Anda di halaman 1dari 45

4.

2 Analisis Sistem Penggunaan Lahan


4.2.1 Analisis Simpang Antara Pola Ruang RTRW dan Kondisi Eksisting
Analisis simpang antara pola ruang RTRW dan kondisi eksisting ini bertujuan untuk
membandingkan arahan pemanfaatan lahan di Kecamatan Wringinanom. Jenis
penggunaan lahan di Kecamatan Wringinanom sangat bervariasi, hal ini dapat dilihat
dari tabel dibawah ini

Tabel 4.127 Sistem Penggunaan Lahan Kawasan Lindung di Kecamatan Wringinanom


Tahun 2021
Kawasan Lindung
Zona Peruntukan Rencana Pola Kondisi Eksisting
Ruang
Zona Hutan Tidak terdapat Tidak Terdapat Hutan
Lindung Rencana Zona Lindung pada Kecamatan
Hutan Lindung di Wringinanom
Kecamatan
Wringinanom

Zona Perlindungan Terdapat rencana Sepadan Sungai Kali


Setempat Garis Sempadan Surabaya di Kecamatan
Sungai kali Wringinanom Belum
Surabaya, yang sisi Mencapai Ketentuan yang
kanan dan kiri terdapat di RTRW Kab. Gresik
Ketentuan 100
Meter ( 50 m disisi
kanan dan kiri )

Zona Ruang Rencana Ruang Ruang Terbuka Hijau di


Terbuka Hijau Terbuka Hijau Kecamatan Wringinanom
mencapai 20% dari memiliki Total luasan
luas lahan mencapai 4,6 Ha, yang terdiri
terbangun di dari Pemakaman dan
Kecamatan Lapangan
Wringinanom
Sumber: Hasil Analisis 2021

Tabel 4.128 Sistem Penggunaan Lahan Kawasan Budidaya di Kecamatan


Wringinanom Tahun 2021
Kawasan Budidaya
Zona Peruntukkan Rencana Pola Ruang Kondisi Eksisting
Zona Hutan Rakyat Tidak terdapat Rencana Tidak Terdapat Hutan
Zona Hutan Rakyat di Rakyat pada Kecamatan
Kecamatan Wriginanom Wringinanom

Zona Perumahan Terdapat Rencana Penggunaan lahan


Permukiman Perkotaan Kawasan Permukiman di
dan Pedesaan di Kecamatan Wringinanom
Kecamatan Wringinanom memiliki Luasan Mencapai
26,097 Ha

Zona Perdagangan dan Terdapat Rencana Kondisi penggunaan lahan


Jasa Perdagangan dan Jasa Perdagangan dan jasa di
Pada sepanjang Jalan Kecamatan Wringinanom
Kolektor Primer mencapai 45,03 Ha

Zona Perkantoran Tidak terdapat Rencana Penggunaan Lahan


Khusus Kawasan Perkantoran di Kecamatan
Perkantoran di Wringinanom berupa
Kecamatan Wringinanom Kantor Pemerintah yang
terdiri dari Kantor Desa
dan Kantor Kecamatan
yang memiiliki jumlah
luasan Keseluruhan
mencapai 0,52 Ha

Zona Sarana Tidak terdapat Rencana Sarana Pelayanan Umum


Pelayanan Umum Khusus Kawasan Sarana di Kecamatan Kedamean
Pelayanan Umum di Berupa Sarana Pendidikan
Kecamatan Wringinanom dengan Luasan 2,82 Ha,
Sarana Kesehatan, SPBU,
Kantor POS dengan Luasan
0,12 Ha dan Sarana
Peribdatan dengan Luasan
0,25 Ha

Zona Kawasan Industri Terdapat rencana Pada Kondisi Eksisting


kawasan Industri di Peruntukan Kawasan
Kecamatan Wringinanom Industri pada Kecamatan
Wringinanom seluas 9,5
Ha

Zona Peruntukan Lain- Zona Peruntukkan Kondisi Eksisting


lain Lainnya yang terdapat Penggunaan Lahan
pada Kecamatan Pertanian dan Perkebunan
Wriginanom Terdiri dari di Kecamatan Kedamean
Sawah tadah hujan dan terdapat Sawah Tadah
Perkebunan Hujan dengan Luasan
3898.3 Ha,dan Untuk
Perkebunan dengan Luas
165,53 Ha.

Zona Pertahanan dan Tidak terdapat Rencana Pertahanan dan Keamanan


Keamanan Khusus Kawasan di Kecamatan
Pertahanan dan Wringinanom berupa
Keamanan di Kecamatan Kantor Polsek dan Kantor
Wringinanom Koramil dengan Total
Luasan 0,17 Ha

Sumber : Hasil Analisis 2021

4.2.2 Analisis Tutupan Lahan dan Run-Off Yang Ditimbulkan


Identifikasi koefisien run-off digunakan untuk mengukur seberapa besar air limpasan
yang tidak terserap menuju tanah berdasarkan tutupan lahan. Secara keseluruhan
air limpasan yang ada di WP Kecamatan Wringinanom adalah sebagai berikut.

Tabel 4.? Koefisien Limpasan Penggunaan Lahan


No Guna Lahan C I A (Ha) Q
(m3/detik)
1 Area Parkir dan 0,1 20,46 1,42 0,01
Lapangan
2 Perdagangan dan Jasa 0,8 20,46 271,26 12,33
3 Permukiman 0,75 20,46 798,37 34,02
4 Embung 0,2 20,46 2,31 0,03
5 Kebun Campuran 0,1 20,46 383,45 2,18
6 Ladang/Tegalan 0,15 20,46 692,72 5,91
7 Lahan Terbuka Lain 0,1 20,46 62,88 0,36
8 Lapangan 0,1 20,46 2,47 0,01
9 Pertambangan 0,9 20,46 54,58 2,79
10 Sawah 0,15 20,46 3901,74 33,26
11 Semak Belukar 0,7 20,46 12,33 0,49
Sumber : Hasil analisis 2021
Nilai debit limpasan air yang ada di WP Sekitar Kecamatan Wringinanom ini
yang dihasilkan dari beberapa penggunaan lahan. Air limpasan secara keseluruhan
ini ada yang terserap dan ada juga yang tidak terserap sehingga dibutuhkan
perhitungan nilai run-off untuk mengetahui besar air limpasan yang tidak terserap.
Adapun nilai koefisien pada setiap tutupan lahan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.? Koefisien Limpasan Penggunaan Lahan
No Deskripsi Permukaan Ci
.
1 Kota, Jalan Aspal, Atap Genteng 0.7-0.9
2 Kawasan Industri 0.5-0.9
3 Permukiman Multi Unit, 0.6-0.7
Perkotaan
4 Komplek Perumahan 0.4-0.6
5 Villa 0.3-0.5
6 Taman, Pemakaman 0.1-0.3
7 Pekarangan Tanah Berat:
A. >7% 0.25-0.35
B. 2-7% 0.18-0.22
C. <2% 0.13-0.17
8 Pekarangan Tanah Ringan:
A. >7% 0.15-0.2
B. 2-7% 0.10-0.15
C. <2% 0.05-0.10
9 Lahan Berat 0.4
10 Padang Rumput 0.35
11 Lahan Budidaya Pertanian 0.3
12 Hutan Produksi 0.18
Sumber: Peraturan Menteri LH No. 17 Tahun 2009
Setelah mengidentifikasi nilai tutupan lahan, langkah selanjutnya adalah mengalikan
nilai koefisen dengan luas masing-masing tutupan lahan. Berikut ini adalah run-off
pada guna lahan di Kawasan Kecamatan Wringinanom.
Tabel 4.? Nilai Run-off Kawasan Kecamatan Wringinanom
No Guna Lahan Luas (Ha) Koef. Run-off Nilai Run-off
1 Area Parkir dan 1,42 0,1 0,14
Lapangan
2 Perdagangan dan Jasa 271,26 0,8 217,01
3 Permukiman 798,37 0,75 598,77
4 Embung 2,31 0,2 0,46
5 Kebun Campuran 383,45 0,1 38,35
6 Ladang/Tegalan 692,72 0,15 103,91
7 Lahan Terbuka Lain 62,88 0,1 6,29
8 Lapangan 2,47 0,1 0,25
9 Pertambangan 54,58 0,9 49,13
10 Sawah 3901,74 0,15 585,26
11 Semak Belukar 12,33 0,7 8,63
Sumber : Hasil Analisis 2021
Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa nilai run-off relatif rendah, hal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar air di Kawasan Kecamatan
Wringinanom dapat dilimpaskan menuju badan air utama sehingga dapat
mengurangi risiko banjir.
Gambar 4.46 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Wringinanom Tahun 2021
4.2.3 Analisis Kepemilikan Tanah
Bidang tanah pada Kecamatan Kedamean memiliki 3 kategori status yaitu Bidang
Terdaftar, Kawasan Terdaftar dan Bleum terdaftar. Hal ini dapat terlihat terlihat
pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.47 Persebaran Bidang Tanah Kecamatan Kedamean Tahun 2021


Sumber : Web ATR/BPN tahun 2021

Dari gambar di atas tanah di Kecamatan Wringinanom berdominasi warna kuning


dan oranye yaitu bidang terdaftar dan kawasan terdaftar di Kementrian ATR/BPN.
Dengan dominasi permukiman dan juga industry pergudangan.
4.3 Analisis Kedudukan dan Peran WP dalam Wilayah Yang Lebih Luas

Analisi Regional dan kebijakan ini digunakan untuk memahami kedudukan dan keterkaitan
Kecamatan Wringinanom terhadap Kabupaten Gresik dalam system regional yang lebih luas .
Dalam Analisis Regional dan kebijakan ini Terdapat beberpa aspek , yang meliputi:

4.3.1 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Sosial Budaya Dan Demografi Kecamatan
Wringinanom Pada Wilayah Yang Lebih Luas
Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik Dilihat dari BPS tahun 2020 sebesar
1.298.184 jiwa sedangkan Jumlah penduduk Kecamatan Wringinanom dilihat dari
data Badan Pusat Statistik Kecamatan Wringinanom tahun 2020 memiliki jumlah
keseluruhan penduduk yaitu 73,297 jiwa.
Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Kecamatan Wringinanom Tahun 2020

Jumlah
No. Desa/
Penduduk(Jiwa)

1 Kedunganyar 3,134
2 Sumberame 4,555
3 Wringinanom 5,732
4 Lebanisuko 4,051
5 Lebaniwaras 3,367
6 Sumengko 7,061
Pasinanlemahputi
7 5,956
h
8 Watestanjung 5,874
9 Pedagangan 4,547
10 Sembung 5,151
11 Sumberwaru 4,373
12 Kepuhklagen 4,26
13 Sumbergede 2,264
14 Mondoluku 1,725
15 Kesambenkulon 6,41
16 Sooko 4,837
Jumlah 73,297
Sumber : BPS Kecamatan Wringinanom Tahun 2021
Proporsi penduduk Kecamatan
Wringinanom terhadap Kabupaten Gresik

Penduduk Gresik
5% Penduduk
Wringinanom

95%

Gambar 4.1 Diagram Proporsi Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten Gresik


Dapat dilihat dari diagram diatas bahwa kecamatan Wringinanom memiliki jumlah
penduduk dengan perbandingan 5% terhadap total seluruh penduduk Kabupaten Gresik.
Kecamatan Wringinanom mempunyai program tahunan dengan Kecamatan Kedamean dan
Driyorejo, Program teresebut merupakan program yang dimana masing-masing Kecamatan
tersebut menunjukkan Bunga Edenium untuk dijadikan sebagai pameran. Sehingga ada
hubungan sosial antara Kecamatan Wringinanom dengan kecamatan Kedamean dan
Kecamatan Driyorejo.
Mayoritas masyarakat Kecamatan Wringinanom memiliki mata pencaharian sebagai
buruh/petani. Masyarakat yang bekerja dalam bidang industry sebesar 24% dan di bidang
pertanian sebesar 6%. Masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai buruh pabrik membuat
jam kerjanya padat sehingga kegiatan di desa akan menjadi pasif, berbeda dengan para
petani yang masih memiliki waktu luang sehingga aktif untuk berkontribusi dalam kegiatan
desa. Kondisi sosial budaya dilihat dari gotong royong bagi warga Kecamatan Wringinanom
dan sistem kekerabatan masyarakat yang tinggi.

4.3.2 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Ekonomi Kecamatan Wringinanom Pada


Wilayah Yang Lebih Luas
Keterkaitan ekonomi Kecamatan Wringinanom dilihat dari kontribusi kecamatan
terhadap perekonomian kabupaten. Berikut ekonomi Kecamatan Wringinanom
Terhadap Kabupaten Gresik:
a. Pertanian.
Komoditas pertanian di Kecamatan Wringinanom yaitu tanaman sayuran,
biofarmaka dan tanaman hias. Berikut komoditas pertanian Kecamatan Wringinanom
berdasarkan jenis nya terhadap kabupaten gresik :
a) Tanaman Sayuran terdiri dari komoditas bayam, cabai, cabai rawit, kangkung,
petsai dan terung. Berikut tabel perbandingan jumlah produksi tanaman sayuran
di Kecamatan Wringinanom terhadap Kabupaten Gresik :
Tabel 4.2 Perbandingan Produksi Tanaman Sayuran Kecamatan Wringinanom
Terhadap Kabupaten Gresik Tahun 2019
NO Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik
.  
Tanaman Sayuran Produksi Tanaman Sayuran Produksi (Kwintal)
(Kwintal)
1 Bayam 188 Bayam 4.098
2 Cabai Rawit 62.409 Cabai Rawit 222.909
3 Cabai 62.409 Cabai 267.072
4 Kangkung 179 Kangkong 6.626
5 Petsai/Sawi 1.419 Petsai/Sawi 2.246
6 Terung 3.080 Terung 17.444
Sumber : BPS Tahun 2020

Produktivitas Bayam Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik

4%
Bayam Kabupaten Gresik
Bayam Kecamatan
Wringinanom

96%

Gambar 4.2 Diagram Produktivitas Bayam Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten


Gresik
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Wringinanom
menyumbang 188 kwintal atau 4% terhadap produktivitas bayam di Kabupaten Gresik.

Produktivitas Cabai Rawit Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik

Cabai Rawit Kabupaten


22% Gresik
Cabai Rawit Kecamatan
Wringinanom

78%

Gambar 4.3 Diagram Produktivitas Cabai Rawit Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Wringinanom
menyumbang 62.409 kwintal atau 22% terhadap produktivitas cabai rawit di Kabupaten
Gresik.

Produktivitas Cabai Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik

19% Cabai Kabupaten Gresik


Cabai Kecamatan
Wringinanom

81%

Gambar 4.4 Diagram Produktivitas Cabai Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten


Gresik
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Wringinaom
menyumbang 62.409 kwintal atau 19 % terhadap produktivitas cabai di Kabupaten
Gresik.

Produktivitas Kangkung Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik

3%
Kangkung Kabupaten Gresik
Kangkung Kecamatan
Wringinanom

97%

Gambar 4.5 Diagram Produktivitas Kangkung Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten


Gresik
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Wringinanom
menyumbang 179 kwintal atau 3 % terhadap produktivitas kangkung di Kabupaten
Gresik

Produktivitas Petsai/Sawi Kecamatan Wringinanom


Terhadap Kabupaten Gresik

Petsai/Sawi Kabupaten
Gresik
39% Petsai/Sawi Kecamatan
Wringinanom

61%

Gambar 4.6 Diagram Produktivitas Petsai/Sawi Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik
Berdasarkan perbandingan diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Wringinanom
menyumbang 1.419 kwintal atau 39 % terhadap produktivitas petsai/sawi di Kabupaten
Gresik.

Produktivitas Terong Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik

15% Terong Kabupaten Gresik


Terong Kecamatan
Wringinanom

85%

Gambar 4.7 Diagram Produktivitas Terong Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten


Gresik
Berdasarkan perbandingan diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan
Wringinanom menyumbang 3.080 kwintal atau 15 % terhadap produktivitas terung
di Kabupaten Gresik.
b. Tanaman Biofarmaka terdiri dari komoditas kunyit dan temulawak. Berikut tabel
perbandingan jumlah produksi tanaman biofarmaka di Kecamatan Wringinanom
terhadap Kabupaten Gresik:
Tabel 4.3 Perbandingan Produksi Tanaman Biofarmaka Kecamatan Wringinanom
Terhadap Kabupaten Gresik Tahun 2019
No Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik
 
 
Jenis Tanaman Produksi (Kg) Jenis Tanaman Produksi (Kg)

1. Kunyit 180.000 Kunyit 21.304.213


2. Temulawak 30.000 Temulawak 5.450.013
   
Sumber : BPS Tahun 2020

Diagram Produktivitas Kunyit Kecamatan Wringinanom


Terhadap Kabupaten Gresik

1%
Kunyit Kabupaten Gresik
Kunyit Kecamatan
Wringinanom

99%

Gambar 4.8 Diagram Produktivitas Kunyit Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten


Gresik
Berdasarkan diagram diatas Kecamatan Wringinanom menyumbang 180.000 kg
atau 1 % terhadap produktivitas kunyit di Kabupaten Gresik.

Diagram Produktivitas Temulawak Kecamatan Wringinanom


Terhadap Kabupaten Gresik

1% Temulawak Kabupaten
Gresik
Temulawak Kecamatan
Wringinanom

99%

Gambar 4.9 Diagram Produktivitas Temulawak Kecamatan Wringinanom Terhadap


Kabupaten Gresik
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa kecaamatan
Wringinanom menyumbang 30.000 kg atau 1 % terhadap produktivitas
temulawak di Kabupaten Gresik.
c. Industri.
Kecamatan Wringinanom memiliki berbagai jenis industri mulai dari industri rumah
tangga, industri kategori sedang, dan industri besar yang tersebar di setiap desa.
jumlah industri yang ada di Kecamatan Wringinanom sebanyak 84 industri yang
terbagi menjadi 44 industri sedang dan 40 industri besar. Industri sedang
memiliki jumlah sebaran terbanyak dari seluruh industry di Kecamatan
Wringinanom dan yang paling banyak tersebar di Desa Sumengko.

4.3.3 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan System Prasarana Wilayah Perencanaan


Dengan Wilayah Yang Lebih Luas

Menurut RTRW Kabupaten Gresik 2011-2031 Kegiatan perkotaan Gresik yang harus
dikembangkan meliputi sebagian wilayah Perkotaan Gresik yang mempunyai
kecenderungan berkembang ke arah sektor industri, dan pemanfaatan lahan seperti
permukiman, perdagangan, pergudangan yang terkonsentrasi berpusat di sepanjang jalan
arteri.
Menurut RTRW Kecamatan Wringinanom diperuntukkan sebagai kawasan PPK (Pusat
Pelayanan Kawasan) yang di dalamnya terdapat kawasan PPL diarahkan pada desa :

A. Sarana : PPL Pasinan Lemah Putih yaitu pasar desa, PPL Sumberame yaitu
SPBU Pertamina 54.611.16, PPL Sembung yaitu , PPL Kesamben Kulon
yaitu puskesmas yang melayani 6 desan, dan PPL Wringinanom yaitu
Puskesmas yang melayani 10 desa, Kantor Kecamatan yang melayani
seluruh desa, Kantor Urusan Agama (KUA).

