Nomor PERENCANAAN
: PD 01 05-Md/587 KEBUTUHAN AIR MINUM
Lampiran : 1 (Satu) Lembar
Hal (RDS SISTEM
: Persiapan PENYEDIAAN
II Pelatihan AIR
Perencanaan Teknik MINUM)
Dalam Rangka
Pemenuhan GAP Kompetensi Teknis Bidang Cipta Karya
Kepada Yth.
(Daftar Terlampir) Nara Sumber :
di-
Tempat Dr. Ir. Tri Joko, M.Si
Dengan hormat,
Sehubungan dengan Rencana Pelaksanaan Pelatihan Perencanaan Teknik Dalam Rangka
Pemenuhan GAP Kompetensi Teknis ASN Bidang Cipta Karya yang akan dilaksanakan oleh Balai
Uji Coba Sistem Diklat Perumahan dan Permukiman Semarang, dengan hormat kami
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran peserta mampu menjelaskan dan merencanakan kebutuhan
air minum dan pelaksanaan survey kebutuhan nyata :
• Menyusun rencana kegiatan survey kepada masyarakat tentang kondisi sosial ekonomi
dan akan keinginan berlangganan PDAM.
• Menyusun rencana kegiatan survey kepada masyarakat tentang kemampuan dan
kesediaan membayar jasa layanan air minum.
• Menghitung proyeksi kebutuhan air minum
KEINGINAN UNTUK MENYAMBUNG
(WILLINGNESS TO CONNECT)
Tujuan Survei Keinginan Untuk Menyambung
Kondisi Rumah
• Kondisi bangunan yang ditempati atau kondisi hunian rumah tangga dapat
memberikan gambaran terhadap kondisi sosial ekonomi suatu rumah tangga.
sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman, kondisi rumah yang ditempati dibagi dalam
tiga pilihan, yaitu:
• 1. Rumah Sederhana
• 2. Rumah Menengah
• 3. Rumah Mewah
Tahapan Persiapan
Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lengkap dan akurat guna mendukung
survey dan masih bersifat data sekunder. Untuk menghasIlkan data yang lengkap dan akurat,
aspek yang perlu diperhatikan adalah dengan melihat atau mengamati permasalahan yang
terjadi di daerah survey.
Penyusunan
Perumusan Pengumpulan
Inventarisasi teknis
masalah, tujuan, Penentuan lokasi studi pustaka
data-data yang pelaksanaan
dan sasaran survey yang berkaitan
ada observasi dan
survey dengan survey
survei
TAHAPAN PELAKSANAAN SURVEY
Wawancara (Interview)
• Dalam survey dilakukan wawancara secara tatap muka, wawancara dilakukan untuk
mengetahui secara lebih dalam kondisi sosial dan ekonomi masyarakat tersebut.
Kuesioner
• Dalam survey data diperoleh dengan cara mendatangi seluruh responden dan memberikan
angket atau kuesioner untuk diisi oleh responden, kemudian responden mengisi jawaban
pertanyaan dalam kuesioner, serta mengumpulkan kembali angket yang telah diisi.
KESEDIAAN MEMBAYAR
(WILLINGNESS TO PAY)
A. PROFIL RESPONDEN
Menggunakan metode survei untuk mengumpulkan data primer langsung kepada sumber
informasi.
Proses pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara untuk mendapatkan berbagai
informasi yang digali melalui instrumen penelitian.
Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah kuesioner untuk mendapatkan data primer yang
dirancang oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan informasi yang ingin digali dalam survei
lapangan, yaitu mendapatkan gambaran persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap layanan
penyediaan air bersih yang dijalankan oleh PDAM
Contoh Responden pada PDAM Kabupaten Batang
8 Wiraswasta 59.38
Berdasarkan tingkat pendidikan responden
Total 100.00 tampak bahwa sebagian besar pendidikan
Sumber: Data primer diolah, 2012.
responden adalah SLTP (36.67%). Selanjutnya
Hasil analisis menunjukkan jika pekerjaan responden berturut-turut adalah SD (35,56%), SLTA
paling banyak adalah wiraswasta, yaitu berjumlah (18.89%), diploma (4.44%), dan sarjana
59.38% dari total responden. Sedangkan pekerjaan (4.44%). Beragamnya tingkat pendidikan
responden lainnya, berturut-turut, adalah pensiunan responden menunjukkan bahwa pelayanan
(8,33%), petani (8,33%), pegawai swasta (7.29), PNS PDAM Kabupaten Batang memang dibutuhkan
(5.21%), buruh (5.21%), guru (4.17%), dan lain-lain oleh masyarakat dengan berbagai tingkat
(2.08%). sosial dan ekonomi.
