BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan suatu wilayah dan kota tidak terlepas dari perencanaan yang dilakukan
sebelumnya. Perencanaan adalah penyusunan rangkaian tindakan secara berurut yang
mengarah pada pencapaian tujuan (Peter Hall : 1992). Perencanaan sebagai suatu proses
mengandung arti bahwa perencananaan merupakan suatu kegaiatan yang berkesinambungan
yang mencakup keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang (Conyers dan Hills, 1994).
Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia masih menghadapi berbagai
permasalahan seperti masih adanya kesenjangan antar wilayah atau kota, oleh karena itu
dibutuhkan sebuah perencanaan guna mewujudkan keseimbangan pertumbuhan antar daerah
dalam suatu kota atau wilayah, mewujudkan percepatan pembangunan, mewujudkan kegiatan
perekonomian antar wilayah desa dan kota serta mewujudkan sistem pembangunan yang
berkelanjutan melalui keserasian pemanfaatan dan pengendalian ruang.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan perencanaan di suatu
wilayah yaitu mengidentifikasi potensi dan permasalahan di wilayah studi. Potensi dan
permasalahan merupakan suatu hal yang tidak terlepas dengan perihal yang berkaitan dengan
suatu wilayah. Sebab suatu wilayah merupakan wadah yang dijadikan pusat aktivitas penduduk
luas. Potensi dan permasalahan pun dapat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu
wilayah. Potensi wilayah harus dikembangkan dan dipertahankan serta permasalahan wilayah
harus dikendalikan dan diminimalisir agar suatu wilayah dapat berkembang dan maju.
Dalam mengendalikan dan meminimalisir potensi dan permasalahan wilayah diperlukan
suatu perencanaan yang merupakan bagian dari daur kegiatan manajemen yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan baik jangka pendek, menengah maupun panjang untuk masa
depan yang dilakukan secara berkelanjutan (kontinu) dengan melihat dan mengidentifikasi
keadaan yang terjadi pada masa lalu dan eksistingnya. Penataan ruang merupakan salah satu
hal yang berkaitan dengan perencanaan. Dalam penataan ruang terdapat 3 tahapan yakni,
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian (UU No. 26 Tahun 2007) yang menandakan
bahwa perencanaan merupakan unsur yang sangat penting dalam pengembangan dan
pembangunan di suatu wilayah.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
2
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
3
masyarakat. Namun tidak terlepas dari potensi yang dimilikinya, terdapat pula beberapa
permasalahan di Kelurahan Besusu Tengah yang ditinjau dari aspek Fisiografis, Sosial-Budaya,
Ekonomi, Sarana dan Prasarana serta Pemanfaatan Lahan yang ada di wilayah tersebut.
Aspek yang pertama adalah aspek fisiografis, permasalahan dari aspek yang satu ini
adalah kurang mengoptimalkan potensi yang dimiliki seperti jenis tanah. Jenis tanah di Kelurahan
Besusu tengah adalah aluvial yang cocok untuk pertanian namun yang terjadi tidak terdapat
lahan pertanian dikarenakan penggunaan lahan di dominasi oleh bangunan.
Dari aspek sosial budaya, permasalahan yang dapat dilihat adalah banyaknya individu –
individu dengan gangguan mental serta kemampuan ekonomi rendah tersebar di beberapa titik
lokasi Kelurahan Besusu Tengah yang menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat sekitar untuk
melakukan aktivitas.
Kemudian ditinjau dari segi ekonomi Kelurahan Besusu Tengah memiliki potensi yang
tinggi karena berada di pusat Kota Palu, namun yang menjadi permasalahannya adalah
banyaknya bangunan perdagangan dan jasa tidak tersebar secara merata di Kelurahan Besusu
Tengah mengakibatkan pelayanan yang tidak merata kepada masyarakat sekitar.