B. Prasarana : PPL Wringinanom yaitu jalan kolektor primer untuk melayani


dan menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan wilayah dan pusat
kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan berskala kecil dan
atau pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.
Pada RTRW Arahan pengembangan jalan kabupaten sebagai jalan
kolektor primer meliputi: Wringinanom – Kesamben Kulon.
4.3.4 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Aspek Lingkungan WP Pada Wilayah Yang
Lebih Luas
Permasalahan dari Kecamatan Wringinanom dapat dilihat dari aspek lingkungan .
Dilihat dari RTRW pada Kecamatan Wringinanom terhadap kabupaetn gresik
meliputi kawasan lindung atau budidaya :
a. Kawasan rawan erosi DAS terdapat di Kecamatan Wringinanom.
b. Sawah tadah hujan tersebar di Kecamatan Wringinanom sebesar 3898,29 Ha.
c. Kawasan peruntukan industri besar dan menengah meliputi kawasan di
sepanjangjalan kolektor primer dan jalan lingkungan di Kecamatan
Wringinanom.

Kondisi lingkungan dari Kecamatan Wringinanom sedikit kurang maksimal


karena terjadinya banjir. Hal itu masih terjadi karena masih sering itemukan jaringan
drainase yang tersumbat oleh sampah karena diakibatkan oleh masyarakat. Tidak
adanya TPS juga mempengaruhi hal tersebut. Drainase tersier arah alirannya
mengikuti jalan lingkungan, dan untuk jalan sekunder arah aliranya menuju Kali
Surabaya.

4.3.5 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Aspek Pertahanan Dan Keamanan


Kecamatan Wringinanom
Menurut RTRW Kabupaten Gresik, Kebijakan dan strategi penetapan kawasan
strategis kabupaten sebagaimana berupa pengaturan kawasan strategis dalam
kaitannya dengan pengembangan ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Penetapan
kawasan strategis Kabupaten meliputi Kawasan Perkotaan Gresik yang termasuk
dalam kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan
kawasan pertahanan dan keamanan TNI-AL yang berada di Desa Mondoluku dan
Kepuhklagen Kecamatan Wringinanom. Pertahanan dan keamanan Kecamatan
Wringinanom ditunjang oleh adanya Koramil 0817/02 Wringinanom di Desa Lebani
Waras dan Polsek Wringinanom di Desa Kedunganyar, Wringinanom.
Kebijakan kawasan strategis pertahanan dan keamanan meliputi pemeliharaan
dan pengamanan aset-aset pertahanan dan peningkatan fungsi kawasan untuk
pertahanan dan keamanan menurut RTRW Kabupaten Gresik. Danlantamal V sering
meninjau aset TNI-AL di Desa Mondoluku dan Desa Kepuhklagen untuk
melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan guna menyelenggarakan
dukungan logistik dan administrasi bagi unsur-unsur TNI AL.

4.3.6 Analisis Kedudukan Dan Keterkaitan Aspek Pendanaan Kecamatan


Wringinanom
Berdasarkan data BPS, pendanaan atau keuangan Kabupaten Gresik Dalam Angka Tahun
2020 pada tahun 2019 adalah sebesar untuk PAD sebesar 980.766.381.995 rupiah
sedangkan pendanaan atau keuangan Kecamatan Wringinanom Tahun 2019 sebesar
5.315.004.000 rupiah. Berikut tabel keuangan Kecamatan Wringinanom terhadap
Kabupaten Gresik.

Tabel 4.4 Keuangan Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten GresikTahun 2019


Kabupaten Gresik Kecamatan Wringinanom
Sumber Dana Rupiah Sumeber Dana Rupiah
PAD 980.766.381.995 PAD 5.315.004.000
Transfer 1.457.854.957.330 Transfer 31.016.024.000
Lain-lain 670.568.817.697 Lain-lain 573.786.800
Total 3.109.190.157.022  Total 36.904.814.800
Sumber : BPS Tahun 2020
Keuangan PAD Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten Gresik

1%

PAD Kabupaten Gresik


PAD Kabupaten Gresik

99%

Gambar 4.10 Keuangan PAD Kecamatan Wringinanom Terhadap Kabupaten Gresik

Dari tabel perhitungan perbandingan keuangan Kecamatan Wringinanom terhadap


Kabupaten Gresik diatas dapat diketahui, Kecamatan Wringinanom menyumbang
5.315.004.000 rupiah pendapatan asli daerah dengan perbandingan sebesar 1%
terhadap total seluruh pendapatan asli daerah Kabupaten Gresik.

4.3.7 Analisis Spesifik Terkait Kekhasan Kawasan


Wringinanom yang memiliki perbedaan dan keunikan baik dari segi
kenampakan alam maupun budaya masyarakat sekitar. Dari segi kenampakan alam
Kecamatan Wringinanom terbagi menjadi dua, di wilayah utara ada Perbukitan
Kendeng Timur, terdapat juga penemuan fosil Pithecanthropus Mojokertensis pada
1936 dan bongkahan candi peninggalan Majapahit pada 2011 di Desa Kepuhklagen.
Sedangkan pada wilayah selatan Kecamatan Wringinanom dilalui oleh Kali Surabaya
yang menjadi pembatas dengan Kabupaten Sidoarjo.
Kali Surabaya di kawasan Kecamatan Wringinanom memiliki komposisi
bantaran sungai yang cukup terjaga dan berbagai macam spesies hewan sungai yang
banyak. Gubernur Jawa Timur mengeluarkan surat memutuskan wilayah Kali
Surabaya di Wringinanom sebagai Kawasan Suaka Ikan Kali Surabaya pada tahun
2014. Melalui LSM Ecoton Wringinanom memiliki obyek wisata Kawasan Suaka Ikan
Kali Surabaya yang didatangi oleh dalam ataupun luar negeri.
Masyarakat Wringinanom secara umum memiliki kecenderungan menyukai
berbagai kesenian yang berciri khas Kebudayaan Wilayah Mataraman dan Arek.
Kesenian tradisi seperti Jaranan, Ludruk, Karawitan, dan Tayub atau Tanda'an masih
menjadi tontonan yang paling digemari dibandingkan kesenian yang dikenal di
Gresik sebagai Kota Santri seperti Hadrah, Al Banjari, dan Qasidah. Bahkan masih
dijumpai kelompok atau paguyuban kesenian tradisi di beberapa desa di
Wringinanom, seperti Jaranan atau Jaran Kepang di Desa Kepuh Klagen dan Ludruk
di Desa Sembung.
Selain itu di Kecamatan Wringinanom memiliki tempat wisata khas yaitu
Wisata Adenium Gresik, adalah salah satu tempat wisata taman yang berada di Desa
Sooko. Adanya tanaman langka yaitu Bunga Kamboja atau biasa disebut dengan
Mawar Guruna yang berasal dari Benua Afrika, bunga ini sudah terbudidaya dan
berkembang biak menjadi lebih dari 100 jenis bunga adenium baru hasil dari
penyilangan yang dilakukan oleh para pakar bunga adenium.

