2020
LAPORAN AKHIR
DIAGNOSIS KERUANGAN
A. Kajian Potensi Dampak Lingkungan Hidup II-2
B. Kajian Kohesivitas Sosial Budaya II-16
C. Kajian Potensi Perekonomian II-21
D. Kajian Konektivitas Infrastruktur II-28
Hak Cipta © Dinas PUPR Kota Depok REKOMENDASI REVISI RENCANA POLA RUANG
Dilarang memperbanyak/mencopy sebagian atau keseluruhan isi laporan dalam bentuk apapun tanpa
A. Revisi Peruntukkan Ruang Tahun 2020-2032 V-2
seizin dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok. Setiap data, hasil analisis dan
B. Rencana Konsep Pengembangan Wilayah PPK & SPK V-7
lainnya yang diambil dari laporan ini untuk kebutuhan publikasi lain, harus menggunakan kutipan
bersumber.
STUDI LANJUTAN
A. Kesimpulan VI-1
Disclaimer B. Rekomendasi dan Tindak Lanjut VI-2
Peristilahan yang digunakan dan penyajian materi dalam laporan ini mewakili pendapat dari tim riset
PRPW tentang materi teknis revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok. Analisis, kesimpulan dan Lampiran
rekomendasi yang tertulis dalam laporan ini mencerminkan pandangan tim penyusun.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Laporan Akhir
Materi Teknis Revisi RTRW Kota Depok. Pelaporan ini merupakan kegiatan tahap akhir dari Perjanjian
Kerjasama antara Center For Strategic And Global Studies, Universitas Indonesia (UKK CSGS UI)
dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Depok Nomor : 650/064-Taru/NARTRW/IX-
2019 dan Nomor : PKS-023/UN2.F13.D2.UKK4/PPM.01/2019.
Penyusunan Kajian Revisi Materi Teknis RTRW Kota Depok ini merupakan upaya penting
dalam rangka memperbaharui informasi terkini terkait dinamika penataan ruang serta isu-isu strategis
perkotaan lainnya yang berkembang di Kota Depok. Kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai upaya
tindak lanjut hasil peninjauan kembali RTRW Kota Depok 2012-2032 yang telah disebutkan sebelumnya.
Berdasarkan hasil Peninjauan Kembali RTRW Kota Depok tahun 2012-2032, pelaksanaan
pemanfaatan ruang di Kota Depok tahun 2012-2018 memiliki nilai yang relatif rendah, yaitu dengan
nilai rerata 1,06 dari skala 3, sedangkan dari sisi dampak akibat ketidaksesuaian pemanfaatan ruang
tersebut berpotensi memberi dampak negatif bagi Kota Depok (dengan nilai rerata 2,21). Hasil
rekapitulasi penilaian peninjauan kembali yang diperoleh Pemerintah Kota Depok berada pada nilai
akhir 63,81 (< 85) yang artinya yaitu RTRW Kota Depok tahun 2012-2032 perlu direvisi.
Laporan Akhir Materi Teknis Revisi RTRW Kota Depok 2012-2032 berisikan uraian materi
yang diantaranya terdiri dari 1) Pendahuluan; 2) Diagnosis Keruangan; 3) Tujuan, Kebijakan dan Strategi
4) Rekomendasi Revisi Rencana Struktur Ruang; 5) Rekomendasi Revisi Rencana Pola Ruang; dan 6)
Studi Lanjutan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Depok dan SKPD terkait serta para stakeholder Kota Depok yang bekerja sama membantu dalam proses
penyusunan kajian materi teknis revisi RTRW ini. Juga kepada para anggota Tim Peneliti Pusat Riset
Perkotaan dan Wilayah Universitas Indonesia dan para dosen/peneliti di lingkungan Universitas
Indonesia yang berkenan menjadi narasumber pada kegiatan revisi ini.
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
Dalam rangka pembuatan laporan revisi ini, bagian
pendahuluan lebih banyak mengulas mengenai profil umum
A. Latar Belakang
B. Maksud & Tujuan
dan juga gambaran tentang kondisi Kota Depok baik dari segi
ekonomi, sosial dan juga alamnya (hidrologis). Sehingga dapat C. Profil Umum Kota Depok
menjadi input awal dalam mengidentifikasi wilayah-wilayah di D. Posisi Hidrologis Kota Depok
keseluruhan Kota Depok.
E. Posisi Kota Depok dalam Metropolitan Jabodetabek-punjur
F. Tinjauan Kebijakan
G. Sistematika Pelaporan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota merupakan sebuah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari kawasan kota. Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
MAKSUD TUJUAN
Menyusun Materi Teknis Revisi Rencana Tata Merumuskan kembali Konsepsi Rencana
pemerintah mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan penataan ruang wilayah
Ruang Wilayah Kota Depok sesuai dengan hasil Struktur Ruang dan Pola Ruang sebagai
kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota, pemanfaatan ruang wilayah kota, dan
Peninjauan Kembali, rencana strategis nasional dan bagian dari Kajian Materi Teknis Revisi
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota berlaku
perkembangan internal Kota Depok. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok. .
selama 20 (dua puluh) tahun dan dapat dilakukan peninjauan kembali setiap 5 tahun. Hasil Peninjauan
Kembali (PK) dapat berupa kesimpulan yang menyatakan bahwa RTRW tersebut harus dicabut atau
sebatas direvisi baik sebagian maupun keseluruhan. Beberapa hal yang menjadi dasar perlu direvisinya
Perda RTRW adalah terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi wilayah lain yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang Kota secara mendasar, atau pun perubahan batas wilayah, pembangunan dan
LATAR BELAKANG REVISI RTRW
dinamika internal kota. RTRW Kota Depok 2012-2032
Berdasarkan hasil PK, kualitas data pada aspek Kualitas RTRW dan jenis dan besaran
pelaksanaan dan pemanfaatan ruang pada aspek Pelaksanaan dan Pemanfaatan Ruang memiliki scoring
yang cukup rendah. Perwujudan pemanfaatan ruang Kota Depok selama periode tahun 2012 – 2018
telah terealisasi rata-rata sekitar 33%, dan ada beberapa penggunaan lahan yang belum sesuai dengan
rencana pola ruang yang telah direncanakan di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok Tahun
2012 – 2032. Perlu dilakukan pemutakhiran guna lahan eksisting dengan memasukan data Izin
Pemanfaatan Ruang (IPR).
Terdapat program pembangunan struktur ruang yang berasal dari kebijakan nasional yang
mempengaruhi tata ruang Kota Depok selama tahun 2012 – 2018 dan belum terakomodir dalam
indikasi program RTRW Kota Depok Tahun 2012 – 2032 yaitu program-program perwujudan sistem
jaringan prasarana utama seperti rencana pembangunan infrastruktur-infrastruktur strategis nasional
seperti perumahan, pembangunan kampus UIII, TOD, LRT Jabodebek dan Transjabodetabek.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Depok melakukan Kajian Naskah Akademis Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok
Tahun 2012 – 2032.
Kota Depok
Kota Depok
Kota Depok berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di sebelah utara, Kabupaten Bogor
di sebelah selatan, Kota Tangerang Selatan di sebelah barat dan Kabupaten Bogor di
sebelah timur.
Kota Depok memiliki ketinggian dari atas permukaan laut yang cenderung
pendek intervalnya dengan perbedaan level kemiringan yang tidak berbeda. Dimulai
dari paling rendah yaitu 50 mdpl sampai dengan 110 mdpl, luasan wilayah yang besar
adalah wilayah dengan ketinggian 80 – 100 mdpl sebesar 121,09 km2 (60,46%). Kota
Depok memiliki kemiringan lereng landai hingga bergelombang dengan luas paling
Sumber : Dinas PUPR Kota Depok, 2018. besar yaitu kemiringan lereng landai (8-15%) seluas 94,37 km2 (47,12%).
Kota Depok adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak tepat di Kota Depok merupakan wilayah dengan tingkat urbanisasi tinggi, konsentrasi kegiatan industri,
selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor sehingga Depok ditetapkan menjadi kota penyangga Jakarta perdagangan dan jasa yang berkembang cepat. Permukiman skala besar untuk menampung penduduk yang
dan bagian dari Metropolitan di Pulau Jawa. Dahulu, Depok adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten bekerja di Jabodetabek juga berkembang di PKN Kawasan Perkotaan Bodebek ini. Dalam konteks tata ruang,
Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok perkembangan ini membawa kecenderungan alih fungsi lahan menuju kegiatan perkotaan, termasuk
ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang:kota) yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Kota Depok mempunyai munculnya permukiman baru. Masalah transportasi belum tertangani dengan baik karena prasarana jalan
luas 200,29 km2, yang terdiri dari 11 (sebelas) wilayah administrasi kecamatan yaitu: Kecamatan Sawangan, tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah kendaraan. Penyelesaian masalah transportasi berupa
Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan pengembangan sistem transportasi massal memerlukan dukungan kebijakan pengendalian penggunaan
Cilodong, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Tapos, Kecamatan Beji, Kecamatan Limo dan Kecamatan Cinere. kendaraan bermotor, terutama di kawasan-kawasan pusat kota.
Kawasan Jabodetabekpunjur meliputi seluruh wilayah DKI Jakarta, sebagian wilayah Provinsi
Jawa Barat dan sebagian wilayah Provinsi Banten. Sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat mencakup seluruh
wilayah Kabupaten Bekasi, seluruh wilayah Kota Bekasi, seluruh wilayah Kota Depok, seluruh wilayah
Kabupaten Bogor, seluruh wilayah Kota Bogor dan sebagian wilayah Kabupaten Cianjur meliputi Kecamatan
Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Cipanas. Sebagian wilayah Provinsi
Banten mencakup seluruh wilayah Kabupaten Tangerang dan seluruh wilayah Kota Tangerang.
Penataan ruang Kawasan Jabodetabek memiliki peran sebagai acuan bagi penyelenggaraan
pembangunan yang berkaitan dengan upaya konservasi air dan tanah, upaya menjamin tersedianya air tanah
dan permukaan, penanggulangan banjir, dan pengembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Isu-
isu Strategis di Kawasan Jabodetabekpunjur adalah isu kependudukan, pertumbuhan ekonomi, kurangnya
ruang (kebutuhan permukiman DKI Jakarta : 70.000 unit/tahun), kurangnya infrastruktur, pertumbuhan
kendaraan, transportasi tidak terintegrasi (kebutuhan jalan baru 60% terpenuhi, pertumbuhan kendaraan
11,5%), kemacetan lalu lintas, banjir, kurangnya RTH, laju Land Subsidence yang tinggi dan kebutuhan air
baku.
Sejak tahun 1977, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan bahwa wilayah Bodetabek (Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi) sebagai wilayah penyangga Jakarta. Hal ini disebabkan karena terlalu
padatnya Jakarta untuk menampung semua aktivitas pemerintahan, perdagangan, dan industri. Berdasarkan
hal tersebut pemerintah mulai mengatur pembangunan dan peruntukkan wilayah di Jabodetabek. Untuk
aktivitas pemerintahan, tetap dikonsentrasikan di wilayah Jakarta Pusat. Salah satu kota yang berperan
sebagai kota penyangga di wilayah Jabodetabek adalah Kota Depok dengan arahan pengembangan
sebagai penyedia permukiman atau hunian serta sebagai konektivitas antar kota dalam wilayah
tersebut. Kepadatan penduduk Kota Depok di tahun 1982 mencapai 240 ribu jiwa dan semakin padat di
tahun 1999 yaitu 1,2 juta jiwa hingga saat ini populasinya hamper mencapai 2 juta jiwa, membuat kota ini
semakin populer untuk dihuni, karena dekat dengan ibukota. Namun, Kota Depok juga memiliki
ketergantungan terhadap daerah lain di sekitarnya dalam hal pelayanan infrastruktur, seperti pelayanan air
bersih, persampahan, dan perpipaan, sehingga Kota Depok melaksanakan kerjasama dengan daerah
penyangga lainnya seperti Bekasi, Bogor, dan Tangerang. Depok sebagai salah satu kota satelit penyangga Sumber : urdi.com, 2018.
Ibukota mengalami perkembangan yang pesat. Tentunya, Depok juga menjadi salah satu target hunian bagi
para pekerja di wilayah Jakarta.
“Perekonomian Kota Depok Lebih Berpotensi Menuju Industri
Perlu diketahui bahwa dibandingkan kota-kota penyangga lain, produksi ekonomi Kota Depok lebih
rendah. Hal ini dikarenakan komponen pengurang PDRB yaitu impor bersih (hasil penjumlahan ekspor & Ekonomi Kreatif”
impor antardaerah dan luar negeri) terlalu tinggi. Ini menunjukkan Depok kurang produktif, kalah kompetitif
dan hanya menjadi pasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan daerah lain di Indonesia. Tidak adanya ciri khas Menurut data perekonomian dari BPS tahun 2018, kontribusi Kota Depok terhadap
atau produk unggulan dari Kota Depok yang dapat dipasarkan ke kota lain menjadikan Kota Depok perekonomian Kawasan Jabodetabek adalah sebesar 1,72% dan setelah diproyeksikan pada tahun 2030
ketergantungan terhadap kota lain. Maka dari itu untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam dapat berkontribusi sebesar 2,52% yang terdiri dari sektor unggulan berupa perdagangan besar dan
hal aglomerasi Jabodetabek, kreatvitas dan inovasi dalam pengembangan jasa perkotaan sangat dibutuhkan. eceran, industri pengolahan, dan konstruksi. Selain itu, melihat pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat
pada sektor perdagangan dan jasa, Kota Depok ini memiliki potensi dan peluang untuk berkontribusi pada
sektor ekonomi kreatif seperti kuliner, kriya dan fashion.
Kawasan Perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur yang selanjutnya disebut Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat, Kota Depok termasuk dalam Kawasan
Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur merupakan kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan Perkotaan Bodebek dan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan berperan menjadi pusat
ekonomi yang terdiri atas kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya yang membentuk koleksi dan distribusi skala internasional, nasional atau beberapa provinsi, bersamaan dengan Kawasan
Kawasan Metropolitan. Berdasarkan RTR KSN Jabodetabekpunjur, Kawasan Perkotaan Depok bersama Perkotaan Bandung Raya, dan Cirebon. Berdasarkan arahan pemanfaatan ruang, wilayah Jawa Barat
Kawasan Perkotaan Cinere di Kota Depok termasuk dalam kawasan perkotaan di sekitarnya yang berperan ditetapkan menjadi 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP) yang merupakan ruang dalam menempatkan
sebagai penyeimbang (counter magnet) perkembangan Kawasan Perkotaan Inti (DKI Jakarta). Beberapa rencana pembangunan antar wilayah dan antar sektor. Terkait dengan hal tersebut, Kota Depok termasuk ke
arahan pusat kegiatan di Kawasan Perkotaan Depok di Kota Depok, terdiri dari: dalam WP Bodebekpunjur dengan tema pengembangan pengendalian perkembangan fisik wilayah.
Berikut adalah detail kebijakan rencana WP Bodebekpunjur:
▪ Pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan;
▪ Pusat perdagangan dan jasa skala regional; a) Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Bodebekpunjur, meliputi pariwisata, industri
▪ Pusat pelayanan pendidikan tinggi; dan manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata.
▪ Pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang regional b) Bersama dengan Kota Bogor dan Kota Bekasi, Kota Depok diarahkan sebagai kota terdepan yang
menjadi bagian dari pengembangan KSN Jabodetabekpunjur untuk mendorong pengembangan PKN
Rencana sistem jaringan prasarana Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur yang terkait dengan arah dan kawasan perkotaan Jabodetabek, menjadi simpul pelayanan dan jasa perkotaan, serta
perkembangan Kota Depok, meliputi :
mengembangkan sektor perdagangan, jasa dan industri padat tenaga kerja
▪ Penyediaan sistem jaringan transportasi melalui penyediaan sarana transportasi massal antar wilayah c) Rencana pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah yang terkait dengan perkembangan
dalam rangka meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pergerakan orang dan barang serta Kota Depok antara lain:
memfungsikannya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. ▪ Infrastruktur jalan, meliputi pembangunan jalan tol Depok-Antasari
▪ Pengembangan Jalan bebas hambatan dalam kota Depok-Antasari (Desari) ▪ Infrastruktur perhubungan, meliputi pembangunan dan penyelenggaraan terminal tipe A,
▪ Lajur, jalur, atau jalan khusus angkutan massal koridor yang menghubungkan Manggarai-Universitas pengembangan KA Perkotaan Jabodetabek, pengembangan angkutan massal perkotaan, dan
Indonesia dan terintegrasi dengan Kawasan Perkotaan inti. peningkatan infrastruktur antar wilayah melalui pembangunan jalan poros barat di jalur
Palabuhanratu-Cikidang-Cibadak-Bogor-Depok-Jakarta
Kota Depok perlu merumuskan kebijakan yang mendukung terwujudnya kawasan perkotaan yang kompak d) Pengembangan Infrastruktur sumberdaya air, meliputi:
untuk membatasi penjalaran pertumbuhan kawasan perkotaan yang tidak terkendali. Terkait dengan ▪ Pembangunan Waduk Limo di Kota Depok
keterhubungan dengan Jakarta sebagai kawasan perkotaan inti maupun kota-kota perbatasan disekitarnya, ▪ Revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk dan danau/situ;
beberapa kebijakan yang diamanahkan dalam draft revisi RTR KSN Jabodetabekpunjur, salah satunya adalah ▪ Pengembangan infrastruktur pengendali banjir; dan
mengembangkan jaringan jalan bebas hambatan serta mengembangkan sistem transportasi massal melalui ▪ Peningkatan kondisi jaringan irigasi
pengembangan jalur komuter berbasis jalan dan rel serta mengembangkan keterpaduan sistem
transportasi kawasan perkotaan melalui konsep Transit Oriented Development (TOD). Dalam RTRW Kota
Berdasarkan hasil review kebijakan makro diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tidak ditemukan
Depok 2012-2032, arahan pengembangan sistem transportasi sudah menyebutkan adanya berbasis titik adanya divergensi atau kebijakan yang saling bertolak belakang. Dokumen RTRW Kota Depok 2012-2032
transit (terminal) namun belum mengintegrasikan berbagai pusat kegiatan dalam satu kawasan. Begitu
sudah memiliki arahan pengembangan yang sejalan dengan tujuan, penataan hingga rencana struktur dan
juga dengan rencana pengembangan transportasi massal yang baru menggunakan mobil penumpang umum
pola ruang yang sejalan. Namun, beberapa strategi belum diturunkan lebih rinci dan spesifik sehingga
(MPU) atau sering disebut angkot sebagai sarana mobilitas publik di kawasan perkotaan. Kemacetan yang
arahan pengembangan belum dapat terlaksana. Selain itu, dinamika cepatnya pertumbuhan penduduk
semakin parah serta okupansi layanan angkot yang trennya terus menurun seharusnya mendorong
dan pembangunan kawasan terbangun serta urbanisasi mendorong rencana pengembangan perkotaan
pemerintah kota untuk merumuskan adanya rencana pengembangan sistem transportasi khususnya
Depok di masa mendatang harus mulai berorientasi pada pembangunan vertical yang terintegrasi
transportasi massal yang terintegrasi dan komprehesif. Apalagi hal penyediaan sistem prasarana dan
dengan layanan transportasi publik. Tinjauan kebijakan diatas juga berimplikasi pada rencana
aksesibilitas sangat penting dalam meningkatkan keterhubungan serta keterkaitan antara kawasan perkotaan
pengembangan dan pengendalian situ-situ/danau di Kota Depok yang dituntut dapat berfungsi maksimal
inti juga mendukung terwujudnya struktur ruang Kota Depok yang efektif dan efisien. sebagai area resapan sekaligus penampungan air dan wilayah konservasi bagi kawasana WP Bodebekpunjur.
DIAGNOSIS KERUANGAN
A. Kajian Potensi Dampak Lingkungan Hidup
B. Kohesivitas Sosial Budaya
C. Kajian Potensi Perekonomian
Bagian ini merupakan kumpulan analisis yang disesuaikan terhadap D. Kajian Konektivitas Infrastruktur
isu strategis dan dengan kebutuhan perencanaan kota Depok dari
hasil PK RTRW sebelumnya. Karena keterbatasan waktu dan sumber
daya, kajian baru menggunakan data sekunder, hasil diskusi pakar,
dan konfirmasi kepada pemanngku kepentingan.
▪ BOD : Kali Sugutamu, Kali Cipinang, Kali Baru, Kali Grogol, Kali
Caringin, Kali Manggis, dan Kali Angke (nilai BOD > 6 mg/L)
▪ COD : Kali Grogol dan Kali Angke (nilai COD >50 mg/L
▪ Nitrit : Kali Sugutamu, Kali Cipinang, Kali Caringin, Kali Manggis, Kali
Ciliwung Hulu, Kali Ciliwung, Kali Cipinang Hilir, Kali Cabang Barat, Kali
Krukut, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Kali Cabang Timur, dan Kali
Cikumpa (Nilai Nitrit > 0,06 mg/L).
▪ MBAS : Kali Sugutamu, Kali Cipinang, Kali Laya Taman Duta, Kali
Cipinang Hulu, Kali Cabang Barat, Kali Krukut, dan Kali Cabang Timur
(Nilai Detergen sebagai MBAS >200 ug/L
▪ Fecal Coliform : Kali Sugutamu, Kali Cipinang, Kali Baru, Kali Grogol,
Kali Caringin, Kali Laya Taman Duta, Kali Manggis, Kali Ciliwung Hulu,
Kali Ciliwung, Kali Ciliwung Hilir, Kali Cipinang Hulu, Kali Cipinang Hilir,
Kali Cabang Barat, Kali Krukut, Kali Cabang Timur, dan Kali Cikumpa
(Nilai Fecal coliform > 2000).
Berdasarkan hasil
pemantauan sungai di
Kota Depok pada tahun
2016 tersebut, dapat
dikatakan bahwa
penyebab timbulnya
kondisi sungai tersebut, Kali Grogol
sebagian besar adalah Sumber : Akurat.co ; 2019
akibat aktivitas
masyarakat di sekitarnya,
seperti membuang
sampah domestik di
sekitar bantaran sungai,
membuang limbah cair
industri ke dalam sungai,
dan melakukan aktivitas
MCK di sungai. Kali Angke
Sumber :SLHD 2017 dan Pengolahan Data 2019. Sumber : PUPR Depok ; 2018
Selain sungai, Kota Depok memiliki 30 buah Situ dengan luas total 147,42 Ha. Selain berperan sebagai Berdasarkan hasil pemantauan Situ di Kota Depok pada tahun 2016 oleh BLHD, dapat dilihat bahwa
kawasan resapan air di Kota Depok, Situ berperan pula sebagai kawasan resapan air bagi DKI Jakarta. penyebab timbulnya kondisi Situ-Situ tersebut, sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas masyarakat di
Keseluruhan Situ tersebut tersebar di seluruh kecamatan di Kota Depok (termasuk 4 Situ yang terdapat di sekitarnya, seperti membuang sampah domestik di sekitar bantaran Situ, membuat jaring apung dalam
dalam Kampus UI Depok), dengan karakter dan kondisi yang berbeda-beda sesuai dengan lokasi dan
jumlah yang telah melewati daya dukung situ, menguruk perairan Situ untuk dijadikan perumahan kumuh
permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hasil pemantauan rutin yang dilakukan pada
beberapa Situ di Kota Depok, didapat hasil beberapa parameter di beberapa Situ, melebihi nilai Baku Mutu (alih fungsi lahan) di bantaran Situ. Bahkan dapat dijumpai pula aktivitas beberapa industri di sekitar Situ,
Air (PP 82 tahun 2001 kelas 3) yaitu : seperti di Situ Tipar, Situ Asih Pulo, dan sebagainya. Kondisi Situ Gadog yang permukaannya dipenuhi
dengan gulma air dan sampah domestik serta kerap menimbulkan bau busuk terhadap lingkungan di
• pH : Situ Rawa Besar (Nilai pH <6 atau >9) sekitarnya, kemungkinan diakibatkan oleh aktivitas salah satu Tempat Pemotongan Hewan (TPH) yang
• BOD: Situ Gadog, Situ Pladen, Situ Asih Pulo, Situ Cilangkap, Situ Cilodong, Situ Tipar, dan Situ Studio berlokasi di sekitar Pasar Cisalak. Secara umum, keberadaan pabrik di sekeliling Situ-Situ tersebut
ALam (Nilai BOD > 6 mg/L) menyebabkan penumpukan limbah cair maupun padat yang merupakan hasil aktivitasnya, yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan hilangnya Situ karena telah terjadi pendangkalan.
• COD: Situ Gadog, Situ Pladen, Situ Tipar, Situ Studio Alam, dan Situ Rawa Besar (Nilai COD >50 mg/L)
Nitrit: Situ Cilodong, Situ Pengarengan, Situ Studio Alam, Situ Bojongsari, Situ Pengasinan, Situ Aspek lingkungan lainnya adalah kualitas udara khususnya terkait pencemaran (polusi) yang terjadi di Kota
Pancoran Mas, dan Situ Pedongkelan (Nilai Nitrit > 0,06 mg/L). Depok. Peningkatan lahan permukiman membuat pergerakan transportasi semakin meningkat yang
• DO : Situ Gadog, Situ Pladen, Situ Cilangkap, Situ Tipar, dan Situ Studio Alam, (Nilai DO < 3 mg/L) berbanding lurus dengan peningkatan cemaran. Ditambah di beberapa lokasi terdapat industri baik
industri besar maupun rumah tangga. Dari dokumen SLHD Kota Depok 2017, hasil pantauan kualitas udara
• Fecal Coliform : Situ Patinggi, Situ Pladen, Situ Asih Pulo, Situ Cilangkap, Situ Rawa Kalong, Situ di beberapa lokasi Kota Depok dengan udara ambien 24 jam dan 1 jam menunjukkan kualitas udara di
Pengarengan, Situ Tipar, Situ Studio ALam, Situ Rawa Besar, Situ Pengasinan, Situ Citayam, dan Situ
Depok masih memenuhi kriteria baku mutu. Sedangkan tingkat kebisingan sudah melebihi baku mutu
Pedongkelan (Nilai Fecal coliform > 2000).
tingkat kebisingan, khususnya di koridor Jalan Margonda. Namun, berdasarkan pantauan kualitas udara
• Total Coliform: Situ Patinggi, Situ Pladen, Situ Asih Pulo dan Situ Pengarengan (Nilai total coliform > lainnya, yaitu AirVisual, menunjukkan adanya indikasi cemaran udara dengan menggunakan paramater
10.000 / 100ml). PM2,5 di sekitar Bulan Desember 2019 dengan status kondisi udara tidak sehat. Indikasi tersebut cukup
mengkhawatirkan karena parameter PM2,5 adalah partikel yang sangat berbahaya karena ukurannya yang
sangat kecil yang sulit terfilter pada tubuh manusia. Paparan partikel tersebut dalam waktu yang cukup
lama akan terakumulasi dalam tubuh dan menjadi pemicu timbulnya penyakit-penyakit lainnya.
Dari beberapa aspek lingkungan yang dianalisis, dapat ditarik beberapa temuan yang terjadi dan harus
diperbaiki untuk keberlajutan lingkungan kedepannya, antara lain:
a) Kualitas air permukaan pada beberapa sungai dan situ sudah melewati ambang batas nilai baku mutu,
dampaknya pada timbulan bau, rusaknya biodiversitas setempat, dan estetiika lingkungan terganggu,
Situ Studio Alam Situ Gadog b) Kuantitas badan air (khususnya situ) yang berkurang karena faktor tekanan permintaan lahan
Sumber : situstudioalamtvri.wordpress.com ; 2015 Sumber : cimanggis.depok.go.id ; 2016 permukiman yang tinggi (hilangnya Situ Ciming, Situ Bunder, Situ Telaga Subur, Situ Lembah gurame,
dan Situ Cinere). Hal ini menjadi salah satu sebab peningkatan banjir di beberapa lokasi karena
perubahan jalan dan terminal air,
c) Kualitas udara di pusat kota yang terindikasi cemaran partikel berbahaya. meskipun indikasi ini
ditemukan pada aplikasi AirVisual (dengan skala kota), namun perlu dipantau laju cemarannya. Karena
indikasi cemaran terjadi di pusat aktivitas warga kota.
Dari isu lingkungan tersebut maka tindakan yang perlu untuk dilakukan di Kota Depok antara lain:
a) Memperbaiki jalan dan terminal air dengan mengembalikan fungsi ruang biru yang hilang, dan
menjaga ruang biru yang masih ada, dan
Situ Rawa Besar Situ Pladen b) Menambahkan ruang hijau pada beberapa lokasi yang diindikasikan mengalami pencemaran, yang
Sumber : tribunnews.com ; 2019 Sumber : kompas.com ; 2019 berfungsi sebagai pengatur iklim mikro, penyerap karbon, penghasil udara segar, penyerap air, dll.
Banjir menjadi bencana yang paling banyak terjadi di Kota Depok dengan jumlah
pengungsi tercatat hingga 5071 jiwa. Dari peta risiko banjir terlihat risiko tinggi
(warna merah) berada di sekitar Sungai Ciliwung yang membelah Kota Depok.
1 Banjir 12
2 Kekeringan 3
3 Puting Beliung 4
4 Longsor 6
Sumber INARIS 2019
Kejadian banjir terjadi di beberapa lokasi (53 titik tahun 2016), seperti di Perum
Mutiara Depok, Taman Duta, Bukit Cengkeh, Kali Angke dll (SLHD 2017). Dari data
tersebut cukup mengkhawatirkan, karena berdasarkan kajian kerentanan iklim
(Susandi, 2016), Kota Depok berpeluang mengalami peningkatan bencana
banjir. Pada tahun 2035, indeks kebencanaan iklim (banjir) meningkat untuk
beberapa wilayah seperti kecamatan Sukmajaya, Sawangan, Cipayung, Pancoran
Mas, Beji, Cilodong, dan Tapos. Pada umumnya, pola penyebaran indeks bencana
iklim di wilayah Depok dimulai pada kecamatan Sukmajaya. Kemudian meluas
hingga ke wilayah-wilayah di sekitarnya dengan mengalami peningkatan indeks
dari tahun ke tahun.
Pada dasarnya kondisi fisik wilayah di Kota Depok di beberapa lokasi memang
rawan akan banjir karena berada di wilayah rendah, dilalui oleh lima sungai besar
dan belasan anak sungai lainnya, serta curah hujan yang cukup besar tiap
tahunnya. Faktor penyebab terjadinya bencana ini adalah lama dan intensitas
hujan yang tinggi, meluapnya air sungai karena kemiringan dasar saluran kecil
dan kapasitas aliran sungai tidak memadai, dan sistem drainase yang tidak
memadai. Seperti disebutkan sebelumnya, perubahan ruang biru untuk jalan air
Sumber INARIS 2019 dan terminal air menjadi salah satu penyebab banjir. Pembenahan pada isu-isu
tersebut penting untuk diperhatikan karena dampak perubahan iklim (khususnya
Berdasarkan DIBI BNPB, pada rentang tahun 2000-2017 terjadi total 25 kejadian bencana yang tercatat.
pada peningkatan curah hujan ekstrim) semakin terasa. Sebagai wilayah middle-
Terdapat empat jenis bencana, yaitu banjir, kekeringan, puting beliung, dan longsor.
stream (dari DAS Ciliwung), Depok musti mampu menjadi pengendali banjir
setidaknya di wlayahnya sendiri.
Jika dilihat dari data historis curah hujan, berdasarkan kajian yang dilakukan BMKG, di Kota Depok cenderung
terjadi kenaikan yang ditandai dari hasil analisis wetspell (jumlah hari hujan berturut-turut). Menggunakan
data historis selama 35 tahun, BMKG melakukan analisis perubahan iklim dengan parameter curah hujan di
Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Terdapat tiga peta yang dihasilkan, yaitu peta tren wetspell, dryspell, dan
frekuensi hujan > 60mm.
Tren wetspell Kota Depok dan sebagian kota Bogor (bagian barat) mengalami kecenderungan jumlah hari
hujan dalam setahun. Disebutkan pula dalam laporan, kenaikan tertinggi terjadi pada wilayah Depok, Bogor,
dan Garut. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa potensi peningkatan curah hujan di Depok perlu
diantisipasi karena dapat berimbas pada timbulnya dampak bencana seperti banjir dan bahkan longsor.
Berkebalikan dengan wetspell, tren dryspell (hari tanpa hujan berturut-turut) di Kota Depok cenderung tetap.
Artinya hari tanpa hujan tidak banyak perubahan selama 35 tahun, yang menandakan potensi terjadinya
kekeringan cukup kecil di kota ini. Sedangkan untuk proyeksinya pada periode 2032-2040, memiliki kemiripan
yaitu cenderung tidak berubah hingga meningkat pendek (0-1 hari).
Pendekatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran daya dukung lahan permukiman sebagai informasi
awal dalam penentuan perencanaan pembangunan permukiman sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan
lahan. Meskipun informasi ini masih bersifat makro, namun secara garis besar dapat memperlihatkan tingkat
kepadatan permukiman pada suatu wilayah. Artinya wilayah dengan daya dukung permukiman yang telah
terlampaui, diharapkan dapat mempertimbangkan aspek lingkungan lain sebagai dasar kelayakhunian
kawasan permukiman. Perhitungan daya dukung lahan permukiman diperoleh dengan pendekatan lahan
untuk bangunan dengan formula yang menggunakan data luas lahan bangunan (permukiman), luas lahan
infrastruktur (jalan, drainase, dll), serta koefisien lahan terbangun (untuk perkotaan diasumsikan 80%) Hasil
perhitungannya akan berupa angka daya dukung yang dikategorikan sebagai berikut:
DDLP < 1 : daya dukung lahan perkotaan terlampaui atau buruk
DDLP = 1-3 : daya dukung lahan perkotaan aman bersyarat atau sedang
DDLP > 3 : daya dukung lahan perkotaan aman atau baik
Berdasarkan hasil penghitungan, tidak ada kecamatan di Depok yang daya dukung lahan permukimannya
masih aman atau baik. Status aman bersyarat ada di Kecamatan Bojongsari, Limo, Sawangan, dan Tapos.
Artinya pada kecamatan tersebut masih direkomendasikan sebagai ruang untuk permukiman dengan
memperhatikan kondisi lingkungan, karena nilainya juga tidak terlalu besar. Karena apabila terus ditekan laju
peningkatan lahan permukiman, maka statusnya akan berubah menjadi terlampaui. Sedangkan kecamatan
lainnya, direkomendasikan untuk sangat menahan laju penambahan lahan permukiman, karena ketersediaan
lahannya yang semakin sempit yang dikhawatirkan menurunkan kualitas lingkungan permukiman yang
disebabkan kepadatan yang sangat tinggi. Hal lainnya pada kecamatan dengan status terlampaui, dapat
memanfaatkan ketersediaan lahan yang ada dengan lebih efektif seperti mengubah bangunan menjadi
pembangunan vertikal (bangunan bertingkat). Tentunya dengan memperhatikan kemampuan lahan pada
lokasi-lokasi lahan yang tersedia.
Status daya dukung lahan permukiman ini tidak menjadi batasan dalam proses pembangunan, namun
menjadi panduan bahwa daerah tersebut (wilayah administratif) secara teori sudah terlalu padat. Sehingga
status itu dapat menjadi acuan dalam membangun bahwa perhatian terhadap lahan terbuka sangat penting,
sebagai serapan air di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan, status daya dukung lahan permukiman ini
berbanding lurus dengan status daya dukung air, dimana pada daerah dengan nilai daya dukung lahan Sumber Pengolahan Data 2019 mengacu Permen LH No. 17/2009..
permukiman terlampaui, daya dukungnya airnya juga defisit sangat tinggi.
Penghitungan daya dukung air serupa dengan daya dukung lahan, yaitu dengan membandingkan
ketersediaan air dengan kebutuhan sumber daya air bagi penduduk yang hidup di wilayah terkait.
Dengan metode ini, dapat diketahui secara umum apakah sumber daya air di suatu wilayah dalam
keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan air di suatu wilayah
tercukupi, sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan akan air. Guna memenuhi kebutuhan air, fungsi lingkungan yang terkait dengan sistem tata
air harus dilestarikan. Ketersediaan air ditentukan dengan menggunakan metode koefisien limpasan
berdasarkan informasi penggunaan lahan serta data curah hujan tahunan. Sementara itu, kebutuhan air
dihitung dari hasil konversi terhadap kebutuhan air untuk hidup layak.
Dari hasil penghitungan dapat dilihat bahwa daya dukung air untuk seluruh kecamatan di Depok sudah
defisit, artinya tidak lagi dapat mendukung kebutuhan air penduduk Depok secara layak (apalagi pada 10
tahun kedepan). Hal ini karena laju pertumbuhan penduduk terus meningkat sedangkan ketersediaan air
tidak mencukupi. Bahkan berdasarkan kajian dampak proyeksi iklim pada sektor air (Bappenas, 2019),
Jawa Barat yang (Depok bagian dari wilayah proyeksi) mengalami penurunan ketersediaan air (55%
selama 25 tahun). Namun dalam perhitungan dengan metode ini, belum memperhitungkan air tanah
dalam maupun debit air sungai yang juga merupakan sumber air. Kecamatan dengan angka defisit air
terbesar antara lain adalah Kecamatan Cimanggis, Sukmajaya, Pancoran Mas, dan Tapos. Jika mengacu
pada hasil dari metode ini, pada kecamatan-kecamatan tersebut perlu memperbanyak lahan hijau atau
serapan air. Intervensi teknologi dengan infrastruktur hijau seperti bioretention, porous pavement, grassed
swale dll agar infiltrasi semakin besar dan meningkatkan cadangan air. Pemanfaatan curah hujan juga
dapat dilakukan sebagai salah satu tambahan cadangan air.
Meskipin secara status daya dukung air seluruh wilayah di Depok telah mengalami defisit, namun bukan
berarti wilayah tersebut kekurangan sumber daya air. Hal tersebut dikarenakan pendekatan kajian ini
lebih kepada kebutuhan air penduduk dalam waktu satu tahun, dan hanya dibandingkan dengan
ketersediaan air dai limpasan.
Sumber Pengolahan Data 2019 mengacu Permen LH No. 17/2009..
Secara keseluruhan GITBoLA melakukan Analisa berdasarkan data pada gambar 7. Resolusi atau skala data
minimum yang diharapkan pada tools GITBoLA adalah 1 : 5.000, Sehingga hasilnya dapat sesuai dengan
skala pada perencanaan tata ruang wilayah (RTRW) hingga perencanaan detail tataruang (RDTR) suatu
wilayah.
Analisa kesesuaian lahan dengan tools GITBoLA dilakukan pada data kondisi saat ini (eksisting). Analisa Berdasarkan hasil analisa, secara umum dapat dilihat Bioretensi berada di sekitar jalan eksisting yang meiliki
kesesuaian lahan dilakukan untuk empat jenis infrastruktur hijau yaitu : Bioretensi, Grassed Swale, Contructed kemiringan kurang dari 5% (landai) dan berada lebih dari 100 feet (30 m) dari bibir sungai. Sedangkan Grassed
Wetland dan Infiltration Trench. Keempat teknologi hijau tersebut dipilih karena ketiganya memiliki kriteria Swale berada di sekitar jalan eksisting yang meiliki kemiringan kurang dari 4% (sangat landai), dan dapat di
yang secara garis besar dapat mewakili teknologi-teknologi hijau lainya. Bioretensi memiliki fungsi utama tempatkan hingga bibir sungai. Namun, pada wilayah disekitar jalan tidak seluruhnya sesuai untuk penerapan
sebagai penahan debit puncak limpasan hujan dari jalan dan sekaligus membantu meningkatkan kualitas Bioretention ataupun Grass Swale, hal ini kemungkinan besar disebabkan karena lahan telah terbangunan, lahan
air. Bioretensi sesuai pada jarak yang tidak lebih dari 100 feet (±30 meter) dari tepi jalan. Grassed Swale tidak sesuai secara kemiringan atau lahan terlalu dekat dengan sungai. Wilayah kesesuaian lahan untuk
(sengkedan rumput) secara fisik terlihat seperti saluran rumput, namun memiliki fungsi utama sebagai Bioretensi dan Grassed Swale beririsan, karena kriteria keduanya hampir serupa.
penahan debit puncak limpasan hujan dari jalan. Infiltration Trench (parit galian) adalah teknologi hijau yang
memiliki fungsi utama untuk membantu proses infiltrasi air hujan kedalam tanah. Infiltration trench tidak
boleh ditempatkan pada daerah discharge atau daerah yang memiliki muka air tanah dangkal, sebaliknya
harus ditempatkan pada daerah yang memiliki kedalaman muka air tanah > 4 feet (1,2 meter) dan memiliki
tanah dengan hydraulic conductivity yang cukup (kelompok tanah A-B). Teknologi ini juga dapat membantu
menurunkan debit puncak banjir. Selanjutnya adalah Contructed Wetland (lahan basah buatan) yang
memiliki fungsi utama untuk meningkatkan kualitas air limpasan, dan dapat mempung air limpasan serta
mengurangi debit puncak banjir. Contructed Wetland dapat menerima limpasan hujan dari daerah yang
lebih luas dibandingkan dengan ketiga teknologi hijau lainya.
Wilayah yang sesuai untuk infiltration facility berada pada daerah yang memiliki kedalaman muka air tanah lebih
GAMBAR Hasil Analisis Kesesuaian Lahan dari 4 feet (1,2 m). Wilayah kesesuaian lahan untuk Constructed Wetland dan infiltration facility beririsan, karena
Untuk Grassed Swale (Sengkedan Rumput) kriteria kuduanya hampir sama. Namun infiltration facility memiliki batasan kesesuaian jenis tanah, yakni harus
di tempatkan pada daerah pada kelompok tanah A-B, sedangkan Constructed wetland tidak mensyaratkan hal
ini.
Pada konteks pengembangan kawasan, perkerasan lahan dan pembangunan wilayah kedap air pada daerah
yang memiliki kesesuaian untuk di terapkan Infiltration Facility akan menghilangkan potensi alami daerah
tersebut sebagai daerah resapan air. Secara umum tidak direkomendasikan untuk melakukan pembangunan
diatas 30% dari total luasan lahan, namun untuk menentukan persentase luasan lahan terbangun yang
diperbolehkan pada daerah tersebut secara presisi, perlu dilakukan kajian hidrologi lanjutan, yaitu pemodelan
limpasan air hujan dan aliran air tanah. Daerah yang tidak berwarna dalam batas wilayah perencanaan adalah
daerah yang tidak sesuai untuk ditempatkan teknologi hijau. Ketidaksesuaian dapat terjadi kerena terdapat satu
atau lebih kriteria yang tidak memenuhi, misalkan : daerah meliliki muka air tanah sangat dangkal atau wilayah
discharge, daerah diperuntukan untuk bangunan, atau tidak memiliki kelompok tanah yang sesuai, dan atau
daerah berjarak kurang dari 100 feet (30 m) dari bibir sungai. Secara hidrologi, kenaikan persentase lahan yang
kedap air berakibat pada peningkatan jumlah air limpasan hujan dan penurunan jumlah air yang terinfiltrasi ke
dalam tanah. Sehingga pada kondisi saat ini, Green Infrastructure menjadi sangat direkomendasikan untuk
diterapkan, terutama yang berfungsi dalam mendorong laju infiltrasi dan menahan debit puncak banjir.
Perdagangan &
Jasa Tutupan Lahan : RTH / Lapangan Golf
55-59 thn
TOD Pondok
Cina (Sumber: Dimodifikasi dari Kota Depok Dalam Angka BPS dan Pribadi, 2019)
Kepadatan Penduduk rata-rata per kilometer persegi merupakan hasil kalkulasi dari jumlah penduduk Wilayah terpadat berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah adalah Kecamatan Pancoran Mas,
kecamatan yang dibagi dengan luas wilayah kecamatan. Klasifikasi luas wilayah yang dibagi atas tiga Sukmajaya dan Beji.
bagian antara lain area kecil 10-18 km2, area sedang 19-26 km2, dan area besar 27-34 km2. Tabel tersebut menunjukan sebaran penduduk di 11 kecamatan antara lain Kecamatan Sawangan 165.631
jiwa, Kec. Bojongsari 133.682 jiwa, Kec. Pancoran Mas 282.167, Kec. Cipayung 171.457 jiwa, Kec. Sukmajaya
Masing-masing area diberi warrna berbeda agar memudahkan pembaca memahami isi tabel. Pembagian
area atas dasar ambang bawah dan ambang atas luas wilayah di Kota Depok 311.379 jiwa, Kec. Cilodong 167.565 jiwa, Kec. Cimanggis 324.343 jiwa, Kec. Tapos 289.809 jiwa, Kec. Beji
222.372 jiwa, Kec. Limo 117.890 jiwa, Kec. Cinere 144.038 jiwa.
Penduduk dengan jumlah paling banyak berlokasi di Kecamatan Cimanggis dan Penduduk dengan jumlah
TABEL Sebaran Jumlah Penduduk Kota Depok di 11 Kecamatan 2018 paling sedikit berlokasi di Kecamatan Limo. Berdasarkan review surrounding antara kecamatan Cimanggis di
batas wilayah DKI Jakarta atau dalam RDTR disebut sebagai SPK Cimanggis terdapat banyak 16 fungsi yang
terdiri atas 11 fungsi budidaya dan 5 fungsi lindung. Dengan sebaran penduduk tersebut, perlu diketahui
juga jenis orang yang paling dominan yang saat ini menduduki wilayah Kota Depok. Pembahasan
sebelumnya dilihat dari data pertumbuhan penduduk per kecamatan, bagaimana dengan luas wilayah dan
rata-rata penduduk yang menduduki wilayah masing-masing per kilometer persegi.
LUAS
KAWASAN 2017 2018 2019
KUMUH AWAL
Luas Kumuh
Berdasarkan laporan dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Kawasan Kumuh yang selesai ditangani
baru mencapai 6,42 Ha. Luasan area kumuh tersebut tersebar di beberapa kelurahan antara lain: Kelurahan
Kemirimuka (1,38 Ha), Kelurahan Abadijaya (25,09 Ha), Kelurahan Depok (42,83 Ha) dan Kelurahan
Sukamaju Baru 21,52 Ha).
(Sumber: dimodifikasi dari kota depok dalam angka, 2018) Kawasan Kumuh perlu menjadi salah satu fokus dalam revisi pola ruang Kawasan Kumuh tersebut berada
Area Kecil 10-18 dalam zona perumahan kepadatan tinggi/PPK Margonda Dalam Perda RTRW diarahkan untuk membangun
km 2
Area Sedang 19-26 bangunan vertical. Bangunan vertikal tidak hanya apartemen namun juga Rusun. Rusun untuk kelas
km 2 menengah ke bawah dan sebagai alternative fasilitas relokasi kawasan kumuh yang tidak jauh dari lokasi
Area Besar 27-34
semula.
km2
Berdasarkan data di atas dan pergeseran isu kesehatan tersebut, faktor terbesar yang
Menurut Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara, esensi pendidikan adalah menggabungkan memengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah lingkungan. Beberapa faktor resiko
budaya dalam diri anak, dan memasukkan anak ke dalam budaya sehingga anak-anak menjadi manusia. lingkungan yang dapat disajikan di bawah ini antara lain cakupan rumah sehat, cakupan
Globalisasi yang dipengaruhi oleh kepentingan pasar menyebabkan pendidikan tidak sepenuhnya keluarga dengan sumber air minum terlindung, cakupan jamban sehat, Sanitasi Total
dipandang sebagai upaya mencerdaskan bangsa dan proses pemerdekaan manusia tetapi mulai bergeser Berbasis Masyarakat (STBM), cakupan tempat-tempat umum (TTU) dan tempat
menuju pendidikan sebagai komoditas (Saksono dalam Suparlan, 2016) pengolahan makanan (TPM). Maka diperlukan langkah-langkah promotif dan preventif.
Menurut BPS persentase lulusan terbesar adalah pada lulusan SMA/SMK 31,51% sedangkan Program Unggulan Depok Kota Sehat atau Smart Healthy City Dalam rangka
DIV/S1/S2/S3 masih di angka 11,57%. Selain itu terdapat persentase tidak tamat SD sebanyak 9,15%. Lulusan mendukung Visi Misi Kota Depok dalam urusan kesehatan, ditetapkan program
dalam jenjang pendidikan tertinggi bukanlah jaminan tetapi lebih penting bagaimana menyiapkan peserta unggulan Depok Kota Sehat atau Smart Healthy City. Program unggulan tersebut
didik di setiap tingkatan untuk menjadi SDM yang unggul. terinspirasi dari konsep Smart City yaitu suatu konsep pengembangan dan pengelolaan
kota dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk memonitor
Konsep Perguruan Tinggi sebagai pusat pertumbuhan baru yang dalam RDTR diarahkan pada zona PPK dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif
Margonda dan SPK Cinere merupakan suatu implementasi geografis dari teori konsep kutub pertumbuhan dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung
(growth pole). Teori tersebut digunakan untuk melihat perkembangan daerah pinggiran melalui pemusatan pembangunan yang berkelanjutan.
aktivitas utama dalam suatu kutub tertentu, sehingga akan terjadi perubahan dari struktur ruang dan
Konsep tersebut ditujukan dalam menyelenggarakan system kesehatan daerah (SKD)
keuntungan ekonomi atau aglomerasi pemanfaatan lahan dan bangunan pada daerah-daerah yang
sehingga terwujud pelayanan publik di bidang kesehatan yang lebih efektif dan efisien
dipengaruhinya (Richardson, l976).
dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara optimal.
Komponen pembangun smart healthy city yaitu smart healthy citizen adalah warga
sehat yang cerdas, yaitu masyarakat dapat mengatur jadwal kegiatan agar lebih efektif
dalam mendukung kesehatannya. Masyarakat dapat mengakses informasi kesehatan
secara mudah, cepat dan akurat dan bisa berkonsultasi secara online terkait masalah
kesehatan.
TABEL Jumlah Usaha Dan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha Di Kota Depok Tahun 2016 Untuk mengetahui sektor apa yang berperan dan menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi di Kota
Depok, maka dilakukan analisa ekonomi menggunakan analisis Location Quotient (LQ). Data yang
digunakan dalam analisa ini adalah data nilai PDRB sektor dan jumlah PDRB di Kota Depok dan Provinsi
Jawa Barat tahun 2018.