Tabel 4: Penghasilan Responden (%)
No Penghasilan Jumlah
1 Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 45.45
2 Rp 1.500.001,00-Rp 2.000.000,00 43.18
3 Rp 2.000.001,00-Rp 2.500.000,00 0.00 Identifikasi alokasi pengeluaran
4 Rp 2.500.001,00-Rp 3.000.000,00 0.00 responden untuk belanja air bersih
5 Di atas Rp Rp 3.000.000 11.36 akan digunakan untuk menentukan
Total 100.00 tingkat kemampuan masyarakat dalam
Sumber: Data primer diolah, 2012. membayar air bersih (ability to pay).
Karena tingkat kemampuan
Tabel di atas menyajikan pendapatan responden kajian masyarakat ini diperoleh dengan
ini. Sebagian besar responden mengatakan mempunyai mengalikan jumlah pendapatan
pendapatan sekitar Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 responden dan prosentase
(45.45%). Responden yang lain mengaku mempunyai pendapatan untuk biaya air bersih
pendapatan antara Rp 1.500.001,00-Rp 2.000.000,00 dibagi dengan total pemakaian air
(43,18%) dan di atas Rp 3.000.000,00 (11.36%). bersih per bulan.
Tabel 5: Alokasi Penghasilan Untuk Belanja Air Bersih (%)
02 Melalui random sampling, yaitu menentukan kelurahan secara random/acak yang dipilih untuk
disurvei dalam satu wilayah kecamatan yang menjadi lokasi kajian.
04 Dilakukan dengan purposive sampling, yaitu mengambil sampel kepala keluarga atau wakil
kepala keluarga sebagai responden penelitian dengan asumsi responden dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang jasa pelayanan air bersih.
B. KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT MEMBAYAR
Kemauan atau kesediaan seseorang untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya atau
besaran rupiah rata-rata yang masyarakat mau mengeluarkan sebagai pembayaran satu unit pelayanan
air bersih yang dinikmatinya (willingness to pay).
Perhitungan ATP dan WATP di atas selanjutnya dibandingkan dengan tarif dasar rata-rata air bersih PDAM,
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dan kemauan membayar masyarakat terhadap air bersih
yang dikonsumsinya.
Pedoman untuk menilai tingkat kemampuan dan kemauan membayar masyarakat terhadap air bersih
yang dikonsumsinya tersebut, yaitu:
Tarif lebih kecil dari ATP dan Tarif hampir sama dengan ATP Tarif lebih besar dari ATP dan
WTP dan WTP WTP
• Apabila terjadi kondisi ini • Pada kondisi ini pemakai jasa • Apabila terjadi kondisi seperti
maka kemampuan masyarakat berkemampuan hampir sama ini maka kemampuan dari
sangat baik, karena tarif yang dengan tarif yang masyarakat sangat jelek,
diberlakukan ternyata lebih diberlakukan, tidak semua karena tarif yang diberlakukan
kecil dari daya beli masyarakat mampu membeli ternyata lebih besar dari daya
masyarakat. Pada kondisi ini jasa atau barang tersebut, ada beli masyarakat, maka
masyarakat mampu membeli kemungkinan sebagian sebagian besar masyarakat
jasa atau barang yang masyarakat yang tidak mampu membeli barang
ditawarkan tanpa memikirkan menggunakan alternatif lain atau jasa yang ditawarkan.
untuk mencari alternatif lain. seperti sumur.
Contoh Analisis ATP dan WTP pada PDAM Kabupaten Batang
Tabel di atas menyajikan tarif dasar rata-rata, ATP, dan WTP untuk setiap ketegori penghasilan masyarakat. Setiap
kategori penghasilan masyarakat mempunyai ATP yang berbeda. Namun demikian hasil survey menunjukkan bahwa
setiap kategori penghasilan mempunyai WTP yang relatif sama, yaitu sekitar Rp Rp 1.000,00-Rp 2.500,00.
Hasilnya menunjukkan jika ATP relatif jauh lebih besar (diatas) tarif dasar rata-rata air minum PDAM Kabupaten
Batang, sedangkan WTP hampir sama dengan tarif dasar rata-rata tersebut. Hal ini menunjukkan, meski mempunyai
kemampuan yang relatif memadai untuk membeli air bersih produksi PDAM Kabupaten Batang, kemauan
masyarakat untuk membayar air bersih relatif terbatas.
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR DAN
IDENTIFIKASI POLA
FLUKTUASI PEMAKAIAN AIR
A. Proyeksi Kebutuhan Air
Sarana memproduksi air bersih :
• air baku,
• bangunan pengolahan,
• pipa transmisi,
• jaringan pipa distribusi,
Untuk dapat mengetahui kebutuhan air pada masa yang akan datang, kita perlu
mengetahui jumlah penduduk pada masa yang akan datang;
• Jumlah penduduk pada saat ini, sebagai dasar untuk menghitung jumlah
penduduk pada saat yang akan datang , serta Kenaikan penduduk.
Kategori Kebutuhan Air Domestik untuk Kota:
• Kota Kategori I (Metropolitan)
• Kota Kategori II (Kota Besar)
• Kota Kategori III (Kota Sedang)
• Kota Kategori IV (Kota Kecil)
• Kota Kategori V (Desa)
Semakin banyak jumlah sarana yang membutuhkan air, kebutuhan air akan makin banyak pula.
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air non domestik perlu diketahui
rencana pengembangan kota serta aktifitasnya. Apabila tidak diketahui, maka
prediksi dapat didasarkan pada suatu ekivalen penduduk, dimana konsumen non
domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan standar penyediaan air
domestik.
Pemakaian air oleh masyarakat bertambah besar selaras dengan kemajuan masyarakat tersebut. Sehingga
pemakaian air seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya suatu masyarakat.
Kebutuhan air untuk pemakaian non domestik antara lain dipengaruhi oleh jenis sarana yang membutuhkan air.
Sebagai contoh kebutuhan air untuk rumah sakit akan berbeda dengan kebutuhan air untuk perkantoran.
Disamping itu kebutuhan air untuk tiap jenis sarana juga tidak selalu sama, misalnya kebutuhan rumah sakit kelas A
akan berbeda dengan kebutuhan rumah sakit kelas C.
Untuk menghitung kebutuhan air pada masa yang akan datang juga perlu diketahui kebutuhan air untuk tiap
pemakai air pada masa yang akan datang. Data-data ini dapat dibuat berdasarkan kecenderungan pemakaian air
pada masa lalu dan saat sekarang.
3. PROYEKSI PENDUDUK
Pn = a + b . x
4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR YANG PERLU DIPRODUKSI
Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas industri/perdagangan diperlukan data mengenai fasilitas
industri dan perdagangan tersebut. Jika data ini tidak diperoleh, maka kebutuhan air dapat diperkirakan
berdasarkan data pemakaian air pada masa yang lalu. Misalnya pada contoh soal ini diperhitungkan
kebutuhan air industri pada tahun 2019 adalah 5% dari kebutuhan air untuk rumah tangga. Pada tahun
2044 diperkirakan meningkat menjadi 10%. Dengan demikian kebutuhan air untuk industri adalah:
Untuk menghitung kebutuhan air untuk fasilitas sosial, diperlukan data
mengenai jenis dan jumlah fasilitas sosial. Standar pemakaian air untuk fasilitas
Jika mengalami kesulitan
sosial dapat menggunakan angka-angka sebagai berikut:
memperoleh data jenis dan jumlah
• Kebutuhan air untuk masjid : 1 m3/unit/hari fasilitas social, dapat digunakan
• Kebutuhan air untuk langgar : 0,5 m3/unit/hari melalui pendekatan persentase
terhadap kebutuhan rumah tangga.
• Kebutuhan air untuk gereja : 0,5 m3/unit/hari
Misalnya dalam perhitungan ini
• Kebutuhan air untuk perkantoran : 30-40 liter/pegawai/hari kebutuhan fasilitas social
• Kebutuhan air untuk pendidikan : 10 liter/orang/hari diperkirakan sebesar 15% dari
kebutuhan air untuk rumah tangga.
• Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan : 200-400 liter/tempat tidur/hari
Kebutuhan Kebutuhan
Kebutuhan
pada hari pada jam
Tahun rata-rata f1 f2
maksimum puncak
Kebutuhan air pada hari maksimum (liter/detik)
(liter/detik) (liter/detik)
dan waktu puncak dihitung
berdasarkan kebutuhan air rata-rata 2019 27,51 1,2 33,01 1,5 41,27
dengan pendekatan sebagai berikut:
2024 36,17 1,2 43,4 1,5 54,26
• Kebutuhan air pada hari maksimum 2029 47,14 1,2 56,57 1,5 70,71
: 2034 60,96 1,2 73,15 1,5 91,44
f1 x kebutuhan air rata-rata
• Kebutuhan air pada waktu puncak : 2039 78,15 1,2 93,78 1,5 117,23
f2 x kebutuhan air rata-rata 2044 99,3 1,2 119,16 1,5 148,95
6. KESIMPULAN
• Jumlah dan persentase 05-06 237 241 205 228 226 231 218 1586 226,571 62,94 4,9
06-07 276 282 295 272 281 293 278 1977 282,429 78,45 6,2
pemakaian air rata-rata untuk 07-08 273 268 223 269 248 271 265 1817 259,571 72,1 5,7
setiap periode tertentu. 08-09 255 251 284 265 258 249 278 1840 262,857 73,02 5,7
09-10 273 270 209 228 256 268 238 1742 248,857 69,13 5,4
• Jumlah pemakaian air rata-rata 10-11 205 200 227 235 209 213 247 1536 219,429 60,95 4,8