4.12 Analisis Karakteristik Peruntukan Zona


4.12.1 Analisis Karakteristik Peruntukan
Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan
yang spesifik. Analisis karakteristik peruntukan zona dilakukan untuk memberikan gambaran
mengenai arahan zona yang akan direncanakan dengan mempertimbangkan kondisi eksisting.
Analisis karakteristik peruntukan zona disusun berdasarkan kondisi guna lahan eksisting dan
pertimbangan arahan rencana pola ruang RTRW Kecamatan Wringinanom 2021-2041.
Ketentuan teknis berisi karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan, kriteria serta batasan teknis
kawasan budi daya. Dasar peruntukan zona diambil dari Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
Berikut ini penjelasan dalam bentuk tabel:
Tabel 4.? Peruntukan Zona dan Sub Zona WP Kecamatan Wringinanom
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
Zona 1 Resapan Air RA Peruntukan ruang Zona perlindungan
Lindung yang merupakan resapan air yang
bagian dari kawasan terjaga dan
lindung yang terlindungi. Pada
mempunyai fungsi zona ini tidak
pokok sebagai diperkenankan
perlindungan adanya kegiatan/
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
terhadap kawasan di bangunan/bangun-
bawahannya. bangunan yang
mengganggu fungsi
Peruntukan ruang Zona perlindungan
yang merupakan sungai yang terjaga
bagian dari kawasan dan terlindungi.
lindung yang Pada zona ini tidak
mempunyai fungsi diperkenankan
2 Sempadan Sungai SS pokok sebagai adanya kegiatan/
perlindungan, bangunan/bangun-
penggunaan, dan bangunan yang
pengendalian atas mengganggu fungsi
sumber daya yang
ada pada sungai
Peruntukan ruang Zona perlindungan
yang merupakan danau yang tidak
bagian dari kawasan terganggu oleh
lindung yang aktivitas yang
mempunyai fungsi berkembang
pokok sebagai disekitarnya
Sekitar Danau atau perlindungan,
3 DW
Waduk penggunaan, dan
pengendalian atas
sumber daya yang
ada pada danau atau
waduk dapat
dilaksanakan sesuai
dengan tujuannya.
Peruntukan ruang Zona yang
yang merupakan menjaga kawasan
bagian dari kawasan dari aktivitas
lindung yang manusia
mempunyai fungsi
pokok sebagai
perlindungan,
4 Sekitar Mata Air MA
penggunaan, dan
pengendalian atas
sumber daya yang
ada pada danau atau
waduk dapat
dilaksanakan sesuai
dengan tujuannya.
5 Ruang Terbuka Hijau
a Taman Kecamatan RTH- taman yang ditujukan Zona yang dimiliki
3 untuk melayani publik, terdiri dari
penduduk satu lapangan terbuka
kecamatan hijau yang dapat
diakses oleh
masyarakat secara
bebas dan atau
dapat diakses oleh
masyarakat sesuai
ketentuan yang
ditetapkan.
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
Kegiatan
penunjang terkait
dengan ruang
terbuka non hijau
diperkenankan
sepanjang dapat
diakses oleh
masyarakat secara
bebas dan atau
dapat diakses oleh
masyarakat sesuai
ketentuan yang
ditetapkan dan
tidak mengganggu
fungsi RTH.
taman yang ditujukan Zona yang dimiliki
RTH- untuk melayani publik, terdiri dari
b Taman Kelurahan
4 penduduk lapangan terbuka
satu kelurahan hijau yang dapat
Taman yang diakses oleh
ditujukan untuk masyarakat secara
melayani penduduk bebas dan atau
satu RW, khususnya dapat diakses oleh
kegiatan remaja, masyarakat sesuai
RTH-
c Taman RW kegiatan ketentuan yang
5
olahraga masyarakat, ditetapkan.
serta kegiatan Kegiatan
masyarakat lainnya di penunjang terkait
lingkungan RW dengan ruang
tersebut terbuka non hijau
Taman yang diperkenankan
ditujukan untuk sepanjang dapat
melayani penduduk diakses oleh
dalam lingkup 1 masyarakat secara
RTH- bebas dan atau
d Taman RT (satu) RT, khususnya
6 dapat diakses oleh
untuk melayani
kegiatan sosial di masyarakat sesuai
lingkungan RT ketentuan yang
tersebut ditetapkan dan
e Pemakaman RTH- Penyediaan ruang tidak mengganggu
7 terbuka hijau yang fungsi RTH.
berfungsi utama Zona perumahan
sebagai tempat dengan kepadatan
penguburan jenazah. tinggi, dengan
Selain itu juga dapat kegiatan
berfugnis sebagai perdagangan untuk
daerah resapan air, keperluan sehari-
tempat pertumbuhan hari serta fasilitas
berbagai jenis penunjang kegiatan
vegetasi, pencipta perumahan
iklim mikro serta diperkenankan
tempat hidup burung dengan jumlah
serta fungsi sosial yang terkendali dan
masyarakat disekitar sesuai standar
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
seperti beristirahat penyediaan fasilitas
dan sebagai sumber umum dan fasilitas
pendapatan sosial
1 Perumahan Zona perumahan
peruntukan ruang dengan kepadatan
yang merupakan sedang dengan
bagian dari kawasan kegiatan
budidaya difungsikan perdagangan untuk
untuk tempat tinggal keperluan sehari-
a Rumah Kepadatan Tinggi R-2 hari serta fasilitas
atau hunian dengan
perbandingan yang penunjang kegiatan
besar antara jumlah perumahan
bangunan rumah diperkenankan
dengan luas lahan dengan jumlah
peruntukan ruang yang terkendali dan
yang merupakan sesuai standar
bagian dari kawasan penyediaan fasilitas
budidaya difungsikan umum dan fasilitas
untuk tempat tinggal sosial
Rumah Kepadatan
b R-3 atau hunian dengan
Sedang
perbandingan yang
hampir seimbang
antara jumlah
bangunan rumah
dengan luas lahan
Zona peruntukan ruang Zona perumahan
Budidaya yang merupakan dengan kepadatan
bagian dari kawasan rendah dengan
budidaya difungsikan kegiatan
untuk tempat tinggal perdagangan untuk
atau hunian dengan keperluan sehari-
perbandingan yang hari serta fasilitas
Rumah Kepadatan kecil antara jumlah penunjang kegiatan
c R-4
Rendah bangunan rumah perumahan
dengan luas lahan diperkenankan
dengan jumlah
yang terkendali dan
sesuai standar
penyediaan fasilitas
umum dan fasilitas
sosial
d Rumah Kepadatan R-5 peruntukan ruang Zona perumahan
Sangat Rendah yang merupakan dengan kepadatan
bagian dari kawasan sangat rendah,
budidaya difungsikan dengan kegiatan
untuk tempat tinggal perdagangan untuk
atau hunian dengan keperluan sehari-
perbandingan yang hari serta fasilitas
sangat kecil antara penunjang kegiatan
jumlah bangunan perumahan
rumah dengan luas diperkenankan
lahan dengan jumlah
yang terkendali dan
sesuai standar
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
penyediaan fasilitas
umum dan fasilitas
sosial
2 Perdagangan dan Jasa
peruntukan ruang Area perdagangan
yang merupakan yang nyaman,
bagian dari kawasan aman dan produktif
budidaya difungsikan untuk berbagai
untuk pengembangan macam pola
kelompok kegiatan pengembangan
perdagangan dilengkapi
dan/atau jasa, tempat prasarana
bekerja, tempat minimum parkir,
berusaha, yang memadai
tempat hiburan dan (sesuai standar
rekreasi dengan minimal) serta tidak
Perdagangan dan Jasa skala menimbulkan
a K-1
Skala Kota/Kabupaten pelayanan kota gangguan terhadap
kepentingan umum.
Intensitas
Pemanfaatan
Ruang pada
dasarnya
ditetapkan dengan
mempertimbangka
n tipe/karakteristik
kegiatan komersial
daya dukung baik
lahan dan
kapasitas jalan
b Perdagangan dan Jasa K-2 peruntukan ruang Area perdagangan
Skala WP yang merupakan yang nyaman,
bagian dari kawasan aman dan produktif
budi daya difungsikan untuk berbagai
untuk pengembangan macam pola
kelompok kegiatan pengembangan
perdagangan dilengkapi
dan/atau jasa, tempat prasarana
bekerja, tempat minimum parkir,
berusaha, yang memadai
tempat hiburan dan (sesuai standar
rekreasi dengan minimal) serta tidak
skala pelayanan WP menimbulkan
gangguan terhadap
kepentingan umum.
Intensitas
Pemanfaatan
Ruang pada
dasarnya
ditetapkan dengan
mempertimbangka
n tipe/karakteristik
kegiatan komersial
daya dukung baik
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
lahan dan
kapasitas jalan
Zona perkantoran
yang sehat,
nyaman, selamat,
aman dan asri
sesuai dengan
ragam karakteristik
dan tipe
pemerintahan yang
dikembangkan.
Kegiatan
penunjang terkait
dengan
pemerintahan
diperkenankan
sepanjang tidak
mengganggu
kegiatan
perkantoran.
peruntukan ruang Area perdagangan
yang merupakan yang nyaman,
bagian dari kawasan aman dan produktif
budi daya difungsikan untuk berbagai
untuk pengembangan macam pola
kelompok kegiatan pengembangan
perdagangandan/ata dilengkapi
u jasa, tempat prasarana
bekerja, tempat minimum parkir,
berusaha, tempat yang memadai
hiburan dan rekreasi (sesuai standar
dengan skala minimal) serta tidak
Perdagangan Skala Sub pelayanan menimbulkan
c K-3
WP sub WP gangguan terhadap
kepentingan umum.
Intensitas
Pemanfaatan
Ruang pada
dasarnya
ditetapkan dengan
mempertimbangka
n tipe/karakteristik
kegiatan komersial
daya dukung baik
lahan dan
kapasitas jalan
3 Perkantoran KT Peruntukan ruang Area perdagangan
yang merupakan yang nyaman,
bagian dari kawasan aman dan produktif
budi daya untuk berbagai
difungsikan untuk macam pola
pengembangan pengembangan
kegiatan pelayanan dilengkapi
pemerintahan dan prasarana
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
tempat minimum parkir,
bekerja/berusaha, yang memadai
tempat berusaha, (sesuai standar
dilengkapi dengan minimal) serta tidak
fasilitas umum/sosial menimbulkan
pendukungnya. gangguan terhadap
4 Sarana Pelayanan Umum SPU kepentingan umum.
A SPU Pendidikan Skala SPU- peruntukan ruang Intensitas
Kecamatan 2.1 pendidikan Pemanfaatan
yang merupakan Ruang pada
bagian dari kawasan dasarnya
budi daya yang ditetapkan dengan
dikembangkan untuk mempertimbangka
melayani peduduk n tipe/karakteristik
skala kecamatan kegiatan komersial
daya dukung baik
lahan dan
kapasitas jalan
Zona perkantoran
yang sehat,
nyaman, selamat,
aman dan asri
sesuai dengan
ragam karakteristik
dan tipe
pemerintahan yang
dikembangkan.
Kegiatan
penunjang terkait
dengan
pemerintahan
diperkenankan
sepanjang tidak
mengganggu
kegiatan
perkantoran.
Lingkungan
pelayanan umum
yang sehat,
nyaman, selamat,
aman dan asri
sesuai dengan
ragam kepadatan
dan tipe hunian
yang
dikembangkan.
Pemanfaatan ruang
pada zona fasilitas
umum tidak
diperkenankan
yang mengganggu
berlangsungnya
kegiatan fasilitas
umum.
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
peruntukan ruang Lingkungan
transportasi pelayanan umum
yang merupakan yang sehat,
bagian dari kawasan nyaman, selamat,
budi daya yang aman dan asri
dikembangkan untuk sesuai dengan
melayani peduduk ragam kepadatan
skala kecamatan dan tipe hunian
yang
SPU Transportasi Skala SPU-
B dikembangkan.
Kecamatan 2.2
Pemanfaatan ruang
pada zona fasilitas
umum tidak
diperkenankan
yang mengganggu
berlangsungnya
kegiatan fasilitas
umum.