Selanjutnya aspek prasarana dan sarana, permasalahan yang dapat dilihat adalah
jaringan jalan dibeberapa bagian wilayah Kelurahan mengalami kerusakan, jaringan drainase
yang fungsinya tidak berjalan dengan baik disebabkan karena banyaknya sampah di dalam
drainase akhirnya terjadi penyumbatan di beberapa titik dan terkadang saat musim hujan
mengakibatkan jalan tergenang oleh air.
Berikutnya aspek pemanfaatan lahan, permasalahan yang terdapat pada aspek satu ini
adalah kurangnya lahan parkir sehingga para tukang parkir menggunakan jalan sebagai lahan
parkir dan akibatnya kemacetan timbul di beberapa ruas jalan.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
4
POHON MASALAH
Kemacetan Mengganggu
Lingkungan menjadi Lambat laun, jalan ketertiban
di beberapa
tidak sehat menjadi rusak Kota Palu harus
ruas jalan lalu lintas
memasok hasil Biaya
pertanian dari transportasi
Saat hujan turun, sampah Beberapa ruas jalan wilayah masyarakat
di drainase, meluap dan tergenang air saat Terciptanya parkir liar di Kabupaten Sigi dapat
berserakan di jalan musim hujan beberapa ruas jalan dan sekitarnya. meningkat
Kondisi Eksisting Di Kelurahan Besusu Tengah Yang Tidak Sesuai Dengan Perencanaan
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
5
1.3.2 Sasaran
1. Menentukan batas wilayah perencanaan sebagai wilayah studi dalam proses perencanaan
2. Merumuskan konsep dan rencana pengumpulan data, daftar kebutuhan data, metode, dan
teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan pengolahan dan analisis data dalam
penanganan masalah
3. Mengidentifikasi dan menganalisis terkait dengan kondisi fisografis, sosial budaya, ekonomi,
prasarana dan sarana, dan pemanfaatan lahan sehingga menghasilkan potensi dan
permasalahan yang terdapat dikelurahan Besusu Tengah.
4. Menentukan arahan dan rekomendasi yang berdasarkan perncanaan tata ruang yang
berlaku.
5. Menyusun konsep perencanaan dan pengembangan wilayah Kelurahan Besusu Tengah
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
6
Pada Ruang lingkup wilayah di Studio Proses Perencanaan terdiri atas 2 (dua) cakupan
antara lain Ruang Lingkup Materi dan Ruang Lingkup Wilayah. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai kedua ruang lingkup tersebut.
Adapun ruang lingkup materi merupakan lingkup aspek-aspek yang di identifikasi dan
analisis sebagai dasar studi dalam Perecanaan Wilayah dan Kota. Adapun ruang lingkup materi
ini yaitu mencakup suatu proses perencanaan suatu wilayah yang dimulai dengan pengamatan
pada wilayah studi, identifikasi potensi dan permasalahan wilayah studi, pengumpulan data dan
pengolahan data serta analisis sehingga dapat menghasilkan arahan atau rekomendasi untuk
mengatasi potensi dan permasalahan yang ada diwilayah tersebut. Aspek-aspek yang terkait
dalam penyusunan proposal teknis ini antara lain :
a. Fisiografis
Fisiografis membahas berbagai karateristik dan kondisi fisik wilayah studi seperti batas
wilayah, Jenis tanah, Klimatologi, Topografi, Kemiringan lereng, Geologi, Hidrologi, Sumber
Daya Alam dan Lingkungan.
Prasarana dan Sarana berupa infrastruktur dan fasilitas yang ada diwilayah studi. Aspek
prasarana meliputi jalan, drainase, listrik, air bersih, telepon, air limbah, jalur pedestrian.
Aspek Sarana meliputi pendidikan, kesehatan, barang dan jasa, perkantoran, pemerintahan,
Ruang Terbuka Hijau (RTH).
c. Sosial Budaya
Aspek sosial budaya meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kependudukan
yang ada di wilayah studi, agama, adat istiadat serta kebiasaan penduduk diwilayah studi.
d. Ekonomi
Aspek ini membahas mengenai kontribusi sektor-sektor ekonomi dan informasi mengenai
pertumbuhan ekonomi wilayah studi.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
7
Aspek tata guna lahan terbagi menjadi kawasan perumahan, kawasan perdagangan jasa,
kawasan perkantoran, kawasan pendidikan, kawasan ruang terbuka hijau, kawasan
kesehatan dan lain-lain.
Ruang lingkup wilayah studi yaitu Kelurahan Besusu Tengah. Kelurahan Besusu
Tengah merupakan salah satu Kelurahan di kecamatan Palu Timur. Kelurahan ini memiliki
luas wilayah seluas ±27 ha. Ruang lingkup wilayah di Kelurahan Besusu Tengah terbagi
kedalam 3 RW dan 14 RT. Batas administrasi Kelurahan Besusu Tengah dapat di lihat pada
peta berikut :
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
8
Untuk memudahkan dalam memahami penulisan ini secara keseluruhan, maka penulisan dibagi
menjadi empat bab, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan :dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang, perumusan masalah dan
kerangka masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup kegiatan dan wilayah serta sistematika
penulisan
Bab II Karakteristik Wilayah Perencanaan, dalam bab ini diuraikan tentang: kondisi fisik
wilyah meliputi aspek geografis, sosial budaya, ekonomi, sarana dan prasarana serta
penggunaan lahan.
Bab III Metode Pelaksanaan Kegiatan, dalam bab ini diuraikan tentang persiapan survei,
tahapan pengumpulan data, teknik pengumpulan data, jenis data dan kebutuhan data, serta
teknik analisis dan desain survei
Bab IV Rencana Mobilisasi dan Manajemen Lapangan, dalam bab ini diuraikan tentang:
jadwal kegiatan kerja, organisasi tim, dan rincian anggaran biaya
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
9
BAB II
KARAKTERISTIK WILAYAH PERENCANAAN
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
10
2.1.1 Topografi
Kondisi topografi atau permukaan bumi di Kelurahan Besusu Tengah merupakan
wilayah permukaan tanah yang datar. Sedangkan menurut elevasi (Ketinggian di atas
permukaan laut/dpl) yaitu berada antara 0 – 50 m.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
11
2.1.3 Iklim
Kondisi iklim di Kelurahan Besusu Tengah memiliki dua musim yaitu musim panas yang
terjadi pada bulan April hingga September, serta musim hujan yang terjadi pada bulan
Oktober hingga Maret. Selain itu, suhu udara di Kelurahan Besusu Tengah rata-rata dari
30°C hingga 32°C, dengan curah hujan sekitar 150 mm/tahun.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
12
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
13
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Kepadatan, Rumah Tangga, dan Rata-Rata Penduduk Per Rumah
Tanggga di Kelurahan Besusu Tengah Tahun 2012-2016
Rata-rata
Kepadatan
Jumlah Jumlah Rumah Penduduk per
No Tahun Penduduk
Penduduk (Jiwa) Tangga Rumah Tangga
per Km²
(Jiwa)
1 2012 9.975 4.413 2.266 4
2 2013 9.979 4.415 1.928 5
3 2014 10.144 4.488 2.028 5
4 2015 10.254 4.537 2.068 5
5 2016 10.418 4.610 2.101 5
Sumber : BPS Kecamatan Palu Timur Dalam Angka
Jumlah kepadatan penduduk dapat dillihat pada tabel 2.1. kepadatan penduduk pada tahun
2012 ke tahun 2013 bertambah 2 per Km2. Pada tahun 2014 ke tahun 2015 bertambah 49 per
Km2. Pada tahun 2016 bertambah 74 per Km2. Untuk melihat grafik pertumbuhan kepadatan
penduduk dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
14
Gambar 2.6 Grafik Kepadatan Penduduk di Kelurahan Besusu Tengah Tahun 2012-2016
4650
4600
4550
4500
4450
4400
4350
4300
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah rumah tangga pada tahun 2012 sampai tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 2.1.
Jumlah rumah tangga tertinggi yaitu pada tahun 2012 yaitu sebesar 2.266 dengan rata-rata
penduduk per rumah tangga yaitu 4 Jiwa. Sedangkan jumlah rumah tangga terendah yaitu pada
tahun 2013 yaitu 1.928 dengan rata-rata penduduk per rumah tangga yaitu 5 jiwa. Untuk melihat
pertumbuhan rumah tangga dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
2200
2100
2000
1900
1800
1700
2012 2013 2014 2015 2016
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
15
Jumlah penduduk penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Besusu Tengah dapat
dilihat pada tabel 2.2. Pada tahun 2012 jumlah penduduk sebanyak 9.975 jiwa dengan
penduduk laki-laki sebesar 4.856 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 5.118 jiwa. Pada
tahun 2014 jumlah penduduk laki meningkat menjadi 5.004 jiwa dan penduduk perempuan
meningkat menjadi 5.140 jiwa. Pada tahun 2016 jumlah penduduk 10.418 jiwa dengan
penduduk laki-laki meningkat meningkat 5.110 jiwa dan jumlah penduduk perempuan meningkat
menjadi 5.308 jiwa. Untuk melihat pertumbuhan penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
4900 Perempuan
4800
4700
4600
2012 2013 2014 2015 2016
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
16
Penduduk di Kelurahan Besusu Tengah memeluk agama islam, protestan, katolik, hindu dan
Budha. Presentase Jumlah penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel 2.3. Pada
tahun 2013 penduduk beragama islam sebesar 12,17%, tahun 2014 menurun menjadi 11,98%
dan pada tahun 2016 kembali meningkat sama seperti tahun 2012 yaitu 12,17%. Penduduk
beragama protestan pada tahun 2012 sebesar 1,72% kemudian pada tahun 2013 menurun
menjadi 1,69%, lalu pada tahun 2014 dan 2015 meningkat kembali menjadi 1,72% dan tahun
2016 meningkat meningkat menjadi 1,73%. Penduduk beragama katolik pada tahun 2012
sebesar 0,59% kemudian pada tahun 2013 menurun menjadi 0,58%, lalu pada tahun 2014,
2015 dan 2016 meningkat kembali menjadi 0,59%. Penduduk beragama hindu pada tahun 2012
sebesar 0,28% kemudian pada tahun 2013 menurun menjadi 0,27%, lalu pada tahun 2014 dan
2015 meningkat menjadi 0,28% yang sama pada tahun 2012, dan pada pada tahun 2016
menurun menjadi 0,27% yang sama pada tahun 2013. Penduduk beragama budha pada tahun
2012 hingga tahun 2016 presentase penduduknya menetap yaitu 0,04%. Untuk melihat
pertumbuhan penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar berikut ini:
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
17
12
10
Islam
8 Protestan
Katolik
6
Hindu
4
Budha
2
0
2012 2013 2014 2015 2016
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
18
masuk lebih tinggi dibandingkan dengan migrasi keluar yaitu 407 jiwa migrasi masuk dan 77
jiwa migrasi keluar. Untuk melihat tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi dapat pada gambar
berikut:
400
350
300
Kelahiran
250
Kematian
200
Migrasi Masuk
150 Migrasi Keluar
100
50
0
2013 2014 2015 2016
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
19
Pada Kelurahan Besusu Tengah rata-rata sebagian besar lahan didominasi oleh kawasan
permukiman dengan presentase sebesar 72% dan kawasan yang paling kecil di Kelurahan
Besusu Tengah yaitu kawasan kesehatan dengan persentase sebesar 0,2%. Peta penggunaan
lahan di Kelurahan Besusu Tengah dapat dilihat pada gambar 2.12. Persentase penggunaan
lahan dapat diliahat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.11 Persentase Penggunaan Lahan Kelurahan Besusu Tengah Tahun 2018
Kesehatan
0,2 % Perdagangan dan
Jasa
6%
Kesehatan
Perkantoran
13% Pendidikan Perdagangan dan Jasa
7% Perkantoran
Pendidikan
Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka
Permukiman Hijau Permukiman
72% 2%
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
20
Gambar 2.12 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Besusu Tengah Tahun 2018
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
21
2.4 Ekonomi
Banyaknya sarana perdagangan/jasa seperti toko, kios/warung, usaha percetakan serta
kegiatan usaha industri kecil di Kelurahan Besusu Tengah menjadi salah satu sumber
pendapatan bagi penduduk di kelurahan ini. Pajak bangunan yang digunakan untuk berdagang
menjadi salah satu kontribusi besar untuk Kota Palu dari Kelurahan Besusu Tengah.
Dengan adanya kegiatan perdagangan yang berkembang pesat memberikan dampak positif
perekonomian di Kelurahan Besusu Tengah tergolong maju, hal ini didukung dengan adanya
salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Palu yang berada di Kelurahan Besusu Tengah
yaitu Bumi Nyiur Swalayan (BNS).
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
22
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
23
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
24
yang dihadapi adalah lemahnya pemeliharaan, sehingga hampir semua saluran mengalami
sedimentasi akibat tertimbun sampah. Sistem drainase di kelurahan Besusu Tengah
berdasarkan kontruksinya terbagi menjadi:
a. Saluran terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di
daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang
tidak membahayakan kesehatan/mengganggu lingkungan.
b. Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
kota/permukiman.
6. Air limbah
Air limbah rumah tangga di Kelurahan Besusu Tengah memiliki septic sendiri dan untuk
limbah rumah tangga langsung dialirkan ke drainase. Air limbah rumah tangga yang dibuang
sembarangan dapat menyebabkan lingkungan disekitar rumah menjadi tercemar. Untuk
pengolahan limbah yang bersih, biasanya pipa dari wc atau kloset disambungkan ke pipa
pembuangan yang menuju de dalam septic tank. Kemudian di dalam septic tank limbah akan
dilakukan penghancuran secara sendiri dengan mengandalkan bakteri penghancur.
7. Telekomunikasi
Jaringan telepon yang ada di Kelurahan Besusu Tengah berupa jaringan kabel. Sementara
telekomunikasi nirkabel (handphone) jaringan sinyalnya sudah dapat menjangkau seluruh tempat
yang ada di Kelurahan Besusu Tengah. Di Kelurahan Besusu Tengah terdapat beberapa tower
telekomunikasi yang ada di lingkungan permukiman penduduk.
2.5.2 Sarana
1. Pendidikan
Pada kelurahan Besusu Tenggah tersedia fasilitas-fasilitas pendidikan meliputi: PAUD, TK,
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK. Penyediaan fasilitas pendidikan pada wilayah Kelurahan
Besusu Tengah dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
25
Berdasarkan tabel di atas di wilayah Kelurahan Besusu Tengah diketahui bahwa tersedia
fasilitas pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, SMA. Sehingga dalam bidang pendidikan khususnya
diwilayah kelurahan besusu tengah ini dianggap sudah memadai.
2. Kesehatan
Sarana kesehatan berperan dalam meningkatkan kesehatan warga pada suatu wilayah. Di
Kelurahan Besusu Tengah memiliki 1 Puskesmas, 1 Klinik Bersalin, 1 Poskesdes, dan 5
Posyandu. Fasilitas-fasilitas kesehatan yang terdapat di tabel 2.8 dianggap belum memadai dan
belum mampu melayani seluruh masyarakat di kelurahan Besusu Tengah. Pada kelurahan ini
belum terdapat Rumah Sakit, akan tetapi kebutuhan ini dapat terpenuhi oleh fasilitas Rumah
Sakit yang ada pada kelurahan lain yang berdekatan dengan kelurahan ini.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
26
3. Peribadatan
Jenis fasilitas peribadatan pada wilayah Kelurahan Besusu Tengah didominasi oleh Mesjid
yaitu sebanyak 10 unit hal ini disebabkan oleh sebagian besar masyarakatnya memeluk agama
Islam. Selain mesjid terdapat musholah sebanyak 3 unit dan terdapat satu lagi sarana
peribadatan yaitu gerega sebanyak 2 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.9 Sarana Peribadatan di Kelurahan Besusu Tengah
No Sarana Peribadatan Jumlah
1 Masjid 10
2 Musholah 3
3 Gereja 2
Sumber : BPS Kecamatan Palu Timur Dalam Angka
4. Pemerintahan
Kantor Kelurahan Besusu Tengah terletak di Jalan Sugiono kantor ini menjadi pusat
pemerintahan kelurahan ini. Pada Kelurahan Besusu Tengah terdapat pusat-pusat pemerintah
provinsi salah satunya yaitu kantor gubernur Sulawesi Tengah yang berada di Jalan
Samratulangi. Karena kelurahan ini berada di tengah Kota Palu terdapat banyak kantor
pemerintahan dan pelayanan umum.
5. Ruang Terbuka
Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam
bentuk kawasan/area maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
penggunaanya lebih bersifat terbuka yang dasarnya tanpa bangunan yang terdiri dari ruang
terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.
Di Kelurahan Besusu Tengah terdapat juga Taman Gelanggang Olaraga (GOR) yang
terletak di Jalan Moh. Hatta. Dalam kenyataannya sekarang ruang terbuka yang khususnya
diperuntukan bagi masyarakat (publik) sudah difungsikan sebagaimana mestinya. Ruang terbuka
tersebut di manfaatkan sebagaimana mestinya sebagai ruang interaksi dan sosialisasi sebagai
fasilitas olahraga.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
27
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
28
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
29
Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas 2 yaitu Data Primer dan Data
Sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapatkan secara langsung yang diperoleh dari Instansi
terkait. .Lofland dalam Moleong (2006: 157). Data primer merupakan data yang diperoleh
atau dikumpulkan langsung oleh peneliti dari lapangan. Tahap pengumpulan data primer
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti observasi lapangan
di wilayah kajian dan wawancara langsung ke Instansi. Dalam penelitian ini, data primer
diperoleh dari lokasi penelitian melalui observasi lapangan dan wawancara sumber atau
informan misalnya masyarakat Kelurahan Besusu Tengah yang berpotensi dalam
memberikan informasi yang relevan dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
2. Data Sekunder
Lofland dalam Moleong (2006: 157) data sekunder merupakan data yang diperlukan dalam
penelitian untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dapat
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
30
berupa studi pustaka/telaah dokumen yang berasal dari buku-buku, penelitian lapangan,
maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Berbagai dokumen dihasilkan
melalui objek penelitian yang dipergunakan untuk mendukung data primer dan memperkuat
data dalam melakukan penelitian.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah arsip dan data-data tertulis
lainnya yang didapatkan oleh peneliti dari beberapa instansi seperti Kantor Kelurahan
Besusu Tengah, BPS Kota Palu, Bappeda Kota Palu serta buku-buku atau dokumen yang
berkaitan dengan peneltian.
1. Teknik Sampling
Secara singkat teknik sampling merupakan salah satu cara untuk menentukan
anggota populasi yang akan dipilih sebagai wakil anggota populasi yang bertujuan untuk
menggambarkan karakter populasi. Hal ini dapat dilakukan dengan dua macam cara
yaitu Random atau Acak dan non random atau tidak acak.
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam proposal teknis ini yaitu teknik
Sampling Kuota dengan penentuan jumlah anggota sampel tipe dua, dimana penentuan
jumlah anggota sampel yang terpilih telah ditentukan terlebih dahulu yang tidak
mempertimbangkan proporsi jumlah anggota sub populasi karena jumlah tersebut tidak
dapat diketahui oleh peneliti atau merupakan hal yang tidak dipentingkan oleh peneliti.
Dengan alasan tertentu peneliti dapat menentukan jumlah anggota sampel yang akan
diteliti.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
31
Oleh karena itu dalam penentuan responden, peneliti telah menentukan jumlah
sampling yaitu sebanyak 10 sampling untuk setiap Rukun warga sebanyak 3 RW.
