Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PA/KPA : DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN


KABUPATEN PASER

PEMERINTAH KABUPATEN PASER

OPD : DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN


KABUPATEN PASER

NAMA KPA : ………………………………………….


NAMA PPK : ………………………………………….

NAMA PEKERJAAN :
KAJIAN BACKLOG PERUMAHAN KABUPATEN PASER

NAMA KEGIATAN : ………………………………….


NAMA PROGRAM : ………………………………...

TAHUN ANGGARAN 2018


Kerangka Acuan Kerja

KERANGKA ACUAN KERJA


PEKERJAAN :
KAJIAN BACKLOG PERUMAHAN KABUPATEN PASER
1. LATAR BELAKANG Kondisi perumahan merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk menilai kemiskinan suatu
wilayah, diukur melalui kuantitas dan kualitas
perumahan. Dalam arti umum, rumah adalah
bangunan buatan manusia yang dijadikan tempat
tinggal selama periode waktu tertentu. Rumah,
sekarang ini menjadi sebuah kebutuhan penting
dalam hidup manusia, rumah masuk dalam sebuah
lingkar kebutuhan pokok yang setiap insan harus
memilikinya. Sebagai salah satu kebutuhan primer
bagi hidup manusia, rumah amat berperan penting
dalam keberlangsungan hidup seseorang. Rumah
tidak lagi hanya sekedar tempat berlindung, namun
sudah merupakan bagian hidup yang mencakup
banyak pengaruh. Seiring berjalannya waktu, rumah
berkembang menjadi sebuah identitas bagi
pemiliknya. Rumah yang awalnya untuk tempat
berlindung dari panas, hujan dan binatang luar,
berubah menjadi status sosial sang pemilik. Rumah,
dimasa kini menjadi gambaran jati diri, karakter dan
nilai hidup seseorang. Namun hingga saat ini
masyarakat masih sangat sulit memiliki rumah
sehingga muncul angka kekurangan kebutuhan
rumah atau backlog yang tinggi. Pemerintah daerah
belum memiliki angka yang pasti mengenai berapa
kekurangan kebutuhan rumah atau backlog
diwilayahnya. Untuk itu diperlukan perhitungan
kebutuhan rumah atau backlog sebagai landasan
pemerintah daerah dalam menata dan
mengembangkan perumahan dan permukiman layak
bagi masyarakat
2. TUJUAN Tujuan pekerjaan:
 Menginventarisir data rumah, perumahan dan
kawasan permukiman di Kabupaten Paser
 Menghitung kekurangan kebutuhan rumah atau
backlog di Kabupaten Paser
3. TARGET/SASARAN Target / sasaran pekerjaan :
Diketahuinya kebutuhan rumah atau backlog
sebagai landasan pemerintah daerah dalam menata
dan mengembangkan perumahan dan permukiman
layak bagi masyarakat

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 2


Kerangka Acuan Kerja

4. KELUARAN Keluaran dari pekerjaan ini :

Besaran kebutuhan rumah atau backlog perumahan


di Kabupaten Paser
5. LOKASI PEKERJAAN Lokasi pekerjaan adalah seluruh Wilayah Administrasi
Kabupaten Paser yang mencakup 10 kecamatan dengan
125 buah desa/kelurahan dan empat buah UPT (Unit
Pemukiman Transmigrasi).

6. SUMBER DANA DAN Anggaran yang diperlukan dalam pekerjaan ini adalah
PERKIRAAN BIAYA RP. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) bersumber dari
APBD Kabupaten Paser tahun 2018

7. NAMA ORGANISASI Nama organisasi yang menyelenggarakan/


PENGADAAN melaksanakan pengadaan :
BARANG/ JASA
1. Nama instansi : Pemerintah Kabupaten Paser
2. Nama OPD : Dinas Perumahan, Kawasan
Permukiman dan Pertanahan
3. Nama KPA : ……………………………………….
- Pangkat : ………………………………………
- Jabatan :……………………………………….
- NIP : ……………………………………..
- Telp : ……………………………………..
4. Nama PPK : ………………………………………
- Pangkat : ………………………………………
- Jabatan : ……………………………………..
- NIP : ………………………………………
- Telp : ………………………………………
8. STANDAR TEKNIS Standar teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini
mengacu pada Standar Nasional Indonesia atau
Standar Internasional atau Standar lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan penuh oleh konsultan
perencana sesuai dengan umur rencana.
9. DASAR HUKUM Dasar hukum pelaksanaan pekerjaan:
PELAKSANAAN
a) Undang - Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang
PEKERJAAN
Penetapan Undang - Undang Darurat Nomor 3
Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Kalimantan
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 3


