Anda di halaman 1dari 6

SOLUSI 20: TEKNIK EVALUASI TATA RUANG

Kedudukan Evaluasi dalam Rencana Tata Ruang


Kegiatan evaluasi Rencana Tata Ruang tidak terlepas dari kegiatan penyusunan
rencana ataupun kegiatan revisi, karena didalam suatu mekanisme penanganan
rencana tata ruang yang utuh, kegiatan tersebut satu dengan lainnya merupakan satu
sikuensis, dimana output kegiatan yang satu akan merupakan input bagi kegiatan
lainnya. Secara diagramatis, kedudukan evaluasi dalam rencana tata ruang, seperti
dapat dilihat pada gambar berikut :

Penyusunan
RTRW

Pengesahan
Rencana

Implementasi
Rencana

Pengesahan
Perbaikan

EVALUASI

Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk melakukan evaluasi diperlukan adanya
masukan yang berasal dari monitoring mengenai implementasi suatu rencana. Adapun
keluaran evaluasi dapat berupa suatu informasi yang akan dipergunakan sebagai
dasar terbentuknya suatu kebijaksanaan sehubungan dengan kemungkinan adanya
perbaikan/revisi rencana atau penyusunan rencana yang baru.
Kebutuhan Informasi Dasar
Inti tujuan kegiatan evaluasi adalah menilai sejauh mana RTRW Kabupaten telah/dapat
dilaksanakan, atau sebagai upaya menilai efektifitas RTRW melalui pengendalian
pemanfaatan lahan.
Wujud hasil monitoring, berupa :

Monitoring terhadap pelaksanaan penyusunan kegiatan proyek sektoral


tahunan;

Monitoring perubahan penggunaan lahan;

Monitoring pelaksanaan rencana kegiatan/proyek sektoral dan daerah per


tahun (APBD Kabupaten, APBD Propinsi dan APBN yang ada di
kabupaten)

Hasil monitoring yang sudah diarahkan sesuai dengan kebutuhan dibandingkan


dengan jenis program maupun jenis pemanfaatan lahan, yang akan menghasilkan
informasi kualitatif dan kuantitatif mengenai prosentase penyimpangan pemanfaatan
RTRW.

Kegiatan evaluasi terbagi dalam 4(empat) kelompok kegiatan, yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, analisis dan penyusunan rekomendasi.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan ini merupakan penunjang untuk
pelaksanaan evaluasi melalui beberapa kegiatan untuk mengumpulkan data
dan informasi yang dibutuhkan. Kegiatan ini meliputi :

Pengumpulan data dasar berupa peta ataupun data numerik;


Penyiapan penggunaan lahan terakhir Kabupaten
Penyiapan peta-peta rencana Kabupaten
Mengumpulkan peta-peta kebutuhan analisis
Menyiapkan peta distribusi penduduk
Peta jaringan jalan
Peta batas administrasi desa dan kecamatan
Peta jaringan utilitas

b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peta-peta yang menunjukkan kondisi eksisting
tersebut digunakan sebagai bahan bandingan RTRW yang akan dievaluasi.
Dari pembandingan kedua peta tersebut, kemudian dilakukan penilaian
penyimpangan yang terjadi dengan menggunakan prosedur dan metoda
penilaian/perhitungan yang akan digunakan.
Dalam penilaian
penyimpangan yang terjadi melalui prosedur dan teknik yang telah
ditetapkan, perlu ditambahkan keterangan sebab terjadinya penyimpangan,
seperti, adanya prioritas yang berbeda; strategi pembangunan yang
berubah, misalnya adanya areal lahan yang tidak dapat dibebaskan
sehingga mengakibatkan dipindahkannya lokasi proyek; kondisi tanah yang
tidak sesuai yang tidak terliput pada waktu penyusunan rencana; adanya
program pembangunan dari pusat yang berskala besar.
c. Tahap Analisis
Pada tahap analisis, untuk menghasilkan nilai analisisnya dilakukan melalui
perhitungan penyimpangan setiap aspek dan selanjutnya dijumlahkan nilai
seluruh aspek yang menyimpang untuk kemudian dihitung rat-ratanya.
Hasil rata-rata akan memberi makna besarnya tingkat penyimpangan suatu
rencana dengan kondisi eksisting. Nilai tersebut kemudian dibandingkan
dengan klasifikasi nilai untuk rekomendasi yang telah ditetapkan, untuk
mengetahui kebijaksanaan apa yang harus diusulkan dari hasil evaluasi ini.

d. Penyusunan rekomendasi
Penyusunan rekomendasi akan sangat bergantung pada besaran nilai dari
hasil analisa. Hasil evaluasi, pada dasarnya akan merekomendasikan
3(tiga) kemungkinan, yaitu :
RTRW Kabupaten tidak perlu perubahan, karena masih dianggap valid
untuk digunakan sebagai alat pengendalian pemanfaatan ruang;
RTRW Kabupaten perlu direvisi sebagian, karena beberapa kawasan
sudah mengalami perubahan fungsi;
RTRW Kabupaten perlu direvisi total dalam arti RTRW yang baru perlu
disusun ulang, karena rencana yang telah ada tidak dapat lagi
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan, khususnya
dalam hal pengendalian pemanfaatan ruang kota.
Penentuan Variabel Ukur
Salah satu kegiatan evaluasi adalah penentuan variabel yang dapat
memberikan indikasi atau mempengaruhi pelaksanaan RTRW Kabupaten adalah
kesesuaian wujud fisik yang terbentuk saat ini (eksisting) dengan materi setiap hirarki
RTRW. Rincian variabel yang digunakan sebagai bahan evaluasi RTRW Kabupaten
adalah :

a. Analisis untuk melihat kedudukan Kabupaten dalam sistem perwilayahan


nasional, sistem tata ruang pulau, sistem perwilayahan propinsi, dan
keterkaitannya dengan kabupaten lainnya,
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Analisis Demografi
Analisis Sosial Kemasyarakatan
Analisis Ekonomi
Analisis Fisik dan Daya Dukung Lingkungan
Analisis Sarana dan Prasarana
Analisis Sruktur dan Pola Pemanfaatan Ruang yang ada dan
kecenderungan perkembangannya
h. Analisis potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya buatan dan
sumber daya manusia
Penentuan Kriteria dan Cara Penilaian
Penentuan kriteria dan tata cara penilaian dalam evaluasi bertujuan untuk
menghasilkan rumusan kebijaksanaan akibat terjadinya penyimpangan pelaksanaan
RTRW Kabupaten. Kebijaksanaan dimaksud akan menyangkut apakah RTRW
Kabupaten berdasarkan evaluasi perlu direvisi atau tidak dan kapan RTRW Kabupaten
tersebut perlu disusun ulang walaupun masa berlaku rencana tersebut belum habis.

Beberapa kriteria dan cara penilaian evaluasi RTRW Kabupaten yang dapat dilakukan
antara lain :
a. Struktur Pemanfaatan Ruang
Cara memulai adalah dengan menghitung persentase luas masing-masing
jenis penyimpangan terhadap kawasan yang direncanakan, misalnya wujud
fisik saat ini adalah A hektar, luasan kawasan menurut RTRW adalah x
hektar. Maka penyimpangan yang terjadi sebesar :
A
x100% a %
x
Bila dalam RTRW terdapat 5 kawasan, maka nilai penyimpangan
seluruhnya adalah :
abcd e
5
b. Stuktur Utama Tingkat Pelayanan
Cara penilaian adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas
pada kecamatan/kelurahan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila
ternyata kecamatan/kelurahan yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, berarti
telah terjadi penyimpangan. Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4
pusat pelayanan dan yang sesuai hanya 3 pusat pelayanan, berarti 1 pusat
pelayanan tidak sesuai. Penyimpangan yang terjadi adalah :
1/4 x 100% = 25%
c. Sistem Utama Transportasi
Cara penilaian adalah berdasarkan program pembangunan yang ada untuk
jangka waktu sejak ditetapkan RTRW Kabupaten hingga saat evaluasi
dilaksanakan. Penyimpangan terjadi apabila :
Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam program juga
ada, tetapi pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah
ditentukan, maka penyimpangannya dinilai sebesar 100%
Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam
program ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%
Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi dalam program
tidak ada, maka penyimpangan dinilai sebesar 100%

d. Sistem Jaringan Utilitas


Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti
terjadi penyimpangan sebesar 100%
Bila ada jaringan tepat pada kawasan yang perlu pelayanan, dihitung
luasan yang dilayani. Penyimpangan per jenis utilitas adalah luas yang

harus dilayani dikurani luas pelayanan saat ini dibagi luas kawasan
dikali 100%. Penyimpangan seluruhnya adalah :
( % penyimpangan utilitas 1 + % penyimpangan utilitas 2 + %n)

Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada beberapa aspek dikumulatifkan


sehingga diperoleh hasil akhir penyimpangan. Dengan kriteria yang telah ditetapkan,
maka hasil akhir dari evaluasi RTRW ini akan memberikan rekomendasi sebagai
berikut :
Jika penyimpangan < 20%, maka revisi tidak perlu dilakukan
Jika penyimpangan antara 20 50%, maka perlu dilakukan revisi sebagian
Jika penyimpangan > 50%, maka perlu dilakukan revisi total
Gambaran alur pemikiran dalam hal pemberian nilai untuk setiap variabel
adalah sebagai berikut :

Gambar
Konsep Pemikiran Penilaian
Bagi setiap Variabel Perhitungan
RTRW

Pemanfaatan
Rencana

Tidak

Nilai = A

Rekomendasi

Dipakai/Tidak
sesuai
Nilai = B

Ya

Ada
Pembangunan/
belum

sudah
Sesuai
Rencana
Tidak
Nilai = C

Rekomendasi

Nilai = D

SERIAL PEMBANGUNAN DAERAH bisa dilihat di Manual Teknik PT.GRHAYASA NCE


Consulting Services.

Anda mungkin juga menyukai