Sehingga total jumlah sampling yaitu sebanyak 30 sampling.
2. Observasi Lapangan
Menurut Moleong (2006: 173) observasi adalah teknik pengumpulan data melalui
proses pengamatan secara langsung di lapangan atau di lokasi. Observasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara melihat atau mengamati secara langsung kondisi
eksisting fisiografi, sarana dan prasarana, kondisi ekonomi, social budaya, serta
penggunaan lahan yang ada di lapangan atau di lokasi penelitian, tepatnya di Kelurahan
Besusu Tengah dengan menggunakan beberapa alat bantu seperti Kamera sebagai alat
dokumentasi, alat tulis, Check list mengenai data yang diamati, serta Peta Dasar
sebagai panduan dalam melakukan survei atau observasi lapangan.
3. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono (2013: 72) wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data dengan dukungan alat bantu untuk seperti buku untuk mencatat informasi yang
dibutuhkan serta kamera untuk bukti konkrit jika memang benar melakukan wawancara
dengan pihak yang memahami permasalahan. Wawancara dalam penelitian ini
merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui interaksi secara langsung dengan
masyarakat Kelurahan Besusu Tengah, melalui kegiatan Tanya jawab untuk
mendapatkan berbagai informasi berupa keterangan ataupun pendapat masyarakat itu
sendiri. Adapun dalam melakukan kegiatan wawancara perlu dilakukan beberapa hal
untuk menunjang keberhasilan teknik pengumpulan data ini. Adapun hal yang perlu
dipersiapkan adalah sebagai berikut:
a. Membuat daftar pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.
b. Menentukan daftar responden yang akan diwawancarai seperti masyarakat
Kelurahan Besusu Tengah, serta beberapa Instansi-Instansi pemerintahan.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
32
4. Kuisoner
Angket atau kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan
tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri
responden,yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh
responden Suroyo Anwar (2009:168). Kuisoner atau yang lebih dikenal dengan angket
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menyusun beberapa pertanyaan
yang disusun sesuai data dan informasi yang dibutuhkan. Yang selanjutnya akan
diberikan kepada beberapa sampel secara menyebar sesuai dengan teknik pemilihan
sampel yang dipilih. Kuisoner dalam penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data
dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis dapat berupa pertanyaan terbuka
kepada masyarakat di Kelurahan Besusu Tengah tentang isu dan permasalahan yang
akan dibahas di wilayah studi.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
33
wilayah, yang dalam hal ini adalah Kelurahan Besusu Tengah. Jenis Data dan Kebutuhan data dapat
dilihat pada tabel 3.2 berikut
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
34
Tabel 3.2
Jenis Data dan Kebutuhan Data
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
35
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
36
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
37
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
38
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
39
Mengidentifikasi
Dinas Kebersihan Ketersediaan, kondisi,
Persampahan Peta
Kota Palu dan Kebutuhan
Persampahan
BPJS, Kantor
Mengidentifikasi
Kelurahan, Dinas
Ketersediaan, kondisi,
Pendidikan Peta Pendidikan dan
dan Kebutuhan
Kebudayaan
Pendidikan
Daerah
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
40
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
41
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
42
Menurut Noor (2011: 163) analisis data adalah teknik yang dilakukan setelah data yang diperoleh
dari responden atau sumber data lain terkumpul. Selain itu Analisis data dapat dilakukan pengujian
untuk mengetahui apakah pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Hal ini memang
sebenarnya teknik analisis data pada umumnya menuntut uji persyaratan analisis. Cara menganalisis
data penelitian termasuk alat-alat statistik yang relevan untuk digunakan dalam penelitian Teknik
analisis data bertujuan menyederhanakan agar mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk menganalisis data dengan memaparkan,
mengelola, menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata-kata dan kalimat
sebagai menjawab atas permasalahan yang diteliti.