Dari hasil tersebut, terlihat sektor yang memiliki nilai LQ diatas 1, yang merupakan sektor basis adalah
konstruksi, jasa lainnya, jasa keuangan dan asuransi, perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, real estat, penyedia akomodasi dan makan minum,
administrasi pemerintahan dan jaminan sosial dan jasa pendidikan. Sektor lainnya dengan nilai LQ di bawah
1 merupakan sektor non-basis dalam perekonomian di Kota Depok. Sektor basis Kota Depok tersebut
merupakan sektor tersier. Dapat disimpulkan bahwa sektor tersier (jasa) merupakan sektor penggerak
untuk Kota Depok.
Penyedia Akomodasi
Jasa Pendidikan
II-22 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
Ekonomi Kreatif dan UMKM Bertumbuh Pesat di Kota Depok
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini membantu masyarakat untuk menumbuhkan ekonomi dengan
TABEL PDRB Ekonomi Kreatif di Kota Depok Tahun 2016
cara-cara lainnya, seperti mengembangkan ekonomi kreatif dan usaha kecil dan menengah dalam perkotaan.
Berikut adalah jumlah usaha dan tenaga kerja menurut skala usaha di Kota Depok tahun 2016. Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB Atas Dasar Harga Konstan
TABEL Jumlah Usaha Dan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha Di Kota Depok Tahun 2016
(juta Rp) 2010 (juta Rp)
Skala Usaha Usaha/Perusahaan Tenaga Kerja (jiwa) Arsitektur 19.631,58 16.623,32
Desain Interior 1.076,20 901,25
Usaha menengah/besar 4.178 (2,57 %) 102.900 (25,12 %)
Usaha mikro/kecil 158.210 (97,43 %) 306.719 (74,88 %)
Desain Komunikasi Visual 648,77 539,32
Kota Depok 162.388 (100 %) 409.619 (100 %) Desain Produk 3.444,32 2.906,49
(Sumber: Dimodifikasi dari Kota Depok Dalam Angka BPS, 2019) Film, Animasi, Video 26.817,05 27.358,59
Berdasarkan tabel di atas, dari jumlah 162.388 unit usaha/perusahaan yang ada di Kota Depok, usaha Fotografi 21.662,31 18.234,00
mikro/kecil memiliki persentase sebesar 97,43 persen atau terdapat 158.210 unit usaha dan tenaga kerja yang Kriya 1.265.420,76 928.367,12
terserap sebanyak 74,88 persen atau 306.719 jiwa. Dengan dominasi tersebut, pemerintah kota bisa untuk
mendorong usaha mikro/kecil berkembang di Kota Depok. Kuliner 4.460.182,46 3.095.145,05
Selain itu, ekonomi kreatif di Kota Depok juga memberikan kontribusi untuk perekonomian Kota Depok. Musik 15.854,95 13.071,86
Sesuai dengan data PDRB Ekonomi Kreatif di Kota Depok tahun 2016, sebanyak 5.141.329,09 juta rupiah Fashion 1.036.610,62 779.618,58
dikontribusikan untuk Kota Depok. Kontributor PDRB terbesar pada ekonomi kreatif di Kota Depok terdapat
pada sektor Kuliner, Kriya dan Fashion. Berikut tabel PDRB Ekonomi Kreatif di Kota Depok tahun 2016.
Aplikasi dan Game Developer 103.091,24 93.268,85
Penerbitan 140.290,95 108.165,55
GAMBAR Usaha Kuliner dan Kriya di Kota Depok
Periklanan 14.153,86 11.984,98
Televisi dan Radio 8.441,08 8.788,03
Seni Pertunjukkan 29.745,08 24.939,35
Seni Rupa 14.487,02 11.416,74
PDRB Ekonomi Kreatif 7.161.55,24 5.141.329,09
(Sumber: Dimodifikasi dari Kota Depok Dalam Angka BPS, 2019)
Setiap tahunnya, ekonomi Kota Depok mengalami kenaikan. Hal ini terlihat dari pertumbuhan PDRB Atas GAMBAR Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok Tahun 2012-2032
Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha di Kota Depok dari tahun 2012 hingga tahun 2032. Pada
tahun 2012, jumlah PDRB Kota Depok sejumlah 30.703.249,32. Setelah diproyeksi hingga akhir tahun 20,00
perencanaan, jumlah PDRB Kota Depok tahun 2032 mencapai 119.589.731,85, naik 88.886.482,53 selama 20
tahun. Proyeksi perekonomian Kota Depok yang meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa Kota Depok
18,00
berkembang dalam segi ekonomi.
16,00
GAMBAR Proyeksi PDRB Kota Depok Tahun 2012-2032
14,00
140.000.000,00
12,00
120.000.000,00
10,00
100.000.000,00
8,00
80.000.000,00
6,00
60.000.000,00 4,00
40.000.000,00 2,00
20.000.000,00 -
2025
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
-
2025
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
(Sumber: Dimodifikasi dari Kota Depok Dalam Angka BPS dan Pribadi, 2019)
Melihat jumlah PDRB yang tiap tahunnya meningkat, laju pertumbuhan ekonomi di Kota Depok
PDRB mengalami fluktuasi dari tahun 2012 hingga tahun 2018. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar
7,08 persen, kemudian diproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Kota Depok hingga akhir tahun perencanaan
akan mencapai 17,81 persen.
(Sumber: Dimodifikasi dari Kota Depok Dalam Angka BPS dan Pribadi, 2019) Dari grafik tersebut, dapat terlihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Depok yang terus
meningkat merupakan tanda bahwa ekonomi perkotaan di Kota Depok semakin baik setiap tahunnya
hingga akhir tahun perencanaan.
GAMBAR Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha 2010-2016 GAMBAR Proyeksi PDRB Menurut Lapangan Usaha
Industri pengolahan yang berkembang pesat di kota ini memberikan kesempatan lapangan kerja untuk Dominasi industri pengolahan dalam PDRB tahun 2032 menandakan bahwa industri pengolahan
penduduk dengan umur angkatan kerja untuk mendapatkan pekerjaan. merupakan pendorong besar dalam perekonomian Kota Depok dan Kota Depok bisa disebut sebagai
Kota Industri dan Perdagangan Jasa.
Sebagai wilayah peyangga Kota Jakarta, perkembangan TABEL Perkiraan Biaya Hidup
properti mengarah ke selatan Jakarta, sehingga Kota Depok
menjadi wilayah dengan jumlah perumahan yang dari waktu
ke waktu mengalami peningkatan jumlah. Konversi wilayah
hijau menjadi hunian akan banyak sekali ditemukan di Kota
Depok. Hal inilah yang membawa pengaruh kepada semakin
terdesaknya badan air berupa Situ yang tadinya ada
beberapa di Kota Depok namun mengalami penyempitan
bahkan menjadi tidak ada.
Sementara itu, properti rumah sangat mudah dijumpai di sisi Sesuai dengan Peta Bidang Tanah Kementerian ATR/BPN, harga
barat dan selatan Depok. Menurut data rumah.com, lokasi lahan di Kota Depok semakin tinggi jika lokasinya berada dekat
yang dimaksud antara lain Sawangan, Cinangka, Pengasinan, dengan jalan arteri, jalan tol, berada pada kawasan perumahan
Citayam, Bedahan, Cipayung, dan Bojongsari.Lokasi-lokasi terencana dan mengarah ke Kota Tangerang Selatan dan Kota Jakarta
tersebut menjadi incaran para property seeker (pencari Selatan. Sedangkan, harga lahan yang lebih rendah mengarah ke
rumah), yang memiliki penghasilan sedang dan Kabupaten Bogor dan berada pada wilayah yang belum terbangun.
mengharapkan akses yang mudah dengan lokasi bekerja.
Saat ini, harga properti di Tangerang Selatan dan Jakarta sudah
melonjak tinggi berkisar Rp. 900 juta – Rp. 2 miliar. Namun,
Wilayah Depok didukung juga dengan akses yang dekat dari
Sawangan dengan harga tanah yang sekitar Rp. 3 juta per meter
Ibu Kota. Pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi II membuat
persegi masih menawarkan rumah senilai Rp. 500 jutaan.
harga properti di daerah Cimanggis, Cilodong, dan
(rumah.com) Merujuk data Rumah.com Property Index, median harga
Sukmajaya mau tak mau meroket setelah ada pembangunan
rumah di Depok terpantau stabil sejak dua tahun silam. Posisi harga
jalan tol itu.
selalu di atas Rp. 6 juta per meter persegi dan tak pernah menembus
Biaya hidup di Kota Depok yakni rata-rata Rp 6,33 juta per bulan. Dengan
angka Rp. 7 juta.
biaya sebesar itu, Kota Depok menempati urutan ke empat dalam daftar peringkat
25 kota dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia yang dikeluarkan Badan Pusat
Statistik (BPS). Besaran biaya hidup di Kota Depok beda tipis dengan Kota Ternate
yang menempati urutan ketiga, Kota Jayapura di urutan kedua dan Kota Jakarta
pada urutan pertama. Kota Depok yang berada di daerah penyangga Jakarta, biaya
hidupnya mencapai Rp 6,33 juta per bulan. Padahal rata-rata daya beli masyarakat
hanya Rp 700 ribu per bulan. Kondisi ini sangat berbeda dengan kota lain yang
juga sebagai daerah penyangga ibukota seperti Kota Bekasi, Kota Bogor, dan Kota
Tangerang.
Kompleks Telaga Golf, salah satu perumahan di
Sawangan
.
(Sumber: DJPK, Kementerian Keuangan, 2019)
(Sumber: DJPK, Kementerian Keuangan, 2019)
APBD Kota Depok berasal dari beberapa sumber antara lain Pendapatan Asli Daerah (PAD), Transfer ke Pada kelompok kategori peningkatan ekspor, alokasi dana yang diterima oleh Kota Depok sama dengan
Daerah (TKDD), Dana Alokasi Umum, DAK Fisik, DAK Non Fisik, Dana Bagi Hasil, Dana Insenstif Daerah. yang diterima oleh Kota Bekasi yaitu sebesar 13.946.344 ribu rupiah pada tahun 2020.
Sumber utama pembiayaan perkotaan di Depok adalah TKDD dan PAD.
TABEL Alokasi DID Kota Depok Tahun 2020
Pada tahun 2019, pendapatan Kota Depok mencapai 2.792 miliyar rupiah, lebih banyak 355 milyar
Kelompok Kategori dan Indikator No. Alokasi DID (Rp. 000)
rupiah dari tahun 2018. Untuk anggaran belanja Kota Depok pada tahun 2019 mencapai 3.346,3 milyar Kelompok Kategori Peningkatan Investasi 1 12,468,886
rupiah, lebih banyak 476,5 milyar rupiah dari tahun 2018. Kelompok Ketegori Peningkatan Ekspor 2 13,946,344
Kategori Kemandirian Daerah 3 -
Kategori Kualitas Realisasi Belanja 4 7,938,687
Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa anggaran pendapatan belanja daerah Kota Depok dari tahun Efektifitas Pengelolaan Belanja Daerah Kategori Kualitas Belanja Modal Pendidikan 5 7,847,760
Kelompok Kategori Kesehatan Fiskal dan
2015 sampai dengan tahun 2019 berubah-rubah. Pada tahun 2015 hingga 2017, pendapatan Kota pengeloalaan keuangan Daerah
Kategori Kualitas Belanja Modal Kesehatan 6
7
-
Kategori Pembiayaan Kreatif -
Depok mencapai 2.847,4 milyar, yang merupakan pendapatan tertinggi Kota Depok. Kemudian pada Kategori Mandatory Spending 8 250,000
tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 2.437,3 milyar rupiah dan meingkat kembali pada tahun Kategori Ketepatan Waktu Pelaporan
Kategori Peta Mutu Pendidikan
9
10
-
-
2019. Kelompok Kategori Pelayanan Dasar
Publik Bidang Pendidikan
Kategori Rata-rata Nilai Ujian Nasional 11 9,933,698
Kategori Angka Partisipasi Murni 12 -
Sedangkan untuk anggaran belanja, pada tahun 2015 Kota Depok memiliki anggaran belanja sebesar Kategori Penanganan Stunting 13 -
Kelompok Pelayanan Dasar Publik
Kategori Balita yang Mendapatkan Imunisasi Lengkap 14 -
2.178,6 milyar rupiah yang meningkat pesat pada tahun 2016 menjadi 2.755,3 milyar rupiah. Tahun 2017
Bidang Kesehatan
Kategori Persalinan di Fasilitas Kesehatan 15 -
anggaran belanja Kota Depok berkurang 83,1 milyar rupiah dan kemudian meningkat kembali menjadi
Kategori Kelompok Pelayanan Dasar Kategori Sumber Air Minum Layak 16 -
Publik Bidang Infrastruktur Kategori Akses Sanitasi Layak 17 -
2.869,8 milyar rupiah pada tahun 2018 dan terus meningkat pada tahun 2019. Kelompok Kategori Kesejahteraan Kategori Persentase Penduduk Miskin 18 --
Masyarakat Kategori Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 19 -
Kategori Penyelenggaran Pemerintah 20 -
Kategori Perencanaan Pembangunan Daerah 21 -
Kelompok Kategori Pelayanan Umum
Kategori Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) 22 -
Pemerintahan
Kategori Inovasi Pelayanan Publik 23 -
Inovasi Daerah
Kategori Inovasi Pemerintahan Daerah 24 -
Kelompok Kategori Pengeloalaan Sampah 25 -
Total 52,385,375
Dana Insentif Daerah (DID) yang didapatkan oleh Kota Depok dialokasikan pada kategori peningkatan
investasi, kategori peningkatan ekspor, kategori kualitas realisasi belanja, kategori kualitas belanja modal
pendidikan, kategori mandatory spending, dan kategori rata-rata ujian nasional. Alokasi DID yang
II-27 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
didapatkan Kota Depok pada tahun 2020 memiliki total sebesar 52.385.375 ribu rupiah.
D. KAJIAN KONEKTIVITAS
INFRASTRUKTUR
1. Analisis Jaringan Pergerakan
2. Analisis Mobilitas Pergerakan
3. Analisis Sarana dan Prasarana (Persampahan &
Limbah, Air & Drainase, ICT dan Energi)
Setelah rampunya Jalan Tol JORR II dan Jalan Tol Desari, pergerakan
akhirnya mulai tersebar di ruas Jalan Tol tersebut, namun belum terlihat
penyebaran yang signifikan karena pada dasarnya warga Kota Depok
dominan menggunakan commuter line sebagai moda transportasi utama
menuju tempat beraktivitas setiap harinya.
Metro
Stater
Optimalisasi Tol Desari (Depok Antasari): Tol Desari terdiri dari 5 seksi pekerjaan dengan
panjang 21,54 Km, dan baru seksi 1 yang dioperasikan. Tol Desari harapannya adalah untuk
membagi kepadatan di Tol Jagorawi, ada 4 exit tol di Kota Depok (Brigif, Rawajati, Krukut
dan Sawangan). Fungsi dari Tol Desari ini adalah untuk menangkap pergerakan dengan
kendaraan roda empat, menyediakan pilihan bagi warga Kota Depok yang ada di sisi barat
akan dipermudah mengakses Jakarta dengan ruas jalan tol yang ada. Keberadaan Tol
Jagorawi yang sangat padat akan disebarkan kemacetannya dengan adanya Tol Desari ini
dengan menggunakan Tol JORR II sebagai penghubungnya. Tol Desari akan menjadi tol
yang menghubungkan sisi utara dan selatan Kota Depok nantinya.
LRT (Light Rail Transit) Jabodebek yang melintasi Kota Depok akan mempengaruhi pola
pergerakan di sisi timur Kota Depok. Untuk mendukung pergerakan tersebut akan
dibangun beberapa stasiun LRT seperti yang akan di bangun di Cimanggis. Keberadaan LRT
akan meningkatkan pergerakan warga Kota Depok di sisi timur Kota Depok menuju Jakarta,
LRT menjadi pilihan lain apabila Tol Jagorawi sudah sangat over capacity di hari-hari dan
jam tertentu.
Terminal
Kota Depok
TOD Cibubur yang masuk ke wilayah Harjamukti akan terdampak akibat pembangunan
TOD ini. Konsep TOD sebagai titik pusat aktivitas pergerakan akan mempengaruhi sirkulasi
dan mobilisasi di kawasan timur Depok. TOD Cibubur akan membawa dampak tarikan
pergerakan dari dan menuju kawasan Cibubur, karena Cibubur berbatasan dengan Kota
Depok di daerah Harjamukti, maka penyediaan sarana dan prasarana mobilitas di wilayah
tersebut harus diperhatikan.
Tol JORR 2 berfungsi untuk menghubungkan Jakarta dan Tangerang melalui segmen Kota
Depok, Tol JORR 2 ini akan menjadi opsi lain dari warga Kota Depok menuju Tangerang
(Bandara Soekarno Hatta) dan Jakarta Barat tanpa melalui tol dalam kota yang sudah
sangat padat. Keberadaan inlet dan outlet tol harus diperhatikan, sebab biasanya akan
banyak pemusatan aktivitas dan pergerakan disana.
Pemisahan Jalur Cepat dan Lambat Menambah Kemacetan, Saat ini di Koridor Jalan Margonda
menggunakan pemisahan lalu lintas kendaraan angkutan kota, roda dua dan roda empat. Dimana roda
dua dan angkutan kota menggunakan jalur lambat sedangkatan roda empat menggunakan jalur cepat.
Namun pada kenyataanya pemisahan lalu lintas ini tidak berjalan dengan baik, selain tidak dipatuhi oleh
para pengguna jalan, dampak lainnya adalah terjadinya kemacetan di inlet dan outlet jalur lambat atau
jalur cepat tersebut.
Keberadaan pusat perdagangan dan jasa yang memusat di Jalan Margonda membawa dampak pada
keluar masuknya kendaraan itu sendiri yang menambah terjadinya kemacetan.
Belum Ramah Pejalan Kaki Penyediaan infrastruktur pejalan kaki seperti trotoar, pelican crossing, JPO
belum ramah terhadap pejalan kaki di Kota Depok secara umum. Saat ini kondisi trotoar di Koridor Jalan
Margonda sudah membaik dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir namun masih terdapat
beberapa persoalan seperti lubang galian yang belum tertutup sepenuhnya sehingga akan membahayakan
para pejalan kaki yang menggunakan trotoar tersebut
Belum Ramah Difabel, trotoar yang ada di Koridor Margonda pun belum menambahkan marka atau
unsur yang ramah terhadap para disabilitas, serta tidak didukung dengan keberadaan kursi atau tempat Pemisahan Kendaraan Roda Dua dan Empat di Margonda (Sumber: Okezone News)
istirahat para pejalan kaki dan unsur hijau berupa tanaman tidak ada sama sekali sehingga terik matahari
atau panas dari kendaraan sangat terasa ke pejalan kaki yang melintasi jalan ini sehingga menambahkan
keengganan menggunakan trotoar ini.
Fenomena Ojek Online keberadaan ojek online
menjadi sebuah fenomena di kota-kota besar di
Belum Ramah terhadap pengguna non Indonesia, tidak terkecuali dengan Kota Depok.
motorized Belum banyak ditemukan jalur Pertumbuhan angka pengguna ojek online sangat
pesepeda di ruas-ruas jalan di Kota Depok. tinggi, sehingga jalan-jalan di Kota Depok akan
Koridor Jalan Margonda sebagai jalan utama dipenuhi oleh ratusan ojek online per jam
Kota Depok pun tidak terdapat jalur mengantarkan warga Kota Depok dari satu tempat
pesepedanya. Berdasarkan beberapa kajian ke tempat lain.
literatur yang ada dulu pernah ada jalur
pesepeda namun karena tingginya aktivitas Namun pertumbuhan pengguna ojek online ini
pengguna kendaraan roda dua atau empat tidak dibarengi dengan pertumbuhan prasarana
melalui Jalan Margonda, jalur sepeda pun penunjangnya seperti ruang tunggu atau shelter
dirasa tidak aman untuk diterapkan. Padahal atau halte untuk melakukan pick up penumpang.
jalur sepeda sangat penting dalam Jalur Sepeda di Universitas Indonesia Sehingga para driver biasanya akan menunggu di
(Sumber: Travel Detik) badan jalan. Dampaknya adalah meningkatnya
meningkatkan pergerakan individu serta
menekan angka polusi udara hasil buangan angka kemacetan di pusat-pusat kegiatan seperti
kendaraan bermotor. di Stasiun Depok Lama, Stasiun Pondok Cina atau
Margo City Mall.
Berdasarkan hasil kajian Bappeda (2019), daya dukung dan kapasitas tampung TPA Cipayung sudah memiliki
nilai indeks risiko > 600, masuk ke dalam kategori evaluasi bahaya sangat tinggi, tindakan yang harus
dilakukan adalah TPA harus segera ditutup karena mencemari lingkungan dan menimbulkan masalah sosial.
Oleh karena itu pengelolaan diluat TPA berupa 30 UPS dan 428 bank sampah harus ditingkatkan fungsinya Berdasarkan hasil kajian Bappeda (2019), daya dukung dan kapasitas tampung TPA Cipayung hanya mampu
serta melalukan percepatan kerjasama pengakutan sampah ke TPA Nambo. mengelola sampah sebanyak 55% sampah yag diproduksi di Kota Depok. Terdapat 45% sampah yang masuk
per hari tidak dapat dikelola yang menimbulkan tumpukan sampah.
Peta Sebaran Titik Sampah Liar di Badan Air, Bappeda (2019) Potensi Sampah di Situ Pedongkelan, Bappeda (2019)
Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah dan belum optimalnya fungsi UPS dan Potensi Limbah Medik dan Limbah Industri
bank sampah yang ada di Kota Depok, maka tumpukan sampah banyak terdapat di badan air dan
Selain limbah padat atau cair, pengelolaan limbah medik dan limbah hasil industri juga belum tertangani
mencemari situ atau sungai yang ada di Kota Depok seperti Situ Bahar, Situ Citayam, Situ Rawa Besar, Situ
dengan baik. Berdasarkan hasil kajian Bappeda (2019) untuk limbah medik dari 23 RS di Depok, 13 RS
Tipar dan Situ Pedongkelan (lihat pada gambar disamping). Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh
memiliki dokumen UKL UPL, artinya masih ada 10 RS yang belum memiliki kajian pengelolaan lingkungan
Bappeda pada tahun 2019, contoh case untuk Sity Pengarengan, volume lumpur dan sampah seluas
hidup dan pemantauan lingkungan hidup. Rata-rata debit limbah cair 147,2 m3 per bulan. Parameter yang
70.000 m3 atau 33% dari volume situ, artinya fungsi situ sudah tidak optimal sebagai serapan air karena
tidak memenuhi baku mutu: BOD, COD, TSS dan Amoniak. Sementara untuk industri, hanya 39 industri yang
volume sampah yang sudah sangat tinggi. Hal tersebut juga yang terjadi dengan situ-situ lainnya maupun
memiliki dokumen UKL UPL. Parameter yang tidak memenuhi baku mutu: BOD, COD, TSS, Amoniak, Minyak
sempadan sungai yang ada di Kota Depok.
dan Lemak. Artinya pengelolaan limbah medik dan industri di Kota Depok belum berjalan dengan baik,
dampaknya adalah limbah tersebut banyak yang dibuang sembarangan termasuk di badan air yang akan
meracuni tanah dan air yang akan dapat merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan warganya.
II-33 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
3. Analisis Sarana dan Prasarana
Fungsi Infrastuktur Air (Drainase dan Embung/Situ) Yang Mengalami Degradasi Lingkungan
Dari data kondisi situ di Depok (PUPR, 2016), terdapat 26 situ dengan kondisi yang secara umum
mengalamai pendangkalan (sedimentasi sampah, gulma, dan pohon) dan beberapa peyempitan (sehingga
berubah luasannya). Jika kemudian disandingkan dengan peta rencana pola ruang, terdapat 14 situ yang
mengalami penyempitan/penurunan luas dengan luas total situ turun sekitar 21 ha (komparasi dengan data
2007) hingga menyisakan luas sekitar 125 ha. Belum lagi secara kualitas dapat dikatakan seluruh situ telah
mengalami penurunan dengan adanya kandungan kimia di dalamnya yang umumnya disebabkan oleh
limbah domestik karena kebiasaan buruk membuang sam pah warga dan masih belum dipisahnya antara
saluran limbah hitam dan putih di kawasan permukiman. Berdasarkan data Bappeda, setidaknya terdapat
lima yang telah beralih fungsi (hilang keberadaanya) yaitu Situ Cinere, Situ Ciming, Situ Bunder, Situ Telaga
Subur, dan Situ Lembah Gurameh.
Jika dilihat dari jaringan sungai dan situ, kota ini sendiri dilalui oleh tiga DAS yaitu DAS Angke
Pesanggrahan di bagian barat, DAS Cilwung di bagian tengah, dan DAS Cikeas di bagian timur. Ketiganya
memiliki anak-anak sungai dan saluran air yang menjadi drainase kota. Permasalahan yang terjadi kemudian
adalah besarnya aktivitas masyarakat membuat adanya perubahan jalan air ini, dimana meander sungai
menjadi berubah, situ mengalamai penyusutan luas, dan tumpukan sampah di badan sungai dan saluran.
Dengan potensi peningkatan curah hujan di masa mendatang, dikhawatirkan akan terjadi penemabahan
titik banjir karena jaringan air tersebut tidak mampu menampung beban yang ada. Banjir / genangan di
Kota Depok pada umumnya merupakan genangan yang disebabkan oleh debit maksimum yang terjadi
akibat limpasan air hujan tidak dapat dialirkan oleh saluran drainase. Perubahan penggunaan lahan di kota
Depok, tidak dikuti dengan perubahan sistem drainasenya. Pemerintah daerah perlu untuk memperhatikan
masalah ini dengan mengintegrasikan seluruh saluran drainase (tiga sungai utama sebagai drainase
utamanya) di wilayah DAS nya termasuk dengan situ/danau sebagai tampungan air sementara, agar jalan air
dari hulu hingga hilir tidak terganggu. Kemudian perbaikan dan peningkatan kapasitas saluran drainase
yang ada (existing channel) yang terdiri dari tigat ahapan pekerjaan konstruksi yaitu pelebaran badan sungai,
Secara umum ancaman terhadap keberadaan dan kelestarian situ-situ di wilayah Kota Depok, dapat pengerukan (dredging of retention basins) dan pembangunan tanggul untuk menurunkan risiko terjadnya
dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu; (a). Konversi atau alih fungsi status; akibat semakin laju banjir.
pertumbuhan penduduk, yang cenderung memacu kebutuhan ruang dan lahan untuk kepentingan
pemukiman, (b). Pendangkalan; endapan lumpur hasil sedimentasi ditambah dengan limbah padat sampah Untuk menurukan risiko banjir selain langkah yang disebutkan sebelumnya, juga perlu dianalisis lebih dalam
organik yang bersumber dari rumah tangga; (c). Pencemaran oleh limbah; baik yang bersumber dari home menggunakan pendekatan akademis, yaitu dengan menentukan potensi lokasi banjir melaui permodelan
industry maupun limbah-limbah rumah tangga yang terbawa oleh limpasan aliran air yang terakumulasi. banjir. Manfaat dari pemodelan ini juga adalah agar tindakan adaptasi dan mitigasi terhadap banjir dapat
Sebagai akibat yang ditimbulkannya, dapat berpengaruh terhadap biota perairan, dan proses eutrofikasi dilakukan secara efektif dan tepat guna. Selain itu juga integrasi saluran drainase tidak hanya pada internal
(penyuburan), hingga semakin melimpahnya gulma air eceng gondok (Eichornia crassipes), yang cenderung kota, namun juga hubungannya dengan DAS di luar Kota Depok, apalagi batas wilayah Depok bagian timur
mempercepat pendangkalan, dan kekeringan karena tingginya penguapan (Waryono, 2008). dan baratnya adalah jaringan sungai. Sehingga perlu ada kerjasama lintas wilayah dan sektor untuk menata
kawasan di sekitar sungai agar ekosistem dan fungsi hidrologis sungai tidak terganggu.
II-34 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
.
3. Analisis Sarana dan Prasarana
Pelayanan Infrastruktur ICT (Information and Communications Technology) dan Smart City
Program Unggulan Depok Smart City Perencanaan Depok Cyber City yang Belum Terealisasikan Secara Optimal
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 21 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kota Depok Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok
Melaui Dinas Komunikasi dan Informasi, Kota Tahun 2016-2021 disebutkan bahwa Kota Depok telah memiliki anggaran dalam hal perwujudan Depok
Depok telah dinobatkan menjadi salah satu 100 Cyber City yang bekerjasama dengan Universitas Gunadarma yang dimulai pada tahun 2011. Depok Cyber
Kota Percontohan Smart City melalui City merupakan program pemerintah kota dalam bidang Teknologi Informasi (TI) yang bertujuan membantu
penandatanganan MoU Program Gerakan Maju masyarakat untuk mengenal dan menggunakan fasilitas internet secara gratis di lingkungan kota Depok.
Menuju 100 Smart City pada bulan Mei Tahun
2019. Pengembangannya sistem teknologi yang Dalam rangka mewujudkan Depok Cyber City ini, Diskominfo berencana membangun sejumlah fasilitas yang
akan direncanakan dibagi menjadi tiga bisa mendukung setiap kegiatannya. Antara lain Pemkot Depok merealisasikan pembangunan 'gedung
peruntukan, antara lain government to cyber.’ dan secara bertahap pemkot Depok juga mangadakan beberapa wi-fi di tiap kelurahan. Ditambah juga
government, government to business, dan dengan adanya 'gedung cyber,' pemkot telah mengadakan workshop yang SDM-nya akan diadakan dengan
government to public. cara menjalin kerjasama dengan beberapa universitas yang memiliki keahlian di bidang TI di kota Depok.
Kebutuhan akan kemudahan akses internet bagi masyarakat luas sudah dirasa cukup. Dalam mewujudkan
Depok sebagai Cyber City, inisiasi hal ini telah dimulainya pembangunan jaringan internet yang akan
▪ Konsep government to government yang telah dikembangkan Pemkot Depok berupa pengadaan fiber menjangkau seluruh wilayah Kota. Fasilitas hotspot (wi-fi) gratis di area publik sepert sepanjang jalur
optic di kompleks pemerintahan yang bisa digunakan langsung terhubung antar-dinas dan organisasi Margonda dan Kantor Pemerinthan.
perangkat daerah dengan masyarakat. Hingga saat ini Diskominfo Kota Depok telah mengembangkan
sekitar 20 aplikasi, di antaranya aplikasi pengelolaan daerah, sistem transparansi, sistem perencanaan Layanan Internet (Wi-Fi Gratis) Kota Depok
daerah, sistem aplikasi rumah sakit yang dihubungkan ke puskesmas, sistem kependudukan yang Sebagai salah satu langkah konkret menuju Depok Smart City (Kota Cerdas) serta untuk mendorong pelaku
menghubungkan dari pemda ke kelurahan, sistem e-KTP dan lainnya. usaha berbasis online, Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota
▪ Konsep government to business, Diskominfo Kota Depok lebih fokus mengembangkan sistem teknologi Depok hingga saat ini telah memasang wifi gratis di 180 lokasi di Kota Depok (Des,2019). Fasilitas ini
pada pelayanan perizinan serta masih berupaya berupaya mewujudkan Badan Penanaman Modal dan terpasang dan tersebar di sejumlah fasilitas umum seperti, kantor pemerintah, tempat ibadah, taman kota,
Perizinan Terpadu Kota Depok. aula RT/RW, dan permintaan masyarakat.
▪ Untuk pengembangan teknologi dengan konsep government to public, Diskominfo telah menyediakan
layanan wifi di sejumlah titik yang tersebar di beberapa kawasan Kota Depok. Selain itu, menurut Kasi BPS Kota Depok, pengguna internet di Kota Depok sebesar 65,17 persen. Jumlah
tersebut, kebanyakan diakses melalui perangkat ponsel pintar (smartphone), sebesar 65,30 persen. Ini
Diketahui bahwa gerakan menuju 100 Smart City merupakan program bersama Kementerian Komunikasi dan
menandakan bahwa baik masyarakat maupun pemerintah sudah melek dengan kemudahan mendapatkan
Informatika, bertujuan membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih
informasi melalui internet. Tingginya jumlah pengguna internet di Kota Depok, dinilai cukup menjadi modal
memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun
bagi Depok untuk mengembangkan ekonomi digital. Upaya pengembangan ke arah ekonomi digital ini,
mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah
juga seiring dengan tren belanja online yang tengah berkembang di masyarakat.
Pengadaan CCTV dan Masih Kurangnya Penerangan Jalan Umum (PJU) dari Total Kebutuhan
Selain wifi, Diskominfo juga sedang fokus pada pelayanan Depok City Operation Room atau Decor yang telah Untuk sensor yang dimaksud, bukanlah sensor tilang melainkan alat pendeteksi curah hujan, kelembapan
diresmikan pada tahun 2018 lalu. Dan saat ini telah masuk dalam penyempurnaan dari sisi perlengkapan udara dan juga tinggi muka air sungai. Khusus untuk cctv, Diskominfo menargetkan pemasangan hingga 10
maupun infrastruktur, seperti server dan juga penambahan layer. Perlengakapan lainnya yang tak kalah unit per tahun. Tujuannya untuk mempermudah pengawasan. Sebagai bagian dari upaya pengawasan
penting sedang dikerjakan oleh Diskominfo ialah pengadaan kamera pengawas atau cctv. Pengadaan cctv lainnya, Kota Depok juga suda memasang 9.024 titik PJU sedangkan dari hasil survei dan kajian Pemkot
bagian kecil dari penyempurnaan smart city Kota Depok dan saat ini sedang dilakukan instalasi di sepanjang Depok, Kota Depok memiliki total kebutuhan kurang lebih 23.000 titik PJU. Sedangkan pada tahun 2020,
Margonda maupun titik lainnya termasuk juga pemasangan sensor. Total yang dipasang ada 10 cctv pada Pemkot Depok akan mengusulkan penambahan JPU sebanyak 1.800 titik.
tahun ini (Des,2019).
Sumber tenaga listrik di Kota Depok hingga tahun 2019 masih menggunakan tenaga listrik dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Menurut jumlah persentase rumah tangga berdasarkan fasilitas sumber penerangan, TABEL Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Sumber Penerangan
99,90 persen warga Kota Depok menggunakan listrik dari PLN sebagai sumber penerangan. Hal ini juga
No. Penerangan Persentase
didukung oleh keberadaan 3 Unit Pelayanan dan Jaringan PLN antara lain: UPJ Depok Kota, UPJ Cimanggis
dan UPJ Sawangan. Untuk UPJ Depok Kota daerah pelayanannaya meliputi Kecamatan Sukmajaya, 1. Listrik / PLN 99,90
Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Limo.
2. Listrik / Non PLN 00,10
Berdasarkan kelompok pengguna listrik di Kota Depok yang dilansir dari media Radar Depok edisi November
2019, terdapat 5 kategori kelompok pengguna, yaitu 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA, 3.500 – 5.500 VA dan (Sumber: Kota Depok Dalam Angka, 2019)
diatas 6.600 VA. Kategori kelompok pengguna listrik terbanyak adalah kategori 900 Va dengan jumlah
kelompok pengguna sebesar 376.581 pengguna. Kapasitas daya yang terdapat pada Cabang/Ranting PLN di TABEL Kelompok Pengguna Listrik di Kota Depok
Kota Depok tahun 2016 terdiri dari daya terpasang, produksi dan distribusi listrik. Daya terpasang yang
terdapat di Kota Depok senilai 1.343.910 KW. Produksi listrik yang dihasilkan adalah sebanyak 2.693.554.338 No. Kelompok Pengguna Listrik Jumlah
KWh. Untuk listrik yang terjual memiliki nilai sebanyak 2.474.488.084 KWh. Jumlah listrik yang dipakai sendiri
1. 900 VA 376.581
adalah senilai 5.335.170 KWh. Untuk mendistribusikan seluruh listrik ke seluruh wilayah Kota Depok dan
bagian Jawa Barat, terdapat 3 Gardu Induk, yaitu Gardu Induk Gandul di Kecamatan Cinere, Gardu Induk 2. 1.300 VA 248.052
Rawadenok di Kecamatan Limo, dan Gardu Induk Tegangan Tinggi di Kecamatan Pancoran Mas.
3. 2.200 VA 78.439
Belum Terdapat Penggunaan Panel Surya di Kota Depok
4. 3.500 – 5.500 VA 20.273
Hingga tahun 2019, penggunaan panel surya sebagai sumber listrik belum terdapat di Kota Depok. Pada
akhir tahun perencanaan nanti yaitu tahun 2032, perlu untuk direncanakan penggunaan panel surya sebagai 5. > 6.600 VA 2.054
tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan. Dengan penggunaan panel surya sebagai tenaga listrik dapat
Total 725.399
mengurangi emisi karbon yang ada di Kota Depok. Selain dengan mengembangkan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS), Kota Depok juga perlu untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (Sumber: Radar Depok, November 2019)
(PLTSa) sebagai solusi untuk sumber listrik dan pengolahan sampah yang berasal dari tempat pembuangan
akhir (TPA). TABEL Daya Terpasang, Produksi dan Distribusi Listrik PT. PLN (Persero)
pada Cabang/Ranting PLN di Kota Depok, 2016
Jaringan Distribusi Gas Bumi Rumah Tangga di Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur
No. Rincian Nilai
Pada tahun 2010 telah dilakukan Peresmian Pemanfaatan Jaringan Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah
Tangga dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Alokasi Pasokan Gas Bumi Untuk Rumah Tangga yang 1. Daya terpasang (KW) 1.343.910
didalamnya terdapat beberapa kota, salah satunya adalah Kota Depok. Untuk Kota Depok, jaringan distribusi
gas bumi dibangun pada Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur. Pembangunan jaringan distribusi gas 2. Produksi Listrik (KWh) 2.693.554.338
untuk rumah tangga merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan untuk diversifikasi 3. Listrik terjual (KWh) 2.474.488.084
energi, pengurangan subsidi, penyediaan energi bersih dan murah serta program komplementer konversi
minyak tanah ke LPG untuk percepatan pengurangan penggunaan minyak bumi (Siaran Pers Kementerian 4. Dipakai sendiri 5.335.170
ESDM, 2010). Hingga akhir tahun perencanaan nanti, jaringan distribusi gas untuk rumah tangga diharapkan
(Sumber: PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten)
dapat terkoneksi hingga seluruh wilayah permukiman di Kota Depok. Penggunaan gas sebagai sumber
energi untuk rumah tangga juga merupakan salah satu cara untuk menggunakan energi yang lebih bersih
dan ramah terhadap lingkungan.
TUJUAN, KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
Berdasarkan hasil analisis, perumusan tujuan, kebijakan,
dan strategi ini adalah revisi dari tujuan sebelumnya, yang
A. Tujuan
telah disesuaikan dengan perkembangan terkini.
B. Kebijakan
C. Strategi
M E W U J U D K A N K OTA
DEPOK
YANG BERKELANJUTAN, NYAMAN, UNGGUL &
RAMAH
“B- N U R”
Mewujudkan
Mewujudkan
Memenuhi Depok yang Menyediakan
Depok yang
kebutuhan sarana unggul melalui ruang-ruang
resilient terhadap
prasarana dasar pembangunan publik yang
risiko bencana
dan layanan infrastruktur inklusif dan
dan perubahan
perkotaan strategis yang berbudaya
iklim
handal dan
berkualitas
Tujuan, Kebijakan dan Strategi dibuat dengan tujuan ingin mengembalikan fungsi ekologis tersebut, tanpa mengurangi tumbuh kembangnya depok yg aman,
nyaman produktif bagi kemakmuran rakyatnya. Beberapa dekade terakhir, Depok mengalami perkembangan laju perkembangan perkotaan yang sangat
cepat, dengan populasi 2 juta jiwa, seharusnya Kota Depok tidak dikembangkan sebesar itu sehingga kompaksasi pengelolaan densifikasi kota harus menjadi
prinsip produksi ruang Kota Depok.
N YA M A N RELIGIUS
III-4 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
B E R K E L A N J U TA N
Secara umum terdapat tiga aspek yang ingin dituju dalam rangka kehidupan urban yang berkelanjutan, yaitu aspek lingkungan berkelanjutan, ekonomi berkelanjutan, dan sosial berkelanjutan. Ketiganya adalah bagian terintegrasi
sebagai solusi perbaikan kembali untuk regenerasi baik lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya kota. Pada ketiga aspek tersebut terdapat strategi untuk mencapai kebijakan kota yang berkelanjutan, antara lain sebagai berikut:
RELIGIUS
untuk tempat berkumpul namun juga untuk menghidupkan kegiatan
kreatif perkotaan, dengan kegiatan seperti festival, midnight sale,
atraksi-atraksi, dan kegiatan kreatif perkotaan yang positif yang
mendatangkan keuntungan secara ekonomi.
3. Amenitas Perkotaan
Skala layanan ini dapat dicerminkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap amenitas perkotaan yang
sekurang-kurangnya terdiri dari layanan fasilitas rekreasi, layanan transportasi cepat, layanan ruang publik (taman
kota), layanan kebudayaan, dan layanan MICE. Pada skala ini, kebutuhan dan hak warga kota untuk mendapatkan
rasa aman dan nyaman dalam menjalani aktivitas sehari-hari akan terpenuhi, sehingga mampu meningkatkan
kualitas hidup yang lebih baik. Skala layanan yang terbesar adalah layanan amenitas kota. Pada skala ini dinilai
bagaimana kota melayani warganya dengan tingkat kunjungan (occupancy rate) warga kota pada layanan, juga
akses yang merata bagi semua warga, dan bahkan bagaimana secara spasial layanan dapat menjangkau daerah
yang lebih luas (cross-boundary service). Namun, fasilitas pada layanan amenitas kota dapat berbeda-beda sesuai
dengan arah pengembangan tematik yang disepakati oleh stakeholder masing-masing kota.
REKOMENDASI REVISI
RENCANA STRUKTUR
RUANG
Kajian revisi rencana struktur ruang Kota Depok menggunakan beberapa data
dan kajian yang terdiri dari analisis kondisi lingkungan, analisis potensi A. Prinsip Umum
bencana alam, analisis daya dukung lingkungan, analisis kohesifitas sosial
budaya, analisis potensi ekonomi, dan analisis infrastruktur konektivitas
sebagaimana terlampir pada laporan fakta dan analisis. Beberapa data dan
B. Rencana Pengembangan Wilayah Pusat &
analisis yang belum menjadi bagian kajian ini, antara lain permodelan banjir Sub Pusat Pelayanan Kegiatan
untuk struktur ruang jaringan sarana dan prasarana infrastruktur SDA dan
skenario penurunan suhu perkotaan.
Salah satu penerapan strategi penting dalam Sedangkan ketiga kawasan TOD lainnya berbasis rel.
menghubungkan setiap pusat-pusat kegiatan dan antar sub Kriteria penetapan kawasan TOD ini berlokasi pada jalur-
pusat kegiatan yakni dengan tidak hanya membangun jalur transportasi utama seperti jalaur kereta api, maupun
sistem jaringan jalan yang menghubungkan satu wilayah bus kota, dan lain sebagainya dengan mengembangkan
dengan wilayah yang lain, tetapi juga meningkatkan kawasan berfungsi campuran (fungsi hunian, komersial,
keterpaduan antar moda transportasi. Konektivitas antar dan perkantoran). Selain sebagai upaya revitalisasi
pusat-pusat kegiatan dan sub pusat kegiatan di Kota Depok kawasan, pengembangan kawasan TOD lebih jauh juga
di masa mendatang akan dihubungkan oleh jaringan dan bertujuan untuk mengurangi tingkat penggunaan
sistem transportasi yang terpadu. Keterpaduan dalam hal kendaraan bermotor. (Lihat Gambar IV-8)
ini mencakup beberapa hal, diantaranya:
c) Penyediaan infrastruktur/utilitas perkotaan, Struktur
a) Multi-moda transportasi. Beberapa jenis moda ruang utama adalah jaringan jalan yang dilengkapi
transportasi publik yang akan dikembangkan di Kota dengan jalur hijau dan drainase. Mengikuti
Depok dalam 20 tahun ke depan adalah Mass Rapid pengembangan jaringan jalan tersebut, juga dibangun
Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT), Light Rapid atau dikembangkan prasarana ICT terpadu (Jaringan
Transit (LRT), KRL Commuterline, dan Bus Penumpang listrik, kabel telepon, internet, tv kabel, CCTV, maupun
Umum. Selain itu, juga terdapat pengembangan penerangan jalan umum) melalui integrated utility box,
Terminal. Setiap pengembangan skala besar yang dapat di dalam tanah (underground) maupun melalui
akan terjadi di masa depan harus terintegrasi di Limo tiang terpadu. Saat ini, Kota Depok belum memiliki 1
untuk mendukung aktivitas pergerakan dan (satu) sistem drainase yang terintegrasi dan masih parsial.
perpindahan moda di wilayah barat Kota Depok. Sehingga pengembangan struktur ruang ini diharapkan
bisa menjadi acuan pengembangan sistem drainase
b) Pembangunan TOD. Untuk mengakomodir ruang perkotaan ke depan (Lihat Ilustrasi pengembangan
perpindahan orang dan antar moda yang terpadu, jaringan drainase buatan pada halaman IV-9)
pengembangan kawasan berbasis transit (TOD) akan
dikembangkan di beberapa titik yaitu TOD Pondok Berikut adalah ilustrasi yang menunjukkan komponen basic
Cina, TOD Depok Baru, TOD Citayam, dan TOD equipments pada pengembangan jaringan utilitas terpadu
Jatijajar. TOD Jatijajar merupakan satu-satunya yang dibangun secara underground, maupun tiang listrik.
kawasan transit berbasis jalan.
Sungai
Ciliwung
Sungai
Cikeas
Sungai Sungai
Angke Pesanggrahan
Sosial Kebudayaan 1. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2032 PPK Pusat :
Bojongsari akan memiliki penduduk 231.784 jiwa, dengan
proporsi penduduk dominan usia produktif (20-39 tahun) Pertigaan Bojongsari
dan usia balita (0-9 tahun) maka disarankan merencanakan
ruang ramah anak.
2. Dengan pertumbuhan penduduk 3,4 % maka dibutuhkan 1 2
penambahan ruang untuk hunian, sarana prasarana umum
dan sosial kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk di masa depan khususnya yang menunjang
kegiatan penduduk.
3. Mayoritas penduduk di PPK Bojongsari
bermatapencaharian sebagai karyawan artinya dibutuhkan
fasilitas penunjang misalnya rumah singgah, kos-kosan dan
sarana pendukung lainnya.
4. Membatasi bangunan vertikal karena wilayah Barat Kota
Depok ini direncanakan dengan konsep Tourism &
Recreaction. Untuk itu agar tetap memenuhi RTH 30% dan
Kawasan Situ Bojongsari/Situ Godongijo Nursery
memberikan kenyaman beraktivitas, Depok harus tetap
mengontrol keberadaan ruang hijau di kawasan ini sebagai Sawangan
penyeimbang ruang.
IV-11
02 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
INFRASTRUKTUR
Konektivitas Infrastruktur Sarana dan Prasarana: Konektivitas Infrastruktur Sarana dan Prasarana :
Lokasi PPK Bojongsari dari aksesibilitas cukup strategis karena berdekatan dengan rencana pintu gerbang tol
Desari (Depok-Antasari) serta dilalui oleh Jalan Raya Jakarta-Bogor yang menjadi jalan kolektor primer
dengan skala layanan kota (penghubung antara Tangerang Selatan dengan Depok). Hal tersebut juga yang
menjadikan sebagian perkembangan aktivitas industri dan pergudangan terkonsentrasi di sepanjang koridor
jalan-jalan utama. Di Bojongsari juga memiliki proporsi guna lahan permukiman yang dominan berkepadatan
rendah, sehingga menghasilkan cukup banyak bangkitan transportasi. Sementara itu, tarikan pergerakan di
wilayah Bojongsari banyak ditimbulkan karena aktivitas perdagangan dan jasa yang terkonsentrasi di
sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Raya Jakarta-Bogor saja.
Infrastruktur Jalan
Tol Raya Jakarta-Bogor. Jl. Jakarta-Bogor adalah jalan nasional (kolektor primer) dengan lebar ±17 meter dan
2 jalur disertai median. Jalan ini dipenuhi oleh perdagangan dan jasa dan menjadi nadi pergerakan utama.
Jika nanti PPK Bojongsari akan berkembang ke arah perdagangan jasa maka jalan ini perlu dipelihara dan Kawasan Vital
Jl. Raya Parung-Ciputat. Jalan ini merupakan jalan terusan dari Jalan Raya Jakarta-Bogor dan merupakan jalan
nasional (kolektor primer) dengan lebar ±17 meter dan 2 jalur dipisahkan oleh median jalan. Sepanjang
koridor merupakan area perdagangan dan jasa dan aktifitas permukiman. Dalam perkembangannya nanti
dalam 20 tahun kedepan, karena merupakan jalan terusan, maka arahan rencananya pun akan sama dengan
PUSAT PPK Fasilitas Vital
Jalan Jakarta-Bogor namun lebih difungsikan sebagai sistem pergerakan dari PPK Bojongsari ke SPK BOJONGSARI
Sawangan yang berada di sebelah selatan.
Jalan H. Nawi Malik . Merupakan jalan kolektor sekunder dengan lebar ±8 meter dan 2 jalur. Umumnya hanya
dilewati oleh kendaraan-kendaraan kecil. Melayani area perumahan dan permukiman skala kecamatan. Oleh
karena jalurnya yang menyambung antara Kota Depok dengan Kota Tangerang Selatan, maka arahannya
lebih kepada pelebaran jalan dan memantapan area sekitarnya. Ini diharapkan dapat menjadi aksesbilitas
untuk melayani warga yang nantinya ingin beraktivitas di PPK Bojongsari.