peruntukan ruang Lingkungan


pelayanan kesehatan pelayanan umum
yang merupakan yang sehat,
bagian dari kawasan nyaman, selamat,
budi daya yang aman dan asri
dikembangkan untuk sesuai dengan
melayani peduduk ragam kepadatan
skala kecamatan dan tipe hunian
SPU Kesehatan Skala SPU- yang
c
Kecamatan 2.3 dikembangkan.
Pemanfaatan ruang
pada zona fasilitas
umum tidak
diperkenankan
yang mengganggu
berlangsungnya
kegiatan fasilitas
umum.
peruntukan ruang Lingkungan
pelayanan olahraga pelayanan umum
yang merupakan yang sehat,
Sarana Olah Raga Skala SPU- bagian dari kawasan nyaman, selamat,
D
Kecamatan 2.4 budi daya yang aman dan asri
dikembangkan untuk sesuai dengan
melayani peduduk ragam kepadatan
skala kecamatan dan tipe hunian
E SPU Peribadatan Skala SPU- peruntukan ruang yang
Kecamatan 2.5 pelayanan dikembangkan.
peribadatan Pemanfaatan ruang
yang merupakan pada zona fasilitas
bagian dari kawasan umum tidak
budi daya yang diperkenankan
dikembangkan untuk yang mengganggu
melayani peduduk berlangsungnya
skala kecamatan kegiatan fasilitas
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
peruntukan ruang umum.
pendidikan Zona industri yang
yang merupakan berkualitas tinggi
SPU Pendidikan Skala SPU- bagian dari kawasan dan ramah
F
Kelurahan 3.1 budi daya yang lingkungan, dan
dikembangkan untuk terlindunginya
melayani peduduk masyarakat dan
skala kelurahan kepentingan umum
peruntukan ruang dari kegiatan
pelayanan kesehatan industri.
yang merupakan Didalamnya
SPU Kesehatan Skala SPU- bagian dari kawasan dibatasi
G
Kelurahan 3.3 budi daya yang penggunaan non
dikembangkan untuk industri, dilengkapi
melayani peduduk prasarana (IPAL,
skala kelurahan parkir, bongkar-
peruntukan ruang muat, gudang)
pelayanan olahraga minimum yang
yang merupakan memadai
SPU Olahraga Skala SPU- bagian dari kawasan Zona industri yang
H berkualitas tinggi
Kelurahan 3.4 budi daya yang
dikembangkan untuk dan ramah
melayani peduduk lingkungan, dan
skala kelurahan terlindunginya
peruntukan ruang masyarakat dan
pelayanan kepentingan umum
peribadatan dari kegiatan
yang merupakan industri.
SPU Peribadatan Skala SPU- Didalamnya
I bagian dari kawasan
Kelurahan 3.5 dibatasi
budi daya yang
dikembangkan untuk penggunaan non
melayani peduduk industri, dilengkapi
skala kelurahan prasarana (IPAL,
5 Industri parkir, bongkar-
Merupakan zona muat, gudang)
pemusatan kegiatan minimum yang
industri yang memadai
dilengkapi dengan
a Kawasan Industri KI sarana dan
prasarana penunjang

b Sentra Industri Kecil SIKM zona industri dengan


Menengah modal kecil dan
tenaga kerja yang
sedikit dengan
peralatan sederhana.
biasanya merupakan
industri yang
dikerjakan per orang
atau rumah tangga,
seperti industri roti,
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
kompor minyak,
makanan ringan,
minyak goreng curah
dan lain-lain
6 Perikanan
Peruntukan ruang
yang dikembangkan
untuk menampung
kegiatan yang
berhubungan dengan
pengusahaan
a Perikanan Budidaya IK-2
mengusahakan
pemberian makanan,
kolam benih, dan
pemeliharaan hewan
untuk pribadi atau
tujuan komersial
7 Pariwisata
Peruntukan ruang
yang merupakan
bagian dari kawasan
budi daya yang
a Wisata Alam W-1
dikembangkan untuk
mengembangkan
kegiatan pariwisata
alam
peruntukan tanah
yang merupakan
bagian dari kawasan
budi daya
yang dikembangkan
untuk
menjamin kegiatan
dan pengembangan
Pertahanan dan
8 HK bidang pertahanan
Keamanan
dan keamanan
seperti kantor,
instalasi hankam,
termasuk tempat
latihan baik pada
tingkat nasional,
Kodam, Korem,
Koramil, dsb
Tempat Pemrosesan
9 TPA
Akhir
a Prasarana Penampungan TPA- peruntukan tanah di Zona industri yang
Sementara 2 daratan dengan berkualitas tinggi
batas-batas tertentu dan ramah
yang digunakan lingkungan, dan
sebagai tempat untuk terlindunginya
menimbun sampah masyarakat dan
dan merupakan kepentingan umum
penampungan dari kegiatan
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
sementara industri.
Didalamnya
dibatasi
penggunaan non
industri, dilengkapi
prasarana (IPAL,
parkir, bongkar-
muat, gudang)
minimum yang
memadai
peruntukan tanah Pengelolaan dan
di daratan dengan pemanfaatan hasil
batas-batas tertentu perikanan budidaya
yang digunakan dengan tetap
Penampungan Sampah TPA- sebagai tempat untuk memperhatikan
b
Terpadu 4 menimbun kelestarian
sampah dan lingkungan dan
merupakan mewujudkan
penampungan pembanguna
sampah terpadu berkelanjutan.
peruntukan tanah di
daratan dengan
batas-batas tertentu
yang digunakan
Penampungan Sampah TPA-
c sebagai tempat untuk
Terpadu 3R 5
menimbun sampah
dan merupakan
penampungan
sampah terpadu 3R
Zona kegiatan yang
mempunyai
kelebihan baik itu
secara fisik alamiah
maupun seni
budaya dan
dijadikan kawasan
10 Zona Lainnya
wisata. Membatasi
penggunaan non
wisata dan
menyediakan
prasarana wisata
minimum yang
memadai
a Tempat Evakuasi PL-3 Ruang penyelamatan Zona pertahanan
Sementara diri(escape building) dan keamanan
dan berfungsi yang terbatas
sebagai kegiatannya untuk
tempat berkumpul bidang tersebut
(assembly point) dan membatasi
penduduk yang akan kegiatan non
melanjutkan hankam berada di
mobilisasi ke Tempat dalam area
Evakuasi Akhir (TEA) tersebut. Fasilitas
pendukung di luar
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
zona kegiatan tetap
boleh berjalan
asalkan tidak saling
menganggu.
Berupa
Ruang/Bangunan
Evakuasi yang
merupakan tempat
penampungan
penduduk di kawasan
b Tempat Evakuasi Akhir PL-4
aman dari bencana
dan dapat ditempati
untuk jangka waktu
tertentu.TEA bisa
digunakan untuk
semua jenis bencana
peruntukan tanah Zona TPA yang
yang terdiri atas dapat menampung
daratan dengan hasil akhir dari
batas-batas tertentu rumah tangga,
yang berfungsi untuk perdagangan dan
tempat pembuangan jasa, serta fasilitas
c IPAL PL-6 segala macam air lainnya dengan
buangan (limbah) pengelolaan yang
yang berasal dari mengutamakan
limbah-limbah kelestarian
domestik, industri, lingkungan hidup
maupun komersial
dan lain-lainnya
Zona TPA yang
dapat menampung
hasil akhir dari
rumah tangga,
perdagangan dan
jasa, serta fasilitas
lainnya dengan
pengelolaan yang
mengutamakan
kelestarian
lingkungan hidup

Zona TPA yang


dapat menampung
hasil akhir dari
rumah tangga,
perdagangan dan
jasa, serta fasilitas
lainnya dengan
pengelolaan yang
mengutamakan
kelestarian
lingkungan hidup
Zona TPA yang
Peruntuka N Kod Kondisi yang
Sub Zona Definisi
n Zona o e Diharapkan
dapat menampung
hasil akhir dari
rumah tangga,
perdagangan dan
jasa, serta fasilitas
lainnya dengan
pengelolaan yang
mengutamakan
kelestarian
lingkungan hidup
Menjadi ruang
untuk menampung
pengungsi
sementara ketika
terjadi bencana
sebelum mendapat
arahan lebih lanjut
yang juga
memperhatikan
waktu tempuh ke
lokasi TES
maksimal 10 menit
Menjadi tempat
tinggal sementara
yang aman bagi
pengungsi pasca
bencana;
Dan disesuaikan
penentuan lokasi
TEA berdasarkan
kajian risiko
bencana serta
ketersediaan
sarana dan
prasarana
penunjang (air
bersih, MCK, listrik,
pos kesehatan, pos
komunikasi,
sekolah, rumah
ibadah dan pos
koordinasi alur
komando
Zona yang dapat
menampung dan
mengolah limbah
khususnya industri,
SIKM, dan
komersial dengan
tetap melestarikan
lingkungan
Sumber: Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; Hasil analisis, 2021.
4.12.2 Analisis Jenis dan Karakteristik Kegiatan yang Berkembang saat ini
Berdasarkan hasil survei dan wawancara (2021) terdapat beberapa jenis dan
karakteristik kegiatan di kawasan Kecamatan Wringinanom yang berkembang. Berikut ini tabel
penjelasan:
Tabel 4.? Analisis Jenis dan Karakteristik Kegiatan yang Berkembang Saat Ini
Jenis Kegiatan yang Karakteristik Kegiatan yang
Analisis
Berkembang Berkembang
Ruang Terbuka Hijau Terdapat makam serta • Jumlah RTH publik seluas 4,6 Ha,
lapangan yang tersebar pada belum mencukupi untuk total 20%
masing-masing yang harus dipenuhi.
kelurahan/desa. • Harus meningkatkan
pengembangan RTH, seperti hutan
kota, jalur hijau, dan taman hingga
skala RT
Permukiman  Perumahan swadaya  Penataan area permukiman yang
dan perumahan mulai berkembang, terutama untuk
formal (melalui infrastruktur
pengembang).
 Kegiatan bertempat
tinggal dan terdapat
pula gabungan
dengan usaha

Perdagangan, jasa,  Kegiatan jual-beli  Kegiatan perdagangan jasa


dan perkantoran barang dan rumah berkembang di pusat pemerintahan,
makan seperti kecamatan, dan kelurahan
  dengan skala yang memiliki besaran
yang berbeda-beda.

Sarana Pelayanan Kegiatan yang mendukung Masih kurangnya sarana Pendidikan tinggi
Umum kehidupan warga seperti dan rumah sakit
sekolah, balai pengobatan,
tempat ibadah, dan sarana
olahraga
Kawasan Industri dan  Industri kecil dan Penataan area SIKM dan penetapan
industri kecil dan menengah berupa standar pengolahan limbah supaya kondisi
menengah kegiatan masyarakat lingkungan tetap terjaga 
memproduksi
gerabah dari liat

Sumber: Hasil Analisis, 2021

4.12.3 Analisis Kesesuaian Kegiatan terhadap Peruntukan/Zona


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara (2021) terdapat kesesuaian dan
ketidaksesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona. Berikut ini penjelasan dalam tabel:
Tabel 4. ? Analisis Kesesuaian Kegiatan terhadap Peruntukan/Zona
Analisis Kesesuaian Kegiatan Terhadap
No Jenis Kegiatan yang Berkembang
Peruntukan/Zona
Perkembangan permukiman formal berada di
beberapa bagian desa yang cenderung linier
sepanjang jalan utama desa sehingga
1 Permukiman
meningkatkan perkembangan kegiatan
pendukungnya, seperti perdagangan dan jasa,
sekolah, serta Kesehatan.
Perkembangan terus meningkat namun belum
dilengkapi dengan fasilitas perparkiran dan KDH
yang mencukupi untuk peningkatan kualitas udara.
2 Perdagangan, jasa, dan perkantoran
Peruntukan saat ini masih sesuai dengan
peruntukan/zona
Pada sarana Pendidikan dan Kesehatan masih
belum memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti
rumah sakit dan Pendidikan tinggi.
3 Sarana Pelayanan Umum
Peruntukan saat ini masih sesuai dengan
peruntukan/zona.
Berkembang Sentra Industri Kecil pembuatan
gerabah dari tanah liat.
5 Industri
Peruntukan SIKM berbaur dengan permukiman.
Perlu ada penegasan area SIKM dalam rencana ke
depan.
Sumber: Hasil Analisis, 2021

4.12.4 Analisis Dampak Kegiatan terhadap Jenis Peruntukan/Zona


Analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona di kawasan Kecamatan
Wringinanom dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.? Dampak Kegiatan terhadap Jenis Peruntukan/Zona
Peruntukan
No Sub Zona Dampak Kegiatan
Zona
1 Resapan Air Tidak ada kegiatan
2 Sempadan Pantai Kegiatan terbatas rumah tinggal,
terbatas perdagangan dan jasa, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan.
3 Sempadan Sungai Tidak ada kegiatan
4 Sekitar Danau atau Waduk Tidak ada kegiatan
5 Sekitar Mata Air Tidak ada kegiatan
Zona
6 Ruang Terbuka Hijau
Lindung
a Hutan Kota Tidak ada kegiatan
b Taman Kota Tidak ada kegiatan
c Taman Kecamatan Tidak ada kegiatan
d Taman Kelurahan Tidak ada kegiatan
e Taman RW Tidak ada kegiatan
f Taman RT Tidak ada kegiatan
g Pemakaman Tidak ada kegiatan
Zona 1 Perumahan
Budidaya a Rumah Kepadatan Tinggi Kegiatan rumah tinggal, terbatas
Peruntukan
No Sub Zona Dampak Kegiatan
Zona
b Rumah Kepadatan Sedang perdagangan dan jasa, terbatas SIKM,
c Rumah Kepadatan Rendah di luar kegiatan tersebut tidak
d Rumah Kepadatan Sangat Rendah diperbolehkan.
2 Perdagangan dan Jasa
a Perdagangan dan Jasa Skala Kota Kegiatan perdagangan dan jasa,
b Perdagangan dan Jasa Skala WP perkantoran, terbatas rumah tinggal,
c Perdagangan Skala Sub WP SPU, di luar kegiatan tersebut tidak
diperbolehkan.
3 Perkantoran Kegiatan perkantoran, perdagangan
dan jasa, SPU, terbatas rumah tinggal,
di luar kegiatan tersebut tidak
diperbolehkan.
4 Sarana Pelayanan Umum
a SPU Pendidikan Skala Kecamatan Kegiatan Pendidikan, rumah tinggal,
SPU, terbatas TPS, TES, TEA, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan
b SPU Transportasi Skala Kecamatan Kegiatan transportasi, perdagangan
dan jasa, terbatas TPS, TES, TEA, di
luar kegiatan tersebut tidak
diperbolehkan
c SPU Kesehatan Skala Kecamatan Kegiatan kesehatan, perdagangan dan
jasa, terbatas TPS, TES, TEA, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan
d Sarana Olah Raga Skala Kecamatan Kegiatan olahraga, perdagangan dan
jasa, terbatas TPS, TES, TEA, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan
e SPU Peribadatan Skala Kecamatan Kegiatan peribadatan,rumah tinggal,
terbatas perdagangan dan jasa, TPS,
TES, TEA, di luar kegiatan tersebut
tidak diperbolehkan
f SPU Pendidikan Skala Kelurahan Kegiatan Pendidikan, rumah tinggal,
SPU, terbatas TPS, TES, TEA, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan
g SPU Kesehatan Skala Kelurahan Kegiatan kesehatan, perdagangan dan
jasa, terbatas TPS, TES, TEA, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan
h SPU Olahraga Skala Kelurahan Kegiatan olahraga, perdagangan dan
jasa, terbatas TPS, TES, TEA, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan
i SPU Peribadatan Skala Kelurahan Kegiatan peribadatan,rumah tinggal,
terbatas perdagangan dan jasa, TPS,
TES, TEA, di luar kegiatan tersebut
tidak diperbolehkan
5 Industri
a Kawasan Industri Kegiatan industri, pergudangan, IPAL,
RTH, TPS, terbatas rumah tinggal,
perdagangan dan jasa, di luar kegiatan
tersebut tidak diperbolehkan
b Sentra Industri Kecil Menengah Kegiatan industri, pergudangan, IPAL,
RTH, TPS, rumah tinggal, terbatas
perdagangan dan jasa, di luar kegiatan
tersebut tidak diperbolehkan
6 Perikanan
Peruntukan
No Sub Zona Dampak Kegiatan
Zona
a Perikanan Budidaya Kegiatan perikanan budidaya, rumah
tinggal, terbatas perdagangan dan
jasa, di luar kegiatan tersebut tidak
diperbolehkan
7 Pertahanan dan Keamanan Kegiatan pertahanan dan keamanan,
rumah tinggal, perdagangan dan jasa,
RTH, terbatas TPS, TES, TEA, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan

8 Tempat Pemrosesan Akhir


a Prasarana Penampungan Sementara Kegiatan TPS, RTH, terbatas SPU, di
luar kegiatan tersebut tidak
diperbolehkan
b Penampungan Sampah Terpadu Kegiatan TPS, RTH, terbatas SPU, di
luar kegiatan tersebut tidak
diperbolehkan
c Penampungan Sampah Terpadu 3R Kegiatan TPS, RTH, terbatas SPU, di
luar kegiatan tersebut tidak
diperbolehkan
10 Zona Lainnya
a Tempat Evakuasi Sementara Kegiatan SPU Pendidikan, sosial
budaya, terbatas rumah tinggal,
perdagangan dan jasa, di luar kegiatan
tersebut tidak diperbolehkan
b Tempat Evakuasi Akhir Kegiatan SPU Pendidikan, sosial
budaya, terbatas rumah tinggal,
perdagangan dan jasa, di luar kegiatan
tersebut tidak diperbolehkan
c IPAL Kegiatan IPAL, industri, RTH,
perdagangan dan jasa, perkantoran,
terbatas rumah tinggal, SPU, di luar
kegiatan tersebut tidak diperbolehkan

Sumber: Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; Hasil analisis, 2021