Kerangka Acuan Kerja

d) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah;
e) Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2007
tentang Perubahan Nama Kabupaten Pasir
Menjadi Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan
Timur
f) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
g) Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 9
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Paser Tahun 2015 - 2035
10. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari pekerjaan mencakup:
SUBSTANSI
- Diawali dari pembahasan konsep-konsep yang
terkait dengan kebutuhan rumah (housing
need) dan konsep model perhitungan backlog
yang telah dirumuskan
- Inventarisasi beberapa model perhitungan
backlog yang telah dikeluarkan oleh beberapa
pihak (organisasi/instansi) terkait.
- Menginventarisir data rumah, perumahan dan
kawasan permukiman
- Menghitung kekurangan ketersediaan rumah
atau backlog di Kabupaten Paser
11. PERSONIL DAN Personil dan fasilitas dari Pejabat Pembuat
FASILITAS DARI
Komitmen berjumlah 3 (tiga) orang sebagai Tim
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN Penerima dan Pemeriksa Hasil Pekerjaan, untuk
melakukan asistensi substansi dan pendampingan
dalam rangka koordinasi dan survey lapangan dan
seorang staf pendamping selaku wakil direksi yang
bertindak sebagai pengawas atau pendamping
(counterpart) atau Project Officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
12. PERALATAN DAN Peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini sebagai
MATERIAL DARI berikut: :
PENYEDIA JASA
KONSULTASI  Peralatan Kantor;
 Peralatan Survei Lapangan;
 Peralatan Diskusi Umum dan Diskusi Internal;
 Peralatan mobilisasi kerja.
Pihak pengguna jasa tidak menyediakan peralatan
tersebut dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
penyedia jasa berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan
peralatan tersebut

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 4


Kerangka Acuan Kerja

13. LINGKUP Penyedia jasa memiliki kewajiban sebagai berikut:


KEWENANGAN
PENYEDIA JASA  Menjalani kontrak yang telah ditandatangani
bersama untuk mencapai tujuan kegiatan ini.
Teknis, Jadwal pelaksanaan kegiatan, admintrasi
umum, administrasi keuangan dilaksanakan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan;
 Melaksanakan pengerahan sumberdaya
penyedia jasa untuk mencapat tujuan akhir yang
disepakati secara efektif dan efisien;
 Bekerja secara profesional, sehingga dapat
memenuhi standar profesi yang baik;
 Bekerja untuk kepentingan PPK yang mewakili
Pemerintah Kabupaten Paser, sesuai dengan
kontrak kerja;
 Menjaga kerahasiaan Negara untuk kepentingan
pemerintah dan kemaslahatan masyarakat
Kabupaten Paser
 Tidak memanfaatkan dan menyebarluaskan data
dan hasil pekerjaan tanpa persetujuan pengguna
jasa;
14. JANGKA WAKTU Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan
PELAKSANAAN
pekerjaan yaitu selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender, terhitung sejak dikeluarkan Surat Perintah
Mulai Kerja hingga produk Laporan Akhir.
15. KUALIFIKASI Kualifikasi penyedia yaitu badan usaha yang
PENYEDIA, METODE
memiliki SBU Konsultan Non Konstruksi Layanan
PEMILIHAN DAN
JENIS KONTRAK Jasa Studi, penelitian dan bantuan teknik, Sub
Layanan Jasa Bantuan Teknik (1.SI.05). Jenis
kontrak yang digunakan menggunakan jenis kontrak
lump sum dan tahun tunggal.
16. TENAGA YANG Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang
DIBUTUHKAN dibutuhkan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
a. Ketua Tim
Jumlah 1 orang Ahli Perencanaan Wilayah dan
Kota (S.1 T. Planologi) dengan pengalaman
minimal 5 tahun alam bidang pekerjaan
Perencanaan Wilayah dan Kota. Bertugas
mengkoordinasi seluruh item pekerjaan dan
konsultasi dengan pihak pemberi pekerjaan.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 5


Kerangka Acuan Kerja

b. .Ahli Arsitek
Jumlah 1 orang Ahli Arsitektur ( S1 T. Arsitektur)
dengan pengalaman minimal 3 tahun dalam
bidang pekerjaan perumahan. Bertugas
mengkoordinasi pekerjaan penilaian kualitas dan
kuantitas rumah, perumahan dan kawasan
permukiman
c. Tenaga Pendukung :
1. Surveyor 6 (enam) orang.
2. Operator Komputer 1 (satu) orang.
3. Tenaga Administrasi 1 (satu) orang
Kewajiban Tenaga Ahli:
- Tim Ahli berkewajiban dan bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam perjanjian kerjasama.
- Tim Ahli dalam melaksanakan pekerjaan
dinyatakan berakhir jika pekerjaan telah
dinyatakan selesai dan sesuai dengan perjanjian
kontrak.
- Hal-hal yang belum diatur dalam Kerangka Kerja
Acuan akan diatur dalam Dokumen Kontrak
17. PENDEKATAN DAN A Pendekatan Gabungan Teoritik – Legalistik
METODOLOGI
– Empirik
PEKERJAAN
Pendekatan Gabungan Teoritik – Legalistik – Empirik
dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan ini
ditempuh pendekatan gabungan, yang
menggabungkan antara pendekatan teoritikal,
pendekatan legalitas, dan pendekatan empiris.
Apabila dalam pendekatan teoritikal lebih banyak
memandang persoalan yang hendak diselesaikan
dengan sudut pandang teori, sebaliknya dalam
pendekatan empiris lebih banyak melihat dari sudut
pandang kejadian empiris yang terjadi di realitas
yang harus diselesaikan. Pendekatan legalitas lebih
melihat pada sudut pandang aspek legal/normatif
pada penyelesaian setiap persoalan yang hendak
dipecahkan. Tetapi dalam penyelesaian pekerjaan
ini tidak dipilih salah satu pendekatan saja, tetapi
menggabungkan ketiga pendekatan tersebut untuk
saling melengkapi sehingga didapat penyelesaian
persoalan yang terbaik / paling optimal.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 6


Kerangka Acuan Kerja

Pendekatan legalitas pada dasarnya adalah


mengakomodasikan semua legalitas yang sudah
pernah dibuat dan berlaku untuk menjadi pedoman
pada pengembangan selanjutnya. Yang menjadi
pedoman tentu merupakan legalitas yang tingkatan
kekuatan hukumnya lebih tinggi. Apabila ada
perbedaan diantara legalitas yang ada, akan dipakai
ketentuan yang ada pada ketetapan legalitas yang
lebih tinggi. Sedangkan apabila legalitas lebih rinci
berbeda dengan apa yang akan dikembangkan,
dapat diabaikan dan dapat dibuat ketentuan transisi
untuk mengakomodasikan adanya perbedaan
tersebut agar tidak menimbulkan kerugian bagi
pihak-pihak tertentu yang menjadi obyek bagi
legalitas yang lebih rinci tersebut pada waktu
sebelumnya. Karena yang dipakai dasar dalam
pendekatan ini adalah aspek legalitas, maka urutan
tingkat kekuatan hukum yang digunakan juga
mengikuti ketentuan legal yang ada. Dalam
kaitannya dengan kegiatan yang akan dilakukan,
pendekatan ini digunakan agar kegiatan yang akan
dilakukan/direncanakan tidak melanggar ketentuan
yang lebih tinggi yang sudah ada, dan dapat
mengakomodasikan ketentuan transisi jika
diperlukan karena kebijakan detail sebelumnya. Oleh
karena itu produk-produk kebijakan yang terkait
dengan kegiatan ini, seperti Undang-Undang (UU),
Peraturan Pemerintah (PP), Pengganti Undang-
Undang, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden,
Instruksi Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan
Menteri, Peraturan Daerah, Peraturan
Gubernur/Bupati/Walikota, maupun Keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota yang akan diperhatikan
dan diakomodasikan dalam rencana penyusunan
pekerjaan ini.
Pada pendekatan teoritikal, teori yang menjelaskan
secara lebih detail / spesifik memiliki kekuatan untuk
diacu paling tinggi. Sedangkan teori yang lebih
umum (memiliki keterkaitan yang relatif agak jauh
dari fenomena yang dipecahkan), akan memiliki
kekuatan untuk diacu lebih lemah.
Pada pendekatan empiris, persoalan-persoalan yang
sudah jelas-jelas menimbulkan masalah dan banyak
praktek terjadi, akan menempati posisi tertinggi
untuk diselesaikan. Sedangkan persoalan-persoalan
yang berlum tentu terjadi relatif dapat diabaikan.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 7