Di masa mendatang, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah PPK
Bojongsari yang akan berdampak pada tarikan dan , antara lain:
a) Pembangunan jalan lingkar luar Depok atau Depok Outer Ring Road (DORR ). DORR dibangun
mulai dari Jalan Kartini sampai Jalan Raya Citayam. Adapun rute DORR akan melewati Jalan
Raya Parung, Jalan Raya Sawangan, Jalan Raya Cipayung, kemudian melintasi Sungai Ciliwung,
Cilodong, Sukmajaya, Terminal Jatijajar, hingga Tol Jagorawi dan berakhir di Kota Bekasi. Jika
Jl Raya Jakarta-Bogor Jl Raya Parung-Ciputat
rencana DORR ini terealisasi, dimungkinkan akses pada pusat PPK Bojongsari akan bisa
dilewati dengan mudah karena jalan yang direncanakan ini memiliki kelas hierarki jalan yang
tinggi dan lebar serta dapat menampung volume kendaraan. DORR ini dapat menjadi akses
dari wilayah timur maupun barat Kota Depok.
b) Pengembangan The Park Mall Sawangan sebagai pusat perbelanjaan berkonsep mall halal
pertama di Kota Depok yang akan memiliki lokasi transit point dan wisata kuliner.
c) Rencana Pengembangan Rekreasi Wisata Alam Situ Bojongsari yang berjarak ±1 km dari pusat
kegiatan PPK Bojongsari memungkinkan adanya pelebaran jalan di Jl. Abdul Wahab.
d) Bandara Pondok Cabe di Tangerang Selatan yang akan direncanakan sebagai bandara yang di
difungsikan untuk penerbangan komersil sebagai bandar udara untuk mengurangi kepadatan
Bandar Udara Internasioal Soekarno-Hatta.
Jl H.Nawi Malik Jl Abdul Wahab
IV-12
02 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
Fungsi Layanan Kota
PPK Bojongsari merupakan wilayah di bagian barat Kota Depok dengan aktivitas perkotaan yang cenderung
TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
tidak terlalu padat. Hal ini karena keberadaaan kawasan yang jauh dari pusat kota dan berada di antara
perbatasan dengan Tangerang Selatan. Dilalui oleh ruas Jalan Raya Jakarta-Bogor, yang menjadi akses
Rencana Revisi
utama menuju wilayah perbatasan dan aksesibilitas antar provinsi, yaitu ke Kabupaten Bogor. Tidak hanya itu, Rencana Sebelumnya Kondisi Eksisting (Berdasarkan
(Fungsi Dominan dan Proyeksi
wilayah Bojongsari juga dilalui pleh sebagian jalan Tol Desari (Depok-Antasari). Beberapa fungsi layanan (RTRW 2015 & RDTR 2018) Kegiatan Utama)
Penduduk)
Bojongsari saat ini:
Fungsi layanan utama PPK Bojongsari adalah sebagai pusat kegiatan di Barat Kota Depok. Sehubungan
adanya PPK baru di Barat ini maka untuk memenuhi fungsi layanannya dibutuhkan pusat kawasan untuk Berdasarkan foto citra satelit 2018
Melihat fungsi dominan saat ini,
menjadi inti keberadaan aktivitas penduduk. Pusat aktivitas ini nantinya akan berada di The Park Mall dan bentuk permukimannya, maka
PPK Bojongsari sebelumnya masuk rencana strategis nasional dan
Sawangan dan di sepanjang koridor Jl. Jakarta-Bogor. Fasilitas yang tersedia nantinya harus dapat kegiatan utama yang telihat saat
pada rencana Struktur Ruang SPK proyeksi penduduk, maka rencana
mengakomodir setiap kegiatan untuk semua kalangan. Arah perkembangannya akan menjadi pusat di PPK Bojongsari adalah :
Sawangan dengan kegiatan utama PPK Bojongsari akan diarahkan
1. Permukiman
perbelanjaan halal yang berpadu dengan usaha bisnis ekonomi menengah dan terintegrasi dengan transit : menjadi :
point untuk transportasi publik serta bersinergi dengan kawasan pariwisata berkonsep wisata kuliner (One Stop 2. Perdagangan dan jasa
1. Pariwisata 1. Pusat Aktifitas di sebelah
Shopping and Culinary Destination). (komersil berupa pertokoan
2. Perdagangan dan jasa Barat Kota Depok
deret)
3. Agrobisnis 2. Perdagangan & Jasa skala
Fungsi perdagangan dan jasa. Agar dapat menyokong kawasan pusat aktivitas di Barat Kota Depok, maka 3. Pembangunan Mall
4. Pertanian kota
dibutuhkan tarikan di wilayah ini yaitu salah satunya dengan menjadikan fungsi perdagangan dan jasa di 4. Kawasan lindung (Situ
5. Perumahan kepadatan rendah 3. Perumahan Kepadatan
sepanjang Jl. Jakarta-Bogor, Jl. Raya Parung-Ciputat karena sebagian jalan sudah dipenuhi oleh area Bojongsari/Situ Sawangan –
(R-A) Sedang - Rendah
perdagangan dan jasa skala kecamatan (perdagangan deret). Agar pelayanan ini tidak terlalu berkembang Vital)
6. RTH 4. Pariwisata
seperti di Jl. Raya Margonda nantinya (untuk menghindari kepadatan aktivitas) maka pembatasan layanan 5. RTH
7. Rumah Sakit Tipe A 5. RTH
perdagangan dan jasa perlu diberlakukan. Konsepnya adalah berupa perdagangan dan jasa untuk ekonomi 6. Fasos Kesehatan (RSUD
6. Fungsi Khusus : RSUD Tipe A
dan bisnis menengah dan juga kuliner. Depok Tipe B – Vital)
Fungsi pariwisata. Selain memiliki fungsi perdagangan dan jasa, PPK Bojongsari ini memiliki potensi
pariwisata berupa wisata alam berbentuk situ/danau. Maka dengan adanya peluang tersebut, diarahkanlah Sumber : Hasil Analisis, 2020.
menjadi fungsi layanan pariwisata sehubungan belum adanya ciri khas dari Kota Depok untuk menarik
pengunjung dari luar. Fungsi pariwisata di PPK Bojongsari diperuntukan bagi skala kota dan ditunjukkan Jika pada Tahun 2032 pertumbuhan penduduk sebesar 3,4% di seluruh Kota Depok, artinya diperkirakan 231.784
dengan adanya kolam renang (untuk fasilitas perumahan dan permukiman) dan adanya Situ Bojongsari/Situ jiwa akan menempati PPK Bojongsari sehingga dibutuhkan hunian yang dapat menampung untuk kebutuhan
Sawangan untuk kegiatan rekreasi wisata alam skala kota serta Godongijo Nursery berupa wisata keluarga penduduk nantinya. Dengan demikian dibutuhkan perumahan dan permukiman dengan kepadatan sedang
berkonsep taman tanaman hias. Selain memiliki tempat rekreasi dan melihat pertumbuhan ekonomi Kota dan rendah yang ditunjang oleh perdagangan dan jasa serta sarana rekreasi (pariwisata) yang nantinya akan
Depok juga berada pada sektor ekonomi kreatif yaitu kuliner, maka dapat diadakan suatu kawasan khusus menjadi fasilitas pendukung aktifitas penduduk skala pelayanan PPK Bojongsari. Sehubungan dengan sudah
berkonsep wisata kuliner. padatnya aktivitas Kota Depok di Jl. Raya Margonda, maka diperlukan pemerataan pelayanan khususnya di
sebelah Barat dan Timur Kota Depok. Maka oleh karena itu, di sebelah Barat direncanakanlah PENGEMBANGAN
Fungsi permukiman yaitu perumahan kepadatan rendah-sedang. Melihat dari kondisi eksisting saat ini, PUSAT BARU tepatnya di kawasan Pertigaan Bojongsari dan koridor Jl. Jakarta-Bogor untuk dapat menunjang
wilayah Barat Kota Depok khususnya PPK Bojongsari lebih didominasi oleh perumahan kepadatan rendah fasilitas demi terbentuknya pusat aktivitas baru di PPK Bojongsari.
yang ditunjukkan dengan adanya permukiman tidak terencana dan sedikit perumahan (bentuknya horizontal)
dan tidak ada yang vertikal (seperti apartemen dan rusun) oleh pengembang. Perumahan sedang hanya ada Adanya Godongijo Nursery dapat dikembangkan menjadi kawasan pariwisata (wisata rekreasi) karena
disebagian utara yang mengarah ke Kota Tangerang Selatan. Dengan adanya fungsi ini maka perlu adanya berkonsep wisata edukasi dan rekreasi keluarga dengan adanya tanaman hias. Selain itu, terdapat fungsi khusus
fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk melayani kegiatan penduduk. Terdapat RS Kota Depok yang menjadi di PPK Bojongsari yaitu pemeliharan dan pengembangan fasilitas kesehatan RSUD Kota Depok (Rumah Sakit Tipe
fasilitas kesehatan utama di Kota Depok dan merupakan fasilitas vital. B) dan Sempadan Situ Bojongsari/Situ Sawangan.
Fungsi RTH (berupa sempadan Situ). Terdapat kawasan khusus di PPK Bojongsari dan menjadi objek vital
yaitu Situ Bojongsari/Situ Sawangan sehingga terdapat peruntukkan sempadan situ yang tidak boleh
dibangun bangunan kecuali membangun RTH yang dapat dimanfaatkan dengan syarat tidak menggangu
fungsi asal dari sempadan situ tersebut.
IV-13
02 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
SPK di Wilayah PPK Bojongsari, Pusat Wisata Situ Bojongsari
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan kawasan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Wisata Alam Situ Bojongsari merupakan sub pusat pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
Mall The Park Sawangan
kegiatan di wilayah Barat Kota Depok, tepatnya berada konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya
pada PPK Bojongsari yang akan dikembangkan sebagai Jakarta-Bogor, Jalan Raya Parung-Ciputat dan Jl. Abdul
area Perdagangan dan Jasa, Pariwisata, Perumahan Wahab dengan didukung beberapa akses baru seperti
dan RTH dengan skala pelayanan kota. Kawasan ini rencana pengembangan Tol Depok-Antasari (Desari)
dibentuk bertujuan untuk mendukung aktivitas di jalur Cinere-Sawangan dan Depok Outer Ring Road
PPK Bojongsari yaitu Kawasan The Park Sawangan. (DORR). Dalam rangka peningkatan layanan mobilitas
Lokasi ini direncanakan akan dijadikan fungsi dan sistem transportasi, maka beberapa upaya yang
CitraLake Pesona Asri pariwisata dalam bentuk wisata rekreasi berkonsep perlu diterapkan antara lain:
Sawangan Housing eco-tourism. Tujuan direncanakannya wisata ini adalah
Cinangka untuk memenuhi fungsi kawasan dan icon pariwisata di - Pemantapan Jalan Raya Jakarta-Bogor sebagai jalan
Kota Depok yang sekaligus dapat menumbuhkan nasional (kolektor primer) harus memiliki lebar
pendapatan daerah melalui ekonomi masyarakat dan minimal 9 meter (PP No. 34/2006)
agar sektor pariwisata menjadi berkembang di Depok. - Pemantapan Jalan Raya Parung-Ciputat sebagai
Penetapan Kawasan ini menjadi target Pemerintah Kota jalan nasional (kolektor primer) harus memiliki lebar
Situ Bojongsari/Situ Sawangan Depok untuk menjadikannya lokasi pariwisata yang minimal 9 meter (PP No. 34/2006)
PPPTK Bisnis dan dilengkapi fungsi lain demi mewujudkan pusat baru di - Pelebaran Jalan Abdul Wahab sebagai kolektor
Pariwisata Barat Depok melalui terhubungnya lokasi wisata sekunder harus dibuat minimal lebar 9 meter dan
Sawangan Perumahan dengan transit point, RTH dan usaha ekonomi dua lajur
Telaga Jambu 2 masyarakat. - Penyediaan titik-titik transit berupa halte
pemberhentian angkutan publik
Dalam pengembangan ke depan, kawasan ini juga akan - Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
750 m
didukung oleh beberapa pengembangan sub pusat dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar) di
Puri Asana kegiatan lainnya yaitu Wisata Religi Kubah Mas Di SPK koridor Jl. Jakarta-Bogor
Sawangan Limo dan RTH Taman Situ Pengasinan di SPK - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
Sawangan. Jarak antar pusat-pusat kegiatan tersebut street furniture dan titik transit (halte)
yaitu + 5-8 km dengan jarak tempuh rata-rata sekitar
10-20 menit. Beberapa sub pusat tersebut akan Pada radius 750 meter, titik sub pusat pelayanan ini
dikembangkan sebagai pusat wisata skala kota dan dominan dikelilingi oleh kawasan permukiman dan
kecamatan. juga wisata. Hal ini mendorong peluang adanya
perkembangan ke arah perencanaan pariwisata dan
Sawangan Golf Hotel & Resort Jika dilihat dari karakteristik wilayah dan fungsi PPK
juga pemenuhan fasilitas umum dan fasilitas social
Bojongsari adalah sebagai kawasan terbangun yaitu
untuk menunjang sarana dan prasana bagi masyarakat
pariwisata, perdagangan jasa, permukiman dan RTH
di sekitar kawasan rencana. Dikarenakan permukiman
serta perannya untuk menjaga keseimbangan ekologis
Perumahan disini adalah bukan permukiman padat/tinggi, maka
kota, maka tantangan pembangunan yang akan
Griya Gundala diperlukan pembatasan akan bangunan tinggi karena
dihadapi dalam 20 tahun mendatang perlu disikapi
akan berdekatan dengan area RTH dan juga pariwisata.
Telaga Golf dengan memprioritaskan penerapan infrastruktur
Melihat kondisi demikian, pembangunan hanya dapat
Resident hijau atau green development secara bersamaan
diarahkan ke bentuk infrastruktur jalan dan pengadaan
untuk menjaga keberlanjutan lingkungan selama
transit point berupa halte untuk menunjang aktivitas
proses pengembangan. Hal ini tentunya juga
pergerakan baik itu yang berasal dari dalam kota
berpengaruh pada upaya peningkatan kualitas layanan
maupun luar kota. Selain itu, karena lokasinya yang
dan penambahan fasilitas penunjang yang harus ada di
berjarak 4,1 km, ini tidak ramah bagi pejalan kaki
Situ Bojongsari agar dapat terpelihara dan
dikarenakan akses yang tidak strategis, maka sangatlah
termanfaatkan semaksimal mungkin.
IV-16 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 dibutuhkan rencana DORR tersebut.
Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Alam Situ Bojongsari
11
1 2 3 4 5
Jl. Margonda Raya Jl. Arif Rahman Hakim Jl. Asmawi dan Nusantara Raya Jl. Siliwangi Jl. Tanah Baru
Fungsi pertama adalah Kawasan Permukiman Kepadatan Tinggi yang dominan dengan permukiman
kepadatan tinggi, dibuktikan dengan banyaknya klaster perumahan dan apartemen di sisi barat sepanjang PPK Margonda dijadikan
jalan Margonda seperti Apartment Margonda Residence 1, 2 da 3, Taman Melati, Grand Melati, Evenciio, Berdasarkan kondisi eksisting Kawasan Permukiman
Jojo Apartemen, Melodi Apartemen, Perumahan Pesona Kayangan, Griya Tugu Astri, Depok Indah, Dewi saat ini, PPK Margonda memiliki Kepadaran Tinggi yang
Fortuna dll. Sisi timur dan barat juga dihuni oleh perumahan swadaya. Perlu dilakukan pemantapan beberapa pusat layanan seperti: dilengkapi dengan sarana
terhadap aturan KDB dan KLB pada setiap bangunan baik bangunan horizontal maupun vertikal (high rise 1. Koridor perdagangan dan prasarana yang memadai,
building). jasa (sepanjang jalan limpasan TOD Pondok Cina
PPK Margonda memiliki
Margonda) diantisipasi dengan
Fungsi selanjutnya adalah Pusat Perdagangan dan Jasa di PPK Margonda memiliki pusat perdagangan fungsi sebagai:
2. Pemusatan permukiman direncanakannya kawasan
dan jasa yang melayani tidak hanya untuk penduduk Margonda tetapi juga melayani skala regional karena 1. Kantor pemerintahan;
kelas menengah atas (di hunian high rise/apartemen
dilintasi oleh rel kereta api Commuter Line. PPK Margonda memilki 4 stasiun KRL seperti Stasiun UI, Pondok 2. Pendidikan tinggi, riset
sisi timur dan barat) dan perdagangan dan jasa
Cina, Depok Baru dan Depok Lama. Pusat perdagangan dan jasa di PPK Margonda perlu diintegrasikan dan inovasi teknologi;
dipisahkan oleh jalan raya yang dilengkapi dengan akses
dengan fungsi-fungsi lainnya yaitu menyediakan fasilitas pedestrian dan moda transportasi yang layak. 3. Perdagangan dan jasa
Margonda dan Sungai pedestrian yang layak, gedung
Menyediakan shelter untuk naik dan turun penumpang berdasarkan kajian aksesibilitas dari dinas terkait. regional;
Ciliwung parkir serta ruang terbuka
4. Terminal terpadu
3. Pusat aktivitas publik (sphere)
Selain itu Fungsi Pendidikan Tinggi di PPK Margonda juga memiliki fasilitas pendidikan tinggi berskala 5. Perumahan kepadatan
kebudayaan: di sepanjang
nasional dan internasional seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma. Fasilitas pendidikan tinggi (vertikal);
jalan Pemuda dan Kawasan Aktivitas utama di atas juga
tersebut tidak hanya melayani masyarakat Kota Depok, tetapi juga skala regional, nasional bahkan 6. Konservasi budaya; dan
Depok Lama akan melayani SPK
Internasional. Olehnya, PPK Margonda perlu menyediakan akses pejalan kaki yang layak dan moda 7. RTH kota.
4. Layanan fasilitas disekitarnya dengan skala
transportasi publik bagi para peserta didik yang bermigrasi maupun yang singgah di Kota Depok pendidikan UI dan UG kota (SPK Cipayung,
serta fasum dan fasos skala Sukmajaya, Pancoran Mas)
Sedangkan fungsi Kawasan Pemerintahan memiliki akses pejalan kaki dan transportasi publik menuju kota seperti RS Hermina maupun regional seperti
Kantor Pemerintahan seperti Balai Kota Depok dan Dinas Pemerintah Kota Depok yang menjadi pusat dan RS Bakti Yudha Jakarta, Bogor, Tangerangan
pelayanan bagi masyarakat yang membutukan bantuan, aduan maupun pendampingan serta integrasinya Selatan dan Bekasi.
dengan shelter dan stasiun terdekat
Fungsi lainnya adalah Kawasan Konservasi Budaya yaitu menyediakan akses dan petunjuk (signage) ke Sumber : Hasil Analisis, 2020.
lokasi tersedianya informasi sejarah perkembangan kota, bangunan cagar budaya serta berpusatnya
komunitas dan masyarakat dengan rasa toleransi yang tinggi antar umat beragama, ras, suku dan etnis.
Fenomena urbanisasi di PPK Margonda diprediksi akan melaju lebih cepat dibandingkan area lain. Hal
tesebut dipicu oleh adanya pembangunan pusat-pusat baru di PPK Margonda seperti TOD Pondok Cina dan
Fungsi layanan kota di PPK Margonda yang menjadi sentral dari pergerakan mobilitas baik pejalan kaki
TOD Depok Baru yang diperkirakan tidak hanya akan menambah jumlah penduduk tetapi juga akan
maupun kendaraan diperkuat oleh pemantapan fungsi-fungsi TOD. TOD yang paling sering menjadi titik
menambah massa bangunan apakah dalam bentuk vertikal maupun horizontal.
pergerakan adalah staisiun KRL Pondok Cina, Depok Baru dan Depok Lama. TOD tersebut harus difungsikan
secara efisien bagi pejalan kaki yang tinggal, transit, bekerja maupun berwisata di area PPK Margonda.
Seiring bertambahnya penduduk dan massa bangunan tersebut tentunya harus diawasi dengan kebijakan
yang ketat. Kurangnya vegetasi dan ruang-ruang terbuka pada area PPK Margonda harus menjadi catatan
Titik transit stasiun, halte, gedung parkir harus terhubung dengan fasilitas pedestrian, jalur sepeda serta
penting yang perlu ditindaklanjuti sebagai perwujudan tujuan Kota Depok yang berkelanjutan.
moda transportasi publik yang layak ke lokasi tempat tinggal (apartemen, perumahan, permukiman),
Berbagai isu telah diidentifikasi di PPK Margonda untuk menemukan strategi bagaimana area yang menjadi
tempat berkerja (kantor, pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa) serta area rekreasi kaligus pusat
backbone Kota Depok ini menjadi role model bagi PPK dan SPK lainnya untuk mewujudkan tujuan
hiburan seperti mall, sungai yang telah direvitalisasi, restaurant serta kawasan cagar budaya Kota Depok.
berkelanjutan dari aspek lingkungan, sosial-budaya serta ekonomi yang produktif.
Selain penghubung, titik-titik tersebut dilengkapi dengan papan informasi dan signage yang memandu
lokasi tersebut.
Unsur berkelanjutan yang menjadi acuan dalam pengembangan Kota Depok perlu digalakkan dan
dilaksanakan segera mungkin. Selain pelaksanaan diperlukan pengawasan dan monitoring setiap program
apakah terlaksana dengan baik, apa saja kendalanya dan bagaimana cara mengatasinya agar program
tersebut dapat berkelanjutan.
Sistem Pusat Pelayanan: Rencana Pengembangan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
TOD Pondok Cina merupakan rencana yang tidak pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
hanya dilihat dari berapa banyak demand atas konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya
kebutuhan penduduk yang tinggal di area PPK Margonda dan Jalan Raya Kartini serta didukung
Margonda tetapi juga dari seberapa banyak aktivitas beberapa akses baru seperti rencana pengembangan
pergerakan di area PPK Margonda. Tol Depok-Antasari (Desari) jalur Cinere-Sawangan dan
Depok Outer Ring Road (DORR). Dalam rangka
Dalam Struktur Ruang Kota Depok terdapat pusat inti
peningkatan layanan mobilitas dan transportasi, maka
Stasiun Pondok Cina pada pusat pelayanan wilayah utara yaitu Koridor Jalan
beberapa upaya yang perlu diterapkan antara lain:
Margonda. Aktivitas masyarakat di bidang ekonomi,
Universitas Indonesia sosial dan budaya terkonsentrasi pada area ini. Sebagai - Penerapan Konsep TOD pada jalan arteri primer
Universitas Gunadarma pusat inti, koridor jalan margonda juga memiliki (Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 16 tahun
Sungai Ciliwung banyak masalah seperti kemacetan, polusi udara, 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan
SDN Pondok Cina 3 genangan air pada saat musim hujan serta kebisingan. Berorientasi Transit)
- Pelebaran trotoar/pedestrian pada jalan raya
Kantor Lurah Pondok Cina Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah
Margonda
Gramedia Margonda perlu menyiapkan area koridor Jalan Margonda sebagai
- Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
kawasan Transit Oriented Development (TOD). TOD
Depok Town Square dengan titik transit, jalur pedestrian, dan jalur
memiliki 3 fungsi utama yaitu tempat hunian, bekerja
sepeda
Hotel Margo 750 meter dan rekreasi.
- Sistem penggantian kendaraan pribadi dengan
Penduduk yang tinggal di area koridor Jalan Margonda sepeda di area parkir pada jam-jam bekerja (idealnya
dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti area pukul 09.00-16.00)
transit, moda transportasi publik, pedestrian, fasilitas - Penyediaan titik-titik transit berupa halte bus dan
SDN Kemiri Muka Depok
sosial dan fasilitas umum, taman kota serta area angkutan publik lainnya
SMP IT Rohimana komersial untuk aktivitas jual beli. - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
street furniture serta menghubungkan dari satu
Penduduk yang bekerja di area koridor Jalan Margonda tapak ke tapak lainnya
Masjid Babussalam namun tinggal di luar area juga harus dilengkapi - Penanaman pohon/vegetasi peredam bising dan
dengan stasiun KRL, halte BRT, taman kota, jalur polusi disepanjang ruas Jalan Raya Margonda
sepeda, pedestrian serta gedung parkir
IV-22 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 MetroStater Superblok, Depok
WILAYAH PPK CIPAYUNG
Wilayah ini melayani 6 Kelurahan dengan luas ± 1.284 ha
3
1
Kependudukan
Sosial Kebudayaan 1. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2032 SPK
Cipayung akan memiliki penduduk 310 ribu jiwa, 2
2. Dengan pertumbuhan penduduk 3.4% maka dibutuhkan PUSAT PPK
penambahan ruang untuk hunian, sarana prasarana umum CIPAYUNG
dan sosial kebudayaan
3. Mayoritas penduduk di SPK Cipayung bermata pencaharian
sebagai karyawan sehingga dibutuhkan sarana prasarana
ekonomi/sosial budaya penunjang aktivitas warganya
5
perlu dilakukan revitalisasi trotoar untuk pejalan kaki.
Jl. Raya Citayam merupakan jalan arteri yang menghubungkan kota Depok dengan Kabupaten Bogor. Berdasarkan
eksisting, Jalan raya citayam memiliki lebar kurang lebih 4 meter yang dapat dilalui oleh dua kendaraan berlawanan
arah. Jalan raya citayam berbatasan langsung dengan rel kereta sehingga diperlukan aspek kenyamanan dan
keamanan para pengguna jalan kaki dan kendaraan.
Jl. Raya Keadilan menghubungkan SPK Margonda dan SPK Cipayung. Berangkat dari gambar eksisting, Jalan raya
keadilan memiliki lebar jalan kurang lebih 3 meter yang bisa dilalui oleh dua kendaraan berlawanan arah. Kiri-kanan
jalan tidak memiliki space untuk trotoar karena terdapat perumahan semi permanen dan rel kereta serta area
terbangun lainnya. Aturan terhadap masyarakat yang bermukim di sempadan kereta dan jalan perlu diperketat, jika
tidak maka area tersebut akan terkesan kumuh.
2
Jl. Raya Jembatan Serong merupakan jalan yang menghubungkan Kecamatan Pancoran Mas dan SPK Cipayung.
Berdasarkan gambar eksisting, jalan ini merupakan jalan yang dapat dilalui oleh dua kendaraan secara berlawanan. PUSAT PPK
Tidak terdapat space untuk pejalan kaki di kiri-kanan badan jalan. Perlu dilakukan revitalisasi dengan tetap CIPAYUNG
memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan di Jalan Raya Jembatan Serong karena kondisi jalan yang belum
layak
Jl. Raya Jembatan Serong merupakan jalan yang menghubungkan jalan keadilan dan jalan menuju Kabupaten
Bogor. Berdasarkan kondisi eksisting, Jalan Raya Cipayung dapat dilalui dua arah yang berlawanan. Di kiri-kanan
jalan tidak terdapat space pejalan kaki. Jalan ini memiliki lebar kurang lebih 4 meter, berbatasan langsung dengan
permukiman warga.
1 2 3 4 5
Jl. Kartini Jl. Raya Citayam Jl. Raya Keadilan Jl. Raya Jemb. Serong Jl. Raya Cipayung Jaya
SPK Cipayung terletak di selatan Kota Depok yang memiliki fungsi sebagai kawasan perumahan kepadatan TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
sedang, pusat perdagangan dan jasa sub wilayah kota, kawasan SNADA, Industri skala kecil-besar dan ruang
terbuka hijau. Berikut ini penjabaran masing-masing fungsi layanan kota pada SPK Cipayung: Rencana Revisi
Rencana Sebelumnya Kondisi Eksisting
(Fungsi Dominan dan Proyeksi
(RTRW 2015 & RDTR 2018) (Berdasarkan Kegiatan Utama)
Tersedianya kawasan perumahan kepadatan sedang, dibuktikan dengan banyaknya klaster perumahan dan Penduduk)
apartemen di sisi barat sepanjang Jalan Margonda seperti Apartemen Griya Jasmine Rawageni, Perumahan
Rawageni Indah, Depok Mas, Anggrek Town House, Puri Hasanah, Cipayung Royal Residence, Depok Residence,
Masaid Resdence, Pondok Rini Jaya dll. Sisi timur dan barat juga dihuni oleh perumahan swadaya. Berdasarkan PPK Cipayung dijadikan
kondisi eksisting yang ada, SPK Cipayung didominasi oleh perumahan yang dibangun oleh pengembang. Berdasarkan kondisi eksisting sebagai Kawasan
Aturan terkait pembangunan perumahan di SPK harus diperketat khususnya aturan mengenai KDB dan KLB. saat ini, PPK Cipayung memiliki Permukiman Kepadatan
beberapa pusat layanan Sedang yang dilengkapi
SPK Cipayung memiliki pusat perdagangan dan jasa yang hanya melayani sub regional. Sebagai bagian dari seperti: dengan sarana prasarana
backbone dari perkembangan Kota Depok sudah seharusnya SPK Cipayung juga melayani skala kota maupun 1. Koridor perdagangan yang memadai, limpasan
regional. Hal tersebut didukung dengan adanya lintasan KRL, Stasiun Citayam dan TOD Citayam. Pusat dan jasa (sepanjang jalan TOD Citayam d diantisipasi
perdagangan dan jasa tersebut sebenarnya juga masih terhubung dengan pusat kegiatan di PPK Margonda kartini dan jalan raya dengan direncanakannya
PPK Cipayung memiliki
sehingga perlu dilakukan peningkatan skala pelayanan dari skala sub regional menjadi skala regional. citayam) kawasan hunian high
fungsi sebagai:
2. Pemusatan permukiman rise/apartemen dan
1. Perdagangan dan jasa
SPK Cipayung perlu menyiapkan fasilitas pendidikan terpadu sebagai salah satu basis dalam pengembangan kelas menengah atas (di perdagangan jasa yang
skala subwilayah kota;
kawasan SNADA. Kawasan SNADA seharusnya diintegrasikan dengan fungsi hunian serta mengetahui sisi timur dan barat) dilengkapi dengan Akses
2. Perumahan kepadatan
kebutuhan penduduk masa kini (jangka pendek) dan masa yang akan datang (jangka panjang) dipisahkan oleh jalan Pedesterian yang layak,
rendah;
Kartini dan Sungai Gedung Parkir serta Ruang
3. Kawasan SNADA;
Terdapat Industri skala kecil-besar yang tersebar di sisi timur dan barat SPK Cipayung. Industri skala kecil- Ciliwung Terbuka Publik (public
4. Industri; dan
besar tersebut harus tetap memperhatikan dampak atas buangan limbah hasil produksi seperti limbah cair dan 3. Kegiatan Industri: sphere)
5. RTH kota
padat yang dapat mencemari saluran, sungai, danau, situ bahkan tanah sebagai sumber daya alam dan Tersebar di beberapa
alternative kehidupan masyarakat Kota Depok. area di PPK Cipayung Aktivitas utama di atas juga
Industri skala kecil-besar akan melayani PPK
SPK Cipayung memiliki beberapa Ruang Terbuka Hijau yang melayani skala Kota seperti Taman Hutan Raya 4. Terdapat RTH yaitu disekitarnya berskala Kota
Pancoran Mas dan Taman Wisata Pasir Putih serta ruang terbuka hijau lainnya dengan prosentase luasan 31%. Taman Hutan Raya dan Regional seperti PPK
Ruang-ruang terbuka tersebut seharusnya menjadi aset dan investasi di masa depan (green investment). Pancoran Mas dan Margonda, Pancoran Mas,
Bertambahnya penduduk dan bangunan di SPK Cipayung seharusnya juga memperhatikan keberlanjutan yang Taman Wisata Pasir Putih Cilodong serta Kabupaten
tidak hanya bertumpu pada aspek ekonomi tetapi juga lingkungan, sosial dan budaya sebagai wujud srategi Bekasi
pada tujuan menjadikan Kota Depok yang berkelanjutan.
Fungsi layanan kota di kawasan PPK Cipayung mengusung konsep Green Economy. Konsep green economy di
Sumber : Hasil Analisis, 2020.
PPK Cipayung bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus
mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Konsep tersebut juga dapat mengurangi eksploitasi sumber
PPK Cipayung merupakan area yang dipersiapkan dan memiliki karakteristik dominan kawasan
daya alam yang akan berdampak pada hilangnya area resapan air dan bertransformasi menjadi area terbangun
perumahan. Perumahan tersebut perlu menyediakan fasilitas penunjang yang layak bagi warganya.
seperti perumahan serta bangunan dengan fungsi komersiil. Hilangnya resapan air tersebut akan berdampak
Hal yang paling penting adalah integrasi fungsi hunian tersebut dengan fungsi-fungsi lainnya seperti
pada terjadinya banjir di area downstream (bawah) yaitu baik secara geografis (kontur) maupun letak Kota
perdagangan dan jasa, pendidikan, perkantoran serta industri. Integrasi fungsi dengan menyediakan
Depok sebagai midstream (area penyangga) pada kawasan metropolitan Jabodetabekpunjur.
akses bagi pejalan kaki dan difabel, sarana transportasi publik yang layak.
PPK Cipayung juga perlu mempertimbangan ekonomi konservasi bagi area-area terbangun dengan
fungsi perumahan dengan tetap menyediaka ruang terbuka hijau atau dengan menyediakan green
infrastructure seperti sumur-sumur resapan, panen hujan (rain harvesting), dan lubang biopori di
masing-masing rumah untuk menggantikan fungsi ekologis yang telah diintervensi menjadi lahan
terbangun.
Dominasi ruang dengan fungsi hunian di PPK Cipayung merupakan potensi bagi pemerintah Kota
Depok untuk membenahi area tersebut dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan sebagain
investasi di masa yang akan datang. Penguatan dan penegasan regulasi serta pengawasan yang ketat
dapat mendukung berbagai program yang terlaksana di PPK Cipayung.
Sistem Pusat Pelayanan: Rencana Pengembangan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
TOD Citayam merupakan rencana yang berbeda pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
dengan TOD pada Ksoridor Margonda sebab TOD konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya
Koridot Citayam merupakan TOD skala sub wilayah Kartini dan Jalan Raya Citayam serta didukung
kota dengan fungsi dominan hunian seperti apartemen beberapa akses baru seperti rencana pengembangan
dan perumahan baik yang dibangun oleh pengembang Tol Depok-Antasari (Desari) jalur Cinere-Sawangan dan
Masjid Jami Arrahmah maupun swadaya. Depok Outer Ring Road (DORR). Dalam rangka
peningkatan layanan mobilitas dan transportasi, maka
Dalam Struktur Ruang Kota Depok terdapat pusat inti
beberapa upaya yang perlu diterapkan antara lain:
pada pusat pelayanan sub wilayah utara yaitu Koridor
Jalan Citayam. Aktivitas masyarakat di bidang ekonomi, - Penerapan Konsep TOD pada jalan arteri primer
Situ Citayam Balai Penguji Alat Dan Mesin Pertanian sosial dan budaya terkonsentrasi pada area ini. Sebagai (Peraturan Menteri ATR/Kepala BPN No. 16 tahun
pusat inti, koridor jalan citayam juga memiliki 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan
permasalahan seperti kemacetan, polusi serta area-area Berorientasi Transit)
hijau yang telah terkonversi menjadi area terbangun - Pelebaran trotoar/pedestrian pada jalan raya
yaitu permukiman pendudukan Citayam dan Kartini
Perumahan Griya Indah Village - Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Pemerintah
dengan titik transit, jalur pedestrian, dan jalur
perlu menyiapkan area koridor jalan citayam sebagai
sepeda
Perumahan Pondok Rini Jaya kawasan Transit Oriented Development (TOD). TOD
SDN Citayam 4 - Sistem Penggantian kendaraan pribadi dengan
citayam merupakan TOD yang melayani sub wilayah sepeda di area parkir pada jam-jam bekerja (idealnya
SD Pondok Terong 2 kota yang seharusnya diarahkan pada penyediaan
pukul 09.00-16.00)
akses pejalan kaki seperti trotoar, jalur sepeda, serta
- Penyediaan titik-titik transit berupa halte bus dam
gedung-gedung parkir
angkutan publik lainnya
Fasilitas tersebut juga dilengkapi dengan adanya fungsi - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
Pasar Tradisional Citayam
mix-used, konektivitas antar moda, pilihan transportasi street furniture serta menghubungkan dari satu
publik serta kualitas sarana dan prasarana yang baik tapak ke tapak lainnya
Perumahan Villa Payung Mas dan memadai - Penanaman pohon/vegetasi peredam bising dan
polusi disepanjang ruas Jalan Raya Margonda
TOD Citayam melayani masyarakat kota yang
melakukan kegiatan di koridor citayam dilengkapi
dengan fasilitas umum dan sosial seperti sekolah,
tempat ibadah serta pusat-pusat rekreasi masyarakat
kota
Sosial Kebudayaan
1. Berdasarkan proyeksi penduduk, tahun 2032 PPK
Tapos akan memiliki jumlah penduduk sekitar
216.256 jiwa dengan proporsi penduduk di dominasi
usia produktif umur 15-29 tahun
IV-28
80 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
Lokasi SPK Tapos dari aksesibilitas cukup strategis karena berdekatan dengan akses dan pintu gerbang
tol Jagorawi serta dilalui oleh Jalan Raya Bogor yang menjadi jalan arteri primer dengan skala layanan
kota. Hal tersebut juga yang menjadikan perkembangan aktivitas industri, jasa logistik dan pergudangan
terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan-jalan utama. Di Tapos juga memiliki proporsi guna lahan
permukiman yang dominan, sehingga menghasilkan cukup banyak bangkitan transportasi. Selain melihat
kondisi eksisting, arahan pengembangan RTRW tahun 2012-2032 juga menyebutkan bahwa wilayah ini
akan diarahkan sebagai kawasan hunian berkepadatan sedang-rendah. sehingga bangkitan dari wilayah
Tapos menuju ke pusat kota lainnya kemungkinan akan terus bertambah.
Sementara itu, tarikan pergerakan di wilayah Tapos banyak ditimbulkan karena aktivitas perdagangan
dan jasa serta industri dan jasa pergudangan, yang terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan utama yaitu
Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Tapos.
Infrastruktur Jalan
Tol Jagorawi. Koridor jalan ini adalah bagian dari Jalan Tol Jagorawi yang, menghubungkan antara
Jakarta, Cibubur, Citeureup, Bogor, serta Ciawi. Jalan ini sudah lama beroperasional dan telah membuka
gerbang Tol Cimanggis untuk mempermudah aksesibilitas menuju Depok.
Jl. Raya Bogor. Koridor jalan ini menjadi backbone berlangsungnya aktivitas penduduk Kota Depok
hingga wilayah perbatasan disekitaranya, termasuk mobilitas kegiatan perdagangan jasa, industri, dan
jasa pergudangan . Ruas jalan ini dibangun melintasi Jakarta-Depok-Bogor. Lebar jalan sekitar 30-35
meter dengan 2 (dua) lajur tanpa median. Tingkat kemacetan cukup tinggi, khususnya pada bagian
persimpangan karena jalan ini memang diarahkan untuk mobilitas kendaraan bertonase besar seperti
truk barang atau pabrik dan bus-bus antar provinsi.
Jalan Raya Tapos . Jalan ini merupakan arteri sekunder yang memiliki lebar jalan 20 meter dengan 2 (dua)
lajur. Ruas jalan perkotaaan ini menjadi sarana pergerakan bagi kegiatan perdagangan dan jasa skala
lingkungan. Jalan yang menghubungkan jalan arteri primer (Jalan Raya Bogor) dengan Jalan Mayor
Oking Jaya Atmaja. Pada saat curah hujan tinggi, tingkat kemacetan diperparah dengan kerusakan jalan
yang disebabkan oleh banjir dan genangan.
Di masa mendatang, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah SPK
Tapos yang akan berdampak pada tarikan dan , antara lain:
a) Pembangunan jalan lingkar luar Depok atau Depok Outer Ring Road (DORR ). DORR
dibangun mulai dari Jalan Kartini sampai Jalan Raya Citayam. Adapun rute DORR akan
melewati Jalan Raya Parung, Jalan Raya Sawangan, Jalan Raya Cipayung, kemudian
melintasi Sungai Ciliwung, Cilodong, Sukmajaya, Terminal Jatijajar, hingga Tol Jagorawi
dan berakhir di Kota Bekasi
b) Pengembangan Terminal Jatijajar (Tipe A) sebagai kawasan yang berbasis transit atau
Trasnsit Oriented Development (TOD)
c) Pembangunan RSUD di Kelurahan Cimpaeun. RSUD Tapos rencananya akan dibangun
diatas lahan seluas 9.000 m2 dengan fasilitas pendukung yang setara dengan RSUD
Sawangan
IV-29 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 Jl Raya Bogor Jl Raya Tapos
Fungsi Layanan Kota Overview Rencana
PPK Tapos merupakan wilayah di bagian timur Kota Depok dengan perkembangan aktivitas perkotaan TABEL Komparasi Arahan Pengembangan Wilayah Tapos
yang cukup pesat. Hal ini terkait dengan keberadaaan kawasan yang dilalui oleh ruas Jalan Raya Bogor,
yang menjadi akses utama menuju wilayah perbatasan dan aksesibilitas antar provinsi, yaitu ke Kabupaten Rencana Revisi
Bogor. Tidak hanya itu, wilayah Tapos juga dilalui pleh jalan Tol Jagorawi. Beberapa fungsi layanan Tapos
Rencana Sebelumnya Kondisi Eksisting
(Fungsi Dominan dan Proyeksi
saat ini: (RTRW 2015 & RDTR 2018) (Berdasarkan Kegiatan Utama)
Penduduk)
Fungsi layanan utama PPK Tapos adalah kawasan fasilitas umum transportasi yang akan dikembangkan
PPK Tapos sebelumnya masuk Berdasarkan foto citra satelit 2018 Melihat fungsi dominan saat ini,
sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD) yang berorientasi pada integrasi moda transportasi
pada rencana Struktur Ruang SPK dan kondisi eksisting, maka rencana strategis nasional dan
publik. Pengembangan kawasan TOD akan dipusatkan di Terminal Jatijajar (Tipe A) yang sekaligus akan
Tapos dengan kegiatan utama: kegiatan utama yang terlihat saat proyeksi penduduk, maka rencana
menjadi pusat kegiatan di Tapos melalui integrasi pengembangan beberapa kegiatan lain dalam satu
1. Perdagangan dan jasa skala ini di PPK Tapos adalah: arahan pengembangan PPK Tapos
kawasan (mixed use) .
regional 1. Permukiman kelas menengah antara lain:
Fungsi lainnya adalah Industri dan Logistik Pergudangan. Pemusatan aktivitas industri manufaktur dan 2. Terminal tipe A yang berdekatan dengan 1. Pusat pertumbuhan
jasa pergudangan terkonsentrasi di disepanjang koridor Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Tapos. Beberapa 3. Industri akses tol dan kelas bawah di ekonomi di bagian timur
perusahaan logistik besar yang sudah berkembang di koridor ini antara lain Lazada Indonesia, Warehouse 4. Jasa pergudangan bagian barat Kota Depok
LEL Fulfillment, Farmhouse, dan PT. Coca-Cola Indonesia. Namun belakangan diketahui beberapa 5. Perumahan kepadatan sedang 2. Koridor perdagangan dan jasa 2. Kawasan TOD Jatijajar
perusahaan industri mulai meninggalkan dan berpindah ke lokasi lain. Sementara kegiatan industri yang dan kepadatan rendah (komersil berupa pertokoan 3. Perdagangan & Jasa skala
banyak tumbuh di koridor Jalan Raya Tapos di dominasi oleh perusahaan berskala kecil hingga sedang. 6. Pusat social budaya deret) kota
7. Kawasan pertanahan dan 3. Aktivitas industri, 4. Industri, Pergudangan, dan
Fungsi hunian (permukiman) kepadatan rendah - sedang. Pemusatan aktivitas hunian kepadatan keamanan negara pergudangan dan logistik di logistik
sedang terkonsentrasi di wilayah pusat kota ke arah barat, sedangkan kepadatan rendah terkonsentrasi 8. RTH perkotaan sepanjang jalan Raya Bogor 5. Perumahan Kepadatan
pada bagian timur hingga ke arah selatan. Beberapa perumahan yang berkembang di bagian timur di 4. Kawasan lindung (Situ Sedang - Rendah
dominasi oleh perumahan terencana yang terdiri dari sejumlah cluster antara lain Perumahan Jayanna Jatijajar, Rawabadak, dan Situ 6. RTH kota
Valley, Perumahan Harmony Cimanggis, Cimanggis Kemang Residence, dll. Apabila diperhatikan, kawasan Patinggi) 7. Fasilitas kesehatan skala
permukiman di wilayah Tapos memiliki segregasi yang cukup besar. Hal tersebut tampak dari pertumbuhan 5. RTH kota berupa padang golf kota: RSUD Tapos (Tipe A)
kawasan hunian yang kontras antara kelas menengah atas yang aksesibilitasnya mendekati akses tol. 6. Fasilitas transportasi seperti
Sementara kelas menengah bawah tumbuh di sekitar jalan raya bogor atau Tapos raya ke arah Sukatani. Terminal Jatijajar (Tipe A)
Fungsi perdagangan dan jasa. Konsentrasi perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa terkonsentrasi
di sepanjang koridor Jalan Raya Bogor, bersamaan dengan tumbuhnya pengembangan bisnis
pergudangan. Namun hingga saat ini pelayanan perdagangan dan jasa yang dilayani baru dalam lingkup Berdasarkan pertumbuhan penduduk Kota Depok sebesar 3,4% dan hasil proyeksi penduduk di wilayah PPK
kawasan setempat. Perdagangan dan jasa juga tumbuh di kawasan sekitar jembatan arah Cikeas, yaitu Tapos, maka pada tahun 2032 diprediksikan akan terjadi peningkatan penduduk berjumlah 261.256 jiwa.
berupa pasar tumpah/pasar kaget yang diselenggarakan setiap hari minggu. Kegiatan yang berlangsung Artinya terdapat sekitar 77.913 jiwa penduduk yang memerlukan hunian. Selain itu, untuk mendukung layanan
khusus weekend ini sudah melayani skala kota. Pengunjung yang datang tidak hanya dari Tapos sendiri pusat kegiatan, Tapos juga akan mengembangkan fasilitas transportasi berbasis transit yaitu Kawasan TOD
tetapi juuga berasal dari luar wilayah Tapos. Jatijajar dan perdagangan jasa. Pengembangan tersebut akan disertai dengan mengintegrasikan berbagai
Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan. Wilayah Tapos memiliki RTH dengan luas area yang relatif kegiatan strategis (perkantoran, komersial, dan hunian) dengan arahan penggunaan lahan campuran (mixed use)
luas di bagian tengah dan selatan Kota Depok. Kondisi ini juga lah yang menjadikan Tapos memiliki fungsi untuk optimalisasi lahan eksisting.
sebagai area resapan air. Sebagian besar RTH yang memiliki luasan besar yaitu berupa padang golf yang Kaitannya dengan fungsi Tapos sebagai area resapan air, maka keberadaan RTH perlu dijaga dan dipertahankan
sekaligus berfungis sebagai sarana olahraga, seperti Jagorawi Golf & Country Club, Emerelda Golf Club, eksistensinya. Selain berperan dalam fungsi ekologis, pemanfaatan RTH dapat sekaligus berperan sebagai
dan Riverside Golf Club. Isu yang berkembang hingga saat ini adalah wacana pengembangan properti yang ruang interaksi sosial dengan mengintegrasikan kegiatan ekonomi, social, maupun budaya untuk menambah
memanfaatkan kawasan RTH kota sekaligus tempat rekreasi dan olahraga golf. added value selama tidak menghilangkan fungsi utama, yaitu sebagai area resapan air.
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan kawasan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Terminal Jatijajar merupakan pusat kegiatan di wilayah pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
timur Kota Depok, tepatnya berada pada SPK Tapos konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya Bogor
yang akan dikembangkan sebagai area Transit dan Jalan Raya Tapos dengan didukung beberapa
Oriented Development (TOD) dengan skala pelayanan akses baru seperti rencana pengembangan Tol Depok-
PT. San Miguel Lazada kota. Selain bertujuan untuk mengurai kepadatan di Antasari (Desari) dan Tol Depok Outer Ring Road
Pure Foods Indonesia Warehouse pusat kota, pengembangan pusat baru ini sekaligus (DORR). Dalam rangka peningkatan layanan mobilitas
bertujuan menangkap eksternalitas dari implikasi dan sistem transportasi, maka beberapa upaya yang
rencana pembangunan beberapa infrastruktur strategis perlu diterapkan antara lain:
seperti jalur MRT, pembangunan Depok Outer Ring
- Pemantapan Jalan Raya Bogor sebagai arteri
Komplek Gudang Road (DORR) serta arus pergerakan dari wilayah
PT Depok Situ tetangga, baik kota maupun Kabupaten Bogor serta sekunder
& Ruko Sawangan Distribusindo - Pelebaran Jalan Raya Tapos sebagai sebagai arteri
Jatijajar Bekasi. Terminal ini nantinya akan mengalami
Raya sekunder menjadi minimal 6 meter
penambahan fungsi melalui pegintegrasian berbagai
- Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
aktivitas perkotaan yang berorientasi pada
Situ dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar)
pengembangan vertikal serta didukung dengan
Rawabadak - Larangan parkir on street di sepanjang jalan protokol
layanan transportasi publik.
- Penyediaan titik-titik transit berupa halte
Dalam pengembangan ke depan, kawasan TOD Jatijajar pemberhentian angkutan publik
juga akan didukung oleh beberapa pengembangan sub - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
750 m pusat kegiatan antara lain Kawasan Pintu Gerbang Toll street furniture dan titik transit (halte)
Cimanggis dan Pasar Induk Cibinong. Jarak antar - Pengembangan pelican crossing pada titik-titik
pusat-pusat kegiatan tersebut yaitu + 7-15 km dengan dengan bangkitan/tarikan tinggi
Sekolah SMP jarak tempuh rata-rata sekitar 30-45 menit. Kedua sub - Penghijauan disepanjang ruas jalan protocol untuk
Segar pusat tersebut akan dikembangkan sebagai pusat mengurangi dampak polusi udara yang ditimbulkan
Rusunawa perdagangan dan jasa skala lingkungan. dari aktivitas industri
PT. Coca Cola Depok
Indonesia Terkait karakteristik wilayah dan fungsi Tapos sebagai Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas kawasan, ada
daerah resapan air serta perannya untuk menjaga rencana pembangunan jembatan akses terminal
Taisho keseimbangan ekologis kota, maka tantangan jatijajar yang menghubungkan jalan Raya Bogor-
PT Karya Pharmaceutical pembangunan yang akan dihadapi dalam 20 tahun Terminal Jatijajar-Jalan Tembus Jatijajar sampai dengan
Zirang Utama Indonesia mendatang perlu disikapi dengan memprioritaskan Tol Jagorawi, serta rencana pembangunan Jalan
penerapan infrastruktur hijau atau green development tembus terminal jatijajar – Jagorawi sepanjang 5 km
PT. Top PT. Super dan green design secara bersamaan untuk menjaga yang akan menghubungkan Jalan Raya Bogor dengan
Intera Jaya Exim Sari keberlanjutan lingkungan selama proses Jalan Tol Jagorawi pintu Cimanggis.
pengembangan. Beberapa infrastruktur hijau yang
Pergudangan dapat diterapkan pada kawasan Tapos antara lain
Sidamukti sumur resapan (pond retention), grass swales di
sepanjang drainase kota, lubang biopori hingga rain-
water harvesting. Hal ini tentunya juga berpengaruh
pada upaya peningkatan kualitas layanan dan
penambahan fasilitas penunjang yang lebih maksimal
hingga kualitas hidup masyarakat Kota Depok yang
lebih baik.
