHAN KONSEP DAN
PANDUAN TEKNIS
PENGEMBANGAN
BAB IV ARAHAN KONSEP DAN PANDUAN TEKNIS PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
a. Pimpinan Cabang
b. Wakil Pimpinan Cabang
c. Kontrol Intern Cabang
d. Urusan Operasional
e. Urusan Kredit Support
f. Urusan Akuntansi
g. Cabang Pembantu
LAPORAN AKHIR 4- 2
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
LAPORAN AKHIR 4- 3
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
1. R. Tunggu Nasabah
2. R. Devisa
3. R. Pemasaran/Kredit
4. Teller
5. Save deposit box
LAPORAN AKHIR 4- 4
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
6. Customer service
7. Hall Entrance
8. Banking Hall
1. R. Kerja Seksi-seksi
2. R. Arsip Biasa
3. R. Arsip Tahan Api
4. R. Rapat
5. R. Kontrol Intern Cabang
6. R. Operator Komputer
7. R. Komunikasi
8. R. ATK
9. R. Cetak
1. Mushola
2. R. Makan
3. R. Fotocopy
4. Cafetaria/Kantin
5. Koperasi
6. Pantry
7. Gudang
8. Wartel
9. R. Tunggu Sopir
10. R. Jaga
11. Auditorium
LAPORAN AKHIR 4- 5
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
12. Parkir
13. Taman
LAPORAN AKHIR 4- 6
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
4.1.1.3 Zoning
Dalam Kegiatan sejenis dikelompokkan dalam suatu zona tertentu. Zoning yang
tepat akan memberikan dampak positif terhadap kualitas tata bangunan,
lingkungan dan kegiatan di dalamnya. Beberapa pertimbangan utama dalam
penentuan zona ini adalah :
LAPORAN AKHIR 4- 7
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
1 Zona Publik
JL. Kejaksaan Mushola
ATM Center
Kantin
Koperasi
R. Jaga
R. Tunggu Sopir
Parkir
Taman
Gudang
Lavatory
Dapur
R. Foto Copy
Auditorium
LAPORAN AKHIR 4- 8
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
Beridentitas
Pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
harus memiliki identitas khusus sebagai Kantor Bank BJB, dan menjadi
berbeda dibanding bangunan serupa di Indonesia maupun lebih luas.
Identitas pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana
Bank BJB menjadi modal yang kuat untuk mendorong perekonomian dan
pendapatan daerah.
diperoleh sebuah identitas fisik dari kawasan tersebut. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk dikembangkan sebagai penataan fisik yang beridentitas
adalah: penataan bangunan dan ruang komunalnya, bentuk atap, pemanfaatan
material lokal dalam bangunan dan penggunaan warna tertentu pada bangunan.
Konsep pola masa bangunan yang diolah selain mengikuti jenis kegiatan di dalam
bangunan, pola masa bangunan pada kawasan Gedung BJB kertawahana ini akan
mengikuti peraturan atau regulasi tentang intensitas bangunan yang telah di
tentukan oleh pemerintah daerah, sehingga bangunan selain memiliki fungsi yang
efektif bagi pengguna juga tidak akan melanggar pereaturan yang berlaku.
Untuk pendekatan konsep pola masa bangunan yang sesuai dengan ketentuan
tata kota yang dimaksud dapat dilihat dari table berikut:
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa untuk luas lahan 7,389.30 m2 dapat
dibangun sampai batas maksimum lantai dasar 5,172.51 m2 dan dapat memiliki
lantai bertingkat sampai dengan total maksimal seluruh lantai mencapai luas
10,345.02 m2, selain itu dengan luas yang telah tercantum diharuskan
menyisihkan ruang untuk area terbuka hijau di dalam kawasan
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
minimal 1,477.86 m2. Jadi dengan demikian lahan yang ada tidak diperbolehkan
untuk di jadikan bangunan secara menyeluruh.
Gamabar Konsep tata masa bangunan yang telah menyesuaikan dengan jenis
kegiatan dan ketentuan kota adalah sebagai beikut:
Dalam gambar konsep bentuk dan pola masa bangunan diatas dapat dilihat terdapat 2 blok masa bangunan baru dan blok masa
penunjang, Gedung utama pada kawasan memiliki luas lantai dasar 1,110 m2 dan beringkat 7 lantai dan memiliki Gedung parkir
bertingkat 4 lantai dengan luas lantai dasar 807 m2 yang dapat memuat parkir mobil sebanyak 204 unit dan bangunan lainya yang
berfungsi sebangai bangunan penunjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut:
LT.2 1,756.76
Parkir Mobil
LT.3 1,200.00 Luar= 18 Unit
Parkir Mobil
LT.5 1,200.00 Gedung
= 204 Unit
LT.6 1,200.00
TOTAL = 401
LT.7 1,200.00 Unit
Sumber : Data Di Olah Tahun 2021
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
Untuk lantai Gedung parkir menggunakan konsep split level yang bertujuan untuk
penyesuaian tinggi perlantai bangunannya mengingat Gedung parkir memiliki
ramp untuk pencapaian kendaraan ke setiap lantainya, jadi konsep split level ini
diusung untuk mendapatkan kemiringan ramp yang lebih landai. Untuk gambar
simulasi konsep lantai parkir yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut ini:
KETERANGAN:
ORIENTASI BANGUNAN
4.1.3.3 Aksesibilitas
Faktor kecepatan, waktu tempuh, kelancaran dan aksesibilitas menjadi salah satu
ukuran untuk menyatakan kemampuan suatu komplek bangunan dalam
menampung beban (demand) yang ada. Apabila dalam suatu Pengembangan dan
pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB jaringan pergerakan
mempunyai kecepatan rendah, maka waktu tempuh menjadi lama dan
aksesibilitasnya rendah. Hal ini akan menimbulkan adanya kemacetan. Kondisi
yang demikian menyebabkan Pengembangan dan pembangunan Kawasan
Gedung Kertawahana Bank BJB menjadi kurang menarik untuk dikunjungi.
1. Jaringan Pergerakan
Sistem jaringan jalan di Pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung
Kertawahana Bank BJB mengikuti kondisi site yang ada. Pergerakan di dalam
Pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
secara keseluruhan bertumpu pada keberadaan jalur-jalur pergerakan utama.
2. Sistem Sirkulasi
Besarnya pergerakan dari dan menuju ke Pengembangan dan pembangunan
Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB dapat dipakai sebagai ukuran tingkat
perkembangannya. Untuk itu agar lebih mendukung Pengembangan dan
pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB, maka akses menuju
ke sana harus dibuat lancar. Jumlah angkutan umum yang cukup juga akan
membantu perkembangan Pengembangan dan pembangunan Kawasan
Gedung Kertawahana Bank BJB.
b. Sirkulasi manusia
Jalur pejalan kaki pengunjung/nasabah dan ramah difable.
Jalur barang.
KETERANGAN:
ALUR AKSESIBILITAS KENDARAAN
Akses masuk utama dan keluar pada bangunan terdapat pada jalan kejaksaan dan
jalan naripan, jalur untuk kendaraan darurat atau pemadam kebakaran dapat di
akses dari jalan kejaksaan dan dapat optimal memutar pada semua sisi bangunan
baru terkecuali pada bangunan eksisting yang ada pada sisi jalan naripan, untuk
keamanan Gedung terhadap kebakaran untuk Gedung eksisting tersebut dapat di
sediakan pilar-pilar hidran.
Untuk akses pejalan kaki disediakan trotoar yang terpisah dengan akses
kendaraan, dan pada trotoar tersebut disediakan atap-atap pergola supaya saat
hujan masih dapat di lalui oleh pejalan kaki dan akses trotoar tersebut didesain
ramah disabilitas.
Konsep trotoar yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi
penyandang disabilitas yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk
bergerak aman dan nyaman selain itu tersedia jalur yang dapat memandu untuk
penyandang disabilitas untuk berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin
pengarah dan ubin peringatan.
Selain itu ada beberapa hal lain menganai konsep ramah disabilitas diantaranya
adalah ramp. fungsi ramp adalah sebagai akses yang dapat digunakan oleh orang
yang berkebutuhan khusus atau disabilitas untuk mencapai lantai bangunan atau
trap yang memiliki level ketinggian lantai yang cukup tinggi, kemiringan ramp ini
memiliki standar maksimal 1:10 untuk luar bangunan dan 1:8 untuk ramp area
dalam bangunan.
3. Sistem Parkir
Suatu kendaraan tidak selamanya akan terus bergerak ada kalanya akan
berhenti terlebih untuk tujuan tertentu, maka kebutuhan akan ruang parkir
sangat diperlukan. Penggunaan bahu jalan sebagai lahan parkir saat ini solusi
yang paling mudah dan sederhana dalam memenuhi kebutuhan akan ruang
parkir tetapi secara langsung akan mempengaruhi dan mengurangi kapasitas
jalan tersebut.
Oleh sebab itu sistem parkir berupa on street parking harus dihindari, dan
segera direncanakan kantong-kantong parkir yang sesuai dengan alur
kegiatan di dalam pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung
Kertawahana Bank BJB.
Sumber : https://properti.kompas.com/read/2018/11/26/180000921/gedung-parkir-pun-bisa-dirancang-
estetik-dan-ciamik, Diakses Tahun 2021
Ada beberapa jenis standar parkir yang digunakan tergentung pada ketersediaan
lahan dan kodisi site, jenis-jenis standar parkir tersebut diantaranya:
a. Pola Pararel
2. Tata Hijau
Tata hijau di kawasan pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung
Kertawahana Bank BJB sebaiknya didominasi oleh tanaman yang tahan akan
kekeringan; serta dapat mengurangi efek dari kegiatan yang ada (bau,
polusi, dst). Pemilihan tanaman juga mempertimbangkan kemudahan
perawatan dan penggantian bila ada yang mati atau rusak.
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
1. Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan pada tahap pra-konstruksi ini berupa pengurusan perijinan dan
perencanaan teknis. Kegiatan perijinan akan berdampak terhadap
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
2. Tahap Konstruksi
Kegiatan pada tahap konstruksi ini berupa persiapan dan pematangan lahan.
Pada tahap ini dapat menimbulkan debu ke udara, limbah padat sisa-sisa
puing bangunan dan hilangnya vegetasi. Sedangkan rekruitment tenaga kerja
konstruksi mengakibatkan terbukanya kesempatan kerja dan berusaha.
Pada tahap ini pula mulai beroperasi alat-alat berat dan bertambahnya arus
kendaraan yang mengangkut bahan-bahan bangunan yang dapat
menimbulkan debu, kebisingan dan kelancaran arus lalu lintas sekitar tapak
proyek akan terganggu. Kegiatan konstruksi sarana dan prasarana dapat
menimbulkan kebisingan, debu dan limbah padat sisa-sisa material konstruksi,
serta gangguan kamtibmas.
3. Tahap Operasi
Pada tahap operasi yang dapat menimbulkan dampak adalah :
a. Adanya pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung
Kertawahana Bank BJB akan menambah jumlah orang di sekitar lokasi
baik pekerja proyek, konsumen maupun pihak lainnya.
b. Penambahan beban lalu lintas di sekitar lokasi akan meningkat terutama
pada jam-jam sibuk.
c. Adanya sampah baik berupa sampah organik maupun non organik dari
kegiatan pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung
Kertawahana Bank BJB apabila tidak dikelola dengan semestinya dapat
menimbulkan permasalahan akibat sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
Kondisi
No Elemen
Prinsip
. Tapak Potensi Permasalahan Kriteria
Perancangan
depan Gedung Gedung saluruan air
Kertawahana Kertawahana disekitar gedung
akan tetapi lokasi agar tidak
yang berada di menyebabkan
daerah dengan luapan air dari
kepadatan tinggi setiap saluran
sehingga memiliki serta membuat
potensi terjadi saluran drainase
luapan drainase untuk
mengantisipasi
apabila terjadi
luapan air.
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2020
Pekerjaan Persiapan terdiri dari: pembersihan lahan, cut and fill, pagar
pengaman, mobilisasi dan demobilisasi.
Pekerjaan Sipil, terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dinding dan rangka
penutup atap.
Pekerjaan finishing, terdiri dari lantai, dinding, plafond dan penutup atap.
Pekerjaan Instalasi Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing, terdiri dari jaringan
listrik, telepon, tata suara, tata udara, air bersih dan air kotor.
Pekerjan luar/halaman, terdiri dari perkerasan jalan, jalan setapak, pagar
halaman dan taman.
1. Jumlah Lantai
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
2. Mutu/Teknologi Konstruksi
Setiap bangunan dibangun berdasarkan pada mutu konstruksi dan kualitas
bahan bangunan yang digunakan. Penggunaan bahan dan teknologi konstrusi
akan meningkatkan indeks harga bangunannya.
3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan konstruksi berpengaruh terhadap indeks harga, karena
penggunaan waktu yang semakin cepat, maka berpengaruh terhadap teknologi
struktur, bahan bangunan yang digunakan, sumberdaya manusia dan peralatan
yang digunakan. Waktu pelaksanaan konstruksi biasanya terkait dengan
investasi yang dilakukan. Semakin cepat pelaksanaan konstruksi, maka
bangunan semakin cepat digunakan. Penggunaan bangunan semakin cepat
berpengaruh terhadap percepatan pada pembayaran utang. Oleh karena itu,
perkiraan biaya bangunan merupakan langkah penting dalam pengambilan
keputusan terhadap bangunan gedung yang mempunyai nilai investasi,
seperti : bangunan perkantoran, perumahan, perdagangan, pergudangan dan
bangunan lain yang mempunyai nilai investasi.
4. Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan juga berpengaruh terhadap indeks harga. Hal ini terkait
dengan tingkat kesulitan dalam sistem-sistem yang diberlakukan seperti sistem
persyaratan bangunan, misal : rumah sakit, laboratorium, pusat tenaga nuklir
dan bangunan khusus lainnya.
Pada umumnya, tingkat kerumitan tersebut pada sistem jaringan utilitas yang
mempunyai persyaratan khusus, seperti persyaratan keamanan konstruksi,
kebocoran pipa gas, keracunan yang ditimbulkan dari zat kimia, biologi dan
radiasi.
5. Lokasi
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
Lokasi dapat berpengaruh terhadap indeks harga bangunan, antara lain : lokasi
yang jauh dari pencapaian untuk transportasi peralatan dan bahan bangunan
mempunyai indeks harga yang berbeda. Lokasi pelaksanaan konstruksi yang
berada jauh dari jalan, seperti hutan, gunung, dan sebagainya membutuhkan
transportasi khusus untuk mencapai lokasi.
1. Air Bersih
Penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kualitas air bersih
sesuai PP no 82 Tahun 2001 dan air minum sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
Membangun penyediaan sistem terpusat dengan menggunakan sumber
air dari jaringan PDAM Kota Bandung, dan sumur dalam.
2. Air Limbah
Membuat saluran air limbah (sewerage) terpadu.
3. Sampah
Penyediaan tempat sampah yang memadai dan jumlahnya cukup.
Memisahkan sampah yang organic dengan non organik
Melakukan penyapuan dan pembersihan sampah di pengembangan dan
pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
4. Drainase
Memperbaiki saluran drainase yang sudah rusak dan tertutup tanah dan
kotoran.
Memisahkan antara saluran air hujan dengan saluran air limbah.
Membuat jalur drainase baru dengan memperhatikan kontur tanah.
5. Kualitas Udara
Menanam tanaman untuk membantu menyerap polutan dari udara.
Melakukan penataan tempat parkir dan lalu lintas kendaraan yang masuk.
4.4.2.2 Drainase
1. Air hujan dialirkan melalui saluran terbuka dan tertutup, menurut kelasnya
yakni saluran sekunder atau tersier.
2. Air bekas yang berasal dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci,
pembuangannya sebagian besar telah melalui melalui pipa tertutup dan/atau
terbuka.
Studi Kelayakan Pengembangan Dan Pembangunan Kawasan Gedung Kertawahana Bank BJB
3. Pengurangan sampah mulai dari tempat asalnya, sehingga yang diangkut oleh
truck keluar Kawasan pengembangan dan pembangunan Kawasan Gedung
Kertawahana Bank BJB hanyalah residu sampah.
4.4.2.6 Listrik
1. Pelayanan jaringan listrik memperhitungkan kebutuhan kegiatan dan
cadangannya.
4.4.2.7 Penerangan/Pencahayaan
1. Tiap bangunan memiliki penerangan/pencahayaan alami yang cukup, sesuai
dengan fungsi ruang dan karakteristik kegiatan, sehingga kesehatan dan
kenyamanan pengguna bangunan dapat terjamin.
4.4.2.8 Penghawaan
1. Seluruh bangunan memiliki sistem tata udara alami yang sehat agar terjadi
sirkulasi udara segar di dalam bangunan untuk menjaga kesehatan dan
kenyamanan penghuni/penggunanya.
2. Penghawaan alami yang baik akan sangat menunjang suasana kerja yang
lebih baik karena dapat menghadirkan udara segar dan mengeluarkan udara
residu.
4. Pemilihan jenis tata udara mekanik disesuaikan dengan fungsi bangunan dan
perletakan instalasinya tidak mengganggu wujud bangunan.
2. Sistem pergerakan horisontal dalam bentuk jalur pejalan kaki (pathways) dan
jalur barang/servis, sedangkan sistem pergerakan vertikal menggunakan
tangga.