Kerangka Acuan Kerja

Tetapi persoalan yang belum pernah terjadi tetapi


dari aspek struktural sudah dapat dipastikan akan
menjadi masalah dalam praktek pelaksanaan di
lapangan, perlu tetap diperhatikan dalam
penyelesaian persoalan atau penetapan kebijakan
atau pengembangan sistem.
B Pendekatan Gabungan Kualitatif –
Kuantitatif
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang lebih
mementingkan aspek kedetailan informasi pada
suatu fenomena daripada distribusi kejadian pada
suatu populasi. Pendekatan ini lebih melihat
pentingnya informasi yang dapat menggambarkan
aspek kualitas yang terjadi pada fenomena yang
dipelajari dan dipecahkan, daripada prosentasi /
frekuensi kejadian. Oleh karena itu teknik sampling
dalam pendekatan kualitatif tidak terlalu penting.
Sedangkan pendekatan kuantitatif dalam
menggambarkan dan memecahkan fenomena, lebih
memandang pada frekuensi /distribusi kejadian
dalam suatu populasi untuk dapat mewakili kejadian
dalam populasi. Dari distribusi kejadian atau
data/informasi yang terjadi kemudian diolah secara
kuantitaif.
Pendekatan kualitatif dilakukan untuk lebih
memahami fenomena secara lebih spesifik, lebih
kaya informasi, sampai dapat menemukan anomali-
anomali yang terjadi dalam populasi/sistem. Oleh
karenanya pendekatan kualitatif ini seringkali
dilakukan pada penelitian-penelitian deduktif yang
bersifat pembuktian teori yang sudah pernah
dirumuskan. Sedangkan pendekatan kuantatif
karena sifatnya lebih untuk dapat menggeneralisir
kejadian/ perilaku dalam populasi, maka sample
yang tepat akan mempengaruhi penggeneralisiran
populasi dari sample. Oleh karena itu pendekatan ini
banyak digunakan pada penelitian yang bersifat
induktif, yang menggeneralisir perilaku/kejadian
dalam sample menjadi perilaku/kejadian dalam
populasi.
Dalam penyelesaian pekerjaan ini, dipakai kedua
pendekatan secara komplementatif, dimana
pendekatan kuantitatif dipakai untuk dapat melihat
perilaku dalam sistem/populasi yang paling banyak
dan yang paling sedikit/kecil. Tetapi disamping itu

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 8


Kerangka Acuan Kerja

dilengkapi dengan pendekatan kualitatif yang dapat


mengekplorasi kejadian/perilaku kecil yang
tersembunyi yang selama ini terjadi tidak/kurang
terperhatikan sehingga tidak dapat ditangkap dalam
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif banyak
dilakukan dengan metode: wawancara dan atau
Focus Group Discussion, sedangkan pendekatan
kuantitatif dilakukan dengan metode penyebaran
kuesioner atau formulir isian data/informasi atau
dengan menganalisis data-data sekunder yang
sudah tersedia
C Pendekatan Partisipatif Dan Stakeholder
Dalam pelaksanaan studi di lapangan, akan
dilakukan kegiatan-kegiatan diskusi dan
pengumpulan data/informasi. Untuk itu, pelibatan
stakeholder melalui suatu bentuk stakeholder
approach perlu dilakukan dengan memperhatikan
kondisi dan kebutuhan pelaksanaan kegiatan serta
kemungkinan keberlanjutan pekerjaan. Pendekatan
partisipatif pada intinya merupakan usaha
penyelesaian persoalan yang menjadi target
pekerjaan secara aktif dengan melakukan pelibatan
semua stakeholder terkait, baik pemerintah daerah,
masyarakat, maupun para pakar dan pihak lainnya.
Selain dalam bentuk diskusi, pendekatan partisipatif
juga diterapkan dalam kegiatan survey primer.
Survey melalui pendekatan ini akan memungkinkan
penggalian dan pengumpulan data dan informasi
terutama yang bersifat kualitatif dan lebih
informatif. Pendekatan partisipatif ini dipilih dalam
penyelesaian pekerjaan untuk mengali informasi
yang dalam, sehingga rumusan persoalan dan solusi
yang dihasilkan tepat pada sasarannya. Pendekatan
ini memungkinkan ’ownership’ yang tinggi dari para
stakeholders di daerah terhadap seluruh proses
maupun hasil pekerjaan ini.
Metodologi pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan.
Tahap persiapan pekerjaan terdiri dari:
 Mobilisasi tim pelaksanaan pekerjaan
 Koordinasi dan konsolidasi terkait teknis dan
administratif
 Penyepakatan lingkup dan materi substansi
 Penentapan rencana kerja

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 9


Kerangka Acuan Kerja

 Penetapan metoda pelaksanaan pekerjaan


 Desk study terhadap kajian yang telah
dilakukan dan data – data yang telah ada
 Penyusunan laporan pendahuluan
b. Tahap Pelaksanaan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:
- Diawali dari pembahasan konsep-konsep
yang
terkait dengan kebutuhan rumah (housing
need) dan konsep model perhitungan
backlog
yang telah dirumuskan
- Inventarisasi beberapa model perhitungan
backlog yang telah dikeluarkan oleh
beberapa
pihak (organisasi/instansi) terkait.
- Menginventarisir data rumah, perumahan
dan kawasan permukiman
- Menghitung kekurangan ketersediaan
rumah atau backlog di Kabupaten Paser
- Koordinasi dan konsolidasi terkait teknis dan
administratif dengan tim supervisi
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian pekerjaan terdiri dari:
- Koordinasi dan konsolidasi terkait teknis dan
administratif.
- Penyepakatan materi.
- Penyempurnaan materi
- Penyusunan dan Penyempurnaan laporan
akhir.
18. PENYUSUNAN Produk/hasil perencanaan yang harus diserahkan
LAPORAN kepada pengguna jasa adalah :
1) Penyusunan Laporan Awal
Penyusunan laporan awal yaitu memuat latar
belakang, tujuan, sasaran dan metode metode yang
akan dilaksanakan serta rencana pelaksanaan
pekerjaan. Laporan awal disusun 2 minggu setelah
pelaksanaan kegiatan , di cetak dalam kertas ukuran
A4 sebanyak 5 Set.

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 10


Kerangka Acuan Kerja

2) Penyusunan Laporan Akhir


Laporan akhir memuat semua rangkaian
pelaksanaan kegiatan.. Laporan Akhir disusun 10
minggu (2,5 bulan) setelah pelaksanaan kegiatan, di
cetak dalam kertas ukuran A4 sebanyak 5 Set.
3). Laporan Hasil Survei
Laporan ini memuat semua rangkaian kegiatan
survei di lapangan. Laporan hasil survei disusun 4
minggu (1 bulan) setelah laporan pendahuluan
diserahkan, di cetak dalam kertas ukuran A4
sebanyak 5 Set
Ditetapkan di Tana Paser, 2018

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN
DAN PERTANAHAN KABUPATEN PASER

……………………………………….
........................................................
NIP. ………………………………………….

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan Kabupaten Paser 11

Anda mungkin juga menyukai