Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS SISTEM

PENGGUNAAN LAHAN
MATA KULIAH PERENCANAAN KOTA
KELOMPOK 2

JIHAN DWI ARIYANI TISA AISYATUL W.


191910501009 SARA I. BUSIARA 191910501039
191910501067
POKOK BAHASAN

RENCANA KEMAMPUAN
POLA RUANG LAHAN
01 03 05

02 04
PENGGUNAAN KETENTUAN STUDI
LAHAN ITBX KASUS
PENGGUNAAN LAHAN

APA ITU?
Menurut Malingreau (1978 : 6) penggunaan lahan
adalah segala bentuk campur tangan atau kegiatan
manusia baik secara siklis maupun permanen terhadap
suatu kumpulan sumber daya alam dan sumber daya
buatan yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan
tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan baik
materiil maupun spiritual ataupun kedua-duanya.
TUJUAN ANALISIS SISTEM PENGGUNAAN LAHAN

01 02 03
ANALISIS SISTEM
ANALISIS SISTEM ANALISIS INI
PENGGUNAAN LAHAN
PENGGUNAAN LAHAN DIDASARKAN PADA
DILAKUKAN UNTUK
DIGUNAKAN SEBAGAI KONDISI FISIK
MENDETAILKAN POLA
PERTIMBANGAN KAWASAN
RUANG DARI RTRW
DALAM MENENTUKAN PERENCANAAN,
KAB/KOTA KE RDTR
RENCANA POLA KONDISI EKSISTING,
RUANG STATUS LAHAN, DAN
KERENTANAN
TERHADAP RESIKO
BENCANA
JENIS ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN

ANALISIS SIMPANGAN ANTARA POLA RUANG


RTRW DAN KONDISI EKSISTING

ANALISIS TUTUPAN LAHAN DAN RUN


OFF YANG DITIMBULKAN

ANALISIS KEPEMILIKAN TANAH


RENCANA POLA RUANG
POLA RUANG

KAWASAN LINDUNG KAWASAN BUDIDAYA


Kawasan Lindung adalah kawasan yang Kawasan Budidaya adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi ditetapkan dengan fungsi utama untuk
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam dan sumber daya buatan. sumber daya alam, sumber daya manusia dan
sumber daya buatan.
CONTOH PETA RENCANA
POLA RUANG
KAWASAN LINDUNG
1. Zona hutan lindung
2. Zona yang memberikan perlindungan
terhadap zona dibawahnya
3. Zona perlindungan setempat
4. Zona RTH kota
5. Zona konservasi
6. Zona lindung lainnya
CONTOH PETA RENCANA
KAWASAN LINDUNG
KAWASAN BUDIDAYA
1. Zona perumahan
2. Zona perdagangan dan jasa
3. Zona perkantoran
4. Zona sarana pelayanan umum
5. Zona industri
6. Zona lainnya
7. Zona campuran

KAWASAN BUDIDAYA
CONTOH PETA RENCANA
KAWASAN BUDIDAYA
FUNGSI RENCANA POLA RUANG
Dasar penerbitan izin Dasar penyusunan rencana
pemanfaatan ruang jaringan prasarana

Dasar penyusunan RTBL dan Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan


rencana teknis lainnya sosial budaya, ekonomi, serta kegiatan
pelestarian fungsi lingkungan dalam
BWP
1. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana
rincinya (PP No 26 tahun 2008 tentang RTRWN)
2. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW provinsi beserta
rencana rincinya
3. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang
berbatasan
4. Memperhatikan mitigasi bencana pada wilayah kota
5. Memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan dalam wilayah kota
6. Menyediakan ruang terbuka hijau minimal 30 % dari luas wilayah kota
7. Menyediakan ruang untuk kegiatan sektor informal
8. Menyediakan ruang terbuka non hijau untuk menampung kegiatan sosial,
budaya, dan ekonomi masyarakat kota

KRITERIA 9. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu


perencanaan pada wilayah kota bersangkutan
PERUMUSAN 10. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kota yang terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budi daya
POLA RUANG 11. Mengikuti ketentuan pemetaan pola ruang wilayah kota (PP No. 10 tahun
2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang dan Wilayah)
KETENTUAN KEGIATAN
DAN PENGGUNAAN LAHAN
Menurut Permen ATR Nomor 16 Tahun 2018, Ketentuan
(KETENTUAN ITBX) kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang
berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang
diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang
bersyarat terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang
bersyarat tertentu, dan kegiatan dan penggunaan lahan
yang tidak diperbolehkan pada zona lindung maupun
zona budi daya.
KETENTUAN ITBX

KLASIFIKASI I (IZIN) KLASIFIKASI B (BERSYARAT)


Pemanfaatan Pemanfaatan Bersyarat
Diperbolehkan/Diizinkan tertentu

KLASIFIKASI T (TERBATAS) KLASIFIKASI X (TIDAK BOLEH)


Pemanfaatan Bersyarat Pemanfaatan yang Tidak
Secara Terbatas Diperbolehkan

ketentuan selengkapnya bisa lihat di Permen ATR no. 16 th


2018 tentang pedoman penyusunan RDTR dan PZ Kab/Kota
Klasifikasi kemampuan lahan merupakan upaya untuk mengevaluasi
lahan untuk penggunaan tertentu, sedangkan evaluasi kemampuan
lahan adalah penilaian lahan secara sistematik dan
pengelompokkannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas
sifat – sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam
penggunaannya secara lestari (Sitorus, 2010; Arsyad, 2010).

KEMAMPUAN Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/11/1980


LAHAN Tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung, penentuan
kemampuan lahan diukur menggunakan parameter kelerengan lahan,
jenis tanah berdasarkan kepekaan terhadap erosi dan intensitas hujan
harian rata-rata dengan suatu kriteria penetapan fungsi kawasan
sebagai penentu kemampuan lahan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2007
Tentang Pendoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,
Ekonomi serta Sosial Budaya dalam penyususnan Rencana Tata Ruang
akan didapatkan total skor dengan pengkelasan sebagai berikut :
a. Kelas a dengan nilai 32-58 (Kemampuan Pengembangan Sangat
Rendah)
b. Kelas b dengan nilai 59-83 (Kemampuan Pengembangan Rendah)
c. Kelas c dengan nilai 84-109 (Kemampuan Pengembangan Sedang)
d. Kelas d dnegan nilai 110-134 (Kemampuan Pengambangan Cukup
Tinggi)
e. Kelas e dengan nilai 135-160 (Kemampuan Pengembangan Tinggi)
STUDI KASUS

ANALISIS
PEMANFAATAN LAHAN
MELALUI SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS
DI KECAMATAN
BATALAIWORU
OLEH HASRAH FEBRIYANA, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
GEOGRAFI, UNIVERSITAS HALU OLEO, KENDARI
TUJUAN PENELITIAN :
1. Mencatat dan melihat perubahan luasan lahan LOKASI :

yang terjadi di Kecamatan Batalaiworu tahun Kecamatan Batalaiworu. Secara administrasi terletak

2007 dan 2017 di Provinsi Sulawesi Tenggara di Kabupaten Muna.

2. Mendeskripsikan peta sebaran perubahan Dari tahun ke tahun Kecamatan Batalaiworu mulai

penggunaan lahan pada tahun 2007 dan 2017 di terlihat mengalami perubahan penggunaan lahan.

Kecamatan Batalaiworu. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi ini sejalan


dengan semakin meningkatnya pertambahan jumlah
penduduk yang secara langsung berdampak pada
kebutuhan terhadap lahan yang semakin meningkat.
INPUT PROSES OUTPUT
Data sekunder dan data Menggunakan analisis peta PETA TATA GUNA LAHAN
primer berupa penyusun digital dengan sistem Sistem
peta penggunaan lahan Informasi Geografis (SIG).
MELIPUTI : Caranya dengan mendigitasi
1. Studi pustaka dan survei peta penggunaan lahan hasil
instansi (data mentah dari interpretasi citra tahun 2007
RBI, data mentah Google dan 2017 untuk memperoleh
Earthpro, peta administrasi perubahan luas penggunaan
Kab Muna) lahan.
2. Wawancara dan observasi
PENGOLAHAN DATA
Jenis Lahan 2007 (ha) 2017 (ha) Perubahan Lahan (ha) Keterangan

Pemukiman 87 155 68 Pertambahan


Hutan Sejenis 469 277 192 Pengurangan

Kebun Campuran 57 144 87 Pertambahan

Lahan Terbuka 18 22 4 Pertambahan

Tambak 55 58 3 Pertambahan
Bakau 150 139 11 Pengurangan
Lahan Kosong 86 97 11 Pertambahan

data diatas didapat dari proses pengerjaan pada aplikasi ArcGis, bisa dilihat dari
informasi atribut penggunaan jenis lahan
PETA PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2007 PETA PENGGUNAAN LAHAN TAHUN 2017
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai