B a b 2 |H a l a m a n 1
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
KATA PENGANTAR
Dokumen Laporan antara Penyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Peraturan
Zonasi (PZ), dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kecamatan Marpoyan Damai, Kota
Pekanbaru ini disusun sebagai bagian dari Laporan kegiatan pendahuluan di awal bulan
kegiatan persiapan Penyediaan Jasa (Konsultan) dalam rangkaian proses penyusunan laporan
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diterima dan usulan teknis yang telah
diajukan dilengkapi beberapa data dan informasi awal yang telah diinventarisasi.
Laporan Antara merupakan produk tahap awal kegiatan yang menjadi panduan atau
pedoman pelaksanaan kegiatan, dimana dalam laporan ini berisi tentang Gambaran Umum
Terima kasih kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
B a b 2 |H a l a m a n 2
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................. 1
1.2.1 Maksud................................................................................................................................................................. 9
1.2.2 Tujuan................................................................................................................................................................... 9
1.2.3 Sasaran................................................................................................................................................................. 9
1.3 Keluaran dan Manfaat............................................................................................................................................ 9
B a b 2 |H a l a m a n 3
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 |H a l a m a n 4
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 |H a l a m a n 5
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 |H a l a m a n 6
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 |H a l a m a n 7
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
DAFTAR TABEL
B a b 2 |H a l a m a n 8
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 |H a l a m a n 9
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 10
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
DAFTAR GAMBAR
B a b 2 | H a l a m a n 11
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 12
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 13
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran,
keluaran dan manfaat, ruang lingkup kegiatan serta sistematika dalam penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Marpoyan Damai.
3 Kegiatan ini juga disusun berdasarkan ketentuan yang tercantum didalam Permen PU
Nomor 16 tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan PZ
Kabupaten/Kota. Selain itu melalui kegiatan ini diharapkan agar RDTR dan PZ
Kabupaten/Kota dapat ditindak lanjuti dengan penyusunan materi teknis perangkat
pendukung implementasi Perda RDTR dan PZ.
B a b 2 | H a l a m a n 14
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kecamatan Marpoyan Damai berada pada posisi yang strategis untuk Kota Pekanbaru.
Penduduk terbanyak di Kota Pekanbaru berada pada Kecamatan Marpoyan Damai.
Keberadaannya diantara jalan-jalan utama Kota Pekanbaru memiliki peran penting bagi
skala kota dan kawasan. Pada kawasan tersebut telah tumbuh kegiatan komersial,
pergudangan, pendidikan, perkantoran, dan permukiman serta masih terdapat lahan
yang cukup luas untuk dikembangkan.
4 Mengingat hal tersebut masyarakat dan juga investor ingin membangun pada lokasi
tersebut. Maka adanya pengaturan ruang melalui penyusunan RDTR, PZ dan KLHS yang
jelas dan tepat menjadikan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memiliki banyak
fungsi ini dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya dukung
lingkungan.
1.2.1 Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan Teknis Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR), PZ dan KLHS Kecamatan Marpoyan Damai.
1.2.2 Tujuan
1.2.3 Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai dalam pekerjaan ini adalah tersusunya naskah
dokumen RDTR, PZ dan KLHS Kecamatan Marpoyan Damai sebagai instrumen
untuk pengendalian pemanfaatan ruang.
B a b 2 | H a l a m a n 15
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, ruang lingkup wilayah dan
subtansi sampai dengan sistematika pembahasan.
B a b 2 | H a l a m a n 16
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berisi analisis kebijakan kawasan perencanaan, analisis daya tampung dan daya
dukung, analisis kesesuaian lahan, analisis sosial budaya, analisis kependudukan, analisis
dan proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana, analisis proyeksi ekonomi, analisis dan
proyeksi kebutuhan pemanfaatan ruang, analisis dan proyeksi penataan kawasan dan
bangunan, analisis kelembagaan, serta analisis pembiayaan.
B a b 2 | H a l a m a n 17
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai tinjauan kebijakan pengembangan wilayah Kota
Pekanbaru berdasarkan RPJPD, RPJMD serta RTRW Kota Pekanbaru dalam penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Marpoyan Damai.
Sebagai ukuran terwujudnya Kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan dan jasa,
pendidikan, serta pusat kebudayaan melayu, menuju masyarakat sejahtera yang
berlandaskan iman dan taqwa, maka pembangunan Kota Pekanbaru 20 tahun
mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut.
A. Memajukan perekonomian, perdagangan dan jasa, yang ditandai oleh:
1. Tercapainya pertumbuhan ekonomi perkotaan yang berkesinambungan dan
pemerataan kegiatan perekonomian;
2. Majunya sektor perdagangan dan jasa yang menjadi tulang punggung
perekonomian perkotaan;
3. Meningkatnya produksi dan penghasilan masyarakat sebagai hasil dari iklim
perekonomian kota yang kondusif;
4. Terwujudnya kekuatan perekonomian masyarakat yang berbasiskan pada
ekonomi kerakyatan;
5. Meningkatnya pendapatan pemerintah daerah dari swasta dan masyarakat
karena berkembangnya perekonomian;
6. Meningkatnya komoditas hasil pertanian dan budidaya pertanian sistim
perkotaan.
B a b 2 | H a l a m a n 18
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 19
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 20
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 21
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 22
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 23
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
dilakukan untuk menghindari harga tanah yang semakin mahal dan untuk
keperluan penataan jaringan jalan.
6. Untuk mengatasi permasalahan transportasi perkotaan, maka kebijakan
utama diarahkan untuk membangun sistem transportasi massal dan umum
yang efisien dan nyaman (bus kota, busway, monorail, subway) dengan
mengurangi angkutan umum yang mengangkut penumpang dalam jumlah
kecil (oplet) secara bertahap. Angkutan umum dengan penumpang sedikit
ini secara bertahap dialihkan untuk melayani trayek pendek di luar pusat
kota yang ditentukan.
7. Untuk mengurangi kemacetan dan permasalahan transportasi perkotaan,
setelah upaya membangun sistem transportasi massal sebagai prioritas
utama dilakukan, maka perlu dilakukan perbaikan alinyemen dan geometris
jalan serta persimpangan; pembangunan jalan lingkar luar dan lingkar
dalam kota, jalan alternatif, jalan layang dan jembatan layang;
mempersiapkan dan membeli lahan-lahan baru untuk dijadikan jalur
transportasi; serta memelihara jalan secara rutin dan berterusan.
Mengingat kebutuhan jalan lingkar luar yang semakin mendesak untuk
menghindari kepadatan arus lintas angkutan berat di dalam kota.
8. Menjadi prioritas utama pembangunan sistem drainase kota dan
penanganan banjir yang komprehensif dengan memperhatikan tata ruang,
topografi, drainase alam yang sudah ada, pembuatan waduk/ kolam
penampung air, sumur resapan serta pemanfaatan daerah rawa dan gambut
yang terencana dengan memperhatikan aspek keseimbangan lingkungan
dan diharapkan tahun 2025 Kota Pekanbaru bebas banjir.
9. Penyediaan air bersih dilakukan dengan mengoptimalkan sistem
pengolahan air bersih dari Sungai Siak dan perbaikan jaringan. Di bagian
selatan kota diarahkan untuk pengolahan air sungai Kampar. Selain itu,
pemanfaatan air tanah dalam (aquifer) yang memiliki cadangan yang cukup
besar di utara Sungai Siak dilakukan dengan memperhatikan pemetaan air
tanah, aspek lingkungan dan keseimbangan air tanah. Untuk konservasi air
tanah dilakukan dengan membuat waduk dan sumur resapan.
10. Membantu memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik dan bahan
bakar, dengan menjalin kerjasama yang erat dengan instansi terkait baik
pemerintah pusat maupun swasta sehingga tersedia energi listrik dan
bahan bakar dalam jumlah yang cukup dan terjangkau.
B a b 2 | H a l a m a n 24
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
11. Untuk menata utilitas kota supaya tidak semrawut maka harus dilakukan
secara bertahap pembangunan utilitas kota yang meliputi instalasi listrik,
energi/ gas, kabel komunikasi, jaringan air bersih, dan drainase secara
terpadu dan terkoordinasi sehingga keamanan, kenyamanan, dan keindahan
kota terwujud.
12. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal perlu meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan yang ditunjang oleh sarana dan prasarana serta
tenaga kesehatan yang profesional.
B a b 2 | H a l a m a n 25
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 26
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 27
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 28
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 29
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 30
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
tempat, izin, dan besar retribusi dilakukan atas dasar kepentingan bersama
yang saling menguntungkan antara pemerintah daerah, masyarakat, dan
pedagang;
8. Mengembangkan water front city di pinggiran sungai siak dan menciptakan
lingkungan asri di daerah pinggiran sungai, sehingga sungai berkembang
menjadi daerah yang produktif dan bernilai ekonomis. Pengembangan
kawasan water front city diarahkan untuk daerah wisata, pemukiman, dan
perdagangan.
B a b 2 | H a l a m a n 31
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berdasarkan Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang pada RTRW Pekanbaru,
maka pengembangan di wilayah Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut.
B a b 2 | H a l a m a n 32
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sistem pusat pelayanan terdiri kegiatan yang sesuai dengan fungsi dan berhirarki.
B a b 2 | H a l a m a n 33
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 34
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 35
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Gambar BAB II Tinjauan Kebijakan.1 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota Pekanbaru
B a b 2 | H a l a m a n 36
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 37
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2032 2.066.670 -
Penduduk Kota Pekanbaru di tahun 2018 telah mencapai 1.117.359 jiwa dengan
pertumbuhan rata-rata diatas 2,7% (Proyeksi dari hasil Sensus, 2018). Sedangkan
jumlah kepemilikan kendaraan sepada motor mencapai 996.159 kendaraan dan
roda empat mencapai 302.913 kendaraan (BPS, 2019). Hal ini membawa
B a b 2 | H a l a m a n 38
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Akses dari dan ke Kota Pekanbaru dapat difasilitasi melalui moda transportasi
darat, transportasi air dan transportasi udara. Terdapat 3 (tiga) jenis moda
transportasi utama yang dapat digunakan dari dan ke Kota Pekanbaru, yaitu :
dengan menggunakan kendaraan bermotor dan mobil, kapal (speed boat, kapal dan
perahu), dan pesawat terbang.
Dengan pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru yang relatif tinggi per tahunnya
>3%, maka kebutuhan pergerakan ke depan diprediksi meningkat, terutama
dengan masih didominasi penggunaan kendaraan pribadi (82%) di jalan raya,
sehingga masalah kemacetan, polusi, parkir, keselamatan, maupun penurunan
tingkat pelayanan jalan dapat saja terjadi di masa yang akan datang bila tidak
diantipasi dari masa sekarang.
B a b 2 | H a l a m a n 39
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
1. Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana, jumlah dan kualitas
pelayanan transportasi terutama keselamatan transportasi daerah, kualitas
pelayanan transportasi yang berkesinambungan, ramah lingkungan dan sesuai
dengan standar pelayanan yang dipersyaratkan.
B a b 2 | H a l a m a n 40
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 41
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2) Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata;
3) Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal;
4) Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi sedemikian rupa
sehingga ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Perundangan harus tetap terpenuhi;
5) Persimpangan sebidang pada jalan arteri primer dengan pengaturan
tertentu harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Perundangan;
6) Jalan arteri primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau
kawasan pengembangan perkotaan tidak boleh terputus.
c. Rencana Jalan Arteri Primer di Kota Pekanbaru
Rencana pola jaringan jalan yang dituju pada tahun 2032, maka jalur jalan
yang berfungsi sebagai arteri primer adalah:
1. Ruas Jalan Arifin Ahmad;
2. Ruas Jalan Hang Tuah;
3. Ruas Jalan Yos Sudarso;
4. Ruas Jalan S.M Amin;
5. Ruas Jalan Tuanku Tambusai;
6. Ruas Jalan Akses Siak IV;
7. Ruas Jalan Riau Ujung – Pantai Cermin;
8. Ruas Jalan SP. Sudirman (Harapan Raya ) – SP. Kayu Ara;
9. Ruas Jalan Soekarno-Hatta;
10. Ruas Jalan H.R. Soebrantas;
11. Ruas Badak – SP. Kawasan Industri Tenayan;
12. Ruas Simpang Pramuka – Batas Kabupaten Siak;
13. Ruas Jalan Naga Sakti;
14. Ruas Jalan Siak II;
15. Ruas Jalan Riau;
16. Ruas Jalan Riau Ujung;
Sumber : Draf RTRW Kota Pekanbaru 2019-2039
a. Pengertian :
B a b 2 | H a l a m a n 42
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kecepatan rencana yang disyaratkan bagi jalan arteri sekunder ini adalah
30 Km/Jam dengan lebar ruang milik jalan minimum 20 meter.
B a b 2 | H a l a m a n 43
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2. Jalan Sembilang;
3. Jalan Jenderal Sudirman;
4. Jalan Ir. H. Juanda;
5. Jalan Ahmad Yani;
6. Jalan Riau ;
7. Jalan Riau Ujung;
8. Jalan DI Panjaitan;
9. Jalan Arifin Ahmad;
10. Jalan Sukarno Hatta;
11. Jalan Hang Tuah;
12. Jalan Imam Munandar;
13. Jalan Kaharuddin Nasution;
14. Jalan Tuanku Tambusai;
15. Jalan Tuanku Tambusai Ujung ;
16. Jalan SM Amin;
17. Jalan H.R. Soebrantas;
18. Jalan Setia Maharaja;
19. Jalan Pesantren;
20. Jalan Badak;
21. Rencana Jalan di utara Danau Limbungan .
Ruas-ruas jalan yang berfungsi sebagai Jalan Arteri Sekunder ini akan terus
diupayakan dikembangkan dan dipelihara agar dapat melayani sesuai
fungsinya.
B a b 2 | H a l a m a n 44
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
a. Pengertian :
Sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 38 tahun 2004,
Jalan kolektor sekunder menghubungkan kawasan sekunder kedua
dengan kawasan sekunder kedua atau kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder ketiga.
b. Persyaratan Teknis Jalan
1) Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar badan
jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter;
2) Jalan kolektor sekunder mempunyai kapasitas yang lebih besar dari
pada volume lalu lintas rata-rata;
3) Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas lambat ;
4) Persimpangan sebidang pada jalan kolektor sekunder dengan
pengaturan tertentu harus memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Perundangan.
B a b 2 | H a l a m a n 45
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Rencana pola jaringan jalan pada tahun 2032 maka jalan – jalan yang
berfungsi sebagai jalan kolektor sekunder adalah :
B a b 2 | H a l a m a n 46
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 47
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 48
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 49
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B. Rencana Jembatan
Rencana Pembangunan Jembatan dalam RTRW Kota Pekanbaru meliputi
jembatan yang melewati sungai Siak. Saat ini sudah ada 4 jembatan yang
melewati sungai siak yaitu:
1. Jembatan Siak I yang menghubungkan Jl. DI Panjaitan dengan Jl. Yos Sudarso;
B a b 2 | H a l a m a n 50
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2. Jembatan Siak II yang menghubungkan Jl. Siak II sisi sebelah selatan dengan
Jl. Siak II sisi sebelah utara;
3. Jembatan Siak III yang menghubungkan Jl. Panglima Undan dengan Jl. Yos
Sudarso;
4. Jembatan Siak IV yang menghubungkan Jl. Jenderal Sudirman dengan Jl.
Sembilang.
Sampai tahun 2039 akan direncanakan pembangun 1 (satu) jembatan tambahan
lagi yang melewati sungai Siak yaitu:
1. Jembatan Siak V yang menghubungkan Jl. Lingkar Luar sisi sebelah Timur.
C. Rencana Persimpangan
Rencana Penataan Persimpangan dalam RTRW meliputi persimpangan pada
Jalan Arteri Sekunder Dan Jalan Kolektor Sekunder yang terdiri dari
persimpangan sebidang dan persimpangan tidak sebidang.
1. Persimpangan Sebidang
Rencana Persimpangan prioritas yang harus ditata:
a) Jl. H. Imam Munandar -Jl. Kapling;
b) Jl. A.Yani-Jl. KH.Ahmad Dahlan -Jl.Teratai;
c) Jl. Riau – Jl DI. Panjaitan;
d) Jl. Sudirman -Jl. M Yamin;
e) Jl. Beringin – Jl. Ronggo warsito;
f) Jl. Sutomo – Jl. Hang Tuah;
g) Jl. Riau –Jl. A Yani;
h) Jl. A Yani- Jl . Cempaka ;
i) Jl. Panjaitan – Jl. Wakaf;
j) Jl. SSK - Jl. Sisingamangaraja ;
k) Jl.HR. Soebrantas –Jl.SM . Amin;
l) Jl. Durian - Jl. Soekarno Hatta;
m) Jl. Melati – Jl.Garuda Sakti;
n) Jl. Lobak –Jl.Soekarno Hatta;
o) Jl. Lobak – Jl.Delima;
p) Jl. Lobak – Jl.SM. Amin;
q) Jl. KH. Ahmad Dahlan – Jl. T. Tambusai;
r) Jl. Soekarno Hatta – Jl.Riau;
B a b 2 | H a l a m a n 51
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 52
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Persyaratan Lokasi:
Penentuan lokasi terminal harus memperhatikan:
a) Rencana umum tata ruang;
b) Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;
c) Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda;
d) Kondisi topografi lokasi terminal;
e) Kelestarian lingkungan.
Persyaratan Lokasi:
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi
persyaratan:
a) Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi dan/atau
angkutan lalu lintas batas negara;
b) Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas
IIIA;
c) Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya
20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau
lainnya;
d) Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di
Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya;
e) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal
dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di
pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk
terminal.
B a b 2 | H a l a m a n 53
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Persyaratan Lokasi:
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi
persyaratan :
a) Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam provinsi;
b) Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-
kurangnya kelas III B;
c) Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal
penumpang tipe A, sekurang kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30
km di Pulau lainnya;
d) Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau
Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya;
e) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal
dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di
pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk
terminal.
Persyaratan Lokasi:
B a b 2 | H a l a m a n 54
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b. Terminal Barang
Pengertian:
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 102 Tahun 2018
Tentang Penyelenggaraan Terminal Barang, Terminal Barang adalah
tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang, perpindahan
intramoda dan antarmoda angkutan barang, konsolidasi barang/pusat
kegiatan logistik, dan/atau tempat parkir mobil barang.
Persyaratan Lokasi:
Penentuan lokasi terminal barang dilakukan dengan memperhatikan:
a) rencana umum tata ruang;
b) kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;
B a b 2 | H a l a m a n 55
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2. Angkutan Umum
B a b 2 | H a l a m a n 56
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Angkutan antar kota antar provinsi adalah angkutan dari satu kota ke
kota lain yang melalui daerah Kabupaten/Kota yang melewati satu
daerah Provinsi yang terikat dalam trayek;
Pelayanan angkutan antar kota antar provinsi diselenggarakan dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
a) mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam
perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan;
b) pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu
pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib
disinggahi selama perjalanan;
c) dilayani dengan mobil bus besar dan/atau mobil bus sedang, baik
untuk pelayanan ekonomi maupun pelayanan non ekonomi;
d) terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan,
persinggahan dan tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A;dan
e) prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota
antar provinsi sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah
ditetapkan.
B a b 2 | H a l a m a n 57
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Pekanbaru - Solo
Pekanbaru – Jawa dan Bali
c) Lintas Utara
Pekanbaru – Medan
Pekanbaru – Sibolga
Pekanbaru – Pematang Siantar
Pekanbaru – Sidikalang
Pekanbaru – Banda Aceh
d) Lintas Selatan
Pekanbaru – Jambi
Pekanbaru – Bengkulu
Pekanbaru – Palembang
Lintas barat, timur, utara dan selatan selama ini telah berfungsi, dan
terjadi tren perubahan yang cukup signifikan dengan tumbuhnya
kompetisi yang relatif ketat antara moda angkutan darat yang melintas
trayek ini dengan moda transportasi udara, misalnya untuk trayek
Pekanbaru-Jakarta, Pekanbaru-Bandung dan Pekanbaru-Medan.
Angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) adalah angkutan dari satu
kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam
satu daerah provinsi yang terikat dalam trayek;
B a b 2 | H a l a m a n 58
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b. Angkutan Perkotaan
Angkutan Perkotaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dala
kawasan perkotaan yang terikat dalam trayek.
B a b 2 | H a l a m a n 59
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Bus Kota
B a b 2 | H a l a m a n 60
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 61
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Standar teknis fasilitas parkir di ruang milik jalan harus memenuhi persyaratan:
a) Satuan ruang parkir;
b) Pola dan sudut parkir;
c) Kemiringan.
B a b 2 | H a l a m a n 62
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir
dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir
untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang
daerah, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan
kemudahan bagi pengguna jasa. Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum
dilakukan oleh pemerintah, badan hukum negara atau warga negara.
Persyaratan Lokasi:
B a b 2 | H a l a m a n 63
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Guna mengatasi kemacetan di jalan raya, maka pada jangka panjang perlu mulai
dipikirkan pembangunan jalan rel dengan kabupaten lain sebagai bagian dari
sistem jaringan jalan rel di Pulau Sumatera. Pembangunan jalan rel yang
melewati Perkotaan Pekanbaru nantinya dipersiapkan oleh pemerintah daerah
setempat dengan membangun stasiun penumpang dan barang di lokasi yang
memungkinkan.
a. Pekanbaru – Duri/Dumai;
b. Pekanbaru – Muaro;
c. Pekanbaru – Jambi.
Alokasi stasiun Kereta Api tetap diarahkan disekitar Jalan Garuda Sakti,
Kecamatan Tampan karena keberadaannya masih cukup relevan dengan rencana
sistem transportasi regional Pulau Sumatera.
B a b 2 | H a l a m a n 64
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kota Pekanbaru sebagai kota yang memiliki kedudukan penting dalam sistem
transportasi. Selain itu pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan
angkutan umum maka pemerintah wajib meningkatkan kualitas pelayanan yaitu
monorail.
Loko yang digunakan system ini adalah dengan mesin diesel dan atau dengan
menggunakan system motor listrik. Kemudian gerbong dengan kapasitas 125
penumpang atau lebih tergantung dari jauh dekatnya perjalanan. Untuk
perkotaan yang jarak tempuhnya dari 30 km dapat dilakukan dengan gerbong
minimal 125 penumpang.
B a b 2 | H a l a m a n 65
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
c) Pekanbaru – Batam
d) Pekanbaru – Selat Panjang
e) Pekanbaru – Siak Sri Indrapura
f) Pekanbaru – Sungai Apit
g) Pekanbaru – Sungai Pakning
h) Pekanbaru – Bengkalis
i) Pekanbaru – Melaka
Alur pelayaran baru yang diperkirakan akan muncul adalah sebagai berikut:
alur pelayaran dari Sungai Duku – Okura – Kawasan PLN – Kawasan Industri
Tenayan (KIT). Pengembangan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi
sungai diarahkan pada pelayanan dalam dalam wilayah perkotaan yang
memiliki interaksi kuat, yang merupakan trayek pelayanan untuk mendukung
pergerakan masyarakat dari Okura dengan pusat kota Pekanbaru, maupun
untuk mendukung keberadaan Kawasan Industri Tenayan. Sedangkan
prasarana yang dikembangkan adalah pelabuhan sungai di Okura (Rumbai
Pesisir), pelabuhan sungai di Sei Duku dan pelabuhan Kawasan Industri
Tenayan.
a) Tatanan Kebandarudaraan
Pengembangan bandara Sultan Syarif Kasim II akan dilakukan sesuai standar
keselamatan operasi penerbangan. Pengelolaan bandara SSK II saat ini
dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II. Rencana pengembangan ke depan adalah
mengembangkan sistem angkutan udara yang melayani pergerakan nasional dan
internasional serta pergerakan udara dari kota pekanbaru ke kota/ kabupaten di
provinsi Riau antara lain:
B a b 2 | H a l a m a n 66
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 67
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Rencana pengembangan prasarana energi meliputi energi listrik dan energi gas.
Pengembangan prasarana energi diarahkan untuk tujuan terlaksananya
pemanfaatan enegrgi gas untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan transportasi,
serta tersedianya tenaga listrik yang terjamin keandalan dan kesinambungan
penyediaannya
Pengembangan prasarana energi dilakukan melalui:
a. Pengembangan pelayanan gas melalui jaringan pipa untuk kawasan industri,
perdagangan dan jasa dan perumahan;
b. Pengembangan distribusi jaringan listrik melalui saluran kabel bawah tanah
untuk kawasan perdagangan dan jasa, perkantoran, industri dan perumahan
baru;
c. Memperluas pengadaan gardu induk dan gardu distribusi.
Dalam rangka pengembangan sistem jaringan dan pusat pembangkit tenaga listrik
baru, kebijakan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan sistem jaringan distribusi yang andal;
b. Interkoneksi sistem pembangkit yang ada;
B a b 2 | H a l a m a n 68
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B. Jaringan Transmisi
Jaringan transmisi adalah jaringan atau saluran yang menyalurkan energi
listrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah
Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi
(HV), Tegangan Menengah (MHV), dan Tegangan Rendah (LV).
Saat ini jaringan listrik yang ada di Kota Pekanbaru berupa Saluran Udara
dengan Tegangan Tinggi (SUTT), Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM),
B a b 2 | H a l a m a n 69
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
dan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR), yang menyalurkan listrik dari
Pembangkit – Gardu Induk (GI) – Gardu Distribusi (GD) – ke konsumen.
1. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET)
Eksisting :
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) saat ini belum ada di
Pekanbaru.
Rencana :
Pengembangan SUTET di Kota Pekanbaru, akan masuk dari Sumatera Barat
menuju Pekanbaru (Gardu Induk New Garuda Sakti) yang berada di
Kecamatan Rumbai.
3. Gardu Induk
Gardu induk (GI) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran
transmisi distribusi listrik. Fungsi utama gardu induk :
1) Untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran
transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen.
2) Sebagai tempat control
3) Sebagai pengaman operasi sistem
4) Sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan
distribusi.
Gardu induk yang saat ini berada di Kota Pekanbaru adalah Gardu Induk
(GI) Garuda Sakti dan Gardu Induk (GI) Teluk Lembu. Rencana
pengembangan Gardu Induk di masa yang akan datang akan dibangun
Gardu Induk New Garuda Sakti yang terletak di Kecamatan Rumbai.
C. Jaringan Distribusi
Dari Gardu Induk, tenaga listrik ditransmisikan melalui jaringan Tegangan
Menengah (JTM) ke gardu-gardu hubung yang ditempatkan di setiap bagian
wilayah sesuai dengan tingkat kebutuhan beban listrik yang diperlukan.
B a b 2 | H a l a m a n 70
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
D. Kebutuhan Listrik
Untuk memperkirakan besarnya penambahan kebutuhan beban listrik di Kota
Pekanbaru, digunakan standar sebagai berikut :
1. Kebutuhan energi untuk sektor domestik adalah rata-rata 1200 Watt per KK
yang didapatkan dari:
a. Kavling rumah ukuran besar : ≥2200 Watt
b. Kavling rumah ukuran sedang : ≥1300 Watt
c. Kavling rumah ukuran kecil : ≥900 Watt
2. Kebutuhan untuk sektor non domestik adalah 25% dari kebutuhan
domestik.
3. Kebutuhan untuk penerangan jalan dan alat pengatur lalu-lintas adalah
15% dari kebutuhan domestik.
B a b 2 | H a l a m a n 71
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 72
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Gambar BAB II Tinjauan Kebijakan.2 Rencana Jaringan Listrik Kota Pekanbaru Tahun 2012 – 2032
B a b 2 | H a l a m a n 73
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sebagai acuan, standar pengadaan sarana telepon adalah 4 unit untuk setiap 100
penduduk, sedangkan untuk telepon umum sebaiknya adalah satu sambungan tiap
unit lingkungan (1 : 3000 penduduk) atau di tempat-tempat umum yang banyak
dikunjungi masyarakat. Berdasar standar tersebut, maka pengembangan jaringan
telepon Kota Pekanbaru direncanakan dengan mengembangkan/meningkatkan
STO serta menambah Rumah Kabel (RK) guna meningkatkan kapasitas sambungan
telepon terpasangnya. Sistem jaringan telepon yang akan dikembangkan masih
tetap memanfaatkan sentral telepon otomat (STO) yang ada di Kota Pekanbaru,
sehingga akan menghemat dalam pembangunan jaringannya. Dari sentral telepon
tersebut, kemudian diteruskan ke rumah-rumah kabel (RK), dan diteruskan ke
jaringan transmisi, yang selanjutnya ke drop wire dan akhirnya ke rumah-rumah
atau ke tempat kegiatan lainnya.
B a b 2 | H a l a m a n 74
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Untuk kabel primer dan sekunder dibawah tanah harus diatur pola jaringannya
dengan mengikuti pola jaringan jalan yang ada disisi jaringan jalan sebelah kanan,
tidak satu jalur dengan jaringan pipa air bersih dan dengan jaringan kabel listrik.
Begitu pula dengan jaringan kabel atas dari rumah box telepon pembagi ke
rumah-rumah bangunan-bangunan hendaknya mengikuti pola jaringan jalan atau
gang/lorong yang ada disisi sebelah kanan. Kabel primer-sekunder bawah tanah
tersebut hendaknya ditempatkan dalam satu box utilitas telepon khusus.
Penempatan box utilitas telepon tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi
jalan yang ada dan atau rencana jalan yang ada.
Sedangkan untuk rumah box pembagi telepon harus diatur peletakannya agar
terciptanya keindahan dan kerapihan kota. Rumah box pembagi telepon tersebut
hendaknya diletakan pada luasan tertentu. Tidak terletak dibahu jalan atau
trotoar dan untuk box telepon umum direncanakan pada pusat-pusat kegiatan
kota, mulai dari pusat utama kota, pusat sub kota bagian wilayah kota, pusat kota
kecamatan, pusat sub pembagian kota/kelurahan/pusat lingkungan dan kawasan-
kawasan fungsional kota dan ruas-ruas jalan utama serta pertemuan 3 jalan
utama atau lebih serta di komplek fasilitas bangunan umum.
B a b 2 | H a l a m a n 75
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 76
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 77
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berdasarkan kriteria diatas maka jaringan sumber daya air yang ada di Kota
Pekanbaru adalah :
1). Wilayah sungai;
2). Jaringan air baku untuk air bersih; dan
3). Sistem pengendalian banjir.
Sungai Siak dengan total panjang 180.000 M, melewati Pekanbaru, Siak Hulu dan
Kabupaten Siak dengan kawasan tangkapan air (catchment area) seluas 262.150
Ha. Anak Sungai Siak yang berada dalam wilayah Kota Pekanbaru antara lain:
a. S. Sail dengan panjang 7.160 dan luas kawasan tangkapan air 8.373 Ha;
b. S. Sibam dengan panjang 13.950 M dan luas kawasan tangkapan air 6.250 Ha;
c. S. Air Hitam dengan panjang 13.250 M dan luas kawasan tangkapan air
4.163 Ha;
d. S. Senapelan I dengan panjang 4.470 M dan luas kawasan tangkapan air 289
Ha;
B a b 2 | H a l a m a n 78
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Adapun pembagian Daerah Aliran Sungai yang terdapat di Kota Pekanbaru dapat
dilihat pada gambar dan tabel berikut:
B a b 2 | H a l a m a n 79
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 80
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Luas
No DAS/Sub DAS
(Ha) (%)
1 DAS Siak 59.919 94,77
a.
Sub DAS Takuana 5.760 9,11
b.
Sub DAS Umban 5.418 8,57
c.
Sub DAS Meranti 1.657 2,62
d.
Sub DAS Limbungan 5.488 8,68
e.
Sub DAS Ukai 8.112 12,83
f.
Sub DAS Lukud 2.156 3,41
g.
Sub DAS Sibam 2.251 3,56
h.
Sub DAS Air Hitam 3.743 5,92
i.
Sub DAS Senapelan 3.401 5,38
j.
Sub DAS Sail 12.007 18,99
k.
Sub DAS Tenayan 7.005 11,08
l.
Sub DAS Pendanau 2.921 4,62
2 DAS Kampar 3.307 5,23
a Sub DAS Kelulud 3.307 5,23
Jumlah 63.226 100,00
Sumber : Draft RTRW Kota Pekanbaru
Untuk situ atau embung yang ada saat ini berupa danau buatan (Danau Bandar
Kayangan) di Kecamatan Rumbai Pesisir, kolam taman kota di Kecamatan
Pekanbaru Kota, dan kolam retensi milik PTPN V di Kecamatan Marpoyan Damai.
B a b 2 | H a l a m a n 81
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sesuai dengan lokasi sumber air baku serta kebutuhan air di Kota Pekanbaru saat
ini maupun masa yang akan datang, maka sumber air baku tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan di masing-masing wilayah, yaitu:
1. Sungai Siak untuk pelayanan pusat kota dan bagian utara kota (Zona I)
2. Danau Limbungan untuk pelayanan Rumbai (Zona II)
3. Sungai Kampar Kanan untuk pelayanan bagian Selatan kota (Zona III)
Pengolahan dan pemanfaatan air baku yang berasal dari Sungai Siak dan Danau
Buatan dilaksanakan oleh PDAM, sedangkan yang berasal dari Sungai Kampar
masih dalam proses pembentukan tim pengelola. Hingga saat ini, pengelolaannya
dilakukan melalui kerja sama pemerintah Provinsi Riau, Kota Pekanbaru dan
Kabupaten Kampar, dengan dukungan pendanaan dari APBN, APBD Provinsi Riau
dan APBD Kota Pekanbaru.
Selain memanfaatkan air sungai dan danau, untuk memenuhi kebutuhan air
bersih bagi masyarakat Kota Pekanbaru, pemerintah kota juga melaksanakan
program pengadaan air bersih dari sumur dangkal dan sumur dalam. Kawasan
yang termasuk dalam program ini diutamakan pada kawasan perkotaan yang
tidak terlayani jaringan perpipaan air oleh PDAM dan tidak memiliki sumber air
lain yang layak untuk air bersih. Lokasi pemanfaatan air baku menggunakan
sumur dangkal dan sumur dalam, meliputi Kecamatan Tenayan Raya dan
Kecamatan Rumbai.
B a b 2 | H a l a m a n 82
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
a. Menurunkan elevasi muka air banjir dengan perbaikan alur sungai, normalisasi
saluran, sudetan, dan interkoneksi sungai;
b. Mencegah terjadinya luapan air sungai pada debit banjir dengan periode ulang
(return period) tertentu, dengan tanggul penahan banjir;
c. Mengurangi genangan dengan membuat sistem polder, pompa, waduk dan
perbaikan sistem drainase;
d. Memperkecil debit banjir atau mengurangi puncak banjir dengan waduk
retensi, banjir kanal, dan interkoneksi sungai.
a. Normalisasi sungai
b. Pengamanan sempadan sungai
c. Sistem ponder/kolam retensi
d. Pompa banjir
A. Normalisasi Sungai
Perbaikan alur sungai dan normalisasi saluran adalah metoda yang paling umum
digunakan dalam pengendalian banjir, yaitu mencegah meluapnya air sungai
dengan:
a. Mengurangi panjang sungai/sodetan pada alur tertentu
B a b 2 | H a l a m a n 83
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Selain melakukan normalisasi sungai yang berfungsi untuk menjaga fungsi sungai
sebagai saluran drainase perkotaan, pengendalian banjir juga dilakukan dengan
cara pengamanan sempadan sungai. Pada dasarnya program ini merupakan
kombinasi dari sistem penanganan banjir secara struktural dan non struktural.
Dari sisi non struktural, program ini menekankan pada penetapan kawasan
sempadan sungai, yang ditetapkan berdasarkan peraturan pendukung, kondisi
sungai dan pemanfaatan ruang di bantaran sungai.
B a b 2 | H a l a m a n 84
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
D. Pompa Banjir
Kota Pekanbaru dengan Sungai Siak sebagai saluran air terbesar dan merupakan
muara dari banyak anak sungai, baik di bagian Utara maupun Selatan Kota
Pekanbaru serta dipengaruhi oleh pasang surut laut menjadi rentan dengan arus
balik sungai ketika Sungai Siak sebagai muara dari banyak sungai kecil meningkat
volumenya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BWSS (Balai Wilayah Sungai Sumatera) III,
saat ini sudah terdapat beberapa bangunan pelengkap berupa stasion pompa di
wilayah Kota Pekanbaru. Bangunan pelengkap antara lain Pintu Bangunan
Pengatur Air dan Pompa Air yang sudah terbangun terdapat di :
a. Stasion Pompa Banjir Senapelan; lokasi Sungai Sago Kecamatan
Senapelan, jumlah pompa 2 unit, tipe pompa Screw pump dengan kapasitas
pompa 1,5 m3/dtk per unit;
b. Stasion Pompa Banjir Sungai Sago;
c. Stasion Pompa Banjir Tanjung RHU; lokasi Sungai Tanjung Datuk
Kecamatan Lima Puluh Kelurahan Pesisir, jumlah pompa 2 unit, tipe pompa
yang dipakai Screw pump dengan kapasitas pompa 1,5 m3/dtk per unit;
d. Stasion Pompa Banjir P. Belanda; lokasi di Kecamatan Rumbai;
e. Stasion Pompa BanjirNelayan; lokasi sungai Nelayan Kecamatan Rumbai,
jumlah pompa 2 unit, tipe pompa yang dipakai Axial pump dengan kapasitas
pompa 1,5 m3/dtk per unit;
f. Stasion Pompa Banjir M. Pandak, lokasi di Kecamatan Rumbai.
B a b 2 | H a l a m a n 85
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 86
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 87
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
1. Penyediaan air minum pada masa yang akan datang dilakukan oleh PDAM,
dengan meningkatkan kinerja pelayanan melalui optimasi pemanfaatan
kapasitas produksi tersisa, serta penambahan kapasitas produksi dan
perluasan jaringan distribusi.
2. Peningkatan kapasitas sumber dengan mengoptimalkan air baku dari
Sungai Siak, Sungai Kampar dan Danau Limbungan.
Saat ini sumber air baku berasal dari Sungai Siak dengan kapasitas
produksi 400 liter/detik dan kapasitas terpasang 560 liter/detik,
sedangkan dari sumber air baku IPA (Danau Buatan) mempunyai
kapasitas produksi 30 liter/detik dan kapasitas terpasang 40 liter/detik.
3. Mengembangkan kapasitas dan cadangan air baku yang ada dengan
melaksanakan program terpadu lintas sektoral yang mendukung
catchment area dan peningkatan fungsi lindung kawasan/hutan lindung.
4. Membagi wilayah pelayanan air minum menjadi menjadi 3 (tiga) zona
yaitu :.
a. Zona I, merupakan zona pelayanan eksisting yang meliputi
kawasan pusat kota dan sebagian kawasan di Kecamatan Rumbai.
Pasokan air minum untuk zona ini akan dipenuhi dari Sistem
Pengolahan Air Minum Tampan.
b. Zona II, merupakan zona pelayanan eksisting yang meliputi
kawasan-kawasan yang ada di sekitar Danau Limbungan. Pasokan air
minum untuk zona ini akan dipenuhi dari sistem Pengolahan Air
Minum Danau Limbungan.
c. Zona III, merupakan zona pengembangan yang meliputi
kawasan-kawasan yang ada di Selatan Kota Pekanbaru. Pasokan air
minum untuk zona ini akan dipenuhi dari sistem Pengolahan Air
Minum dengan menggunakan sumber air baku dari Sungai Kampar
Kanan.
5. Memperluas cakupan pelayanan PDAM menjadi 100% pada akhir tahun
rencana dengan penambahan jumlah pelanggan melalui:
a. Menambah jaringan
sesuai dengan perkembangan kota dan kebutuhan konsumen di Kota
Pekanbaru.
b. Penambahan Booster
Pump dan reservoir untuk mengatasi pemakaian pada jam-jam puncak
B a b 2 | H a l a m a n 88
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 89
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 90
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Beberapa pra kondisi yang digunakan dalam mengestimasi kebutuhan air bersih
Kota Pekanbaru hingga 20 tahun ke depan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada akhir tahun perencanaan adalah
2,087,546 jiwa.
B a b 2 | H a l a m a n 91
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b. Kebutuhan air bersih kota akan dipenuhi melalui PDAM Tirta Siak dengan
memanfaatkan sumber air baku Sungai Siak, Sungai Kampar , dan Danau
Limbungan
c. Tingkat pelayanan PDAM akan meningkat dari 10.% pada tahun 2012
menjadi 100% pada tahun 2032.
d. Konsumsi domestik meliputi sambungan rumah (SR) dan kran umum (KU)
dengan asumsi tingkat konsumsi air bersih 120 ltr/org/hr pada awal tahun
perencanaan, meningkat menjadi 150 ltr/org/hr pada akhir tahun
perencanaan. Sementara tingkat konsumsi untuk kran umum (KU) adalah
tetap, yaitu 30 ltr/org/hr.
e. 1 (satu) sambungan rumah (SR) akan melayani 5 penduduk, sementara 1
(satu) kran umum (KU) akan melayani 100 penduduk.
Prosentase pelayanan untuk sektor non domestik akan turun menjadi 20% pada
akhir tahun perencanaan. Kondisi ini disebabkan semakin meningkatnya
konsumen dari sektor domestik.
Seluruh kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan ini akan diupayakan untuk
dipenuhi sepenuhnya dengan cara penyediaan air bersih terpusat dengan sistem
perpipaan untuk menghindari pemakaian air tanah secara tidak terkendali.
a. Kebutuhan Domestik
Untuk menentukan kebutuhan air pada perencanaan selanjutnya, maka
ditentukan tingkat konsumsi air bersih berdasarkan kondisi saat ini dan
standar berlaku yang di dasarkan pada jumlah penduduk. Pemakaian air
bersih non domestik diproyeksikan menjadi 150 l/orang/hari dari kondisi
saat ini sekitar 120 l/org/hari.
b. Kebutuhan Non Domestik
Prosentase kebutuhan non domestik yang ada saat ini adalah sekitar 37%
dari total kebutuhan domestik. Sejalan dengan peningkatan aktivitas
ekonomi Kota Pekanbaru, kebutuhan non-domestik akan meningkat pula
namun prosentasenya terhadap kebutuhan domestik akan menuju ke rata-
rata prosentase pemakaian non domestik yang umumnya terjadi di berbagai
kota besar di Indonesia, yaitu sebesar 20% terhadap pemakaian domestik
pada akhir perencanaan. Penggunaan non domestik ini meliputi
pemerintahan, perdagangan, komersial, industri, fasilitas umum dan fasilitas
sosial, serta militer.
B a b 2 | H a l a m a n 92
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tahun
No Keterangan Satuan
2012 2017 2022 2027 2032
I. Kebutuhan Domestik
990,0 1,233, 1,501, 1,782, 2,066,6
1 Jumlah Penduduk Jiwa
00 720 009 728 70
2 Tingkat Pelayanan % 10% 20% 45% 60% 75%
Jumlah Penduduk yang 99,00 246,7 675,45 1,069, 1,550,0
3 (Jiwa)
Dilayani 0 44 4 637 03
Standar Kebutuhan Air Liter/orang
4 125 130 140 150
Bersih /hari 120
Sambungan Rumah 8,316, 21,59 61,466 104,82 162,75
5 Liter/hari
(70%) 000 0,100 ,319 4,406 0,263
3,564, 9,252, 26,342 44,924 69,750,
6 Hidran Umum (30%) Liter/hari
000 900 ,708 ,746 113
11,88 30,84 87,809 149,74 232,50
Total Kebutuhan Domestik Liter/hari
0,000 3,000 ,027 9,152 0,375
II. Kebutuhan Non Domestik
2,376, 6,168, 17,561 29,949 46,500,
(20% dari Kebutuhan Liter/hari
000 600 ,805 ,830 075
Domestik
III. Total Kebutuhan 14,25 37,01 105,37 179,69 279,00
Liter/hari
Domestik + Non Domestik 6,000 1,600 0,832 8,982 0,450
Asumsi 15% 2,138, 5,551, 15,805 26,954 41,850,
IV. Tingkat Kebocoran
(Liter/hari) 400 740 ,625 ,847 068
121,1 206,6
Total Kebutuhan Liter/hari 16,39 42,56 76,45 53,83 320,85
4,400 3,340 7 0 0,518
Sumber : Draft RTRW Kota Pekanbaru
Catatan : untuk penyediaan air bersih di tahun 2018 sampai dengan 2032, perlu dilakukan
penambahan kapasitas IPA dari 680 liter / detik menjadi 2.500 liter/detik yang dilakukan secara
bertahap.
B a b 2 | H a l a m a n 93
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
pembuangan air limbah tangki septik langsung mengalir ke saluran atau sungai.
Metode ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang tinggal berdekatan dengan
sungai atau di permukiman padat.
Merujuk pada rencana sanitasi Kota Pekanbaru bidang air limbah, strategi-
strategi penanganan dalam pengembangan pengelolaan air limbah kota adalah
sebagai berikut :
B a b 2 | H a l a m a n 94
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 95
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
kepadatan rendah dan atau belum termasuk dalam sistem perpipaan air
limbah terpusat. Desain tangki septik didasarkan pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) 03-2398-2002. Penggunaan sistem sanitasi setempat yang
sudah ada berangsur-angsur akan dievaluasi sesuai dengan kelayakan sarana
dan tingkat pencemaran yang telah ditimbulkan. Pengembangan pengolahan
limbah secara on site system juga dapat diberlakukan secara berkelompok
pada kawasan-kawasan perumahan sehingga mengurangi jumlah septictanck
per rumah tangga yang pada akhirnya akan mengurangi resiko meluasnya
pencemaran tanah.
B a b 2 | H a l a m a n 96
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Rencana jaringan pipa air limbah Kota Pekanbaru yang terhubung dengan
IPAL terpadu kota, mengacu pada Rencana Induk Sanitasi Kota Pekanbaru
yang disusun pada tahun 2011.
B a b 2 | H a l a m a n 97
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
d. Pengolahan limbah toksik seperti limbah cair sisa obat – obatan dan
suntikan, harus dipisahkan dari pengolahan limbah cair yang bersifat non
toksik.
B a b 2 | H a l a m a n 98
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tabel BAB II Tinjauan Kebijakan.6 Laju Timbulan Dan Komposisi Sampah Di Kota
Pekanbaru
Sesuai dengan rencana kependudukan dan rata-rata timbulan sampah tiap jiwa,
maka timbulan sampah yang akan dihadapi oleh Kota Pekanbaru selama rentang
waktu perencanaan adalah sebagai berikut:
B a b 2 | H a l a m a n 99
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tahun
No Keterangan Satuan Standar
2012 2017 2022 2027 2032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 990,000 1,233,720 1,501,009 1,782,728 2,066,670
Produksi Sampah :
Domestik
1,980,00
1 a. Standar Timbulan L/org/hari 2 2,467,440.00 3,002,018.00 3,565,456.00 4,133,340.00
0
b. Produksi Sampah m3/hari 1,980 2,467.44 3,002.02 3,565.46 4,133.34
Non Domestik
2 a. Standar Timbulan % Domestik 20 396 493.49 600.40 713.09 826.67
b. Produksi Sampah m3/hari 400 498.47 606.47 720.29 835.02
Total Produksi Sampah m3/hari 2,380 2,965.91 3,608.49 4,285.75 4,968.36
Sumber : Draft RTRW Kota Pekanbaru
B a b 2 | H a l a m a n 100
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 101
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
TPS atau kontainer ini minimal tiap RW dengan kebutuhan luas lahan
antara 10-50 m2, sesuai dengan timbulan sampah yang dihasilkan oleh
sumber sampah dalam lingkup pelayanan TPS/kontainer.
3. Penyediaan TPA yang dapat menampung sampah kota, dengan jangka
waktu pemanfaatan lebih dari 20 tahun. Mengingat kondisi TPA Muara
Fajar yang sudah pada tahap akhir kapasitas tampung serta letaknya yang
berdekatan dengan kawasan permukiman, kemungkinan perluasan sangat
kecil. Karenanya perlu disiapkan lahan TPA baru. Pemilihan lokasi TPA
baru harus sesuai dengan standar pemilihan lokasi TPA. Sesuai dengan
kondisi alam Kota Pekanbaru, TPA pengganti/perluasan TPA Muara Fajar
diarahkan dibangun pada Kecamatan Rumbai.
4. Sistem pengolahan sampah di TPA baru menggunakan sistem sanitary
landfill.
TPA
Sumber
B a b 2 | H a l a m a n 102
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
TPA
Sumber
B a b 2 | H a l a m a n 103
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sumber
TPA
Sarana yang diarahkan untuk penanganan sampah pada permukiman jenis ini
antara lain:
a. Kontainer kapasitaas 6 – 8 m3 / Bak sampah Komunal
b. Gerobak sampah dengan system pemilahan.
c. Untuk daerah yang berbukit dapat menggunakan motor
gerobak
d. Komposter rumah tangga atau komunal
e. Bangunan Komposting pada TPS (bila diperlukan).
f. Truk sampah (dari TPS ke TPA).
Daerah pasar
Sampah pasar dikumpulkan langsung pada TPS yang yang dibuat khusus di
lokasi pasar. TPS dapat berupa bak sampah dengan volume 20 – 40m3 atau 2
unit kontainer dengaan kapasitas 10 m3.
TPA
Pasar
B a b 2 | H a l a m a n 104
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Daerah pertokoan
Sampah daerah pertokoan dikumpulkan langsung ke TPS dengan
menggunakan gerobak/gerobak motor. TPS dapat berupa bak sampah
dengan volume 20 – 40m3 atau 2 unit kontainer dengan kapasitas 10 m3.
Sumbe
r TPA
Selain penyediaan sarana sesuai dengan tipologi kawasan dan, sesuai dengan
arahan dan kebijakan untuk melaksanakan pengelolaan dengan pola 3R maka
untuk menunjang pemisahan sampah (organik dan anorganik) pada
sumbernya, pengumpulan dan pengangkutan sampah yang telah dipisahkan
dilakukan secara terpisah pula. Sistem dapat berupa gerobak dengan
menggunakan sekat atau gerobak khusus yang mengangkut sampah organik
dan anorganik. Dapat juga menggunakan gerobak motor yang yang di disain
mengangkut sampah khusus untuk sampah organik atau an organik.
Untuk daerah padat dengan laju timbulan sampah yang tinggi, bila
memungkinkan pengumpulan sampah lebih diprioritaskan pada sistem
TPS/Kontainer dan diangkut dengan truk dari Transfer Depo/TPS dan dari
landasan Kontainer dengan menggunakan armroll truk. Hal ini dilakukan
mengingat sistem pengumpulan secara langsung (door to door ke TPA)
memerlukan biaya operasional yang sangat tinggi.
B a b 2 | H a l a m a n 105
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 106
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
A. Kriteria Perencanaan
Kriteria perencanaan yang digunakan dalam menangani pengendalian saluran
drainase di Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut :
1) Limpasan air hujan harus secepat mungkin dialirkan ke badan air
penerima;
2) Jalur saluran harus sependek mungkin;
3) Kecepatan aliran dalam saluran tidak boleh merusak badan saluran
pada kecepatan maksimum;
4) Profil saluran pada daerah yang lahannya sempit adalah segi empat,
sementara pada daerah yang lahan cukup luas adalah trapesium;
5) Saluran dapat dilapis batu bata atau beton;
6) Pada tepi jalan harus dilengkapi dengan street inlet.
B. Rencana Pengembangan
Rencana Pengembangan drainase meliputi :
1) Pengembangan sistem jaringan drainase primer:
a. Saluran primer Kota Pekanbaru adalah Sungai Siak yang membelah Kota
Pekanbaru
B a b 2 | H a l a m a n 107
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b. Saluran primer yang berada dalam Kota Pekanbaru meliputi : Sungai Sail,
Umban Sari, Sungai Sibam, Sungai Setukul, Sungai Pengambang, Sungai
Ukui, Sungai Sago, Sungai Senapelan, Sungai Limau dan Sungai Tampan.
c. Saluran primer yang terdapat dalam Kota Pekanbaru dan menerima
masukan aliran dari saluran-saluran sekunder dengan relatif besar sebab
letak saluran paling hilir tersebar dlam wilayah Kota Pekanbaru.
2) Pengembangan sistem jaringan drainase sekunder;
a. Saluran sekunder yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran
tersier yang meliputi drainase jalan-jalan diseluruh Kota Pekanbaru.
b. Saluran drainase sekunder yang tersebar dalam kecamatan di Kota
Pekanbaru
3) Pengembangan sistem jaringan drainase tersier meliputi drainase jalan
perumahan-perumahan yang tersebar dalam Kota Pekanbaru.
B a b 2 | H a l a m a n 108
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Rencana penanganan drainase ini selain dilakukan oleh pemerintah daerah juga
dilakukan kerjasama dengan pengembang kawasan dalam sekala besar dalam
memberikan konstribusi penyediaan sistem pengaliran air hujan baik melalui
penyediaan kolam kolam tampungan sementara (parkir air) pada
pengembangan skala besar serta memiliki sistem pembuangan yang terpadu
dengan sistem yang sudah ada, maupun konstribusi penyediaan saluran
pembuangan. Pengaturan ini perlu diatur lebih lanjut didalam peraturan
pengendalian pemanfaatan ruang (zonning regulation).
B a b 2 | H a l a m a n 109
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
nyaman. Manfaat dari prasarana dan sarana ruang pejalan kaki adalah untuk
menjamin keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, yang menghubungkan dari
satu tempat dengan tempat yang lain.
Selain prioritas pengembangan ruang pejalan kaki tersebut, ada beberapa sarana
dan prasarana pejalan kaki yang harus terpenuhi adalah sebagai berikut:
a. Fasilitas prasarana ruang pejalan kaki adalah tempat penyeberangan
bagi pejalan kaki. Penyeberangan bagi pejalan kaki yang efektif dilakukan
melalui penataan berbagai elemen pejalan kaki antara lain, informasi yang
dibutuhkan (rambu-rambu/petunjuk bagi pejalan kaki) yang dapat dilihat dan
diakses seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda tempat penyeberangan
(termasuk tempat penyeberangan bagi pejalan kaki yang mempunyai
keterbatasan fisik).
b. Fasilitas sarana ruang pejalan kaki adalah drainase, jalur hijau, lampu
penerangan, tempat duduk, pagar pengaman, tempat sampah, marka dan
perambuan, papan informasi (signage), halte/shelter bus dan lapak tunggu,
serta telepon umum.
Persyaratan teknis penyediaan sarana ruang pejalan kaki diatur dalam Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan: KM 65 Tahun 1993. Lebar jaringan pejalan kaki berdasarkan
lokasi menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 65 Tahun 1993
tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan disajikan
pada tabel berikut.
Tabel BAB II Tinjauan Kebijakan.9 Lebar Jaringan Pejalan Kaki Berdasarkan
Lokasi
B a b 2 | H a l a m a n 110
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Ruang pejalan kaki memiliki perbedaan ketinggian baik dengan jalur kendaraan
bermotor ataupun dengan jalur hijau. Perbedaan tinggi maksimal antara ruang
pejalan kaki dan jalur kendaraan bermotor adalah 20 centimeter. Sementara
perbedaan ketinggian dengan jalur hijau 15 centimeter.
B a b 2 | H a l a m a n 111
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 112
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 113
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 114
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 115
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 116
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tabel BAB II Tinjauan Kebijakan.10 Tipologi Ruang Terbuka Hijau dan Status
Kepemilikannya
B a b 2 | H a l a m a n 117
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Luas Luas
Unit
No Tipe Rth Minimal/ Minimal/ Lokasi
Lingkungan
Unit (M2) Kapita (M2)
Di tengah lingkungan
1 250 Jiwa Taman RT 250 1,0
RT
2 2500 Jiwa Taman RW 1.250 0,5 Di pusat kegiatan RW
Dikelompokan
Taman
3 30.000 Jiwa 9.000 0,3 dengan sekolah/
Kelurahan
pusat kelurahan
Dikelompokan
Taman
4 120.000 Jiwa 24.000 0,2 dengan sekolah/
Kecamatan
pusat kecamatan
Di pusat Wilayah/
Taman Kota 144.000 0,3
Kota
Didalam/kawasan
Hutan Kota disesuaikan 4,0
5 480.000 Jiwa pinggiran
Untuk
Disesuaikan dengan
fungsi-fungsi disesuaikan 12,5
kebutuhan
tertentu
Sumber : Permen PU Nomor 5 Tahun 2008
Luas
Kebutuhan Kebutuhan Jumlah
Jenis RTH Minimal
(M2) (Ha) (Unit)
(M2)
Taman RT 2.066.670 206.67 150 13,777.80
Taman RW 1.033.335 103.33 1.250 826.67
Taman Kelurahan 620.001 62.00 9.000 68.89
Taman Kecamatan 413.334 41.33 24.000 17.22
Taman Kota 620.001 62.00 144.000 4.30
Hutan Kota 8.266.680 826.67 x x
Pemakaman 2.480.004 248.00 x x
Total 15.500.025 1,550.00 x
Sumber : Draft RTRW Kota Pekanbaru
B a b 2 | H a l a m a n 118
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2) RTH Publik
Yang termasuk dalam kategori RTH publik antara lain:
1. RTH pada jaringan Jalan, yang terdiri dari pulau jalan, median jalan, jalur
hijau tepi jalan dan ruang di bawah jalan layang. Pulau jalan adalah ruang
yang terbentuk oleh gemetris jalan seperti pada persimpangan tiga atau
bundaran jalan. Sedangkan median beruba jalur pemisah yang membagi
jalan menjadi dua jalur atau lebih. Jalur hijau tepi jalan adalah ruang
terbuka hijau yang membatasi daerah milik jalan dengan jalur pejalan kaki.
Ruang di bawah jembatan layang selain dapat berupa perkerasan juga dapat
dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Penetapan RTH Publik pada
jaringan jalan menjadi satu kesatuan dengan perencanaan teknis jaringan
transportasi darat / jalan raya.
2. RTH Taman.
Taman yang dimaksud adalah taman lingkungan dan taman kota.
Penyediaan taman lingkungan sesuai dengan Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perkotaan dilakukan
dengan pendekatan standar kebutuhan ruang sebesar 1 m2/jiwa untuk
taman RT; 0,5 m2/jiwa untuk taman RW; 0,3 m2/jiwa untuk taman
kelurahan; 0,2 m2/jiwa untuk taman kecamatan dan 0,3 m2/jiwa untuk
taman kota. Keberadaanya dengan asumsi bahwa tiap taman RT melayani
250 jiwa, tiap taman RW melayani 2.500 jiwa, tiap taman kelurahan
melayani 30.000 jiwa, tiap taman kecamatan melayani 120.000 jiwa dan tiap
taman kota melayani 480.000 jiwa. Selain pemenuhan kebutuhan taman
lingkungan sebagaimana standar, arahan taman kota di Kota Pekanbaru.
3. Pemakaman.
RTH yang berbentuk pemakaman sebenarnya masih dapat diketegorikan
sebagai RTH taman. Penetapan pemakaman sebagai salah satu ruang
terbuka hijau diikuti dengan ketentuan pemanfaatan ruang pemakaman
yang selain berfungsi sebagai tempat penguburan jenasah, juga memiliki
B a b 2 | H a l a m a n 119
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 120
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
a. Kantor-kantor dinas;
b. Sekolah ;
c. Sarana ibadah;
1. Mesjid Agung An-Nur
2. Mesjid Raya Pekanbaru
d. Sarana kesehatan
1. Rumah sakit umum daerah
2. Puskesmas
6. Lapangan Olah raga. Berdasarkan keberadaan lapangan olah raga di Kota
Pekanbaru, yang bisa dikategorikan dalam fungsi ruang terbuka hijau
seperti Stadion Utama Riau, Stadion Kaharuddin Nasution, GOR Rumbai,
GOR Tribuana, Gelanggang Pemuda, dsb.
7. Fungsi tertentu. RTH fungsi tertentu terdiri dari :
a. Sempadan sungai RTH sempadan sungai adalah jalur hijau yang terletak
di bagian kiri dan kanan sungai yang memiliki fungsi utama untuk
melindungi sungai tersebut dari berbagai gangguan yang dapat merusak
kondisi sungai dan kelestariannya. Kota Pekanbaru dialiri sungai besar
dan anak-anak sungainya. Sungai Siak sebagai sungai besar ditetapkan
memiliki sempadan sungai sebesar 100 m pada kawasan yang bukan
kawasan permukiman. Untuk kawasan permukiman, sempadan sungai
ditetapkan 30-50 meter sesuai dengan kondisi setempat.
b. Sempadan SUTET/SUTT. Sesuai dengan ketentuan dalam Permen PU
Nomor 05/PRT/M/2008, lebar sempadan jaringan tenaga listrik yang
dapat digunakan sebagai RTH adalah 64 m yang ditetapkan dari titik
tengah jaringan tenaga listrik.
c. Sempadan danau / waduk. RTH danau/waduk terletak pada garis
sempadan yang ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter
dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Pada Kota Pekanbaru,
penetapan sempadan danau ditetapkan pada kawasan sekitar Danau
Bandar Kayangan.
d. Sempadan Jalur KA. Sesuai dengan rencana sistem transportasi regional
Sumatera, Kota Pekanbaru akan dilintasi jalur kereta api. Jalur rel ini
rencananya akan melewati Kecamatan Rumbai, Payung Sekaki dan
Tampan. Sempadan jalur KA ditetapkan 15-25 m dari as rel KA,
disesuaikan dengan kondisi rel dan pemanfaatan ruang di sekitar rel KA.
e. Sabuk hijau/kawasan penyangga/buffer zone
Sabuk hijau merupakan RTH yang berfungsi sebagai daerah penyangga
dan untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan (batas
kota, pemisah kawasan, dan lain-lain) atau membatasi aktivitas satu
dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu, serta
pengamanan dari faktor lingkungan sekitarnya. Yang termasuk dalam
B a b 2 | H a l a m a n 121
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Rencana luas RTH privat Kota Pekanbaru luas kurang lebih 6.827 hektar atau
sekitar 10,9 persen dari luas wilayah Kota Pekanbaru, meliputi :
a. pekarangan rumah;
b. halaman perdagangan dan jasa;
B a b 2 | H a l a m a n 122
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
c. halaman pendidikan;
d. halaman kesehatan;
e. halaman peribadatan;
f. halaman pertahanan dan keamanan;
g. halaman perkantoran; dan
h. halaman industri.
B a b 2 | H a l a m a n 123
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B. Kawasan Pertanian
Rencana pemanfaatan dan pengembangan kawasan peruntukan pertanian adalah
seluas lebih kurang 5.650 ha. Pengembangan kawasan budidaya pertanian secara
keseluruhan diarahkan untuk budidaya tanaman pangan lahan basah, tanaman
pangan lahan kering, perkebunan/ tanaman tahunan, holtikultura, peternakan
dan perikanan darat. Pemanfaatan lahan di Kota Pekanbaru relatif sudah
dilakukan secara optimal, namun demikian, untuk menunjang arah pembangunan
pertanian di kawasan kota yang menuju pada pola agribisnis da agroindustri,
maka diperlukan intensifikasi lahan yang sudah dimanfaatkan untuk mendorong
sektor produksi dan peningkatan ilmu pengetahuan dibidang pertanian tanaman
pangan pada khususnya. Terdapat dukungan prasarana dan sarana pertanian
serta bimbingan dan penyuluhan teknis seharusnya menjadi dorongan kearah
peningkatan produktifitas. Oleh karena itu untuk peningkatan produksi dan
pendapatan masyarakat, upaya yang harus ditempuh adalah intensifikasi.
C. Kawasan Permukiman
Rencana pengembangan kawasan peruntukan permukiman adalah seluas kurang
lebih 31.502 ha. Arahan pengembangan kawasan permukiman di Kota Pekanbaru
tetap mengacu pada kecenderungan perkembangan saat ini, dan gejala
pertumbuhan kawasan permukiman pada kawasan-kawasan potensial sebagai
akibat terstimulasi oleh program pembangunan pemerintah kota.
B a b 2 | H a l a m a n 124
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 125
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 126
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Bandar Raya Payung Sekaki, Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Siak II, Jalan Riau
hingga Riau Ujung, Terusan Jalan T. Tambusai hingga Kawasan Terminal AKAP,
dan pada koridor rencana jalan lingkar dalam yang melalui Kecamatan
Tenayan Raya.
b. Perdagangan lokal dengan skala pelayanan kota, pengembangannya diarahkan
pada semua Wilayah Pengembangan terutama pada jalan arteri sekunder dan
kolektor sekunder dengan mempertimbangkan keserasian antara skala
kegiatan dengan lokasi kegiatan.
c. Perdagangan lokal dengan skala pelayanan lingkungan di arahkan pada pusat-
pusat lingkungan dengan memperhatikan kondisi jalan dan arahan
pemanfaatan permukiman yang ada di sekitarnya.
d. Sekala pelayanan kawasan perdagangan ini selanjutnya diatur dengan
intensitas ruang perdagangan yang diatur lebih lanjut didalam rencana detail
tata ruang kota dan peraturan zonasi
E. Kawasan Perkantoran
Kawasan Perkantoran diperuntukkan untuk kegiatan perkantoran pemerintahan
dan perkantoran swasta.
a. Rencana pengembangan kawasan peruntukan perkantoran swasta meliputi :
1. Pengembangan berupa blok kawasan di Kecamatan Rumbai Pesisir seluas
lebih kurang 1.135.ha.
B a b 2 | H a l a m a n 127
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kawasan dan zona industri merupakan salah satu fungsi utama yang akan
dikembangkan. Pengembangan kawasan industri di Kota Pekanbaru memiliki
prospek yang cukup baik pada masa yang akan datang.
Aspek yang sangat mendukung adalah, keberadaan Sungai Siak yang secara
historis telah memainkan peran penting sebagai jalur perhubungan regional dan
internasional. Kondisi ini didukung oleh tingginya minat investasi dalam beberapa
tahun terakhir.
B a b 2 | H a l a m a n 128
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Selain kawasan industri tenayan tersebut juga dikembangkan Zona industri kecil
seperti kerajinan rotan di jalan Yos Sudarso Kecamatan Rumbai, dan industri
makanan khas di sekitar simpang jalan Garuda Sakti dan Jalan Subrantas dan jenis
usaha lainnya yang dipadukan dengan sentra perdagangan produk industri kecil
sebagai bagian dari kegiatan pariwisata. Zona industri kecil rotan dan makanan
khas dalam jangka menengah dikembangkan skala kegiatan serta luasannya.
B a b 2 | H a l a m a n 129
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
G. Kawasan Pariwisata
Suatu kawasan wisata idealnya memenuhi krietria sebagai berikut :
a. Memiliki potensi alam atau artifisial (buatan) yang spesifik dan mampu
memberikan daya-tarik bagi wisatawan.
b. Memiliki aksesibilitas yang baik terhadap kawasan sekitarnya.
c. Tidak berdampingan dengan kawasan-kawasan yang berpotensi mengurangi
kenyamanan seperti kawasan industri, kawasan terminal, dan lain-lain.
d. Dilengkapi dengan fasilitas dan prasarana pendukung seperti ruang terbuka
hijau, taman, alat transportasi lokal, tempat bermain, dan lain-lain.
Rencana kawasan wisata selain berpedoman pada kondisi yang telah ada saat ini
dan program pembangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, juga
B a b 2 | H a l a m a n 130
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 131
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 132
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 133
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 134
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
menyukai lokasi yang memiliki suplai yang baik atas tenaga kerja
terampil (kualitas tinggi produktivitas tinggi). Suatu daerah yang
memahami kekuatan ini, dan mampu membuat kerangka kerja yang baik
untuk bekerja dengan industri-industri kunci, lembaga pendidikan dan
pelatihan, dan berbagai penyedia layanan pendidikan lainnya, maka
daerah ini akan lebih berhasil dalam menciptakan industri-industri yang
maju dan lebih berhasil dalam menyediakan lapangan pekerjaan yang
berkualitas bagi penduduknya.
c. Lokasi kawasan pendidikan tinggi saat ini telah tersebar di 3 (tiga) pintu
masuk ke Kota Pekanbaru yaitu UNRI dan UIN di sebelah Barat, UNILAK
dan ITR di sebelah Utara, dan UIR di bagian Selatan. Oleh karena itu,
mengingat potensinya yang cukup strategis untuk meng-counter
pertambahan penduduk di pusat kota, maka perlu dipertimbangkan
untuk :
1) Arahan Pusat Pendidikan Tinggi :
a) Sebelah Barat, di sekitar Jalan Subrantas ke arah Bangkinang
dengan inti kegiatan UNRI dan UIN untuk pendidikan tinggi
bidang sience dan ilmu agama;
b) Sebelah Utara, di sekitar Jalan Yos Sudarso dengan inti kegiatan
UNILAK, ITR, dan Politeknik Caltex untuk pendidikan tinggi
bidang engineering dan rekayasa teknologi;
c) Sebelah Selatan, di sekitar Jalan Kaharuddin Nasutiondengan inti
kegiatan UIR untuk pendidikan tinggi multi sience dan ilmu
agama;
d) Sebelah Timur, di sekitar jalan Lintas Timur (Kecamatan Tenayan
Raya) untuk pendidikan tinggi bidang teknik, politeknik dan
kejuruan penunjang sektor industri.
2) Arahan Kegiatan di Kawasan Pusat Pendidikan Tinggi
a) Kampus bidang pendidikan terkait;
b) Laboratorium, lahan percontohan;
c) Perumahan untuk dosen, karyawan, asrama dan rumah kost bagi
mahasiswa;
d) Pusat pelayanan jasa, perdagangan, student centre, hotel, gedung
serbaguna, dan gedung olahraga.
B a b 2 | H a l a m a n 135
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b. Kawasan olahraga
Pengembangan kawasan olahraga yang lebih refresentatif di Kota Pekanbaru
merupakan tuntutan untuk menggairahkan kegiatan keolahragaan. Terkait
dengan tuntutan ini adalah pembinaan olah raga ke arah pencapaian prestasi
sekaligus segi hiburan dari sebuah olah raga. Sehingga untuk mencapai hal
tersebut, maka diperlukan dukungan multi pihak agar tetap eksis dan berperan
langsung untuk menghasilkan prestasi, melalui pencarian bakat dan
pembinaan yang serius.
B a b 2 | H a l a m a n 136
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
c. Kawasan kesehatan
Pembangunan kawasan kesehatan di Kota Pekanbaru diarahkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia, penyediaan obat dan
perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan manajemen kesehatan
dengan memperhatikan dinamika kependudukan, perkembangan wilayah,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan. Penyiapan
prasarana dan sarana kesehatan dasar diharapkan pada upaya pelayanan
kesehatan masyarakat terhadap penduduk miskin dan pelayanan kesehatan
dasar melalui promosi kesehatan, kesehatan ibu hamil, perbaikan gizi keluarga,
keluarga berkualitas, kesehatan lingkungan dan pemberantasan penyakit
menular. Peningkatan pelayanan kesehatan yang ditunjang oleh peningkatan
sarana dan prasarana PUSKESMAS dan rumah sakit yang memadai dan
berkualitas disetiap pengembangan wilayah di Kota Pekanbaru.
Kawasan kesehatan di Kota Pekanbaru, terdiri atas:
a. kawasan kesehatan skala kota/regional seperti Rumah Sakit Umum A,
Arifin Ahmad, Rumah Awal Bros, Rumah Sakit PMC, Rumah Sakit Ibnu Sina.
b. Kawasan kesehatan seperti praktek dokter, apotek, klinik diarahkan di
pusat wilayah pengembangan dan menyebar merata di seluruh kawasan
kota terutama pada kawasan perumahan dan permukiman;
c. Puskesmas, pustu, dan rumah bersalin diarahkan di setiap pusat
lingkungan.
d. Kawasan peribadatan
B a b 2 | H a l a m a n 137
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Arahan lebih rinci akan ditetapkan pada rencana detail tata ruang atau pada
rencana sektoral.
B a b 2 | H a l a m a n 138
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Arahan lebih rinci akan ditetapkan pada rencana detail tata ruang atau pada
rencana sektoral.
B a b 2 | H a l a m a n 139
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Gambar BAB II Tinjauan Kebijakan.10 Peta Rencana Pola Ruang Kota Pekanbaru
B a b 2 | H a l a m a n 140
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berdasarkan kajian potensi dan perannya terhadap kota pekanbaru serta visi kota
yang akan di capai sampai dengan akhir tahun perencanaan maka kawasan
strategis di kota Pekanbaru ditetapkan sebagai berikut:
B a b 2 | H a l a m a n 141
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 142
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 143
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 2 | H a l a m a n 144
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
limbungan dari kegiatan kegiatan yang dapat merusak sistem tata air.
B a b 2 | H a l a m a n 145
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 146
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 147
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
sehingga tujuan dan sasaran pengembangan wilayah Kota Pekanbaru yang telah
ditetapkan dapat dicapai pada akhir tahun perencanaan.
B a b 3 | H a l a m a n 148
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tujuan
Melindungi kelestarian kawasan yang memiliki nilai dan peran penting bagi
kawasan sekitarnya dan bawahannya.
Ketentuan Umum
B a b 3 | H a l a m a n 149
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Intensitas
Berdasarkan PMPU Nomor 29 tahun 2006 tentang pedoman persyaratan teknis
bangunan gedung.
1. KDB maksimal 10 % (sepuluh persen);
2. KLB maksimal 50 % (lima puluh persen);
3. KDH minimal 10 % (sepuluh persen)
Tujuan
Memberikan perlindungan yang efektif terhadap keberlangsungan fungsi
danau/waduk, sungai dan mata air sempadan rel KA, sempadan SUTET/SUTT,
sempadan jalan/jalan bebas hambatan, dan jalur pengaman bandara melalui
perlindungan sempadannya
Ketentuan Umum
Pemanfaatan Ruang :
1) kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan yang melindungi
kelestarian kawasan.
2) kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pertanian
3) kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan budi daya yang dapat
B a b 3 | H a l a m a n 150
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Intensitas
1. KDB maksimal 10 % (sepuluh persen);
2. KLB maksimal 50% (lima puluh persen);
3. KDH minimal 10% (sepuluh persen)
4. Ketentuan lebar sempadan merujuk kepada peraturan perundangan.
Tujuan
Memberi perlindungan pada fungsi, intensitas, tata massa dan langgam kawasan
dan bangunan yang perlu dilestarikan
Ketentuan Umum
Pemanfaatan Ruang
1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan cagar budaya
sesuai dengan fungsi asli atau fungsi baru yang sesuai dengan karakteristik
cagar budaya tersebut;
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan restorasi dan
rehabilitasi sesuai aslinya, dan kegiatan penambahan/pembuatan ruangan
pada bangunan untuk mengakomodasi fungsi baru; dan
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan mengubah fisik benda
cagar budaya baik perubahan bentuk, bahan, tata letak, sistem pengerjaan
dan warna yang telah ada, dan menambah bangunan baru yang dapat
mengubah bentuk dan tata letak benda cagar budaya yang telah ada
Intensitas
1. KDB maksimal 70 % (tujuh puluh persen);
2. KLB maksimal 3,2 (tiga koma dua);
3. KDH minimal 20% (dua puluh persen)
B a b 3 | H a l a m a n 151
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Definisi
Ruang terbuka hijau dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok
perlindungan sistem penyangga kehidupan hayati dan ekosistemnya.
Diberlakukan pada lahan yang penggunaan utamanya adalah taman atau ruang
terbuka, atau lahan perorangan yang pembangunannya harus dibatasi untuk
menerapkan kebijakan ruang terbuka, serta melindungi kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan publik.
