ZONASI
Ketentuan
Ketentuan Pelaksanaan
Prasarana dan
Sarana Minimal
Standar
Ketentuan Teknis
Khusus
Ketentuan Kegiatan Dan
Penggunaan Lahan
KLB minimum dan maksimum ditetapkan dengan mempertimbangkan harga lahan, ketersediaan dan
tingkat pelayanan tambahan, serta ekonomi, sosial dan pembiayaan.
●KDB maksimum ditetapkan dengan mempertimbangan tingkat pengisian atau peresapan air, kapasitas
drainase, dan jenis penggunaan lahan.
Pengertian Komponen
Ketentuan yang memuat dan ● Ketinggian Bangunan (TB)
mengatur bentuk, besaran, ● Garis Sempadan Bangunan
peletakan, dan tampilan pada (GSB)
suatu zona untuk menjaga ● Jarak bebas antar bangunan
keselamatan dan keamanan minimal
bangunan ● Jarak bebas samping (JBS) dan
jarak bebas belakang (JBB),
Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal
Fungsi Ketentuan
Pengertian Komponen
Ketentuan khusus adalah ▪ Bandar udara
ketentuan yang mengatur ▪ Cagar budaya atau adat
pemanfaatan zona yang ▪ Rawan bencana
memiliki fungsi khusus dan ▪ Tempat evaluasi bencana (TES dan
diberlakukan ketentuan TEA)
khusus sesuai dengan ▪ Pertahanan keamanan (hankam)
karakteristik zona dan ▪ Pusat penelitian (observatorium,
kegiatanya. peluncuran roket, dan lain-lain)
▪ Kawasan berorientasi transit (TOD)
▪ Lahan pertanian pangan berkelanjutan
(LP2B)
▪ (JBB),
Standar Teknis
Pengertian Fungsi Komponen
Aturan-aturan teknis ●Panduan pelaksanaan ❑ Standar kebutuhan
pembangunan sarana dan pembangunan dan sekaligus utilitas
prasarana permukiman juga berfungsi sebagai ❑ Standar sarana
perkotaan yang ditetapkan instrumen pemeriksaan dan pendukung
berdasarkan pengawasan pengendalian ❑ Standar prasarana
peraturan/standar/ketentuan pemanfaatan ruang pendukung
teknis yang berlaku serta ❑ Prasarana lain (media
berisi panduan yang terukur luar ruang) yang sesuai
dan ukuran yang sesuai dengan desain estetika
dengan kebutuhan lingkungan yang
diinginkan.
Ketentuan Pelaksanaan
DAY 4
Aturan peralihan yang
mengatur status
DAY 1 pemanfaatan ruang yang
Ketentuan variansi berbeda dengan fungsi
pemanfaatan ruang ruang zona
peruntukanya
DAY 2 DAY 3
Ketentuan pemberian Ketentuan untuk
insentif dan disinsentif penggunaan lahan yang
sudah ada dan tidak
sesuai dengan peraturan
zonasi
Teknik Pengatran
Zonasi
Teknik pengaturan zonasi adalah aturan yang disediakan untuk mengatasi kekakuan aturan
dasar didalam pelaksanaan pembangunan kota.
Bonus Zoning
Conditional uses
Transfer Development Right (TDR)
Pengertian Kriteria
❑ Diberikan pada pengembang yang
Digunakan untuk melindungi
belum atau tidak pernah menambah
penggunaan lahan pertanian atau
intensitas pemanfaatan ruangnya.
penggunaan lahan hijau lainnya dari
❑ Hanya dapat diberlakukan pada
konversi penggunaan lahan, dimana
zona komersial, zona perkantoran,
pemilik lahan pertanian hijau dapat
dan zona perumahan, khususnya
mempertahankan kegiatan pertanianya
untuk rumah susun.
dan memperoleh uang sebagai ganti rugi
❑ Harus didahului dengan analisis
atas haknya untuk membangun.
daya dukung daya tampung
lingkungan untuk mengetahui
penambahan intensitas
pemanfaatan ruang pada blok
peruntukan.
Conditional Uses
Pengertian Kriteria
❑ Pemanfaatan ruang yang akan
Teknik pengaturan zonasi yang
diberi izin memiliki tingkat
memungkinkan suatu pemanfaatan
kepentingan yang nyata bagi
ruang yang dianggap penting atau
kepentingan orang banyak atau
diperlukan keberadaanya, untuk
kawasan perkotaan sarana
dimasukkan kedalam satu zona
keseluruhan,
peruntukan tertentu sekalipun
❑ Pemenfaatan ruang yang akan
karakteristiknya tidak memenuhi
diberi izin tidak mengganggu fungsi
kriteria zona peruntukan tersebut.
ruang disekitarnya
❑ Pemberian izin harus melalui
pertimbangan TKPRD
STUDI KASUS
Perencanaan Peraturan
Zonasi di Kawasan
Konservasi (Studi Kasus
Pecinan Semarang)
Pada Perda Kota Semarang No. 14 Tahun 2011, pada Bagian
Wilayah Kota 1 memiliki fungsi utama sebagai kawasan
perdagangan dan Jasa, juga ditetapkan pada perda ini tepatnya
pada pasal 69 (1) sebagai kawasan cagar budaya.
Kawasan Kota Lama atau Kota
Benteng : Aktivitas perkantoran Kawasan Pecinan : Aktifitas
swasta, perumahan, jasa, pertahanan perdagangan jasa, keagamaan,
dan keamanan, gudang, perdagangan, perumahan, perkantoran, pariwisata.
keagamaan, PKL, pariwisata
KDB maksimum X X X
Luas minimum lantai bangunan X V X
Batas tinggi bangunan X V X
Variansi X X X
Dari ketiga produk tata ruang dan produk khusus penataan ruang kawasan bersejarah/kawasan pusaka
yang ada di Kota Semarang terlihata masih belum lengkap, karena aturan yang muncul masih sebatas
penetapan fungsi kawasan, KDB, KLB, dan ketinggian bangunan secara umum. Banyak kebijakan
penatapan KDB dan KLB yang tidak melihat kondisi eksisting untuk KDB yang sudah mencapai 100%
dan KLB sudah mencapai 3. Aturan lokal yang dibangun oleh komuniatas juga belum teradopsi dalam
penetapan aturan zonasi.
TERIMA KASIH