4.12.5 Analisis Gap antara Kualitas Zona dengan Kondisi Eksisting


Analisis gap antara kualitas zona dengan kondisi eksisting untuk melihat bagaimana
zona yang akan dikembangkan dengan kondisi eksisting saat ini. Berikut ini penjelasan dalam
tabel.
Tabel 4.? Analisis Gap antara Kualitas Zona dengan Kondisi Eksisting
Peruntukan
No Sub Zona Kondisi Eksisting
Zona
Zona 1 Resapan Air Tidak ada
Lindung 2 Sempadan Pantai Tidak ada
3 Sempadan Sungai Tidak ada
4 Sekitar Danau atau Waduk Belum ada sempadan danau/waduk
Peruntukan
No Sub Zona Kondisi Eksisting
Zona
5 Sekitar Mata Air Belum ada sempadan mata air
6 Ruang Terbuka Hijau
a Hutan Kota Tidak ada
b Taman Kota Tidak ada
c Taman Kecamatan Tidak ada
d Taman Kelurahan Tidak ada
e Taman RW Sudah ada, berupa lapangan olahraga
f Taman RT Sudah ada, berupa lapangan olahraga
g Pemakaman Sudah ada
Zona 1 Perumahan
Budidaya a Rumah Kepadatan Tinggi Belum ada
b Rumah Kepadatan Sedang Sudah ada, kondisi teratur dan tidak teratur
c Rumah Kepadatan Rendah Sudah ada, kondisi teratur dan tidak teratur
d Rumah Kepadatan Sangat Sudah ada, kondisi teratur dan tidak teratur
Rendah
2 Perdagangan dan Jasa
a Perdagangan dan Jasa Skala Sudah ada, kondisi dominasi belum memiliki
Kota perparkiran dan KDH maksimal
b Perdagangan dan Jasa Skala Sudah ada
WP
c Perdagangan Skala Sub WP Sudah ada
3 Perkantoran Sudah ada, kantor desa
4 Sarana Pelayanan Umum
A SPU Pendidikan Skala Sudah ada
Kecamatan
B SPU Transportasi Skala Tidak ada
Kecamatan
C SPU Kesehatan Skala Sudah ada
Kecamatan
D Sarana Olah Raga Skala Sudah ada
Kecamatan
E SPU Peribadatan Skala Sudah ada
Kecamatan
F SPU Pendidikan Skala Sudah ada
Kelurahan
G SPU Kesehatan Skala Sudah ada
Kelurahan
H SPU Olahraga Skala Kelurahan Sudah ada
I SPU Peribadatan Skala Sudah ada
Kelurahan
5 Industri
a Kawasan Industri Sudah ada
b Sentra Industri Kecil Menengah Sudah ada, namun persebaran masih sedikit
dengan jenis industri pegolahan
6 Perikanan
a Perikanan Budidaya Tidak ada
7 Pariwisata
a Wisata Alam Tidak ada
8 Pertahanan dan Keamanan Sudah ada
9 Tempat Pemrosesan Akhir
a Prasarana Penampungan Tidak ada
Sementara
Peruntukan
No Sub Zona Kondisi Eksisting
Zona
b Penampungan Sampah Terpadu Tidak ada
c Penampungan Sampah Terpadu Tidak ada
3R
10 Zona Lainnya
a Tempat Evakuasi Sementara Tidak ada
b Tempat Evakuasi Akhir Tidak ada
c IPAL Tidak ada

Sumber: Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota; Hasil analisis, 2021
4.12.6 Analisis Ketentuan Standar setiap Sektor Terkait
Menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, standar teknis adalah aturan-aturan
teknis pembangunan sarana dan prasarana permukiman perkotaan yang ditetapkan
berdasarkan peraturan/standar/ ketentuan teknis yang berlaku serta berisi panduan yang
terukur dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Standar teknis ini berfungsi sebagai
panduan pelaksanaan pembangunan dan sekaligus juga berfungsi sebagai instrumen
pemeriksaan dan pengawasan pengendalian pemanfaatan ruang. Penentuan standar teknis di
Kawasan Kecamatan Wringinanom disusun berdasarkan zona dan sub zona. Berikut ini tabel
penjelasannya:
Tabel 4.? Standar Teknis Terkait Sektor
Zona Sub Zona Kriteria Standar Teknis Tiap Sektor
Lindung • Resapan Air Sempadan Sektor Lingkungan Hidup
• Sempadan • daratan • PP No 38 Tahun 2011 tentang
Sungai sepanjang Sungai
• Sekitar tepian sungai • Peraturan Menteri Pekerjaan
Danau atau bertanggul Umum Nomor:
Waduk dengan lebar 05/PRT/M/2008 Tentang
• Sekitar Mata paling sedikit 5 Pedoman Penyediaan dan
Air (lima) meter dari Pemanfaatan Ruang Terbuka
• Ruang kaki tanggul Hijau di Kawasan Perkotaan
Terbuka sebelah luar; • Peraturan Menteri Pekerjaan
Hijau • daratan Umum Dan Perumahan
sepanjang Rakyat Republik Indonesia
tepian sungai Nomor 28/PRT/M/2015
bertanggul Tentang Penetapan Garis
dengan lebar Sempadan Sungai Dan Garis
paling sedikit 10 Sempadan Danau
(sepuluh) meter
dari kaki tanggul
sebelah luar;
• daratan
sepanjang
tepian anak
sungai tidak
bertanggul di
luar kawasan
Zona Sub Zona Kriteria Standar Teknis Tiap Sektor
permukiman
dengan lebar
paling sedikit 50
(lima puluh)
meter dari tepi
sungai.
• Sempadan
waduk/danau
minimal 50 m
• Sempadan mata
air minimal 200
m
Ruang publik, seperti
taman kota, taman
RT/RW sesuai KDH
Budidaya • Perumahan • Kemiringan Sektor Jalan
• Perdagangan lahan tidak Permen PU No. 19/PRT/M/2011
dan jasa melebihi 15% tentang Persyaratan Teknis Jalan dan
• Perkantoran • aksesibilitas Kriteria Perencanaan Teknis Jalan
• Sarana minimum untuk  
Pelayanan Taman Kanak- Sektor Perumahan
Umum kanak, SD, dan • PP No 14 Tahun 2106 tentang
• Industri taman bacaan Penyelenggaraan Perumahan
• Hutan adalah jalan dan Kawasan Permukiman
Produksi lingkungan • SNI 03-1733-2004 Tentang
• Hutan utama Tata Cara Perencanaan
Rakyat • Aksesbilitas Lingkungan Perumahan di
• Perkebunan minimum untuk Perkotaan
• Perikanan SLTP dan SMU • Permen PUPR No.
• Pertahanan adalah jalan 10/PRT/M/2019 tentang
dan kolektor Kriteria dan Persyaratan
Keamanan • Taman Kanak- Kemudahan Perolehan
• Tempat kanak radius Rumah Bagi Masyarakat
Pengolahan 500 m Berpenghasilan Rendah
Akhir • Sekolah Dasar  
• Transportasi radius 1000 m Sektor Bangunan Gedung
• Zona • SLTP radius Permen PU No 29/PRT/M/2006
Lainnya 1000 m tentang Pedoman Persyaratan Teknis
• SMU radius Bangunan Gedung
3000 m  
• Taman bacaan Sektor Pendidikan
radius 1000 m Permendikbud No. 32 Tahun 2018
• Aksesbilitas tentang Standar Teknis Pelayanan
terminal adalah Minimal Pendidikan
yang  
menghubungkan Sektor Kesehatan
antar lokasi • Peraturan Menteri Kesehatan
kegiatan Republik Indonesia Nomor 75
transportasi Tahun 2014 Tentang Pusat
minimal jalan Kesehatan Masyarakat
kolektor • Pedoman Teknis Instalasi
• Puskesmas Pengolahan Air Limbah,
tidak didirikan di Kementerian Kesehatan RI
lokasi  
berbahaya, Sektor Industri
Zona Sub Zona Kriteria Standar Teknis Tiap Sektor
yaitu: 1. tidak di • Peraturan Menteri
tepi lereng; 2. Perindustrian Republik
tidak dekat kaki Indonesia No. 35/M-
gunung yang IND/PER/3/2010 Tentang
rawan terhadap Pedoman Teknis Kawasan
tanah longsor; 3. Industri
tidak dekat anak • Peraturan Menteri Industri No.
sungai, sungai 14 Tahun 2019 tentang
atau badan air Penumbuhan dan
yang dapat Pengembangan Industri Kecil
mengikis dan Industri Menengah Melalui
pondasi; 4. tidak Program Restrukturisasi Mesin
di daerah rawan dan/atau Peralatan
banjir. • Peraturan Menteri
• Puskesmas Perdagangan Republik
didirikan di Indonesia Nomor : 16/M-
lokasi yang dag/Per/3/2006 Tentang
mudah Penataan Dan Pembinaan
dijangkau oleh Pergudangan
masyarakat dan  
dapat diakses  Sektor Pengolahan Limbah
dengan mudah • Peraturan Menteri Lingkungan
menggunakan Hidup Republik Indonesia
transportasi Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
umum Baku Mutu Air Limbah
   
Industri (kecil dan
menengah)
• Kemiringan
lahan tidak
melebihi 15%
• Jarak terhadap
Permukiman
minimal 2 km
• Jarak ke Pusat
Kota minimal 10
km
• Jarak lokasi ke
sungai atau
sumber air
bersih maksimal
5 km
• Peruntukan
lahan non
pertanian non
permukiman,
dan non lindung
 
IPAL
• lokasi IPAL lebih
baik didaerah
pengembangan
wilayah yang
mempunyai
prosentase
Zona Sub Zona Kriteria Standar Teknis Tiap Sektor
kecil, seperti
pada daerah
lahan pertanian.
• Bebas banjir
Sumber: Hasil Analisis, 2021
4.12.7 Analisis Kewenangan dalam Perencanaan, Pemanfaatan Ruang dan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Perencaan, pemanfatan dan Pengendalian sering kali dihadapkan pada persoalan
kelembagaan. Dalam hal ini, persoalan terkait kelembagaan dan pengendalian adalah sebagai
berikut:
a. Aspek legal lembaga, misalnya tidak maksimalnya fungsi dan peran kelembagaan,
karena sifat kelembagaan;
b. Persoalan koordinasi yang terhambat oleh ego sektoral;
c. Tidak lengkapnya perangkat kelembagaan untuk menjalankan fungsi pengendalian
pemanfaatan ruang;
d. Belum sinkron dalam pembagian fungsi dan tugas berkaitan dengan pengendalian
pemanfataan ruang;
e. Terbatasnya sumber daya untuk melakukan pengawasan sekaligus penertiban
pemanfaatan ruang.
Kelembagaan menjelaskan mengenai instansi penyusunan aturan pola pemanfaatan
ruang, peran serta masyarakat, proses legalisasi dan sosialisasi. Jenis Lembaga yang terkait
dengan Peraturan Zonasi adalah:
1. Lembaga Pengambil Keputusan, yang terdiri atas:
f. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
g. Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan
h. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
i. Lembaga lain yang mempunyai kewenangan memberi izin dan/atau pemanfaatan
ruang/bangunan, seperti:
 Badan Penanggulana Bencana Daerah
 Dinas Perhubungan
 Dinas Lingkungan Hidup
 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
2. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
3. Lembaga Pembuat Rekomendasi, dapat terdiri atas:
a. Komisi Perencanaan
b. Komisi Transportasi
c. Komisi Arsitektur Kota
d. Komisi Amdal/Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

Tabel 4.? Identifikasi Tugas Dan Wewenang Lembaga Pemerintah Terkait Peraturan Zonasi
Lembaga
Tugas dan Wewenang
Pemerintah
DPRD a. Menetapkan Peraturan Daerah tentang Peraturan Zonasi bersama
dengan Kepala Daerah;
Lembaga
Tugas dan Wewenang
Pemerintah
b. Memberikan persetujuan terhadap perubahan Peraturan Zonasi yang
tergolong revisi atau berdampak besar;
c. Membuat keputusan terhadap gugatan masyarakat, terkait dengan
penataan ruang yang tercakup dalam Peraturan Zonasi.
a. Menyusun Peraturan Zonasi Kabupaten/kota;
Perencanaan,
b. Melaksanakan evaluasi Peraturan Zonasi berdasarkan pengajuan
Penelitian, dan
perubahan Peraturan Zonasi yang ada di wilayah kabupaten/kota yang
Pengembangan
bersangkutan.

a. Memberi masukan dalam penyusunan Peraturan Zonasi dan


Dinas Pekerjaan perubahannya;
Umum dan
b. Menerbitkan perizinan yang menyangkut pemanfaatan lahan, sesuai
Penataan Ruang
dengan peraturan zonasi.

Badan Wewenang:
Koordinasi a. Membantu penyusunan Peraturan Zonasi di wilayah Kota/Kabupaten
Penataan yang bersangkutan;
Ruang Daerah b. Mengintegrasikan dan memaduserasikan penyusunan Peraturan Zonasi
dengan produk rencana tata ruang yang ada, serta dengan pelaksanaan
peraturan zonasi di lapangan;
c. Optimalisasi kesesuaian penyelenggaraan penertiban, pengawasan
(pemantauan, evaluasi, dan pelaporan) dan perizinan pemanfaatan
ruang dengan Peraturan Zonasi;
d. Optimalisasi peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang serta dalam
penyusunan dan pelaksanaan Peraturan Zonasi;
e. Pengembangan dan penyediaan data dan informasi berkaitan dengan
Peraturan Zonasi;
f. Penanganan masalah atau konflik pelaksanaan Peraturan Zonasi
kota/kabupaten.
Tugas:
a. Merumuskan dan mengkoordinasikan berbagai kebijakan penataan
ruang kota dan Peraturan Zonasi dengan memperhatikan kebijakan
penataan ruang nasional dan provinsi;
b. Melaksanakan kegiatan pengawasan yang meliputi pelaporan, evaluasi,
dan pemantauan penyelenggaraan dan pelaksanaan Peraturan Zonasi;
c. Memberikan rekomendasi penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang
tidak sesuai dengan Peraturan Zonasi;
d. Melaksanakan fasilitasi, supervisi dan koordinasi kepada dinas/instansi,
masyarakat dan dunia usaha berkaitan dengan
penyelenggaraan/pelaksanaan Peraturan Zonasi;
e. Mengembangkan data dan informasi berkaitan dengan Peraturan Zonasi
untuk kepentingan penggunaan ruang di jajaran pemerintah, masyarakat
dan swasta;
f. Mensosialisasikan dan menyebarluaskan Peraturan Zonasi;
g. Memadukan Peraturan Zonasi kota/kabupaten dan dengan
kabupaten/kota yang berbatasan;
h. Mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul
dalam penyelenggaraan/pelaksanaan Peraturan Zonasi dan memberikan
pengarahan serta saran pemecahannya;
i. Menjabarkan petunjuk walikota/bupati berkenaan dengan pelaksanaan
fungsi dan kewajiban koordinasi penyelenggaraan/pelaksanaan
Lembaga
Tugas dan Wewenang
Pemerintah
Peraturan Zonasi;
j. Menilai permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan RTRW
dan/atau RDTRK maupun Peraturan Zonasi, dan merekomendasikan
hasilnya kepada instansi yang berwenang.

Wewenang:
a. Memanggil dan menghadirkan berbagai pihak terkait baik dalam
konsultasi khusus maupun dalam berbagai pertemuan lain yang
diselenggarakan dalam kaitannya dengan perencanaan, arsitektur dan
Lembaga sistem transportasi khususnya dalam penyusunan dan pelaksanaan
Pembuat Peraturan Zonasi;
Rekomendasi
b. Meminta bahan-bahan yang relevan dengan Peraturan Zonasi,
perencanaan tata ruang, penataan arsitektur kota/kawasan/bangunan,
sistem tranportasi yang dimiliki oleh para pihak terkait.

Tugas:
a. Memberikan pertimbangan-pertimbangan terhadap substansi Peraturan
Zonasi berkaitan dengan sistem transportasi dan perubahan rencana
tata ruang yang berkaitan dengan sistem transportasi;
b. Menampung dan menyelesaikan usulan perubahan dan gugatan
masyarakat atas Peraturan Zonasi khususnya yang berkaitan dengan
sistem transportasi;
Komisi c. Menyelenggarakan kegiatan dengar pendapat publik atas adanya usulan
Perencanaan dan gugatan Peraturan Zonasi secara terbuka dan partisipatif terhadap
halhal yang berkaitan dengan sistem transportasi;
d. Membuat rekomendasi untuk dilakukan revisi atas Peraturan Zonasi
apabila dinilai ada perubahan yang terkait dengan sistem transportasi;
e. Menyelenggarakan kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan berbagai
lembaga terkait, baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam rangka
keterpaduan substansi Peraturan Zonasi.

Komisi Tugas:
Arsitektur Kota a. Memberikan rekomendasi dalam penyusunan dan pelaksanaan
Peraturan Zonasi dalam arsitektur bangunan;
b. Memberi penilaian terhadap substansi penataan arsitektur kota/kawasan,
baik ruang umum maupun ruang pribadi yang telah ada maupun yang
akan dibentuk;
c. Menampung dan menyelesaikan persoalan dan usulan masyarakat yang
berkaitan dengan arsitektur bangunan/kota/kawasan khususnya dalam
pelakasanaan Peraturan Zonasi;
d. Menyelenggarakan kegiatan dengar pendapat publik atas adanya usulan
dan gugatan terhadap Peraturan Zonasi, secara terbuka dan partisipastif
dari masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan arsitektur
bangunan;
e. Membuat rekomendasi untuk dilakukan perubahan atas Peraturan
Zonasi, khususnya dalam hal intensitas pemanfaatan ruang dan
arsitektur kota/kawasan/bangunan;
f. Menyelenggarakan kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan berbagai
Lembaga
Tugas dan Wewenang
Pemerintah
lembaga terkait, baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam rangka
keterpaduan substansi Peraturan Zonasi.

Tugas:
a. Memberikan penilaian terhadap kegiatan yang memerlukan kajian
AMDAL, UKL, RPL;
b. Memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada komisi perencanaan
terhadap perubahan rencana tata ruang apabila menyangkut hal-hal
berkaitan dengan AMDAL;
c. Memantau dan memberikan saran atas pemanfaatan ruang yang
memerlukan AMDAL;
d. Memberikan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang diperkirakan
Komisi Amdal akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan;
e. Menyelenggarakan kegiatan dengar pendapat publik atas adanya usulan
dan gugatan, secara terbuka dan partisipatif terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan dampak lingkungan;
f. Membuat rekomendasi untuk dilakukan revisi atas rencana tata ruang
apabila dinilai merugikan masyarakat dalam hal terjadinya dampak
lingkungan;
g. Menyelenggarakan kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan berbagai
lembaga terkait, baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam rangka
keterpaduan penataan ruang.

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2021

Berikut ini diagram Bagan Alir Tahapan Pemberlakuan Peraturan Zonasi:


PERATURAN ZONASI

T Ketentuan
Sudah
Diberlakukan
Terbangun ?
Secara Langsung Pencabutan Izin

Y
Penertiban Pembongkaran

Y T
Sesuai
Berhenti
Ketentuan ? Pengenaan Denda
Progressif / Disinsentif

Akan Direhabilitasi / Y Sudah


Ketentuan
Pembangunan Kembali Mengikuti
Diberlakukan
Oleh Pemilik ? Ketentuan ?

T
Y

Pemberian Tenggang Waktu Untuk


Do Nothing Menyesuaikan Dengan Ketentuan Berhenti
Yang Ditetapkan (Misalnya 5 Tahun)

Gambar 4.? Bagan Alir Tahapan Pemberlakuan Peraturan Zonasi


Sumber : Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota

e.

Anda mungkin juga menyukai