Menurut Sugiono (2013: 88) teknik analisis data adalah suatu proses mencari dan menyusun
secara sistematis yang diperoleh dari wawancara dan sumber dari lapangan terkait fokus
permasalahan. teknik analisis data dilakukan melalui empat tahap yaitu reduksi data, menampilkan
data, verifikasi data dan kesimpulan. Analisis data yang digunakan dalam kegiatan studio proses
perencanaan ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Pertama data kualitatif dan data
kuantitatif dipilih berdasarkan time series kemudian data disederhanakan dalam bentuk basis data
yang selanjutnya data yang telah disederhanakan dan diolah menjadi sebuah informasi yang runtun
dan terstruktur. Dari data ini kemudian akan diidentifikasi masalah yang ada pada wilayah studi yang
nantinya menentukan prioritas masalah untuk dianalisis lebih lanjut. Data yang telah dianalisis ini
akan diambil kesimpulan dan rekomendasi yang tepat terhadap wilayah studi. Analisis yang akan
dilakukan adalah analisis kondisi eksisting sarana dan prasarana, analisis sosial dan budaya,
analisis kegiatan ekonomi, analisis fisiografis, serta analisis tata guna lahan yang ada di Kelurahan
Besusu Tengah.
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
43
Tabel 3.3
Desain Survey
Data yang Tahun Metode
No Tujuan Bentuk Data Sumber Data Output
dibutuhkan Data Survei
1. Mengidentifikasi Kondisi geografis Dokumen BPS 2017-2018 Sekunder : Mengetahui
karakteristik fisik (batas administratif Kecamatan Bappeda Kota data instansi karakteristik/
dasar (Fisiografi) dan luas wilayah Dalam Angka Palu / lembaga kondisi fisik
Kondisi Topografi (Palu Timur) Kantor terkait dasar di
(kemiringan lereng) Dokumen Profil Kelurahan Primer : wilayah studi
Kondisi klimatologi Kelurahan Besusu observasi
Kondisi geologi Besusu Tengah Tengah lapangan
Kondisi Hidrologi Peta Kemiringan Kondisi dan
Lereng lapangan dokumentasi
Peta Administratif
Peta Curah Hujan
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
44
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
45
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
46
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
47
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
48
BAB IV
RENCANA MOBILISASI DAN MANAJEMEN LAPANGAN
4.1 Tabel Kegiatan Rencana
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
49
Tabel 4.2
Organisai Tim Penyusunan Proposal Teknis
Kelurahan Besusu Tengah
Bab I Pendahuluan Semua anggota kelompok
Bab II Karateristik Wilayah Perencanaan Masiginur
Annissa Saharti
Ragil Cahya
Bab III Metode Pelaksanaan Kegiatan Muthia Tetania Supa
Reina Anggita
Shafa Lisyahada
Bab IV Rencana Mobilisasi dan Manajemen Harkat Adhitya
Lapangan Rekyan Reksa
Rizki Ramadhan
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH
50
Tabel 4.3
Rencana Anggaran Biaya MK Studio Proses Perencanaan
Kelurahan Besusu Tengah
No Nama Barang Unit Harga Satuan (Rp) Jumlah
1 Kertas A4 4 Rim Rp 50.000,00 Rp 200.000,00
50
2 Print Peta A3 Lembar Rp 5.000,00 Rp 250.000,00
3 Banner 1 Buah Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
4 Standing Banner 1 Buah Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
5 CD 1 Buah Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
6 Album Peta A3 4 Buah Rp 30.000,00 Rp 20.000,00
7 Tinta Print 4 Botol Rp 90.000,00 Rp 360.000,00
Biaya Jilid Laporan 6 Buah Rp 300.000,00
a. Laporan Survey 1 Buah
8 b. Laporan
Proposal 1 Buah
c. Laporan Akhir 4 Buah
9 Biaya Tak Terduga Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Total Rp 1.890.000,00
PROPOSAL TEKNIS
STUDIO PROSES PERENCANAAN
KELURAHAN BESUSU TENGAH