DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PATTIMURA
KOTA AMBON
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
rahmatNya Laporan hasil Survey Evaluasi, Pemetaan, Penggunaan dan Pemanfaatan
guna lahan dan Infrastruktur dapat diselesaikan dengan baik.
Tersusunnya dokumen Laporan akhir ini tidak terlepas dari dukungan dan
masukan dari berbagai pihak, oleh karena itu tim penyusun menyampaikan terima kasih
sebanyak-banyaknya atas bantuan yang telah diberikan. Kritik dan saran membangun
sangat diharapkan sebagai masukan bagi penyempurnaan Laporan Akhir ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan ...................................................................................
1.3. Metodologi ..................................................................................
1.4. Metode – metode .......................................................................................
1.5. Sistematika .............................................................................................
Penulisan
1.6. Ruang Lingkup ..........................................................................................
PENDAHULUAN
Lahan merupakan perwujudan dari ruang yang menjadi tempat tinggal bagi
manusia. Ruang adalah permukaan bumi, baik yang ada di atasnya maupun yang ada di
bawahnya sepanjang manusia masih bisa menjangkaunya. Aktifitas manusia semakin
bertambah sejalan dengan kebutuhan lahannya. Luas lahan akan selalu tetap sedangkan
kebutuhan penduduk akan meningkat pesat seiring dengan jumlah penduduk yang selalu
meningkat maka perlu dilakukan penataan ruang agar tidak mengganggu lingkungan.
Penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang memenuhi kebutuhan
pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam pola alokasi
investasi yang bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan program
pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Selain itu penataan ruang
juga bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan. Penataan ruang diharapkan dapat mengefisienkan
pembangunan dan meminimalisasi konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang.
Kota Ambon merupakan Ibukota Provinsi Maluku dengan luas daratan 359,45
km2 dan luas lautan 17,55 Km2 dengan panjang garis pantai 98_Km (Survey Tata Guna
Tanah 1980). Wilayah Administratif Kota Ambon sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 1979 dengan luas 377 Km² atau 2/5 dari luas Pulau Ambon. Dengan luas
tersebut kota Ambon memiliki 5 kecamatan, didalamnya terdapat kecamatan baguala.
Kecamatan ini teriri dari 4 desa dengan salah satu desa yang sangat menonjol dari hasil
pertaniannya yaitu desa waiheru.
Desa Waiheru terletak pada wilayah pesisir dan dan dataran tinggi dengan luas
2.250 ha, dan panjangnya sekitar 1,5 km dengan jarak tempuh ke ibu kota Ambon adalah
17 km. Jumlah penduduk desa Waiheru yang mencapai 13.036 jiwa yang sebagian besar
tertarik untuk menekuni bidang pertanian. Desa ini merupakan salah satu desa yang
berpotensi mengalami perkembangan secara fisik maupun non fisik. Perkembangan fisik
yang dimaksud, yaitu pertumbuhan daerah terbangunan, sedangkan perkembangan non
fisik yaitu perkembangan sosial-ekonomi. Desa waiheru bisa dikatakan desa yang
lengkap fasilitas pelayanan publiknya seperti, pelayanan pendidikan, kesehatan,
peribadatan, perdagangan dan jasa, serta pertanian.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan laporan ini adalah:
1. Mengidentifikasi gambaran fisik dasar dan gambaran fisik ruang di wilayah.
2. Menganalisis keadaan sarana dan prasarana di wilayah studi.
3. Mengidentifikasi potensi dan masalah di wilayah studi.
1.3. Metodologi
Data kualitatif atau data naratif merupakan jenis data dalam penelitian yang
menjelaskan mengenai kualitas objek penelitian berdasarkan hal-hal yang tidak
dapat dihitung. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian meliputi sejarah
berdirinya desa Waiheru, gambaran fisik dasar, pola pemanfaatan ruang, arah
perkembangan desa, keadaan sarana dan prasarana, serta potensi dan masalah
yang terdapat di wilayah studi.
Data kuantitatif adalah jenis data dalam penelitian yang dapat diukur,, dihitung
serta dideskripsikan menggunakan angka. Data kuantitatif yang digunakan
meliputi luas wilayah studi, jumlah penduduk, jumlah sarana dan prasarana, data
KDB dan KLB, serta jumlah sarana dan prasarana.
Dengan menumpulkan data atau informasi pada populasi yan besar dilapangan
dengan menggunakan sampel yang lebih kecil. Selain itu juga dilakukan dengan
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap suatu proses yang terngah
berlangsung di desa Waiheru.
1.3.3.2 Wawancara
1.4. Metode-metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan asumsi atau perkiraan
mengenai perkembangan perubahan lahan pada masa yang akan datang maupun
masalah-masalah yang mungkin terjadi pada daerah penelitian.
1.4.3 Metode Normatif
Metode ini dikaji untuk meneliti penyebaran penggunaan ruang yang telah ada
maupun penyediaan ruang yang akan digunakan. Dalam hal ini meneliti data
ketinggian tempat dan luas lahan pertanian pada daerah penelitian.
Metode eksploratif adalah penelitian yang dillakukan untuk masalah yang belum
didefenisikan secara jelas. Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran
dasar mengenai topik pembahasan penelitian.
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai garis waktu sejarah yang terjadi dari tahun ke
tahun dan deskripsi mengenai garis waktu tersebut.
Bab ini menjelaskan mengenai data fisik dasar,, data fisik ruang, analisis
keruangan ( pola pemanfaatan ruang, KDB dan KLB, analisis arah perkembangan
kota, daya dukun lahan), prasarana, sarana, kependudukan, dan ekonomi.
1.6.2 Substansi
Substansi yang dibahas dalam laporan ini adalah gambaran fisik dasar dan
gambaran fisik ruang di wilayah studi, keadaan sarana dan prasarana, serta
potensi dan masalah di wilayah studi.
BAB II
Balai
Penetapan Peresmian Peresmian Revitalisasi Pembukaan
Pembentukan
Kompi Senapan Perikanan SUPM Negeri SMA Negeri
Wisma
Indomaret
Desa Waiheru
B (Yonif 733 Budidaya Ambon Siwalima Muzdalifah
Raider) Laut Ambon (Asrama Haji)
A. Abad ke 17
Desa Waiheru adalah salah satu Desa dari 4 desa, 2 negeri, dan satu
kelurahan di kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kota Ambon . Desa waiheru
terletak pada wilayah pesisir dan dataran tinggi dengan luas 2.250Ha, dan
panjangnya sekitar 1,5km dengan jarak tempuh ke Ibu Kota Ambon adalah
17km.
Desa Waiheru terletak berbatasan dengan :
>> Utara : Petuanan Hitu
>> Selatan : Perairan Teluk Ambon
>> Timur : Desa Nania
>> Barat : Desa Hunuth/ Durian Patah
G. Pembangunan Indomaret
Pembangunan Indomaret khususnya di desa waiheru kec. Teluk Baguala
kota Ambon. Telah dimulai sejak pertengahan tahun 2019 yang dimana terdapat 2
cabang Indomaret, yang pertama di perbatasan Durian patah – waiheru dan yang
kedua di perbatasan Nania – Waiheru. Lokasi dibangunnya 2 cabang Indomaret
tersebut berada di samping Jl. Laksdya. Leo Wattimena.
BAB III
KOMPILASI DAN ANALISIS DATA
3.1.1 Topografi
Istilah topografi berasal dari zaman Yunani kuno hingga Romawi kuno yang
berarti “detail dari suatu tempat”. Asal katanya adalah topos yang berarti tempat
dan graphia yang berarti tulisan. Jadi topografi adalah pemetaan yang terperinci
tentang keadaan muka bumi pada daerah tertentu. Wilayah desa waiheru memliki
gunung dengan tinggi sekitar 5m - 10m diatas permukaan laut yang dilalui
beberapa aliran sungai dan anak sungai yang berasal dari gunung tersebut
(sekitaran lapiaso). . Keadaan topografi Desa Waiheru, sebagian besar merupakan
dataran rendah dengan luas sekitar 80% dan 20% dataran tinggi. Lapiaso
merupakan daerah dataran tinggi sesuai dengan keadaan topgrafi tersebut dan
sangat didominasi dataran rendah maka masyarakat juga banyak berprofesi
sebagai petani.
3.1.2 Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan suatu lereng yang membentuk suatu sudut baik
dalam satuan derajat maupun persentase antara satu bidang tanah yang datar
dengan bidang tanah lainnya yang berada pada posisi yang lebih tinggi.
Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan jumlah
air hujan yang turun di daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu. Jumlah curah
hujan merupakan volume air yang terkumpul di permukaan bidang datar dalam
suatu periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).
3.1.4 Hidrologi
Tanah Kambisol adalah tanah yang termasuk dalam kelas vertisol. Tanah
mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat,
struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan
bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras
dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas
absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi.
Tanah regosol merupakan tanah yang menyimpan materi berupa abu vulkanik
dan juga pasir vulkanik. Bentuk wilayahnya berombak, sampai bergunung.
Mampunyai sifat subur, mempunyai sifat peka terhadap erosi tanah , berwarna
keabuan, kaya unsur hara, cenderung gembur, mempunyai kemampuan menyerap
air yang tinggi, serta mudah terkena erosi.
Tanah Gleisol adalah Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh
faktor lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir
selalu tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan,
tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat,
bersifat asam (pH 4.5 – 6.0), kandungan bahan organik.
Tanah Litosol adalah Tanah ini jenis tanah yang terbentuk dari proses
pelapukan batuan beku dan sendimen. Ini memiliki butiran kasar dan kerikil dan
kandungan unsur haranta rendah.Biasanya tanah ini bisa ditemui pada daerah
yang memiliki tingkat kecuraman tinggi. Oleh karena itu jenis tanah ini sulit
untuk ditanami tumbuhan hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan untuk
tanaman pohon-pohon besar di hutan, palawija, dan padang rumput
3.3.2.1 KDB
3.3.2.2 KLB
Menurut Kurt Lewin pengertian ruang hidup adalah keseluruhan kumpulan fakta
yang ada pada suatu saat yang mempengaruhi atau menentukan tingkah laku.
Daya dukung lahan adalah jumlah penduduk yang dapat didukung atau disokong
oleh suatu luas sumberdaya lahan pada lingkungan tertentu dalam keadaan
makmur, sesuai dengan teknologi dan pengelolaan usahatani yang dilakukan petani.