Tujuan
Memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup.
Ketentuan Umum
Pemanfaatan Ruang :
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan RTH;
2. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan untuk
pendirian bangunan penunjang kegiatan rekreasi dan fasilitas umum
lainnya; dan
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan yang mengakibatkan
terganggunya fungsi RTH.
Intensitas
1. KDB maksimal untuk taman kota 20 % (dua puluh persen);
2. KLB maksimal 0,2 (nol koma dua);
3. KDH minimal 70% (tujuh puluh persen)
B. Kawasan Budidaya
Klasifikasi Kawasan Budidaya adalah adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan
1. Kawasan Hutan Produksi
Definisi
Kawasan Hutan Produksi merupakan kawasan untuk kegiatan kehutanan yang
menghasilkan produksi hutan.
Tujuan
B a b 3 | H a l a m a n 152
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan hutan produksi, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1) kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pengembangan
usaha hasil hasil hutan;
2) kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan yang mengakibatkan
terganggunya fungsi hutan.
Intensitas:
1) KDB maksimal 5 % (lima persen);
2) KDH minimal 95% (sembilan puluh persen)
2. Kawasan Pertanian
Definisi
Kawasan Pertanian merupakan kawasan untuk kegiatan pertanian yang meliputi
kegiatan perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan dan perikanan.
Tujuan
Menyediakan dan mempertahankan kawasan pertanian berkelanjutan melalui
intensifikasi lahan pertanian.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan pertanian, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1) kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pertanian;
2) kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pengolahan
hasil pertanian, kegiatan hunian untuk petani, kegiatan agrowisata, dan
kegiatan lain yang tidak mengganggu produksi pertanian;
3) kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan yang mengakibatkan
terganggunya kegiatan pertanian.
Intensitas:
B a b 3 | H a l a m a n 153
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
3. Kawasan Perumahan
Definisi
Perumahan merupakan kawasan untuk tempat tinggal atau lingkungan hunian
yang mendukung bagi perikehidupan dan penghidupan.
Tujuan
menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan dan tipe
yang bervariasi.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan perumahan, meliputi:
Pemanfaatan Ruang
1) Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan untuk hunian; kegiatan
pelayanan umum skala pelayanan lingkungan;
2) Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan penunjang
kegiatan perumahan; kegiatan pelayanan umum yang menimbulkan
dampak bangkitan pergerakan cukup besar; kegiatan perdagangan dan jasa
yang menimbulkan dampak bangkitan pergerakan cukup besar; kegiatan
industri rumah tangga yang menimbulkan bangkitan pergerakan cukup
besar dan tidak polutif.
3) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan perumahan; kegiatan industri besar;
kegiatan yang menyediakan fasilitas pelayanan umum yang tidak sesuai
dengan skala pelayanan; kegiatan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai
dengan skala pelayanan; kegiatan industri sedang dan besar dan industri
yang polutif.
Klasifikasi:
B a b 3 | H a l a m a n 154
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Intensitas:
a. KDB
1. Kawasan perumahan kepadatan tinggi KDB maksimal 75% (tujuh puluh
lima persen);
2. Kawasan perumahan kepadatan sedang KDB maksimal 60% (enam
puluh persen);
3. Kawasan perumahan kepadatan rendah KDB maksimal 40% (empat
puluh persen);
b. KDH
1. Kawasan perumahan kepadatan tinggi KDH minimal 15% (tujuh lima
belas persen);
2. Kawasan perumahan kepadatan sedang KDH minimal 20% (dua puluh
persen);
3. Kawasan perumahan kepadatan rendah KDH minimal 30% (tiga puluh
persen);
c. KLB
1. Kawasan perumahan kepadatan tinggi KLB maksimal 2,1 (dua koma
satu);
2. Kawasan perumahan kepadatan sedang KLB maksimal 1,8 (satu koma
delapan);
3. Kawasan perumahan kepadatan rendah KLB maksimal 1,2 (satu koma
dua);
Ketentuan lainnya:
1. Pemenuhan fasilitas komersial dan jasa skala lingkungan di kawasan
perumahan, minimal pada koridor jalan utama
2. Kawasan perumahan wajib dilengkapi dengan sumur resapan air hujan ;
3. Kawasan perumahan wajib dilengkapi dengan septic tank comunal;
4. Garis Sempadan Muka Bangunan disesuaikan dengan fungsi/ kelas jalan.
B a b 3 | H a l a m a n 155
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Definisi
Kawasan yang diperuntukkan untuk kegiatan komersil, termasuk perdagangan,
jasa, hiburan, dan perhotelan.
Tujuan
Menyediakan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa
Ketentuan Umum
Pemanfaatan Ruang:
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perdagangan; kegiatan jasa;
2. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan hunian;
kegiatan pelayanan umum; kegiatan industri; kegiatan penyimpanan
(gudang);
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan industri besar dan
kegiatan lainnya yang mengakibatkan terganggunya kegiatan perdagangan
dan jasa.
Intensitas:
1. Intensitas ruang untuk kawasan perdagangan dan jasa di Jalan Arteri
ditetapkan KDB maksimal 70% (tujuh puluh persen) dan KDH minimal 15%
(lima belas persen) , KLB maksimal 10 (sepuluh);
2. Intensitas ruang untuk kawasan perdagangan dan jasa di Jalan Kolektor
ditetapkan KDB maksimal 70% (tujuh puluh persen) dan KDH minimal 15
% (lima belas persen), KLB maksimal 5 (lima).
3. Intensitas ruang untuk kawasan perdagangan dan jasa di Jalan Lokal
ditetapkan KDB maksimal 70% (tujuh puluh persen) dan KDH minimal 20%
(dua puluh persen), KLB maksimal 3 (dua koma satu).
4. Tinggi bangunan maksimum dibatasi garis bukaan langit 4555 dari as jalan.
Ketentuan lainnya:
1. Menyediakan prasarana parkir yang memadai
2. Parkir harus dalam bentuk grassblock.
3. Tapak basement tidak berada di bawah ruang hijau (KDH).
4. Sistem drainase dibangun terpisah antara limbah aktivitas perdagangan dan
jasa dengan air limpasan permukaan.
B a b 3 | H a l a m a n 156
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
5. Kawasan Perkantoran
Definisi
Kawasan Perkantoran diperuntukkan untuk kegiatan perkantoran pemerintahan
dan perkantoran swasta.
Tujuan
Menyediakan lahan untuk pengembangan kegiatan perkantoran dengan tipe dan
karakteristik yang bervariasi di seluruh wilayah kota.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan perkantoran, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan untuk pelayanan
perkantoran pemerintahan, perkantoran swasta, dan Badan Usaha Milik
Negara/ Daerah;
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan perdagangan
dan jasa yang mendukung fungsi kegiatan perkantoran, kegiatan hunian
yang mendukung fungsi kegiatan perkantoran, kegiatan pelayanan umum
yang mendukung fungsi kegiatan perkantoran,
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pertambangan,
kegiatan industri, dan kegiatan lain yang mengakibatkan terganggunya
kegiatan perkantoran.
Intensitas:
1. KDB maksimal 60 % (enam puluh persen);
2. KLB maksimal 10 (sepuluh);
3. KDH minimal 25 % (dua puluh lima persen)
Ketentuan lainnya:
1. Tipe Bangunan adalah bangunan tunggal
2. Garis Sempadan Muka Bangunan disesuaikan dengan fungsi/ kelas jalan
3. Garis Sempadan Samping Bangunan minimal 3 (tiga) meter dari batas
persil.
B a b 3 | H a l a m a n 157
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan industri dan pergudangan, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan industri, dan sarana
penunjangnya;
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan perumahan,
kegiatan perkantoran serta kegiatan perdagangan dan jasa;
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengakibatkan
terganggunya kegiatan industri.
Intensitas:
1. KDB maksimal 60 % (enam puluh persen);
2. KLB maksimal 2,4 (dua koma empat);
3. KDH minimal 20% (dua puluh persen)
Ketentuan lainnya:
1. Menyediakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
2. Menyediakan ruang parkir dan bongkar muat yang memadai.
7. Kawasan Pariwisata
Definisi
B a b 3 | H a l a m a n 158
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tujuan
Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas pariwisata dan rekreasi.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan wisata, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pariwisata dan kegiatan
penunjang pariwisata; kegiatan hunian yang mendukung pengembangan
pariwisata; kegiatan perdaganan dan jasa yang mendukung pariwisata;
kegiatan industri kecil/rumah tangga yang mendukung pariwisata.
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat penunjang terkait dengan
pariwisata dan rekreasi diperkenankan sepanjang tidak mengganggu
kegiatan sekitarnya meliputi kegiatan perdagangan dan jasa, serta kegiatan
industri kecil; dan
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan yang mengakibatkan
terganggunya kegiatan pariwisata
Intensitas:
1. KDB pada kawasan usaha jasa pariwisata maksimal 70% (tujuh puluh
persen) dan KDH minimal 20% (dua puluh persen);
2. KDB pada kawasan objek dan daya tarik wisata maksimal 30% (tiga puluh
persen) dan RTH minimal 40% (empat puluh persen);
3. KDB pada kawasan usaha sarana pariwisata maksimal 60% (enam puluh
persen) dan RTH minimal 20% (dua puluh persen);
Ketentuan lainnya:
1. Menyediakan ruang parkir yang memadai.
2. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai mencakup, tempat
sampah, WC umum, sarana peribadatan yang memadai.
B a b 3 | H a l a m a n 159
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tujuan
Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas pertahanan dan keamanan.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan pertahanan dan keamanan, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. Jenis guna lahan yang lebih detail dapat didasarkan pada klasifikasi fungsi
seperti kantor hankam, gudang untuk pertahanan dan keamanan, tempat
latihan; berdasarkan jenis instansi (kepolisian maupun militer), perumahan
militer/hankam, maupun berdasarkan klasifikasi tingkat kerahasiaan,
berbahaya seperti instalasi militer/kepolisian, gudang peluru dll.
2. Dapat menampung hunian (asrama/barak/perumahan militer)
berkepadatan rendah sampai tinggi dengan ketentuan yang sama dengan
jenis kawasan perumahan yang setara;
Intensitas:
1. KDB maksimal 60 % (enam puluh persen);
2. KLB maksimal 1,8 (satu koma delapan);
3. KDH minimal 25 % (dua puluh lima persen)
Tujuan
Menyediakan lahan fasilitas penunjang kehidupan untuk melancarkan dan
memberi kemudahan bagi masyarakat
B a b 3 | H a l a m a n 160
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan pelayanan umum, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. Kegiatan yang diperbolehkan adalah kegiatan pelayanan umum.
2. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegitan yang
menunjang atau terkait dengan pelayanan umum sepanjang tidak
mengganggu kegiatan sekitarnya meliputi kegiatan perdagangan dan jasa,
kegiatan hunian; kegiatan perkantoran
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan yaitu kegiatan yang yang mengganggu
berlangsungnya kegiatan pelayanan umum.
Intensitas:
1. KDB maksimal 60 % (lima puluh persen);
2. KLB maksimal 2,4 (dua koma empat);
3. KDH minimal 25 % (dua puluh lima persen)
Ketentuan lainnya:
1. Menyediakan prasarana parkir sesuai standar yang ditetapkan bedasarkan
jenis fasilitas pelayanan umum.
Tujuan
Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas publik dan private.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan Ruang Terbuka Non Hijau, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan berlangsungnya aktivitas masyarakat, kegiatan olah raga,
kegiatan rekreasi, kegiatan parkir, penyediaan plasa, monument, evakuasi
B a b 3 | H a l a m a n 161
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tujuan
Menyediakan lahan untuk ruang evakuasi bencana.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan evakuasi bencana, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan prasarana dan sarana evakuasi bencana,
penghijauan, dan pembangunan fasilitas penunjang keselamatan orang
dan menunjang kegiatan operasionalisasi evakuasi bencana;
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
pemanfaatan ruang secara terbatas untuk menunjang kegiatan evakuasi
bencana; dan
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada poin diatas.
Intensitas:
1. KDB maksimal 40 % (empat puluh persen);
B a b 3 | H a l a m a n 162
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tujuan
Menyediakan lahan untuk pengembangan fasilitas sektor informal.
Ketentuan Umum
Ketentuan umum kawasan sektor informal, meliputi:
Pemanfaatan Ruang:
1. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk
kegiatan pembangunan prasarana dan sarana sektor informal,
penghijauan, dan pembangunan fasilitas penunjang kegiatan sektor
informal;
2. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan
pemanfaatan ruang secara terbatas untuk menunjang kegiatan sektor
informal; dan
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada poin diatas.
Intensitas:
1. KDB maksimal 40 % (empat puluh persen);
2. KLB maksimal 0,5 (nol koma lima);
3. KDH minimal 10% (sepuluh persen)
B a b 3 | H a l a m a n 163
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kewenangan Izin
1. Sebagian besar izin menjadi kewenangan daerah.
2. Pelaksanaan kegiatan dan pembangunan wajib memiliki ijin.
3. Pemberi ijin wajib mengawasi dan menertibkan penyimpangan
pelaksanaannya.
4. Penerima izin wajib melaksanakan ketentuan dalam perizinan.
B. Jenis Perijinan
B a b 3 | H a l a m a n 164
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
1. Yang dimaksud dengan “izin lokasi” adalah izin yang diberikan kepada
pemohon untuk memperoleh ruang yang diperlukan dalam rangka
melakukan aktivitasnya.
2. Izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam PP No 15 tahun 2010 Pasal 163 ayat
(1) huruf a dan b diberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayah kota.
3. Izin lokasi merupakan dasar untuk melakukan pembebasan lahan dalam
rangka pemanfaatan ruang.
4. Izin lokasi diberikan berdasarkan izin prinsip apabila berdasarkan peraturan
daerah yang berlaku diperlukan izin prinsip.
5. Izin lokasi diperlukan untuk pemanfaatan ruang lebih dari 1 (satu) Hektar
untuk kegiatan bukan pertanian dan lebih dari 25 (dua puluh lima) Hektar
untuk kegiatan pertanian.
C. Persyaratan Izin
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang Pasal 166 menyebutkan bahwa:
1. Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164 ayat
(1) disertai dengan persyaratan teknis dan persyaratan administratif sesuai
B a b 3 | H a l a m a n 165
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Ketentuan Prosedur Pemberian Izin akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan
Daerah Kota Pekanbaru
B a b 3 | H a l a m a n 166
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Pasal 171
(1) Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 dapat berupa insentif
fiskal dan/atau insentif non fiskal.
(2) Insentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. pemberian keringanan pajak; dan/atau
b. pengurangan retribusi.
(3) Insentif non fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi silang;
c. kemudahan perizinan;
d. imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. penyediaan prasarana dan sarana;
h. penghargaan; dan/atau
i. publikasi atau promosi.
(4) Pemberian insentif fiskal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian insentif non fiscal sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan terkait dengan bidang insentif yang diberikan.
Ketentuan Pemberian Insentif dan Disinsentif akan diatur lebih lanjut melalui
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
F. Arahan Sanksi
B a b 3 | H a l a m a n 167
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Setiap orang yang melanggar ketentuan tersebut di atas akan dikenai sanksi
administratif berupa peringatan tertulis; penghentian sementara kegiatan;
penghentian sementara pelayanan umum; penutupan lokasi; pencabutan izin;
pembatalan izin; pembongkaran bangunan; pemulihan fungsi ruang; dan/atau
denda administratif.
1) Peringatan Tertulis
Peringatan tertulis dilakukan melalui penerbitan surat peringatan tertulis dari
pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan
ruang, yang berisi :
a. peringatan tentang terjadinya pelanggaran pemanfaatan ruang beserta
bentuk pelanggarannya;
b. peringatan untuk segera melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
dalam rangka penyesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang
dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku; dan
c. batas waktu maksimal yang diberikan melakukan penyesuaian pemanfaatan
ruang.
Surat peringatan tertulis diberikan sebanyak-banyaknya 3 kali dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. pelanggar mengabaikan peringatan pertama, pejabat yang berwenang
melakukan penertiban kedua yang memuat penegasan terhadap hal-hal
sebagaimana dimuat dalam surat peringatan pertama;
b. pelanggar mengabaikan peringatan kedua, pejabat yang berwenang melakukan
penertiban peringatan ketiga yang memuat penegasan terhadap hal-hal
sebagaimana dimuat dalam surat peringatan pertama dan kedua; dan
c. pelanggar mengabaikan peringatan pertama, peringatan kedua, dan peringatan
ketiga, pejabat yang berwenang melakukan penerbitan surat keputusan
pengenaan sanksi yang dapat berupa penghentian kegiatan sementara,
penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi, pencabutan izin,
pembatalan izin, pemulihan fungsi ruang, dan / atau denda administratif.
B a b 3 | H a l a m a n 168
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 169
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
4) Penutupan Lokasi
Penutupan lokasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. penerbitan surat pemberitahuan penutupan lokasi dari pejabat yang
berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang, yang
berisi:
1. pemberitahuan tentang terjadinya pelanggaran pemanfaatan ruang
B a b 3 | H a l a m a n 170
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
5) Pencabutan Izin
Pencabutan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. penerbitan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin dari pejabat yang
berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang, yang
berisi:
1. pemberitahuan tentang terjadinya pelanggaran pemanfaatan ruang
beserta bentuk pelanggarannya yang dirisalahkan dari berita acara
evaluasi;
B a b 3 | H a l a m a n 171
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6) Pembatalan Izin
Pembatalan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. penerbitan lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara pemanfaatan
ruang menurut dokumen perizinan dengan arahan pemanfaatan ruang dalam
rencana tata ruang yang berlaku;
b. pemberitahuan kepada pihak yang memanfaatkan ruang perihal rencana
pembatalan izin, agar yang bersangkutan dapat mengambil langkah-langkah
diperlukan untuk mengantisipasi hal-hal yang diakibatkan oleh pembatalan
izin;
c. penerbitan keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang berwenang
melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;
d. pemberitahuan kepada pemegang izin tentang keputusan pembatalan izin,
dengan memuat hal-hal berikut :
1. dasar pengenaan sanksi;
B a b 3 | H a l a m a n 172
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2. hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pemanfaatan ruang hingga
pembatalan izin dinyatakan secara resmi oleh pejabat yang berwenang
melakukan pembatalan izin; dan
3. hak pemegang izin untuk mengajukan penggantian yang layak atas
pembatalan izin, sejauh dapat membuktikan bahwa izin yang dibatalkan
telah diperoleh dengan itikad baik.
e. penerbitan keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang memiliki
kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan
f. pemberitahuan kepada pemanfaatan ruang mengenai status izin yang telah
dibatalkan.
7) Pembongkaran Bangunan
Pembongkaran bangunan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a) menerbitkan surat pemberitahuan perintah pembongkaran bangunan dari
pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan
ruang;
b) apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,
pejabat yang berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat
keputusan pengenaan sanksi pembongkaran bangunan;
c) pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban memberitahukan
kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pembongkaran bangunan
yang akan segera dilaksanakan; dan
d) berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang berwenang
melakukan tindakan penertiban dengan bantuan aparat penertiban
melakukan pembongkaran bangunan secara paksa.
B a b 3 | H a l a m a n 173
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
fungsi ruang agar sesuai dengan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang
telah ditetapkan;
3. batas waktu maksimal yang diberikan kepada pelanggar untuk dengan
kesadaran sendiri melakukan pemulihan fungsi ruang; dan
4. konsekuensi yang diterima pelanggar apabila mengabaikan surat
peringatan.
c. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan,
pejabat yang berwenang melakukan penertiban menerbitkan surat
keputusan pengenaan sanksi pemulihan fungsi ruang;
d. pejabat yang berwenang melakukan pemulihan fungsi ruang
memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan sanksi pemulihan
fungsi ruang yang harus dilaksanakan pelanggar dalam jangka waktu
pelaksanaanya; dan
e. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban melakukan
pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan fungsi ruang.
f. apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum
melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung jawab
melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan paksa untuk
melakukan pemulihan fungsi ruang.
g. apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan
h. pemulihan fungsi ruang, Pemerintah dapat mengajukan penetapan
pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh Pemerintah atas beban pelanggar
di kemudian hari.
Bab 3
Gambaran Umum
Kecamatan Marpoyan
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kondisi eksisting wilayah Kecamatan Marpoyan Damai
Damai dilihat dari aspek geografis, iklim dan curah hujan, kependudukan, kondisi
perekonomian serta kondisi sarana (fasilitas umum) dan prasarana pada bagian ini pula
akan dijelaskan mengenai rencana pengembangan Kecamatan Marpoyan Damai Dalam
RTRW Kota Pekanbaru.
BAB 3. GAMBARAN UMUM KECAMATAN MARPOYAN DAMAI
B a b 3 | H a l a m a n 174
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 175
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 176
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Gambar GAMBARAN UMUM KECAMATAN MARPOYAN DAMAI.13 Peta Deliniasi Kawasan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 177
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Gambar GAMBARAN UMUM KECAMATAN MARPOYAN DAMAI.14 Peta Administrasi Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 178
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Persentase
No Kelurahan Luas (km2)
(%)
1 Tangkerang tengah 4,64 16
2 Tangkerang barat 5,35 18
3 Maharatu 6,92 23
4 Sidomulyo timur 7,19 24
5 Wonorejo 1,35 4
Perhentian
6 4,34 15
Marpoyan
29,79 100
Jumlah
Sumber : Kecamatan Marpoyan Dalam Angka Tahun 2018
Berdasarkan grafik diatas, maka yang memiliki luas wilayah terbesar di Kecamatan
Marpoyan Damai adalah kelurahan Sidomulyo Timur dengan presentase luas wilayah
sebesar 24 %. Dan untuk Kelurahan Maharatu memiliki luas sebesar 23 %, serta
Kelurahan Wonorejo memiliki luas yang paling kecil yaitu 4 %. Adapun Kelurahan
Perhentian Marpoyan yang merupakan kelurahan pemekaran dari Maharatu pada
tahun 2016, namun baru diresmikan pada bulan Januari 2017.
B a b 3 | H a l a m a n 179
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
3.1.2 Topografi
Kelurahan di Kecamatan Marpoyan Damai, seluruhnya bertofografi dataran.
Kecamatan Marpoyan Damai berada pada ketinggian 5-50 m dari permukaan laut
dengan kemiringan antara 0 – 2% yang berarti sangat layak dalam pengembangan
perkotaan karena dapat dimanfaatkan bagi semua jenis kegiatan perkotaan hal ini
sesuai dengan arahan RTRW Kota Pekanbaru, dimana Kecamatan Marpoyan Damai
diarahkan sebagai kawasan peruntukan permukiman, perdagangan regional,
pendidikan, pertanian dan industri kecil.
a. Ketinggian
Variasi ketinggian di Kecamatan Marpoyan Damai dengan interval 5-50 m dari
permukaan laut.
b. Kemiringan Lereng
Dimana Kecamatan Marpoyan Damai termasuk pada kelerengan < 2 % sehingga
dapat dikatakan kelerengannya datar. Hal tersebut berarti sesuai untuk digunakan
sebagai kawasan budidaya.
Dari peta diatas, untuk Kelurahan Tangkerang barat, Tangkerang Tengah dan
Wonorejo memiliki kelerengan 5-15 % dan hanya sebagian pada kelurahan tersebut
yang memiliki kelerengan sebesar 15-25 %. Lalu untuk Kelurahan Sidomulyo Timur
dan Maharatu berada pada kelerengan 25 – 35 %, serta Kelurahan Perhentian
Marpoyan pada kelerengan 5 – 15 % dan 25-30 %.
B a b 3 | H a l a m a n 180
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 181
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 182
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
3.1.3 Klimatologi
Intensitas Hujan
No Kelurahan
(mm/tahun)
1 Tangkerang Tengah 3000-3500
2 Tangkerang Barat 3000-3500
3 Maharatu 3000-3500
4 Sidomulyo Timur 3000-3500
5 Wonorejo 3000-3500
6 Perhentian Marpoyan 3000-3500
Sumber: Peta Curah Hujan Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 183
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Gambar GAMBARAN UMUM KECAMATAN MARPOYAN DAMAI.18 Peta Curah Hujan Kota Pekanbaru
B a b 3 | H a l a m a n 184
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis tanah dengan luasan
terbesar yaitu jenis tanah alluvial seluas 1.577,079 Ha. Keluarahan dengan jenis
tanah alluvial terluas berada di kelurahan Sidomulyo Timur dengan luas
491,906. Sedangkan jenis tanah aneka bentuk terluas berada di kelurahan
Maharatu dengan luas 696,737 Ha.
B a b 3 | H a l a m a n 185
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jenis geologi terluas yaitu jenis
geologi dengan formasi minas dengan luas 1.727,339 Ha. Jenis geologi formasi
minas berada di kelurahan Maharatu dengan luas 651,740 Ha.
BAB 4. Hidrologi
Kondisi hidrologi di Kecamatan Marpoyan Damai dipengaruhi oleh dua
aliran sungai yang merupakan penampung dari drainase yang ada di Kecamatan
Marpoyan Damai, sungai-sungai tersebut di antaranya sebagai berikut :
a. Sungai Kelulud merupakan penampung utama bagi wilayah sebelah Barat
Kecamatan Marpoyan Damai, dengan lebar rata-rata 3-4 meter
b. Sungai Tangkerang, merupakan penampung utama bagi wilayah sekitar
Kelurahan Tangkerang Tengah dan Tangkerang Barat.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi aliran sungai Tangkerang dan Sungai
Kelulud, dapat dilihat pada gambar berikut.