Pusat :
Sosial Kebudayaan
1. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2032 SPK Taman Situ Pengasinan
Sawangan akan memiliki penduduk 180.304 jiwa, dengan
proporsi penduduk dominan usia balita (0-9 tahun) dan usia
produktif (25-39 tahun).
2. Dengan pertumbuhan penduduk 3,4 % maka dibutuhkan
penambahan ruang untuk hunian, sarana prasarana umum dan
sosial kebudayaan untuk menunjang kebutuhan penduduk
dimasa depan.
3. Mayoritas penduduk di SPK Sawangan bermatapencaharian
karyawan dan wiraswasta. Artinya harus ada fasilitas
penunjang kegiatan seperti hunian sementara/kos-
Kawasan Situ Pengasinan Griya Sawangan Indah
kosan/affordable house). Sedangkan untuk wiraswasta dapat
menjadi sektor informal dan fungsi sebagai industri kecil untuk
membuka lapangan pekerjaan.
4. Membatasi bangunan vertikal karena wilayah Barat Kota Depok
(PPK Bojongsari dan SPK Sawangan) ini masih memiliki lahan
tidur. Namun untuk tetap memenuhi RTH 30%, Depok harus
tetap mengontrol keberadaan ruang hijau di kawasan ini.
Terutama dengan adanya lahan untuk resapan air.
Lokasi SPK Sawangan dari aksesibilitas masih bisa dijangkau karena dilalui oleh Jalan Raya Jakarta-Bogor
yang menjadi jalan kolektor primer dengan skala layanan kota (penghubung antara Kabupaten Bogor
Kawasan Vital
dengan Depok). Hal tersebut juga yang menjadikan sebagian perkembangan aktivitas pertanian dan
pariwisata di sepanjang koridor jalan-jalan utama. Di Sawangan juga memiliki proporsi guna lahan
permukiman yang berkepadatan rendah, sehingga berpotensi menimbulkan bangkitan transportasi. PUSAT SPK SAWANGAN
Sementara itu, tarikan pergerakan di wilayah Sawangan ditimbulkan karena aktivitas perdagangan dan
jasa yang terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Raya Jakarta-Bogor, Jalan Raya
Muchtar dan Jl. Pengasinan.
Infrastruktur Jalan
Tol Raya Jakarta-Bogor. Jl. Jakarta-Bogor adalah jalan nasional (kolektor primer) dengan lebar ±17 meter
dan 2 jalur disertai median. Jalan ini dipenuhi oleh perdagangan dan jasa dan menjadi nadi pergerakan
utama. Jika nanti PPK Bojongsari akan berkembang ke arah perdagangan jasa maka jalan ini perlu
dipelihara dan dibuat pedestrian demi mendukung pergerakan penduduk di sepanjang koridor.
Jl. Raya Pengasinan. Jalan ini merupakan jalan kota (kolektor primer) dengan lebar ± 10 meter dan 2 jalur.
Jalan ini dipenuhi oleh perdagangan dan jasa dan menjadi nadi pergerakan utama untuk pelayanan di
SPK Sawangan. Jalan Pengasinan akan menjadi akses menuju pusat di SPK Sawangan yaitu Taman Kota
Situ Pengasinan. Maka dibutuhkan pelebaran dan pembuatan pedestrian jalan.
.Jl. Raya Panggulan. Jalan ini merupakan jalan kota (kolektor sekunder) dengan lebar ± 10 meter dan 2
jalur. Sepanjang koridor merupakan area perdagangan dan jasa skala lingkungan (skala kecil). Jalan ini
menghubungkan kawasan tengah Kota Depok tepatnya SPK Cipayung dengan SPK Sawangan. Maka
dibutuhkan pemantapan jalan untuk dapat menyediakan pelayanan dan memberikan fasilitas yang baik
sebagai akses jalan.
Jl. Baru. Merupakan jalan baru yang memiliki 2 jalur dan lebar total ±17 meter yang dipisahkan oleh Jl Raya Jakarta-Bogor Jl Raya Pengasinan
median jalan. Dengan adanya jalan ini, memiliki kemungkinan akses jalan utama karena lebar jalannya
yang lebih lebar dari Jl. Pengasinan. Jika Taman Situ Pengasinan dibangun, maka jalan ini dapat
dimanfaatkan sebagai jalur kedua setelah Jl. Pengasinan dan memberikan akses bagi wilayah kota lain
yang dekat dengan pusat SPK Sawangan. Pada kondisi saat ini, Jalan Baru tersebut belum termanfaatkan
dengan baik padahal jalannya sudah lebar. Tidak banyak dilalui oleh kendaraan.
Di masa mendatang, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah PPK
Bojongsari yang akan berdampak pada tarikan dan , antara lain:
a) Pembangunan jalan lingkar luar Depok atau Depok Outer Ring Road (DORR ). Jika rencana
DORR ini terealisasi, dimungkinkan akses pada pusat SPK Sawangan akan bisa di lewati Jl Raya Panggulan Jl. Baru
dengan mudah dari arah Jl. Raya Pasir Putih, SPK Cipayung dan PPK Bojongsari. Selama ini
untuk dapat menuju SPK Sawangan, hanya melewati Jl, Jakarta-Bogor saja yang memiliki
kelas hierarki paling lebar.
b) Rencana Pengembangan Taman RTH Situ Pengasinan yang bersebelahan dengan objek
vital Situ Pengasinan. Nantinya perkembangan taman ini akan menarik pergerakan
penduduk dari perumahan setempat untuk melakukan aktivitasnya di SPK Sawangan.
c) Pengembangan Pusat Pelayan Kota (PPK) Bojongsari memungkinkan SPK Sawangan akan
mendapat dampak pergerakan secara tidak langsung.
IV-34
02 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 Jl Raya Muchtar Jl Raya Pasir Putih
Fungsi Layanan Kota Overview Rencana
SPK Sawangan merupakan wilayah di bagian barat Kota Depok dengan aktivitas perkotaan yang cenderung TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
tidak padat karena kondisinya yang masih banyak lahan hijau/lahan belum terbangun dan masih adanya
pertanian. Hal ini karena keberadaaan kawasan yang jauh dari pusat kota dan berada di antara perbatasan Rencana Revisi
Rencana Sebelumnya Kondisi Eksisting (Berdasarkan
(Fungsi Dominan dan Proyeksi
dengan Kabupaten Bogor. Dilalui oleh ruas Jalan Raya Jakarta-Bogor, yang menjadi akses utama menuju (RTRW 2015 & RDTR 2018) Kegiatan Utama)
Penduduk)
wilayah perbatasan dan aksesibilitas antar provinsi, yaitu ke Kabupaten Bogor. Beberapa fungsi layanan
Bojongsari saat ini:
Fungsi layanan utama adalah sebagai RTH publik berupa taman kota. Sehubungan dengan adanya PPK
Bojongsari sebagai pengembangan pusat baru di wilayah Barat Kota Depok, maka untuk memenuhi kebutuhan SPK Sawangan sebelumnya masuk Berdasarkan foto citra satelit 2018 Melihat fungsi dominan saat ini,
pelayanan aktifitas penduduk permukiman dan perumahannya dalam bentuk ruang publik, maka SPK pada rencana Struktur Ruang SPK dan bentuk permukimannya, rencana strategis nasional dan
Sawangan diarahkan untuk menjadi kawasan RTH Publik dalam bentuk taman kota. Ini akan menjadi Sawangan (bergabung dgn PPK maka kegiatan utama yang telihat proyeksi penduduk, maka rencana
penyeimbang dengan kegiatan yang ada di Alun-alun Kota Depok di SPK Cilodong. Fungsi pelayanannya Bojongsari) dengan kegiatan saat di SPK Sawangan adalah : SPK Sawangan akan diarahkan
utama : 1. Perumahan kepadatan menjadi :
sendiri hanya akan terbatas diperuntukkan bagi kalangan-kalangan rentan seperti anak, perempuan, manula ,
1. Pariwisata rendah 1. RTH (Taman Kota)
disabilitas. Taman ini nantinya akan menjadi kawasan dengan Situ Pengasinan sebagai wujud objek wisata
2. Perdagangan dan jasa 2. Perdagangan dan jasa 2. Perdagangan dan Jasa
panorama alam.
3. Agrobisnis (komersil) skala lingkungan (melayani permukiman skala
Fungsi agrowisata di SPK Sawangan sebagai fungsi pariwisata direncanakan karena melihat kondisi eksisting 4. Pertanian 3. Kawasan lindung (sempadan regional)
dan juga potensinya ke depan. Belum adanya agrowisata di Kota Depok menjadikan fungsi ini untuk dapat 5. Perumahan kepadatan Situ Pengasinan – Vital) 3. Perumahan Kepadatan
rendah (R-A) 4. Lahan Kosong Sedang - Rendah
lebih ditonjolkan karena pengaruhnya yang dapat menarik pendatang untuk berwisata (memajukan sektor
6. RTH 5. Pertanian (Perkebunan Buah 4. Agrowisata
pariwisata Kota Depok). Fungsi ini ditunjukkan dengan adanya perkebunan tanaman, waterboom dan waterpark
7. Rumah Sakit Tipe A dan Tanaman Hias) 5. RTH (Sempadan Situ)
(untuk fasilitas perumahan dan permukiman), Wisata Pasir Putih dan Wisata Edukasi D’Kandang Farm untuk
kegiatan rekreasi keluarga skala kota.
Fungsi perdagangan dan jasa. Sepanjang Jl. Raya Pengasinan, Jl. Raya Panggulan, Jl. Duren Seribu, Jl. Raya
Muhtar dan Jl. Raya Pasir Putih dilalui oleh perdagangan dan jasa tetapi tidak terlalu padat dan hanya melayani Sumber : Hasil Analisis, 2020.
skala kecamatan saja dengan beberapa sarana perniagaan. Dengan melihat pergerakan perkembangan dan
potensi yang ada, perdagangan dan jasa ini hanya mendapatkan rencana pemantapan saja. Perkembangannya Jika pada Tahun 2032 pertumbuhan penduduk sebesar 3,4% di seluruh Kota Depok, artinya diperkirakan 180.304
pun dibatasi untuk tidak sepadat dan seintens di PPK Bojongsari agar tidak overlap. Fungsi perdagangan dan jiwa akan menempati SPK Sawangan sehingga dibutuhkan hunian yang dapat menampung untuk kebutuhan
jasa di SPK Sawangan hanya untuk memenuhi layanan permukiman dan perumahan disekitarnya. penduduk nantinya. Dengan demikian dibutuhkan perumahan dan permukiman dengan kepadatan sedang
(hunian vertikal diluar area resapan air) dan rendah (rumah deret/affordable house) yang ditunjang oleh
Fungsi permukiman yaitu perumahan kepadatan rendah-sedang. Melihat dari kondisi eksisting saat ini, perdagangan dan jasa dan industri kecil (rumahan) serta sarana rekreasi (berkonsep agrowisata) yang
wilayah Barat Kota Depok terutama di SPK Sawangan lebih didominasi oleh perumahan kepadatan rendah dan nantinya akan menjadi fasilitas pendukung aktifitas penduduk skala pelayanan SPK Sawangan.
sedikit sekali perumahan kepadatan sedang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya permukiman tidak terencana
dan adanya perumahan-perumahan cluster oleh developer. Oleh karena terdapat fungsi lahan sebagai resapan Sehubungan dengan adanya PPK Bojongsari, maka SPK Sawangan ini difungsikan untuk lebih dapat menunjang
air, maka pembangunan perumahan kepadatan tinggi dibatasi. kegiatan penduduk permukiman dan perumahan bagi masayarakat Kota Depok yang ada di sisi Barat. Selain itu
juga untuk dapat memenuhi RTH Kota Publik sebanyak 20% maka, direncanakanlah PENAMBAHAN FUNGSI
Fungsi RTH (sempadan Situ). Terdapat Situ Pengasinan (kawasan vital) sehingga terdapat peruntukkan BARU yaitu taman kota di SPK Sawangan yang nantinya peruntukkan taman ini hanya untuk kegiatan-kegiatan
sempadan situ yang tidak boleh dibangun bangunan. Selain itu terdapat pula area-area yang menjadi resapan sehari-hari bagi kalangan rentan.
air. Sempadan Situ dan Situ Pengasinan akan berdampingan dimanfaatkan sebagai objek pelengkap RTH
publik dengan tanpa mengganggu fungsi aslinya. Kemudian, terdapat kawasan khusus di SPK Sawangan yaitu pemeliharan dan pengembangan sekitar area
Sempadan Situ Pengasinan yang dapat didukung oleh pengadaan RTH publik untuk aktivitas lingkungan. Di SPK
Sawangan ini ada fungsi lain yaitu sebagai resapan air, maka butuh perhatian khusus terhdapa pemanfaatan
lahan di kawasan ini.
IV-35
02 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
SPK Sawangan, Taman Situ Pengasinan
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan kawasan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Badan Siber dan Taman Situ Pengasinan ini merupakan sub pusat pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
Sandi Negara kegiatan di wilayah Barat Kota Depok, tepatnya berada konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya
(BSSN) pada SPK Sawangan yang akan dikembangkan sebagai Pengasinan, Jl. Jakarta Bogor, Jalan Raya Curug Jalan
area Pariwisata, Perdagangan dan Jasa, Perumahan Baru dan Jl. Panggulan dengan didukung beberapa
dan RTH dengan skala pelayanan kota. Kawasan ini akses baru seperti rencana pengembangan Tol Depok-
dibentuk bertujuan untuk mendukung aktivitas di Antasari (Desari) jalur Cinere-Sawangan dan Depok
PPK Bojongsari yaitu Kawasan The Park Sawangan dan Outer Ring Road (DORR). Dalam rangka peningkatan
menjadi Pusat SPK Sawangan. Lokasi ini direncanakan layanan mobilitas dan sistem transportasi, maka
Taman Melati akan dijadikan fungsi pariwisata dalam berkonsep beberapa upaya yang perlu diterapkan antara lain:
Indah ruang terbuka hijau berbentuk taman kota dengan
objek alam berupa danau/situ. Tujuan - Pemantapan Jalan Raya Jakarta-Bogor sebagai jalan
nasional (kolektor primer) harus memiliki lebar
direncanakannya wisata ini adalah untuk menjadi ruang
minimal 9 meter (PP No. 34/2006)
berekspresi dan bersantai penduduk dari perumahan-
- Pemantapan Jalan Raya Pengasinan sebagai jalan
perumahan sekitarnya dan membantu mewujudkan
kolektor primer harus memiliki lebar minimal 9
Kawasan pariwisata di Kota Depok. Penetapan kawasan
meter (PP No. 34/2006)
ini menjadi target Pemerintah Kota Depok untuk
750 m - Pemantapan Jalan Raya Panggulan sebagai jalan
menjadikannya lokasi pariwisata yang dilengkapi fungsi
kolektor sekunder harus memiliki lebar minimal 9
lain demi mewujudkan pusat baru di bagian Barat
Kantor Depok melalui terhubungnya lokasi wisata dengan meter (PP No. 34/2006)
Kelurahan - Pemantapan Jalan Baru yang telah dibangun dengan
transit point, fasilitas pendukung untuk golongan
Pengasinan lebar jalan 17 meter dan dua lajur
rentan (anak, perempuan, lansia dan difabel) serta RTH.
- Penyediaan titik-titik transit berupa halte
Dalam pengembangan ke depan, kawasan ini juga akan pemberhentian angkutan publik
Bumi Sawangan Indah 2 didukung oleh beberapa pengembangan Kawasan - Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
wisata lainnya yaitu Agrowisata Sawangan, Waterpark dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar) di
Pasir Putih, Wisata Edukasi D’Kandang Farm dan Taman koridor Jl. Jakarta-Bogor
Herbal Insani serta menjadi pendukung dari aktivitas di - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
PPK Bojongsari (utara). Jarak antar pusat-pusat street furniture dan titik transit (halte).
Perumahan
kegiatan tersebut yaitu +5-10 km dengan jarak tempuh
Bumi Citra
rata-rata sekitar 10-30 menit. Pada radius 750 meter, titik sub pusat pelayanan ini
Lestari
dominan dikelilingi oleh kawasan permukiman. Hal
Jika dilihat dari karakteristik wilayah dan fungsi SPK
ini mendorong peluang adanya perkembangan ke arah
Sawangan adalah sebagai kawasan terbangun dan non
pemenuhan fasilitas umum dan fasilitas sosial untuk
terbangun yaitu pariwisata, perdagangan jasa,
menunjang sarana dan prasana bagi masyarakat di
permukiman, pertanian dan lahan kosong serta
sekitar kawasan rencana. Dikarenakan permukiman
perannya untuk menjaga keseimbangan ekologis kota disini adalah bukan permukiman padat/tinggi, maka
sebagai area resapan air di Kota Depok, maka
diperlukan pembatasan akan bangunan tinggi karena
tantangan pembangunan yang akan dihadapi dalam 20
akan berdekatan dengan area RTH dan resapan air.
tahun mendatang perlu disikapi dengan
Melihat kondisi demikian, pembangunan hanya dapat
memprioritaskan penerapan infrastruktur hijau atau
diarahkan ke bentuk infrastruktur jalan dan ruang
green development secara bersamaan untuk menjaga
aktivitas public saja.
keberlanjutan lingkungan selama proses
pengembangan.
Sosial Kependudukan
1. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun
2032 SPK Cinere akan memiliki penduduk
168.835 jiwa, dengan proporsi penduduk
dominan usia produktif (20-44 tahun)
2. Dengan pertumbuhan penduduk 3,4 % maka
dibutuhkan penambahan ruang untuk hunian,
sarana prasarana umum dan sosial
kebudayaan.
3. Mayoritas penduduk di SPK Cinere merupakan
karyawan, yang berarti perlu adanya
dukungan penyediaan hunian yang terjangkau
dan lapangan pekerjaan (sektor informal) di
wilayah ini. Namun ini tidak menutup
kemungkinan bagi wilayah yang berbatasan
untuk melayani kegiatan masyarakat yang
tinggal di SPK Cinere,
Selain itu, akses menuju Cinere juga dipermudah dengan adanya Jalan Tol Depok – Antasari dan Stasiun
MRT Lebak Bulus. Hal ini mempengaruhi alur masuk dan keluar masyarakat yang tinggal di Cinere.
Pada kondisi eksisting, SPK Cinere memiliki porsi permukiman yang paling banyak dari fungsi kawasan
lainnya, sehingga ini akan memungkinkan untuk bertambahnya bangkitan transportasi di Cinere. SelaiN
itu juga, sesuai dengan arahan RTRW Tahun 2012-2032 yang menyebutkan wilayah ini akan diarahkan
sebagai kawasan permukiman, maka bangkitan kendaraan di wilayah ini akan meningkat.
Infrastruktur Jalan
Jalan Raya Cinere. Ruas jalan ini berstatus sebagai jalan arteri sekunder dengan lebar 22 meter dan
menampung kendaraan dalam 4 lajur. Jalan ini merupakan askes utama untuk menuju pusat kegiatan,
yaitu Cinere Bellevue Mall, RS Puri Cinere, dan Cinere Mall. Koridor jalan ini juga merupakan akses menuju
perbatasan sekitarnya. Tingkat kemacetan pada daerah ini cukup tinggi, terutama pada persimpangan
dikarenakan di sepanjang jalan sudah ramai dengan aktivitas perdagangan dan jasa.
Jalan Raya Timur. Ruas jalan ini merupakan akses lainnya untuk menuju pusat kegiatan SPK Cinere dari
perbatasan Jakarta Selatan. Jalan ini memiliki lebar sebesar 8 meter. Pada ruas jalan ini kegiatan yang
mendominasi adalah perumahan. Tingkat kemacetan pada ruas jalan tergolong sedang hingga tinggi. Di
sekitar ruas jalan ini terdapat Apartemen Lavanye Cinere dan Pasar Gandul Modern yang memberikan
pengaruh pada lalu lintas di ruas jalan ini dan menimbulkan kepadatan.
Jalan Tol Depok – Antasari. Jalan tol Depok – Antasari sebagai arus keluar-masuk Kota Depok dari dan ke
arah Jakarta. tol ini akan dibangun sepanjang 21,54 km sebanyak 5 seksi, dan baru 1 seksi yang
dioperasikan. Tol ini nantinya akan menyambung hingga ke Bogor.
Di masa mendatang, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah SPK
Cinere yang akan berdampak pada tarikan dan bangkitan lalu lintas, antara lain:
a. Tol Serpong Cinere dan Tol Cinere Jagorawi merupakan bagian dari pembangunan jalan tol Jakarta
Outer Ring Road II yang melingkar dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng ke Cilincing sepanjang
111 kilometer (km). Ruas jalan tol Serpong –Cinere memliki 10,1 km dan ruas jalan tol Cinere-
Mall Cinere RS Puri Cinere
Jagorawi sepanjang 14,7 km.
b. Terusan Juanda – Cinere dibangun untuk mengurai kemacetan dari Jalan Raya Sawangan menuju
Cinere dari arah Juanda dan sebaliknya. Ruas jalan yang akan dibangun ini sejajar dengan Tol
Cinere-Jagorawi.
SPK Cinere merupakan wilayah di bagian utara Kota Depok dengan perkembangan aktivitas perkotaan TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
yang cukup pesat. Wilayah ini berada pada daerah perbatasan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota
Jakarta Selatan. Kegiatan SPK Cinere cenderung berada pada Jalan Raya Cinere. Aksesibilitas dari dan Rencana Revisi
menuju ke Kota Tangerang Selatan juga melaui ruas jalan tersebut. Selain itu, untuk aksesibilitas dari dan Rencana Sebelumnya Kondisi Eksisting (Berdasarkan
(Fungsi Dominan dan Proyeksi
ke Kota Jakarta Selatan melalui Jalan Raya Timur. Selain itu, SPK Cinere juga memiliki akses untuk (RTRW 2015 & RDTR 2018) Kegiatan Utama)
Penduduk)
distribusi logistik yaitu dengan adanya Tol Depok-Antasari dan terdapat pula rencana untuk
pembangunan Depok Outer Ring Road. SPK Cinere diarahkan untuk
menjadi kawasan permukiman
Wilayah SPK Cinere yang berada di antara Kota Tangerang Selatan dan Kota Jakarta Selatan kepadatan sedang berdasarkan
SPK Cinere sebelumnya
memungkinkan untuk masyarakat yang ada di Cinere untuk dapat terlayani oleh kedua wilayah tersebut. keadaan wksisting wilayah dan
direncanakan untuk:
memungkinkan untuk dibangun
Berdasarkan foto citra satelit 2018
Adapun fungsi layanan SPK Cinere saat ini adalah sebagai berikut: high rise building dengan fungsi
1. Zona perlindungan terhadap dan bentuk permukimannya,
mix used (komersil dan hunian)
Fungsi layanan utama di SPK Cinere adalah hunian (permukiman) kepadatan sedang. Hal ini didukung kawasan bawahannya maka kegiatan utama yang
dengan tumbuhnya permukiman di seluruh wilayah SPK Cinere, baik perumahan terencana maupun tidak 2. Zona perlindungan setempat terlihat saat di SPK Cinere adalah:
Pelayanan perdagangan dan jasa
terencana, seperti Perumahan Bukit Panorama Cinere, Megapolitan Cinere Parkview, Griya Asri Cinere, 3. Zona Ruang Terbuka Hijau 1. Perumahan kepadatan
SPK Cinere akan terbagi menjadi
Perumahan Bukit Golf dan Perumahan Puri Gandul Asri. Permukiman di SPK Cinere juga mulai mengarah (RTH) sedang
pada hunian vertikal, yaitu dengan hadirnya Cinere Bellevue Suites dan Apartemen Lavanye Cinere. sepanjang koridor Jalan Cinere
4. Industri 2. Perdagangan dan jasa
Raya, Jalan Pangkalan Jati hingga
5. Pelayanan sosial (komersil) skala kelurahan
Fungsi lainnya yaitu perdagangan dan jasa. Konsentrasi perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa pada rencana pintu keluar Tol
6. Pelayanan umum dan kawasan
berada di koridor Jalan Raya Cinere dan Jalan Raya Pangkalan Jati. Pusat perdagangan dan jasa di SPK Depok-Antasari.
Cinere terdapat di Kawasan Cinere Bellevue Mall hingga Cinere Mall. Sekitar kawasan tersebut juga 7. Perdagangan 3. Fasilitas vital (GI Gandul)
tumbuh kegiatan perdagangan dan jasa lainnya berupa rumah makan dan took. Skala pelayanan 8. Perkantoran 4. RTH Kota (pada sempadan
Wilayah dengan radius 0,5-1 km
perdagangan dan jasa yang berkembang di daerah Cinere sebagian besar hanya skala kawasan atau skala 9. Pertanian Kali Grogol)
yang dekat dengan perbatasan
kelurahan. 10. Perumahan
Kota Tangerang Selatan dan Kota
11. Transportasi
Fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan. Wilayah ruang terbuka hijau di SPK Cinere tersebar di Jakarta Selatan dimungkinkan
seluruh wilayah dengan bentuk lapangan bola, lapangan golf dan taman-taman kecil di lingkungan untuk dilayani oleh wilayah
perumahan. tersebut.
Sumber : Hasil Analisis, 2020.
Fungsi khusus. Fungsi khusus yang dimaksud adalah infrastruktur vital yang mendukung energi
ketenagalistrikan di SPK Cinere, yaitu Gardu Induk Gandul. Gardu Induk ini berfungsi untuk menambah
pasokan listrik bagi masyarakat Jawa Barat dan Sekitarnya. Proyeksi penduduk tahun 2032 pada SPK Cinere tercatat sebesar 168.835 jiwa yang nantinya akan
mempengaruhi kebutuhan akan permukiman dan fasilitas lainnya di wilayah tersebut. Dalam rencana
kedepannya, SPK Cinere diarahkan untuk menjadi kawasan permukiman kepadatan sedang dan
memungkinkan untuk bertumbuhnya perumahan vertical (high rise building) yang berlandaskan
lingkungan agar tidak mengurangi ketersediaan lahan untuk ruang terbuka hijau sebanyak 20%.
Selain itu, dengan adanya konektivitas baru, yaitu Jalan Tol Depok – Antasari, akan membawa arus pergerakan
yang baru dari dan ke luar Kota Depok, yang nantinya mempengaruhi pelayanan kegiatan di SPK Cinere. Harga
lahan juga akan terpengaruh dan memungkinkan untuk mengalami kenaikan yang signifikan.
Wilayah yang berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan dan Kota Jakarta Selatan dimungkinkan untuk
dilayani oleh daerah tersebut akibat dari mudahnya aksesibilitas.
Pintu masuk dan keluar tol nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan lokal baru seperti dengan
tumbuhnya permukiman dan kegiatan ekonomi baru disekitar wilayah tersebut.
Masjid Puri Cinere Karakteristik wilayah dan fungsi SPK Cinere sebagai
Cinere Mall daerah terbangun, yaitu kawasan perdagangan dan
jasa, permukiman dan ruang terbuka hijau perlu untuk
menekankan konsep infrastruktur dan bangunan
hijau dalam kebijakan pembangunan di SPK Cinere.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang
hijau, memperbaiki kualitas udara, mengurangi resiko
bencana, dan juga memperbaiki kualitas hidup yang
dimulai dari skala kawasan.
• Halte
• Fasilitas Umum
• Fasilitas Sosial
• Jembatan Penyeberangan
• Pedestrian
Barcelona, Spain Sidney, Australia 4. Pemeliharaan prasarana jaringan jalan dan penyediaan infrasturktur
hijau (green street infrastructure) di sepanjang koridor
Hal ini dilakukan untuk mengembangkan konsep berjalan kaki dan
interaksi antar kawasan terjadi dengan menyediakan pedestrian dan
jembatan penyeberangan yang layak dan humanis.
Sosial Kebudayaan
1. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun
2032 SPK Limo akan memiliki penduduk
263.674 jiwa, dengan proporsi penduduk
dominan usia produktif (15-54 tahun. )
2. Pertumbuhan penduduk sebanyak 3,4% juga
akan mempengaruhi kebutuhan untuk fasilitas
umum dan sosial, lapangan kerja, dan fasilitas
pendukung lainnya.
3. Mayoritas penduiduk di SPK Limo
bermatapencaharian sebagai pelajar dan
karyawan, yang berarti akan membutuhkan
dukungan terhadap penyediaan sarana dan
prasarana, seperti hunian yang terjangkau
(affordable house) dan fasilitas pendidikan yang
memadai. Selain itu juga dengan penyediaan
lapangan kerja berupa industri kecil dan
menengah untuk mengakomodir pekerja dan
calon pekerja yang ada di SPK Limo.
Konektivitas ke dalam SPK Limo akan dipermudah dengan rencana pembangunan pintu keluar tol di ruas
Jalan Raya Sawangan. Dengan keberadaan permukiman dan kegiatan ekonomi di sekitar wilayah tersebut,
rencana pembangunan pintu keluar tol akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan kawasan
tersebut.
Pada kondisi eksisting, porsi permukiman merupakan yang paling banyak terdapat di SPK Limo di banding
fungsi kawasan lainnya, sehingga ini akan memungkinkan untuk bertambahnya bangkitan transportasi di
Limo. Selain itu juga, sesuai dengan arahan RTRW Tahun 2012-2032 yang menyebutkan wilayah ini akan
diarahkan sebagai kawasan permukiman, maka bangkitan kendaraan di wilayah ini akan meningkat.
Infrastruktur Jalan
Jalan Limo Raya dan Jalan Meruyung Raya. Ruas jalan ini berstatus sebagai jalan arteri sekunder dengan
lebar 14 meter dan menampung kendaraan dalam 2 lajur. Jalan ini merupakan askes utama untuk menuju
pusat kegiatan, yaitu Kawasan Wisata Religi Masjid Dian Al Mahri/Kubah Mas. Koridor jalan ini juga
merupakan akses menuju dalam kota dan wilayah perbatasan sekitarnya. Tingkat kemacetan pada daerah
ini cukup tinggi, terutama pada persimpangan dikarenakan di sepanjang jalan sudah ramai dengan
aktivitas perdagangan dan jasa.
Jalan Raya Sawangan. Ruas jalan ini berstatus kolektor primer dua dan memiliki lebar 8 meter. Pada ruas
jalan ini kegiatan yang mendominasi adalah perdagangan dan jasa. Tingkat kepadatan lalu lintas pada
ruas jalan ini juga terbilang cukup tinggi. Pada ruas jalan ini nantinya akan dibangun rencana pintu keluar
tol sebagai bagian dari Jalan Tol Depok – Antasari.
Jalan Pramuka. Jalan ini merupakan jalan yang menghubungkan SPK Limo dan SPK Cinere. Ruas jalan ini
memiliki lebar 10 meter dan berstatus sebagai jalan kolektor sekunder. Kegiatan yang mendominasi ruas
jalan ini adalah kegiatan perdagangan dan jasa dan permukiman.
Masjid Dian Al Mahri
Infrastruktur Lainnya
Selain infrastruktur jalan, adapun infrastruktur lainnya yang terdapat pada SPK Limo, yaitu keberadaan Situ
Pulo dan Situ Telaga Subur. Sarana dan prasarana perkotaan lainnya yang ada di SPK Limo berupa klinik,
sekolah, gardu induk, kantor kepolisan dan lain-lain.
Di masa mendatang, terdapat rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah SPK Limo yang akan
berdampak pada tarikan dan bangkitan lalu lintas, antara lain:
a. Terusan Tol Depok – Antasari menuju Bogor akan melintasi SPK Limo yang rencana pintu keluar tol
akan di bangun di ruas Jalan Raya Sawangan.
b. Pasar Limo, yang rencananya akan di bangun dengan luas lahan sekitar 1 hektar, yang nantinya akan
berpotensi menjadi pusat kegiatan baru yang berskala lingkungan atau kelurahan dalam
pengembangan ekonomi di SPK Limo.
SPK Limo dalam dokumen RTRW Kota Depok tahun 2012 merupakan bagian dari SPK Cinere, yang TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
kemudian di bagi menjadi dua bagian agar pelayanan kota di kedua SPK tersebut bisa terjadi dengan
merata. SPK Limo berada pada bagian barat Kota Depok yang terdiri dari 9 kelurahan. Perkembangan di SPK Rencana Revisi
Limo lebih di dominasi oleh permukiman kepadatan sedang. Aksesibilitas dari SPK Limo menuju dalam dan Rencana Sebelumnya Kondisi Eksisting (Berdasarkan
(Fungsi Dominan dan Proyeksi
luar kota Depok berada di Jalan Limo Raya, Jalan Meruyung Raya dan Jalan Raya Sawangan. Beberapa (RTRW 2015 & RDTR 2018) Kegiatan Utama)
fungsi layanan SPK Limo saat ini adalah: Penduduk)
Berdasarkan fungsi dominan dan
Fungsi layanan utama SPK Limo adalah kawasan pariwisata, yaitu wisata religi Masjid Dian Al-Mahri. proyeksi penduduk yang telah
Kawasan ini merupakan kompleks masjid yang memiliki kubah-kubah yang terbuat dari emas sehingga dilakukan, rencana untuk SPK
menarik perhatian masyarakat untuk berwisata. Kawasan ini merupakan pusat kegiatan di Limo yang Limo diarahkan untuk menjadi
pengembangannya akan mempengaruhi kegiatan di sekitar kawasan tersebut, terutama kegiatan ekonomi kawasan perumahan kepadatan
masyarakat. SPK Limo (dalam SPK Cinere)
sedang, kawasan perdagangan
sebelumnya direncanakan untuk:
dan jasa di sepanjang koridor
Fungsi lainnya adalah pelayanan sosial dan umum yang didalamnya terdapat fasilitas pendidikan, Berdasarkan foto citra satelit 2018
perkantoran, kesehatan, peribadatan dan sarana prasarana perkotaan lainnya. Fungsi pelayanan ini tersebar jalan utama (Jalan Limo Raya,
1. Zona perlindungan terhadap dan bentuk permukimannya,
di seluruh wilayah di SPK Limo. Terdapat juga sarana pendidikan tingkat universitas, yaitu Fakultas Meruyung Raya, Pramuka Raya),
kawasan bawahannya maka kegiatan utama yang
Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran. kawasan pariwisata (Masjid Dian
2. Zona perlindungan setempat terlihat saat di SPK Limo adalah:
Al Mahri) sebagai wisata religi di
3. Zona Ruang Terbuka Hijau 1. Pariwisata
Fungsi layanan yang paling mendominasi adalah perumahan kepadatan sedang. Perumahan kepadatan Kota Depok dan menjadi magnet
sedang di SPK Limo tidak terpusat pada satu wilayah saja, namun tersebar di seluruh wilayah. Perumahan (RTH) 2. Perumahan kepadatan
untuk pertumbuhan
yang terdapat di SPK Limo merupakan perumahan terencana dan tidak terencana. Beberapa perumahan 4. Industri sedang
ekonomidaerah sekitarnya,
yang terdapat di SPK Limo adalah Bukit Griya Cinere, Perumahan Sawo Griya Kencana, Cinere Agung 5. Pelayanan sosial 3. Perdagangan dan jasa
Residence, dan Komplek Cinere Park View. kawasan lindung sempadan
6. Pelayanan umum (komersil) skala kelurahan
sungai dan situ pada kali dan situ
7. Perdagangan dan kawasan
Fungsi perdagangan dan jasa di SPK Limo berada di koridor Jalan Meruyung Raya, Jalan Limo Raya dan yang terdapat di SPK Limo dan
8. Perkantoran 4. Pelayanan umum dan sosial
Jalan Raya Sawangan. Pada koridor jalan Limo Raya hingga Meruyung Raya terdapat kompleks kawasan RTH Kota yang memiliki fasilitas
9. Pertanian 5. Fasilitas vital (GI Rawadenok)
Masjid Dian Al Mahri yang menjadi pusat kegiatan. Kegiatan ekonomi yang ada di sekitar kawasan tersebut ramah anak.
berupa toko dan restoran yang mendukung kawasan pariwisata. Kegiatan ekonomi yang berkembang di 10. Perumahan
Selain itu juga pembangunan
SPK Limo sebagian besar hanya skala kawasan atau skala kelurahan. 11. Transportasi
Sumber : Hasil Analisis, 2020.
Pasar Limo dan Terminal tipe B
baru sebagai penyeimbang
Fungsi layanan khusus yang terdapat di SPK Limo adalah Gardu Induk Rawadenok. Infrastruktur kelistrikan
ini terkoneksi dengan Gardu Induk Gandul yang berfungsi untuk mengalirkan pasokan listrik ke wilayah transportasi dan tumbuhnya
Jawa Barat. kegiatan perekonomian baru di
bagian barat Kota Depok.
Pada akhir tahun perencanaan, penduduk SPK Limo akan mencapai 263.674 jiwa, yang berarti akan membutuhkan
lahan, khususnya untuk permukiman. Kebutuhan lahan permukiman pada akhir tahun perencanaan, berdasarkan
perhitungan yang dilakukan akan naik 47 persen dari tahun 2018. Dengan hasil tersebut, lahan untuk
permukiman perlu untuk disediakan, namun tidak mengurangi proporsi lahan untuk ruang terbuka hijau.
Penggunaan lahan di SPK Limo perlu untuk memb
Selain itu, dengan mayoritas penduduk yang berstatus pelajar, perlu juga untuk menambah fasilitas yang ramah
anak, seperti taman bermain dan lapangan olahraga.
Bukit Griya Cinere Fakultas Kesehatan UPN Veteran Rencana lanjutan Tol Depok – Antasari yang melewati SPK Limo juga akan mempengaruhi perekonomian di SPK
Limo. Keadaan ini memungkinkan untuk munculnya pusat perdagangan atau permukiman terencana baru di
daerah sekitar pintu keluar tol dan akan menaikkan harga lahan yang ada di daerah tersebut.
Pembangunan Pasar Limo dan Terminal tipe B juga direncakanan untuk menyeimbangkan kegiatan
perekonomian dan mobilitas di bagian barat Kota Depok dan memungkinkan untuk menjadi pusat kegiatan
dengan skala kawasan.
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan kawasan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Wisata Religi merupakan sub pusat kegiatan di wilayah pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
Barat Kota Depok, tepatnya berada pada SPK Limo konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Meruyung
yang akan dikembangkan sebagai area Perdagangan Raya, Jalan Limo Raya dan Jalan Pramuka dengan
dan Jasa, Pariwisata, dan RTH. dengan skala didukung beberapa akses baru seperti rencana
pelayanan kawasan. Kawasan berfungsi untuk pengembangan Tol Depok-Antasari (Desari) jalur
mendukung fungsi pariwisata di SPK Limo. Lokasi Cinere-Sawangan.
ini direncanakan akan dijadikan fungsi pariwisata
Dalam rangka peningkatan layanan mobilitas dan
dalam bentuk wisata religi berkonsep ecotourism.
sistem transportasi, maka beberapa upaya yang perlu
Tujuan direncanakannya wisata ini adalah untuk
KFC Meruyung diterapkan antara lain:
memenuhi fungsi kawasan dan icon pariwisata di Kota
Depok yang sekaligus dapat menumbuhkan - Pemantapan Jalan Limo Raya dan Jalan Meruyung
pendapatan daerah melalui ekonomi masyarakat dan Raya sebagai jalan provinsi (arteri sekunder) harus
agar sektor pariwisata menjadi berkembang di Depok. memiliki lebar minimal 15 meter (PP No. 34/2006)
Masjid Dian Al
Graha Permata Asri Mahri/Kubah Mas - Pemantapan Jalan Pramuka sebagai jalan provinsi
750 m Penetapan Kawasan ini menjadi target Pemerintah Kota
(kolektor sekunder) harus memiliki lebar minimal 9
Depok untuk menjadikannya lokasi pariwisata yang
meter (PP No. 34/2006)
dilengkapi fungsi lain demi mewujudkan pusat baru di
- Penyediaan titik-titik transit berupa halte
Barat Depok melalui terhubungnya lokasi wisata
pemberhentian angkutan publik
dengan transit point, RTH dan usaha ekonomi
masyarakat. - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
street furniture (llampu, halte, tempat sampah,
Dalam pengembangan ke depan, kawasan ini juga akan vegetasi)
didukung oleh beberapa pengembangan sub pusat - Menyediakan area parkir di dalam dan luar kawasan
SMP Negeri 20 Depok kegiatan lainnya yaitu Agrowisata Sawangan dan wisata
Taman Wisata Pasir Putih di SPK Sawangan. Jarak antar - Memperbanyak akses angkutan umum dalam
pusat-pusat kegiatan tersebut yaitu +7-15 km dengan menjangkau kawasan wisata
Cinere Insani Residence jarak tempuh rata-rata sekitar 30-45 menit. Beberapa - Penyediaan
sub pusat tersebut akan dikembangkan sebagai pusat
wisata skala kota dan kecamatan.
Sistem Pusat Pelayanan: Rencana pengembangan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
kawasan Terminal Limo diarahkan untuk menjadi pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
kawasan terpadu dengan skala pelayanan kawasan. konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Meruyung
Kawasan berfungsi sebagai simpul transportasi baru Raya, Jalan Limo Raya dan Jalan Raya Sawangan
di bagian Barat Kota Depok. Lokasi ini direncanakan dengan didukung beberapa akses baru seperti rencana
sebagai terminal tipe B. Tujuan direncanakannya pengembangan Tol Depok-Antasari (Desari) jalur
kawasan in agar terdapat keseimbangan dan Cinere-Sawangan.
konektivitas antara Barat dan Timur Kota Depok dari
Dalam rangka peningkatan layanan mobilitas dan
sisi transportasi dan mengembangkan bagian Barat
sistem transportasi, maka beberapa upaya yang perlu
Kota Depok menjadi daerah transit yang ramah
diterapkan antara lain:
Perumahan Duren Residence lingkungan.
Rencana lokasi pengembangan terminal ini berada di - Pemantapan Jalan Limo Raya dan Jalan Meruyung
Raya sebagai jalan provinsi (arteri sekunder) harus
sekitar wilayah permukiman dan juga terdapat pabrik
memiliki lebar minimal 15 meter (PP No. 34/2006)
Blue Bird Pool Sawangan semen milik PT. SIB Depok. Dengan adanya terminal ini,
- Pemantapan Jalan Raya Sawangan sebagai jalan
Rencana Terminal Tipe B Limo akan berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat
Masjid provinsi (kolektor primer 2) harus memiliki lebar
sekitarnya.
750 m minimal 9 meter (PP No. 34/2006)
Dalam pengembangan kedepannya, kawasan terminal - Penyediaan titik-titik transit berupa halte
Kantor Kelurahan Rangkapan Jaya ini diarahkan menjadi kawasan terpadu yang ramah pemberhentian angkutan public menuju terminal
lingkungan agar nantinya bisa terintegrasi dengan - Pembuatan jalur pedestrian dengan dilengkapi
PT. SIB Depok
kawasan permukiman dan kawasan perdagangan dan infrastruktur pendukung seperti lampu jalan, jalur
jasa yang ada di sekitar terminal. Penyediaan untuk disabilitas, signage, vegetasi dan tempat
infrastruktur pendukung, seperti pedestrian, jalur sampah
Komplek ARCO Depok sepeda, dan parkir sepeda perlu untuk diperhatikan - Menyediakan area parkir untuk kendaraan bermotor
agar pemanfaatan terminal sebagai tempat transit bisa dan sepeda
dimaksimalkan. Penyediaan park and ride juga
diperlukan untuk masyarakat pengguna kendaraan Dalam radius 750 meter, kawasan terminal menjangkau
bermotor lainnya. daerah permukiman di SPK Limo. Rencana lokasi yang
dekat dengan rencana pintu keluar Jalan Tol Depok-
Berdasarkan fungsi dari SPK Limo yang memiliki
Antasari juga berpotensi untuk menumbuhkan
kawasan wisata berskala kawasan, maka dengan adanya
kegiatan ekonomi baru di sekitarnya dan terintegrasi
rencana terminal ini dapat memberikan kemudahan
dengan terminal sebagai dukungan transportasi dan
akses untuk menjangkau tempat wisata dan juga
distribusi barang dan jasa di SPK Limo.
sebagai penghubung bagi wilayah sekitar SPK Limo,
seperti SPK Sawangan dan SPK Bojongsari.
IV-48 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Desember 2019
Konsep Pengembangan Terminal Tipe B di SPK Limo
Infrastruktur
1. Jl. Tole Iskandar. Sebagai penghubung jalan arteri primer dengan sekunder. Tingkat kemacetan cukup
tinggi karena beban kendaraan yang melintas cukup banyak dan lebar jalan yang hanya sekitar 15-20
meter. Bottle neck cukup banyak karena sisi jalan banyak terdapat pedagangan jasa seperti keberadaan
Giant, Tip Top, dan Pasar Segar. Selain itu kemacetan juga terjadi pada persimpangan Jalan Sentosa
Raya (di SPK Sukmajaya).
2. Jl. Raya Bogor. Tidak dilalui cukup panjang pada SPK ini, namun menjadi jalur pergerakan yang sangat
besar di bagian timur, khususnya menuju kawasan Hankam Cilodong. Lebar jalan sekitar 15-25 meter,
dengan tingkat kemacetan cukup tinggi pada persimpangan jalan. Diarahkan untuk tonase besar karena
akses truk pabirk maupun bus antar provinsi yang melintas.
3. Jl. Boulevard GDC. Merupakan jalan yang melintasi kawasan perumahan GDC, yang juga menjadi jalan
menuju bagian selatan SPK Cilodong. Jalan dengan dua jalur dengan lebar total sekitar 25 meter. Pada
jam sibuk jalan ini menjadi sangat macet, khusunya menuju persimpangan Jalan Kartini. Kehadiran alun-
alun Kota Depok kini juga menjadi salah satu pergerakan utama di jalan ini. Untuk mengurangi
perlambatan, dibeberapa titik perlu dilakukan perbaikan jalan, karena lubang jalan yang cukup besar,
dan pada musim hujan menimbulkan genangan yang sangat berbahaya bagi pengendara bermotor
yang melintas 1 2
4. Jalan Raden Saleh – Jalan Kemang Raya – Jalan Abdul Gani. Tiga jalan yang menjadi penghubung utara-
selatan SPK Cilodong,. Beban jalan cukup tinggi karena terdapat pusat kegiatan seperti RS HGA, Studio
Alam TVRI, dan Kostrad Cilodong, ditambah dengan lebar jalan yang tidak terlalu besar, hanya sekitar
15 meter. Hampir di sepanjang jalan tersebut juga tidak terdapat sempadan jalan, sehingga cukup
membahayakan, karena antara jalan dan pagar/teras perumahan sangat dekat. Jika trase rencana DORR
jadi direalisasikan pada jalan-jalan ini, maka jelas perlu ada pelebaran jalan dan penataan sempadan
jalan.
Jl. Tole Iskandar Jl Raya Bogor
5. Jalan Lingkar Luar Depok (DORR). Jalan ini saat ini belum ada, namun berdasarkan rencana strategis,
jalan ini akan menjadi salah satu jalan utama yang menghubungkan Kota Depok dari barat ke timur dan
sebaliknya. Jika melihat rencana trase jalan terkini, DORR ini juga melalui SPK Cilodong, yang berarti
jangkauan pelayanan pusat-pusat aktivitas di SPK ini akan lebih besar (khususnya pada wilayah selatan).
Karena di wilayah selatan Depok, umumnya jalan utamanya lebih banyak yang membujur dari utara ke
selatan. Sehingga konsep DORR yang mengalirkan pergerakan timur-barat dan utara-selatan, akan
3 4
sangat signifikan sebagai counter magnet jalur transportasi utama.
IV-51 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 Jl Boulevard GDC Jl. Raden Saleh
Fungsi Layanan Kota Overview Rencana
SPK Cilodong berada di selatan SPK Sukmajaya dan koridor SPK Margonda, sehingga aksesibiltas menuju SPK
ini cukup mudah. Seperti SPK Sukmajaya, pada SPK ini juga didominasi oleh permukiman, baik permukiman TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
kelas atas hingga kelas bawah. Hadirnya perumahan terencana bersklala besar seperti Grand DepokCity
menjadikan tarikan pergerakan dan aktivitas yang sangat besar di SPK ini. Fungsi layanan SPK Cilodong saat
ini antara lain:
Kondisi Eksisting Rencana Revisi
Rencana Sebelumnya
(Berdasarkan Kegiatan (Fungsi Dominan dan Proyeksi
(RTRW 2015 & RDTR 2018)
1. Fungsi pelayanan utama adalah hunian (permukiman). Kawasan permukiman dengan kepadatan Utama) Penduduk)
sedang dan rendah tersebar di SPK ini. Permukiman teratur berada di kompleks perumahan Grand
Depok City. SPK ini cukup pesat perkembangan huniannya, berimplikasi pada nilai lahan yang terus SPK Cilodong masuk sebagian Berdasarkan kondisi eksisting Arahan pengembangan SPK
melonjak. Ditambah saat ini telah dibangun alun-alun Kota Depok yang berkonsep modern sehingga ke dalam PPK Margonda dan saat ini, SPK Cilodong memiliki Cilodong di masa mendatang, tidak
bagian barat dari SPK ini menjadi sangat diminati sebagai lokasi hunian. Okupansi permukiman SPK Tapos dengan fungsi beberapa pusat layanan terlalu banyak berubah, antara lain
terhadap ruang terbuka memang sangat besar di kawasan ini, hal tersebut juga yang menjadikan di
utama sebagai berikut: seperti: 1. Permukiman kepadatan
beberapa ruas jalan mengalami lonjakan kemacetan karena adanya peningkatan pergerakan yang
belum disertai dengan peningkatan kapasitas badan jalan. 1. Perumahan kepadatan tinggi dan sedang
1. Perumahan kepadatan sedang hampir di 65% luas 2. RTH skala kota
2. Fungsi pemerintahan yang tersebar di kawasan GDC, dengan keberadaan kantor BPN, BPS, Kantor sedang SPK 3. Pertahanan keamanan skala
imigrasi, Dinas Agama, dan Kantor DPRD. Selain berada di lingkungan kantor walikota Depok, beberapa 2. Ruang terbuka hijau 2. RTH dan RTB di kawasan kota
kantor pemerintahan berada di SPK ini, sehingga cukup menjadi pusat kegiatan juga baik untuk warga
3. Pertahanan keamanan studio alam dan selatan
kota maupun ASN yang bekerja disana.
kawasan SPK SPK ini akan menjadi salah satu
3. Fungsi lainnya adalah pertahanan keamanan (Hankam) dengan keberadaan markas kostrad Cilodong 3. Hankam di kawasan tujuan masyarakat untuk hunian
dengan luas sekitar 91 ha. Luasnya cukup besar dan bersebelahan dengan RTH Studio Alam TVRI. kostrad Cilodong karena ketersediaan lahan dan
Sebagai kawasan pertahanan, selain tersedia kantor, juga tersedia ruang terbuka (untuk pelatihan aksisibilitas yang cukup tinggi.
keamanan) maupun lapangan olahraga. Sehingga kawasan ini juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai
Sehingga membutuhkan faslitas
RTH dan serapan air
maupun sarana prasarana dasar
4. Fungsi ruang terbuka hijau di kawasan sekitar Studio Alam TVRI yang juga berfungsi sebagai kawasan untuk peningkatan pelayanan
wisata. Pada SPK ini RTH masih cukup banyak dan tersebar, termasuk dengan keberadaan situ (Situ kedepannya
Cilodong). Namun karena okupansi permukiman sangat masif (ke arah selatan SPK), keberadaan RTH-
RTH tersebut perlahan mulai berkurang. Salah satu yang dipertahankan dan dijadikan atraksi kota Sumber : Hasil Analisis, 2020.
adalah Alun-alun Kota Depok
Dari hasil proyeksi penduduk pada SPK ini, pada 2032 terjadi peningkatan penduduk sekitar 203.707 jiwa.
5. Fungsi wisata dengan adanya Depok Fantasi Waterpark dan Studio Alam TVRI Depok. Depok Fantasi Artinya permintaan akan lahan hunian akan meningkat tinggi. SPK Cioldong termasuk salah satu yang memiliki
Waterpark berada di perumahan GDC, sedangkan Studio Alam berada di Jalan Raden Saleh yang lahan terbuka hijau yang masih besar. Namun, proporsi terbesar justru ada pada Kawasan Studio Alam TVRI dan
merupakan salah satu lahan hijau besar di Depok yang fungsinya masih terjaga. Saat ini juga sudah
tersedia Alun-alun Kota Depok yang berupa fasilitas permainan dan olahrag sekaligus sebagai ruang kawasan Hankam Cilodong. Maka selain lahan tersebut akan ada lahan lain terbuka yag terkonversi. Untuk
interaksi warga kota mengendalikan ketersediaan lahan yang terkonversi tersebut, maka konsep hunian yang didorong adalah
hunian vertikal. Atau dengan cara menyediakan perumahan dengan kepadatan sedang hingga tinggi. Meskipun
6. Fungsi industri yang banyak tersebar di sekitar Jl. Raya Bogor dan Jl. Tole Iskandar. Kawasan ini bagian harga lahan cenderung meningkat, namun minat akan hunian di wilayah ini msangat besar, karena di SPK
dari kawasan industri Jl Raya bogor yang memanjang dari Jakarta timur hingga Kabupaten Bogor. terdekatnya (Margonda dan Sukmajaya) sudah sangat padat. Selain itu fasilitas lainnya juga perlu ditambahkan
seperti fasilitas dengan fungsi perdagangan jasa, serta ruang terbuka (taman lingkungan) yang kini sudah
terwujud salah satunya dengan keberadaan Alun-alun Kota Depok.
Sistem transportasi yang direncanakan pada SPK ini adalah dengan rencana DORR, untuk membuka akses barat
timur yang selama ini hanya melalui satu pintu, yaitu Jalan Boulevard GDC. Jika terealisasi maka DORR yang
juga terkoneksi dengan Terminal Jatijajar (di sebelah barat SPK Cilodong) hingga Stasiun LRT Gunung Putri
yang dikonsepkan dalam sebuah TOD multimoda, akan menjadi pelancar arus pergerakan.
Sistem Pusat Pelayanan: berdasarkan lokasinya, Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Hingga saat
Alun-Alun Depok berada di wilayah selatan Depok, dan ini siste pergerakan untuk mencapai alun-alun masih
masih kurang strategis jika dilihat dari akses jalan bersandar pada Jalan Boulevard GDC, Meskipun lebar
Ke Jl. Kartini maupun moda transportasinya. Jika Depok Outer Ring jalan sangat besar namun kondisi jalan mulai banyak
Road terealisasi, maka akses menuju alun-alun cukup kerusakan. Konektivitas lainnya adalah melalui bagian
mudah karena dapat dijangkau dari wilayah barat dan selatan, yaitu Jalan Raya Abdul Gani dan Jalan Raya
timur Depok. Ditambah jika rencana pengembangan Kalimulya. Kedepannya rencana Depok Outer Ring
TOD Jatijajar selesai, maka warga kota di wilayah timur Road akan terkoneksi dengan Jalan Bolevard GDC
Depok cukup mudah untuk menjangkaunya. Skala sehingga warga kota bagian timur dapat menjangkau
pelayanan diharapkan dapat menjangkau seluruh kota melalui konektivitas TOD Jatijajar (Jalan Raya Bogor)-
Depok meskipun areal alun-alun ini hanya sekitar 3,8 Jalan Boulevard. Sedangakan warga kota bagian barat
hektar. melalui DORR (barat)-Jalan Citayam-Jalan Boulevard
GDC. Dalam rangka peningkatan layanan mobilitas dan
Terletak di kompleks perumahan Grand Depok City,
transportasi, maka beberapa upaya yang perlu
menjadikan alun-alun ini sebagai oase akan ruang
diterapkan antara lain:
publik yang nyaman, sehat, dan kreatif. Tentunya
pengembangan kedepan harus menerapkan - Peningkatan (perbaikan) Jalan Boulevard GDC dan
infrastruktur hijau sekaligus rendah karbon. Salah dilengkapi dengan penerangan jalan yang memadai
satunya dengan pemanfaatan energi terbarukan. (sekitar 2 km)
Pengembangan alun-alun ini juga harus - Pembangunan kantung parkir yang terintegrasi
750 m memperhatikan aspek lainnya, seperti kantung parkir. dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar)
Karena berada di lingkungan perumahan dan - Larangan parkir on street di sepanjang jalan
jangkauan pelayanan satu kota Depok, antisipasi akan Boulevard GDC
penumpukan kendaaran harus dicermati solusinya.
- Penyediaan angkutan publik terintegrasi beserta
Kantung-kantung parkir perlu dikembangkan dan
dengan titik-titik transit (halte pemberhentian)
terintegrasi dengan Jalan Boulevard GDC sehingga juga
tidak menimbukan kemacetan. Selain itu sarana dan - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
prasarana lainnya dalam lingkungan alun-alun yang street furniture dan titik transit (halte) sekitar 1 km
Ke Jl. Abdul Gani musti dilengkapi agar tercapai fungsi alun-alun sebagai - Penataan PKL di sekitar area alun-alun serta
ruang interaksi warga kota yang nyaman dan ramah penyediaan ruang untuk transit transportasi online
keluarga. - Penghijauan disepanjang ruas jalan Boulevard GDC
untuk meningkatkan kualitas udara di sekitar
kawasan alun-alun (2 km)
Ke Jl. Kp. Sawah
Aerial View Alun-Alun Kota Depok
Sosial Kebudayaan
1. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2032 SPK
Cimanggis akan memiliki penduduk 283.778 jiwa, dengan
proporsi penduduk dominan usia balita (0-9 tahun) dan usia
produktif (25-39 tahun). Artinya kawasan ini akan sangat
didominasi oleh warga di usia produktif, dibutuhkan sarana dan
prasana penunjang kegiatan warga, selain warga yang dibawah
9 tahun yang membutuhkan ruang bermain skala kawasan.
2. Dengan pertumbuhan penduduk 3,4 % maka dibutuhkan
penambahan ruang untuk hunian, sarana prasarana umum dan
sosial kebudayaan untuk menunjang kebutuhan penduduk
dimasa depan.
3. Mayoritas penduduk di SPK Cimanggis bermata pencaharian
karyawan dan wiraswasta. Artinya harus ada fasilitas
penunjang kegiatan seperti hunian sementara/kos-
1 2 3
kosan/affordable house). Gunadarma sebagai perguruan tinggi
skala nasional membutuhkan hunian untuk para pendatang
4. Jumlah penduduk yang terdaftar dan menghuni kawasan ini
akan berbeda jauh karena penduduk temporer seperti para
mahasiswa atau pekerja lepas. Oleh karena ini akan ada
sejumlah penambahan penduduk per tahunnya.
Lokasi SPK Cimanggis dari aksesibilitas cukup strategis karena berdekatan dengan Jalan Raya Margonda
sebagai jalan utama di Kota Depok. Selain itu dilayani juga oleh Jalan Akses UI serta Jalan Tol JORR II. Hal
tersebut juga yang menjadikan perkembangan aktivitas hunian, perdagangan dan jasa serta pusat layanan
fasilitas umum dan sosial terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan-jalan utama. Di SPK Cimanggis juga
memiliki proporsi guna lahan permukiman yang dominan, sehingga menghasilkan cukup banyak
bangkitan transportasi. Selain melihat kondisi eksisting, arahan pengembangan RTRW tahun 2012-2032
juga menyebutkan bahwa wilayah ini akan diarahkan sebagai kawasan hunian berkepadatan sedang-
1 2
rendah. sehingga bangkitan dari wilayah SPK Cimanggis menuju ke pusat layanan dan pergerkana 3
eksternal ke Jakarta atau Bogor akan semakin meningkat seiring dengan penyediaan infrastruktur 4
mobilitas yang meningkat.
Tarikan pergerakan utama di SPK Cimanggis ini banyak ditimbulkan karena aktivitas industri dan jasa
pergudangan yang terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya
Tapos. 5
Infrastruktur Jalan
Tol JORR II. Pembangunan JORR II belum sepenuhnya selesai namun membagi SPK Harjamukti menjadi 2
sisi yaitu sisi utara dan selatan. JORR II ditujukan untuk menjadi akses alternatif ke Barat Jakarta
(Tangerang dan Bandara Soetta
Jalan Raya Bogor. Jalan ini merupakan jalan nasional dengan lebar < 10 meter dan 2 jalur. Jalan ini 6
dipenuhi oleh perdagangan dan jasa dan menjadi nadi pergerakan utama Kawasan, akses utama non tol
ke Bogor
Jalan Akses UI. Jalan ini merupakan jalan kota (kolektor sekunder) dengan lebar ± 10 meter dan 1 jalur.
Sepanjang koridor merupakan area perdagangan dan jasa dengan wajah pendidikan
Jalan RTM. Jalan skala lingkungan yang disepanjang jalan merupakan hunian dan didukung oleh
perdagangan dan jasa skala lingkungan. Rumah Tahanan Militer menjadi wajah dari jalan ini
Di masa mendatang, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah SPK
1 2 3
Cimanggis yang akan berdampak pada tarikan dan , antara lain:
a) Pengembangan Tol JORR II dengan beberapa exit di SPK ini salah satunya adalah exit tol di
Cimanggis, yang nantinya akan mempermudah pergerakan internal dan eksternal Kota Depok
dari Kawasan Margonda
b) Pengembangan Universitas Gunadarma yang didukung dengan pengembangan fasilitas
pendukung
Univ. Gunadarma MAKO Brimob Lippo Mall Cimanggis
Selain mengembangkan konektivitas antar sarana dan prasarana melalui jaringan jalan, penyedian
infrastruktur perkotaan yang menciptakan ruang kota yang layak huni juga harus didorong seperti 6 5 4
peyediaan ruang terbuka hijau melalui taman kota. Taman kota di SPK Harjamukti dengan layanan dalam
SPK dapat menjadi pusat aktivitas masyarakat di wilayah ini.
IV-56 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 RS Citra Arafiq Mall Cimanggis RM Pondok Laras
Fungsi Layanan Kota Overview Rencana
SPK Harjamukti merupakan wilayah di bagian timur laut Kota Depok dengan perkembangan aktivitas TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
perkotaan yang cukup pesat. Hal ini terkait dengan keberadaaan kawasan yang dilalui oleh ruas Jalan Tol
Jagorawi, Jalan Transyogi Cibubur atau Jalan JORR II, yang menjadi akses utama menuju wilayah
perbatasan dan aksesibilitas antar provinsi, yaitu ke Kota Jakarta, Kabupaten Bogor bahkan Kota Bekasi. Oleh
karena itu SPK Harjamukti memiliki posisi yang cukup startegis yang menghubungkan Metropolitan
Jabodetabek. Dalam beberapa tahun ke depan pun Kawasan SPK Harjamukti ini masih akan menjadi pusat
perkembangan kawasan perkotaan khususnya untuk hunian dikarenakan nilai tambah dari aksesibilitas
kawasan yang cukup tinggi dan posisi yang cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Kota Depok dan
sekitarnya sehingga risiko banjir sangat rendah. Beberapa fungsi layanan SPK Harjamukti saat ini:
Fungsi layanan utama SPK Harjamukti adalah perdagangan dan jasa. Konsentrasi perkembangan aktivitas
perdagangan dan jasa terkonsentrasi di sepanjang koridor Jalan Transyogi Cibubur, bersamaan dengan
tumbuhnya pengembangan bisnis skala kota di sisi timur laut Kota Depok. Skala pelayanan perdagangan dan
jasa yang berkembang di wilayah Harjamukti adalah skala kota, hal ini di sepanjang koridor Jalan Transyogi
terdapat beberapa pusat aktivitas perdagangan dan jasa seperti Trans Mall Cibubur, Pusat Otomotif Cibubur
dan beberapa pusat aktivitas lainnya. Pengelompokan kawasan perdagangan dan jasa ini akan mempermudah
para warga yang ada di kawasan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu terdapat juga
beberapa pusat perbankan di koridor jalan utama ini.
Fungsi lainnya adalah hunian (permukiman) kepadatan sedang - tinggi. Pemusatan aktivitas hunian
kepadatan sedang terkonsentrasi di wilayah selatan SPK Harjamukti dengan tipe permukiman teratur atau
klaster dengan kategori klaster besar, sedangkan kepadatan sedang terkonsentrasi pada bagian tengah SPK Sumber : Hasil Analisis, 2020.
Harjamukti. Beberapa klaster perumahan yang berkembang di SPK Harjamukti diantaranya adalah Raflesia Hills
atau Puri Sriwedari. Pesatnya perkembangan hunian klaster di wilayah ini karena aksesibilitas yang cukup baik Jika pada Tahun 2032 pertumbuhan penduduk sebesar 3,4% di seluruh Kota Depok, artinya diperkirakan 283.778
dengan 2 ruas jalan tol yang tersedia yang memudahkan pergerakan warga di wilayah ini ke pusat aktivitas jiwa akan menempati SPK Cimanggis sehingga dibutuhkan hunian yang dapat menampung untuk kebutuhan
sehari-hari. penduduk nantinya. Dengan demikian dibutuhkan perumahan dan permukiman dengan kepadatan sedang
(hunian vertikal diluar area resapan air) dan rendah (rumah deret/ affordable house) yang ditunjang oleh
perdagangan dan jasa dan industri kecil (rumahan) yang nantinya akan menjadi fasilitas pendukung aktifitas
Fungsi lainnya adalah kawasan fasilitas umum transportasi yang akan dikembangkan sebagai kawasan penduduk skala pelayanan SPK Cimanggis. Sebagai kawasan yang cukup digemari sebagai hunian sementara
Transit Oriented Development (TOD) yang berorientasi pada integrasi moda transportasi publik. Pengembangan para mahasiswa atau pekerja, penyediaan hunian atau apartemen sangat cukup diperlukan mengingat
kawasan TOD akan dipusatkan di TOD Cibubur yang pengembangan akan diintegrasikan dengan Trans Park ketersedian lahan dan padatnya hunian asli di wilayah ini.
Cibubur sebagai pusat kegiatan dengan beberapa kegiatan lain dalam satu kawasan (mixed use). Selain itu
Pertumbuhan penduduk di kawasan ini sedikit berbeda dengan kondisi eksisting yang biasanya akan lebih
fasilitas umum lainnya yang terdapat di SPK ini antara lain fasilitas kesehatan seperti RS Meilia, fasilitas banyak dikarenakan banyaknya pendatang yaitu mahasiswa baik yang menimba ilmu di UI, Gunadarma, BSI atau
pendidikan dan lainnya. perguruan tinggi lainnya yang belum menjadi warga Kota Depok namun menetap untuk periode waktu tertentu.
Oleh karena itu penyediaan ruang berekpresi para kaum millenials ini harus menjadi concern utama, yaitu dapat
melalui ruang ekspresi dengan taman, pusat aktivitas sosial dan budaya.
Fungsi lainnya adalah ruang terbuka hijau (RTH) dan wisata perkotaan. Wilayah SPK Harjamukti memiliki
RTH dengan luas area yang relative luas di sisi utara kawasan yaitu Bumi Perkemahan Cibubur. Kondisi ini juga Kedekatan SPK Cimanggis dengan PPK Margonda akan berdampak pada limpasan pergerakan dan alih fungsi
lah yang menjadikan Harjamukti memiliki fungsi lindung dan budidaya dalam satu kawasan, yaitu Bumi lahan perdagangan dan jasa yang tadimya di Kawasan Margonda akan dipindahkan ke SPK Cimanggis karena
Perkemahan Cibubur yang memiliki fungsi ekologis sebagai kawasan resapan air dan di waktu yang bersamaan ketersediaan lahan namun potensi jumlah pergerakan tetap masih sama. Selain itu, terdapat kawasan lindung SPK
Cimanggis yaitu pemeliharan dan pengembangan sekitar area Sempadan Ciliwungyang dapat didukung oleh
dapat difungsikan sebagai kawasan pariwisata kota dengan nuansa alam. Bumi Perkemahan Cibubur pun
pengadaan RTH publik untuk aktivitas lingkungan. Kawasan sempadan sungai ini menjadi penting untuk
memiliki fungsi lain sebagai tempat berkemah atau camping bagi para Pramuka, bahkan sampai level nasional.
mengantisipasi permasalahan meluapnya Ciliwung atau permasalahan drainase permukiman yang dapat
menimbulkan terjadinya banjir.
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan kawasan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Universitas Gunadarma sebagai pusat kegiatan di SPK pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
Cimanggis sebagai kampus hijau dengan skala konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya Bogor
pelayanan yang tidak hanya sampai skala kota tapi dan Jalan Akses UI dengan didukung beberapa akses
lebih dari itu (batas administrasi). Oleh karena lain seperti Jalan Raya Kelapa Dua. Dalam rangka
jangkauan pelayanan yang luas maka integrasi dengan peningkatan layanan mobilitas dan sistem transportasi,
sub pusat pelayanan harus kuat. Sebagai kawasan maka beberapa upaya yang perlu diterapkan antara
kampus yang membutuhkan hunian para mahasiswa lain:
dan penyediaan sarana prasarana perkotaan maka
- Pelebaran jalan Akses UI sebagai arteri primer
harus terintegrasi dengan baik. Salah satumya adalah
menjadi minimal 15 meter
sub pelayanan perdagangan Cimanggis Square atau
Hunian di Jalan Kelapa Dua Raya sehingga kebutuhan - Pelebaran jalan Kelapa Dua sebagai sebagai arteri
sekunder menjadi minimal 8 meter
para mahasiswa dapat tersedia.
- Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
Dalam pengembangan ke depan, kawasan Universitas dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar)
Gunadarmar juga akan didukung oleh beberapa - Larangan parkir on street di sepanjang jalan protokol
pengembangan sub pusat kegiatan antara lain Koridor - Penyediaan titik-titik transit berupa halte
Jalan Akses UI, Koridor Jalan Kelapa Dua Raya. Jarak pemberhentian angkutan publik dan transportasi
Mako antar pusat-pusat kegiatan tersebut yaitu +7-10 km online
Brimob
750 m dengan jarak tempuh rata-rata sekitar 20-30 menit. - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
Kedua sub pusat tersebut akan dikembangkan sebagai street furniture dan titik transit (halte)
pusat perdagangan dan jasa dan hunian skala - Pengembangan pelican crossing pada titik-titik
lingkungan. dengan bangkitan/tarikan tinggi
- Penghijauan disepanjang ruas jalan protocol untuk
Untuk mencapai kawasan perguruan tinggi yang ramah
mengurangi dampak polusi udara yang ditimbulkan
lingkungan, maka tantangan pembangunan yang akan
dari aktivitas industri
dihadapi dalam 20 tahun mendatang perlu disikapi
dengan memprioritaskan penerapan infrastruktur hijau Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas kawasan,
atau green development dan green design secara maka konektivitas antara gedung adalah dengan
bersamaan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sarana prasarana ramah pejalan kaki seperti jalur
Kelapa
Dua selama proses pengembangan. sepeda atau jalur pejalan kaki. Guna meningkatkan
Residence aksesibilitas antara pusat kegiatan dan sub pusat
Beberapa infrastruktur hijau yang dapat diterapkan
pelayanan di sekitar kawasan maka akan dibuatkan
pada kawasan adalah taman air, ruang terbuka hijau.
jalur pejalan kaki khususnya di Jalan Akses UI sebab
Selain itu meminimalisir penggunaan bahan bakar
kondisi saat ini belum ada trotoar di sekitar pusat SPK
fossil dan mengganti dengan sarana prasarana yang
Cimanggis ini.
lebih walkable sehingga menekan dan mendorong
mobilisasi di kawasan dan sekitaranya yang non Untuk menghindari penumpukan pick up mahasiswa
motorized. Sebagai kampus yang berada di jalur akses oleh transportasi online maka akan dibuatkan halte
atau alternatif antara DKI dan Depok, maka khusus untuk transportasi onlie yang tidak akan
penyediaan taman-taman di median jalan guna mengganggu sirkulasi transportasi dari dan keluar SPK
menciptakan ruang yang lebih hijau dan udara mikro Cimanggis
kawasan yang lebih bersih.
Infrastruktur
Jl. Merdeka
1. Jl. Juanda. Penghubung antara jalan arteri primer (jl. Raya Bogor) dengan arteri sekunder (Jl. Margonda).
Dua jalur masing-masing dua row dengan lebar total sekitar 25 m. Tingkat kemacetan cukup tinggi 2
terutama pada saat peak hour, yang dikarenakan penumpukan pergerakan ditambah dengan area putar
RS Sentra
balik di sekitar Mall Pesona Square. Kondisi jalan cukup baik dimana di sisi selatan jalan ini sejajar
Medika
dengan jalur gas alam. Sedangkan di bagian utaranya bersisian dengan Tol JORR 2 (Cimanggis-Cinere)
dengan tiga pintu masuk tol yang berada di kedua ujung Jalan Juanda, serta satu intu tidak jauh dari
4
Jalan Margonda yang menuju ke arah Jalan Raya Bogor.
2. Jl. Raya Bogor. Adalah jalan pertama yang dibangun melintasi Jakarta-Depok-Bogor. Lebar jalan sekitar
15-25 m, dengan tingkat kemacetan cukup tinggi khususnya pada setiap persimpangan jalan (simpang
Depok Jalan Tole Iskandar dan Simpang Juanda). Diarahkan untuk tonase besar karena akses truk pabirk
Industri
maupun bus antar provinsi yang melintas. Kondisi jalan uumnya masih baik, namun sering terjadi
perlambatan pada titik-titik lokasi industri (khususnya pada saat jam masuk/pulang para pekerja
pabrik).
3. Jl. Tol JORR 2 (Segmen Cimanggis-Margonda). Jalan tol ini adalah bagian dari JORR 2 yang melintasi 1 2
Jadetabek. Sudah beroperasional dan akan menjadi jalur bebas hambatan menuju Cinere, kawasan
Bandara Soetta, dan Tol Cikampek-Cibitung (belum operasional). Pada SPK ini terdapat tiga pintu
gerbang tol dan menjadi akses transportasi yang sangat penting.
4. Jl. Tole Iskandar. Fungsinya serupa dengan Jalan Juanda, yaitu sebagai penghubung jalan arteri primer
dengan sekunder. Akan tetapi lebar jalannya jauh berbeda, dimana lebar jalan hanya sekitar 10 m yang
menyebabkan kemacetan cukup tinggi karena beban kendaraan yang melintas cukup banyak dan
persimpangan, ditambah kondisi jalan yang rusak. Bottle neck terjadi di Simpang Jalan Bahagia Raya,
Jalan Raden Saleh, serta Jalan Sentosa. Selain itu juga perlambatan terjadi di setiap pusat aktivitas
seperti Giant Tole Iskandar, Tip Top,, dan Pasar Segar Depok.
5. Jalan lainnya adalah jalan kolektor sekunder yaitu Jalan Proklamasi dan Jalan Merdeka. Kedua jalan ini
menghubungkan bagian barat dan timur Perumnas Depok 2. Hampir seluruh fungsi di sekitar jalan
3 4
tersebut adalah perdangan dan jasa.
SPK Sukmajaya berada di tengah Kota Depok, dan memiliki aksesibilitas yang sangat mudah karena juga TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
berdekatan dengan PPK Margonda. Dilalui oleh Jl. Raya Bogor, Jl. Juanda, dan Tol JORR 2, menjadikan SPK
ini strategis lokasinya. SPK ini juga merupakan salah satu pusat perkembangan permukiman yang lebih dulu Kondisi Eksisting Rencana Revisi
Rencana Sebelumnya
terbangun di Kota Depok, dengan adanya pembangunan Perumnas tahap 2. kini sebagian besar lokasi di (Berdasarkan Kegiatan (Fungsi Dominan dan Proyeksi
(RTRW 2015 & RDTR 2018)
SPK ini dikenal dengan Perumnas Depok 2. Kemudian di sekitar Sungai Ciliwung mulai berkembang Utama) Penduduk)
perumahan dengan skala yang lebih tinggi (perumahan kelas atas/elit) yaitu Perumahan Pesona Khayangan.
Fungsi layanan di SPK Sukmajaya saat ini antara lain: Arahan pengembangan Sukmajaya
di masa mendatang:
1. Fungsi pelayanan utama adalah hunian (permukiman). Umumnya permukiman teratur karena 1. Permukiman kepadatan
terdapat Perumnas 2 Depok. Perumahan elit terdapat di sekitar sempadan Sungai Ciliwung (Pesona tinggi hingga sedang
Khayangan). Kepadatan permukiman saat ini cukup tinggi karena aktivitas lainnya juga tesedia disini. 2. Perdagangan jasa skala
Selain perumnas, juga terdapat rumah lainnya (non-perumnas) yang tersebar di sekitar Jalan Tole regional
Iskandar, Jalan Proklamasi (sekitar Pasar Agung), sebagian di Jalan Merdeka, dan di sebelah barat Berdasarkan kondisi eksisting
3. Kawasan pendidikan skala
Pemancar RRI (kini menjadi Rencana Kampus UIII) saat ini, SPK Sukmajaya
nasional
memiliki beberapa pusat
4. RTH skala lingkungan
2. Fungsi lainnya adalah perdagangan jasa. Pelayanan skala kota terdapat di Pesona Square (berjarak layanan seperti:
SPK Sukmajaya masuk
1,5 km dari exit tol Juanda) yang merupakan mall terbaru di kawasan sekitar Margonda. Aktivitasnya 1. Perumahan kepadatan
sebagian ke dalam PPK Pelayanan pada SPK ini akan
yang cukup lengkap mampu membuat mall ini menjadi bangkitan pergerakan baru di sekitar Jalan sedang hampir di 70% luas
Margonda dan SPK Cimanggis menjangkaui seluruh kota bahkan
Juanda. Pelayanan skala kecamatan terdapat di Pasar Agung,, Pasar Segar, Giant, dan TipTop. Pasar SPK
dengan fungsi utama sebagai hingga provinsi dengan
Agung berada tepat di tengah dari SPK ini dan dilalui oleh angkutan umum. Perdagangan jasa lainnya 2. Perdagangan jasa skala di
berikut: keberadaan kawasan pendidikan
adalah milik swasta yang tersebar di bebarapa lokasi dan menjadi magnet warga di SPK ini. Sedangkan sekitar Jl. Juanda, dan skala
kampus UIII. Perhatian lebih pada
untuk pelayanan skala kelurahan terdapat di sepanjang Jalan Keadilan, Proklamasi, Sentosa, lingkungan di sepanjang Jl.
1. Perumahan kepadatan kawasan resapan air (tali air) dari
Kemakmuran, dan Tole Iskandar. Selain itu juga terdapat beberapa pasar tradisional, seperti Pasar Keadilan, Tole Iskandar, Jl.
sedang situ yang ada di kawasan
Musi. Persebaran perdagangan jasa cenderung berada di jalan-jalan utama di SPK Sukmajaya. Kebahagiaan
2. Perdagangan dan jasa pendidikan tersebut. Perlu
3. RTH di Kelurahan Cisalak
3. Fungsi fasilitas umum khususnya kesehatan dengan keberadaan RS Sentra Medika yang 3. Ruang terbuka hijau pengaturan terkait perubahan
(beberapa bagian sudah
pelayanannya mencakup hingga wilayah Sukatani dan Tapos. Terdapat pula beberapa klinik maupun perumahan yang berada pada jalan
mulai dibangun untuk
rumah bersalin, Fasilitas umum lainnya adalah keberadaan PDAM Tirta Asasta Depok berupa kantor, kolektor menjadi kawasan
fasilitas pendidikan
instalasi pengolahan dan tampungan air. Fungsi pendidikan juga sangat besar di SPK ini mengingat perdagangan jasa. Dikhawatirkan
(kampus UIII)
dominan oleh permukiman. Dari jenjang PAUD, TK, hingga SMA dan direncanakan dibangun kampus akan menimbulkan penumpukan
internasilonal UIII. Diperkirakan pada 10 tahun mendatang fungsi sebagai fasilitas pendidikan akan pergerakan sehingga perlu
menjadi sangat tinggi. penambahan alternatif jalan utama
dari jalan lingkungan yang telah
4. Fungsi ruang terbuka hijau di kawasan sekitar RS Sentra Medika, sebagai resapan air dan tali air dari
ada
situ yang ada di sekitarnya. Dalam rencana nasional fungsinya akan berubah menjadi fasilitas
pendidikan (green campus) dengan skala nasiional sebagai kampus Islam terbesar di Indonesia. Selain
juga terdapat beberapa taman di pusat SPK seperti Taman Kota Merdeka yang ada di sepanjang Jalan Dari hasil proyeksi penduduk pada SPK ini, pada 2032 terjadi peningkatan penduduk sekitar 60% dari jumlah
Merdeka. penduduk tahun 2018 (308.147 jiwa). Artinya terdapat sekitar 185.385 jiwa penduduk yang memerlukan hunian.
5. Fungsi industri yang banyak tersebar di selatan SPK di Jl. Raya Bogor dan Jl. Tole Iskandar. Beberapa Jika dilihat dari ketersediaan lahan yang ada, maka akan cukup berat jika hunian yang disediakan adalah bertipe
perusahaan dengan nama besar seperti Panasonic, Yanmar, Meiwa tersebar di kedua jalan tersebut. landed housing. Sehingga untuk efisiensi lahan maka perencanaan hunian vertikal dapat menjadi solusinya. Saat
ini telah dibangun hunian vertikal di sekitar kompleks Mall Pesona Square. Pada masterplan pembangunan
kampus UIII juga direncanakan akan berdiri mess vertikal untuk menampung mahasiswa. Selain itu fasilitas
lainnya juga perlu ditambahkan seperti fasilitas dengan fungsi perdagangan jasa, kesehatan, serta ruang terbuka
(taman lingkungan) sebagai ruang interaksi warga dan juga berfungsi estetika lingkungan di tengah kepadatan
bangunan yang tinggi. Sistem transportasi yang direncanakan adalah berbasis rel (MRT), yang berdasarkan
kajian awal akan melintas di SPK ini. Hal tersebut dapat menjadi salah satu solusi kemacetan di jalan-jalan utama
SPK Sukmajaya. Dan diharapkan stasiun MRT akan juga berada di SPK ini (di sekitar Kampus UIII) sebagai simpul
IV-62 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
utama dari dan menuju kampus ini.
SPK Sukmajaya, Kawasan Pendidikan Kampus UIII
Sistem Pusat Pelayanan: Kampus Universitas Islam Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi salah satu pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
Ke Cijantung kawasan pendidikan terbesar di Kota Depok. Sebagai konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya Bogor
salah satu proyek strategis nasional, kawasan ini akan Jalan Raya Juanda, dan Jalan Tol JORR 2. Jalan tol
memberikan dampak yang cukup besar dalam sudah beroperasi dan Jalan Raya Juanda akan menjadi
konstelasi pembangunan di Kota Depok. Tarikan salah satu ruas jalan ring road Depok. Dalam rangka
aktivitas dan pergerakan akan mengalir menuju peningkatan layanan mobilitas dan sistem transportasi,
kawasan ini, meskipun lokasinya juga tidak jauh dari maka beberapa upaya yang perlu diterapkan antara
kawasan pendidikan besar lainnya (UI, Gunadarma, dll). lain:
Hal tersebut dikarenakan segmentasi dari kawasan
- Penataan di sekitar jalan Raya Bogor (di beberapa
pendidikan ini cukup jelas dan sangat besar pasarnya,
ditambah dengan rencana pengembangan sebagai titik sekitar kawasan kampus terdapat bangunan liar)
baik sempadan jalan (7,5 m) maupun sempadan Kali
kawasan kampus hijau.
Baru (10 m)
Sebagai satu-satunya proyek strategis nasional bidang - Penataan di sempadan Jalan Raya Juanda (7,5 m)
pendidikan, kawasan ini memiliki lokasi yang strategis - Pengembangan sitem taransportasi terintegrasi
dilihat dari aksesibilitasnya. Tepat berada di Gerbang yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan besar
Tol Cijago (Tol JORR 2), dilalui oleh jalan provinsi (Jalan di sekitar koridor Margonda, Juanda, Jalan Raya
Raya Bogor), dan Jalan Raya Juanda. Jarak dengan Bogor, hingga Terminal Jatijajar
pusat kota (SPK Margonda) juga sangat dekat (5 km). - Penyediaan titik-titik transit berupa halte
Jarak dengan sub-pusat lainnya hanya sekitar 3 km pemberhentian angkutan publik di sekitar kawasan
750 m (Pesona Square) dengan jarak tempuh hanya 7-10 kampus
menit. Akan tetapi moda transportasi pada kawasan ini - Pengembangan pelican crossing pada titik-titik
belum sepenuhnya terintegrasi, moda yang tersedia dengan bangkitan/tarikan tinggi
adalah berupa angkutan umum yang hanya beroperasi - Pembangunan jalur trotoar sesuai standar untuk
di Jalan Raya Bogor. Sedangkan di Jalan Raya Juanda umum maupun penyandang difabel dan disabilitas
hanya tersedia satu moda angkutan umum (APTB Trans - Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
Jabodetabek). Sistem tranportasi lainnya adalah dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar)
dengan moda kereta api, yang perlu melalui Jalan - Penghijauan di sekitar akses Jalan Raya Bogor dan
Margonda dan Juanda. Dari fakta tersebut maka Jalan Raya Juanda untuk mengurangi tingkat panas
pengembangan kedepan perlu memperhatikan sistem (heat) di wilayah tersebut
transportasi yang terintegrasi antara pusat-pusat - Pembangunan jembatan untuk akses masuk menuju
kegiatan besar lainnya. kampus serta memperkuat badan sungai Kali Baru
untuk menurunkan risiko longsor
Kawasan ini dahulunya adalah ruang terbuka hijau,
sehingga dalam perencanaan dan pengembangannya
sudah sesuai jika didorong menjadi kawasan kampus
Ke Bogor
hijau. Karena kondisi eksistingnya juga terdapat ruang
biru (Situ Pengarengan) sebagai jalan air dari dan ke
kawasan tersebut.
Sosial Kebudayaan
1. Berdasarkan proyeksi penduduk, pada tahun 2032 SPK Cisalak 3
akan memiliki penduduk 196.737 jiwa, dengan proporsi
penduduk dominan usia balita (0-9 tahun) dan usia produktif
(25-39 tahun). Sehingga disarankan merencanakan ruang
ramah anak dan ruang ekspresi untuk para kaum mudanya.
Ruang-ruang tersebut dapat terintegrasi di taman-taman kota.
2. Dengan pertumbuhan penduduk 3,4 % maka dibutuhkan
penambahan ruang untuk hunian, sarana prasarana umum dan
sosial kebudayaan untuk menunjang kebutuhan penduduk
dimasa depan. Hunian dan sarana dan prasarana yang akan
dibangun diharapkan sudah mengedepankan infrastruktur
yang ramah terhadap lingkungan. 1 2 3
3. Mayoritas penduduk di SPK Cisalak bermata pencaharian
karyawan dan wiraswasta. Artinya harus ada fasilitas
penunjang kegiatan seperti hunian sementara/kos-
kosan/affordable house). Sedangkan untuk wiraswasta dapat
menjadi sektor informal dan fungsi sebagai industri kecil untuk
membuka lapangan pekerjaan.
Lokasi SPK Cisalak dari aksesibilitas cukup strategis karena berdekatan dengan akses dan pintu gerbang
tol Jagorawi serta dilalui oleh Jalan Raya Bogor yang menjadi jalan arteri primer dengan skala layanan
kota. Pintu tol Cisalak menjadi salah satu opsi pergerakan orang dan kendaraan di Kota Depok menuju
Bogor atau Jakarta. Koridor Jalan Raya Bogor masih menjadi kawasan untuk fungsi industri. Di SPK 1
Cisalak juga memiliki proporsi guna lahan permukiman yang dominan, sehingga menghasilkan cukup
banyak bangkitan transportasi. Selain melihat kondisi eksisting, arahan pengembangan RTRW tahun
2012-2032 juga menyebutkan bahwa wilayah ini akan diarahkan sebagai kawasan hunian berkepadatan
sedang-rendah. sehingga bangkitan dari wilayah SPK Cisalak menuju ke pusat kota lainnya kemungkinan
akan terus bertambah dengan dukungan jaringan jalan tol eksisiting dan yang sedang dibangun.
Sementara itu, tarikan pergerakan di wilayah Cisalak banyak ditimbulkan karena aktivitas industri 3 2
permukiman yang terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Raya Bogor. 5
Infrastruktur Transportasi
Jalan Tol Jagorawi. Jalan tol Jagorawi menjadi jalan utama yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor
dan menjadi akses ke daerah Puncak. Keberadaan Tol Jagorawi menjadi penggerak berkembangnya
kawasan di selatan Jakarta dengan adanya exit tol tersebut 6
Jalan Raya Bogor. Jalan ini merupakan jalan nasional dengan lebar < 10 meter dan 2 jalur. Jalan ini
dipenuhi oleh perdagangan dan jasa dan menjadi nadi pergerakan utama Kawasan, akses utama non tol
ke Bogor
4
Jalan Radar Auri. Jalan ini merupakan jalan kota (kolektor sekunder) dengan lebar ± 10 meter dan 1 jalur.
Jalan ini menjadi akses alternatif ke kawasan Cibubur, dimana jalur ini ada tepat di sisi tengah SPK
Cisalak
Jalan Putri Tunggal. Merupakan jalan lingkungan dengan lebar ± 7 meter, jalan ini menjadi akses utama
dari perumahan klaster maupun apartemen yang yang ada di Cibubur menuju Depok. Disepanjang jalan
ini sedang bertumbuh hunian baru diakibatkan adanya pembangunan tol JORR 2
1 2 3
Di masa mendatang, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah SPK
Cisalak yang akan berdampak pada tarikan dan , antara lain:
a) Pembangunan terusan JORR II yang nantinya akan membuka rute dari Depok menuju Cibitung
Kabupaten Bekasi. Tol JORR II ini yang menuju Cibitung akan memecah pemusatan pergerakan
yang masih mengandalkan Tol Cikampek.
Selain konektivitas infrastruktur transportasi, infrastruktur hijau juga harus ditingkatkan fungsi Wisma Hijau Cibubur Junction Pool Taksi Cimanggis
ekologisnya salah satunya adalah Situ Gadog di area Radar Auri yang harus ditingkatkan fungsinya
sebagai tangkapan air run-off yang nantinya akan mampu membantu mengendalikan air permukaan 4 5 6
yang berpotensi dalam menciptakan banjir. Penambahan fungsi Situ Gadog sebagai area RTH, area
bermain dan berolahraga dengan penambahan jogging track dapat dimungkinkan dilakukan.
IV-66 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 Pintu Tol Cijago Taman Wiladatika Pasar Cisalak
Fungsi Layanan Kota Overview Rencana
SPK Cisalak merupakan wilayah di bagian utara Kota Depok dengan perkembangan aktivitas perkotaan yang TABEL Komparasi Rencana Sebelumnya dan Konsep Rencana 2020-2032
cukup pesat. Hal ini terkait dengan keberadaaan kawasan yang dilalui oleh ruas Jalan Tol Jagorawi, Jalan
Raya Bogor atau Jalan JORR II, yang menjadi akses utama menuju wilayah perbatasan dan aksesibilitas antar
provinsi, yaitu ke Kota Jakarta, Kabupaten Bogor. Oleh karena itu SPK Cisalak memiliki posisi yang cukup
startegis yang menghubungkan Metropolitan Jabodetabek. Koridor Jalan Raya Bogor menjadi backbone
pergerakan mobilitas kawasan sebab koridor ini merupakan koridor perkotaan yang sudah ada sejak dahulu
kala dan saat ini masih eksis sebagai wilayah perindustrian skala besar. Beberapa fungsi layanan SPK
Harjamukti saat ini:
Fungsi layanan utama SPK Harjamukti adalah permukiman kepadan sedang dan rendah. Melihat dari kondisi
eksisting saat ini, wilayah Barat Timu Depok terutama Cisalak lebih didominasi oleh perumahan kepadatan
rendah dan sedikit sekali perumahan kepadatan sedang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya permukiman tidak
terencana dan adanya perumahan-perumahan cluster oleh developer. Permukiman perkampungan pun masih
ditemukan dibeberapa lokasi di layer Jalan Raya Bogor atau di sempadan Jalan Tol JORR II yang merupakan
hunian untuk para pekerja pabrik atau pergudangan yang ada di SPK Cisalak ini.
Fungsi lainnyua dari SPK Cisalak adalah fungsi pariwisata berbasis alam di SPK Cisalak, skala kota Taman
Wiladatika, yang dapat difungsikan sebagai sarana wisata alam selain itu juga dapat menjadi tempat
pelaksanaan event tertentu seperti gathering komunitas maupun pelaksanaan event wedding. Pariwisata
perkotaan berbasis alam melalui Taman Wiladatika dapat menjadi oase di perkotaan yang dipenuhi dengan
hunian. Konsep yang dipakai adalah taman yang menciptakan nature vibrant di perkotaan yang cocok
dijadikan sebagai lokasi event . Sumber : Hasil Analisis, 2020.
Jika pada Tahun 2032 pertumbuhan penduduk sebesar 3,4% di seluruh Kota Depok, artinya diperkirakan
Fungsi lain dari SPK Cisalak adalah industri, terdapat industri skala besar, sedang hingga rumah tangga di
196.737 jiwa akan menempati SPK Cisalak sehingga dibutuhkan hunian yang dapat menampung untuk
sepanjang jalan Raya Bogor yang bergerak di bidang tekstil, makanan, kendaraan atau mainan. Lokasi industri kebutuhan penduduk nantinya. Dengan demikian dibutuhkan perumahan dan permukiman dengan
di Jalan Raya Bogor ini sudah masuk ke dalam kategori industri yang berumur tua, sebagian industri sudah kepadatan sedang (hunian vertikal diluar area resapan air) dan rendah (rumah deret/ affordable house)
banyak yang direlokasi ke Cibitung, namun masih cukup banyak yang berada di SPK Cisalak ini. yang ditunjang oleh perdagangan dan jasa dan industri serta sarana rekreasi (berkonsep agrowisata)
yang nantinya akan menjadi fasilitas pendukung aktifitas penduduk skala pelayanan SPK Cisalak.
Kebutuhan permukiman di beberapa kawasan dapat diarahkan dengan permukiman strata title namun
Fungsi lain dari SPK Cisalak ini adalah perdagangan dan jasa. Di sepanjang Jl. Raya Bogor menjadi koridor masih dominan merupakan permukiman kepadatan sedang.
perdagangan dan jasa skala kecamatan dibuktikan dengan adanya Pasar Cisalak sebagai pasar tradisional yang
sudah ada sejak dahulu. Selain itu terdapat juga Mall Cimanggis maupun Giant Cimanggis sebagai salah satu Pengembangan kawasan industri di Koridor Jalan Raya Bogor adalah penataan bangunan sebab tidak ada
lagi izin penambahan atau pembangunan industri dikarenakan jarak dengan permukiman yang sangat
minimarket modern di SPK Cisalak ini. Skala layanan perdagangan dan jasa di SPK ini masih melayani SPK
dekat bahkan beberapa industri dipindahkan ke Cibitung dikarenakan alasan lingkungan. Sedangkan untuk
Cisalak saja.
pengembangan wisata agro di Taman Wiladatika dapat menjadi opsi kebutuhan hiburan bernuasansa alam
di kawasan perkotaan yang nantinya akan ditopang fungsi lain Taman Wiladatika sebagai tempat yang
mampu menyelenggarakan event tertentu yang bernuansa alam.
Fungsi SPK Cisalak ini masih beragam hanya saja dalam skala layanan lingkungan, namun tidak menutup
kemungkinan fungsi SPK ini akan lebih mengarah ke industri dan permukiman kepadatan sedang dan tinggi Selain itu, terdapat Situ Gadog yang dapat dijadikan RTH Publik denga pengembangan kawasan yang
dikarenakan posisi strategis SPK yang dihimpit oleh Jalan Tol Jagorawi dan Tol JORR II yang menjadi koridor mampu menarik para warga yang ada di SPK Cisalak ini untuk beraktivitas disana. Pengembangan ruang
pergerakan dari selatan atau timur kawasan menuju Jakarta. terbuka biru ini bermanfaat ekologis guna mengontol air permukaan di kawasan permukiman.
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan Theme Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Park Wiladatika sebagai pusat rekreasi di laut Kota pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
Depok, tepatnya berada pada SPK Cisalak yang akan konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya Bogor
dikembangkan sebagai area Eco Tourism Park dengan dan Jalan Transyogi Cibubur dengan didukung
skala pelayanan kota. Selain bertujuan untuk beberapa akses baru seperti rencana pengembangan
menciptakan kawasan wisata kota di perbatasan antara LRT Jabodebek. Dalam rangka peningkatan layanan
Kota Depok dengan Jakarta sekaligus bertujuan mobilitas dan sistem transportasi, maka beberapa
menangkap eksternalitas pergerakan dari implikasi upaya yang perlu diterapkan antara lain:
pembangunan LRT Jabodebek yang berdekatan
- Pelebaran jalan Radar Auri sebagai arteri sekunder
dengan Stasiun LRT Cibubur. Keberadaan LRT
menjadi minimal 8 meter ( PP No. 34/2006)
Jabodebek menjadi magnet pergerakan tersendiri,
shifting penggunaan roda empat atau roda dua yang - Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar)
melalui Jalan Transyogi aka berkurang dan dibutuhkan
- Larangan parkir on street di sepanjang jalan protokol
sebuah kawasan yang memiliki fungsi beragam,
- Penyediaan titik-titik transit berupa halte
sehingga kawasan akan menjawab kebutuhan orang
pemberhentian angkutan publik
yang membutuhkan ruang terbuka hijau sebagai
- Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
wisata taman di kawasan perkotaan.
street furniture dan titik transit (halte)
Cibubur Dalam pengembangan ke depan, kawasan Theme Park - Pengembangan pelican crossing pada titik-titik
Junction
Wiladatika juga akan didukung oleh beberapa dengan bangkitan/tarikan tinggi
pengembangan sub pusat kegiatan antara lain - Penghijauan disepanjang ruas jalan protokol untuk
750 m Kawasan Koridor Jalan Raya Bogor sebagai pusat mengurangi dampak polusi udara yang ditimbulkan
industri. Jarak antar pusat-pusat kegiatan tersebut yaitu dari aktivitas industri
+7-15 km dengan jarak tempuh rata-rata sekitar 30-45
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas Kawasan
menit. Kedua sub pusat tersebut akan diintegrasikan
Theme Park Wiladatika sebagaia antisipasi peningkatan
sehingga balancing kawasan terjaga.
jumlah pengunjung maka perlu mengintegrasikan
SPK Cisalak didominasi oleh kawasan hunian, namun dengan LRT Jabodebek khususunya Stasiun Cibubur.
terdapat beberapa kawasan resapan untuk menahan Untuk memperbanyak opsi berkunjung warga, perlu
laju run off sehingga limpasan air permukaan mengintegrasikan Taman Wiladatika dengan Cibubur
diminimalisir guna menekan potensi kejadian banjir. Junction. Dikarenakan berdekatan juga dengan exit tol
Salah satu taman skala kota itu adalah Taman Cibubur maka rekayasa lalu lintas bisa dipersiapkan
Wiladatika ini. Dikarenakan Taman Wiladatika dekat misalnya penutupan jalur tertentu atau menggunakan
dengan DKI Jakarta maka harus mampu menangkap sistem satu arah.
peluang jumlah pengunjung di Taman Wiladatika.
Untuk menghindari permasalahan lalu lintas ke
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah
depannya, jalan putar (u trun) di beberapa titik harus
menciptakan taman wisata yang memiliki keunikan
sehingga merangsang orang berkunjung, salah satunya ditutup sehingga sirkulasi di kawasan dan di luar
kawasan dapat terkendali. Selain itu jalan lingkungan
adalah taman wisata yang mampu mengakomodir
juga harus dilakukan pelebaran jalan seperti Jalan
wisata perkotaan dengan menyediakan ruang untuk
Jambore.
berkreasi atau ruang yang mampu menampung
aktivitas bersama para kaum urban atau event.