B a b 3 | H a l a m a n 186
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 187
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 188
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 189
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 190
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 191
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 192
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dari peta diatas, Kecamatan Marpoyan Damai terdiri dari kawasan permukiman,
perkantoran, tanah kosong, semak belukar, Tegalan dan adanya kawasan bandara.
B a b 3 | H a l a m a n 193
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6.1.1.2 Tabel 3. 5
Kepadatan Penduduk Kecamatan Marpoyan Damai, 2018
Kepadatan
Luas Jumlah
No. Kelurahan Penduduk
(Ha) Penduduk
(Jiwa/Ha)
1 Tangkerang Tengah 432.04 34.317 79
2 Tangkerang Barat 527.96 18.653 35
3 Maharatu 812.40 11.446 14
4 Sidomulyo Timur 721.54 26.814 37
5 Wonorejo 127.85 20.140 157
6 Perhentian Marpoyan 427.91 20.035 46
Jumlah 3049.7 131.405 43
Sumber : Kecamatan Marpoyan Damai dalam Angka, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 194
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
r = {(Pt /P0)(1/t)-1}
Dimana:
B a b 3 | H a l a m a n 195
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari
tahun sebelumnya.
6.2.1.1 Tabel 3. 6
Laju Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Marpoyan Damai, Tahun 2009-2018
Tahun Laju
Rata- Pertumbuhan
No. Kelurahan 2009- 2010- 2011- 2012- 2013- 2014- 2015- 2016- 2017- rata Penduduk
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 (%)
Tangkerang -
1 0.002 0.016 0.029 0.010 0.009 0.008 0.025 0.003 0.018 1.8
Tengah 0.060
Tangkerang -
2 0.024 0.037 0.057 0.012 0.012 0.011 0.025 0.009 0.027 2.7
Barat 0.059
- -
3 Maharatu 0.014 0.004 0.032 0.012 0.012 0.009 0.025 0.096 9.6
0.060 0.640
Sidomulyo -
4 0.002 0.014 0.037 0.020 0.019 0.009 0.025 0.004 0.021 2.1
Timur 0.059
- -
5 Wonorejo 0.013 0.018 0.047 0.002 0.003 0.025 9.087 1.184 118.4
0.007 0.060
Perhentian
6 - - - - - - - - - - -
Marpoyan
Sumber: Hasil Analisis, 2018
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan penduduk
di Kecamatan Marpoyan Damai pada tahun 2009 sampai 2018 memiliki r > 0, artinya
terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk
dari tahun sebelumnya, pada tahun 2018 laju pertumbuhan penduduk mengalami
pengurangan karena jumlah penduduk karena r < 0.
B a b 3 | H a l a m a n 196
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6.3.1.1 Tabel 3. 7
Jumlah Penduduk Per Kelurahan di Kecamatan Marpoyan Damai, 2018
No. Kelurahan Luas (Ha) Jumlah Penduduk
1 Tangkerang Tengah 432.042 34.317
2 Tangkerang Barat 527.962 18.653
3 Maharatu 812.396 11.446
4 Sidomulyo Timur 721.54 26.814
5 Wonorejo 127.853 20.140
6 Perhentian Marpoyan 427.908 20.035
Jumlah 3049.7 131.405
Sumber : Kecamatan Marpoyan Damai Dalam Angka, 2018
6.4.1.1 Tabel 3. 8
Jumlah Penduduk Menurut Umur Kecamatan Marpoyan Damai, Tahun 2015
Jumlah Penduduk Menurut Umur, Kecamatan Marpoyan Damai
0-4 Tahun 11.247
5 Tahun 8.828
6 Tahun 9.055
7-12 Tahun 14.318
13-15 Tahun 9.522
16-18 Tahun 30.671
19-24 Tahun 17.200
24 Tahun ke atas 38.718
Jumlah 130740
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Marpoyan Damai, 2016
6.4.1.2 Tabel 3. 9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Marpoyan Damai, 2018
Rasio
Laki-
No. Kelurahan Perempuan Jumlah Jenis
laki
Kelamin
1 Tangkerang Tengah 18.208 16.109 34.317 113
B a b 3 | H a l a m a n 197
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Rasio
Laki-
No. Kelurahan Perempuan Jumlah Jenis
laki
Kelamin
2 Tangkerang Barat 11.068 7.585 18.653 145
3 Maharatu 6.156 5.290 11.446 116
4 Sidomulyo Timur 14.599 12.215 26.814 119
5 Wonorejo 8.463 11.677 20.140 72
Perhentian
6 9.625 10.410 20.035 92
Marpoyan
Sumber : Kecamatan Marpoyan Damai dalam Angka, 2018
Berdasarkan tabel diatas, sex ratio dihasilkan yang paling tinggi yaitu di Kelurahan
Tangkerang Barat, artinya 110 laki-laki per 75 perempuan.
6.4.1.2.1 Gambar 3. 8
Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kec. Marpoyan 2016
Dapat dilihat pada grafik jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada tahun
2016, bahwa Kelurahan Tangkerang Tengah memiliki jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan terbanyak dibandingkan pada kelurahan yang lainnya yang terdapat di
Kecamatan Marpoyan Damai.
B a b 3 | H a l a m a n 198
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6.4.1.3 Tabel 3. 10
Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Marpoyan Damai
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No. Kelurahan Jumlah
Islam Kristen Protestan Khatolik Hindu Budha Konghuchu
Tangkerang
1 - - - - - - - -
Tengah
Tangkerang
2 22.308 2.656 2.656 423 25 892 - 28.960
Barat
3 Maharatu - - - - - - -
Sidomulyo
4 18.142 1645 - 1.211 144 41 - 1.396
Timur
5 Wonorejo 14.213 - 611 618 11 557 - 1.797
Perhentian
6 16.862 - 444 599 106 59 - 1.208
Marpoyan
Sumber : Data Penduduk Kelurahan Kec. Marpoyan Damai, 2017
6.4.1.4 Tabel 3. 11
Penduduk Menurut Pendidikan di Kecamatan Marpoyan Damai 2018
Tingkat Sekolah
No. Kelurahan
TK SD SMP SMA
1 Tangkerang Tengah 335 2.236 724 524
2 Tangkerang Barat 143 4.022 234 533
3 Maharatu 263 1.789 893 793
4 Sidomulyo Timur 383 4.917 1.140 793
5 Wonorejo 120 2.234 - 782
6 Perhentian Marpoyan 71 1.342 2687 798
Sumber : Data Penduduk Kelurahan Kec. Marpoyan Damai 2018
5. Jumlah Penduduk menurut Kelahiran dan Kematian
B a b 3 | H a l a m a n 199
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kelahiran Kematian
No. Kelurahan Laki-
Perempuan Laki-Laki Perempuan
Laki
5 Wonorejo 102 77 87 62
6 Perhentian Marpoyan 9 10 8 6
Jumlah 1019 837 405 197
Sumber: Kecamatan Marpoyan Damai dalam Angka, 2016
Dapat dilihat dari tabel diatas di Kecamatan Marpoyan damai didominasi oleh
jumlah penduduk yang lahir sebesar 1.019 jiwa penduduk laki-laki dan 837 jiwa
penduduk perempuan.
6.4.1.6 Tabel 3. 13
Jumlah Penduduk Migrasi Masuk dan Keluar di Kecamatan
Marpoyan Damai, 2015
Migrasi Masuk Migrasi Keluar
No. Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
1 Tangkerang Tengah 247 276 376 326
2 Tangkerang Barat 113 138 159 113
3 Maharatu 378 321 294 263
4 Sidomulyo Timur 331 316 390 365
5 Wonorejo 264 259 234 249
6 Perhentian Marpoyan 33 28 28 35
Jumlah 1336 1338 1481 1351
Sumber: Kecamatan Marpoyan Damai dalam Angka 2016
Dari tabel diatas, jumlah migrasi keluar lebih banyak dibanding migrasi yang masuk
atau datang ke Kecamatan Marpoyan damai. Karena letak Kecamatan Marpoyan dekat
dengan Kota Pekanbaru sehingga banyak penduduk yang bermigrasi ke pusat kota untuk
bekerja dan lain-lain.
B a b 3 | H a l a m a n 200
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6.4.1.7 Tabel 3. 14
Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Pekerjaan di Kecamatan Marpoyan Damai, 2018
Lapangan Pekerjaan
No. Kelurahan Pertanian
Pertanian Industri
Tanaman Perkebunan Perikanan Peternakan Perdagangan Jasa Angkutan Lainnya
lainnya Pengolahan
Pangan
1 Tangkerang Tengah - 6 3 2 26 2031 5231 2304 2162 1663
2 Tangkerang Barat - 18 5 8 45 1364 2774 1481 1334 961
3 Maharatu - 73 38 86 447 765 1748 1068 874 883
4 Sidomulyo Timur - 46 29 52 189 1610 4541 662 1413 1142
5 Wonorejo - 51 5 17 14 1075 3146 1257 1173 859
6 Perhentian Marpoyan - 72 19 74 233 1283 2466 1364 1475 1428
Jumlah - 216 99 239 984 8128 19906 8136 8431 6936
Sumber : Kecamatan Marpoyan Damai dalam Angka, 2018
Dilihat dari tabel diatas, di Kecamatan Marpoyan Damai didominasi penduduk yang bekerja di bidang perdagangan dan jumlah
penduduk menurut lapangan pekerjaan yang paling banyak ada di Kelurahan Tangkerang Tengah. Hal ini sesuai dengan arahan dari RTRW Kota
Pekanbaru, dimana Kecamatan marpoyan damai direncanakan Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa.
B a b 3 | H a l a m a n 201
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b. Karang Taruna Kelurahan Sidomulyo Timur merupakan karang taruna yang pernah
meraih gelar terbaik tingkat provinsi Riau dengan kreatifitas yang bermanfaat dan
memiliki nilai jual.
c. Adanya relawan anti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang merupakan
bentukan dari kelurahan sidomulyo timur agar dapat memberi pemahaman tentang
KDRT sehingga tercapainya masyarakat kelurahan yang damai, tentram.
B a b 3 | H a l a m a n 202
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
kebanggan bagi penduduk yang ada, artinya masyarakat disana masih ikut aktif
dalam melakukan kegiatan sosial keagamaan.
7.1.1.1 Tabel 3. 15
Luas Panen dan Produksi Sayur-Sayuran Menurut Jenis Sayuran di Kecamatan Marpoyan
Damai, 2018
Luas
Produksi
No. Jenis Tanaman Panen
(Ton)
(Ha)
1 Petsai 48 288
2 Bawang Merah 4 48
3 Cabai rawit 2 22,4
Sumber : Kecamatan Marpoyan Damai Dalam Angka, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 203
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
7.1.1.2 Tabel 3. 16
Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak di Kecamatan Marpoyan Damai, 2018
No. Jenis Ternak Jumlah Ternak
1 Kambing 203
2 Sapi 7
3 Kerbau 690
4 Babi -
Sumber : Kecamatan Marpoyan Damai Dalam Angka, 2018
7.2.1.1 Tabel 3. 17
Jumlah Industri di Kecamatan Marpoyan Damai Tahun 2018
Jenis Industri
No. Kelurahan Industri
Industri Kecil Industri Besar
Sedang
1 Tangkerang Tengah 78 1 79
2 Tangkerang Barat 88 1 89
3 Maharatu 40 - 40
4 Sidomulyo Timur 65 - 65
5 Wonorejo 50 1 52
6 Perhentian Marpoyan 48 2 52
Jumlah 355 5 403
Sumber: Kecamatan Marpoyan Damai dalam Angka, 2018
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri. Di
Kecamatan Marpoyan Damai terdapat 355 usaha Industri kerajinan kecil, 5 usaha Industri
sedang dan 403 usaha Industri besar yang tersebar di enam kelurahan.
7.2.1.2 Tabel 3. 18
7.2.1.3 Jumlah Tenaga Kerja Industri di Kecamatan Marpoyan Damai Tahun 2018
Jumlah Tenaga Kerja Industri
No. Kelurahan Industri Industri Industri
Kecil Sedang Besar
Tangkerang
1 930 24 -
Tengah
Tangkerang
2 989 28 -
Barat
3 Maharatu 395 - -
Sidomulyo
4 727 - -
Timur
5 Wonorejo 62 37 284
B a b 3 | H a l a m a n 204
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dilihat dari jumlah tenaga kerja di Kelurahan Tangkerang Tengah memiliki tenaga
kerja sebesar 954 orang, Kelurahan Tangkerang Barat sebesar 1.017 orang, Kelurahan
Maharatu sebesar 395 orang, Kelurahan Sidomulyo Timur sebesar 727 orang dan
Kelurahan Wonorejo sebesar 383 orang, kelurahan Perhentian Marpoyan sebesar 1.783.
Industri besar yang berada di Kecamatan Marpoyan Damai yaitu : Industri Pembuatan Mie
dan Industri Kayu Lapis di Kelurahan Maharatu serta Industri Karet di Kelurahan
Wonorejo. (Sumber: Profil Kecamatan Marpoyan Damai, 2018)
7.2.1.4 Tabel 3. 19
Jumlah Sarana Perekonomian di Kecamatan Marpoyan Damai Tahun 2018
Sarana Perekonomian
No. Kelurahan
Pasar Rakyat Bank/BPR
1 Tangkerang Tengah 1 6
2 Tangkerang Barat - 6
3 Maharatu - 1
4 Sidomulyo Timur 1 6
5 Wonorejo - 5
6 Perhentian Marpoyan - 1
Jumlah 2 25
Sumber: Kecamatan Marpoyan Damai Dalam Angka, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 205
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 206
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
musim hujan, jalan/gang tersebut menjadi terusan air yang mengalir begitu deras
dan tergenang sehingga dapat mengikis beberapa pondasi rumah masyarakat.
8.1.1.1 Tabel 3. 20
Jenis Transportasi Angkutan Darat di Kecamatan Marpoyan Damai
Jenis Angkutan Keberadaannya
Kereta Api Tidak Ada
Bus Kota Ada
Oplet/Mikrolet Ada
Taksi Ada
Bajai Ada
Ojek Ada
Bendi/Delman Tidak Ada
Becak Tidak Ada
Sumber: Profil Kecamatan Marpoyan Damai, 2018
Adapun rute Trayek Sarana Angkutan Umum di Kota Pekanbaru yaitu Transmetro.
Dimana, Trans Metro Pekanbaru merupakan sarana angkutan masal yang melayani
masyarakat Kota Pekanbaru. Dalam melayani masyarakat Pekanbaru yang memiliki
luas wilayah yang cukup besar, Trans Metro Pekanbaru memiliki beberapa koridor /
rute dalam melayani masyarakat Kota Pekanbaru berdasarkan Keputusan Walikota
Pekanbaru, Nomor: 442 tahun 2015 tentang Penetapan Trayek dan Kode Trayek
Angkutan Perkotaan di Kota Pekanbaru, maka untuk Trayek Utama Bus Angkutan
Umum Massal, yaitu:
1. Koridor 1 : PANDAU – PELITA PANTAI Perum. Pandau Permai - Jl. Pasir Putih - Jl.
Kaharuddin NST - Jl. Jend. Sudirman - Pelita Pantai. PP
2. Koridor 1A : AWAL BROS SUDIRMAN – BANDARA SSQ Jl. Sudirman – Bandara SSQ –
PP
4. Koridor 3 : PANAM - UIN - AKSES SUDIRMAN RS. AWAL BROS Kampus UIN - HR.
Soebrantas – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Arifin Ahmad- Jl. Jend Sudirman PP
5. Koridor 4A : PASAR TANGOR – RAMAYANA Ramayana – Jl. Jend Sudirman – Jl. Hang
tuah – Pasar Tangor – PP
6. Koridor 4B : RAMAYANA - TERM. BRPS Jl. Jend Sudirman – Jl. Ratulangi – Jl. A. Yani.
Jl. Riau – Jl. Soekarno Hatta – Jl. T. Tambusai – Term BRPS – PP
B a b 3 | H a l a m a n 207
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
7. Koridor 5 : PELABUHAN SUNGAI DUKU – PATTIMURA Pelabuhan Sei. Duku – Jl. Dr.
Soetomo – Jl. WR. Supratman. – Jl – Patimura – Jl. Diponegoro – Memutar
mesjid Agung – Jl. Diponegoro – Jl. Patimura – Jl. WR. Supratman. – Jl.
DR. Sutomo – Pel. Sei. Duku
8. Koridor 6 : PANDAU –TERM. BRPS BRPS – Jl. T. Tambusai – Jl. SM. Amin -Jl. HR.
Soebrantas – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Kaharudin Nasution – Jl. Pasir Puti –
Perum Pandau – PP
9. Koridor 7A : TRI BAKTI – PUJASERA ARIFIN AHMAD Tri Bhakti – Jl. T. Tambusai – Jl.
Sudirman - Jl. Paus – Jl. Arifin Achmad – PP
10. Koridor 7B : PUJASERA – PUSKESMAS SIMP. TIGA Jl. Arifin Ahmad – Jl. Rambutan –
Jl. Kartama – Jl. KH. Nasution – Puskesmas Smpng. Tiga – PP
11. Koridor 8A : KANTOR WALIKOTA – UNILAK Jl. A. Yani – Jl. Riau – Jl. Siak II – Jl.
Sakinah – Jl. PCR – Unilak
12. Koridor 8B : UNILAK - PALAS RAYA Jl. Yos Sudarso – Jl. Sri Meranti – Jl. Padat Karya
– Jl. Siak II – Jl. Sakinah – Jl. PCR – Stadion Rumbai
B a b 3 | H a l a m a n 208
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 209
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
A. Sistem Jaringan
Jika dilihat dari sistem jaringan, dimana Kecamatan Marpoyan Damai dilewati
jaringan jalan arteri sekunder yaitu Jl. Arifin Ahmad, Jl. Tuanku Tambusai, Jl. Tuanku
Tambusai Ujung, Jl. Soekarno Hatta, Jl. Jendral Sudirman, Jl. Kaharudin Nasution. Dan
dilewati jaringan jalan kolektor sekunder yaitu Jl. Bakti, Jl. Inpres, Jl. Kartama, Jl.
Rambutan, Jl. Bakti, Jl. Paus, Jl. Adisucipto, Jl. Duyung. Hal ini dapat memudahkan
pergerakan yang terjadi di Kecamatan Marpoyan Damai untuk melakukan kegiatan
sehari-hari serta untuk melakukan pergerakan orang dan barang ke luar wilayah
Kecamatan Marpoyan Damai, karena didukung dengan jaringan jalan arteri dan
kolektor. Dalam sistem jaringan terdapat analisis aksesibilitas untuk mengetahui
seberapa mudahnya pergerakan orang dan atau barang dalam berkegiatan, didukung
dengan jaringan jalan dalam kondisi baik sehingga dapat memudahkan dalam
interaksi antar kota. Dibawah ini merupakan gambar kondisi eksisting aksesibilitas
yang ada di Kecamatan Marpoyan Damai.
B a b 3 | H a l a m a n 210
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 211
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 212
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Panjang Jalan
No Nama
(M)
49 Jalan Lokal 166930
Total 190601
Sumber: SK jalan Kota Pekanbaru tahun 2017
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jalan yang memiliki ruas yang paling
panjang yaitu jalan Garuda dengan panjang 1,91 Km.
Dari beberapa jaringan jalan yang ada di Kecamatan Marpoyan Damai berikut
merupakan kondisi jaringan jalan yang ada di Kecamatan Marpoyan Damai.
Dapat dilihat dari hasil survey, dimana dominan kondisi jaringan jalan di
Kecamatan Marpoyan Damai terlihat baik sehingga hal itu dapat memudahkan pergerakan
orang atau barang yang terjadi di kecamatan tersebut, seperti misal untuk pergi bekerja,
bersekolah dan lain-lain. Di Kecamatan Marpoyan damai juga sudah dilengkapi dengan
moda transportasi berupa angkutan umum.
B a b 3 | H a l a m a n 213
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Namun, hal ini tentunya perlu dianalisis lebih lanjut mengenai indeks aksesibilitas
yang terjadi di kecamatan Marpoyan Damai. Indeks aksesibilitas yang dilakukan yaitu
dengan melihat panjang jalan wilayah dibagi luas wilayah.
B a b 3 | H a l a m a n 214
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
8.2.1.1 Tabel 3. 24
Kondisi Banjir di Kecamatan Marpoyan Damai
Panj Kondisi Banjir
No/Ti ang Tinggi Luas Lama
Nama Jalan Arah Aliran
tik Alira Genangan Genangan Genangan
n (M) (cm) (m2) (dtk)
1 Jl. Terubuk 215 Jl. Paus 50 246 600
2 Jl. Markisa 409 S. Anak Sail 30 759 1000
3 Jl. Duku 212 Jl. Rambai 50 436 600
Jl. Tambusai (Dari Jl. Jl. Kuini & Jl.
4 175 30 3089 500
Sudirman) Pepaya
5 Jl. Sudirman 145 S. Anak Sail 50 1815 400
6 Jl. Terubuk 171 Jl. Tilam 50 195 500
7 Jl. Gulama 224 Jl. Gambolo 70 735 300
8 Jl. Merak 291 S. Paus 30 2231 1200
9 Jl. Mandala 135 Jl. Garuda 30 651 600
10 Jl. Kereta Api 436 S. Anak Sail 50 767 1100
11 Jl. Paus 545 Jl. Paus Indah 30 720 1800
12 Jl. Paus 603 Jl. Markisa 30 792 1500
13 Jl. Garuda 254 S. Anak Sail 50 290 500
Sumber : RISPAM Kota Pekanbaru 2017
B a b 3 | H a l a m a n 215
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 216
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 217
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 218
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berdasarkan peta diatas, titik genangan air yang berada di Kecamatan Marpoyan
Damai hampir pada seluruh kelurahan terdapat genangan air yang hal tersebut tentunya
dapat mengganggu aksesibilitas juga kegiatan masyarakat.
B a b 3 | H a l a m a n 219
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
8.3.1.1 Tabel 3. 25
Jumlah Travo Listrik Kecamatan Marpoyan Damai
Jumlah Travo
No. Kelurahan
Listrik
1 Tangkerang Barat 10
2 Tangkerang Tengah 16
3 Maharatu 11
4 Sidomulyo Timur 15
5 Wonorejo 13
6 Perhentian Marpoyan 13
Sumber : Peta Kondisi Eksisting, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 220
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 221
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
8.4.1.1 Tabel 3. 26
Jumlah Tower Telekomunikasi, Kecamatan Marpoyan Damai
Jumlah
No. Kelurahan
Tower
1 Tangkerang Barat 6
2 Tangkerang Tengah 11
3 Maharatu 2
4 Sidomulyo Timur 5
5 Wonorejo 3
Perhentian
6 4
Marpoyan
Sumber : Peta Kondisi Eksisting, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 222
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 223
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 224
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Gambar 3. 25 Kondisi Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Grey Water , Kec. Marpoyan Damai
Sumber : Hasil Observasi, 2018
Dalam RTRW Kota Pekanbaru terdapat rencana pengelolaan limbah dengan system
on site pada sebagian wilayah Kecamatan marpoyan Damai, dan Rencana pengelolaan
limbah off site pengolahan diarahkan dengan menggunakan centralized sewerage system
yang meliputi Kecamatan Marpoyan Damai.
Berdasarkan data kondisi eksisting dan data dari Dinas Lingkungan Hidup yang didapat
bahwa keadaan prasarana sampah di Kecamatan Marpoyan Damai masih banyak sampah yang
menumpuk di beberapa titik di Kecamatan Marpoyan Damai, seperti di jalan Bhakti, Jalan Pari,
Paus dan dibeberapa titik lainnya. Kecamatan Marpoyan Damai merupakan kecamatan yang
memiliki volume sampah untuk jenis permukiman sederhana dan menengah terbanyak sebesar
138.754 liter/hari dan 91.491 liter/hari, sedangkan untuk permukiman mewah berada pada
Kecamatan Tampan yang memiliki volume sampah terbanyak yaitu sebanyak 47.546 liter/hari.
Selanjutnya untuk laju timbulan sampah permukiman di Kota Pekanbaru, dimana laju yang
paling tinggi untuk jenis permukiman sederhana berada di Kecamatan Marpoyan Damai yaitu
sebesar 2,38 liter/orang/ hari, kemudian untuk jenis permukiman menengah berada di
Kecamatan Lima Puluh yang merupakan laju paling tinggi sebesar 2,72 liter/orang/hari,
dilanjutkan dengan jenis permukiman mewah berada di Kecamatan Rumbai Pesisir yang
merupakan kecamatan yang memiliki laju timbulan sampah yang paling tinggi yaitu sebesar
2,91 liter/orang/hari.
B a b 3 | H a l a m a n 226
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
8.7.1.1 Tabel 3. 27
Rute Pengangkutan Sampah di Kecamatan Marpoyan Damai tahun 2018
Rute Pengangkutan Sampah Kecamatan Marpoyan Waktu
No Armada
Damai 2018 Kerja
Simp. SKA, Jl. Sukarno Hatta, Jl. Arifin Ahmad, Jl. Paus
Dump
1. Kiri-Kanan, TPS SIMP. Jl. Bakti, Perum Bumi Paus Pagi
Truck
Permai, Jl. Katio 2 hari Sekali
Rambutan, Jl. Adi Sucipto, Perumahan BSA, Komplek
Dump
2. Beringin Indah, Jl. Sukarno Hatta, Jl. Arifin Ahmad, Jl. Siang
Truck
Impres, Jl. Muslimin
Duyung, Jl. Terubuk, Jl. Nurul Yakin, Jl. Lumba-Lumba, Jl.
Melem, Jl. Gulama, Jl. Selais, Jl. Cumi-cumi, Jl. Ambu-
Dump
3. ambu, Jl. Tiram, Perumahan Permata Paus, Perumahan Pagi
Truck
Villa Duyung, Komplek Nangka Sari, Komplek BLK, Jl.
Arwana
Jl.Kaharudin Nasution, Jl. Pahlawan Kerja, Perumahan Dump
4. Pagi
Kartama Jaya, Perumahan Kartama Permai Truck
Jl. Garuda, Jl. Kereta Api, Puyuh Mas, Jl. Cendrawasih, Jl.
Surya, Jl. Neraca, Jl. Tiung, Jl. Merak, Jl. Bandeng, Jl. Dump
5. Pagi
Angkasa, Jl. Arifin Ahmad, Jl. Sudirman, Simp. Truck
Cendrawasih, Sari Kencana, Jl. Simpati, Jl. Lion Air
Jl. Kartama, Perumahan Griya Sidomulyo, Perumahan
Dump
6. Sidomulyo Resident, Jl. Soekarno Hatta sisir Kiri sampai Pagi
Truck
Echo Green, Jembatan Kartama
Jl. Bakti, Jl. Majalengka, Jl. Rawa Indah, Jl. Melati,
Dump
7. Perumahan Dwi Tunggal, Simp. 3 Marpoyan, ICS, Pagi
Truck
Telkomsel
JL. Belimbing, Jl. Taskurun, Jl. Campedak, Jl. Pinang, Jl. Dump
8. Pagi
Kuini, Rumah Konsulat Malaysia, Jl. Duyung Ujung Truck
Arifin Ahmad masuk ke Sudirman turun depan Ratu
Dump Pagi
Mayang Garden sampai Tugu Bundaran Simpang Tiga
9. Truck (06.00)
kembali ke Arifin Ahmad
Dump Pagi
Dari Sidomulyo menuju Simpang SKA sisir Kiri
11. Truck (06.00)
siang
Dari Simpang empat Arengka menuju UIN L-300
13. (13.00
Jl. Arengka 1 dari SKA menuju Jl. Riau belok kiri ke arah
Dump Pagi
Tugu Gemar Menabung sisir kiri kanan sepanjang Jl.
14. Truck (06.00)
Riau (TPS Riau Ujung)
menyisir sepanjang Jalan Arifin Ahmad sisi kiri dan Dump Malam
15. kanan Truck (19.00)
16. Taman Depan MTQ, Jl. Arifin Ahmad, Jl. Sudirman dr L-300 siang
B a b 3 | H a l a m a n 227
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
siang
Jl. Riau L-300
17. (13.00
siang
Jl. Arifin Ahmad L-300
18. (13.00
Dump siang
Pasar Arengka
19. Truck (13.00
Dump Pagi
Pasar Pagi Arengka
20. Truck (06.00)
Dari tabel diatas, dimana Kecamatan Marpoyan Damai telah terlayani angkutan
sampah, hanya saja masih belum memiliki TPS permanen, sehingga masih banyaknya
tempat pembuangan sampah secara liar dan sering menumpuk di titik-titik tertentu. Hal
tersebut selain mengakibatkan pencemaran lingkungan, juga mengakibatkan estetika
kota dan kenyamanan kota menjadi terganggu. Berikut merupakan titik sampah liar di
Kecamatan Marpoyan Damai :
8.7.1.2 Tabel 3. 28
Titik Sampah Liar di Kecamatan Marpoyan Damai
No Kecamatan Marpoyan Damai
1 Simp. Arwana - Paus
2 Jl. Duyung
3 Jl. Tambusai/ Dekat Plaza Mable Lama
4 Delta (SPA)
5 Jl. Soekarno Hatta (RS. Eka Hospital)
6 Jl. Kereta Api/Spg. Jl. Merak
7 Jl. Katio
8 Jl. Inpres
9 Simp. Jl. Pahlawan Kerja/Jl. Kartama
10 Jl. KH. Nasution/PT. Indofood
11 Jl. Kartama, dekat jembatan
12 Jl. KH. Nasution Depan SMK Pertanian
13 Puskesmas Simp. Tiga
14 Jl. Tambusai Gg. Subur
15 Jl. Sempurna
16 SMAN 5
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 228
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 229
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
8.7.1.2.1 Gambar 3. 27 Peta Titik Pembuangan Sampah Liar di Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 230
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
8.7.1.3 Tabel 3. 29
Rekapitulasi Timbulan Sampah Terangkut Ke TPA Muara Fajar
Timbulan Sampah Volume Sampah
Tahun Total Rata-Rata Rata-rata
Kg Ton Kg/hari Ton/hari m3/hari
2010 53,485,550 53,485.55 146,535.753 146.54 444.05
2011 78,773,280 78,773.28 215,817.205 215.82 653.99
2012 79,579,470 79,579.47 217,430.246 217.43 658.88
2013 133,500,260 133,500.26 365,754.137 365.75 1,108.35
2014 144,532,700 144,532.70 395,980.000 395.98 1,199.94
2015 148,819,753 148,819.75 407,725.351 407.73 1,235.53
2016 121,707,837 121,707.84 332,535.073 332.54 1,007.68
2017 132,232,488 132,232.49 362,280.789 362.28 1,097.82
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Kota Pekanbaru
9.1.1.1 Tabel 3. 30
Jumlah Sarana Pendidikan Kecamatan Marpoyan Damai
No. Kelurahan TK SD SMP SMA Jumlah
1 Tangkerang Tengah 14 5 3 2 24
2 Tangkerang Barat 6 9 2 4 21
3 Maharatu 14 8 8 6 36
4 Sidomulyo Timur 16 11 4 8 39
5 Wonorejo 5 4 1 3 13
Jumlah 55 37 18 23 133
Sumber : Kecamatan Marpoyan damai dalam angka, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 231
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 232
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 233
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
9.2.1.1 Tabel 3. 31
Jumlah Sarana Kesehatan, kecamatan Marpoyan Damai
Sarana Kesehatan
No. Kelurahan Rumah
Balai Rumah Praktek
Puskesmas Sakit Jumlah
Pengobatan Sakit Dokter
Bersalin
Tangkerang
1 4 1 1 3 23 32
Tengah
Tangkerang
2 - 1 - 1 2 4
Barat
3 Maharatu 2 1 1 1 7 12
Sidomulyo
4 5 1 2 1 32 41
Timur
5 Wonorejo 3 1 1 1 10 16
Perhentian
6 3 1 1 2 6 13
Marpoyan
Jumlah 17 6 6 6 80 118
Sumber : Kecamatan Marpoyan Damai Dalam Angka, 2018
B a b 3 | H a l a m a n 234
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 235
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 236
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 237
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 238
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 239
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 240
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 241
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 242
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 243
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 244
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Rencana luas RTH privat Kota Pekanbaru luas kurang lebih 6.827 hektar atau
sekitar 10,9 % dari luas wilayah Kota Pekanbaru, meliputi :
a. pekarangan rumah;
b. halaman perdagangan dan jasa;
c. halaman pendidikan;
d. halaman kesehatan;
e. halaman peribadatan;
f. halaman pertahanan dan keamanan;
g. halaman perkantoran; dan
h. halaman industri.
Yang mana dalam hal ini, Kecamatan Marpoyan Damai diarahkan sebagai kawasan
pendidikan, perdagangan dan jasa, pertanian, permukiman serta industri kecil, sehingga pada
kawasan tersebut harus memiliki RTH sebagai penyangga kota/kecamatan tersebut.
Strategi untuk memenuhi RTH Publik adalah sebagai berikut:
Penetapan Kawasan Lindung dan Tidak Boleh dibangun untuk :
a. Sempadan Sungai Siak dan Sungai lainnya.
b. Sempadan Danau Limbungan.
c. Jalur Pengaman di ujung-ujung landasan Bandara SSK II.
d. Sempadan Jalur SUTT/SUTET.
e. Buffer Zone Kawasan Industri ,TPA, IPAL.
f. Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (SSH).
g. Kawasan Resapan Air di bagian Utara Kota Pekanbaru.
B a b 3 | H a l a m a n 246
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 247
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
10.3.1.1 Tabel 3. 33
Luas Jenis Penggunaan Lahan, Kecamatan Marpoyan Damai
No Guna Lahan Luas (Ha)
1 Air Empang 3.42
2 AURI 63.02
3 Bandara 150.76
4 Fasilitas Kesehatan 1.67
5 Industri 18.83
6 Kolam 0.34
7 Perkantoran 11.32
8 TPU 2.46
9 Perdagangan dan Jasa 315.50
10 Perkebunan/Kebun 104.99
11 Permukiman 1,308.25
12 Pendidikan 26.03
13 RTH 2.78
14 Ibadah 1.21
15 Semak Belukar 574.64
16 Tanah Kosong 264.95
17 Tegalan 182.96
18 Stadion Atletik/Olahraga 16.52
Jumlah 3,049.67
Sumber : Peta administrasi Bersumber Pemerintah Kota Pekanbaru, 2017
B a b 3 | H a l a m a n 248
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 249
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 250
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 251
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6. Kawasan Perkantoran
Kecamatan Marpoyan Damai memiliki kawasan perkantoran seluas 11,32 Ha
yang dimana terdiri dari beberapa jenis perusahaan dengan berbagai bidang
pelayanan.
7. Kawasan Industri dan Pergudangan
Kecamatan Marpoyan Damai memiliki Zona industri kecil yaitu industri batu
alam yang terdapat di sepanjang jalan Arifin Ahmad yang dipadukan dengan
sentra perdagangan produk industri kecil sebagai bagian dari kegiatan
pariwisata. Zona industri kecil rotan dan makanan khas dalam jangka menengah
dikembangkan skala kegiatan serta luasannya. Dimana, Kecamatan Marpoyan
Damai memiliki luas untuk kawasan industri yaitu 18,83 Ha.
8. Kawasan Peruntukan Lainnya
1) Kawasan Pendidikan
a. Mengembangkan Kawasan Pendidikan Tinggi di Kecamatan Tampan dan
Kecamatan Marpoyan Damai yang didukung oleh akses ke sistem jaringan
transportasi massal. Perkembangan kawasan pendidikan tinggi terutama
kawasan UNRI dan UIN, yang diikuti munculnya beberapa lembaga
pendidikan tinggi di sepanjang jalan Subrantas. Dimana, untuk
Kecamatan Marpoyan Damai memiliki luas lahan untuk kawasan
pendidikan yaitu 26,03 Ha.
2) Penggunaan Lahan Peribadatan
a. Penggunaan lahan untuk sarana peribadatan yang ada di Kecamatan
Marpoyan Damai terdiri dari penggunaan lahan yang dimanfaatkan
menjadi tempat ibadah yaitu seluas 1.21 Ha.
3) Kawasan Pertahanan/AURI
Pada Kecamatan Marpoyan Damai memiliki luas lahan untuk kawasan
AURI seluas 63,02 Ha. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
direncanakan guna menyelaraskan kawasan tersebut dengan peruntukan lain
(kawasan budi daya yang lain), sehingga aktivitas yang ada tidak saling
mengganggu dan dapat selaras.
Hal yang paling utama pada kawasan ini adalah tetap mengendalikan kawasan
pertahanan dan keamanan yang ada dan mendukung serta mendorong tidak
beralih fungsinya kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan menjadi
fungsi lain, yang mana meliputi:
a. LANUD TNI-AU di Jl. Adisucipto Simpang Tiga, Kec. Marpoyan Damai
b. DEN Siabu di Simpang Tiga, Kec. Marpoyan Damai
c. POS TNI-AU di Simpang Tiga, Kec. Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 252
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 253
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 254
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 255
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 256
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 257
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 3 | H a l a m a n 258
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
a. Berdasarkan hasil observasi diatas, untuk KDB perdagangan dan jasa yaitu rata-
rata pada KDB 50 %, sementara untuk bangunan rumah dengan KDB sebesar 80
%.
B a b 4 | H a l a m a n 259
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 260
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6.
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kondisi karakteristik Kecamatan Marpoyan
Damai dilihat dari berbagai aspek, diantaranya aspek sosial kependudukan, aspek sosial
budaya, aspek daya dukung dan daya tampung, aspek kesesuaian lahan, aspek
kelembagaan serta aspek pembiayaan pembangunan.
BAB 15. Peran Dan Kedudukan Wilayah Perencanaan Dalam Konstelasi Nasional
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah suatu tatanan untuk
memadukan pembangunan yang berkelanjutan, sehubungan dengan itu Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional yang berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan
nasional merupakan matra spasial di dalam pembangunan ruang nasional yang
mencakup pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pelestarian
lingkungan hidup yang dapat dilakukan secara aman, tertib, efektif, dan efisien.
B a b 4 | H a l a m a n 261
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau
melayani beberapa provinsi. Sedangkan dalam RTR Pulau Sumatera, Kota
Pekanbaru ditetapkan sebagai pusat koleksi dan distribusi skala nasional terutama
pada wilayah Sumatera bagian Tengah dan dalam RTRW Provinsi Riau ditetapkan
sebagai kawasan strategis provinsi dari sudut pertumbuhan ekonomi. Dengan
demikian Kota Pekanbaru dapat berperan sebagai pintu gerbang pelayanan
distribusi (jasa) skala nasional maupun internasional. Terlebih dengan keberadaan
sarana bandar udara internasional Bandara Sultan Syarif Kasim II.
BAB 16. Peran Dan Kedudukan Wilayah Perencanaan Dalam Konstelasi Provinsi
Riau
Pembagian Wilayah Pengembangan Kota Pekanbaru sebagai gerbang
utama Provinsi Riau memiliki tema pengembangan mengendalikan pembangunan
dengan mengoptimalkan fungsi pemerintahan di tingkat pusat dan daerah dengan
arah pengembangan meliputi:
B a b 4 | H a l a m a n 262
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 263
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
BAB 18.4.2 Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan Perencanaan
18.1 4..2.1 Analisa Urban Desain
1. Node (titik)
2. Paths (koridor)
3. Edges (batas)
4. Linkage (penghubung)
5. Landmark (penanda)
B a b 4 | H a l a m a n 264
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sedangkan urban desain menurut Hamid Shirvani, ditentukan oleh 7 elemen, yaitu:
1. Land Use
Yang dimaksud dengan land use adalah tata guna lahan. Terkait dengan land use
ini Kecamatan Marpoyan Damai mempunyai fungsi dan jenis kegiatan:
1. Permukiman
2. Pariwisata
3. Industri
4. Perdagangan dan jasa
5. Pendidikan
6. Pertanian
7. Pertambangan
8. Peternakan, dan
9. Perikanan
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hal building mass and massing ini
adalah kesan atau tema apa yang akan ditampilkan, hal ini terkait dengan
tampilan dan konfingurasi bangunan di sepanjang koridor jalan. Hal ini juga
harus memperhatikan penentuan warna yang digunakan pada bangunan,
material, tekstur dan bentuk fasade yang direncanakan.
B a b 4 | H a l a m a n 265
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
4. Open Space
Open Space dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan antara elemen lansekap,
hardscape (jalan, pedestrian, dan sebagainya), taman, dan ruang rekreasi di area
urban. Open space ini merupakan area ruang terbuka yang disediakan untuk area
penghijauan suatu kawasan. Open space dalam suatu kota disamping dapat
difungsikan sebagai area hijau juga dapat difungsikan sebagai area rekreasi
untuk melepas lelah sejenak maupun untuk bersantai menikmati alam. Sehingga
perencanaan open space ini harus diperhatikan dengan memperhatikan aspek
skala manusia sehingga tercipta area ruang luar yang nyaman.
5. Pedestrian ways
Area pejalan kaki ini merupakan area yang disediakan untuk pejalan kaki. Dalam
hal ini perlu adanya pemisahan yang jelas antara jalan raya untuk kendaraan
bermotor dan untuk jalan pejalan kaki. Jalan untuk pejalan kaki dapat dipisahkan
secara tegas dengan jalur jalan untuk kendaraan bermotor.
Area pedestrian ini merupakan salah satu elemen ruang luar yang membentuk
wajah kota. Area sepanjang pedestrian ini merupakan koridor untuk pejalan
kaki, sehingga bangunan yang ada disamping kiri kanan pedestrian tersbut
diusahakan mempunyai ketinggian yang proporsi dengan skala manusia,
sehingga dapat tetap dinikmati oleh pejalan kaki ketika melintasi koridor
tersebut.
Disamping itu area ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga member
kenyamanan pada pejalan kaki yang melintas. Selain itu juga dapat ditambahkan
elemen lansekap berupa tanaman didalam pot yang ditata sepanjang jalur
pedestrian dan jalan raya, sehingga secara tidak langsung menjadi pemisah
antara jalur pejalan kaki dengan jalur kendaraan bermotor.
B a b 4 | H a l a m a n 266
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6. Activity Support
Activity support dalam hal ini adalah pendukung aktifitas dalam suatu urban
desain. Pendukung aktifitas yang dapat membuat daerah urban desain menjadi
lebih hidup. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya suatu area pendukung
kegiatan yang mendukung kegiatan fungsi utama pada suatu kawasan. Sebagai
contoh area pendukung untuk area open space berupa area bermain, tempat
makan, tempat ibadah, tempat rekreasi, maupun tempat parker yang berada
dekat dengan lokasi open space, sehingga mudah dalam pencapaian.
7. Signage
Signage adalah suatu penanda atau iklan akan suatu produk berisi tentang suatu
informasi yang dicoba disampaikan secara langsung maupun tidak langsung
kepada masyarakat. Dalam hal ini signage memegang peranan yang cukup
penting pada suatu perencanaan urban desain. Perletakan maupun ukuran dari
papan iklan maupun billboard ikut berpengaruh pada wajah pada suatu penggal
jalan. Penentuan ukuran, warna dan lokasi perletakan merupakan beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam signage.
Signage ini memegang peranan yang cukup penting dalam membentuk wajah
suatu penggal jalan, sehingga perlu diperhatikan jarak, ukuran, warna, lokasi
perletakannya sehingga dapat memberi ciri suatu kawasan sesuai dengan tema
yang ingin dibangun atas suatu kota.
8. Preservation
Preservasi dalam hal ini adalah pembentukan suatu urban desain dengan
memperhatikan tema maupun bangunan yang perlu dilestarikan karena sejarah
umur bangunan tersebut, disamping itu juga preservasi terhadap kagiatan yang
terjadi pada suatu wilayah sehingga dapat memperkaya suatu kawasan maupun
menjadi ciri khas dari suatu kawasan.
B a b 4 | H a l a m a n 267
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
18.3 4.2.3 Analisa Kepadatan Bangunan (KDB) dan Ketinggian Lantai Bangunan (KLB)
Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan Marpoyan Damai mempunyai kepadatan
bangunan yang bervariasi karena setiap desa/kelurahan mempunyai perbedaan
potensi lahan serta pertumbuhan yang berbeda pula.
B a b 4 | H a l a m a n 268
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Penentuan nilai KDB ini pada setiap blok kawasan dilakukan dengan
mempertimbangkan hal-hal seperti:
Kelurahan Tangkerang
1 50-100% 0,5-3,0
Barat 40-60% 0,4-1,2
Kelurahan Tangkerang
2 50-100% 0,5-3,0
Tengah 40-60% 0,4-1,2
Kelurahan Sidomulyo
5 50-100% 0,5-3,0
Timur 40-60% 0,4-1,2
Kelurahan Perhentian
6 50-100% 0,5-3,0
Marpoyan 40-60% 0,4-1,2
B a b 4 | H a l a m a n 269
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja), Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Ruang
Pengawasan Jalan (Ruwasja)
Kecamatan Marpoyan Damai dilalui oleh beberapa ruas jalan, antara lain:
B a b 4 | H a l a m a n 270
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
4.1.1 Tabel 4.2 Arahan Rumaja, Rumija, dan Ruwasja di Kecamatan Marpoyan Damai
Rumaja Rumija Ruwasja
No Klasifikasi Jalan
(m) (m) (m)
Arteri Primer
a. Pusat Perbelanjaan 15 - 20 20 – 25 8 – 15
2 b. Perumahan 15 – 20 20 – 25 5 – 10
c. Perdagangan 15 – 20 20 – 25 0 – 10
d. Fasilitas Umum 15 – 20 20 – 25 5 – 10
Kolektor Primer
a. Pusat Perbelanjaan 10 - 15 10 - 15 5 – 10
3 b. Perumahan 10 - 15 10 - 15 5 – 10
c. Perdagangan 10 - 15 10 - 15 0 – 10
d. Fasilitas Umum 10 - 15 10 - 15 5 – 10
Lokal Primer
4 b. Perumahan 8 – 12 8 – 12 4-7
c. Perdagangan 8 – 12 8 – 12 5 – 10
d. Fasilitas Umum 8 – 12 8 – 12 5 - 10
Sumber: RTRW Kota Pekanbaru Tahun 2014 - 2034 dan Analisa Konsultan, Tahun 2018
B a b 4 | H a l a m a n 271
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
18.4.1.3 Tabel 4.4 Garis Sempadan Sungai (GSS) Kecamatan Marpoyan Damai
No Nama Sungai Karakteristik GSS
B a b 4 | H a l a m a n 272
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
SUTT
No Jenis Fungsi
SUTM SUTR SKTM SKTR
70
150 KV 500 KV
KV
Penimbunan Bahan
3
Bakar 50 m 50 m 50 m 2,5 m 1,5 m 0,5 m 0,3 m
Jembatan
10 Besi/Tangga
Besi/Kereta Listrik 3m 10 m 8,5 m - - - -
Pipa Minyak
12
Pertamina - - - - - - -
13 Pipa Gas - - - - - - -
14 Pipa/Saluran Telkom - - - - - - -
B a b 4 | H a l a m a n 273
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
sering terjadi banjir. Sementara di daerah perbukitan sebagian telah diusahakan sebagai
kawasan pertanian dan perkebunan. Beberapa variabel yang dipergunakan untuk analisis fisik
menggunakan nilai skoring berdasarkan kemiringan lahan.
Setiap faktor yang dinilai dikelaskan ke dalam lima kelas yaitu kelas 1,2,3,4, dan 5 yang
langsung dianggap sebagai nilai (skor) dari faktor tersebut. Total skor dari suatu wilayah
diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil kali antara nilai skor (kelas faktor) dengan angka
pembobotan. Besarnya nilai skor (kelas) untuk setiap faktor ditentukan dengan kriteria
(variabel) dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
19.1.1.1 Tabel 4.6 Variabel Penentuan dan Nilai Skoring Kelas Kemiringan Lahan
Prosentase
Kelas Klasifikasi Nilai
Kemiringan
Lahan Topografi Skoring
Lahan
1 0–8% Datar 20
2 8 – 15 % Landai 40
3 15 – 25 % Bergelombang 60
4 25 – 45 % Curam 80
Berdasarkan nilai tersebut di atas tahap selanjutnya dilakukan penilaian terhadap kondisi
fisik di lapangan. Kriteria yang peruntukan berdasarkan kondisi fisik dapat dilihat pada tabel
berikut;
B a b 4 | H a l a m a n 274
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 275
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tahap selanjutnya adalah adalah proses Kesesuaian Lahan, yaitu dengan menggunakan
analisis data grafis lebih dikenal dengan tumpang susun (overlay). Tumpang Susun (overlay)
suatu data grafis adalah menggabungkan antara dua atau lebih data grafis untuk diperoleh data
grafis baru yang memiliki satuan peta gabungan dari dua atau lebih data grafis tersebut. Jadi
akan diperoleh suatu peta baru. Untuk dapat melakukan tumpang susun, semua data grafis
harus memiliki sistem koordinat yang sama. Koordinat yang sama diperoleh dari hasil
transformasi nilai koordinat digitizer ataupun nilai koordinat yang sebenarnya. Dengan
memasukkan nilai koordinat sebenarnya akan diperoleh luasan baku masing-masing unit lahan.
Tumpang susun dapat dilakukan dengan perintah identity, intersect, union dan update. Pada
kegiatan analisis kesesuain lahan, tumpangsusun dilakukan untuk menggabungkan peta unit
lahan dengan peta topografi, peta kelerengan, peta jenis tanah, peta gerakan tanah, peta gempa
bumi, peta sempadan sungai, dan peta sempadan jalan. Untuk lebih jelasnya urutan tahapan
overlay selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Peta Kesesuaian lahan dapat dilihat
pada Gambar 4.2.
OVERLAY Peta
Topografi RTRW
Kelerengan
Gerakan
Tanah
Gempa Bumi
Sempadan
Sungai
Sempadan
Jalan
B a b 4 | H a l a m a n 276
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b) Kriteria teknis:
1) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan harus dilakukan berdasarkan kesesuaian
lahan;
2) Upaya pengalihan fungsi lahan dari kawasan pertanian lahan kering tidak produktif
(tingkat kesuburan rendah) menjadi peruntukan lain harus dilakukan secara selektif
tanpa mengurangi kesejahteraan masyarakat;
3) Kawasan pertanian lahan basah mencakup:
a) Pola tanam: monokultur, tumpangsari, campuran tumpang gilir;
b) Tindakan konservasi berkaitan dengan:
1) Vegetatif: pola tanam sepanjang tahun, penanaman tanaman panen atas air
tersedia dengan jumlah dan mutu yang memadai yaitu 5 - 20 L/detik/ha
untuk mina padi, mutu air bebas polusi, suhu 23 - 30ºC, oksigen larut 3 - 7
ppm, amoniak 0.1 ppm dan pH 5 - 7;
2) Mekanik: pembuatan pematang, teras, dan saluran drainase.
4) Kawasan pertanian lahan kering mencakup:
a) Kemiringan 0 - 6%: tindakan konservasi secara vegetatif ringan, tanpa tindakan
konservasi secara mekanik;
b) Kemiringan 8 - 15%:
1) Tindakan konservasi secara vegetatif ringan sampai berat yaitu pergiliran
tanaman, penanaman menurut kontur, pupuk hijau, pengembalian bahan
organik, tanaman penguat keras;
2) Tindakan konservasi secara mekanik (ringan), teras gulud disertai
tanaman penguat keras;
3) Tindakan konservasi secara mekanik (berat), teras gulud dengan interval tinggi
0,75 – 1,5 m dilengkapi tanaman penguat, dan saluran pembuang air
ditanami rumput.
c) Kemiringan 15 - 40%:
1) Tindakan konservasi secara vegetatif (berat), pergiliran tanaman, penanaman
menurut kontur, pemberian mulsa sisa tanaman, pupuk kandang, pupuk hijau,
sisipan tanaman tahunan atau batu penguat teras dan rokrak;
B a b 4 | H a l a m a n 277
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Keterangan:
Tekstur Tanah Bahaya Erosi Kelas Bahaya Banjir
ak = agak kasar sr = sangat (F)
s = sedang ringan F0 Tanpa
ah = agak halus r = ringan F1 Ringan
h = halus sd = sedang F2 Sedang
k = kasar b = berat F3 Agak Berat
sb = sangat berat F4 Berat
B a b 4 | H a l a m a n 279
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 280
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk pendukung, luas
lantai dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan penyelesaian;
7) Penyediaan kebutuhan sarana ruang terbuka, taman, dan lapangan olah raga di kawasan
peruntukan permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah
penduduk pendukung, luas lahan minimal, radius pencapaian, dan kriteria lokasi dan
penyelesaian;
8) Penyediaan kebutuhan sarana perdagangan dan niaga di kawasan peruntukan
permukiman yang berkaitan dengan jenis sarana yang disediakan, jumlah penduduk
pendukung, luas lantai dan luas lahan minimal, radius pencapaian, serta lokasi dan
penyelesaian;
9) Pemanfaatan kawasan perumahan merujuk pada SNI 03 - 1733 - 2004 tentang Tata
Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, serta Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum,
dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah;
10) Dalam rangka mewujudkan kawasan perkotaan yang tertata dengan baik, perlu
dilakukan peremajaan permukiman kumuh yang mengacu pada Instruksi Presiden
Nomor 5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kampung Kota.
B a b 4 | H a l a m a n 281
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
4) Jenis industri yang dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan dan memenuhi
kriteria ambang limbah yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup;
5) Pengelolaan limbah untuk industri yang berkumpul di lokasi berdekatan sebaiknya
dikelola secara terpadu;
6) Pembatasan pembangunan perumahan baru di kawasan peruntukan i ndustri;
7) Harus memenuhi syarat AMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku;
8) Memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitar kawasan i ndustri;
9) Pembangunan kawasan industri minimal berjarak 2 Km dari permukiman dan
berjarak 15-20 Km dari pusat kota;
10) Kawasan industri minimal berjarak 5 Km dari sungai tipe C atau D;
11) Penggunaan lahan pada kawasan industri terdiri dari penggunaan kaveling industri,
jalan dan saluran, ruang terbuka hijau, dan fasilitas penunjang. Pola penggunaan
lahan pada kawasan industri secara teknis dapat dilihat pada Tabel berikut;
12) Setiap kawasan industri, sesuai dengan luas lahan yang dikelola, harus mengalokasikan
lahannya untuk kaveling industri, kaveling perumahan, jalan dan sarana penunjang,
dan ruang terbuka hijau. Alokasi lahan pada Kawasan Industri dapat dilihat pada Tabel
berikut;
B a b 4 | H a l a m a n 282
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
13) Kawasan Industri harus menyediakan fasilitas fisik dan pelayanan umum. Standar teknis
pelayanan umum dan fasilitas fisik di kawasan industri.
b) Kriteria teknis
1) Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam untuk kegiatan
B a b 4 | H a l a m a n 283
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
pariwisata alam dilaksanakan sesuai dengan asas konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya;
2) Pemanfaatan kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam untuk
sarana pariwisata alam diselenggarakan dengan persyaratan sebagai berikut:
a) Bentuk bangunan bergaya arsitektur setempat;
b) Tidak mengubah bentang alam yang ada;
c) Tidak mengganggu pandangan visual.
3) Pihak-pihak yang memanfaatkan kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan
Taman Wisata Alam untuk kegiatan pengusahaan pariwisata alam harus menyusun
Rencana Karya Pengusahaan Pariwisata Alam yang dilengkapi dengan AMDAL
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4) Pemanfaatan kawasan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam untuk
kegiatan pengusahaan pariwisata alam diberikan untuk jangka waktu paling lama
30 tahun sesuai dengan jenis kegiatannya;
5) Jenis-jenis usaha sarana pariwisata alam yang dapat dilakukan dalam kawasan Taman
Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam meliputi kegiatan usaha:
a) akomodasi seperti pondok wisata, bumi perkemahan, karavan, dan penginapan;
b) makanan dan minuman;
c) sarana wisata tirta;
d) angkutan wisata;
e) cenderamata;
f) sarana wisata budaya.
6) Dalam rangka pelestarian nilai-nilai budaya setempat, pemerintah daerah dapat
menetapkan kawasan, lingkungan dan atau bangunan sebagai lingkungan dan
bangunan cagar budaya sebagai kawasan pariwisata budaya. Penetapannya dilakukan
apabila dalam suatu kawasan terdapat beberapa lingkungan cagar budaya yang
mempunyai keterkaitan keruangan, sejarah, dan arkeologi;
7) Penetapan kawasan, lingkungan dan atau bangunan bersejarah sebagai kawasan
pariwisata oleh Pemerintah Kota/Kabupaten berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
8) Kriteria, tolak ukur, dan penggolongan lingkungan cagar budaya berdasarkan
kriteria nilai sejarah, umur, keaslian, dan kelangkaan. Sedangkan kriteria
penggolongan bangunan cagar budaya berdasarkan kriteria nilai sejarah, umur,
keaslian, kelangkaan, ten geran/landmark, dan arsitektur. Kriteria dan tolak ukur
tersebut adalah sebagai berikut:
B a b 4 | H a l a m a n 284
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 285
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sebagai salah satu kota yang penting dan berpenduduk relatif padat, maka sebagian
besar lahan di Kecamatan Marpoyan Damai digunakan sebagai lahan perumahan. Penggunaan
lahan untuk kegiatan-kegiatan lainnya antara lain industri, perdagangan dan jasa, pendidikan
serta pertanian.
Pada situasi menghadapi berbagai masalah fisik alam tersebut, tuntutan kebutuhan air
bersih, kualitas udara yang baik, kenyamanan, ruang terbuka hijau, ketuntasan penanganan
sampah, kebutuhan pemukiman, sarana dan prasarana semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk dan aktivitasnya.
Permasalahan lingkungan fisik alam tersebut pada dasarnya bukan hanya tantangan Kecamatan
Marpoyan Damai saja, namun juga tantangan pada umumnya. Permasalahan di salah satu
wilayah tersebut dapat membawa dampak pada wilayah lainnya. Karena itu untuk penanganan
masalah dan pemenuhan kebutuhan di Kecamatan Marpoyan Damai memerlukan sinergitas
kecamatan lainnya.
B a b 4 | H a l a m a n 286
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 287
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 288
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berdasarkan data sekunder yang didapat, kondisi penduduk di Kecamatan Marpoyan Damai
yang sebagian besar merupakan masyarakat Muslim, maka suasana kehidupan sosial
kemasyarakatan penduduk di kecamatan tersebut umumnya diwarnai dengan nilai-nilai
spiritualitas keagamaan yang cukup tinggi seperti masih adanya pengadaan lomba MTQ yang
mana Kecamatan Marpoyan Damai meraih juara umum pertama, hal itu tentunya dapat menjadi
suatu kebanggaan bagi penduduk yang ada, artinya masyarakat disana masih ikut aktif dalam
melakukan kegiatan sosial keagamaan.
Kecamatan Marpoyan Damai ditetapkan menjadi Juara Umum Musabaqoh Tillawatil Quran
(MTQ) ke 50 Kota Pekanbaru tahun 2017 yang diselenggarakan di Taman Rekreasi Alam
Mayang, Kecamatan Tenayan Raya.
B a b 4 | H a l a m a n 289
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
BAB 21.
4.5 Analisis Dan Proyeksi Kependudukan
21.1 4.5.1 Analisis Kuantitas Kependudukan Kecamatan Marpoyan Damai
A. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu
wilayah di masa yang akan datang.
Dimana:
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan
penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
B a b 4 | H a l a m a n 290
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
21.1.1.1 Table 4.11 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Marpoyan Damai, Tahun 2009-2018
Laju Pertumbuhan Penduduk Laju
Rata- Pertumbuhan
No. Kelurahan 2009- 2010- 2011- 2012- 2013- 2014- 2015- 2016- 2017- Klasifikasi
rata Penduduk
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
(%)
Tangkerang
1 0.002 0.016 0.029 0.010 0.009 0.008 -0.060 0.025 0.003 0.004 0.4 Rendah
Tengah
Tangkerang
2 0.024 0.037 0.057 0.012 0.012 0.011 -0.059 0.025 0.009 0.014 1.4 Tinggi
Barat
3 Maharatu 0.014 0.004 0.032 0.012 0.012 0.009 -0.060 0.025 -0.640 -0.065 -6.5 Rendah
Sidomulyo
4 0.002 0.014 0.037 0.020 0.019 0.009 -0.059 0.025 0.004 0.007 0.7 Rendah
Timur
5 Wonorejo 0.013 0.018 0.047 0.002 -0.007 0.003 -0.060 0.025 -0. 0.005 0.5 Rendah
Perhentian
6 - - - - - - - - - - - -
Marpoyan
Sumber: Hasil Analisis, 2019
B a b 4 | H a l a m a n 291
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Didapat dari hasil analisis laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Marpoyan Damai
yang memiliki klasifikasi tinggi yaitu hanya di Kelurahan Tangkerang Barat dengan rata-rata
pertumbuhan penduduknya yaitu 1.52 % yang artinya pertumbuhan penduduk di Kelurahan
tersebut positif atau terjadi pertambahan penduduk yang tinggi dari tahun 2009 sampai 2017.
Selanjutnya untuk Kelurahan Tangkerang Tengah memiliki laju pertumbuhan penduduk sebesar
0.48 % atau 1 % yang berarti r > 0 artinya terjadi penambahan, untuk Kelurahan Maharatu
sebesar 0.59 % yang berarti r > 0, Kelurahan Sidomulyo Timur dengan LPP sebesar 0.82 %,
Kelurahan Wonorejo dengan LPP 0.53 %. Dan terakhir dengan klasifikasi rendah yaitu di
Perhentian Marpoyan dengan LPP sebesar 0.59. Maka, di Kecamatan Marpoyan Damai rata-rata
laju pertumbuhan penduduknya mengalami pertambahan dari tahun sebelumnya karen r > 0.
B a b 4 | H a l a m a n 292
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 293
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
A. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas kota, sehingga
akan dihasilkan besar beban kota dalam menanggung dan melayani penduduknya. Tingkat
kepadatan penduduk merupakan suatu metode analisis untuk mengetahui kepadatan penduduk
(jiwa/ha).
Kepadatan
Luas Jumlah
No. Kelurahan Penduduk Klasifikasi
(Ha) Penduduk
(Jiwa/Ha)
1 Tangkerang Tengah 432.04 35.062 81 Sedang
2 Tangkerang Barat 527.96 18.943 36 Rendah
3 Maharatu 812.40 32.610 40 Rendah
4 Sidomulyo Timur 721.54 27.372 38 Rendah
5 Wonorejo 127.85 20.539 161 Tinggi
Perhentian
6 427.91 18.059 42 Rendah
Marpoyan
Jumlah 3049.7 152.585 50 -
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Dari tabel dan grafik diatas, dimana kepadatan penduduk yang memiliki klasifikasi
tinggi yaitu berada di Kelurahan Wonorejo dengan kepadatan 139 Jiwa/Ha. Hal tersebut
dikarenakan luas wilayah yang ada belum dapat menampung jumlah penduduk di Kelurahan
Wonorejo. Selanjutnya untuk kepadatan dengan klasifikasi sedang hanya di Kelurahan
B a b 4 | H a l a m a n 294
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tangkerang Tengah sebesar 84 Jiwa/Ha. Kecamatan Marpoyan Damai ini didominasi dengan
kepadatan penduduk yang rendah.
B a b 4 | H a l a m a n 295
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 296
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 297
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Bila angka TPAK kecil, maka dapat diduga bahwa penduduk usia kerja
banyak yang tergolong bukan angkatan kerja, baik yang sedang sekolah maupun
mengurus rumah tangga dan lainnya.
.2.1.1 Table 4.14 Jumlah Penduduk Lapangan Kerja, Kecamatan Marpoyan Damai
Maka dari itu, Tingkat Partisipasi angkatan Kerja di Kecamatan Marpoyan Damai
yaitu :
= 57 %
B a b 4 | H a l a m a n 298
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Keterangan:
Pembilang : Masyarakat terlayani pada akhir tahun perncapaian SPM adalah jumlah
kumulatif masyarakat yang mendapatkan akses terhadap air minum yang aman
melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi
di dalam sebuah Kabupaten/Kota pada akhir pencapaian SPM.
Sumber: Permen PU Nomor 14 Tahun 2010
Standar kebutuhan air minum minimal menurut Permen PU Nomor 01 tahun 2014
adalah 150 liter/orang/hari (kebutuhan air minum domestik perkotaan). Berikut
merupakan kebutuhan air minum per kelurahan di Kecamatan Marpoyan Damai :
B a b 4 | H a l a m a n 299
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
memiliki kondisi baik sebesar 92,2% dan untuk kondisi kurang baik/agak rusak
yaitu sebesar 7,8%. Dalam RTRW Kota Pekanbaru terdapat rencana pengelolaan
limbah dengan system on site pada sebagian wilayah Kecamatan marpoyan Damai,
dan Rencana pengelolaan limbah off site pengolahan diarahkan dengan
menggunakan centralized sewerage system yang meliputi Kecamatan Marpoyan
Damai.
Maka, untuk volume timbulan lumpur tinja pada tahun 2017 sebesar 1.91 m3/hari
dengan penduduk yang terlayani 127.346 jiwa
B a b 4 | H a l a m a n 300
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tahun 2017
Jumlah
Jumlah Vol Timbulan
No Kelurahan Penduduk
Penduduk Sampah
Terlayani
(jiwa) (ltr/hari)
(90%) (jiwa)
Marpoyan
Jumlah 152.585 137.327 313.104
Sumber : Hasil Analisis, 2018
SPM =
Keterangan :
B a b 4 | H a l a m a n 301
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 302
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tingkat Kebutuhan =
B a b 4 | H a l a m a n 303
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
23.1.1.1 Table 4.22 Tingkat Pelayanan Sarana Pendidikan di Kecamatan Marpoyan Damai, 2017
Tingkat
Jumlah Standar Jumlah Pelayanan
Jumlah Jenis Tingkat
Yang Penduduk yang Sarana
No Kelurahan Penduduk Sarana Pelayanan Keterangan Bobot Skor
Ada Pendukung Seharusnya Pendidikan
(jiwa) (unit) (%)
(Unit) (jiwa) (Unit) Skala
Kelurahan
TK 14 1.250 28 50 Sedang 2
Tangkerang SD 5 1.600 22 23 Rendah 1
1 35062 5 Rendah
Tengah SMP 3 4.800 7 41 Rendah 1
SMA 2 4.800 7 27 Rendah 1
TK 6 1.250 15 40 Sedang 2
SD 9 1.600 12 76 Tinggi 3
2 Tangkerang Barat 18943 10 Tinggi
SMP 2 4.800 4 51 Sedang 2
SMA 4 4.800 4 100 Tinggi 3
TK 14 1.250 26 54 Tinggi 3
SD 8 1.600 20 39 Rendah 1
3 Maharatu 32610 10 Tinggi
SMP 8 4.800 7 100 Tinggi 3
SMA 6 4.800 7 88 Tinggi 3
TK 16 1.250 22 73 Tinggi 3
SD 11 1.600 17 64 Tinggi 3
4 Sidomulyo Timur 27372 10 Tinggi
SMP 4 4.800 6 70 Sedang 1
SMA 8 4.800 6 100 Tinggi 3
TK 5 1.250 16 30 Rendah 1
SD 4 1.600 13 31 Rendah 1
5 Wonorejo 20539 5 Rendah
SMP 1 4.800 4 23 Rendah 1
SMA 3 4.800 4 70 Sedang 2
6 Perhentian 18059 TK 3 1.250 14 21 Rendah 1 4 Rendah
Marpoyan SD - 1.600 - - Rendah 1
B a b 4 | H a l a m a n 304
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tingkat
Jumlah Standar Jumlah Pelayanan
Jumlah Jenis Tingkat
Yang Penduduk yang Sarana
No Kelurahan Penduduk Sarana Pelayanan Keterangan Bobot Skor
Ada Pendukung Seharusnya Pendidikan
(jiwa) (unit) (%)
(Unit) (jiwa) (Unit) Skala
Kelurahan
SMP - 4.800 - - Rendah 1
SMA 1 4.800 4 25 Rendah 1
Sumber : Hasil Analisis, 2018
B a b 4 | H a l a m a n 305
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dari data tabel dan grafik diatas, tingkat pelayanan sarana pendidikan di Kecamatan
Marpoyan Damai yang memiliki skor pelayanan tinggi yaitu di Kelurahan Tangkerang Barat,
Maharatu dan Sidomulyo Timur, sementara untuk pelayanan di Kelurahan Tangkerang Tengah,
Wonorejo dan Perhentian Marpoyan rendah, hal itu dikarenakan pelayanan untuk kelurahan
tersebut telah terlayani di kelurahan lain.
B a b 4 | H a l a m a n 306
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 307
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2. Sarana Kesehatan
23.1.1.2 Table 4.23 Tingkat Pelayanan Sarana Kesehatan di Kecamatan Marpoyan Damai, 2017
Tingkat
Pelayana
Standar Jumlah
Jumlah Jumla Tingkat n Sarana
Jenis Sarana Penduduk yang Keteranga Bobo Sko
No Kelurahan Pendudu h Yang Pelayana Kesehata
(unit) Pendukun Seharusny n t r
k (jiwa) Ada n (%) n Skala
g (jiwa) a
Keluraha
n
Balai
4 2.500 14 29 Rendah 1
Pengobatan
Rumah Sakit 0 240.000 0 0 Rendah 1
Tangkerang
1 35062 Puskesmas 1 120.000 0 100 Tinggi 3 11 Sedang
Tengah
Rumah Sakit
4 30.000 1 100 Tinggi 3
Bersalin
Praktek Dokter 27 5.000 7 100 Tinggi 3
Balai
4 2.500 8 53 Tinggi 3
Pengobatan
Rumah Sakit 1 240.000 0 100 Tinggi 3
Tangkerang
2 18943 Puskesmas 0 120.000 0 0 Rendah 1 13 Tinggi
Barat
Rumah Sakit
2 30.000 1 100 Tinggi 3
Bersalin
Praktek Dokter 9 5.000 4 100 Tinggi 3
Balai
6 2.500 13 46 Tinggi 3
Pengobatan
Rumah Sakit 1 240.000 0 100 Tinggi 3
3 Maharatu 32610 Puskesmas 1 120.000 0 100 Tinggi 3 15 Tinggi
Rumah Sakit
3 30.000 1 100 Tinggi 3
Bersalin
Praktek Dokter 15 5.000 7 100 Tinggi 3
B a b 4 | H a l a m a n 308
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tingkat
Pelayana
Standar Jumlah
Jumlah Jumla Tingkat n Sarana
Jenis Sarana Penduduk yang Keteranga Bobo Sko
No Kelurahan Pendudu h Yang Pelayana Kesehata
(unit) Pendukun Seharusny n t r
k (jiwa) Ada n (%) n Skala
g (jiwa) a
Keluraha
n
Balai
4 2.500 11 37 Sedang 2
Pengobatan
Rumah Sakit 1 240.000 0 100 Tinggi 3
Sidomulyo
4 27372 Puskesmas 0 120.000 0 0 Rendah 1 12 Tinggi
Timur
Rumah Sakit
1 30.000 1 100 Tinggi 3
Bersalin
Praktek Dokter 32 5.000 5 100 Tinggi 3
Balai
2 2.500 8 24 Rendah 1
Pengobatan
Rumah Sakit 1 240.000 0 100 Tinggi 3
5 Wonorejo 20539 Puskesmas 0 120.000 0 0 Rendah 1 11 Sedang
Rumah Sakit
2 30.000 1 100 Tinggi 3
Bersalin
Praktek Dokter 13 5.000 4 100 Tinggi 3
Balai
0 2.500 0 0 Rendah
Pengobatan 1
Rumah Sakit 0 240.000 0 0 Rendah 1
Perhentian
6 18059 Puskesmas 0 120.000 0 0 Rendah 1 7 Rendah
Marpoyan
Rumah Sakit
0 30.000 0 0 Rendah 1
Bersalin
Praktek Dokter 4 5.000 4 100 Tinggi 3
Sumber: Hasil Analisis, 2018
B a b 4 | H a l a m a n 309
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berdasarkan tabel dan grafik diatas sarana kesehatan di Kecamatan Marpoyan Damai
didominasi dengan klasifikasi tinggi yang artinya pelayanan kesehatan di kecamatan tersebut
sudah terlayani, yaitu di Kelurahan Tangkerang Barat, Maharatu dan Sidomulyo Timur. Hanya
pada Kelurahan perhentian Marpoyan yang memiliki klasifikasi rendah, sementara kelurahan
Wonorejo dan Tangkerang tengah berada di pelayanan dengan klasifikasi sedang.
B a b 4 | H a l a m a n 310
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 311
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
3. Sarana Peribadatan
23.1.1.3 Table 4.24 Tingkat Pelayanan Sarana Peribadatan di Kecamatan Marpoyan Damai, 2017
Tingkat
Standar Pelayanan
Jumlah Jenis Jumlah Jumlah Tingkat
Penduduk Sarana
No Kelurahan Penduduk Sarana Yang yang Pelayanan Keterangan
Pendukung Peribadatan
(jiwa) (unit) Ada Seharusnya (%)
(jiwa) Skala
Kelurahan
Masjid 28 2.500 14 100 Tinggi
1 Tangkerang Tengah 35.062 Tinggi
Musholla 4 250 140 3 Rendah
Masjid 24 2.500 8 100 Tinggi
2 Tangkerang Barat 18.943 Tinggi
Musholla 2 250 76 3 Rendah
Masjid 20 2.500 13 100 Tinggi
3 Maharatu 32.610 Tinggi
Musholla 5 250 130 4 Rendah
Masjid 18 2.500 11 100 Tinggi
4 Sidomulyo Timur 27.372 Tinggi
Musholla 4 250 109 4 Rendah
Masjid 6 2.500 8 73 Sedang
5 Wonorejo 20.539 Sedang
Musholla 2 250 82 2 Rendah
Perhentian Masjid 9 2.500 7 100 Tinggi
6 18.059 Tinggi
Marpoyan Musholla 3 250 72 4 Rendah
Sumber : Hasil Analisis, 2018
B a b 4 | H a l a m a n 312
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 313
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 314
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 315
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2. Sarana Kesehatan
B a b 4 | H a l a m a n 316
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Proyeksi Kebutuhan
Jumlah penduduk Standar Penduduk
No Kelurahan Sarana Pendidikan
Pendukung (jiwa)
2022 2027 2032 2037 2022 2027 2032 2037
Puskesmas 120.000 0 0 0 0
Rumah Sakit
Bersalin 30.000 1 1 1 1
Praktek
Dokter 5.000 4 5 5 6
Sumber : Hasil Analisis, 2018
3. Sarana Peribadatan
B a b 4 | H a l a m a n 317
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
1. Industri
Di Kecamatan Marpoyan Damai terdapat 355 usaha Industri kerajinan kecil, 5 usaha
Industri sedang dan 3 usaha Industri besar yang tersebar di lima kelurahan. Dilihat dari
jumlah tenaga kerja di Kelurahan Tangkerang Tengah terdapat tenaga kerja 952 orang,
Kelurahan Tangkerang Barat yang terdapat tenagan kerja 1.017 orang, Kelurahan Maharatu
yang terdap tenaga kerja 2.235 orang, Kelurahan Sidomulyo Timur yang terdapat tenaga
kerja 727 orang, Kelurahan Sukaramai dan Kelurahan Wonorejo yang terdapat tenaga kerja
986 orang. Industri besar yang berada di Kecamatan Marpoyan Damai yaitu : Industri
Pembuatan Mei dan Industri Kayu Lapis di Kelurahan Maharatu serta Industri Karet di
Kelurahan Wonorejo.
Usaha kerajinan Batu Alam mrupakan cabang usaha yang sangat prospektif untuk
diusahakan di Kecamatan Marpoyan Damai, ini dapat dilihat dari banyaknya usaha kerajinan
batu alam yang telah berdiri dan akan didirikan di tempat-tempat yang dianggap dapat
menarik konsumen lebih banyak.
Di Kecamatan Marpoyan Damai usaha kerajinan Batu Alam relatif banyak berlokasi
disepanjang jalan Arifin Ahmad, yaitu 10 unit usaha kerajinan Batu Alam. Hal ini didasari
karena disekitar lokasi usaha banyak terdapat bangunan-bangunan baru.
B a b 4 | H a l a m a n 318
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kegiatan perdagangan dan jasa pada umumnya berskala lokal yakni hanya
melayani wilayah Kecamatan Marpoyan Damai. Sektor ini telah berkembang seiring
dengan perkembangan kegiatan industri dan perumahan di wilayah perencanaan.
Berdasarkan kondisi eksisting, kegiatan perdagangan dan jasa di Kecamatan
Marpoyan Damai memiliki karakteristik perkembangan yang dipengaruhi oleh
aksesibilitas. Hal ini terlihat pada jalan-jalan utama di wilayah perencanaan, seperti
jl. Arifin Ahmad - Jl. Kaharudin Nasution - Jl. Tuanku Tambusai.
B a b 4 | H a l a m a n 319
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
a. Pada Jalan Raya Tuanku Tambusai dan Jl. Kaharudin Nasution, kegiatan
perdagangan sangat bervariasi dan bercampur dengan kegiatan permukiman
dan industri dengan jenis perdagangan seperti pertokoan, rumah makan,
material, akan tetapi secara eksistensi kegiatan-kegiatan perdagangan di
sepanjang Jl. Raya Tuanku Tambusai dan Jl. Kaharudin Nasution yang
melintasi Kecamatan Marpoyan Damai, tidak sedikit yang telah beralih fungsi
menjadi kegiatan industri dan bahkan terdapat pula kegiatan perdagangan
yang telah mati.
b. Kegiatan perdagangan di Jl. Arifin Ahmad memiliki karakteristik perdagangan
yang lebih sederhana, yaitu kegiatan kerajinan lokal dengan jenis
perdagangan batu alam dengan lokasi perdagangan yang bercampur (mix use)
dengan kegiatan permukiman.
Kegiatan perdagangan di lingkungan perumahan pada umumnya berupa
ruko (rumah dan toko), yang berlokasi di depan lingkungan perumahan-
perumahan. Kegiatan perdagangan ini mempunyai skala pelayanan utamanya
adalah masyarakat yang ada di lingkungan perumahan dan di sekitar
perumahan.
Kegiatan pasar tradisional yang terletak di ruas jalan Jend. Sudirman - Jl.
Arifin Ahmad - Jl. Soekarno Hatta yang mempunyai ROW jalan 6.50 meter,
kondisinya masih bercampur dengan kegiatan perdagangan kaki lima. Dengan
adanya kegiatan ini tentunya akan mengganggu karakteristik perjalanan yang
pada akhirnya akan mengganggu arus lalu lintas di jalan tersebut.
B a b 4 | H a l a m a n 320
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 321
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dari data sebaran jenis industri di atas, Kecamatan Marpoyan Damai pada
umumnya didominasi oleh kegiatan industri pengolahan. Kelompok jenis kegiatan
industri ini lokasinya menyebar di beberapa kelurahan yang berada kawasan
perkotaan Kecamatan Marpoyan Damai.
B a b 4 | H a l a m a n 322
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
b. Kegiatan Pergudangan
B a b 4 | H a l a m a n 323
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Kegiatan industri rumah tangga ini termasuk ke dalam industri non polutan.
Jenis industri rumah tangga yang berkembang di Kecamatan Pandaan adalah
konveksi dan industri pakaian. Pola sebarannya terkonsentrasi pada kawasan-
kawasan perumahan di wilayah perkotaan Kecamatan Marpoyan Damai.
B a b 4 | H a l a m a n 324
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 325
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Lanjutan Tabel…
B a b 4 | H a l a m a n 326
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 4 | H a l a m a n 327
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Tahun 2037
Jumlah Kebutuhan
Kebocoran Total Debit Sumber :
Penduduk Air
Hasil Analisis, (15%) (ltr/hari) (ltr/det) 2018
(Jiwa) (ltr/hari)
Maka, untuk tahun 2037 kebutuhan air minum di Kecamatan Marpoyan Damai menjadi
meningkat yaitu sebesar 31.971.900 liter/hari.
B a b 4 | H a l a m a n 328
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dalam RTRW Kota Pekanbaru terdapat rencana pengelolaan limbah dengan system on site pada sebagian wilayah Kecamatan marpoyan
Damai, dan Rencana pengelolaan limbah off site pengolahan diarahkan dengan menggunakan centralized sewerage system yang meliputi
Kecamatan Marpoyan Damai. Berikut ini, tabel proyeksi timbulan limbah pada tahun 2022 sampai 2037.
25.2.1.1 Table 4.29 Proyeksi Volume Timbulan Lumpur Tinja, Tahun 2022
Tahun 2017 2022 Tahun 2027
Jumlah Vol Jumlah Vol Jumlah Vol
No Kelurahan Jumlah Penduduk Lumpur Jumlah Penduduk Lumpur Jumlah Penduduk Lumpur
Penduduk Terlayani Tinja Penduduk Terlayani Tinja Penduduk Terlayani Tinja
(jiwa) (jiwa) (m3/hari) (jiwa) (jiwa) (m3/hari) (jiwa) (jiwa) (m3/hari)
Tangkerang
1 39.669 44.882
Tengah 36.438 29.150 0.44 31.735 0.48 35.906 0.54
Tangkerang
2 21.432 24.248
Barat 32.047 25.638 0.38 17.146 0.26 19.398 0.29
3 Maharatu 31.791 25.433 0.38 36.895 29.516 0.44 41.743 33.394 0.50
Sidomulyo
4 30.968 35.037
Timur 23.108 18.486 0.28 24.774 0.37 28.030 0.42
5 Wonorejo 17.740 14.192 0.21 23.238 18.590 0.28 26.291 21.033 0.32
Perhentian
6 20.943 23.695
Marpoyan 18.059 14.447 0.22 16.754 0.25 18.956 0.28
Jumlah 159.183 127.346 1.91 173.145 138.516 2.08 195.896 156.717 2.35
Lanjutan Tabel…
B a b 4 | H a l a m a n 329
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Lanjutan Tabel….
Maka, untuk proyeksi pada tahun 2037 volume timbulan lumpur tinja di Kecamatan Marpoyan
Damai dihasilkan sebesar 3 m3/hari dengan jumlah penduduk yang terlayani yaitu 200.608 jiwa.
25.3
25.4 4.9.3 Analisis Proyeksi Timbulan Sampah
Pada Tahun 2017 jumlah timbulan sampah di Kecamatan Marpoyan Damai yaitu 313.104
liter/hari dengan jumlah penduduk yang terlayani yaitu 137.327 jiwa.
B a b 4 | H a l a m a n 330
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
5.4.1.2 Table 4.31 Timbulan sampah di Kecamatan Marpoyan Damai, Tahun 2037
Tahun 2037
Jumlah
Vol
Jumlah Penduduk
No Kelurahan Timbulan
Penduduk Terlayani
Sampah
(jiwa) (90%)
(ltr/hari)
(jiwa)
Tangkerang
1
Tengah 57.452 51.707 117.892
2 Tangkerang Barat 31.039 27.935 63.692
3 Maharatu 53.434 48.091 109.647
4 Sidomulyo Timur 44.850 40.365 92.032
5 Wonorejo 33.654 30.289 69.058
Perhentian
6
Marpoyan 30.331 27.298 62.239
Sumber : Hasil Analisis, 2018
B a b 4 | H a l a m a n 331
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dari hasil analisis Proyeksi Kebutuhan rumah di Kecamatan Marpoyan Damai pada tahun 2037 sejumlah 37.945 dengan pembangunan
rumah yang secara swadaya dan yang dibangun oleh developer/pemerintah.
B a b 4 | H a l a m a n 332
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
25.5.1.2 Table 4.33 Kebutuhan Ruang Sarana Pendidikan, Kec. Marpoyan Damai
Taman Kanak-
Sekolah Dasar SLTP SLTA
Jumlah Kanak
Luas Kepadatan
Penduduk Luas Luas Luas Luas
No Kelurahan Wilayah Penduduk
(Jiwa) Jumlah Tiap Jumlah Tiap Jumlah Tiap Jumlah Tiap
(Ha) (Jiwa/Ha)
2037 (Unit) Unit (Unit) Unit (Unit) Unit (Unit) Unit
(M2) (M2) (M2) (M2)
Tangkerang
57.452 432.04 133 45.96 1600 35.91 5.400 11.97 4.050 11.97 4.050
1 Tengah
Tangkerang
31.039 527.96 59 24.83 2400 19.40 7.200 6.47 5.400 6.47 5.400
2 Barat
3 Maharatu 53.434 812.40 66 42.75 2400 33.40 7.200 11.13 5.400 11.13 5.400
Sidomulyo
44.850 721.54 62 35.88 2400 28.03 7.200 9.34 5.400 9.34 5.400
4 Timur
5 Wonorejo 33.654 127.85 263 26.92 1200 21.03 3.600 7.01 2.700 7.01 2.700
Perhentian
30.331 427.91 71 24.26 2400 18.96 7.200 6.32 5.400 6.32 5.400
6 Marpoyan
Sumber : Hasil Analisis, 2018
25.5.1.3 Table 4.34 Kebutuhan ruang Sarana Kesehatan, Kec. Marpoyan Damai
Puskesmas Dan BKIA Dan RS
RS Wilayah Praktek Dokter
Jumlah BP Bersalin
Luas Kepadatan
Penduduk Luas Luas Luas Luas
No Kelurahan Wilayah Penduduk
(Jiwa) Jumlah Tiap Jumlah Tiap Jumlah Tiap Jumlah Tiap
(Ha) (Jiwa/Ha)
2037 (Unit) Unit (Unit) Unit (Unit) Unit (Unit) Unit
(M2) (M2) (M2) (M2)
Tangkerang
57.452 432.04 133 0 129,600 2 3.600 6 2.400 11 1.000
1 Tengah
Tangkerang
31.039 527.96 59 0 172,600 1 4.600 3 3.200 6 1.000
2 Barat
3 Maharatu 53.434 812.40 66 0 172,600 2 4.600 5 3.200 11 1.000
Sidomulyo
44.850 721.54 62 0 172,600 1 4.600 4 3.200 9 1.000
4 Timur
B a b 4 | H a l a m a n 333
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
25.5.1.4 Table 4.35 Kebutuhan Ruang Sarana Peribadatan, Kec. Marpoyan Damai
Jumlah Masjid Lingkungan Langgar
Luas Kepadatan
Penduduk
No Kelurahan Wilayah Penduduk Jumlah Luas Tiap Jumlah
(Jiwa)
(Ha) (Jiwa/Ha) (Unit) Unit (M2) (Unit)
2037
Tangkerang
432.04
1 Tengah 57.452 133 2 2.625 23
2 Tangkerang Barat 31.039 527.96 59 1 3.500 12
3 Maharatu 53.434 812.40 66 2 3.500 21
4 Sidomulyo Timur 44.850 721.54 62 1 3.500 18
5 Wonorejo 33.654 127.85 263 1 1.750 13
Perhentian
427.91
6 Marpoyan 30.331 71 1 3.500 12
Sumber : Hasil Analisis, 2018
B a b 4 | H a l a m a n 334
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Dari hasil tabel kebutuhan ruang sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan perumahan maka didapat hasil luas total kebutuhan ruang
yaitu sebagai berikut :
B a b 4 | H a l a m a n 335
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Maka, untuk luas kebutuhan ruang yang paling besar yaitu di Kelurahan Maharatu
dengan luas kebutuhan ruang yaitu 273 Ha. Sementara untuk total luas kebutuhan ruang
Kecamatan Marpoyan damai yaitu 1236 Ha. Dari luas perumahan maka didapat 30 %
untuk PSU dengan luas sebagai berikut, dimana luas perumahannya sebesar 70 % :
25.5.1.7
Iinf
Ruang Terbuka (%) =
Qinf/Ha
B a b 4 | H a l a m a n 336
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 337
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
KDB blok, dan KDB kawasan, dimana semakin kecil area perencanaan akan semakin ketat
peraturannya dan semakin besar area perencanaan, maka akan semakin luwes ketentuannya.
Namun demikian, KDB kawasan akan menentukan penetapan KDB Blok dan seterusnya.
B a b 1 | H a l a m a n 338
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 339
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Namun demikian, batas ketinggian bangunan rata-rata di suatu wilayah perlu juga
ditetapkan mengingat perhitungan KDB bukan semata-mata hanya untuk lantai dasar bangunan.
Ketentuan mengenai sempadan banguna podium dan sempadan bangunan menara pada gedung
bertingkat tinggi akan menyebabkan luas lantai dasar dengan luas lantai tipikal bangunan
bertingkat menjadi berbeda.
Sama halnya dengan KDB, ketentuan untuk KLB dapat dibedakan antara KLB kavling,
KLB blok dan KLB kawasan. Penentuan KLB kawasan akan menjadi pedoman dalam penetapan
KLB blok, selanjutnya KLB blok akan menjadi pedoman dalam penetapan KLB kavling.
Intensitas pemanfaatan ruang yang menyangkut ketinggian bangunan, diketahui bahwa
kondisi ketinggian bangunan di Kecamatan Marpoyan Damai adalah sebagai berikut :
a. Bangunan 1-2 lantai lantai umumnya tersebar pada setiap kelurahan di Kecamatan
Marpoyan Damai. Namun ditekankan untuk diarahkan pada sekitar area bandara yang
termasuk kedalam KKOP (Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan) yang berada
di Kelurahan Maharatu, kelurahan Perhentian Marpoyan dan sebagian Kelurahan
B a b 1 | H a l a m a n 340
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sidomulyo Timur. Bangunan 1-2 lantai umumnya merupakan permukiman. Hal ini guna
menjaga keselamatan penerbangan Bandara Sultan Syarif Qasim II.
b. Bangunan 3-4 lantai banyak terdapat di Kelurahan Tangkerang Tengah, Tangkerang
Barat, dan Wonorejo. Terutama pada bangunan-bangunan komersial (ruko) yang berada
di sepanjang jalan utama seperti Jalan Arifin Ahmad, Jalan Jend. Sudirman, Jalan Tuanku
Tambusai dan Jalan Sukarno Hatta.
c. Bangunan >4 lantai umumnya dapat di jumpai pada pusat perbelanjaan seperti Pusat
perlengkapan rumah dan keluarga “Living World Pekanbaru”, Rumah Sakit dan Hotel
sepanjang Jalan Jend. Sudirman, Tuanku Tambusai dan Jalan Sukarno Hatta.
B a b 1 | H a l a m a n 341
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 342
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Sementara kawasan perdagangan yang berada di sekitar Jalan Soekarno Hatta, Jalan Arifin
Ahmad, Jalan Sudirman, dan Jalan Kaharudin Nasution dan memilki KDB yang rendah
(15-30%) dan sedang(30-45%). Blok-blok yang memiliki KDB tinggi (45-60%)
terkonsentrasi di sekitar Bandara Sultan Syarif Kasim II seperti di sekitar Jalan Inpres,
Jalan Adi Sucipto dan Jalan Melati. Hal tersebut menandakan perkembangan permukiman
cenderung meninggi semakin dekat dari pusat kota. Semakin mendekati perbatasan,
intensitas bangunan semakin rendah. Posisi Bandara yang berada lebih dekat ke pusat
kota menjadikan kawasan sekitarnya berkembang lebih pesat dari kawasan yang lebih
jauh dari bandara dan pusat kota. Hal tersebut perlu diwaspadai agar tidak menambah
obstacle pada KKOP dan juga meminimalisir dampak dari bahaya kecelakaan pesawat.
Hal lain yang juga berhubungan dengan kelembagaan ini adalah pengembangan
unsur-unsur pelaksana pembangunan yang harus lebih dikembangkan lagi, khususnya
kelembagaan pada tingkat daerah, baik itu yang bersifat formal maupun non-formal yang
dapat mendukung swadaya masyarakat dalam bidang pengembangan wilayah.
B a b 1 | H a l a m a n 343
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Berikut ini akan dijelaskan mengenai ke-empat aspek kelembagaan yang tersebut di atas,
sebagai berikut:
B a b 1 | H a l a m a n 344
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
baik diantara seluruh pelaku yang terlibat, dalam seluruh proses pelaksanaannya.
Pada dasarnya terdapat 3 (tiga) prinsip kerjasama dalam pengembangan
kelembagaan dalam bidang penataan ruang, yaitu:
1. Sinergi dan kemitraan, yaitu para pelaku kegiatan pengembangan wilayah
dituntut untuk berbagi peran dan fungsi di dalam penyelenggaraan penataan
ruang.
2. Partisipatif, yaitu melalui pelibatan seluruh pelaku di bidang tersebut, yang
merupakan pengembangan dari tiga unsur utama pelaku pembangunan,
yaitu : pemerintah, swasta dan masyarakat.
3. Bersifat holistik (multisektoral dan multidimensional), yaitu dengan
didukung oleh struktur organisasi, administrasi dan mekanisme kerja
lembaga yang terkait dengan masalah permbangunan penataan ruang. Selain
itu didukung pula oleh faktor perundang-undangan atau peraturan daerah
yang terkait dengan bidang pengembangan wilayah.
Pembagian peran dan fungsi setiap pelaku pembangunan penataan ruang, dirinci
berdasarkan unsur-unsur stakeholder yang terlibat didalamnya, adalah sebagai berikut :
Unsur Pemerintah
1. Bappeda Kota Pekanbaru:
a. Mengkoordinasikan keseluruhan rencana pelaksanaan pembangunan di bidang
penataan ruang.
B a b 1 | H a l a m a n 345
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Unsur Swasta
4. BUMD dan Perusahaan Swasta Lokal:
a. Membantu menyediakan dana bridging bagi penyediaan perumahan dan
permukiman kota
b. Membantu menyelenggarakan pembangunan di bidang penataan ruang
5. Konsultan pembangunan:
a. Memberikan bantuan teknis dan administratif program penataan ruang
b. Melakukan pendampingan komprehensif kepada masyarakat
Unsur Masyarakat
6. DPRD:
a. Bersama-sama pemerintah, menyusun rencana anggaran untuk pelaksanaan
penataan ruang.
b. Membantu menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan
ruang
7. Masyarakat dan Kelompok Swadaya Masyarakat:
a. Menjadi subyek pembangunan penataan ruang, merencanakan, melaksanakan
program dan mengevaluasi pelaksanaannya secara mandiri.
b. Mengorganisir secara mandiri pelaksanaan pembangunan penataan ruang di
tingkat lokal.
B a b 1 | H a l a m a n 346
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 347
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 348
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 349
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
yang prima kepada masyarakat serta diiringi kemampuan mengelola potensi wilayah yang
ada, sebagai aset dan komoditi yang bisa mendatangkan keuntungan bagi pemerintah dan
masyarakat. Pelimpahan wewenang sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan
Walikota Pekanbaru Nomor 16 Tahun 2008 terutama bidang perizinan memberikan
kesempatan kepada pihak kecamatan untuk memberdayakan diri mengelola berbagai
sumber daya yang ada di wilayah kecamatan. Tujuan pelimpahan wewenang tentu saja
bukan sekedar memberdayakan pemerintahan kecamatanm, akan tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pemerintah bisa mengikut sertakan semua komponen
masyarakat dalam pembanguan. retribusi daerah.
B a b 1 | H a l a m a n 350
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 351
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
2. Bank Tabungan
Bank Tabungan Pembangunan Perumahan merupakan bank yang menerima dana
dari masyarakat yang akan membangun, membeli atau yang akan memperbaiki
rumahnya, melalui Kredit Kepemilikan Rumah. Bank ini memiliki fungsi utama
menerima tabungan perumahan berdasarkan suatu perjanjian khusus antara bank
dan nasabah, tabungan ini pada dasarnya merupakan salah satu bentuk cicilan
kredit perumahan.
3. Bank Hipotik
Bank hipotik memberi kredit jangka panjang dengan jaminan benda-
benda tak bergerak berupa rumah dan tanah. Bank hipotik memperoleh dana
baru untuk membayar kredit-kredit yang diberikan dengan menerbitkan surat-
surat pinjaman jangka panjang berupa obligasi komunal dan surat berharga
lainnya. Bank Hipotik dapat mengeluarkan atau mengedarkan jenis obligasi
tertentu guna menghimpun dana kembali dari masyarakat. Bila hasil
pengumpulan dana dari masyarakat dimaksudkan untuk membiayai
pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, maka Pemerintah
daerah harus memberi jaminan pembayaran kembali atas obligasi yang dijual
kepada masyarakat.
Kredit diberikan kepada :
1. Pemerintah daerah yang akan membangunan perumahan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) yang akan dijual dengan harga murah.
2. Perusahaan Pembangunan Perumahan atau kontraktor yang membangun
perumahan.
3. Sektor industri penunjang pembangunan perumahan seperti industri bahan
bangunan.
B a b 1 | H a l a m a n 352
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 353
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 354
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
Bab 5
Potensi Dan Permasalahan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai potensi dan permasalahan berdasarkan kondisi
eksisting Kecamatan Marpoyan Damai dan hasil analisis yang telah dilakukan
1. Di Kelurahan Maharatu terdapat Bandara dengan luasan sebesar 240 Ha, yang mana
telah memiliki KKOP dengan radius 15 km dari bandara yang mana bandara Sultan
Syarif Kasim II ini akan berubah fungsi dari sekunder menjadi primer yang artinya
skala pelayannya regional.
2. Kecamatan Marpoyan Damai secara fungsi merupakan pusat sekunder yaitu sebagai
Pusat Pelayanan Regional yang difungsikan sebagai pusat pelayanan pendidikan
tinggi, Transportasi dan Perdagangan Regional. Hal tersebut telah didukung dengan
aksesibilitas yang mudah, sehingga tidak menghambat pergerakan orang ataupun
barang dalam berkegiatan. Juga karena kondisi jalan di Kecamatan Marpoyan Damai
yang dominan sudah dalam kondisi baik.
B a b 1 | H a l a m a n 355
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
3. Memiliki potensi industri penghasil batu alam dan industri bengkel servis yang
berada di sepanjang Jalan Arifin Ahmad, Kecamatan Marpoyan Damai. Dimana
Kecamatan Marpoyan Damai akan dikembangkan menjadi Kawasan bisnis seperti
keberadaan 12 jalan ekonomi yang berkembang menjadi kawasan bisnis, diantaranya
adalah ruas jalan Arifin Achmad, Paus, Soekarno-Hatta, Kaharuddin Nasution, Jalan
Inpres-Kartama, Terubuk-Paus, Adisucipto dan beberapa kawasan lainnya. Dengan
total panjang lokasi aktivitas usaha mencapai 29 kilometer, Marpoyan Damai dihuni
oleh 150.000 penduduk atau 35.000 kepala keluarga.
B a b 1 | H a l a m a n 356
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
4. Kondisi sosial dan keagamaan di Kecamatan Marpoyan Damai yang masih lekat
misal seperti sering diadakannya acara keagamaan, perlombaan MTQ tingkat
kelurahan serta kehidupan sosial yang masih berjalan baik seperti kegiatan gotong
royong antar masyarakatnya. Dan juga seperti di Kelurahan Maharatu yang
masyarakatnya memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam hal sosial seperti adanya
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) usaha kebun sayur bagi keluarga miskin yang
merupakan KUBE dibentuk atas dasar dari, oleh, dan untuk masyarakat.
2. Permukiman Kelurahan Maharatu dengan nilai di bawah 80% untuk kriteria fisik adalah
pada indikator aksesibilitas lingkungan yaitu sebesar 59% kondisi jaringan jalan pada
kawasan permukiman yang memiliki kualitas minimum memadai, saluran pembuangan
air limbah rumah tangga yang terpisah dengan drainase lingkungan hanya sebesar 14%.
Kawasan permukiman memiliki prasarana/sarana proteksi kebakaran sebesar 11%.
B a b 1 | H a l a m a n 357
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
6. Keberadaan ruas jalan di Kecamatan Marpoyan Damai yang masih terdapat ruas
jalan/gang yang belum tersentuh pembangunan, mengakibatkan terganggunya
kegiatan/aktifitas hilir-mudik masyarakat yang melintasi jalan tersebut. Hal ini
disebabkan karena bagian permukaan badan jalan/gang yang tidak rata, juga jalan yang
berlubang, disisi lain apabila telah memasuki musim hujan, jalan/gang tersebut menjadi
terusan air yang mengalir begitu deras dan tergenang sehingga dapat mengikis beberapa
pondasi rumah masyarakat.
B a b 1 | H a l a m a n 358
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 359
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 360
Penyusunan RDTR, PZ & KLHS Kecamatan Marpoyan Damai
B a b 1 | H a l a m a n 361