Kawasan ini dibangun untuk menyediakan Cikole, Bandung. “Terwujudnya Kawasan Theme Park Taman Wiladatika Sebagai Pusat
sarana wisata di bagian Barat Timur Laut Kegiatan Aktivitas Sosial Budaya dan Pariwisata yang Berbasis
Depok. Sehubungan terdapat Taman yang Lingkungan”
dapat dimanfaatkan keindahan alamnya,
maka untuk tetap melestarikan hal tersebut, Strategi dan Prinsip pengembangan:
dibuatlah taman rekreasi. Selain itu agar
usaha menengah dapat diakomodir, 1. Pembangunan Taman Rekreasi Keluarga Berbasis Ekowisata
dikonsepkan bangunan camping ground
maupun kapel atau gedung untuk keperluan Upaya ini dilakukan untuk memantapkan keindahan alam dari Taman Wiladatika
acara pernikahan agar bisa lebih bermanfaat bagi perekonomian Kota Depok. Konsep ekowisata
disini adalah mengombinasikan kondisi alamiah Taman Bunga yang didukung
dengan konsep wisata budaya berupa penyediaan ruang untuk acara musik,
camping ground dan penyediaan tempat untuk acara tertentu seperti pernikahan
berbasis alam, outbond dan sebagainya.
Lokasi SPK Harjamukti dari aksesibilitas cukup strategis karena dilalui oleh Tol Jagorawi, Tol JORR II dan
1
memiliki gerbang tol Cibubur selain itu Kawasan Harjamukti ini nantinya akan dilayani oleh LRT
Jabodebek serta memiliki stasiun LRT Cibubur. Selain itu Jalan Transyogi Cibubur menjadi urat nadi
3
utama pergerakan mobilitas kawasan yang membelah SPK Harjamukti utara dan selatan dan menjadi 2
akses utama menuju Cileungsi (Kabupaten Bogor). Oleh karena itulah kondisin eksisting saat ini, koridor
Jalan Transyogi Cibubur menjadi kawasan perdagangan dan jasa serta menjadi kawasan hunian untuk
kelas ekonomi menengah ke atas.
Tarikan pergerakan di wilayah Harjamukti banyak ditimbulkan karena aktivitas perdagangan dan jasa
serta hunian di sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Transyogi Cibubur. Karena SPK Harjamukti
berada di kawasan perbatasan, maka identitas kawasan sudah melebur dan dominan merupakan para
pendatang yang akhirnya menetapkan pilihan tinggal di kawasan ini.
Infrastruktur Transportasi
Jl. Transyogi Cibubur. Koridor jalan ini adalah jalan nasional (kolektor primer) dengan lebar ±17 meter dan
2 jalur disertai median. Jalan ini dipenuhi oleh perdagangan dan jasa dan menjadi nadi pergerakan utama
SPK Harjamukti. Jalan Transyogi juga menjadi akses alternatif menuju Kabupaten Bogor atau Kota Bogor
4
Tol Jagorawi. Jalan tol Jagorawi menjadi jalan utama yang menghubungkan Jakarta dengan Bogor dan
menjadi akses ke daerah Puncak. Keberadaan Tol Jagorawi menjadi penggerak berkembangnya kawasan
di selatan Jakarta dengan adanya exit tol tersebut
Tol JORR II. Pembangunan JORR II belum sepenuhnya selesai namun membagi SPK Harjamukti menjadi 2
sisi yaitu sisi utara dan selatan. JORR II ditujukan untuk menjadi akses alternatif ke Barat Jakarta
(Tangerang dan Bandara Soetta)
1 2
LRT Jabodebek. SPK Harjamukti menjadi SPK yang dilalui oleh koridor LRT Jabodebek yaitu disisi dari Tol
Jagorawi. Sistem transportasi massal ini nantinya akan membantu pergerakan orang dari kawasan selatan
(Bogor) ke Jakarta.
Di masa mendatang, terdapat beberapa rencana pembangunan infrastruktur strategis di wilayah SPK
Harjamukti yang akan berdampak pada tarikan dan , antara lain:
a) Pembangunan jalur LRT yang merupakan bagian dari LRT Jabodebek yang nantinya akan
menghubungkan Kawasan Sentul ke Kawasan Cibubur
b) Pembangunan Stasiun Cibubur sebagai pusat transit berbasis rel (LRT) yang merupakan
rangkaian pengembangan LRT Jabodebek
c) Pengembangan feeder bus yang menghubungkan pusat-pusat hunian di selatan SPK
Harjamukti terintegrasi ke Koridor Transjakarta
3 4
Konektivitas antara sarana prasarana di SPK Harjamukti sudah cukup baik dikarenakan kondisi jalan yang
sudah cukup baik dan pilihan moda transportasi yang sudah beragam. Hanya saja nantinya diperlukan
mengedepankan pembangunan sarana dan prasarana transportasi non motorized guna menekan angka
polusi udara
Fungsi layanan utama SPK Harjamukti adalah perdagangan dan jasa. Konsentrasi perkembangan aktivitas
perdagangan dan jasa terkonsentrasi di sepanjang koridor Jalan Transyogi Cibubur, bersamaan dengan
tumbuhnya pengembangan bisnis skala kota di sisi timur laut Kota Depok. Skala pelayanan perdagangan dan
jasa yang berkembang di wilayah Harjamukti adalah skala kota, hal ini di sepanjang koridor Jalan Transyogi
terdapat beberapa pusat aktivitas perdagangan dan jasa seperti Trans Mall Cibubur, Pusat Otomotif Cibubur
dan beberapa pusat aktivitas lainnya. Pengelompokan kawasan perdagangan dan jasa ini akan mempermudah
para warga yang ada di kawasan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu terdapat juga
beberapa pusat perbankan di koridor jalan utama ini.
Fungsi lainnya adalah hunian (permukiman) kepadatan sedang - tinggi. Pemusatan aktivitas hunian
kepadatan sedang terkonsentrasi di wilayah selatan SPK Harjamukti dengan tipe permukiman teratur atau
klaster dengan kategori klaster besar, sedangkan kepadatan sedang terkonsentrasi pada bagian tengah SPK
Harjamukti. Beberapa klaster perumahan yang berkembang di SPK Harjamukti diantaranya adalah Raflesia
Sumber : Hasil Analisis, 2020.
Hills atau Puri Sriwedari. Pesatnya perkembangan hunian klaster di wilayah ini karena aksesibilitas yang cukup
baik dengan 2 ruas jalan tol yang tersedia yang memudahkan pergerakan warga di wilayah ini ke pusat
Jika pada Tahun 2032 pertumbuhan penduduk sebesar 3,4% di seluruh Kota Depok, artinya diperkirakan
aktivitas sehari-hari. 176.611 jiwa akan menempati SPK Harjamukti sehingga dibutuhkan hunian yang dapat menampung untuk
kebutuhan penduduk nantinya. Dengan demikian dibutuhkan perumahan dan permukiman dengan
kepadatan sedang dan tinggi yang ditunjang oleh perdagangan dan jasa serta layanan fasilitas umum
Fungsi lainnya adalah kawasan fasilitas umum transportasi yang akan dikembangkan sebagai kawasan dan sosial) yang nantinya akan menjadi fasilitas pendukung aktifitas penduduk skala pelayanan SPK
Transit Oriented Development (TOD) yang berorientasi pada integrasi moda transportasi publik. Harjamukti.
Pengembangan kawasan TOD akan dipusatkan di TOD Cibubur yang pengembangan akan diintegrasikan
dengan Trans Park Cibubur sebagai pusat kegiatan dengan beberapa kegiatan lain dalam satu kawasan (mixed Ketersediaan lahan untuk dijadikan hunian pun masih tersedia hanya saja konsep hunian yang strata title
use). Selain itu fasilitas umum lainnya yang terdapat di SPK ini antara lain fasilitas kesehatan seperti RS Meilia, perlu dikedepankan dikarenakan menekan alih fungsi lahan. Selain itu dikarenakan konsep pengembangan
fasilitas pendidikan dan lainnya. kawasan yang mengusung Compact City, maka hunian yang high rise diperbolehkan di beberapa pusat
aktivitas. Hal ini ditujukan untuk mempermudah akses para warganya ke sarana dan prasarana perkotaan
Fungsi lainnya adalah ruang terbuka hijau (RTH) dan wisata perkotaan. Wilayah SPK Harjamukti memiliki Adanya pembangunan LRT dan JORR II akan menjadi pemicu perkembangan wilayah terbangun khususnya
untuk hunian. Sehingga pertambahan hunian tersebut harus didukung dengan aksesibilitas antar pusat
RTH dengan luas area yang relative luas di sisi utara kawasan yaitu Bumi Perkemahan Cibubur. Kondisi ini juga
kegiatan untuk menhindari timbulnya permasalahan yang sama lagi yaitu kemacetan yang semakin
lah yang menjadikan Harjamukti memiliki fungsi lindung dan budidaya dalam satu kawasan, yaitu Bumi meningkat seiring dengan penambahan jumlah hunian. Konektivitas antara simpul transportasi dengan pusat
Perkemahan Cibubur yang memiliki fungsi ekologis sebagai kawasan resapan air dan di waktu yang kegiatan diharapkan sudah mengedepankan unsur walkable.
bersamaan dapat difungsikan sebagai kawasan pariwisata kota dengan nuansa alam. Bumi Perkemahan
Cibubur pun memiliki fungsi lain sebagai tempat berkemah atau camping bagi para Pramuka, bahkan sampai Kondisi eksisting sudah terdapat simpul atau pusat aktivitas warga misalnya pusat sosial kebudayaan di Bumi
level nasional. Perkemahan Cibubur, pusat perbelanjaan modern di Cibubur Junction dan pusat perdagangan jasa dan
penyediaan layanan umum perkotaan di Koridor Jalan Transyogi. Oleh karena itu diperlukan konektivitas antar
pusat dengan penyediaan sarana prasarana angkutan berbasis bus yang integratif serta ramah pejalan kaki di
simpul transportasi tersebut.
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan kawasan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Super Blok Cibubur merupakan pusat kegiatan di pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
wilayah timur laut Kota Depok, tepatnya berada pada konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Tol
SPK Harjamukti yang akan dikembangkan sebagai area Jagorawi, Jal Transyogi yang nantinya akan didukung
Super Blok Cibubur dengan skala pelayanan kota. akses baru seperi LRT Jabodebek. Dalam rangka
Selain bertujuan untuk menciptakan kawasan komersial peningkatan layanan mobilitas dan sistem transportasi,
yang terintegrasi dan compact di perbatasan antara maka beberapa upaya yang perlu diterapkan antara
Kota Depok dengan Jakarta sekaligus bertujuan lain:
menangkap eksternalitas pergerakan dari implikasi
- Pembangunan jembatan penyeberangan atau tunnel
pembangunan LRT Jabodebek yang berdekatan
dari Stasiun LRT Cibubur ke Pusat SPK
dengan Stasiun LRT Cibubur. Keberadaan LRT
Jabodebek menjadi magnet pergerakan tersendiri, - Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar)
shifting penggunaan roda empat atau roda rua yang
- Larangan parkir on street di sepanjang jalan protokol
melalui Jalan Transyogi aka berkurang dan dibutuhkan
- Penyediaan titik-titik transit berupa halte
sebuah kawasan yang memiliki fungsi beragam,
pemberhentian angkutan publik
sehingga kawasan akan menjawab kebutuhan orang
Trans Studio - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
yang beraktivitas atau sekedar melalui Kawasan
street furniture dan titik transit (halte)
Cibubur dan sekitarnya.
- Pengembangan pelican crossing pada titik-titik
Dalam pengembangan ke depan, kawasan Super Blok dengan bangkitan/tarikan tinggi
Cibubur juga akan didukung oleh beberapa - Penghijauan disepanjang ruas jalan protokol untuk
pengembangan sub pusat kegiatan di SPK Harjamukti mengurangi dampak polusi udara yang ditimbulkan
antara lain Kawasan Stasiun LRT Jabodebek, Koridor dari aktivitas industri
Perdagangan dan Jasa di Jalan Transyogi serta Pusat
Cibubur RS Meilia Cibubur Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas kawasan, ada
Hunian Kelas Menengah ke Atas seperti Raflesia Hills.
Automotive rencana pembangunan jembatan atau tunnel dari LRT
Center Sub pusat kegiatantersebut akan dilayani oleh pusat
Cibubur ke Pusat SPK yang mengedepankan konsep
perdaganga, pusat layanan sarana-prasarana skala
Raffles Hills ramah pejalan kaki.
kawasan, dengan radius jangkauan dibawah 30 menit.
Residence
Dikarenakan posisi SPK Harjamukti yang berada di Dikarenakan beban Jalan Raya Transyogi yang akan
lebih padat akibat pemusatan aktivtas di utara SPK
perbatasan Jakarta dan Kota Bekasi, maka SPK
Harjamukti maka ada baiknya dilakukan pelebaran
Harjamukti khususnya Pusat SPK dan Sub SPK harus
trotoar di Jalan Transyogi dan penutupan putaran balik
mampu menangkap peluang dari kota sekitarnya,
Sriwedari (U-Turn) di beberapa titik untuk mengurangi
sebab kondisi saat ini (eksisting) memang belum ada
Residence kemacetan khsusunya di akhir pekan dan jam sibuk
pusat niaga yang integrated di kawasan perbatasa ini.
aktivitas warga.
Namun karena dominan wilayah SPK Harjamukti dan
sekitarnya adalah hunian maka, okupansi perumahan
harus tetap ditahan dan selaras dengan fungsi ekologis
lingkungan, yaitu ruang terbuka hijau untuk resapan air
harus tetap dijaga. Dikarenakan fungsi ekologis yang
terjaga akan meminimalisir masalah perkotaan di
kawasan dominan permukiman seperti masalah banjir,
pencemaran udara, pencemaran tanah, demi hidup
yang lebih layak
IV-73 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
Konsep Pengembangan Integrated Super Blok Cibubur
Jalur dan Halte Sepeda, “Terwujudnya Kawasan Superblok Cibubur yang terintegrasi
dengan TOD Cibubur serta kawasan hunian dan pusat
Amsterdam perdagangan dan jasa di Timur Kota Depok”
IV-74
88 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020
Pusat : Pasar Sukatani
Sementara itu, tarikan pergerakan di wilayah Sukatani banyak ditimbulkan dari aktivitas industri, perdagangan SPK SUKATANI
dan jasa yang terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan utama yaitu Jalan Raya Bogor. Sedangkan terdapat
juga kawasan pariwisata kota seperti Green Lake Waterpark dan Taman Kota Sukatani.
Infrastruktur Jalan
Jalan Raya Bogor. SPK Sukatani dilintasi Jalan arteri primer(jalan nasional) yaitu Jalan Raya Bogor yang
sekaligus berperan penting sebagai backbone bagi lalu lintas pergerakan di wilayah Sukatani dan sekitarnya.
Jalan dengan lebar 11,5 m sepanjang 45 km ini juga merupakan akses utama yang menghubungkan wilayah
perbatasan Depok dan Jakarta menuju Kabupaten Bogor. Banyaknya tarikan dari aktivitas industri dan
perdagangan jasa disepanjang koridor jalan sehingga menyebabkan jalan ini rawan macet. Jalan Raya Bogor
akan diprediksi akan mengalami peningkatan pergerakan yang cukup tinggi sehingga diperlukan treatment
untuk mencegah dan meminimalisir dampak dari kemacetan pada ruas jalan tersebut.
Jalan Pekapuran. Jalan Pekapuran merupakan ruas jalan yang berada pada kawasan industry, logistik, dan jasa
pergudangan. Jalan ini iterbatas hanya menghubungkan area-area di dalam kawasan yang didominasi oleh
kegiatan industri dan jasa pergudangan. Jalan Pekapuran merupakan salah satu jalur yang rawan macet 1 2
sehingga membutuhkan pelebaran. Dengan lebar yang ada saat ini sekitar 6-7 meter diprediksikan tidak akan
mampu menampung banyaknya kendaraan yang melintas. Apalagi kendaraan barang yang akan sering
melintas di dominasi oleh kendaraan bervolume besar.
Jalan Raya Gas Alam. Jalan Raya Gas Alam merupakan ruas jalan arteri sekunder dengan lebar sekitar + 10
meter dengan lingkup layanan skala kawasan. Jalan ini merupakan akses lokal yang menghubungkan antar
area dalam kawasan, yang didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa serta beberapa industri skala kecil.
Jalan Raya Gas Alam merupakan salah satu jalur yang rawan macet pada jam sibuk dan seringkali mengalami
kerusakan jalan cukup parah, sehingga perlu upaya peningkatan kualitas jalan untuk mendukung kelancaran
mobilitas. Tidak ditemukan adanya fasilitas trotoar di sepanjang jalan, termasuk pada titik-titik yang menjadi
pusat kegiatan kawasan. Jalan Pekapuran
Jalan Raya Bogor
IV-76 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | 2020 Jalan Raya Gas Alam Situ Rawakalong
Fungsi Layanan Kota Overview Rencana
SPK Sukatani merupakan salah satu wilayah di bagian timur Kota Depok dengan ciri perkembangan aktivitas TABEL Komparasi Arahan Pengembangan Wilayah Tapos
perkotaan yang didominasi oleh perkembangan permukiman kepadatan sedang dan aktivitas industri serta
perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan utama. Rencana Revisi
Rencana Sebelumnya Kondisi Eksisting
(Fungsi Dominan dan Proyeksi
Fungsi layanan utama di wilayah Sukatani adalah permukiman kepadatan sedang. Karakter perkembangan (RTRW 2015 & RDTR 2018) (Berdasarkan Kegiatan Utama)
Penduduk)
kawasan hunian disini didominasi oleh permukiman berkepadatan sedang hingga tinggi, khususnya yang
mendekati jalan-jalan utama. Kawasan permukiman tidak terencana banyak ditemui dan tersebat merata di
SPK Sukatani sebelumnya masuk Berdasarkan foto citra satelit 2018 Melihat fungsi dominan saat ini,
SPK Sukatani. Berbeda hal nya dengan kondisi segregasi yang ditemui di Tapos sebagai wilayah yang
pada rencana Struktur Ruang SPK dan kondisi eksisting, maka rencana strategis nasional dan
bersebelahan.
Cimanggis dengan fungsi utama : kegiatan utama yang terlihat saat proyeksi penduduk, maka rencana
Fungsi layanan perdagangan dan jasa. Perkembangan aktivitas perdagangan dan jasa terkonsentrasi di 1. Perdagangan dan jasa skala ini di SPK Sukatani adalah : arahan pengembangan SPK
sepanjang koridor Jalan Raya Bogor, Jalan Gas Alam dan Jalan Pekapuran bersamaan dengan tumbuhnya regional 1. Permukiman kelas menengah Sukatani antara lain:
kegiatan industrimanufaktur dan bisnis pergudangan. Lingkup layanan perdagangan dan jasa yang dilayani 2. Terminal tipe A bawah 1. Pusat Perdagangan dan Jasa
hanya lingkup local, salah satunya adalah Pasar Sukatani yang menjadi pusat transaksi jual beli favorit 3. Industri 2. Koridor perdagangan dan jasa skala regional
masyarakat Sukatani dalam mencari kebutuhan hidup sehari-hari. 4. Perumahan kepadatan sedang (komersil berupa pertokoan 2. Pengembangan konservasi
5. Kawasan pertanahan dan deret) di Jalan Raya Bogor dan situ
Fungsi layanan Industri dan Jasa Logistik Pergudangan. Aktivitas ekonomi yang berperan sebagai keamanan negara Pekapuran 3. Industri, Pergudangan, dan
generator perekonomian di wilayah Sukatani adalah industri manufaktur dan berdampak pada munculnya 6. RTH perkotaan 3. Aktivitas industri, logistik
aktivitas turunannya seperti jasa logistik dan pergudangan. Sebaran aktivitas ini terkonsentrasi di sepanjang pergudangan di sepanjang 4. Perumahan kepadatan
koridor Jalan Raya Bogor dan Jalan Pekapuran. Selain manufaktur, bidang usaha industri yang banyak jalan Raya Bogor Sedang
berkembang di Sukatani yaitu perusahaan farmasi, obat-obatan dan laboratorium kesehatan. Kedekatan 4. Kawasan lindung Situ 5. RTH kota
dengan akses tol (Gerbang Tol Cisalak 2) juga menjadi salah satu alasan investor melirik wilayah Sukatani Rawakalong
sebagai lokasi usaha. 5. RTH berupa taman kota
Fungsi layanan Pertahanan dan Keamanan Negara. Di wilayah Sukatani yang menjadi pusat pertahanan
dan keamanan adalah Kawasan Koramil 06 Cimanggis. Kawasan ini memiliki lingkup pelayanan pertahanan
berskala local.
Berdasarkan pertumbuhan penduduk Kota Depok sebesar 3,4% dan hasil proyeksi penduduk di wilayah SPK
Fungsi layanan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan. Wilayah Sukatani masih termasuk dalam area Sukatani, maka pada tahun 2032, diprediksikan akan terjadi peningkatan penduduk berjumlah+143.362 jiwa.
resapan air. Meskipun demikian, tidak banyak ditemui keberadaan RTH di wilayah ini. Selain Taman Sukatani, Artinya terdapat sekitar 51.675 jiwa penduduk yang memerlukan hunian baru. Jika dilihat dari ketersediaan
beberapa sebaran RTH di wilayah ini terdiri dari daerah sempadan Setu Rawakalong dan sempadan sungai. lahan, pemerintah tentunya akan menghadapi tantangan keterbatasan lahan untuk dalam upaya pemenuhan
Hal lain yang tidak kalah pentingnya seperti RTH adalah pentingnya menjaga keberadaan Situ Rawakalong tersebut. Apalagi, wilayah Sukatani juga punya peran dalam mendukung fungsi resapan air. Pembangunan
yang memiliki peran besar sebagai penampung limpasan air sekaligus sebagai salah satu strategi berorientasi vertical dan penerapan infrastruktur hijau dalam pengembangan rencana Kawasan budidaya
penanggulangan bencana banjir. termasuk penyediaan fasilitas perkotaan dapat menjadi strategi prioritas hingga 20 tahun mendatang.
Meningkatkan kualitas pengelolaan situ-situ menjadi upaya prioritas pengembangan 20 tahun mendatang.
Salah satunya melalui rencana pengembangan destinasi pariwisata air, tanpa menghilangkan fungsi
ekologisnya. Selain mendukung layanan perkotaan, upaya tersebut sekaligus dapat meningkatkan kualitas
lingkungan perkotaan, namun tidak menghilangkan peran utamanya sebagai wilayah konservasi air. Prinsip
yang sama dapat diterapkan pada pemanfaatan lahan RTH perkotaan guna menambah added value Kawasan.
IV-77
SPK Sukatani, Pasar Sukatani
Sistem Pusat Pelayanan: Pengembangan kawasan Sistem Sirkulasi dan Konektivitas: Sistem
Pasar Sukatani merupakan salah satu pusat kegiatan di pergerakan atau jaringan yang akan menjadi sarana
wilayah timur Kota Depok, tepatnya berada pada SPK konektivitas utama di pusat ini adalah Jalan Raya Bogor
Sukatani yang akan dikembangkan sebagai sentra dan Jalan Raya Tapos dengan didukung beberapa
bisnis dengan skala pelayanan kawasan. Selain akses baru seperti rencana pengembangan Tol Depok-
bertujuan untuk mengurai kepadatan di pusat kota, Antasari (Desari) jalur Cinere-Sawangan dan Depok
pengembangan pusat baru ini sekaligus bertujuan Outer Ring Road (DORR). Dalam rangka peningkatan
Gerbang Tol menangkap eksternalitas dari implikasi rencana layanan mobilitas dan sistem transportasi, maka
Cisalak pembangunan beberapa infrastruktur strategis beberapa upaya yang perlu diterapkan antara lain:
pembangunan tol DORR serta pengembangan TOD di
- Pemantapan jalan Raya Bogor sebagai arteri
Aquila Garden terminal Jatijajar. Terminal ini nantinya akan mengalami
pemantapan fungsi melalui upaya regenerasi kawasan sekunder menjadi minimal 8 meter (PP No. 34/2006)
Residence - Pelebaran jalan Raya Tapos sebagai sebagai arteri
pasar tradisional menjadi pasar modern dengan
sekunder menjadi minimal 6 meter
Superindo kualitas lingkungan yang lebih bersih dan nyaman.
- Pembangunan gedung parkir yang terintegrasi
Dalam pengembangan ke depan, pusat kegiatan Pasar dengan titik transit dan jalur pedestrian (trotoar)
Sukatani akan didukung oleh beberapa pengembangan - Larangan parkir on street di sepanjang jalan
sub pusat kegiatan yaitu Kawasan Situ Jatijajar dan protocol
Rawabadak. Jarak antar pusat-pusat kegiatan tersebut - Penyediaan titik-titik transit berupa halte
yaitu +8 km dengan jarak tempuh rata-rata sekitar 30 pemberhentian angkutan publik
Gerbang Tol menit. Kawasan Situ Jatijajar - Rawabadak sendiri - Pembuatan jalur trotoar sesuai standard dilengkapi
Cimanggis 3 nantinya akan dikembangkan sebagai kawasan street furniture dan titik transit (halte)
Pasar ekowisata, yaitu pengembangan area rekreasi air yang - Pengembangan pelican crossing pada titik-titik
Sukatani sekaligus difungsikan sebagai daerah konservasi air dengan bangkitan/tarikan tinggi
beserta ekosistem yang berada disana.. - Penghijauan disepanjang ruas jalan protocol untuk
mengurangi dampak polusi udara yang ditimbulkan
750 m Raffles Terkait karakteristik wilayah dimana Kawasan Sukatani
dari aktivitas industri
Hill MICE masih termasuk sebagai daerah resapan air, maka
perannya untuk menjaga keseimbangan ekologis kota Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas kawasan, ada
juga menjadi prioritas guna menjaga keberlanjutan rencana pembangunan jembatan akses terminal
Raffles Hill
lingkungan selama proses pengembangan. Hal ini jatijajar yang menghubungkan jalan Raya Bogor-
Spring-Land
tentunya juga berpengaruh pada upaya peningkatan Terminal Jatijajar-Jalan Tembus Jatijajar sampai dengan
Gaharu kualitas layanan dan penambahan fasilitas penunjang Tol Jagorawi, serta rencana pembangunan Jalan
Residence yang lebih maksimal hingga kualitas hidup yang lebih tembus terminal jatijajar – Jagorawi sepanjang 5,048
baik. km yang akan menghubungkan Jalan Raya Bogor
dengan Jalan Tol Jagorawi pintu Cimanggis.
Taman
Sukatani
REKOMENDASI REVISI
RENCANA POLA RUANG
Kajian revisi rencana pola ruang Kota Depok menggunakan beberapa data dan
kajian yang sama dengan rencana struktur ruang, antara lain analisis kondisi
lingkungan, analisis potensi bencana alam, analisis daya dukung lingkungan, A. Revisi Peruntukkan Ruang 2020-2032
analisis kohesifitas sosial budaya, analisis potensi ekonomi, dan analisis
infrastruktur konektivitas sebagaimana terlampir pada laporan fakta dan
analisis. Analisis daya dukung dan daya tampung yang sudah dilakukan masih B. Rencana Konsep Pengembangan Wilayah
sebatas lingkup administrasi dan baru mengacu pada pedoman Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Beberapa data dan analisis yang belum PPK dan SPK
masuk dalam mendukung hasil rencana pola ruang antara
lain analisis perhitungan karbon, dan analisis kepemilikan lahan serta perizinan
yang sudah dikeluarkan secara keseluruhan.
V-1 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
A. REVISI PERUNTUKKAN RUANG
2020- 2032
V-2 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
RENCANA POLA RUANG KOTA DEPOK
+ 19.998,49 Ha
Kota Depok memiliki fungsi dan peran sehubungan Rencana pola ruang pada RTRW 2012 memiliki proporsi TABEL Peruntukkan Rencana Pola Ruang Kota Depok
dengan posisinya yang berada pada sistem alam middle- peruntukkan ruang yang terdiri dari 84,4% atau 16.934
stream DAS Ciliwung. Kota Depok memiliki posisi hektar kawasan budidaya dan 15,6% atau 3.122 hektar Sub Pola/Peruntukan Tahun 2012 Tahun 2020 Perubahan Keterangan
hidrologis yaitu berada pada DAS Ciliwung Tengah Segmen- kawasan lindung. Sementara itu, rencana pengembangan Kawasan Budidaya
4 yang berarti menjadi tempat aliran air dari hulu ke hilir. pola ruang pada revisi RTRW 2020-2032 proporsinya terdiri
Infrastruktur Kota 57,12 Berkurang
Terkait fungsi dan peran Kota Depok sebagai kawasan dari 16,61% atau 3.330 hektar Kawasan lindung dan
resapan dan tangkapan air, pengendalian pembangunan 83,39% atau 16.726 hektar kawasan budidaya. Artinya, GITET - Bertambah
mutlak untuk menjaga keseimbangan siklus hidrologi. revisi penetapan rencana pola ruang Kota Depok telah RPH - Bertambah
Adapun syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi dalam fokus mendorong upaya pelestarian lingkungan hingga TPA - Bertambah
penentuan peruntukan ruang di Kota Depok adalah: 20 tahun kedepan. Tujuan penataan ruang 2020-2032
adalah “Mewujudkan Kota Depok sebagai Kawasan Jalan Tol - Bertambah
a) Pada kawasan yang tadinya berfungsi lindung, agar Perkotaan yang Berkelanjutan, Nyaman, Unggul dan Kawasan Pariwisata 32,81 Bertambah
memperhatikan tingkat kepadatan dan intensitas ruang Religius (B-NUR). Berdasarkan beberapa kondisi yang telah Fasilitas Kesehatan 5,78 Bertambah
untuk tidak melanggar fungsi hijau kawasan. Apabila dijabarkan diatas, maka distribusi peruntukkan ruang yang
dikembangkan sebagai lahan terbangun, maka Fasilitas Olahraga dan Rekreasi - Bertambah
disiapkan untuk mengakomodir kegiatan di Kota Depok
teknologi, perancangan, infrastruktur, dan prinsip terdiri dari 13 sub zona fungsi budidaya dan 10 sub zona Fasilitas Pendidikan 112,90 158,80 Bertambah
ekonomi hijau harus diterapkan. fungsi lindung. Fasilitas Transportasi 29,30 Berkurang
b) Setiap pengembangan kegiatan di sekitar kawasan TOD, Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan Kawasan Perdagangan dan Jasa 954,58 1.500,91 Bertambah
penggunaan lahan yang diarahkan yaitu berupa kawasan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup Kawasan Perkantoran 10,89 23,91 Bertambah
campuran (mixed use) dengan orientasi pembangunan yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, Kawasan Perumahan 14.683,57 15.200,15 Bertambah
vertikal. dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
Kawasan Pertahanan dan Keamanan 199,61 157,78 Berkurang
pembangunan yang berkelanjutan. Sedangkan kawasan
c) Pengembangan hunian vertikal yang dilengkapi fasilitas Kawasan Pertanian 497,94 413,25 Berkurang
budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
pendukung diarahkan pada pusat-pusat kegiatan untuk
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi Kawasan Penunjang Pertanian 4,39 Berkurang
mengakomodasi pertumbuhan penduduk sekaligus
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
optimalisasi lahan eksisting Peruntukan Industri 338,68 358,08 Bertambah
daya buatan
Berangkat dengan keterbatasan ruang tersebut, selain
Fungsi budidaya dengan peruntukkan lahan terluas adalah Kawasan Lindung
mendorong pembentukan ruang yang bisa mengoptimalkan
untuk pengembangan kawasan perumahan seluas
fungsi wilayah untuk menangkap dan menyerap air, Danau 137,55 143,70 Bertambah
13.872 hektar atau 83% dari luas keseluruhan kawasan
pengembangan pola ruang Kota Depok ke depan harus Kawasan Lindung Lainnya 7,30 7,30 Tetap
budidaya. Peruntukkan ini terdistribusi merata di seluruh
dirancang agar memenuhi prinsip kota hijau dan kota ramah
wilayah Kota Depok dengan luasan terbesar berada di Sempadan Danau 179,72 180,69 Bertambah
air, antara lain green planning and design, green open space,
Wilayah PPK Bojongsari dan Wilayah SPK Sawangan. Hal ini
green waste, green transportation, green water, green energy, Sempadan Pipa Gas 27,26 Bertambah
menunjukkan bahwa fungsi Kota Depok sebagai tempat
green building, and green community. Sempadan Rel Kereta 47,24 Tetap
bermukim (dormitory) masih menjadi pilihan bagi
Selain itu, dalam kaitannya dengan kerangka pengembangan masyarakat perkotaan. Beberapa fungsi budidaya lain yang Sempadan Sungai 484,35 488,21 Berkurang
Kawasan Metropolitan Jabodetabekpunjur, Kota Depok juga mengalami peningkatan kebutuhan ruang juga adalah Sempadan SUTT/SUTET 337,65 Berkurang
berperan penting sebagai sistem pertumbuhan ekonomi. kawasan perdagangan dan Jasa sebesar 412,93 hektar
Sempadan Tol - Bertambah
Sehingga, rencana pola ruang ke depan juga harus dan pengembangan area jalan tol sebesar 137,47 hektar.
mengakomodir pengembangan pusat-pusat koleksi dan Penambahan ruang kedua kawasan tersebut merupakan Resapan Air 544,57 Berkurang
distribusi. Kedua kondisi tersebut menjadi pertimbangan implikasi dari adanya rencana pembangunan infrastruktur Ruang Terbuka Hijau Kota 1.235,48 846,21 Berkurang
penting dalam menentukan rencana pola ruang Kota Depok strategis, seperti pengembangan kawasan berbasis transit
Sungai 128,26 134,84 Bertambah
dalam 20 tahun mendatang. atau Transit Oriented Development (TOD), kawasan
superblock dan beberapa jalan tol. TOTAL 20056,94 20056,94
V-5 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Proporsi Peruntukkan Kawasan Lindung Kota Depok
V-6 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
B. RENCANA KONSEP
PENGEMBANGAN WILAYAH PPK
& SPK
V-7 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah PPK Bojongsari
WILAYAH PPK BOJONGSARI NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
KAWASAN BUDIDAYA
Wilayah ini melayani 9 Kelurahan dengan luas ±2.400 ha.
1 Fasilitas Kesehatan Kel. Sawangan
Fasilitas Olahraga dan
2 Kel. Bojongsari, Kel Bojongsari Baru dan Kel.Curug
Rekreasi
Wilayah PPK Bojongsari direncanakan menjadi pusat Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa
3 Fasilitas Pendidikan Kel. Sawangan
kegiatan baru skala kota di bagian barat Kota Depok
Peruntukkan kawasan ini akan mengalami penambahan 4 Kawasan Pariwisata Kel. Sawangan
yang berbasis Tourism & Recreation. Jika melihat dari ruang sekitar 78,98 hektar atau 9,34% dari rencana luas Kawasan Perdagangan dan Kel. Bojongsari, Kel. Bojongsari Baru, Kel. Cinangka, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel.
proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2032 yang akan lahan Kota Depok pada tahun sebelumnya. Sebagian 5
Jasa Pondokpetir, Kel. Sawangan, Kel. Sawangan Baru, dan Kel. Serua
memiliki jumlah 231.784 jiwa di Wilayah PPK besar perubahan kawasan perdagangan jasa ini diambil Kel. Bojongsari Baru, Kel. Cinangka, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel. Pondokpetir dan
Bojongsari, maka dibutuhkan lahan hunian sebesar dari perkembangan alih fungsi lahan permukiman dan 6 Kawasan Pertanian
Kel. Serua
174,13 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah lahan kosong yang belum terbangun, khususnya di Kel. Bojongsari, Kel. Bojongsari Baru, Kel. Cinangka, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel.
sepanjang koridor Jalan Raya Jakarta Bogor dan area yang 7 Kawasan Perumahan
Kota Depok harus siap dalam menyediakan Pondokpetir, Kel. Sawangan, Kel. Sawangan Baru, dan Kel. Serua
akan dikembangkan kawasan MICE (marketplace
infrastruktur tambahan untuk memenuhi kebutuhan 8 Peruntukkan Industri Kel. Curug, Kel. Kedaung dan Kel. Serua
berkonsep wisata kuliner). Sementara sisa peruntukkan
penduduk ditahun yang akan datang. lainnya dialokasikan untuk menampung spillover KAWASAN LINDUNG
pembangunan proyek strategis yang berlangsung di area 1 Danau Kel. Bojongsari Baru dan Kel. Sawangan
Berdasarkan hasil analisis daya dukung dan daya
tersebut, yaitu Jalan Lingkar Luar Depok (DORR), The Park Kel. Bojongsari Baru, Kel. Cinangka, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel. Pondokpetir, Kel.
tampung Kota Depok, wilayah Bojongsari memiliki 2 Resapan Air
Mall Sawangan sebagai pusat perbelanjaan halal pertama Sawangan, Kel. Sawangan Baru dan Kel. Serua
peran dalam menyediakan tampungan sebagai di Kota Depok dan Kawasan Wisata Alam Situ Bojongsari. Kel. Bojongsari, Kel. Bojongsari Baru, Kel. Cinangka, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel.
tangkapan air karena memiliki Situ Bojongsari sebagai Perwujudan rencana tersebut dapat dilakukan melalui 3 RTH Perkotaan
Pondokpetir, Kel. Sawangan, Kel. Sawangan Baru, dan Kel. Serua
danau/situ dan saat ini, kondisi lingkungan Wilayah beberapa upaya, antara lain: 4 Sempadan Danau Kel. Bojongsari, Kel. Bojongsari Baru, Kel. Kedaung dan Kel. Sawangan
PPK Bojongsari masih berstatus aman bersyarat. Kel. Bojongsari, Kel. Cinangka, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel. Pondokpetir, Kel.
• Pembebasan lahan di sepanjang koridor Jalan Raya 5 Sempadan Sungai
Artinya, dengan beban penambahan yang Sawangan, Kel. Sawangan Baru dan Kel. Serua
Jakarta-Bogor dan Jalan Raya Parung-Ciputat.
diskenariokan sebesar 74,1 Ha (lihat pada tabel) • Pelebaran jalan di Jalan Nawi Malik dan Abdul Wahab 6 Sempadan SUTT/SUTET Kel. Bojongsari Baru, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel Pondokpetir dan Kel. Serua
kondisi lingkungannya masih berfungsi dengan baik, • Konsolidasi lahan radius 500 - 700 meter, di sekitar Kel. Bojongsari, Kel. Cinangka, Kel. Curug, Kel. Kedaung, Kel. Pondokpetir, Kel.
7 Sungai
selama syarat dan ketentuan pengembangan dipenuhi. kawasan The Park Mall Sawangan. Diikuti dengan Sawangan, Kel. Sawangan Baru dan Kel. Serua
penataan bangunan, penyediaan JPO, dan pedestrian
Perencanaan pembangunan The Park Mall Sawangan yang nyaman dan penyediaan ruang publik.
yang menjadi titik pusat kegiatan di Wilayah PPK • Penataan kawasan komersial yang terintegrasi dengan TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah PPK Bojongsari
Bojongsari dan Wisata Alam Situ Bojongsari yang pengembangan kawasan pariwisata dan hunian yang
disertai dengan transit point (halte) sebagai tempat RTRW 2012 REVISI RTRW 2020-2032 Perubahan
dipadukan dengan kawasan perdagangan dan jasa, RENCANA POLA RUANG Keterangan
transit moda transportasi di sepanjang koridor jalan Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luasan
kawasan pariwisata serta kawasan industri KAWASAN BUDIDAYA
utama.
pergudangan akan diarahkan di sepanjang koridor Fasilitas Kesehatan 4,84 0,24 5,75 0,28 0,91 Bertambah
Jalan Raya Jakarta-Bogor, Jalan Raya Parung-Ciputat, Rencana Penataan RTH Fasilitas Olahraga dan Rekreasi 0,00 0,00 11,95 0,59 11,95 Bertambah
dan Jalan Abdul Wahab. Hal ini dilakukan agar tercipta Fasilitas Pendidikan 0,00 0,00 2,34 0,11 2,34 Bertambah
efisiensi pemanfaatan ruang serta meningkatkan Peruntukkan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Pariwisata 0,00 0,00 3,54 0,17 3,54 Bertambah
interaksi antar kawasan. Optimalisasi penggunaan perkotaaan berkurang cukup signifikan, yaitu seluas ±51 Kawasan Perdagangan dan Jasa 115,52 5,87 194,50 9,54 78,98 Bertambah
hektar atau 25,45% dibandingkan dari tahun sebelumnya. Kawasan Pertanian 61,34 3,12 57,91 2,84 -3,43 Berkurang
lahan eksisting menjadi fokus upaya penataan kawasan
Perwujudan rencana RTH di wilayah PPK Bojongsari dapat Kawasan Perumahan 1.746,26 88,81 1.706,36 83,71 -39,9 Berkurang
di wilayah ini. Sementara itu, kawasan hunian akan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : Peruntukan Industri 38,02 1,93 56,05 2,75 18,03 Bertambah
didistribusikan merata ke seluruh wilayah PPK
Total Kawasan Budidaya 1.965,98 100 2.038,39 100 72,41 Bertambah
Bojongsari dengan kepadatan sedang hingga rendah. • Pembuatan taman yang terpadu dengan rencana
KAWASAN LINDUNG
Sebaran alokasi ruang masing-masing peruntukkan pengembangan Wisata Alam Situ Bojongsari
Danau 21,72 4,99 21,91 6,03 0,19 Bertambah
• Penyediaan green street infrastructure di sepanjang
dapat dilihat pada tabel di samping. Resapan Air 112,84 25,91 90,57 24,94 -22,27 Berkurang
koridor Jalan Raya Jakarta-Bogor untuk melengkapi
aktivitas pejalan kaki baik dari/untuk menuju pusat Ruang Terbuka Hijau 143,52 32,95 92,43 25,45 -51,09 Berkurang
Berdasarkan hasil komparasi rencana pola ruang antara Sempadan Danau 28,52 6,55 28,52 7,85 0,00 Tetap
Wilayah PPK Bojongsari yaitu The Park Mall Sawangan.
RTRW tahun 2012 dengan RTRW tahun 2020-2032 Sempadan Sungai 46,77 10,74 47,17 12,99 0,40 Bertambah
• Pengembalian fungsi RTH (redevelopment) pada wilayah
terdapat beberapa perubahan peruntukkan yang cukup sempadan situ dan sempadan sungai yang mengalami Sempadan SUTT/SUTET 69,55 15,97 69,55 19,15 0,00 Tetap
signifikan dalam 20 tahun mendatang (Lihat tabel di alih fungsi lahan. Sungai 12,66 2,91 13,01 3,58 0,35 Bertambah
samping bawah). • Penanaman tanaman pada atap ataupun tembok Total Kawasan Lindung 435,56 100 363,15 100 -72,41 Berkurang
bangunan (green roof/green wall),
V-8 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Rencana Pengelolaan Kawasan Industri dan Pergudangan
V-9 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep One Stop Shopping / Culinary Destination Ilustrasi Konsep Taman RTH Publik
2 6
Ilustrasi Konsep Wisata Edukasi sebagai bagian dari Kawasan Pariwisata Ilustrasi Konsep Pengendalian dan Pemanfaatan Sungai dan Sempadan Sungai
3 7
Ilustrasi Konsep Pertanian Tanaman Hias sebagai Pendorong Ekonomi Menengah Ilustrasi Konsep Pemanfaatan Objek Danau/Situ
Ilustrasi Konsep Wisata Alam Situ di Dusun Bambu, Lembang Ilustrasi Konsep Kawasan Industri Ramah Lingkungan (Eco-friendly)
V-10 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
WILAYAH PPK MARGONDA
Wilayah ini melayani 9 Kelurahan dengan luas ± 2.022 ha.
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah PPK Margonda
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan lahan pada fungsi Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan Vertikal
budidaya, Wilayah PPK Margonda pada tahun 2032 NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
membutuhkan lahan seluas 573,05 Ha atau Wilayah PPK Margonda merupakan area yang memiliki
bertambah 47% dikarenakan pada tahun 2032 jumlah kriteria perumahan dengan kepadatan tinggi. Kriteria KAWASAN BUDIDAYA
penduduk akan bertambah. Untuk menampung jumlah tersebut ditetapkan oleh sebab terjadinya lonjakan 1 Fasilitas Kesehatan Kelurahan Depok, Kelurahan Kukusan
penduduk dan aktivitas penduduk yang bertambah penduduk dalam 20 tahun mendatang. Jika jumlah 2 Fasilitas Olahraga dan Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Kemiri Muka
maka diperlukan ruang-ruang budidaya yang penduduk semakin meningkat maka kebutuhan lahan Rekreasi
produktif. Kawasan Budidaya dalam Wilayah PPK semakin meningkat. Untuk mengantisipasi lonjakan 3 Fasilitas Pendidikan Kelurahan Depok, Kelurahan Depokjaya, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan
Margonda diarahkan pada pemantapan hunian tersebut, maka pemerintah harus menyediakan bangunan Kukusan
vertikal, pemantapan kawasan perdagangan dan jasa, gedung vertikal berupa rumah susun sederhana milik dan 4 GITET Kelurahan Beji
pemantapan kawasan pemerintahan, pemantapan sewa yang dikhususkan untuk masyarakat berpenghasilan 5 Jalan Tol Kelurahan Kukusan, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Tanah Baru
kawasan pendidikan tinggi, konservasi kawasan cagar menengah ke bawah. 6 Kawasan Perdagangan dan Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok
budaya serta penyediaan ruang-ruang terbuka hijau Jasa Jaya, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Pancoran Mas,
• Kawasan perumahan vertikal yang dimaksud adalah
skala kota. Sebagai tulang punggung (backbone) dalam Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Tanah Baru
rumah susun baik sederhana sewa maupun milik yang
perkembangan Kota Depok, Wilayah PPK Margonda 7 Kawasan Perkantoran Kelurahan Depok, Kelurahan Pancoran Mas
disediakan untuk masyarakat menengah ke bawah yang
perlu menyediakan ruang-ruang pedestrian/pejalan 8 Kawasan Pertanian Kelurahan Tanah Baru
dilengkapi fasilitas penunjang rumah susun termuat
kaki yang menghubungkan pusat-pusat permukiman 9 Kawasan Perumahan Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok
dalam UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
dengan perdagangan dan jasa, stasiun, pendidikan, Jaya, Kelurahan Grogol, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Krukut,
serta aturan KDB dan KLB yang berlaku pada area
kesehatan, pusat cagar budaya serta taman kota yang Kelurahan Kukusan, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Pondok Cina,
tersebut.
dapat membentuk identitas Kota dan membentuk Kelurahan Tanah Baru
collective memory masyarakat Depok. KAWASAN LINDUNG
Berdasarkan kondisi eksisting, Wilayah PPK Margonda 1 Danau Kelurahan Beji, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan
Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa
memiliki area kawasan lindung seluas 250,71 ha. Dari Kukusan, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Tanah Baru
Skala Regional
luasan tersebut RTH yang tersedia di PPK Margonda 2 Kawasan Lindung Lainnya Kelurahan Pancoran Mas
masih seluas 70,41 ha atau hanya sekitar 3,47 %. Sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala regional 3 Resapan Air Kelurahan Beji, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Tanah Baru
Terdapat sempadan sungai di beberapa sungai yang Wilayah PPK Margonda harus memiliki konektivitas 4 RTH Perkotaan Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok
melintasi Wilayah PPK Margonda yaitu Sungai berupa akses pejalan kaki/pedestrian/trotoar yang Jaya, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Pancoran Mas,
Ciliwung, Kali Tanah Baru, Kali Krukut, dan Kali Serua nyaman. Pedestrian tersebut menghubungkan pusat- Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Tanah Baru
yang sebagian lahannya telah diakuisisi oleh pusat perdagangan dan jasa dengan fungsi hunian, 5 Sempadan Danau Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok
permukiman. Minimnya RTH di Wilayah PPK Margonda stasiun, taman-taman, fasilitas kesehatan, fasilitas Jaya, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Pondok Cina
mengharuskan seluruh penduduk d Kota Depok untuk pendidikan serta pusat perbelanjaan. Fungsinya adalah 6 Sempadan Pipa Gas Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Krukut
menyediakan ruang-ruang terbuka dengan konsep memudahkan masyarakat yang tinggal di Wilayah PPK 7 Sempadan Rel Kereta Kelurahan Depok, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina
Green Buidling atau menyediakan sumur resapan pada Margonda untuk tidak menggunakan kendaraan 8 Sempadan Sungai Kelurahan Beji, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Grogol,
masing-masing huniannya. Selain itu, pemerintah akan pribadi/umum. Masyarakat dapat berjalan kaki dengan Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Krukut, Kelurahan Kukusan, Kelurahan
dengan tegas melaksanakan penegakan hukum nyaman dan aman serta dapat mengurangi indeks polusi Mampang, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan
terhadap masyarakat yang melanggar ketentuan KDB yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat Kota Depok. Ratu Jaya, Kelurahan Tanah Baru
dan KLB berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok 9 SUTET Kelurahan Depok
• Kawasan Perdagangan dan Jasa di sepanjang koridor
yang berisi mengenai ketentuan revisi RTRW Kota 10 Sempadan Tol Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Pondok Cina,
Jalan Margonda dipersiapkan menjadi kawasan yang
Depok 2012-2032. Kelurahan Tanah Baru
terintegarasi dengan konsep Transit Oriented
11 Sungai Kelurahan Bakti Jaya, Kelurahn Beji, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok
Penyediaan dan penegakkan hukum tersebut juga Development (TOD) melalui konektivitas pedestrian
yang menghubungkan fungsi hunian, stasiun kereta, Jaya, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Grogol, Kelurahan Kukusan,
merupakan langkah preventif dalam menghadapi
taman, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan Kelurahan Mampang, Kelurahan Mekar Jaya, Kelurahan Pancoran Mas,
ancaman bencana hidrometeorologis seperti banjir,
longsor, dan kekeringan. Berikut beberapa rencana pusat perbelanjaan yang ada dengan jarak maksimum Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Tanah Baru, Kelurahan Tugu
pengembangan di wilayah PPK Margonda: 750 meter bagi pejalan kaki.
V-11 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah PPK Margonda
Rencana Pengembangan Kawasan Pemerintahan, Rencana Pengendalian Kawasan Lindung
Pendidikan dan Kesehatan RTRW 2012 RTRW 2020
• Danau/Situ Perubahan
Rencana Pola Ruang Luas Luas 2020 Keterangan
% % Luasan
Untuk memantapkan kawasan pemerintahan, pendidikan Wilayah PPK Margonda memiliki beberapa danau yang (Ha) (Ha)
tinggi, dan kesehatan maka perlu disediakan sarana berada di beberapa lokasi. Danau/situ tersebut harus KAWASAN BUDIDAYA
penunjang pada fungsi-fungsi kawasan tersebut. dipertahankan fungsinya dengan terus melakukan Fasilitas Kesehatan 0,00 0,00 3,90 0,22 3,93 Bertambah
Pemantapan dilakukan dengan menyediakan akses bagi revitalisasi atau normalisasi danau/situ untuk membantu Fasilitas Olahraga dan Rekreasi 0,00 0,00 4,93 0,28 4,93 Bertambah
pejalan kaki bagi penduduk yang tinggal di Wilayah PPK kelangsungan hidup manusia di perkotaan. Fasilitas Pendidikan 101,78 6,05 121,05 7,08 19,27 Bertambah
Fasilitas Transportasi 4,53 0,29 0,00 0,00 4,53 Berkurang
Margonda, menyediakan kantong parkir vertikal yang Keberadaan danau/situ dalam suatu kota memberikan
Infrastukrtur Kota 0,67 0,03 0,00 0,00 0,67 Berkurang
diperuntukkan bagi pengunjung yang tinggal di wilayah banyak manfaat antara lain berfungsi sebagai
GITET 0,00 0,00 0,67 0,03 0,67 Bertambah
sekitarnya serta moda transportasi umum yang terhubung persediaan air bersih, pembangkit listrik tenaga air,
rekreasi dan olahraga, mengendalikan bencana banjir Jalan Tol 0,00 0,00 22,16 1,29 22,16 Bertambah
pada shelter-shelter kawasan tersebut.
serta habitat bagi tumbuhan dan satwa. Kawasan Perdagangan dan Jasa 243,93 14,51 301,66 17,59 57,72 Bertambah
• Wilayah PPK Margonda harus menyediakan akses Kawasan Perkantoran 4,86 0,28 9,42 0,54 4,56 Bertambah
• Kawasan Resapan Air Kawasan Pertanian 0,07 0,004 0,89 0,05 0,81 Bertambah
bagi masyarakat di wilayah SPK lainnya untuk
menjangkau pusat pemerintahan kota, pendidikan Kawasan resapan air merupakan area yang perlu Kawasan Perumahan 1324,14 78,8 1.249,83 72,89 74,24 Berkurang
tinggi, dan kesehatan melalui moda transportasi diperhatikan sebab Wilayah PPK Margonda merupakan Total Kawasan Budidaya 1.679,98 100,00 1.714,54 100,00 34.56 Bertambah
PPK terpadat di Kota Depok. Untuk itu dapat dilakukan KAWASAN LINDUNG
terpadu stasiun KRL, jalur sepeda, Bus Trans Depok,
upaya berupa menentukan vegetasi yang tepat untuk Danau 27,26 7,88 28,14 9,04 0,88 Bertambah
tersedianya trotoar serta signage ke lokasi terdekat
ditanam di daerah resapan. Beberapa diantaranya Kawasan Lindung Lainnya 7,28 2,10 7,32 2,34 0,04 Bertambah
sesuai fungsinya masing-masing. adalah bambu, beringin, bisbul (sejenis kesemek), Resapan Air 37,71 10,91 14,00 4,50 23,71 Berkurang
rambutan, nangka, manggis, dan matoa. Membuat Ruang Terbuka Hijau 128,33 37,14 101,06 32,50 27,27 Berkurang
lubang biopori yang dapat dilakukan secara pribadi di Sempadan Danau 38,29 11,08 38,31 12,32 0,02 Bertambah
Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata dan rumah-rumah sehingga jika dilakukan secara kolektif Sempadan Pipa Gas 9,22 2,66 8,74 2,81 0,49 Berkurang
akan menambah jumlah resapan air.
Kebudayaan Sempadan Rel Kereta 27,05 7,82 27,05 8,69 0,00 Tetap
• Kawasan Ruang Terbuka Hijau Sempadan Sungai 46,74 13,52 46,66 15,00 0,08 Berkurang
Wilayah PPK Margonda memiliki potensi kawasan Sempadan SUTT/SUTET 1,87 0,54 1,87 0,59 0,00 Tetap
pariwisata yang cukup menjanjikan. Untuk membentuk Ruang terbuka hijau atau taman kota perlu disediakan
Sempadan Tol 0,00 0,00 16,10 5,17 16,10 Bertambah
untuk membantu penyerapan air hujan yang turun pada
kegiatan pariwisata, diperlukan komponen pembentuk Sungai 21,75 6,29 21,75 6,99 0,00 Tetap
waktu tertentu serta polusi udara akibat yang dapat
pariwisata yaitu atraksi berupa bangunan cagar budaya, Total Kawasan Lindung 345,52 100,00 310,95 100,00 34,57 Berkurang
mengganggu kesehatan masyarakat Kota Depok. Ruang
akomodasi berupa hotel dan penginapan, serta sarana terbuka hijau juga diperlukan untuk mengembalikan Luas PPK Margonda 2.025,49 2.025,49
dan prasarana penunjang pariwisata seperti fasilitas fungsi ekologis yang telah hilang atau yang telah
kesehatan, utilitas, transportasi dll. Satu hal yang tidak terkonversi menjadi area terbangun. Wilayah PPK
Margonda memiliki RTH yang minim sehingga Rencana Pola Ruang Fungsi Budidaya Rencana Pola Ruang Fungsi Lindung
boleh dilupakan dalam membentuk kota yang berbudaya
adalah masyarakatnya. Kebudayaan tidak hanya melekat diperlukan penyediaan RTH yaitu taman kota maupun
Berdasarkan tabel di atas, terjadi pengurangan terhadap Pada Tahu 2020 Pengurangan luasan lahan terjadi pada
pada benda-benda mati namun juga tertuju pada taman lingkungan.
luasan kawasan budidaya antara lain fasilitas transportasi kawasan lindung antara lain Resapan Air 23,71 Ha dan
masyarakatnya. Hal tersebut ditandai dengan adanya suku, • Sungai 4,53 Ha, Infrastruktur Kota 0,67 Ha, dan Kawasan Ruang Terbuka Hijau 27,27 Ha. Kondisi tersebut dipicu
bahasa, komunitas yang secara tidak langsung Perumahan seluas 72,89 Ha. Kondisi tersebut dipicu oleh oleh kebutuhan lahan penduduk yang bergeser pada
Sungai merupakan salah satu sumber air bagi
membentuk collective memory pada setiap warganya. kebutuhan lahan penduduk yang dominan bertambah kebutuhan dengan fungsi budidaya dan mengeliminasi
masyarakat di Kota Depok. Cepatnya perkembangan
kota mengakibatkan kualitas air sungai semakin buruk. pada fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga dan rekreasi, fungsi lindung seluas 34,57 Ha. Presentase paling banyak
• Kawasan pariwisata dan kebudayaan akan terbentuk
Hal tersebut disebabkan oleh pencemaran dari hasil Jalan Tol, Kawasan Perdagangan dan Jasa, dan Kawasan dalam penambahan luas lahan dengan fungsi lindung
jika dibarengi dengan penyediaan komponen
limbah rumah tangga dan sampah padat. Masyarakat Perkantoran. Total luas penambahan fungsi lahan pada adalah Sempadan Tol (Tol JORR 2) dengan luas 16,10 Ha.
pembentuk pariwisata serta dibarengi dengan adanya tidak lagi dapat menikmati air sungai untuk kegiatan tahun 2020 adalah 34,56 Ha. Presentase ruang paling Kawasan resapan air dan ruang terbuka hijau tersebut
masyarakat yang berbudaya lokal berupa atraksi atau sehari-hari kecuali pada saat tidak lagi memiliki pilihan,
besar terdapat pada Kawasan Perumahan dengan total harus diganti dengan alternatif yang tertuang dalam
pola hidup masyarakat Depok yang khas. misalnya pada saat kekeringan atau ketidakmampuan
masyarakat untuk membeli air bersih. Menjaga sungai 72,89% atau seluas 1.249,87 Ha penjelasan rencana pengendalian kawasan lindung.
• Penyediaan papan informasi dan signage ke lokasi dari pencemaran merupakan salah satu langkah untuk
destinasi wisata sejarah di PPK Wilayah Margonda menjaga keberlangsungan ekologis di Kota Depok
V-12 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Pola ruang pada Wilayah PPK Margonda terbagi atas dua
fungsi yaitu kawasan budidaya dan kawasan lindung. Pada
tahun 2012, kawasan budidaya terdiri atas fasilitas kesehatan,
fasilitas olahraga dan rekreasi, Fasilitas Pendidikan, Fasilitas
Transportasi, Infrastruktur Kota, Kawasan Perdagangan dan
Jasa, Kawasan Perkantoran, Kawasan Pertanian, Kawasan
Perumahan Kepadatan Rendah, Perumahan Kepadatan Sedang
dan Kepadatan Tinggi.
V-13 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pengembangan Pariwisata dan Kebudayaan Ilustrasi Konsep Revitalisasi Sungai
V-14 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
WILAYAH PPK CIPAYUNG
Wilayah ini melayani 6 Kelurahan dengan luas ± 1.284 ha
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan lahan, Wilayah Penegakkan hukum tersebut juga merupakan langkah
PPK Cipayung pada tahun 2032 membutuhkan lahan preventif dalam menghadapi ancaman bencana TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah PPK Cipayung
seluas 430,14 Ha atau menambah 47.6% dikarenakan hidrometeorologis seperti banjir, longsor, dan kekeringan
NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
serta konflik sosial antar warga. Berikut ini beberapa
pada tahun 2032 jumlah penduduk akan bertambah.
rencana pengembangn pola ruang di Wilayah PPK KAWASAN BUDIDAYA
Untuk menampung jumlah penduduk dan aktivitas Cipayung: 1 Fasilitas Transportasi Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Ratu Jaya
penduduk yang bertambah maka diperlukan ruang-
2 Jalan Tol Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya
ruang budidaya yang produktif. Kawasan Budidaya Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan
3 Kawasan Perdagangan dan Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan
dalam Wilayah PPK Cipayung diarahkan pada Wilayah PPK Cipayung menyediakan perumahan bagi Jasa Pondok Jaya, Kelurahan Ratu Jaya
pemantapan hunian berdasarkan ketentuan KLB dan masyarakat yang akan tinggal di area-area yang telah 4 Kawasan Perkantoran Kelurahan Ratu Jaya
KDB yang berlaku, peningkatan kawasan perdagangan disediakan sesuai dengan aturan KDB dan KLB yang 5 Kawasan Pertanian Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Pondok Jaya
dan jasa skala sub wilayah kota menjadi regional, serta berlaku. Kawasan perumahan tersebut tidak hanya 6 Kawasan Perumahan Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Cipayung, Kelurahan
penyediaan ruang-ruang terbuka hijau aktif skala kota. disediakan bagi mereka yang memilki pendapatan Cipayung Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Pondok Jaya, Kelurahan
menengah ke atas tetapi juga bagi yang menengah ke Rangkapanjaya Baru, Kelurahan Ratu Jaya,
Sebagai area yang dilintasi oleh jalan arteri primer dan bawah. Kawasan Perumahan tersebut dilengkapi dengan 7 TPA Kelurahan Cipayung
berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Wilayah PPK fasiltas penunjang beserta sarana dan prasarana dasar KAWASAN LINDUNG
Cipayung dipersiapkan untuk menjadi kawasan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari 1 Danau Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan
alternatif kedua setelah Margonda dalam menyediakan 2 Resapan Air Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Cipayung, Kelurahan
• Kawasan perumahan yang dimaksud adalah perumahan
Cipayung Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Ratu Jaya
pusat perdagangan dan jasa yang dilengkapi dengan khusus area kepadatan sedang dengan tetap
3 RTH Kota Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Cipayung, Kelurahan
fasilitas penunjang serta aksesibilitas pejalan kaki dari memperhatikan aturan KDB dan KLB yang berlaku.
Cipayung Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Pondok Jaya, Kelurahan
lingkungan hunian masing-masing. TOD Citayam juga
Ratu Jaya
dipersiapkan menjadi pusat pertumbuhan baru yang 4 Sempadan Danau Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Pondok Jaya
terintegrasi dengan stasiun KRL, moda transportasi Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa 5 Sempadan Rel Kereta Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan
publik serta pedestrian/trotoar yang layak. Skala Regional Pondok Jaya, Kelurahan Ratu Jaya
6 Sempadan Sungai Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Cipayung, Kelurahan
Berdasarkan kondisi eksisting, Wilayah PPK Cipayung Kawasan Perdagangan dan Jasa skala regional di Wilayah
PPK Cipayung tidak harus sama polanya dengan Cipayung Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Pondok Jaya, Kelurahan
memiliki area kawasan lindung seluas 299,96 ha. Dari Ratu Jaya
perdagangan dan jasa yang berada di Wilayah PPK
luasan tersebut RTH yang tersedia di Wilayah PPK 7 Sempadan SUTT/SUTET Kelurahan Cipayung, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Ratu Jaya
Margonda sebab Wilayah PPK Cipayung juga merupakan
Ciapayung masih seluas 128,84 ha atau hanya sekitar area yang disiapkan untuk fungsi resapan air sehingga 8 Sempadan Tol Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya
10% dari luas total wilayah pelayanan. Terdapat polanya harus berkarakter pusat perdagangan dan jasa 9 Sungai Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Cipayung, Kelurahan
sempadan sungai di beberapa sungai yang melintasi yang hijau dengan memerhatikan fungsi ekologis yang Cipayung Jaya, Kelurahan Kalimulya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan
Wilayah PPK Cipayung antara lain: Sungai Binong, ada. Pasir Putih, Kelurahan Pondok Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan
Ciliwung, Kali Tanah Baru, Krukut, dan Pesanggarahan. Tirtajaya
• Kawasan perdagangan sub wilayah kota yang beralih
Minimnya RTH dan Kawasan Resapan Air di Wilayah menjadi skala regional dengan pertimbangan lokasi
yang berdekatan dengan Wilayah PPK Margonda dan
PPK Cipayung mengharuskan Pemerintah untuk Terdapat Pola Ruang dengan fungsi Kawasan Adapun Pola Ruang dengan fungsi Kawasan Lindung
Kabupaten Bogor
dengan tegas mengembalikan fungsi-fungsi lahan Budidaya pada Wilayah PPK Cipayung antara lain terdiri atas Danau, Resapan Air, RTH Kota, Sempadan
yang telah terkonversi menjadi area terbangun ke • Kawasan Pedagangan dan Jasa yang dimaksud adalah Fasilitas Trasnportasi, Jalan Tol, Kawasan Perdagangan Danau, Sempadan Rel Kereta, Sempadan Sungai,
fungsi semula sesuai kajian dan aturan yang berlaku. kawasan perdagangan dan jasa yang tidak hanya dan Jasa, Kawasan Perkantoran, Kawasan Pertanian, Sempadan SUTT/SUTET, Sempadan Tol, dan Sungai.
Selain itu, Pemerintah akan dengan tegas mengakomodir kawasan perumahan tetapi juga kawasan Perumahan, serta Tempat Pembuangan Akhir Alokasi rencana Pola Ruang yang paling banyak
melayani pergerakan dan mobilitas pejalan kaki di
melaksanakan penegakan hukum terhadap masyarakat Sampah (TPA). Alokasi terbesar yaitu kawasan berkontribusi di Wilayah PPK Cipayung adalah Sungai
lokasi TOD Citayam
yang melanggar penggunaan zona lindung perumahan yang tersebar di sembilan kelurahan, yang melalui sembilan kelurahan. Selanjutnya diikuti
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok yang berisi • Dalam Jarak maksimum 750 meter dari lokasi TOD diikuti dengan kawasan perdagangan dan jasa yang dengan Sempadan Sungai dan RTH Kota sebanyak
mengenai ketentuan revisi RTRW Kota Depok 2012- Citayam orang dapat melakukan aktivitas jual beli tersebar di empat kelurahan enam kelurahan.
2032. sekaligus rekreasi bagi masyarakat yang sedang transit
atau sedang mengunjungi Wilayah PPK Cipayung
V-15 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah PPK Cipayung
RTRW 2012 RTRW 2020
Perubahan
Rencana Pola Ruang Luas Luas 2020 Keterangan
% % Luasan
(Ha) (Ha)
KAWASAN BUDIDAYA
Fasilitas Pendidikan 0,90 0,08 0,00 0,00 0,90 Berkurang
Fasilitas Transportasi 18,25 1,75 16,61 1,68 1,64 Berkurang
Jalan Tol 0,00 0,00 19,58 1,98 19,58 Bertambah
Infrastruktur Kota 7,31 0,70 0,00 0,00 7,31 Berkurang
Kawasan Perdagangan dan Jasa 59,50 5,71 70,50 7,15 11,00 Bertambah
Kawasan Perkantoran 0,00 0,00 5,16 0,52 5,16 Bertambah
Kawasan Pertanian 24,77 0,02 11,56 1,17 13,21 Berkurang
Kawasan Perumahan 931,19 89,35 853,35 86,61 50,38 Berkurang
TPA 0,00 0,00 8,52 0,86 8,52 Bertambah
Total Kawasan Budidaya 1.041,92 100,00 985,27 100,00 56,65 Berkurang
KAWASAN LINDUNG
Danau 6,13 2,51 6,58 2,19 0,45 Bertambah
Resapan Air 52,93 21,75 45,24 15,08 7,69 Berkurang
Ruang Terbuka Hijau 80,91 33,25 128,84 42,95 47,92 Bertambah
Sempadan Danau 10,02 4,11 12,33 4,11 2,31 Bertambah
Sempadan Rel Kereta 17,52 7,20 17,52 5,84 0,00 Tetap
Sempadan Sungai 39,33 16,16 39,37 13,12 0,04 Bertambah
Sempadan SUTT/SUTET 20,23 8,31 20,17 6,72 0,06 Bertambah
Sempadan Tol 0,00 0,00 13,31 4,43 13,31 Bertambah
Sungai 16,22 6,66 16,61 5,53 0,39 Berkurang
Total Kawasan Lindung 243,33 100,00 299,96 100,00 56,63 Bertambah
Luas PPK Cipayung 1.285,22 1.285,22
Tabel di atas menunjukkan perbandingan perubahan Sementara pada Kawasan Lindung menurut analisis GIS
luasan rencana pola ruang di wilayah PPK Cipayung tahun 2020, perubahan luasan pola ruang secara
pada tahun 2012 dan 2020. Berdasarkan hasil analisis signifikan bertambah terdapat pada jenis ruang
GIS tahun 2020, terdapat perubahan luas area pada terbuka hijau seluas 47,92 Ha (42,95%), dan Sempadan
kawasan budidaya antara lain Jalan Tol 19,58 Ha, Tol seluas 13,31 Ha (4,43%). Tidak hanya penambahan,
Kawasan Perdagangan dan Jasa 11 Ha, Kawasan perubahan penurunan luasan pada kawasan lindung
Perkantoran 5,16 Ha, dan Tempat Pembuangan Akhir juga terjadi pada jenis Resapan Air seluas 7,69 Ha atau
Sampah 8,52 Ha. Perubahan tersebut justru sebesar 15,08%. Area resapan air yang berkurang
mengelimininasi luasan jenis kawasan budidaya lainnya tersebut harus digantikan dengan aternatif lainnya
secara signifikan seperti pada Kawasan Perumahan, seperti pembuatan sumur resapan, penerapan KDB dan
Kawasan Pertanian serta Infrastruktur Kota. KLB minimal pada kawasan perumahan. Upaya tersebut
tidak hanya menggantikan fungsi ekologis Wilayah
PPK Cipayung namun juga menjaga stabilitas dan
kontribusinya sebagai salah satu area tangkapan air
(catchment area) di Kota Depok
V-16 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pengembangan Perumahan Kepadatan Rendah Mengikuti Aturan KDB dan KLB Ilustrasi Konsep Pengembangan Sempadan Tol
2 6
Ilustrasi Konsep Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa Skala Regional Ilustrasi Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Skala Sub Wilayah Kota
3 7
Ilustrasi Konsep Pengembangan Kawasan Rekreasi Bagi Keluarga Ilustrasi Konsep Revitalisasi Sempadan Sungai dan DAS
4 8
Ilustrasi Konsep Pengembangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ilustrasi Konsep Pengembangan Taman Tematik Yang Inklusif
V-17 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
WILAYAH PPK TAPOS
Wilayah ini melayani 6 kelurahan dengan luas ±2.350 ha.
Adanya pngembangan Terminal Jatijajar sebagai pusat Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa TABEL Peruntukkan Rencana Pola Ruang di Wilayah PPK Tapos
kegiatan berbasis transit (smart mobility) yang
Peruntukkan kawasan ini akan mengalami penambahan
melayani skala kota, maka pemerintah Kota Depok ruang sekitar 84,77 hektar dari rencana tahun sebelumnya. NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
tentunya perlu menyediakan berbagai fasilitas Sebagian besar perubahan kawasan perdagangan jasa ini KAWASAN BUDIDAYA
pendukung untuk memenuhi layanan di wilayah PPK ditimbulkan karena perkembangan tren alih fungsi lahan
1 Perdagangan dan Jasa Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Jatijajar, dan Kelurahan Tapos
Tapos. Hingga tahun 2032, wilayah ini diprediksi akan permukiman, khususnya di sepanjang koridor jalan-jalan
2 Fasilitas Trasnportasi Kelurahan Jatijajar
menampung pertambahan penduduk sejumlah utama Tapos. Sementara sisa peruntukkan lainnya
3 Industri Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Cimpaeun, Kelurahan Jatijajar
+216.256 jiwa, sehingga luas lahan hunian yang dialokasikan untuk menampung spillover pembangunan
4 Pertahanan dan Keamanan Kelurahan Cilangkap
proyek strategis yang berlangsung di area tersebut,
dibutuhkan sebesar +432,5 Ha, termasuk dengan 5 Pertanian Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Cimpaeun, dan Kelurahan Tapos.
seperti pengembangan Kawasan TOD Jatijajar dan
fasilitas pendukungnya. Penataan Kawasan Situ Jatijajar dan Rawabadak. 6 Infrastruktur Kota (RPH) Kelurahan Jatijajar dan Kelurahan Tapos
Perwujudan rencana tersebut dapat dilakukan melalui 7 Perumahan Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan
Berdasarkan hasil analisis daya dukung dan daya Sukamaju Baru, dan Kelurahan Tapos
beberapa upaya, antara lain:
tampung Kecamatan Tapos, wilayah PPK Tapos KAWASAN LINDUNG
memiliki peran sebagai kawasan resapan dan • Pembebasan lahan di sepanjang koridor Jalan Raya 1 Danau Kel. Cilangkap, Kel. Jatijajar, Kel. Tapos
tangkapan air terutama karena wilayahnya yang masih Bogor, Jalan Raya Tapos, dan Kawasan sekitar Terminal 2 Resapan Air Kel. Cilangkap, Kel. Cimpaeun, Kel. Leuwinanggung, Kel. Tapos
hijau (dengan vegetasi/tidak) dan berada pada wilayah Jatijajar 3 RTH Perkotaan Kel. Cilangkap, Kel. Cimpaeun, Kel. Jatijajar, Kel. Sukamaju Baru, Kel. Tapos
• Konsolidasi lahan radius 500 - 700 meter, di sekitar
yang lebih rendah dibandingkan pada kawasan lainnya. 4 Sempadan Danau Kel. Cilangkap Kel. Cimpaeun, Kel. Jatijajar, Kel. Tapos
kawasan Terminal Jatijajar. Diikuti dengan penataan 5 Sempadan Sungai Kel. Cilangkap, Kel. Cimpaeun, Kel. Jatijajar, Kel. Leuwinanggung, Kel. Tapos
Dan saat ini, kondisi lingkungannya masih berstatus
bangunan, penyediaan ruang publik, serta peningkatan 6 Sempadan SUTET Kel. Cilangkap, Kel. Jatijajar, Kel. Tapos
aman bersyarat. Artinya, upaya pengendalian kualitas sirkulasi kawasan. 7 Sungai Kel. Cilangkap, Kel. Cilodong, Kel. Cimpaeun, Kel. Jatijajar, Kel. Tapos
pembangunan diperlukan untuk menjaga kondisi • Penataan kawasan komersial yang terintegrasi dengan
lingkungan agar tetap dapat berfungsi dengan baik, pengembangan kawasan perkantoran, dan hunian
selama syarat dan ketentuan pengembangan dipenuhi. vertikal serta Terminal Jatijajar sebagai tempat transit TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah PPK Tapos
moda transportasi
Agar tercipta efisiensi pemanfaatan ruang serta REVISI RTRW
Rencana Pengelolaan Kawasan Resapan Air dan RTH RTRW 2012 Perubahan
meningkatkan interaksi antar kawasan, peruntukkan RENCANA POLA RUANG 2020-2032
ruang bagi pengembangan Kawasan TOD Jatijajar, Luasan (Ha)
Peruntukkan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Luas (Ha) % Luas (Ha) %
kawasan perdagangan dan jasa, serta kawasan industri perkotaan dan resapan air akan berkurang seluas +11,01
pergudangan dan logistik akan diarahkan di sepanjang KAWASAN BUDIDAYA
hektar untuk RTH dan +12,7 hektar untuk resapan air
koridor Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Tapos. dibandingkan tahun perencanaan sebelumnya. Sebagian Fasilitas Transportasi 6,52 0,40% 8,55 0,52% 2,03
Keterbatasan lahan menjadi alasan kecilnya besar ruang yang berkurang disebabkan oleh alih fungsi Kawasan Perdagangan dan Jasa 31,58 1,96% 116,45 7,12% 84,87
kemungkinan ekspansi wilayah. Sehingga, optimalisasi lahan terdahulu, menjadi permukiman dan kawasan Kawasan Pertahanan dan Keamanan 0 0 7,52 0,46% 7,52
perdagangan jasa. Untuk mempertahankan eksistensi RTH Kawasan Pertanian 164,66 10,20% 146,67 8,97% -18
penggunaan lahan eksisting menjadi fokus upaya
dan kawasan resapan air hingga 20 tahun mendatang Kawasan Perumahan 1326,07 82,14% 1290,57 78,89% -35,5
penataan kawasan di wilayah ini. Sementara itu,
sekaligus menjaga siklus hidrologis kota, maka upaya Peruntukkan Industri 77,21 4,78% 59,83 3,66% -17,38
kawasan hunian akan di distribusikan merata ke yang dapat dilakukan, antara lain : Infrastruktur Kota 3,92 0,24% 5,85 0,36% 1,93
seluruh wilayah PPK Tapos dengan kepadatan sedang
Kawasan Penunjang Pertanian 4,39 0,27% 0 0,00% -4,39
hingga rendah. Sebaran alokasi ruang masing-masing a) Penerapan teknologi, perancangan, infrastruktur, dan
peruntukkan dapat dilihat pada tabel di samping. prinsip ekonomi hijau ke dalam setiap
pengembangan Kawasan yang dilakukan pada KAWASAN LINDUNG
Berdasarkan hasil komparasi rencana pola ruang antara Kawasan yang tadinya berfungsi lindung/konservasi Danau 13,77 1,87% 17,11 2,31% 3,34
RTRW tahun 2012 dengan Revisi RTRW tahun 2020- b) Regenerasi RTH Publik di kawasan Situ Jatijajar, Situ Resapan Air 144,93 19,66% 132,23 18,48% -12,7
Rawabadak, dan Situ Patinggi sebagai pusat rekreasi Ruang Terbuka Hijau Kota 434,7 58,98% 423,69 59,22% -11,01
2032 terdapat beberapa perubahan peruntukkan yang
untuk added value sekaligus optimalisasi fungsi Sempadan Danau 21,09 2,86% 19,53 2,73% -1,56
cukup signifikan dalam 20 tahun mendatang (Lihat ekologis RTH eksisting serta meningkatkan kualitas Sempadan Sungai 81,51 11,06% 81,78 11,43% 0,27
tabel di samping bagian bawah). lingkungan Sempadan SUTT/SUTET 33,84 4,59% 33,85 4,73% 0,01
Sungai 7,19 0,98% 7,76 1,08% 0,57
V-18 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Total 2.351,39 - 2.351,39 - -
Dengan adanya keterbatasan lahan, pengembangan kawasan
hijau juga dapat disiasati dengan memanfaatkan ruang-ruang
terbangun melalui penanaman tanaman pada atap ataupun
tembok bangunan (green roof/green wall), penciptaan koridor
ruang hijau di sepanjang jalan-jalan utama perkotaan hingga
penerapan infrastruktur hijau.
V-19 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Pembangunan Rumah Deret & Tunggal dengan Ketentuan KDB yang sesuai Pemanfaatan Area Sempadan Sungai di Seoul, Korea Selatan tanpa Merubah Fungsi Ekologis
2 6
Pengembangan Sentra Tanaman Hias Penyediaan Ruang Biopori di Area Resapan Air
3 7
Hutan Kotan dan Penyediaan Trotoar di Kawasan Industri Pulogadung Pemanfaatan RTH sebagai Taman Kota yang Vibrant dan Inklusif
4 8
Tangki IPAL dan Area Pemotongan Hewan Ternak Normalisasi dan Naturalisasi sebagai Upaya Pengendalian Sungai
V-20 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Sawangan
WILAYAH SPK SAWANGAN NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
Wilayah ini melayani 8 Kelurahan dengan luas ±2.081 ha.
KAWASAN BUDIDAYA
1 Kawasan Pariwisata Kel. Bedahan, Kel. Pasir Putih dan Kel. Pengasinan
Kawasan Perdagangan Kel. Bedahan, Kel. Bojongsari, Kel. Duren Mekar, Kel. Duren Seribu, Kel.
2
Melihat dari konsep pembangunan bagian Barat Kota Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa dan Jasa Pasir Putih, Kel. Pengasinan, Kel. Sawangan, Kel. Sawangan Baru
Depok yang akan condong berbasis Tourism & Kel. Bedahan, Kel. Bojongsari, Kel. Duren Mekar, Kel. Duren Seribu, Kel.
Peruntukkan kawasan ini akan mengalami penambahan 3 Kawasan Pertanian
Recreation, Wilayah SPK Sawangan memiliki peran Pasir Putih, Kel. Pengasinan dan Kel. Sawangan
ruang sekitar 54,04 hektar atau 4,4% dari total luas pada
penting dalam menyokong fungsi tersebut bersamaan Kel. Bedahan, Kel. Bojongsari, Kel. Duren Mekar, Kel. Duren Seribu, Kel.
rencana tahun sebelumnya. Sebagian besar perubahan 4 Kawasan Perumahan
dengan Wilayah PPK Bojongsari karena wilayahnya Pasir Putih, Kel. Pengasinan, Kel. Sawangan, Kel. Sawangan Baru
kawasan perdagangan jasa ini ditimbulkan karena
yang berdekatan. Hingga tahun 2032, wilayah ini 5 Peruntukkan Industri Kel. Bojongsari
perkembangan alih fungsi lahan permukiman dan wisata
diprediksi akan menampung pertambahan penduduk Tempat Pembuangan
khususnya di sepanjang koridor jalan-jalan utama. 6 Kel. Pasir Putih
sejumlah +180.304 jiwa, sehingga luas lahan hunian Akhir (TPA)
Sementara sisa peruntukkan lainnya dialokasikan untuk
yang dibutuhkan sebesar +129,3 Ha atau 55,2% dari KAWASAN LINDUNG
menampung spillover pembangunan proyek strategis
lahan eksisting yangs udah ada, termasuk tambahan 1 Danau Kel. Bedahan dan Kel. Pengasinan
seperti DORR yang berlangsung di area tersebut serta
dengan fasilitas pendukungnya. 2 Resapan Air Kel. Bedahan, Kel. Duren Seribu, Kel. Pasir Putih, Ke. Sawangan Baru
seperti pengembangan Taman Kota Situ Pengasinan dan
Berdasarkan hasil analisis daya dukung dan daya Agrowisata Sawangan. Perwujudan rencana tersebut dapat Kel. Bedahan, Kel. Duren Mekar, Kel. Duren Seribu, Kel. Pasir Putih, Kel.
3 RTH Perkotaan
tampung Kota Depok, wilayah Sawangan memiliki dilakukan melalui beberapa upaya, antara lain: Pengasinan, Kel. Sawangan dan Kel. Sawangan Baru
peran sebagai kawasan resapan dan tangkapan air • Pembebasan lahan di sepanjang koridor Jalan Raya 4 Sempadan Danau Kel. Duren Mekar, Kel. Duren Seribu dan Kel. Pengasinan
terutama karena wilayahnya yang masih hijau dan Parung-Ciputat, Jalan Raya Pengasinan, dan Jalan Raya Kel. Bedahan, Kel. Bojongsari, Kel. Duren Mekar, Kel. Duren Seribu, Kel.
5 Sempadan Sungai
banyak lahan tidur (tidak dimanfaatkan/kosong). Saat Panggulan. Pasir Putih, Kel. Pengasinan, Kel. Sawangan dan Kel. Sawangan Baru
ini, kondisi lingkungannya masih berstatus aman • Konsolidasi lahan radius 500 - 700 meter, di sekitar 6 Sempadan SUTT/SUTET Kel. Bedahan, Kel. Cipayung, Kel. Pasir Putih dan Kel. Pengasinan
bersyarat. Artinya, dengan beban penambahan yang kawasan Situ Pengasinan diikuti dengan penyediaan Kel. Bedahan, Kel. Bojongsari, Kel. Duren Mekar, Kel. Duren Seribu, Kel.
ruang publik yang nyaman (green infrastructure). 7 Sungai
diskenariokan 26,4 hektar (lihat tabel disamping) Pasir Putih, Kel. Pengasinan, Kel. Sawangan dan Kel. Sawangan Baru
kondisi lingkungannya masih berfungsi dengan baik, • Penataan kawasan komersial yang terintegrasi dengan
selama syarat dan ketentuan pengembangan dipenuhi. pengembangan kawasan wisata dan hunian yang
memiliki transit point sebagai tempat transit moda TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah SPK Sawangan
Peruntukkan ruang bagi pengembangan Wilayah SPK transportasi.
Sawangan ini lebih berfokus pada pengadaan Taman RTRW 2020 REVISI RTRW 2020-2032 Perubahan
RENCANA POLA RUANG Keterangan
Kota Situ Pengasinan dan Agrowisata Sawangan Rencana Penataan RTH Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luasan
dengan kawasan perdagangan dan jasa dan agrowisata KAWASAN BUDIDAYA
Peruntukkan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) Infrastruktur Kota 7,34 0,39 0,00 0,00 -7,34 Berkurang
yang akan diarahkan di sepanjang koridor Jalan Raya
perkotaaan berkurang, yaitu seluas +4,15 hektar atau Kawasan Pariwisata 0,00 0,00 16,75 0,89 16,75 Bertambah
Parung-Ciputat dan Jalan Raya Pengasinan agar 31,75% dibandingkan dari luas lahan pada tahun Kawasan Perdagangan
tercipta efisiensi pemanfaatan ruang serta sebelumnya hingga tahun 2032. Sebagian besar alokasi 29,09 1,56 83,13 4,40 54,04 Bertambah
Jasa
meningkatkan interaksi antar kawasan. Optimalisasi ruang untuk kawasan RTH berasal dari penggunaan alih Kawasan Pertanian 125,91 6,76 90,68 4,80 -35,23 Berkurang
penggunaan lahan eksisting menjadi fokus upaya fungsi lahan permukiman dan peruntukkan kawasan
Kawasan Perumahan 1.699,78 91,24 1.698,01 89,87 -1,77 Berkurang
penataan kawasan di wilayah ini beserta dengan budidaya lain yang tumbuh di koridor jalan utama dan
sekitar rencana pengembangan objek wisata baru. Peruntukan Industri 0,75 0,04 0,75 0,04 0,00 Tetap
sektor-sektor unggulannya yaitu pertanian dan
Perwujudan rencana RTH di wilayah SPK Sawangan dapat TPA 0,00 0,00 0,02 0,00 0,02 Bertambah
perkebunanan tanaman hias dan wisata. Sementara itu,
dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : Total Kawasan Budidaya 1.862,88 100 1.889,35 100 26,47 Bertambah
kawasan hunian akan di distribusikan merata ke
KAWASAN LINDUNG
seluruh wilayah SPK Sawangan dengan kepadatan • Pengembangan taman kota baru yang terintegrasi
Danau 5,02 2,28 5,83 3,01 0,81 Bertambah
sedang hingga rendah. Sebaran alokasi ruang masing- dengan perencanaan pembangunan Wilayah PPK
Bojongsari sebagai ruang interaksi publik bersama Resapan Air 66,25 30,12 42,69 22,06 -23,56 Berkurang
masing peruntukkan dapat dilihat pada tabel di
sehingga Wilayah SPK Sawangan dapat menjadi sub Ruang Terbuka Hijau 65,58 29,82 61,43 31,75 -4,15 Berkurang
samping. Tabel di samping adalah hasil komparasi Sempadan Danau 9,08 4,13 9,09 4,70 0,00 Tetap
pusat yang melayani kegiatan publik.
rencana pola ruang antara RTRW tahun 2012 dengan
• Revitalisasi lahan tidur di sekitar Situ Pengasinan Sempadan Sungai 43,90 19,96 44,04 22,76 0,14 Bertambah
RTRW tahun 2020-2032 yang memiliki perubahan. sebagai upaya optimalisasi fungsi ekologis RTH Sempadan SUTT/SUTET 21,80 9,91 21,80 11,27 0,00 Tetap
eksisting sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan. Sungai 8,32 3,78 8,59 4,44 0,27 Bertambah
Total Kawasan Lindung 219,96 100 193,48 100 -26,47 Berkurang
V-21 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Kawasan Budidaya
V-22 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pengembangan Kawasan Perumahan Ramah Lingkungan Ilustrasi Konsep RTH Publik di Taman Situ Pengasinan
2 6
Ilustrasi Konsep Pengembangan Kawasan Pertanian Ilustrasi Konsep Wisata Taman Situ Pengasinan
Ilustrasi Konsep Agrowisata Tamanan Hias Ilustrasi Konsep Wisata Taman Situ Pengasinan
Ilustrasi Konsep Tourism & Recreation dalam Bentuk Wisata Air Ilustrasi Konsep Wisata Taman Situ Pengasinan
V-23 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Cinere
NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
V-25 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pengembangan Transportasi yang terintegrasi Ilustrasi Konsep Penyediaan Green Infrastructure, seperti Green Street dan Bioswales
3 7
Ilustrasi Konsep Penyediaan Pedestrian pada Koridor Jalan Kawasan Perdagangan dan Jasa Ilustrasi Konsep Pemanfaatan RTH sebagai Taman Kota yang Vibrant dan Inklusif
4 8
Ilustrasi Konsep Penyediaan Sarana Pengolahan Limbah dan Perpipaan Air Bersih Ilustrasi Konsep Penggunaan Sempadan Sungai Sebagai Ruang Publik
V-26 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa
Peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa menglaami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 43,68 hektar
WILAYAH SPK LIMO hingga akhir tahun perencanaan nanti. Kawasan perdagangan dan jasa di Wilayah SPK Limo ini direncanakan berada
disepanjang koridor jalan utama, yaitu Jalan Meruyung Raya, Jalan Raya Sawangan, dan Jalan Muhtar Raya. Selain
itu, dengan adanya rencana jalan Tol Depok – Antasari, maka akan mempengaruhi aksesibilitas dari dan menuju
Wilayah ini melayani 9 Kelurahan dengan luas + 1.932 Ha dalam Kota Depok dan juga menuju perbatasan dengan Kota Jakarta Timur. Selain itu,, pada koridor Jalan Raya
Sawangan akan direncanakan untuk pembangunan terminal sehingga akan berpotensi membangkitkan kegiatan
Keberadaan Masjid Dian Al Mahri/Kubah Emas yang menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat Kota Depok perdagangan dan mobilitas yang tinggi di wilayah SPK Limo. Perwujudan rencana tersebut dapat dilakukan melalui
memberikan pengaruh bagi kawasan sekitarnya. Kegiatan-kegiatan ekonomi mulai muncul di koridor jalan utama beberapa upaya, antara lain:
menuju kawasan wisata tersebut. Berdasarkan hal ini, kawasan pariwisata tersebut menjadi pusat kegiatan yang ada • Pembebasan lahan di sepanjang koridor Jalan Meruyung Raya dan Jalan Raya Sawangan
di Wilayah SPK Limo. Dengan adanya penetapan tersebut, hal ini akan berpengaruh pada jumlah penduduk dan • Konsolidasi lahan radius 500 - 700 meter, di sekitar pusat SPK yaitu Masjid Dian Al Mahri. Diikuti dengan penataan
infrastruktur pendukung lainnya. Hingga tahun 2032, wilayah SPK Limo diprediksi akan menampung pertambahan bangunan, penyediaan ruang publik, serta peningkatan kualitas sirkulasi kawasan
penduduk sejumlah +263.674 jiwa, sehingga untuk mengantisipasi kebutuhan ruang maka disediakan luas untuk • Penataan kawasan perdagangan dan jasa yang terintegrasi dengan kawasan sekitarnya, didukung dengan
hunian sekitar +1.344,92 Ha termasuk dengan fasilitas pendukungnya. Namun di sisi lain untuk menekan tekanan penyediaan moda transportasi massal dari dan menuju kawasan.
terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan terdapat pengalihan sejumlah luasan kawasan budidaya
Rencana Penataan Kawasan Resapan Air
menjadi kawasan lindung.
Peruntukkan lahan untuk kawasan Resapan Air bertambah cukup signifikan, yaitu seluas 39,11 hektar dibandingkan
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Limo dari tahun sebelumnya hingga tahun 2032. Alokasi ruang untuk kawasan Resapan Air berasal dari alih fungsi
NO RENCANA POLA RUANG LOKASI kawasan permukiman yang tersebar di Wilayah SPK Limo dan wilayah yang berada dekat dengan aliran sungai.
Perwujudan rencana kawasan Resapan Air di wilayah SPK Limo dapat dilakukan dengan beberapa upaya, antara lain:
KAWASAN BUDIDAYA
1 Fasilitas Pendidikan Kelurahan Limo, Kelurahan Rangkapanjaya • Penataan kawasan resapan air eksisting dan pengembalian fungsi kawasan yang telah menjadi kawasan budidaya
2 GITET Kelurahan Rangkapanjaya, Kelurahan Rangkapanjaya Baru • Penerapan green infrastructure di kawasan permukiman baik berupa bioretention maupun constructed wetland di
2 Jalan Tol Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Rangkapanjaya, lokasi yang direkomendasikan
Kelurahan Rangkapanjaya Baru
3 Kawasan Pariwisata Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Rangkapanjaya, TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah SPK Limo
Kelurahan Rangkapanjaya Baru RTRW 2012 RTRW 2020
4 Kawasan Perdagangan dan Kelurahan Limo, Kelurahan Mampang, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Perubahan
Rencana Pola Ruang Luas Luas Keterangan
Jasa Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapanjaya, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, % % Luasan
(Ha) 2020 (Ha)
Kelurahan Sawangan Baru
KAWASAN BUDIDAYA
5 Kawasan Pertanian Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Mampang,
Kelurahan Meruyung, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapanjaya, Fasilitas Pendidikan - 0 2,64 0 2,64 Bertambah
Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kelurahan Sawangan Baru Infrastruktur Kota/GITET 13,37 1 13,37 0 0,00 Tetap
6 Kawasan Perumahan Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Mampang, Jalan Tol - 0 25,84 1 25,84 Bertambah
Kelurahan Meruyung, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapanjaya, Kawasan Pariwisata - 0 31,82 2 31,82 Bertambah
Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kelurahan Sawangan Baru, Kawasan Perdagangan dan Jasa 73,31 0 116,99 2 43,68 Bertambah
7 Peruntukan Industri Kelurahan Limo Kawasan Pertanian 92,62 4 77,10 7 -15,52 Berkurang
KAWASAN LINDUNG Kawasan Perumahan 1494,73 95 1.344,92 88 -149,81 Berkurang
1 Danau Kelurahan Rangkapanjaya Peruntukan Industri 1,54 0 0,91 0 -0,63 Berkurang
2 Resapan Air Kelurahan Grogol, Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Total Kawasan Budidaya 1.675,57 100,00 1.613,59 100,00 -61.98 Berkurang
Rangkapanjaya, Kelurahan Rangkapanjaya Baru KAWASAN LINDUNG
3 RTH Perkotaan Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Mampang, Danau 6.36 2 3,63 1 -2,73 Berkurang
Kelurahan Meruyung, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapanjaya, Resapan Air 49,72 19 88,82 28 39,11 Bertambah
Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kelurahan Sawangan Baru
Ruang Terbuka Hijau 25,92 10 27,50 9 1,58 Bertambah
4 Sempadan Danau Kelurahan Rangkapanjaya
Sempadan Danau 9,22 4 3,82 1 -5,41 Berkurang
5 Sempadan Sungai Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Mampang,
Kelurahan Meruyung, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapanjaya, Sempadan Sungai 65,88 25 64,97 20 -0,91 Berkurang
Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kelurahan Sawangan Baru, Sempadan SUTT/SUTET 85,59 33 85,59 27 0,00 Tetap
6 Sempadan SUTT/SUTET Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Mampang, Sempadan Tol - 0 30,24 9 30,24 Bertambah
Kelurahan Meruyung, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapanjaya, Sungai 16,90 7 16,99 5 0,10 Bertambah
Kelurahan Rangkapanjaya Baru Total Kawasan Lindung 259,58 100,00 321,56 100,00 61,98 Bertambah
7 Sempadan Tol Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Rangkapanjaya, Luas SPK Limo 1.935,15 1.935,15
Kelurahan Rangkapanjaya Baru
8 Sungai Kelurahan Grogol, Kelurahan Krukut, Kelurahan Limo, Kelurahan Mampang,
Kelurahan Meruyung, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Rangkapanjaya,
Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kelurahan Sawangan Baru
V-27
Kawasan Budidaya
Untuk mensiasati keterbatasan lahan bagi peruntukkan
kawasan hijau, dilakukan pemanfaatan ruang-ruang terbangun 5% 2%
dengan penanaman tanaman pada atap ataupun tembok
bangunan (green roof/green wall), menciptakan koridor hijau di
sepanjang jalan utama dan pusat aktivitas.
V-28 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Kawasan Wisata Religi yang memiliki fungsi ekologis Ilustrasi Konsep Penyediaan Sistem Drainase di Kawasan Permukiman
2 6
Ilustrasi Konsep Penyediaan Pembuangan Sampah yang Ramah Lingkungan Ilustrasi Konsep Penyediaan Green Infrastructure, seperti Green Street dan Urban Agriculture
3 7
Ilustrasi Konsep Penyediaan Pedestrian pada Koridor Jalan Kawasan Perdagangan dan Jasa Ilustrasi Konsep Pemanfaatan RTH sebagai Taman Kota yang Vibrant dan Inklusif
4 8
Ilustrasi Konsep Penyediaan Sarana Pengolahan Limbah dan Perpipaan Air Bersih Ilustrasi Konsep Penggunaan Sempadan Sebagai Ruang Publik
V-29 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Cilodong
SPK CILODONG NO
1
RENCANA POLA RUANG
KAWASAN BUDIDAYA
Fasilitas Pendidikan Kelurahan Kalimulya
LOKASI
V-31 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020 Sungai
1 5
Ilustrasi Konsep Pengembangan Kawasan Situ menjadi Fasilitas Rekreasi Ilustrasi Konsep Perumahan (Landed dan Vertical ousing) Dengan Prinsip Hijau
2 6
Ilustrasi Konsep Pengembangan Hutan Kota Yang Nyaman dan Inklusif Ilustrasi Konsep Penerapan IPAL Ramah Lingkungan di Kawasan Industri
3 7
Ilustrasi Konsep Pengembangan Taman Lingkungan Kota Yang Ramah Anak Ilustrasi Konsep Penataan Kawasan Komersil di jalan-jalan utama beserta penyediaan kantong parkir
4 8
Ilustrasi Konsep Penerapan Industri Ramah Lingkungan Dengan Energi Terbarukan Ilustrasi Konsep Penataan Sempadan Sungai dengan peningkatan kualitas RTH
V-32 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Cimanggis
WILAYAH SPK CIMANGGIS NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
Wilayah ini melayani 8 Kelurahan dengan luas ± 1.803 ha. KAWASAN BUDIDAYA
1 Fasilitas Kesehatan Kel. Pasirgunung Selatan, Kel. Tugu
2 Fasilitas Pendidikan Kel. Pasirgunung Selatan, Kel. Tugu
Wilayah SPK Cimanggis adalah kawasan yang Rencana Pengembangan Kawasan Hunian 3 Jalan Tol Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya
berbatasan langsung dengan Wilayah PPK Margonda 4 Kawasan Perdagangan dan Kel. Pasirgunung Selatan, Kel. Tugu, Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya,
Peruntukkan kawasan untuk hunian sebenarnya tidak Jasa Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Mekarsari
sebagai jantung aktivitas Kota Depok. Hingga tahun mengalami perubahan yang signifikan dengan hanya 5 Kawasan Pertahanan dan Kel. Pasirgunung Selatan, Kel. Tugu
2032, wilayah ini diprediksi akan menampung mengalami penambahan sebesar 19,82 ha. Dalam hal ini Keamanan
pertambahan penduduk sejumlah +283.778 jiwa, intensifikasi ruang atau kompaksasi untuk hunian
6 Kawasan Perumahan Kel. Pasirgunung Selatan, Kel. Tugu, Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya,
sehingga luas lahan hunian yang dibutuhkan sebesar + dikedepankan dengan tujuan mengurangi tekanan
Kel. Curug
690,55 Ha, termasuk dengan fasilitas pendukungnya. terhadap lingkungan. Pengembangan kawasan hunian di
7 Peruntukan Industri Kel. Tugu, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya, Kel. Cisalak Pasar, Kel. Mekarsari
Namun karena daya dukung dan daya tampung Wilayah SPK Cimanggis dapat dilakukan melalui beberapa
KAWASAN LINDUNG
upaya, antara lain:
wilayah yang sudah melebihi ambang batas (SLHD, 1 Danau Kel. Tugu, Kel. Cisalak
2018) sehingga pada RTRW 2020 ini kawasan budidaya • Penataan kawasan hunian yang terintegrasi dengan 2 Ruang Terbuka Hijau Kota Kel. Pasirgunung Selatan, Kel. Tugu, Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya,
diarahkan untuk dikontrol ekspansi wilayah ditekan fasilitas umum dan sosial yang ramah terhadap pejalan Kel. Curug,
dimana pada tahun 2020, luas wilayah kawasan kaki 3 Sempadan Danau Kel. Tugu, Kel. Cisalak
budidaya dikurangi sebesar +50,93 Ha demi menjaga • Pengembangan hunian vertikal di beberapa lokasi yang 4 Sempadan Pipa Gas Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya, Kel. Curug
merupakan pusat-pusat aktivitas 5 Sempadan Sungai Kel. Pasirgunung Selatan, Kel. Tugu, Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya
fungsi lingkungan kawasan yang tetap terjaga.
• Mengintegrasikan hunian dengan ruang terbuka hijau 6 Sempadan Tol Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya
Kawasan perdagangan jasa mengalami penurunan luas
atau taman guna menciptakan kawasan yang vibrant 7 Sungai Kel. Tugu, Kel. Baktijaya, Kel. Cisalak, Kel. Mekarjaya, Kel. Pondok Cina
sebesar +20,90 Ha, serta kawasan pertahanan
keamanan berkurang sebesar +59,47 Ha. Walaupun Intensifikasi kawasan hunian ditujukan guna menekan
peruntukan budidaya berkurang fungsi pelayanan ekspansi lahan selain dikarenakan ketersediaan lahan yang TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah SPK
tetap dapat meningkat dengan mengusung konsep semakin terbatas dan harga lahan yang semakin tidak Cimanggis
pengembangan kawasan yang compact. terkendali.
RTRW 2012 RTRW 2020
Perubahan
Pada tahun 2012, jumlah kawasan lindung yang Rencana Penataan Kawasan Perdagangan dan Jasa Rencana Pola Ruang Luas 2012 Luas 2020 Keterangan
% % Luasan
disediakan seluas +90,28 Ha namun mengalami (Ha) (Ha)
Peruntukkan lahan untuk kawasan perdagangan dan jasa KAWASAN BUDIDAYA
penambahan yang cukup signifikan menjadi +141,21 mengalami pengurangan luasan +81,11 hektar pada tahun
Ha, penambahan yang cukup signifikan adalah jumlah Fasilitas Kesehatan 0,00 0,00 1,51 0,17 1,51 Bertambah
2012 menjadi +60,22 hektar pada tahun 2020 artinya
ruang terbuka hijau dari +30,72 Ha bertambah menjadi mengalami penurunan sekitar +20,90 hektar. Penurunan Fasilitas Pendidikan 7,41 0,77 3,44 0,38 -3,97 Berkurang
jumlah luasan perdagangan dan jasa tidak untuk Jalan Tol 0,00 0,00 11,38 1,25 11,38 Bertambah
+71,52 Ha. Sempadan tol menjadi +7,70 Ha serta
menurunkan fungsi di Wilayah SPK Cimanggis namun Kawasan Perdagangan dan Jasa 81,11 8,45 60,17 6,63 -20,94 Berkurang
penambahan sempadan danau sekitar +7,81 Ha,
bertujuan untuk menekan ekspansi lahan terbangun agar Kawasan Perkantoran 0,02 0,00 0,00 - -0,02 Berkurang
seperti Situ Pedongkelan yang dapat dimanfaatkan
mengurangi tekanan terhadap lingkungan. Perwujudan Kawasan Pertahanan dan
sebagai wahana rekreasi skala lingkungan. 140,44 14,64 80,97 8,91 -59,47 Berkurang
rencana penataan kawasan perdagangan dan jasa di Keamanan
Penambahan kawasan lindung tersebut dilakukan wilayah SPK Cimanggis dapat dilakukan melalui beberapa Kawasan Pertanian 3,33 0,35 0,00 - -3,33 Berkurang
untuk menjaga kualitas lingkungan kawasan yang lebih cara, antara lain : Kawasan Perumahan 670,98 69,93 690,83 76,03 19,84 Bertambah
liveable bagi warganya. Peruntukan Industri 56,27 5,86 60,33 6,64 4,07 Bertambah
• Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa yang
Total Kawasan Budidaya 959,57 100,00 908,64 100,00 -50,93 Berkurang
Berdasarkan hasil komparasi rencana pola ruang antara compact yaitu pemusatan aktivitas perdagangan dan
KAWASAN LINDUNG
RTRW tahun 2012 dengan RTRW tahun 2020-2032 jasa guna mengurangi mobilitas kawasan yang
berdampak pada peningkatan kemacetan Danau 6,53 7,24 6,59 4,67 0,06 Bertambah
terdapat beberapa perubahan peruntukkan yang cukup Ruang Terbuka Hijau 30,72 34,03 71,52 50,65 40,80 Bertambah
• Pengintegrasian kawasan perdagangan dan jasa dengan
signifikan dalam 20 tahun mendatang, dimana alokasi Sempadan Danau 8,49 9,40 11,03 7,81 2,54 Bertambah
hunian
ruang untuk kawasan budidaya berkurang namun • Penataan kawasan perdagangan dan jasa yang ramah Sempadan Pipa Gas 5,20 5,76 4,97 3,52 -0,23 Berkurang
kawasan lindung bertambah sekitar +50,93 Ha (Lihat pejalan kaki dengan pengoptimalan trotoar di koridor Sempadan Sungai 29,37 32,54 29,43 20,84 0,05 Bertambah
tabel di samping bawah). jalan. Sempadan Tol 0,00 0,00 7,70 5,45 7,70 Bertambah
Sungai 9,96 11,04 9,96 7,06 0,00 Tetap
Total Kawasan Lindung 90,28 100,00 141,21 100,00 50,93 Bertambah
Luas SPK Cimanggis
1.049,85 1.049,85
V-33 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Dengan adanya keterbatasan daya dukung dan daya tampung
lahan, maka kawasan lindung di Wilayah SPK Cimanggis
diarahkan untuk ditambahkan dari +90,28 hektar pada tahun
2012 menjadi +141,21 hektar pada tahun 2020 dengan tujuan Kawasan Budidaya
untuk menjaga fungsi lingkungan tetap terjaga.
V-34 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pembangunan Rumah Deret & Tunggal dengan Ketentuan KDB yang sesuai Ilustrasi Konsep Penataan Kawasan Pertokoan untuk ramah pejalan kaki di Suryakencana, Bogor
2 6
Ilustrasi Konsep Pengembangan Urban Garden di Kawasan Permukiman Ilustrasi Konsep Penyediaan Ruang Biopori di Area Resapan Air
3 7
Ilustrasi Konsep Pengembangan Trotoar di depan Pertokoan dan Jalur Pesepada Ilustrasi Konsep Pemanfaatan RTH sebagai Taman Kota
4 8
Ilustrasi Konsep Pengembangan Danau sebagai wisata dan memiliki fungsi ekologis Ilustrasi Konsep Normalisasi dan Naturalisasi sebagai Upaya Pengendalian Sungai
V-35 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
WILAYAH SPK SUKMAJAYA
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Sukmajaya
Melayani 6 kelurahan dengan luas wilayah + 1033 Ha
NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
Wilayah SPK Sukmajaya adalah salah satu wilayah yang Rencana Pengembangan Fasilitas Pendidikan KAWASAN BUDIDAYA
berada dekat dengan pusat kegiatan koridor 1 Perdagangan dan Jasa Kelurahan Abadijaya, Baktijaya, Cisalak, Depok, Mekarjaya, dan Sukamaju
Margonda, dimana saat ini kondisinya secara umum Peruntukkan kawasan ini direncanakan mengalami
2 Fasilitas Olahraga dan Kelurahan Abadijaya
penambahan ruang sekitar 44 hektar atau 100% dari
sudah cukup padat. Dari hasil proyeksi, jumlah Rekreasi
rencana tahun sebelumnya. Rencana pendidikan ini sendiri
penduduk di wilayah SPK ini mencapai 493.532 jiwa 3 Industri Kelurahan Abadijaya dan Sukamaju
adalah bagian dari proyek strategis nasional, namun
atau dengan kata lain bertambah 185.385 jiwa pada begitu harus tetap memperhatikan daya dukung kawasan 4 Pertahanan dan Keamanan Kelurahan Sukamaju
tahun 2032. Hal tersebut dimungkinkan dengan dan infrastruktur pendukung lainnya. Sebab kawasan ini 5 Perkantoran Kelurahan Mekarjaya
rencana pusat kawasan pendidikan UIII, pusat dahulunya berupa RTH. Meskipun rencana internal 6 Perumahan Kelurahan Abadijaya, Baktijaya, Cisalak, Depok, Mekarjaya, dan Sukamaju
perdagangan jasa skala kota di Pesona Square Mall, kawasan sudah disusun oleh pemerintah pusat, namun KAWASAN LINDUNG
hingga kawasan permukiman vertikal di sekitar Jalan untuk eksternal kawasan, rencana tesebut dapat dilakukan 1 Danau Kelurahan Cisalak
Juanda. Cukup masifnya rencana pembangunan dengan beberapa upaya, antara lain: 2 Resapan Air Kelurahan Baktijaya
tersebut yang sudah berlangsung akan memberikan 3 RTH Perkotaan Kelurahan Abadijaya, Cisalak, Depok, dan Mekarjaya
• Penataan kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor (dan 4 Sempadan Danau Kelurahan Baktijaya dan Cisalak
implikasi lain yaitu ruang-ruang untuk fasilitas Kali Baru) yang merupakan pintu masuk kawasan 5 Sempadan Sungai Kelurahan Abadijaya, Baktijaya, Cisalak, Depok, Mekarjaya, dan Sukamaju
pendukung hingga ruang untuk kawasan hijaunya agar kampus 6 Sungai Kelurahan Abadijaya, Baktijaya, Cisalak, Depok, Mekarjaya, dan Sukamaju
fungsi daya dukung dan tampung lingkungan di • Penyediaan ruang untuk pejalan kaki maupun
wilayah ini tetap terjaga. penyebrangan lalu lintas di koridor Jalan Raya Bogor
dan Jalan Juanda
Berdasarkan rencana pola ruang 2032, secara umum • Pengintegrasian sarana dan prasarana transportasi dari
perubahan terbesar adalah pada ruang untuk fasilitas dan menuju kawasan pendidikan ini (exit tol cijago dan TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah SPK
pendidikan dengan peningkatan sekitar 44 ha yaitu di rencana monorail yang melintasi wilayah SPK ini) Sukmajaya
kawasan rencana Kampus UIII. Kawasan tersebut pada • Pengintegrasian drainase kawasan pendidikan dengan
pola ruang 2012 adalah ruang terbuka hijau, sehingga drainase sekitar kawasan maupun dengan situ yang 2012 2020-2032
Perubahan
pendekatan pembangunan yang dilakukan adalah berada di dalam kawasan untuk memperkuat fungsi RENCANA POLA RUANG Luas
% Luas (Ha) % Luasan (ha)
dengan teknologi hijau dan rendah karbon. Hal sebagai pengendali banjir (Ha)
tersebut untuk tetap mempertahankan fungsi kawasan KAWASAN BUDIDAYA
Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan Jasa
tersebut sebagai resapan air, pengendali air (karena Fasilitas Kesehatan 0,94 0,11% 0,94 0,11% 0,00
terdapat dua situ), dan pengendali iklim mikro serta Rencana alokasi ruang untuk kawasan ini umumnya Fasilitas Olahraga dan Rekreasi - - 2,14 0,25% 2,14
serapan karbon (dari tajuk/kanopi pohon). adalah pada jalan-jalan kolektor dimana tren perubahan Fasilitas Pendidikan - - 43,99 5,05% 43,99
alih fungsi menjadi perdangan jasa sudah terjadi. Kawasan Perdagangan dan Jasa 80,34 9,46% 95,84 11,00% 15,50
Perubahan lainnya adalah pada ruang untuk Ditambah dengan dibangunnya pusat niaga skala kota Kawasan Perkantoran - - 2,54 0,29% 2,54
perdagangan jasa dimana saat ini hampir di seluruh (Pesona Square) yang berimbas pada mobilitas penduduk Kawasan Pertahanan dan Keamanan - - 0,38 0,04% 0,38
jalan kolektor sudah menjamur bangunan di wilayah ini. Kemudian juga terdapat dua exit tol pada Perumahan 735,59 86,58% 692,25 79,44% -43,34
perdagangan jasa. Sedangkan perumahan justru secara wilayah SPK ini sehingga perlu disediakan ruang untuk
Peruntukan Industri 32,71 3,85% 33,29 3,82% 0,58
luasan lebih menurun dari rencana tahun 2012, karena menampung efek dari pusat kegiatan tersebut.
Total 849,58 100,00% 871,37 100,00% 21,79
seperti dijelaskan sebelumnya yaitu di sepanjang jalan Perwujudan rencana untuk kawasan ini dapat dilakukan
dengan upaya antara lain:
kolektor sudah beralih fungsi menjadi kawasan niaga. KAWASAN LINDUNG
Pendekatan yang dilakukan untuk dapat menampung • Konsolidasi lahan di koridor Jalan Juanda dengan Danau 4,87 2,64% 11,23 6,91% 6,36
peningkatan penduduk adalah dengan perumahan memperhatikan sempadan pipa gas alam dan situ Resapan Air 3,88 2,11% 3,88 2,39% 0
vertikal. Tentunya dengan memperhatikan daya • Penataan kawasan perdangan jasa di jalan kolektor agar Ruang Terbuka Hijau Kota 139,25 75,54% 104,63 64,36% -34,62
dukung air dan kestabilan tanah pada kawasan tidak menjadi bottle neck kemacetan antara lain di Jalan
Sempadan Danau 4,94 2,68% 11,40 7,02% 6,47
tersebut. Selain itu untuk meningkatkan fungsi Juanda, Keadilan, Proklamasi, Sentosa Raya, dan Tole
Iskandar Sempadan Sungai 21,29 11,55% 21,29 13,10% 0
kawasan perumahan yang telah ada adalah dengan Sungai 10,13 5,49% 10,13 6,23% 0
• Penataan kawasan pusat niaga dan perumahan di
pendekatan teknologi hijau, dari yang paling
sekitar Pesona Square dan permukiman vertikal Total 184,35 100,00% 62,56 100,00% -21,79
sederhana seperti biopori hingga konstruksi
(apartemen) yang ada di sekitarnya
penampung air bawah tanah.
V-36 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Rencana Pemantapan Kawasan Perumahan
Pada 2032 rencana kawasan perumahan dialokasikan sebesar
692 ha, atau menurun seluas 43 ha dari rencana tahun 2012.
Hal tersebut dikarenakan adanya tren perubahan fungsi
kawasan menjadi kawasan perdagangan jasa. (yang terjadi di
sepanjang koridor jalan-jalan utama). Wilayah SPK Sukmajaya,
sebagain besar adalah kawasan perumahan nasional
(Perumnas) yang sudah dibangun sejak tahun 1977, sehingga
kualitas bangunan maupun lingkungan kawasan sudah banyak
yang menurun (karena kepadatan penduduknya yang terus
meningkat). Maka, upaya yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan rencana pemantapan ini antara lain:
• Arahan pengembangan kawasan hunian kepadatan sedang
hingga tinggi
• Pengembangan teknologi hijau dengan infrastruktur
lingkungan kawasan maupun infrastruktur tapak hunian,
khususnya pada wilayah yang berisiko tinggi terhadap banjir
dan kekeringan air
• Peremajaan kawasan hunian yang merupakan perumahan
teratur dan penataan kawasan hunian tidak teratur (di
sekitar Jalan Proklamasi)
• Pengembangan kawasan hunian vertikal yang terintegrasi
dengan pusat kegiatan ekonomi maupun mobilitas dan
transportasi
V-37 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pengembangan Kampus Hijau Ilustrasi Konsep Moda Transportasi terintegrasi di pusat kegiatan
2 6
Ilustrasi Konsep Pengembangan Trotoar dengan Prinsip Hijau Ilustrasi Konsep Pemanfaatan situ di area kampus sebagai pengendali air dan ruang untuk kegiatan lainnya
3 7
Ilustrasi Konsep Pengembangan Taman Lingkungan Kota Yang Ramah Anak Ilustrasi Konsep Penataan Kawasan Komersil di jalan-jalan utama beserta penyediaan kantong parkir
4 8
Ilustrasi Konsep Penerapan teknologi hijau dan rendah karbon pada bangunan Ilustrasi Konsep Penataan Sempadan Sungai dengan peningkatan kualitas RTH
V-38 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
WILAYAH SPK CISALAK TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Cisalak
Wilayah ini melayani x Kelurahan dengan luas ± 1.726 ha.
NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
KAWASAN BUDIDAYA
Wilayah SPK Cisalak menjadi alternatif mobilitas Rencana Pengembangan Kawasan Hunian
1 Fasilitas Olahraga dan Kelurahan Harjamukti
internal dan eksternal Kota Depok dikarenakan Rekreasi
Peruntukan kawasan untuk hunian mengalami perubahan
keberadaan Jalan tol JORR II yang menjadi alternatif sekitar 98,63 hektar. Hal ini dilakukan untuk mendukung 2 Jalan Tol Kelurahan Curug, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani
akses dari Kota Depok menuju Jakarta atau Tangerang Kota Depok sebagai daerah yang berada di middle stream 3 Kawasan Perdagangan dan Kel. Cisalak, Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Mekarsari,
serta nantinya akan menghubungkan Kota Depok Ciliwung. Pengembangan perumahan kepadatan sedang Jasa Kel. Tugu
dengan Cibitung. Hingga tahun 2032, wilayah ini dapat dilakukan melalui beberapa upaya, antara lain: 4 Kawasan Pertahanan dan Kel. Mekarsari
diprediksi akan menampung pertambahan penduduk Keamanan
• Penataan kawasan yang tergolong padat atau kumuh 5 Kawasan Pertanian Kel. Harjamukti
sejumlah +196.737 jiwa, sehingga luas lahan hunian dengan konsep rumah dan lingkungan yang layak huni 6 Kawasan Perumahan Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Mekarsari
yang dibutuhkan sebesar +610,09 Ha, termasuk • Penataan bangunan, penyediaan ruang publik, serta 7 Peruntukan Industri Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Mekarsari
dengan fasilitas pendukungnya. Konsentrasi kawasan peningkatan kualitas sirkulasi kawasan. KAWASAN LINDUNG
perumahan secara umum tersebar di semua wilayah • Menerapkan hunian vertikal di beberapa lokasi pusat 1 Danau Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Mekarsari
keluarah di Wilayah SPK Cisalak namun konsentrasinya kegiatan guna pemusatan aktivitas yang terhubungkan 2 Ruang Terbuka Hijau Kota Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Mekarsari
ada di Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan Curug, dengan layanan umum dan sosial perkotaan 3 Sempadan Danau Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Mekarsari
Kelurahan Harjamukti dan Kelurahan Mekarsari. Namun 4 Sempadan Pipa Gas Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Sukatani
secara keseluruhan luas kawasan budidaya mengalami 5 Sempadan Sungai Kel. Cisalak, Kel. Cisalak Pasar, Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Mekarsari,
Rencana Pengembangan Fasilitas Rekreasi Perkotaan Kel. Sukatani
pengurangan yang cukup besar yaitu sekitar +58,89
Peruntukkan lahan untuk fasilitas rekreasi perkotaan 6 Sempadan Tol Kel. Cisalak, Kel. Curug, Kel. Harjamukti, Kel. Sukatani
Ha, dimana perubahan yang besar ada di kawasan
mengalami perubahan luasan yang signifikan. Namun 7 Sungai Kel. Cisalak Pasar,Kel. Harjamukti, Kel. Mekarsari
pariwisata sekitar +22,38 Ha, kawasan perumahan
setelah dicermati, hal ini terjadi karena perbedaan
sekitar +98,63 Ha. Namun ruang untuk Jalan tol
penamaan kawasan antara RTRW 2012 dan RTRW 2020.
mengalami penambahan luasan sekitar +17,99 Ha.
Selain itu terdapat juga penambahan luasan fasilitas
Sebab fasilitas rekreasi perkotaan yang ada adalah Taman TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah SPK Cisalak
Rekreasi Wiladatika yang sudah eksisting. Namun perlu
fasilitas olahraga dan rekreasi seluas +46,66 Ha. ada penataan dan pengembangan rekreasi perkotaan
RTRW 2012 RTRW 2020 Perubahan Keterangan
melalui: Rencana Pola Ruang
Pada tahun 2012, jumlah kawasan lindung yang Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luasan
disediakan seluas +68,26 Ha namun mengalami • Pengembangan tematik wahana di Taman Wiladatika KAWASAN BUDIDAYA
penambahan yang cukup signifikan menjadi +127,15 sehingga mampu menarik wisatawan sehingga mampu Fasilitas Olahraga dan Rekreasi 0,00 0,00 46,66 6,14 46,66 Bertambah
Ha, penambahan yang cukup signifikan adalah jumlah menarik warga kota untuk liburan Jalan Tol 0,00 0,00 17,99 2,37 17,99 Bertambah
• Mengintegrasikan venue wisata di Taman Wiladatika Kawasan Pariwisata 22,38 2,73 0,00 0,00 -22,38 Berkurang
ruang terbuka hijau dari +26,94 Ha bertambah menjadi
dengan event tertentu sehingga mampu menambah Kawasan Perdagangan dan Jasa 47,64 5,82 43,47 5,72 -4,17 Berkurang
+69,45 Ha. Selain itu terdapat penambahan sempadan value dari Taman Wiladatika Kawasan Pertahanan dan Keamanan 0,00 0,00 2,12 0,28 2,12 Bertambah
jalan Tol sekitar +19,17 Ha akibat dari pembangunan
Kawasan Perumahan 708,73 86,61 610,11 80,34 -98,63 Berkurang
jalan Tol JORR II. Penambahan ruang terbuka hijau
Peruntukan Industri 39,56 4,83 39,06 5,14 -0,49 Berkurang
tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas lingkungan Rencana Pengembangan Infrastruktur Kota
Total Kawasan Budidaya 818,30 100,00 759,42 100,00 -58,89 Berkurang
kawasan yang lebih liveable bagi warganya. KAWASAN LINDUNG
Peruntukkan lahan untuk infrastruktur mobilitas kota
mengalami penambahan luas yang cukup signifikan yaitu Danau 9,15 13,40 9,15 7,20 0,00 Tetap
Berdasarkan hasil komparasi rencana pola ruang antara
bertambahn sekitar +17,99 hektar. Infrastruktur kota yang Resapan Air 2,93 4,29 0,00 0,00 -2,93 Berkurang
RTRW tahun 2012 dengan RTRW tahun 2020-2032
dimaksud adalah penambahan ruas jalan tol JORR 2 yaitu Ruang Terbuka Hijau 26,94 39,46 69,45 54,63 42,52 Bertambah
terdapat beberapa perubahan peruntukkan yang cukup disepanjang Jalan Juanda, dimana pada tahun 2012, Sempadan Danau 12,54 18,37 12,54 9,86 0,00 Tetap
signifikan dalam 20 tahun mendatang, dimana alokasi jaringan jalan tol tersebut berlum tersedia. Untuk Sempadan Pipa Gas 5,50 8,06 5,60 4,41 0,10 Bertambah
ruang untuk kawasan budidaya berkurang namun meningkatkan aksesibilitas menuju pintu tol, hal yang Sempadan Sungai 10,13 14,84 10,13 7,98 0,00 Tetap
kawasan lindung bertambah sekitar +58,89 Ha (Lihat perlu diperhatikan adalah mengintegrasikan dengan Sempadan Tol 0,00 0,00 19,17 15,08 19,17 Bertambah
tabel di samping bawah). jaringan jalan inlet dan outlet tol seperti:
Sungai 1,07 1,57 1,07 0,84 0,00 Tetap
Total Kawasan Lindung 68,26 100,00 127,15 100,00 58,89 Bertambah
Luas SPK Cisalak 886,56 886,56
V-39 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
• Pengembangan modifikasi lalu lintas khususnya di Jalan
Juanda menuju pintu tol yang sering mengalami kemacetan
• Melakukan penertiban terhadap oknum yang membuka Kawasan Budidaya
jalan u-turn di beberapa lokasi yang berdampak pada
kemacetan
3% Jalan
Rencana Pengembangan Ruang Terbuka HIjau 5%
Kawasan Permukiman
Rencana peruntukkan untuk kawasan ruang terbuka hijau
bertambah sebanyak +42,52 hektar dari luasan di tahun
Kawasan Pertahanan
perencanaan sebelumnya. Penambahan luasan ruang terbuka
hijau ditujukan untuk menjaga kualitas lingkungan dan Keamanan
permukiman yang lebih layak. Untuk mempertahankan Kawasan Pertanian
eksistensi ruang terbuka hijau hingga 20 tahun mendatang,
92%
langkah yang dilakukan diantaranya: Kawasan Peruntukan
Industri
• Penyediaan jaringan irigasi baru maupun perbaikan jaringan
irigasi yang rusak dikawasan RTH
• Menambahkan infrastruktur hijau di ruang terbuka hijau
seperti biopori, bioretention atau constructed wetland di
lokasi yang direkomendasikan.
V-40 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pembangunan Rumah High Rise dan Landed dengan Ketentuan KDB yang sesuai Ilustrasi Konsep Pemanfaatan Area Sempadan Sungai di Seoul, Korea Selatan tanpa Merubah Fungsi Ekologis
2 6
Ilustrasi Konsep Pengembangan Sentra Tanaman Hias Ilustrasi Konsep Penyediaan Ruang Biopori atau Retention Pond di Area Perumahan
3 7
Ilustrasi Konsep Hutan Kotan dan Penyediaan Trotoar di Kawasan Industri Pulogadung Ilustrasi Konsep Pemanfaatan RTH sebagai Taman Kota yang Vibrant dan Inklusif
4 8
Ilustrasi Konsep Pengembangan Tangki IPAL dan Area Pemotongan Hewan Ternak Ilustrasi Konsep Normalisasi dan Naturalisasi sebagai Upaya Pengendalian Sungai
V-41 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
WILAYAH SPK HARJAMUKTI
Wilayah ini melayani x Kelurahan dengan luas ± 699 Ha
TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Harjamukti
Pembangunan LRT Jabodebek yang melewati Wilayah Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa
SPK Harjamukti tepatnya di Stasiun Cibubur serta NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
Peruntukkan kawasan ini akan mengalami penambahan
pembangunan Kawasan Niaga Transmart Cibubur yang ruang yang tidak begitu besar hanya 0,74 hektar atau dari KAWASAN BUDIDAYA
memiliki jangkauan pelayanan hingga skala kota rencana tahun 2012. Penambahan yang tidak signifikan 1 Fasilitas Olahraga dan Kelurahan Harjamukti
membawa dampak perubahan konstelasi ruang tersebut karena konsep perdagangan dan jasa yang Rekreasi
kawasan. Sebagai kawasan pusat kawasan niaga di dibangun mengusung konsep integrated dalam satu 2 Jalan Tol Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani
timur laut Kota Depok, terdapat penambahan kawasan kawasan seperti Super Blok Transmart Cibubur. Namun 3 Kawasan Perdagangan dan Kelurahan Harjamukti
perdagangan dan jasa sekitar +0,74 Ha dari tahun terdapat penambahan infrastruktur perkotaan untuk Jasa
mendukung aktivitas niaga di Wilayah SPK Harjamukti ini 4 Kawasan Perumahan Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani
2012, penambahan luasan tidak begitu besar karena
yaitu penambahan ruas tol sebesar 7,23 hektar. KAWASAN LINDUNG
konsep pengembangan kawasan yang mengusung Infrastruktur perkotaan berupa jalan tol ini sangat penting
tema compact city, dimana layanan perdagangan dan 1 Danau Kelurahan Harjamukti
dalam meningkatkan aksesibilitas eksternal kawasan 2 Resapan Air Kelurahan Sukatani
jasa tidak membutuhkan luas lahan yang begitu besar sebab Wilayah SPK Harjamukti berada di kawasan 3 RTH Perkotaan Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani
namun layanan yang diberikan optimal dalam satu perbatasan antara Kota Depok dengan Kota Jakarta, Kota 4 Sempadan Danau Kelurahan Harjamukti,
kawasan yang integrated. Tema kompaksasi ini selain Bekasi, dan Kabupaten Bogor. Perwujudan rencana 5 Sempadan Pipa Gas Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani
mengurangi penggunaan bahan bakar kendaraan juga tersebut dapat dilakukan melalui beberapa upaya, antara
6 Sempadan Sungai Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani
lain:
dikarenakan ketersediaan lahan yang semakin terbatas. 7 Sempadan Tol Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani
• Konsolidasi lahan radius 500 - 700 meter, di sekitar 8 Sungai Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Tapos
Hingga tahun 2032, wilayah SPK Harjamukti ini
pusat SPK yaitu Transmart Cibubur. Diikuti dengan
diprediksi akan menampung pertambahan penduduk penataan bangunan, penyediaan ruang publik, serta
+176.611 jiwa, sehingga untuk mengantisipasi peningkatan kualitas sirkulasi kawasan dan peningkatan
TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah SPK
kebutuhan ruang maka disediakan luas untuk hunian konektivitas internal dan eksternal kawasan Harjamukti
sekitar +251,14 Ha termasuk dengan fasilitas • Penataan kawasan komersial yang terintegrasi dengan
pendukungnya. Namun di sisi lain untuk menekan pengembangan kawasan perkantoran, dan hunian RTRW 2012 RTRW 2020
vertikal yang terintegrasi dengan moda transportasi Perubahan
tekanan terhadap daya dukung dan daya tampung Rencana Pola Ruang Luas Luas Keterangan
% % Luasan
(Ha) 2020 (Ha)
lingkungan terdapat pengalihan sejumlah luasan
Rencana Penataan RTH KAWASAN BUDIDAYA
kawasan budidaya menjadi kawasan lindung.
Fasilitas Olahraga dan Rekreasi 0,00 0,00 7,23 2,51 7,23 Bertambah
Peruntukkan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pada tahun 2012, jumlah kawasan lindung yang perkotaaan juga bertambah cukup signifikan, yaitu seluas Jalan Tol 0,00 0,00 9,29 3,22 9,29 Bertambah
disediakan seluas +49,79 Ha namun mengalami +40,47 hektar dibandingkan dari tahun sebelumnya Kawasan Pariwisata Buatan 10,43 3,15 0,00 0,00 -10,43 Berkurang
penambahan yang cukup signifikan menjadi +91,74 hingga tahun 2032. Sebagian besar alokasi ruang untuk Kawasan Perdagangan dan Jasa 20,14 6,09 20,89 7,24 0,74 Bertambah
Ha, penambahan yang cukup signifikan adalah jumlah kawasan RTH berasal dari penggunaan alih fungsi lahan Kawasan Perumahan 299,94 90,75 251,15 87,03 -48,79 Berkurang
permukiman yang tumbuh di koridor jalan utama di Total Kawasan Budidaya 330,51 100,00 288,56 100,00 -41,95 Berkurang
ruang terbuka hijau dari +23,89 Ha bertambah menjadi
koridor Jalan Transyogi. Perwujudan rencana RTH di KAWASAN LINDUNG
+64,36 Ha. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas
wilayah SPK Harjamukti dapat dilakukan melalui beberapa Danau 7,38 14,83 7,38 8,05 0,00 Tetap
kawasan yang lebih liveable bagi warganya. Konsentrasi cara, antara lain : Resapan Air 7,10 14,25 0,68 0,74 -6,42 Berkurang
kawasan hunian akan didistribusikan merata ke seluruh Ruang Terbuka Hijau 23,89 47,99 64,36 70,16 40,47 Bertambah
wilayah SPK Harjamukti dengan kepadatan sedang • Pengembangan taman kota baru yang terintegrasi
Sempadan Danau 7,13 14,31 7,13 7,77 0,00 Tetap
hingga rendah. Sebaran alokasi ruang masing-masing dengan pembangunan LRT Cibubur serta Kawasan
Transmart sebagai ruang interaksi publik bersama. Sempadan Pipa Gas 1,62 3,25 1,62 1,77 0,00 Tetap
peruntukkan dapat dilihat pada tabel di samping. Sempadan Sungai 2,43 4,87 2,43 2,64 0,00 Tetap
• Pengembalian fungsi RTH (redevelopment) pada wilayah
Berdasarkan hasil komparasi rencana pola ruang antara sempadan situ, sempadan tol dan sempadan sungai Sempadan Tol 0,00 0,00 7,89 8,60 7,89 Bertambah
RTRW tahun 2012 dengan RTRW tahun 2020-2032 • Regenerasi RTH Publik di kawasan sekitar Situ Cibubur Sungai 0,25 0,50 0,25 0,27 0,00 Tetap
terdapat beberapa perubahan peruntukkan yang cukup sebagai upaya optimalisasi fungsi ekologis RTH Total Kawasan Lindung 49,79 100,00 91,74 100,00 41,95 Bertambah
signifikan dalam 20 tahun mendatang (Lihat tabel di eksisting sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan Luas SPK Harjamukti 380,30 380,30
samping bawah). • Penerapan green infrastructure di kawasan permukiman
baik berupa bioretention maupun constructed wetland di
lokasi yang ideal
V-42 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Dengan adanya keterbatasan lahan, pengembangan kawasan
hijau juga dapat disiasati dengan memanfaatkan ruang-ruang
terbangun melalui penanaman tanaman pada atap ataupun
tembok bangunan (green roof/green wall), penciptaan koridor
ruang hijau disepanjang jalan-jalan utama dan pusat aktivitas.
V-44 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1 5
Ilustrasi Konsep Pengembangan Sentra Niaga Integratif Ilustrasi Konsep Integrasi Antara Moda Transportasi, di Kuala Lumppur
2 6
Ilustrasi Konsep Pengembangan Wisata Edukasi di Perkotaan Ilustrasi Konsep Penyediaan Green Infrastructure melalui Bioretensi di Kawasan Permukiman
3 7
Ilustrasi Konsep Hutan Kotan dan Penyediaan Trotoar di Kawasan Industri Pulogadung Ilustrasi Konsep Pemanfaatan RTH sebagai Taman Kota yang Vibrant dan Inklusif
4 8
Ilustrasi Konsep Pembangunan Rumah Deret & Tunggal dengan Ketentuan KDB yang sesuai Ilustrasi Konsep Normalisasi Situ sebagai Tempat Wisata Edukasi
V-44 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
WILAYAH SPK SUKATANI
Wilayah ini melayani 6 kelurahan dengan luas ±1.055 ha TABEL Alokasi Rencana Pola Ruang di Wilayah SPK Sukatani
NO RENCANA POLA RUANG LOKASI
Adanya pengembangan Pasar Sukatani sebagai pusat Rencana Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa
KAWASAN BUDIDAYA
kegiatan perdagangan dan jasa yang melayani skala
Kawasan perdagangan dan jasa akan mendapat 1 Perdagangan dan Jasa Kelurahan Cisalak, Kelurahan Curug, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukamaju
kawasan, maka pemerintah Kota Depok perlu penambahan ruang sekitar 25,69 hektar dari tahun Baru, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Tapos
menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung perencanaan sebelumnya. Sebagian besar peruntukkan 2 Perkantoran Kelurahan Sukamaju Baru
aktivitas di Wilayah SPK Sukatani. Hingga tahun 2032, lahan untuk pengembangan kawasan ini dialokasikan di 3 Industri Kelurahan Cisalak, Kelurahan Curug, Kelurahan Sukamaju Baru
wilayah ini diprediksi akan menampung pertambahan sepanjang jalan-jalan utama wilayah Sukatani. Perwujudan
penduduk sejumlah +143.362 jiwa, sehingga luas lahan rencana pengembangan ini dapat dilakukan melalui 4 Pertanian Kelurahan Sukamaju Baru dan Kelurahan Tapos
hunian yang dibutuhkan sebesar +286,7 termasuk beberapa upaya, antara lain: 5 Perumahan Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Curug, Kelurahan Jatijajar,
Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Tapos
dengan fasilitas pendukungnya. • Pembebasan lahan di sepanjang koridor Jalan Raya
Bogor, Jalan Gas Alam, dan Jalan Pekapuran KAWASAN LINDUNG
Berdasarkan hasil analisis daya dukung dan daya • Penataan kawasan perdagangan dan jasa yang tumbuh
tampung Kecamatan Tapos (Secara administrasi, 1 Danau Kelurahan Curug
pada koridor jalan-jalan utama 2 Resapan Air Kelurahan Sukamaju Baru
Wilayah SPK Sukatani termasuk dalam Kecamatan • Regenerasi kawasan Pasar Sukatani yang terintegrasi 3 RTH Perkotaan Kelurahan Curug, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Tapos
Tapos), wilayah SPK Sukatani masih memiliki peran dengan fasilitas pendukung seperti gedung parkir, 4 Sempadan Danau Kelurahan Curug
sebagai kawasan resapan dan tangkapan air, sama taman kota dan titik transit 5 Sempadan Sungai Kelurahan Cilangkap, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Curug, Kelurahan Jatijajar,
halnya dengan karakteristik yang dimiliki wilayah PPK Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Tapos
Tapos. Dengan demikian, pengendalian dan 6 Sempadan Pipa Gas Kelurahan Curug, Kelurahan Harjamukti, dan Kelurahan Sukatani
Rencana Pengelolaan Kawasan Industri dan Logistik 7 Sungai Kelurahan Cisalak, Kelurahan Harjamukti, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan
pengembalian fungsi retensi atau penyimpanan air di
Pergudangan Sukatani
setiap segmen bentang alam harus jadi strategi
prioritas di masa depan. Termasuk pengembangan Peruntukkan kawasan Industri, logistik, dan pergudangan
kawasan terbangun di daerah resapan, harus diimbangi juga bertambah sekitar 10,74 hektar dibanding luasan di
tahun perencanaan sebelumnya. Penambahan ini untuk
dengan upaya rekayasa meresapkan air ke dalam
mengakomodir pengembangan industri yang salah satu
TABEL Perbandingan Perubahan Luasan Rencana Pola Ruang Wilayah SPK Sukatani
tanah. REVISI RTRW
arahannya difokuskan pada wilayah timur Kota Depok.
RTRW 2012
Berpusat di Jalan Bogor Raya, bidang kegiatan industri 2020-2032 Perubahan
Agar tercipta efisiensi pemanfaatan ruang serta RENCANA POLA RUANG
yang dikembangkan terdiri dari industri tekstil, obat- Luasan
meningkatkan interaksi antar kawasan, peruntukkan Luas (Ha) % Luas (Ha) %
obatan, elektronik, makanan dan minuman. Dalam 20
ruang bagi pengembangan sentra bisnis di Kawasan tahun kedepan, pembangunan kawasan industri harus Kawasan Budidaya
Pasar Sukatani, kawasan perdagangan dan jasa, serta berorientasi pada pengembangan industri hijau guna
Kawasan Perdagangan dan Jasa 43,84 4,48% 69,53 6,99% 25,69
kawasan industri pergudangan dan logistik akan mendukung peran Depok dalam memprioritaskan
Kawasan Perkantoran 0 0 0,97 0,10% 0,97
diarahkan di sepanjang koridor Jalan Raya Bogor dan keberlanjutan lingkungan. Detail pengembangan industri
Kawasan Pertanian 0,82 0,08% 0,00 0,00% -0,82
Jalan Gas Alam. Begitu juga dengan rencana berbasis green development dapat mengacu sesuai standar
yang ditertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Kawasan Perumahan 871,44 88,98% 850,56 85,48% -20,88
peruntukkan kawasan konservasi di Situ Rawakalong. Peruntukkan Industri 63,27 6,46% 74,01 7,44% 10,74
Nomor 51/M-IND/PER/6/2015 tentang Pedoman
Sementara itu, kawasan hunian akan di distribusikan
Penyusunan Standar Industri Hijau (SIH). Hal ini juga
merata ke seluruh wilayah SPK Sukatani dengan termasuk arahan penerapan infrastruktur hijau dalam Kawasan Lindung
kepadatan sedang hingga rendah. Sebaran lokasi pengembangan kawasan industri guna mendukung peran Danau 14,1 18,53% 8,40 13,91% -5,7
ruang pada masing-masing peruntukkan dapat dilihat wilayah SPK Sukatani sebagai kawasan resapan air. Resapan Air 18,21 23,94% 10,39 17,21% -7,82
pada tabel di samping. Ruang Terbuka Hijau Kota 14,25 18,73% 11,89 19,69% -2,36
Sempadan Danau 7,93 10,42% 7,94 13,14% 0,01
Berdasarkan hasil komparasi rencana pola ruang antara Sempadan Sungai 17,75 23,33% 17,82 29,52% 0,07
RTRW tahun 2012 dengan Revisi RTRW tahun 2020- Sempadan Pipa Gas 0,46 0,60% 0,46 0,76% 0
2032 terdapat beberapa perubahan luasan yang cukup Sungai 3,38 4,44% 3,48 5,76% 0,10
signifikan dalam 20 tahun mendatang (Lihat tabel di
samping bawah).
Total 1055,45 1055,45
V-45 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Rencana Pengelolaan Kawasan Resapan Air
Peruntukan
Industri
91%
V-46 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
1
Ilustrasi Konsep Pemanfaatan Area Sempadan Sungai di Seoul, Korea Selatan tanpa Merubah Fungsi Ekologis
Ilustrasi Konsep Pembangunan Rumah Deret & Tunggal dengan Menerapkan Ketentuan KDB yang sesuai
Ilustrasi Konsep Penerapan Lubang Biopori sebagai Alternatif Infrastruktur Hijauguna Memaksimalkan
Fungsi Penyerapan Air
Ilustrasi Konsep Penyelenggaraan Festival Agribisnis & Pasar Tani Berpotensi Mendorong Peningkatan
Budidaya Produk Pertanian
Ilustrasi Konsep Pemanfaatan RTH sebagai Taman Kota yang Vibrant dan Inklusif
Ilustrasi Konsep Penyediaan Hutan Kotan dan Penyediaan Trotoar di Kawasan Industri Pulogadung
V-47 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Bagian 6 :
STUDI LANJUTAN
Berdasarkan hasil revisi, terdapat kesimpulan dan juga saran
studi lanjutan yang harus dilakukan agar rencana tata ruang
wilayah Kota Depok ini terarah secara menyeluruh. Setiap
A. Kesimpulan
studi maupun kajian perencanaan selalu membutuhkan
B. Saran & Rekomendasi
upaya tindak lanjut agar setiap komponen substansi yang
telah direncanakan berjalan sesuai sebagaimana mestinya
dilapangan.
VI-1 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
KESIMPULAN
Studi ini menghasilkan konsep rencana stuktur ruang dan rencana pola ruang yang pengembangan kawasan TOD harus diintegrasikan dengan pengembangan
menjadi komponen utama dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok. Dari kawasan berfungsi campuran berbagai fungsi seperti hunian, komersial, dan
proses pengolahan data dan hasil analisis yang telah dilakukan, meskipun penggunaan perkantoran.
data masih terrbatas, namun setidaknya output yang dihasilkan telah memberikan
gambaran terkait kondisi Kota Depok saat ini dan prediksinya kedepan. Selain c) Penyediaan infrastruktur/Utlitas perkotaan. Pengembangan struktur ruang
menggunakan informasi terkini yang terangkum dalam hasil Focus Group Discussion utama yaitu jaringan jalan yang dilengkapi dengan jalur hijau dan drainase.
tematik bersama para ahli, sebagian besar pengolahan data menggunakan data Bersamaan dengan pengembangan tersebut, juga dikembangkan prasarana
sekunder yang terdiri dari: ICT terpadu (jaringan listrik, kabel telepon, internet, tv kabel, CCTV, maupun
penerangan jalan umum) melalui integrated utility box
a) Citra satelit Quickbird tahun 2019
b) Data-data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok dan Kecamatan Rencana Pola Ruang Kota Depok selain dirancang untuk mengakomodir kebutuhan
Dalam Angka 2018-2019 maupun time series 5 tahunan ruang 20 tahun mendatang, pengembangannya juga fokus untuk mengembalikan
c) Data dan informasi terkait kependudukan, sosial dan budaya, kondisi fisik alam, dan memperkuat peran Depok sebagai kawasan middle-stream DAS Ciliwung, yaitu
iklim dan curah hujan, ekonomi wilayah, penggunaan lahan eksisting, termasuk optimalisasi fungsi kawasan tangkapan dan resapan air. Syarat dan ketentuan yang
beberapa data pendukung dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
harus dipenuhi dalam menentukan peruntukan ruang di Kota Depok adalah:
Depok
a) Pada kawasan yang tadinya berfungsi sebagai kawasan lindung,
Berbekal data dan analisis tersebut, rencana struktur Kota Depok di re-organisasi pengembangan kedepan harus memperhatikan tingkat kepadatan dan
menjadi 13 wilayah pengembangan sebagai upaya mengurai kepadatan yang selama
intensitas ruang agar tidak melanggar fungsi hijau kawasan. Apabila
ini hanya berpusat di Koridor Jalan Margonda, sekaligus memeratakan pembangunan
dengan menerapkan pendekatan polisentris. Salah satu penerapan strategi penting dikembangkan sebagai lahan terbangun, maka teknologi, perancangan,
dalam menghubungkan setiap pusat-pusat kegiatan dan antar sub pusat kegiatan infrastruktur, dan prinsip ekonomi hijau harus diterapkan.
pada 20 (dua puluh) tahun kedepan yaitu dengan tidak hanya membangun sistem
b) Setiap pengembangan kegiatan di sekitar kawasan TOD, arahan penggunaan
jaringan jalan yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah yang lain, tetapi juga
meningkatkan keterpaduan antar moda transportasi. Keterpaduan yang dimaksudkan lahan harus berupa kawasan campuran (mixed use) dengan orientasi
dalam hal ini mencakup beberapa hal, diantaranya: pembangunan vertikal.
VI-2 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Desember 2019
REKOMENDASI
Selama proses penyusunan, tim juga menghadapi kendala atau limitasi akibat juga semakin baik dan akurat.
keterbatasan beberapa hal, antara lain:
c) Keterbatasan waktu. Untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih tepat dalam
a) Keterbatasan data spasial. Hal ini terkait indikasi adanya ketidaksinkronan pengembangan Infrastruktur Hijau di Rencana Pola Ruang, khususnya Ruang
antara data penggunaan lahan (land use) dan tutupan lahan (land cover) yang
Terbuka Hijau (RTH)
mempengaruhi hasil analisis GitBola dan mengakibatkan ketidaksesuaian hasil
di beberapa lokasi di Kota Depok. Selain itu data pendukung lainnya masih Berdasarkan hasil analisis dan output rencana struktur ruang dan pola ruang pada
belum berbasis spasial, namun masih tabular. pembahasan sebelumnya, maka beberapa upaya yang perlu di tindaklanjuti dari studi
b) Ketidaksinkronan data. Penyediaan data layer yang memadai sangat penting revisi materi teknis RTRW Kota Depok 2012-2032 ini adalah sebagai berikut.:
urgensinya untuk proses pengolahan hingga output yang dihasilkan. Semakin
baik kualitas data yang tersedia, maka output analisis GitBola yang dihasilkan
Melakukan elaborasi data spasial antar sektor sehingga lebih Melakukan overlay antara hasil kajian dengan daftar perijinan
mudah dalam merencanakan ruang yang komprehensif. yang sudah keluar. Tahapan ini dilakukan setelah pendataan ulang
Ketersediaan data yang minim dan parsial serta tidak berbasis sebaran izin lokasi selesai diperbaharui. Data ini akan diolah dengan
spasial berimplikasi pada proses pengolahan data yang lama dan menggunakan software GIS untuk selanjutnya dilakukan analisis
output yang tidak sepenuhnya akurat. Oleh karena itu, GiTbola. Output dari analisis ini lebih jauh akan digunakan sebagai
kelengkapan dan upaya mengintegrasikan data menjadi penting dasar dalam menentukan rencana peruntukkan ruang Kota Depok.
untuk mewujudkan rencana penataan ruang yang efektif dan
holistik. Menyelenggarakan konsultasi publik. Kegiatan ini dilakukan
beberapa kali hingga proses penyusunan RTRW selesai. Selain untuk
Pendataan ulang sebaran lokasi yang sudah diberikan izin mensosialisasikan progress penyusunan revisi RTRW Kota Depok,
untuk menentukan peruntukan ruang yang lebih tepat. Upaya ini tujuan keterlibatan dan partisipasi masyarakat ini sekaligus
sangat diperlukan untuk meminimalisir konflik ketidaksesuaian bertujuan untuk menghimpun informasi terkini hingga
antara penetapan rencana tata ruang dengan kondisi di mengklarifikasi draft rencana tata ruang yang sedang disusun.
lapangan.
Melakukan permodelan yang lebih rinci dan akurat dalam
Melakukan survei lapangan untuk mengetahui dinamika
menentukan koridor biru dan koridor hijau. Permodelan ini akan
pembangunan kawasan. Selain untuk mengupdate isu terkini, upaya
berguna sebagai dasar atau acuan yang lebih spesifik dalam
ini bertujuan untuk mengklarifikasi isu di lapangan berdasarkan
mengembangkan potensi situ-situ, danau dan sungai yang ada di
informasi dan pengolahan data sekunder
Depok.
VI-3 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Desember 2019
LAMPIRAN
Pelaksanaan Presentasi Laporan Pendahuluan, 12 November 2019 di Kantor Dinas PUPR Kota Depok Pelaksanaan FGD dengan tema Sosial Kebudayaan Kota 22 November 2019 di Kampus UI Depok
Pelaksanaan FGD dengan tema Lingkungan Perkotaan, 13 November 2019 di Kampus UI Depok
Pelaksanaan FGD dengan tema Infrastruktur Perkotaan, 20 November 2019 di Kampus UI Depok Pelaksanaan Presentasi Draft Antara, 6 Desember 2019 di Kantor Dinas PUPR Kota Depok
VI-4 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
LAMPIRAN
VI-5 MATERI TEKNIS RTRW KOTA DEPOK | Laporan Akhir | Januari 2020
Kerjasama :
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG
Pemerintah Kota Depok
UNIVERSITAS INDONESIA
Pusat Riset Perkotaan dan Wilayah (PRPW)
Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG)